Paguyuban Pasundan (ejaan aslinya Pagoejoeban Pasoendan) adalah organisasi kesundaan yang berdiri sejak tanggal 20 Juli 1913, sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.
Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian sekolah dimulai dengan mendirikan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pasoendan di Tasikmalaya pada tahun 1922, diikuti pendirian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Pasoendan, juga di Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus didirikan, hingga tahun 2022 telah ada 108 sekolah Dasar dan Menengah dan 4 Perguruan Tinggi.
Sebagai organisasi yang sudah tua, tentu saja Paguyuban Pasundan memiliki fondasi dan nilai-nilai yang kuat, sehingga mampu bertahan sampai sekarang. Budaya organisasi dengan demikian diartikan sebagai karakteristik atau pedoman yang diterapkan oleh setiap anggota Paguyuban Pasundan ataupun juga organisasi-organisasi yang menjadi mitra Paguyuban Pasundan dalam mengembangkan kesundaan. Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan adalah suatu nilai yang mampu memotivasi pengurus dan anggota Paguyuban untuk secara efektif bekerja dalam mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu nilai yang dijadikan sebagai budaya organisasi Paguyuban Pasundan, bisa dijadikan alat dalam menentukan arah organisasi dan juga mengarahkan apa yang boleh dan tidak dilakukan.
Pada dasarnya, budaya organisasi Paguyuban Pasundan adalah suatu karakteristik yang terdapat pada suatu organisasi Paguyuban Pasundan dan dijadikan sebagai tuntunan Paguyuban Pasundan sehingga mampu membedakannya dengan organisasi lain, serta menjadi suatu norma dan juga nilai-nilai perilaku yang dipahami serta diterima oleh seluruh anggota Paguyuban Pasundan dan juga digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku di dalam Paguyuban Pasundan.
Tentu saja dengan segala kebesarannya, menjadikan posisi Paguyuban sebagai salah satu benteng terakhir Sunda. Sebab maju mundurnya Sunda ke depan akan sangat bergantung pada kaparigelan Paguyuban Pasundan untuk ngaludang, ngamumule, tur mekarkeun Sunda. Masyarakat Sunda sulit berharap kepada organisasi lain, karena secara existing popularitas, pamor dan aktivitas, jauh dibawah keberadaan Paguyuban Pasundan.
Buku ini dapat anda dapatkan di MANGGUSTORE.COM
https://manggustore.com/budaya-organisasi-paguyuban-pasundan/
4. iv Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
KATA PENGANTAR
Paguyuban Pasundan (ejaan aslinya Pagoejoeban Pasoendan) adalah organisasi
kesundaan yang berdiri sejak tanggal 20 Juli 1913, sehingga menjadi salah satu
organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya,
organisasi ini telah bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik,
ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini berupaya
untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda
tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.
Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang
ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur
pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian sekolah dimulai dengan mendirikan
Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pasoendan di Tasikmalaya pada tahun 1922,
diikuti pendirian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Pasoendan, juga di
Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus
didirikan, hingga tahun 2022 telah ada 108 sekolah Dasar dan Menengah dan 4
Perguruan Tinggi.
Sebagai organisasi yang sudah tua, tentu saja Paguyuban Pasundan memiliki
fondasi dan nilai-nilai yang kuat, sehingga mampu bertahan sampai sekarang.
Budaya organisasi dengan demikian diartikan sebagai karakteristik atau pedoman
yang diterapkan oleh setiap anggota Paguyuban Pasundan ataupun juga organisasi-
organisasi yang menjadi mitra Paguyuban Pasundan dalam mengembangkan
kesundaan. Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan adalah suatu nilai yang
mampu memotivasi pengurus dan anggota Paguyuban untuk secara efektif bekerja
dalam mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu nilai
yang dijadikan sebagai budaya organisasi Paguyuban Pasundan, bisa dijadikan alat
dalam menentukan arah organisasi dan juga mengarahkan apa yang boleh dan tidak
dilakukan.
