Menurut Quraish Shihab, fatwa berasal dari bahasa Arab al-ifta, al-fatwa yang secara sederhana dimengerti sebagai "pemberian keputusan.” Fatwa bukanlah keputusan hukum yang dibuat dengan mudah dan sekendak hati, yang disebut membuat hukum tanpa dasar (al-tahakkum). Fatwa senantiasa terkait dengan siapa yang berwenang memberi fatwa (ijazah al-ifta), kode etik fatwa (adab al-ifta), dan metode pembuatan fatwa (al-istinbat). Definisi al-Qaradawi membatasi fatwa hanya pada masalah hukum, bukan masalah akidah atau akhlak. Kemudian penanya, tidak harus selalu diketahui latar belakangnya oleh mufti. Karena penanya (mustafti) bisa siapa saja dan di mana saja. Terakhir fatwa adalah hasil kerja mufti yang dapat dilakukan secara personal atau kelembagaan. Demikian pula dengan mustafti bisa personal ataupun komunitas. Link Buku: MANGGUSTORE.COM https://manggustore.com/dinamika-fatwa-keuangan-syariah/

1. Dinamika Fatwa Keuangan
Syariah
Dr. Sofian Al-Hakim, M. Ag.

2. 1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana pen-
jara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan secara komesial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam ben-
tuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
©Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Diterbitkan oleh Penerbit Manggu Makmur Tanjung Lestari
Bandung, 2021
Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
Penyusun: Dr. Sofian Al-Hakim, M. Ag.
Penyunting: M. A. P.
Desain Sampul: Rifqi Z.
Desain Isi: Mutiara A. P.
Penerbit:
MANGGU MAKMUR TANJUNG LESTARI
(ANGGOTA IKAPI)
Bandung—Indonesia
www.penerbitmanggu.co.id
2021
252 hlm.; 17,5 cm × 25 cm
ISBN 978-623-6003-34-3

3. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah iii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji milik Allah Rabb penguasa alam semesta, sumber
pengetahuan tak ada duanya Tauhid Ilmu. Shalawat dan Salam semoga tercurah
limpah keharibaan junjunan alam, Muhammad Shallahu alaihi wassalam. Semoga kita
mendapat petunjuk yang mendekatkan langkah menuju Ridha Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Dengan izin Allah, alhamdulillah penulisan buku ajar dengan judul“Dinamika Fatwa
KeuanganSyariah”inidapatselesaidikerjakan.Walaupunbelumsempurna,semogabuku
ini dapat menjadi bacaan bagi mahasiswa yang mempelajari fatwa terkait ekonomi
syariah. Dalam ekonomi syariah khususnya sektor keuangan, fatwa menjadi rujukan
dalam menetapkan syariah dan tidak syariahnya sebuah produk dan aktivitas keuangan
syariah. Karena itu, mempelajari fatwa menjadi bagian yang penting agar mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana konsep fatwa secara komprehensif dan benar.
Pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ajar ini wabil khusus kepada:
1. Rakyat Indonesia yang telah membayar pajak dan sebagian pajaknya di­
gunakan sebagai pembiayaan untuk penulisan buku ini.
2. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Mahmud, M.Si. telah
menetapkan penulis sebagai penerima bantuan penulisan buku ajar tahun
2021;
3. Ketua LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Husnul Qodim, S.Ag., M.A,
yang telah memberikan kesempatan untuk menulis buku ajar ini;
4. Ketua Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, Dr. Deni Miharja, M.Ag,
yang telah memberikan arahan dan panduan dalam penulisan buku ajar ini
sehingga buku ajar ini selesai;

