Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku. Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun demikian, solusi numerik ini secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1) ada beberapa persamaan yang mendekati kombinasi linier, akibat adanya โround off errorโ dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan adanya akumulasi โround off errorโ pada proses komputasi akan berakibat domain bilangan nyata (fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya akibat dari jumlah persamaan yang terlalu besar.
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku. Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun demikian, solusi numerik ini secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1) ada beberapa persamaan yang mendekati kombinasi linier, akibat adanya โround off errorโ dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan adanya akumulasi โround off errorโ pada proses komputasi akan berakibat domain bilangan nyata (fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya akibat dari jumlah persamaan yang terlalu besar.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
ย
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Root-Finding Methods
Metode Numerik | Sistem Persamaan Non-Linear
MENCARI AKAR PERSAMAAN
Didasarkan pada materi kuliah oleh Sudarmaji dan artikel-artikel dari Wikipedia.org
Theodorus Permana, 30 September 2013
Geophysics
3. BISECTION METHOD
Digunakan untuk menyelesaikan
persamaan kontinu f(x) = 0 yang terdefinisi
pada interval dari a hingga b, dimana f(a)
dan f(b) memiliki tanda yang berlawanan.
ASUMSI
Fungsi f memiliki
sedikitnya satu akar
yang berada diantara
a dan b, jika f kontinu,
real, dan berubah
tanda
DEFINISI
4. BISECTION METHOD
Pilih dua angka a dan b sehingga f(a) dan f(b)
Memiliki tanda yang berlawanan
Misal, a = 1 dan b = 2
DIKETAHUI ๐ ๐ = ๐ ๐ โ ๐ โ ๐
STEP 1
๐ ๐ = ๐ ๐ โ ๐ โ ๐ = โ๐
๐ ๐ = ๐ ๐ โ ๐ โ ๐ = +๐
5. BISECTION METHOD
Hitung nilai tengah c dan nilai fungsi f(c)
๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐ โ ๐
STEP 2
๐ =
๐ + ๐
๐
=
๐ + ๐
๐
= ๐. ๐
๐ ๐. ๐ = ๐. ๐ ๐ โ ๐. ๐ โ ๐ = โ๐. ๐๐๐
6. BISECTION METHOD
Cek kondisi-kondisi berikut:
๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐ โ ๐
STEP 3
๐ ๐ ๐ ๐ < ๐ โ ๐ = ๐ ๐๐๐ง ๐ = ๐A
๐ ๐ ๐ ๐ > ๐ โ ๐ = ๐ ๐๐๐ง ๐ = ๐B
๐ ๐ ๐ ๐ = ๐ โ ๐๐๐ซ๐ก๐๐ง๐ญ๐ขC
Akar persamaan ada di antara a dan c
Akar persamaan ada di antara c dan b
Akar persamaan adalah c
๐ ๐ ๐ ๐. ๐ = โ๐ โ โ๐. ๐๐๐ > ๐
KONDISI B TERPENUHI
Ubah a2 = 1.5 dan b2 = 2
7. BISECTION METHOD
hitung lagi c menggunakan nilai a dan b
yang baru, kemudian lanjut ke STEP 3
Hitung perkiraan error absolut:
๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐ โ ๐
STEP 4
โ ๐ =
๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ โ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
ร ๐๐๐
โ ๐ =
๐. ๐๐ โ ๐. ๐
๐. ๐๐
ร ๐๐๐ = ๐๐. ๐๐%
๐ ๐ =
๐ ๐ + ๐ ๐
๐
8. BISECTION METHOD
Bandingkan nilai error absolut dengan
nilai error (toleransi) yang telah ditentukan
๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐ โ ๐
STEP 5
โ ๐ > โ ?