Padadasarnya,budayaorganisasiPaguyubanPasundanadalahsuatukarakteristik
yang terdapat pada suatu organisasi Paguyuban Pasundan dan dijadikan sebagai
tuntunanPaguyubanPasundansehinggamampumembedakannyadenganorganisasi
lain, serta menjadi suatu norma dan juga nilai-nilai perilaku yang dipahami serta
diterima oleh seluruh anggota Paguyuban Pasundan dan juga digunakan sebagai
dasar dalam aturan perilaku di dalam Paguyuban Pasundan. Budaya organisasi
Paguyuban yang terdapat di dalamnya, sehingga nantinya akan terefleksi dalam
kegiatan setiap pengurus dan anggota Paguyuban Pasundan, mulai dari pekerjaan,
interaksi dengan lingkungan luar, hingga ekspektasi yang diharapkan bisa terwujud
di masa depan.
Tentu saja dengan segala kebesarannya, menjadikan posisi Paguyuban sebagai
salah satu benteng terakhir Sunda. Sebab maju mundurnya Sunda ke depan akan
sangat bergantung pada kaparigelan Paguyuban Pasundan untuk ngaludang,
ngamumule, tur mekarkeun Sunda. Masyarakat Sunda sulit berharap kepada
organisasilain,karenasecaraexistingpopularitas,pamordanaktivitas,jauhdibawah
5. v
Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
keberadaan Paguyuban Pasundan. Tentu saja banyak organisasi-organisasi yang
dibangun untuk mencoba ngaludang, ngamumule, tur mekarkeun Sunda, namun
masih bersifat parsial, tidak se komprehensif Paguyuban Pasundan, seperti yang
tertuang dalam struktur organisasi Paguyuban Pasundan terbaru, dimana bidang-
bidang yang menjadi konsen Paguyuban Pasundan meliputi: Bidang Organisasi,
Pendidikan Tinggi, Pendidikan Dasar dan Menengah, Ekonomi, Hukum dan HAM,
Budaya, Agama, Pemberdayaan Masyarakat, Wanita dan Kesehatan Masyarakat,
Pemuda, Olahraga, Litbang, IT dan Komunikasi, dan Kerja sama.
Oleh karenanya, Paguyuban Pasundan hari ini dan ke depan, harus mampu
mengkoordinasikan dan menjadi payung bagi segenap organisasi atau elemen
kesundaan lainnya. Di samping itu, Paguyuban Pasundan harus pula merancang
“roadmap” Sunda kedepan. Ingin diapakan Sunda kedepan, sekarang menjadi tugas
besar, da bongan posisinya saat ini telah menjadi benteng terakhir untuk menjaga
marwah ki Sunda.
Salah satu upaya adalah dengan mendokumentasikan gerak langkah Paguyuban
Pasundan, dalam bentuk budaya organisasi Paguyuban Pasundan untuk dijadikan
sebagai sebagai fondasi dalam pengembangan Paguyuban Pasundan ke depan.
Paguyuban Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1913, telah memiliki
karakteristik yang dapat dikategorikan budaya organisasi Paguyuban Pasundan.
Terutama setelah nilai nyantri, nyunda, nyakola ditetapkan melalui Surat Keputusan
Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, nomor : 17/KPTS.PB.PP/A/12/2020, tentang
Islam dan Sunda, di masa kepemimpinan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si.
SuratkeputusantersebutmenyangkuttentangbagaimanamengelolaPaguyuban
Pasundan sekarang dan di masa depan bersendikan pada nilai-nilai Nyantri-Nyunda-
Nyakola, Pengkuh Agamana-Jembar Budayana-Luhung Elmuna, serta Silih Asah-Silih
Asih-Silih Asuh. Ketiga nilai ini kemudian disebut sebagai Tri Jati Diri Kepasundanan.
Demikian buku Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan ini disusun sebagai
upaya untuk ngamumule nilai-nilai unggul yang di punyai oleh Paguyuban Pasundan,
sekaligus menjagi tonggak dalam mengembangkan Sunda ke depan.