4. iv Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
5. Staf Administrasi, LP2M yang tidak kenal lelah melayani teknis maupun non
teknis terkait laporan litapdimas ini untuk kluster penulisan buku ajar;
6. Mamah, Hj. Ratna Rahliah yang tiada henti mendoakan anaknya agar men­
jadi anak sholeh yang berguna bagi mahluk di dunia;
7. Kepada istriku Fitriani “umi” Cahyati yang menemani suaminya siang malam,
mendorong untuk berkarya dan menulis;
8. Kepada Azka dan Nadia yang harus merelakan waktu bermainnya untuk abi
mengetik di lantai dua.
9. Kepada Sekprod Magister HES yang mau diajak berdiskusi dan menemani
proses penyelesaian administrasi penulisan buku ajar;
10. KepadaYudi Khairi Abdillah, MH., yang telah membantu membaca ulang dan
menyiapkan bahan-bahan untuk penulisan buku ajar ini.
Banyak kesalahan dan kekurangan yang ditemukan pada buku ajar ini. Mudah-
mudahan kesalahan dan kekurangan itu dapat ditemukan dan dicarikan jalan
keluarnya. Sehingga buku ajar ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik.
Bandung, September 2021
Penulis
Sofian Al-Hakim

5. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah v
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................................................................v
Bab I
Konsep Fatwa...................................................................................................................................................1
A. Pengertian Fatwa..........................................................................................................................1
B. Rukun Fatwa...................................................................................................................................3
1. Mustafti....................................................................................................................................3
2. Mustafta Fih............................................................................................................................8
3. Istifta......................................................................................................................................11
4. Mufti.......................................................................................................................................12
5. Ifta...........................................................................................................................................20
6. Fatwa.....................................................................................................................................26
C. Hubungan Antara Syariah, Fikih, Qanun, Qadha dan Fatwa .....................................29
D. Ringkasan.....................................................................................................................................32
E. Evaluasi..........................................................................................................................................33
Bab II
Fatwa dan Industri Keuangan Syariah..................................................................................................34
A. Karakteristik Fatwa Ekonomi Syariah..................................................................................34
B. Posisi Fatwa dalam Pengembangan Industri Keuangan Syariah..............................45
C. Ringkasan.....................................................................................................................................48
D. Evaluasi..........................................................................................................................................49
Bab III
Dinamika Fatwa............................................................................................................................................50
A. Prinsip-prinsip Penetapan Fatwa.........................................................................................50
B. Faktor-faktor Perubahan Fatwa.............................................................................................53

6. vi Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
1. Teori Perubahan Sosial....................................................................................................53
2. Teori Perubahan Fatwa...................................................................................................60
3. Faktor-Faktor Pengubah Fatwa....................................................................................66
a. Perubahan Tempat..................................................................................................66
b. Perubahan Waktu....................................................................................................67
c. Perubahan Kondisi..................................................................................................68
d. Perubahan Tradisi....................................................................................................68
e. Perubahan Pengetahuan......................................................................................72
f. Perubahan Kebutuhan Manusia.........................................................................72
g. Perubahan Kemampuan Manusia.....................................................................73
h. Perubahan Situasi Sosial, Ekonomi, dan Politik............................................73
i. Perubahan Pendapat dan Pemikiran................................................................74
j. ‘Umum al-Balwa .......................................................................................................75
C. Ringkasan.....................................................................................................................................75
D. Evaluasi..........................................................................................................................................76
Bab IV
Lembaga-lembaga Fatwa di Beberapa Negara.................................................................................77
A. Lembaga Fatwa Di Malaysia...................................................................................................77
1. Sejarah Lembaga Fatwa di Malaysia..........................................................................77
2. Struktur Pengurusan Hal Ehwal Agama Islam di Malaysia.................................79
3. Kedudukan Fatwa di Malaysia......................................................................................80
3. Metode Ijtihad Lembaga Fatwa Malaysia................................................................82
4. Fatwa yang Dikeluarkan oleh Lembaga Fatwa di Negara Malaysia................83
a. Fatwa tentang Tajuk: Zakat Kumpulan Wang Simpanan Pekerja
(KWSP)..........................................................................................................................83
b. Fatwa-fatwa Penubuhan Bank Susu.................................................................83
c. Fatwa Pembayaran Zakat Menggunakan Mana-mana Kad Kredit
Islamik..........................................................................................................................85
B. Lembaga Fatwa Singapura ....................................................................................................85
1. Sejarah berdirinya Majlis Ugama Islam Singapura...............................................85
2. Panitia Fatwa Majlis Ugama Islam Singapur ..........................................................88
3. Peran Fungsi Majlis Ugama Islam Singapura..........................................................89
4. Panitia Fitrah.......................................................................................................................89
C. Kedudukan Fatwa di Brunei Darussalam...........................................................................91
D. Kedudukan Fatwa di Mesir.....................................................................................................94

7. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah vii
E. Tugas-tugas Lembaga Fatwa Mesir.....................................................................................96
1. Struktur Kelembagaan Lembaga Fatwa Mesir.......................................................97
a. Dewan Fatwa.............................................................................................................97
b. Pusat Riset Islam.......................................................................................................98
c. Pusat Pelatihan Fatwa..........................................................................................101
d. Pusat Terjemah........................................................................................................101
e. Pusat Komunikasi dan Fatwa Elektronik........................................................101
2. Tim-Tim Khusus Lembaga Fatwa Mesir...................................................................101
F. Ringkasan...................................................................................................................................102
G. Evaluasi........................................................................................................................................103
Bab V
Lembaga Fatwa Ekonomi Syariah Di Indonesia..............................................................................104
A. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)................................104
B. Metode Ijtihad DSN-MUI........................................................................................................123
C. Ringkasan ..................................................................................................................................129
D. Evaluasi .......................................................................................................................................130
Bab VI
Lembaga Fatwa Ekonomi Syariah Di Malaysia.................................................................................131
A. Majlis Penasihat Syariah Bank Negara Malaysia (MPS-BNM)....................................131
B. Metode Ijtihad MPS-BNM......................................................................................................140
C. Ringkasan ..................................................................................................................................145
D. Evaluasi........................................................................................................................................146
Bab VII
Fatwa Tentang Riba...................................................................................................................................147
A. Fatwa Majlis Ulama Indonesia Tentang Riba..................................................................147
B. Fatwa Muhammadiyah tentang Riba ..............................................................................151
C. Fatwa tentang Riba NU..........................................................................................................154
D. Fatwa Dewan Hisbah Persis tentang Riba ......................................................................158
E. Ringkasan ..................................................................................................................................159
F. Evaluasi .......................................................................................................................................160

8. viii Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
Bab VIII
Fatwa Mudharabah....................................................................................................................................161
A. Fatwa Mudharabah DSN-MUI .............................................................................................161
B. Fatwa MPS-BNM tentang Mudharabah............................................................................168
C. Fatwa AAOIFIO Tentang Mudharabah..............................................................................169
D. Ringkasan ..................................................................................................................................172
E. Evaluasi .......................................................................................................................................172
Bab IX
Fatwa Murabahah......................................................................................................................................173
A. Fatwa Murabahah DSN-MUI.................................................................................................173
B. Fatwa Murabahah MPS-BNM...............................................................................................177
C. Fatwa Murabahah AAOFI.......................................................................................................180
D. Ringkasan ..................................................................................................................................186
E. Evaluasi........................................................................................................................................187
Bab X
Fatwa Ijarah..................................................................................................................................................188
A. Fatwa Ijarah DSN-MUI ...........................................................................................................188
B. Fatwa Ijarah MPS-BNM ..........................................................................................................193
C. Fatwa Ijarah AAOFI..................................................................................................................197
D. Ringkasan ..................................................................................................................................198
E. Evaluasi........................................................................................................................................199
Bab XI
Fatwa Wakalah.............................................................................................................................................200
A. FatwaWakalah DSN-MUI........................................................................................................200
B. Fatwa Wakalah MPS-BNM.....................................................................................................205
C. Fatwa Wakalah AAOIFI...........................................................................................................208
D. Ringkasan...................................................................................................................................211
E. Evaluasi........................................................................................................................................212
Bab XII
Fatwa Tentang Fintech..............................................................................................................................213
A. Fatwa DSN-MUI tentang Fintech.........................................................................................213
B. Fatwa MPS-BNM tentang Fintech ......................................................................................217

9. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah ix
C. Ringkasan ..................................................................................................................................220
D. Evaluasi .......................................................................................................................................220
Bab XIII
Fatwa Tentang Asuransi...........................................................................................................................221
A. Fatwa DSN-MUI ........................................................................................................................221
B. Fatwa MPS-BNM.......................................................................................................................224
C. Fatwa AAOIFI.............................................................................................................................228
D. Ringkasan...................................................................................................................................229
E. Evaluasi .......................................................................................................................................230
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................231
Biodata Penulis............................................................................................................................................241

10. x Dinamika Fatwa Keuangan Syariah

11. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah 1
Bab I
Konsep Fatwa
A. Pengertian Fatwa
Kata fatwa berakar dari kata ‫ي‬ – ‫ت‬ – ‫ف‬. Menurut Ibn Manzur, fatwa adalah isim
masdaryangartinyamemberifatwa(ifta).1
Maknaiftadapatdipahamidalamduakonteks,
yaitu: pertama, sebagai curah pendapat dalam diskusi. Seperti, aku memberi ide pe­
mikiranketikadiamenyampaikangagasan (‫هل‬ ‫ا‬ ‫ت‬
� ‫ب‬
�‫ع‬ ‫ذا‬ِ‫إ‬ ‫رآها‬ ‫ي‬
�‫رؤ‬
ً ‫ن‬
�‫فال‬ ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬
ْ
‫ف‬
َ
‫)أ‬. Kedua,
memberi jawaban atas pertanyaan. Seperti, aku memberi fatwa atas masalah ketika
aku menjawab­nya (‫ا‬ ‫ن‬
�‫ع‬ ‫جبته‬
َ
‫أ‬ ‫ذا‬ِ‫إ‬ ‫لته‬
َ
‫مسأ‬ ‫ي‬
‫ف‬
� ‫يته‬َ‫ت‬
ْ
‫ف‬
َ
‫أ‬‫و‬).2
Fatwa juga berarti saling men­
somasidalamkontekskonflikhukum (‫ليه‬ِ‫إ‬‫ا‬‫و‬‫تفع‬‫ر‬‫ا‬‫و‬‫ليه‬ِ‫إ‬‫ا‬‫و‬‫امك‬
‫ت‬
�‫معناه‬‫ليه‬ِ‫إ‬‫ا‬‫و‬
َ
‫فات‬
َ
‫ت‬
ً
‫قوما‬‫ن‬
َ
‫)أ‬.
Ulama yang lain berpendapat bahwa kata fatwa berasal dari kata al-fata artinya
pemuda yang gagah perkasa. Karena pemuda itu mampu menye­
lesaikan masalah
dengan jelas. Isim masdar lainya adalah al-futya artinya menjelaskan masalah dari
perspektif hukum (‫حاكم‬
َ‫أ‬
‫ال‬ ‫من‬ ‫املشلك‬ ‫ن‬ ‫ي‬
�‫)تبي‬. Penggunaan kata fatwa dalam
pengertian yang berkembang hari ini merupakan isti’arah dari makna al-fata.3
1
Menurut Ibn Manzur kata (‫الفتوى‬) dan (‫الفتيا‬) adalah masdar yang berarti (‫فتاء‬ ‫إ‬
‫ال‬) memberi petuah. Menurut al-
Ashaqar kata futya lebih banyak digunakan dibanding fatwa. Menurut al-Ashaqar, kata futya lebih fasahah di­banding
fatwa. Setidaknya 12 kitab hadits menggunakan kata futya. Muhammad Sulaiman Abdullah al-Ashaqar, al-Futya wa
Manahij al-Ifta: Bahth al-Usuli (Kuwait: Maktabah al-Manar al-Islamiyah, 1986), hlm. 7. Namun, belakangan kata futya
tidak sering lagi digunakan. Kata yang lebih lazim digunakan untuk mendeskripsikan jawaban mufti atas mustafti
adalah fatwa.
2
Ibn Manzur, Lisan al-‘Arab Juz 15 (Beirut: Dar Sadir, t.th), hlm. 145; lihat juga Wuzarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-
Islamiyah al-Kuwait, al-Mawsu’ah al-Fiqhiyah, Juz 32 (Kuwait: Dar al-Sawah, 1995), hlm. 20.
3
)‫ة‬ َ
‫ار‬ َ‫ع‬ِ‫ت‬ ْ
‫االس‬ ِ
‫يل‬ِ‫ب‬ َ
‫س‬‫ىل‬َ‫ع‬ ِ
ّ
‫ن‬ َ
‫الس‬ ِ
‫ف‬
� َ‫ت‬
�
َ
‫ف‬
ْ
‫ال‬ ْ
‫ن‬ ِ
‫م‬ ِ
‫اف‬
َ
‫ش‬
َ
‫ك‬
ْ
‫ال‬ ِ
‫ف‬
�‫ى‬ ِ
َ‫ش‬
�ْ‫خ‬ َ
‫م‬َ
‫ز‬
ْ
‫ال‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬‫ا‬ َ َ
‫ك‬, ْ
‫ت‬
َ
‫ق‬ِ‫ت‬
ْ
‫اِش‬,ِ‫ة‬
َ
‫ث‬ِ‫اد‬َ‫احل‬ ‫ي‬ ِ
‫ف‬
� ُ
‫اب‬َ
‫و‬َ‫الج‬:
ً
‫ة‬
َ
‫غ‬
ُ
‫ل‬‫ى‬َ
‫و‬َ‫ت‬
َ
‫(الف‬Yusufal-Qaradawi,
al-Fatawa Baina al-Indibat wa at-Tasayyub (Kairo:Dar al-Sahwah lil Nashir wa al-Tawzi, 1988), hlm. 11.