Dalamkesempatanini,timpenulismengucapkanterimakasihyangtakterhingga
kepada Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si., Ketua
Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si., serta Ketua
Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Dadang Mulyana, M.Si., serta berbagai
pihak yang telah memberikan kontribusinya bagi selesainya dokumen berbentuk
buku yang sederhana ini.
Bandung, Oktober 2022
Penulis
6. vi Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS BESAR
PAGUYUBAN PASUNDAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sampurasun!
Pasundan bagi saya memiliki 2 (dua) makna yang tidak bisa dipisahkan yaitu
Sunda dan organisasi Paguyuban Pasundan, 2 (dua) pengertian yang berbeda, tapi
muaranya sama.
Perjalanan sejarah kehidupan manusia telah menghantarkan kita sampai
ditengah tengah masyarakat yang sedang mengalami proses perubahan, yang bukan
saja bersifat multi dimesional, mendasar, mendalam, meluas, meninggi, dan deras
secara majemuk tetapi juga mengandung rincian-rincian dan nuansa-nuansa. Proses
ini merupakan proses besar yang menyangkut seluruh prikehidupan manusia,
yang ingin menemukan dan mencari identitas jati dirinya sendiri. Menurut hemat
saya proses ini merupakan proses budaya atau proses kehidupan yang mendasar
yang menyebabkan kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang merundung
kehidupan kita.
Terkait dengan hal itu kita tidak bisa membiarkan budaya atau kehidupan ini
berkembangtampaarah,tampabimbingantampastrategiyangterarah.Sehubungan
dengan hal tersebut saya selaku pribadi maupun sebagai ketua umum Paguyuban
Pasundan menyambut baik terbitnya buku Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
ini. Tentu saja dengan harapan bahwa budaya organisasi paguyuban Pasundan
ini di samping berfungsi sebagai ciri khas yang mandiri dari organisasi, juga
untuk membentuk prilaku serta untuk mengendalikan dan mengarahkan seluruh
komponen yang ada di Paguyuban Pasundan ke arah yang sama dalam rangka
pencapaian visi misi dan tujuan organisasi.
Dalam pemahaman saya, tentu saja hal ini harus disertai dengan kesungguhan
serta perjuangan untuk meyakinkan komponen yang ada di organisasi ini tentang
nilai-nilai budaya, tentang akhlak dan moral yang merupakan ciri, identitas, dan
jatidiri yang perlu penguatan. Sekecil apapun sebuah organisasi pastilah memiliki
prinsip dan pandangan yang dipegang bersama sehingga memunculkan budaya
yang unik serta menarik dari sebuah organisasi. Budaya dalam sebuah organisasi
tidak terbentuk dengan sendirinya akan tetapi terbentuk karena adanya komunikasi
organisasi yang terjadi. (West & Turner, 2008:38)
Keunikan Paguyuban Pasundan sehingga bertahan sampai saat ini, karena
memiliki budaya organisasi yang bersendikan pada nilai-nilai lokal Sunda. Nilai-nilai
tersebut saat ini telah diwujudkan menjadi Tri Jatidiri Pasundan, yaitu nilai-nilai
Nyantri-Nyunda-Nyakola, Pengkuh Agamana-Jembar Budayana-Luhung Elmuna,
serta Silih Asah-Silih Asih-Silih Asuh.
AdaptasiTriJatidiriKepasundananmenjadisebuahnilaidiOrganisasiPaguyuban
Pasundan suatu kemampuan dari anggota untuk bisa menyesuaikan diri terhadap
lingkungan Organisasi Paguyuban Pasundan, dengan suatu tujuan yang sama dalam
organisasi. Selain itu adaptasi Tri Jati Diri Kepasundanan ini merupakan suatu
7. vii
Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
cara yang dilakukan oleh seluruh orang dalam Organisasi Paguyuban Pasundan
agar bisa menjadi bahasa sunda yang bernilai di lingkungan Paguyuban Pasundan
dengan suatu tujuan agar mempertahankan bahasa sunda dengan nilai Tri Jati Diri
Kepasundanan.
Oleh karena itu, sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan,
sekali lagi menyambut baik terbitnya buku yang diinisiasi oleh Bidang Organisasi
Paguyuban beserta Yayasan Tinggi Pasundan ini. Buku yang akan memberikan
ruang bagi generasi berikut untuk terlibat lebih dalam mengenal kebudayaan, moral
spiritual, tentang masyarakat yang memiliki nilai-nilai peradaban dinamis. Semoga
dengan terbitnya buku ini, generasi muda Paguyuban Pasundan akan lebih mampu
terlibat secara pro-aktif dalam budayanya sendiri, dengan moral dan pandangan
yang lebih terukur dalam pembentukan jati diri yang merupakan nilai karakter
bangsa.
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Tatar Pasundan, Oktober 2022
Pengurus Besar Paguyuban Pasundan,
Ketua Umum
Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si.
8. viii Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................iv
SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS BESAR PAGUYUBAN PASUNDAN....................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................viii
BAB I BUDAYA ORGANISASI...............................................................................................................1
1.1. Pengertian Budaya Organisasi.......................................................................................2
1.2 Konsep Budaya Organisasi..............................................................................................5
1.3 Fungsi Budaya Organisasi................................................................................................7
1.4 Dimensi Nilai Budaya Organisasi..................................................................................9
BAB II ORGANISASI PAGUYUBAN PASUNDAN.........................................................................11
2.1 Paguyuban Pasundan sebagai Cagar Budaya........................................................11
2.2 Kebijakan Umum: Komitmen Nilai Budaya Sunda dan Islam........................13
2.3 Kebijakan Pendidikan: Berbasis Karakter.............................................................15
2.4 Kebijakan Kebudayaan: Tri Jati Diri Kepasundan...............................................20
BAB III BUDAYA ORGANISASI PAGUYUBAN PASUNDAN.....................................................27
3.1 Adaptasi Nilai Tri Jati Diri Pasundan........................................................................27
3.2 Mobilitas nilai Budaya Tri Jati Diri Pasundan.......................................................32
BAB IV PERAN PENGURUS SEBAGAI INTI BUDAYA ORGANISASI PAGUYUBAN
PASUNDAN...............................................................................................................................................38
BAB V SEMANGAT KEBARUAN DALAM TRI JATI DIRI KEPASUNDANAN.....................66
5.1 Nyantri, Nyunda, dan Nyakola.....................................................................................68
5.2 Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana....................................74
5.3 Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh....................................................................................76
BAB VI PENDIDIKAN KARAKTER DI LEMBAGA PENDIDIKAN PAGUYUBAN
PASUNDAN SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI BUDAYA ORGANISASI PAGUYUBAN
PASUNDAN...............................................................................................................................................81
6.1 Pendidikan Karakter.......................................................................................................81
6.2 Tantangan Pendidikan Karakter.................................................................................86
6.3 Pendidikan Karakter di Lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah
Pasundan..............................................................................................................................88
6.4 Pendidikan Karakter di Lingkungan Pendidikan Tinggi Pasundan......................101
BAB VII PENUTUP............................................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 106
PENGURUS YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI (YPT) PASUNDAN PERIODE 2021-2026...109
PROFIL PENULIS................................................................................................................................ 111
9. 1
Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
BAB I
BUDAYA ORGANISASI
Manusia diciptakan oleh Sang Maha Kuasa dengan kesempurnaannya, dan
manusia secara individu dilahirkan ke dunia ini dengan segala kebebasanya.
Kebebasan ini merupakan hak yang tidak boleh diganggu oleh siapapun. Tapi secara
faktual atau kenyataan kebebasan manusia secara individu itu bisa berlangsung
selama tidak bersinggungan atau menggangu kebebasan individu yang lain.
Pembatasan atau pengekangan hidup itu muncul bermula dari sifat naluriah
alamiah manusia, baik manusia primitif ataupun moderen dalam mempertahankan
hidupnya. Agar supaya dalam rangka mempertahankan hidupnya tidak saling
menggagu, paling tidak munculah apa yang dinamakan “adat” atau tata cara hidup
yang berupa kebiasaaan.