12. 2 Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
Dalam kitab Mu’jam Lughat al-Fuqaha, fatwa didefinisikan sebagai berikut:
4 ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬
َ
‫ل‬
َ
‫ا‬ َ
‫س‬ ْ
‫ن‬ َ ِ
‫ل‬ ُ‫يه‬ِ‫ق‬
َ
‫الف‬ ُ‫ه‬ُ‫ن‬ِ
ّ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ ِ
‫ذ‬
َّ
‫ال‬ ٌّ‫ي‬ ِ
‫ع‬ْ َّ‫ش‬
�‫ال‬ ُ ْ
‫ك‬ُ‫احل‬ : ‫ى‬َ
‫و‬َ‫ت‬
َ
‫ف‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ا‬
Fatwa adalah hukum syara’yang dijelaskan oleh seorang ahli fikih untuk orang yang bertanya
kepadanya.
Menurut Quraish Shihab, fatwa berasal dari bahasa Arab al-ifta, al-fatwa yang
secara sederhana dimengerti sebagai "pemberian keputusan.” Fatwa bukanlah ke­
putusan hukum yang dibuat dengan mudah dan sekendak hati, yang disebut
membuat hukum tanpa dasar (al-tahakkum). Fatwa senantiasa terkait dengan siapa
yang berwenang memberi fatwa (ijazah al-ifta), kode etik fatwa (adab al-ifta), dan
metode pembuatan fatwa (al-istinbat).5
Yusuf Qaradawi memahami makna fatwa
dalam konteks kekinian. Menurut Qaradawi fatwa adalah:
ٍ
‫ائل‬ َ
‫س‬ ِ
‫ل‬
َ
‫ؤا‬ ُ
‫س‬ ‫ىل‬َ‫ع‬ ً‫ب‬
�‫ا‬َ
‫و‬ َ
‫ج‬ َ‫ي‬
�‫ا‬ َ
‫ض‬
َ
‫ق‬
ْ
‫ال‬ ْ
‫ن‬ ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ي‬ ِ
‫ض‬
َ
‫ق‬ ِ
‫ف‬
� ِ
ّ‫ي‬ ِ
‫ع‬ْ َّ‫ش‬
�‫ال‬ ِ
ْ
‫ك‬ُ‫احل‬
ُ
‫ان‬َ‫ي‬َ‫ب‬ : ‫ا‬ً‫ع‬ْ َ‫ش‬
� ‫ى‬َ
‫و‬َ‫ت‬
َ
‫الف‬
6 ٌ
‫ة‬َ‫اع‬َ َ‫ج‬
� ْ
‫و‬
َ
‫ا‬ ٌ‫د‬ ْ
‫ر‬
َ
‫ف‬ , ٌ‫م‬َ ْ‫ب‬
� ُ‫م‬ ْ‫م‬
َ
‫ا‬
َ
‫ن‬
َ
‫ك‬ ٌ‫ن‬ َّ‫ي‬
� َ‫ع‬ ُ‫م‬
Fatwa adalah penjelasan hukum syara’dan beragam isu sebagai jawaban atas pertanyaan dari
penanya yang jelas maupun tidak jelas, baik personal maupun komunal.
Definisi al-Qaradawi membatasi fatwa hanya pada masalah hukum, bukan
masalah akidah atau akhlak. Kemudian penanya, tidak harus selalu diketahui latar
belakangnya oleh mufti. Karena penanya (mustafti) bisa siapa saja dan di mana saja.
Terakhir fatwa adalah hasil kerja mufti yang dapat dilakukan secara personal atau
kelembagaan. Demikian pula dengan mustafti bisa personal ataupun komunitas.
Tim penulis ensiklopedi hukum Islam Van Hoeve menambahkan salah satu
sifat dari fatwa yaitu tidak mengikat sebagai salah satu krikteria fatwa. Menurut tim
penulis, fatwa berarti pendapat yang dikemukakan seorang mujtahid atau faqih
sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa dalam suatu kasus yang sifatnya
tidak mengikat. Pihak yang meminta fatwa tersebut bisa pribadi, lembaga, maupun
kelompok masyarakat. Fatwa yang dikemukakan mujtahid atau fakih tersebut tidak
mesti diikuti oleh orang yang meminta fatwa, dan karenanya fatwa tersebut tidak
4
Muhammad Dawis dan Hamid Sadiq, Mu’jam Lughat al-Fuqaha (Beirut: Dar al-Nafais, 1985), hlm. 339.
5
Quraisy Shihab, “Era Baru, Fatwa Baru” dalam H.B Hooker, Islam Mazhab Indonesia (Bandung: Mizan, 2003),
hlm. 16.
6
Yusuf al-Qaradawi, al-Fatawa Baina …, hlm. 11.

13. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah 3
mempunyai daya ikat.7
Menurut Amir Syarifuddin, secara definitif memang sulit me­
rumuskan tentang ifta’ atau berfatwa itu. Namun dapat dibuat rumusan sederhana,
yaitu:“usaha memberikan penjelasan tentang hukum syara’ oleh ahlinya kepada orang
yang belum mengetahuinya.”8
Dari rumusan sederhana tersebut, dengan mudah dapat
diketahui hakikat atau ciri-ciri tertentu dari berfatwa tersebut, yaitu:
1. ifta adalah usaha memberikan penjelasan;
2. penjelasan yang diberikan itu adalah tentang hukum syara’ yang diperoleh
melalui hasil ijtihad;
3. yang memberikan penjelasan itu adalah orang yang ahli dalam bidang yang
dijelaskannya itu; dan
4. penjelasan itu diberikan kepada orang yang bertanya yang belum mengetahui
hukumnya.9
Dengan demikian proses mendapatkan fatwa atau konsultasi hukum agar men­
dapatkan fatwa (futya) memiliki enam komponen, yaitu: penanya (mustafti), pertanyaan
(mustafta fih), proses bertanya (istifta), yang ditanya (mufti), proses menjawa (ifta) dan
jawaban (fatwa). Enam komponen itu dapat disebut sebagai rukun fatwa.
B. Rukun Fatwa
1. Mustafti
Mustafti adalah orang yang meminta fatwa. Ia adalah orang yang tidak memiliki
kompetensi untuk ber-ijtihad, baik orang awam yang tidak memiliki pengetahuan atau
ilmuwan yang hanya mengetahui sebagian ilmu sehingga tidak memiliki kualifikasi
mujtahid.10
Orang dengan kualifikasi ini harus (yajib) bertanya (istifta) jika memiliki
kasus hukum.11
Jika di daerahnya tidak ditemui mufti, maka mustafti harus mencari
7
Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid I (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000), hlm. 326.
8
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh..., Jilid II (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 455.
9
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh …, hlm. 455.
10
Al-Amidi, al-Ihkam fi Usul al-Ahkam..., Jilid IV (Riyad: Dar al-Sami’i, 2003), hlm. 270; Wahbah al-Zuhaili, Usul
al-Fiqh al-Islami…, hlm. 1156.
11
Al-Nawawi, Adab al-Fatwa wa al-Mufti wa al-Mustafti (Damaskus: Dar al-Fikr, 1988), hlm. 71. Berkaitan dengan
mustafti, al-Nawawi membahas sepuluh masalah, yaitu: 1) kualifikasi; 2) kewajiban mencari mufti bagi orang awam;
3) memililih mazhab; 4) memeilih pendapat mufti yang beragam; 5) daya ikat fatwa; 6) pengulangan fatwa pada kasus