Adat tersebut tentu saja merupakan dari daya cipta, rasa, dan karsa serta karya
yang dihasilkan melalui pikiran manusia. Melalui hal tersebut, hidup dan kehidupan
jaditeraturdantertib.Memangdengancaratersebut,kebebasanmanusiajaditerikat
atau dibatasi. Tapi meskipun demikian, tujuannya hanya satu, yaitu kehidupan
manusia jadi tertib dan teratur. Perkembangan kehidupan manusia seiring dengan
perjalanan waktu semakin komplek terkadang dalam kehidupan moderen, adat
tidak lagi semuanya cocok untuk mengatur ketertiban manusia. Kemudian lahirlah
aturan dan peraturan yang bentuk selanjutnya diteruskan dengan hukum. Dewasa
ini karena kebutuhan untuk ketertiban hidup dan kehidupan yang makin komplek
maka bermunculan jenis-jenis hukum, ada yang mengatur hukum perdagangan,
perkawinan, pidana/kriminal, dll. Tapi sesungguhnya dalam dunia moderen ini di
samping adat, peraturan, norma, hukum ada yang semestinya dimilki manusia yang
lebih dominan pada kehidupan, yaitu–di samping Agama–, ada yang dinamakan
BUDAYA.
Di era kagumulungan dewasa ini merupakan kurun waktu yang penuh proses
perubahan yang demikian cepat dan perubahan yang multi dimensional, mendasar,
mendalam, meluas, meninggi, dan majemuk yang kesemuanya sarat dengan nuansa-
nuansa.Prosesyangdasyatdanpenomenalinimenyangkutkeseluruhprikehidupan
bangsa ini. Di samping terjadi benturan di sana-sini dan dihantam arus globalisasi,
akibatnya seolah-olah ada dua gaya yang saling bertarikan ada gaya sentripugal
dan gaya sentripental. Dalam situasi seperti inilah kita harus tegak berdaulat dan
memiliki budaya yang bermartabat.
Meskipun arti kebudayaan telah secara luas diketahui umum, tapi ada baiknya
dikemukakan kembali apa yang dinamakan kebudayaan yang dirangkum dari
berbagai definisi yang ada. Kebudayaan secara umum bisa diartikan, “Sebagai
sesuatu yang diciptakan sekelompok manusia yang hidup bersama, melalui akal
dan pikirannya sebagai jawaban terhadap segala tantangan kehidupan yang
dihadapinya–baik tantangan jasmani maupun tantangan rohani–sesuai dengan
situasi, kondisi, tempat, dan waktu.”
10. 2 Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
Melihat makna budaya yang dituliskan secara umum di atas, bisa dikatakan
budaya itu secara esensial bersentuhan dengan masalah akal dan pikiran suatu
komunitas atau kelompok tertentu. Budaya bisa menyentuh berbagai kelompok
atau komunitas manusia, termasuk organisasi di dalamnya.
Terkait dengan hal tersebut, suatu organisasi, baik organisasi kecil maupun
organisasi besar, sebagai tempat atau wadah berkumpulnya orang-orang yang juga
menghadapi tantangan kehidupan organisasinya, tentu saja harus memiliki budaya
organisasinya masing-masing. Hal tersebut agar organisasi yang bersangkutan bisa
terus berjalan dalam menghadapi situasi lingkungan, baik lingkungan internalnya
maupun lingkungan ekternal yang dihadapinya.
Paguyuban Pasundan yang merupakan salah satu organisasi etno modern,
membuktikan keberadaannya sampai sekarang tahun 2022 yang telah menginjak
angka 109 tahun. Sejak berdiri tahun 1913 hingga sekarang tahun 2022, Paguyuban
Pasundan konsisten, menggap bahwa bidang pendidikan sebagai wahana kegiatan
aktivitas organisasi yang tidak bisa ditinggalkan dan dibutuhkan masyarakat.