14. Dinamika Fatwa Keuangan Syariah 241
Biodata Penulis
Dr. Sofian Al-Hakim, M. Ag., lahir di Bandung, 26 Juli 1974. Penulis
bekerja di Fakultas Syari’ah dan HukumUIN Sunan Gunung Djati
Bandung, dengan keahlian pokok Ushul Fiqih. Bidang-bidang keahlian
penulis lainnya, yaitu: Fiqih Muamalah, Hukum Ekonomi Syariah,
Kaidah Fikih Muamalah, Industri halal, Wisata Halal.
KantorpenulisberalamatdiGedungPascaSarjanaUINBandungJalanCimencrang
Panyileukan Gedebage, Kota Bandung, (022) 7802276. email yang dimiliki penulis:
sofyanalhakim@uinsgd.ac.id.
Penulis lulus S-1 di Fak. Syariah IAIN Bandung dalam bidang studi perdata pidana
islam tahun 1996, lulus S-2 di PPS IAIN Bandung dalam bidang studi hukum islam dan
prananta sosial tahun 2003, dan lulus S-3 di SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
bidang studi syariah tahun 2019.
Pengalaman organisasi penulis, antara lain: 1) Depatemen Pendidikan dan Latihan
MES sebagai ketua tahun 2016-2019; 2) Divisi Riset Tijari Institute sebagai direktur
tahun 2010-2015; 3) Majelis Tajrih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Jawa Barat sebagai wakil ketua tahun 2016-2022; 4) Yayasan Tranformasi Masyarakat
Madani Bandung sebagai bendahara tahun 1999-sekarang; 5) Lembaga Amil Zakat
Bait Al-Hikmah sebagai sekretaris tahun 2008-2013; 6) Koperasi Bina Baraya Fakultas
Syariah dan Hukum sebagai sekretaris tahun 2016-2020; 7) Departemen Wisata Halal
MES Jabar sebagai ketua tahun 2019-2022; 8) POSDHESI (Perkumpulan Program
Studi dan Dosen Hukum Ekonomi Syariah Indonesia) sebagai wakil sekretaris tahun
2019-2024; 9) Pleno DSN-MUI sebagai anggota tahun 2020-2025; dan 10) DSN-MUI
Perwakilan Jawa Barat sebagai anggota tahun 2019-2024.
Penulis pernah mempunyai bebeapa pengalaman bekerja, di antaranya: Jurnal
Asy-Syariah: Forum Studi Hukum dan Pranata Sosial sebagai editor tahun 2003–

15. 242 Dinamika Fatwa Keuangan Syariah
sekarang; Jurusan Muamalah Fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai
sekretaris tahun 2003-2007; Laboratorium Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung
Djati Bandung sebagai ketua tahun 2007-2011 dan tahun 2011-2015; Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah (Muamalah) UIN SGD Bandung sebagai ketua tahun 2014-2019; dan
Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) UIN SGD Bandung sebagai
ketua tahun 2019-2023.