Pertanyaan yang mendasar, apa yang membuat Paguyuban Pasundan mampu
bertahan dan terus eksis hingga lebih satu abad?
Tentu saja banyak faktor yang perlu diuraikan, baik dari sudut pandangan
kesejarahan,sistimpengelolaandantokohtokohyangterlibatsecaralangsunguntuk
menjalankan roda organisasi etnik ini. Tapi paling tidak secara umum bisa dikatakan
personal penggiat yang mengelola organisasi masih teguh memegang komitmen
budaya organisasinya dalam memerangi kokoro/kemiskinan dan kebodohan yang
dilandasi budaya sunda dan agama Islam dalam bingkai emas Pancasila.
Telah kita ketahui bersama, khususnya masyarakat Sunda, tentang berdirinya
Paguyuban Pasundan, baik visi, misi, maupun usaha menyuguhkan pergerakan para
tokoh Pasundan dari sejak berdiri hingga sekarang yang selalu memiliki komitmen
dengan budaya organisasinya. Terkait dengan hal tersebut, dalam buku ini, kami
akan berusaha menyuguhkan ruang lingkup yang terkait dengan budaya organisasi
Paguyuban Pasundan. Pada bab pertama akan kami coba memberikan gambaran apa
yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam pengertian umum. Bab selanjutnya,
membahas yang terkait dengan keorganisasian Paguyuban Pasundan sebagai cagar
budaya. Pada bab selanjutnya akan mencoba menggambarkan bagaimana budaya
organisasiPaguyubanPasundandanperanpengurusintinyasebagaiintidaribudaya
organisasinya.Akandigambarkanjugabagaimanaefektivitasbudayaorganisasiyang
dijalankan Paguyuban Pasundan. Pada bab akhir, akan kami coba membahas terkait
dengan semangat kebaruan dalam budaya nyantri, nyunda, dan nyakola. Terakhir,
bagaimana implementasi nilai-nilai budaya organisasi Paguyuban Pasundan serta
pendidikan karakter yang diterapkan di lembaga pendidikan Pasundan.
1.1. Pengertian Budaya Organisasi
Secara sederhana, budaya organisasi bisa diartikan sebagai karakteristik
ataupunpedomanyangditerapkanolehsetiapanggotaorganisasiataupunkelompok
di dalam usaha tertentu. Budaya organisasi memiliki peranan yang penting dalam
memotivasi dan juga meningkatkan efektivitas kerja suatu organisasi, baik itu dalam
jangka pendek atau jangka panjang. Selain itu, budaya organisasi juga bisa dijadikan
11. 3
Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
sebagai alat dalam menentukan arah organisasi dan juga mengarahkan apa yang
boleh dan tidak dilakukan.
Pada dasarnya, pengertian dari budaya organisasi adalah suatu karakteristik
yang terdapat pada suatu organisasi dan dijadikan sebagai tuntunan organisasi
atau perusahaan sehingga mampu membedakannya dengan organisasi lain, serta
menjadi suatu norma dan juga nilai-nilai perilaku yang dipahami serta diterima
oleh seluruh anggota organisasi dan juga digunakan sebagai dasar dalam aturan
perilaku di dalam organisasi tersebut.
Budaya dalam suatu organisasi akan melibatkan seluruh pengalaman, filosofi,
ekspektasi dan juga seluruh nilai yang terdapat di dalamnya, sehingga nantinya akan
terefleksi dalam kegiatan setiap anggota, mulai dari pekerjaan, interaksi dengan
lingkungan luar, hingga ekspektasi yang diharapkan bisa terwujud di masa depan.
Ndraha (1997:21) memaknai budaya organisasi berfungsi sebagai identitas
serta citra dari suatu masyarakat untuk mampu mengikat masyarakat tersebut,
serta berfungsi sebagai sumber daya, kekuatan penggerak, meningkatkan nilai
lebih, panduan pola perilaku, warisan, pengganti formalisasi, mekanisme adaptasi
perubahan, dan proses yang menjadikan suatu bangsa kongruen dengan negara lain,
sehingga akan terbentuk nation-state. Sementara Robbins (1999:294) menjelaskan
bahwa budaya organisasi berperan dalam menetapkan tapal batas, identitas untuk
suatu anggota di dalam organisasi, memudahkan munculnya komitmen, dan juga
meningkatkan kemantapan dalam hal sistem sosial.
Sedangkan Siagian (1992:153), menjelaskan bahwa budaya ini memiliki
peran dalam menentukan batas perilaku, mewujudkan rasa memiliki untuk para
anggotanya, mewujudkan rasa komitmen, meningkatkan ikatan kuat pada seluruh
anggota, dan alat pengendali perilaku pada setiap organisasi di dalam perusahaan
atau organisasi tersebut. Lebih diperjelas lagi oleh Needle, melibatkan suatu aturan
tertulis dan juga tidak tertulis, bahasa, kebiasaan, simbol, asumsi, visi, sistem,
norma, nilai, serta kepercayaan. Sebagian ahli lainnya juga ada yang menjelaskan
bahwa organisasi justru lebih menekan dan membentuk perilaku karyawan di
dalam organisasi tersebut.
Dalam pandangan lain, Budaya organisasi didefinisikan sebagai suatu kerangka
kerja kognitip yang memuat sikap, nilai-nilai, norma-norma dan pengharapan
bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota organisasi (Greenberg dan Baron,
2000). Robbins (2002:279) menjelaskan bahwa budaya organisasi menyangkut
bagaimana para anggota melihat organisasi tersebut, bukan menyangkut apakah
para anggota organisasi menyukainya atau tidak, karena para anggota menyerap
budaya organisasi berdasarkan dari apa yang mereka lihat atau dengar di dalam
organisasi. Dan anggota organisasi cenderung mempersepsikan sama tentang
budayadalamorganisasitersebutmeskipunmerekaberasaldarilatarbelakangyang
berbeda atau bekerja pada tingkat tingkat keahlian yang berlainan dalam organisasi
tersebut. Sehingga budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai- nilai yang
menjadi pengangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan
juga perilakunya dalam organisasi.
Menurut Geert Hofstede dalam Wibowo (2010, p.15), menyatakan bahwa
budaya terdiri dari mental program bersama yang mensyaratkan respon individual
pada lingkungannya. Definisi tersebut mengandung makna bahwa kita melihat
12. 111
Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
PROFIL PENULIS
Dr. Makbul Mansyur, M.Si., lahir di Desa Kareo Kecamatan Talaga
Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat pada tanggal 27 Juli
1954 sebagai anak kelima dari enam bersaudara (empat kakak
perempuan dan satu adik perempuan). Lahir dari pasangan H.
Mansur (almarhum) dan Hj. Isoh (almarhumah). Menikah pada
tanggal 24 Mei 1980 di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang
dengan Nining Suningsih sampai sekarang dan dikaruniai 5 anak,
tiga perempuan dua laki-laki, yaitu: Dinna Nurmalaila, Marina Makbul, Subhan
Ramdani, Ega Ningsih dan Agi Wirahadikusumah. Dari tiga pasangan yang sudah
menikah telah dikaruniai lima cucu (4 laki-laki dan 1 perempuan).
Riwayat pendidikan: Pendidikan Dasar Negeri Panyindangan lulus tahun 1968
(5 tahun), PGAN 4 Tahun Talaga lulus tahun 1972, PGAN 6 Tahun Talaga lulus tahun
1974, Sarjana Muda Administrasi dan Supervisi Pendidikan IKIP Bandung lulus
1978, Sarjana Pendidikan Administrasi Pendidikan IKIP Bandung lulus tahun 1982,
S2 Administrasi Publik UNIGA lulus tahun 2001, dan tahun 2013 melanjutkan S3
Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Pasundan.
Pengalaman bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil: Tahun 1982 s.d. 1989 guru
SPG Negeri Kuningan, tahun 1989 s.d. 1996 guru SMA Negeri Budaya Organisasi
Perspektif Administrasi Publik 173 3 Kuningan (alih fungsi dari SPG ke SMA), tahun
1996 s.d. 1998 Kepala SMA Negeri 1 Cisurupan Garut, 1998 s.d. 2001 Kepala SMA
Negeri 1 Leles Garut, 2001 s.d. 2003 Kepala SMA Negeri 1 Tarogong (SMAN 1 Garut),
tahun 2003 s.d 2005 Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdik Kabupaten Garut,
tahun 2004 PLH Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, tahun 2005 s.d. 2009
Staf Ahli BAPEDA Kabupaten Garut, tahun 2009 s.d. 2014 Pengawas SMA/SMK
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, dan 27 Juli 2014 Purnabakti/Pensiun.
Pengalaman mengelola Pendidikan Tinggi: Tahun 1983 ikut merintis/mem
bidani lahirnya STKIP Kuningan dan berkiprah sampai tahun 1996, STKIP Kuningan
adalah cikal bakal lahirnya UNIKU di Kabupaten Kuningan. Jabatan yang pernah
diduduki: Sekretaris Jurusan ADPEN, Pembantu Bidang Akademik, Ketua Bidang
PPL. Pada tahun 2007 – 2011 diberi tugas/mandat oleh Pengurus Besar Paguyuban
Pasundan sebagai Bendahara YPT Pasundan, tahun 2011 sampai sekarang 2015
diberi mandat Ketua YPT Pasundan (pengurus) untuk mengelola: Universitas
Pasundan, STIE Pasundan Bandung, STH Pasundan Sukabumi dan STKIP Pasundan
Cimahi.
Kiprah di organisasi Paguyuban Pasundan: Tahun 1985 s.d. tahun 2014 Ketua
Paguyuban Pasundan Cabang Kuningan (6 periode), Sekretaris Bidang Pendidikan
Tinggi PB Paguyuban Pasundan (2005 – 2010) dan periode 2010 – 2015 Sekretaris
Bidang Pendidikan Tinggi PB Paguyuban Pasundan. Pengalaman organisasi sosial
kemasyarakatan/profesi: Sekretaris Umum PGRI PD II Kabupaten Kuningan
(1993-1996), Ketua Bidang Cendekiawan DPD Golkar Kabupaten Kuningan (1993-
1996), Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Kabupaten Kuningan (1990-1995), Ketua
13. 112 Budaya Organisasi Paguyuban Pasundan
DHR angkatan 45 Kuningan, Bendahara Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA
Kabupaten Garut (1998 – 2001), Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA
Kabupaten Garut (2001-2003).
Dr. Eden Komarudin Soeardi, M.Si. Lahir di Bandung, 24 April 1958.
Gelar Sarjana Muda, penulis peroleh dari Unpas Bandung Jurusan
Administrasi Negara pada tahun 1983. Kemudian, penulis menempuh
pendidikan S-1 (Strata Satu) Jurusan Administrasi Negara di Unpas
Bandung, lulus tahun 1987; S-2 (Strata Dua) Jurusan Kebijakan Publik
di UNPAS Bandung, lulus tahun 2004; dan S-3 (Strata Tiga) Jurusan
Administrasi Publik di Unpas Bandung, lulus tahun 2016.
Pengalaman jabatan yang penulis miliki, antara lain: sebagai Anggota Pengurus
di Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan (2005-2010), sebagai Sekretaris di Yayasan
Pendidikan Tinggi Pasundan (2010-2015), dan Wakil Sekretaris di Yayasan
Pendidikan Tinggi Pasundan (2015-2020). Untuk pengalaman mengajar, tahun
2007-2010, penulis mengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu
Sosial Budaya Dasar di STKIP Pasundan Cimahi, PJKR.
Karyatulisilmiahyangpernahpenulisbuat,antaralain:“PengaruhKepemimpinan
Partisipatif dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Pasundan di Kota Bandung”
(Tesis, 2003) dan “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif dan Budaya Organisasi
terhadap Efektivitas Organisasi pada SMA dan SMK Pasundan” (Disertasi, 2010).