Apakah
YA Lanjut ke STEP 2 dengan
Nilai a dan b yang baru
TIDAK STOP
9. BISECTION METHOD ๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐ โ ๐
Iterasi n an bn cn โ % f(cn)
1 1 2 1.5 14.28 โ0.125
2 1.5 2 1.75 7.69 1.6093750
3 1.5 1.75 1.625 4.00 0.6660156
โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ
10 1.5195313 1.5214844 1.5205078 0.0642285 โ0.0051789
11 1.5205078 1.5214844 1.5209961 0.0321040 โ0.0022794
12 1.5209961 1.5214844 1.5212402 0.0160461 โ0.0008289
13 1.5212402 1.5214844 1.5213623 0.0080257 โ0.0001034
14 1.5213623 1.5214844 1.5214233 0.0040094 0.0002594
15 1.5213623 1.5214233 1.5213928 0.0020047 0.0000780
Setelah 13 iterasi, nilai c konvergen ke nilai
1.521. Nilai tersebut kemudian dianggap
sebagai akar persamaan
11. BISECTION METHOD
f(a) dan f(b) bertanda
sama, tapi masih
mungkin terdapat
akar di antara a dan b
TEORI
f(a) dan f(b) berubah
tanda, mungkin
terdapat lebih dari
satu akar di antara
a dan b
13. BISECTION METHOD
KELEBIHAN
โข Selalu konvergen
โข Interval (b - a) selalu menjadi
separuhnya pada setiap iterasi, maka
konvergensinya linear
KELEMAHAN
โข Konvergensi lambat
โข Jika nilai a atau b dekat dengan akar
persamaan yang dicari, konvergensinya
jadi lebih lambat lagi
16. NEWTON-RAPHSON METHOD
Digunakan untuk menyelesaikan
persamaan f(x) = 0 yang differentiable
DIKETAHUI
โข Fungsi f
โข f โ = turunan dari fungsi tersebut
โข x0 = tebakan awal dari akar fungsi
DEFINISI
TIPS
x0 dapat dicari dengan metode-metode
yang lebih sederhana, seperti metode
Bisection
17. NEWTON-RAPHSON METHOD
Hitung pendekatan nilai akar yang baru
STEP 1
๐ ๐ = ๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐
๐โฒ ๐ ๐
Hitung error absolut
STEP 2
โ ๐ =
๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ โ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
ร ๐๐๐
18. Bandingkan nilai error absolut dengan
nilai error (toleransi) yang telah ditentukan
STEP 3
โ ๐ > โ ?
Apakah
YA Lanjut ke STEP 1 dengan
Nilai x yang baru
TIDAK STOP
NEWTON-RAPHSON METHOD
19. NEWTON-RAPHSON METHOD
PERSAMAAN UMUM
๐ ๐+๐ = ๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐
๐โฒ ๐ ๐
KELEBIHAN
โข Konvergensi kuadratik, jika memang
konvergen
โข Hanya butuh satu tebakan awal
21. NEWTON-RAPHSON METHOD
KELEMAHAN
Pembagian oleh Nol
Misalkan fungsi:
๐ ๐ = ๐ ๐
โ ๐. ๐๐๐ ๐
+ ๐. ๐ ร ๐๐โ๐
= ๐
Dalam bentuk Newton-Raphson menjadi:
๐๐+๐ = ๐๐ โ
๐๐
๐
โ ๐. ๐๐๐๐
๐
+ ๐. ๐ ร ๐๐โ๐
๐๐๐
๐
โ ๐. ๐๐๐๐
Jika ๐ ๐ = ๐ atau ๐ ๐ = ๐. ๐๐, penyebutnya
akan menjadi nol
22. NEWTON-RAPHSON METHOD
KELEMAHAN
Osilasi di dekat Maksimum Lokal
atau Minimum Lokal
Hasil dari metode ini mungkin saja tidak
konvergen ke suatu akar, tapi konvergen
ke maksimum atau minimum lokal
Hal ini dapat berujung pada pembagian
oleh nilai yang mendekati nol, dan
hasilnya menjadi divergen
24. NEWTON-RAPHSON METHOD
KELEMAHAN
Root
Jumping
Jika fungsi f(x) berosilasi dan memiliki
beberapa akar, kita terkadang memilih
tebakan awal yang mendekati satu dari
akar-akar tersebut. Namun, tebakan
tersebut dapat โmelompatโ dan malah
konvergen ke akar yang lain
26. SECANT METHOD
dari Metode Newton
PENURUNAN RUMUS
๐ ๐+๐ = ๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐
๐โฒ ๐ ๐
cari pendekatan untuk turunan pertama
๐โฒ(๐ ๐) =
๐ ๐ ๐ โ ๐(๐ ๐โ๐)
๐ ๐ โ ๐ ๐โ๐
Substitusikan menjadi
๐ ๐+๐ = ๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ๐ ๐ โ ๐ ๐โ๐
๐ ๐ ๐ โ ๐(๐ ๐โ๐)
27. SECANT METHOD
Padahal, metode Secant ditemukan lebih
dari 3000 tahun sebelum metode Newton
ditemukan!
FAKTA
Pendekatan Garis Secant
๐จ๐ฉ
๐จ๐ฌ
=
๐ซ๐ช
๐ซ๐ฌ
Prinsip segitiga
sebanding
PENURUNAN RUMUS 2
29. DIKETAHUI
โข Fungsi f
โข x0 dan x1 = tebakan awal dari akar
fungsi, tidak harus mengapit akar yang
akan dicari, namun diusahakan nilainya
dekat dengan akar yang dicari.
Jika x0 dan x1 tidak cukup dekat dengan
akar yang dicari, maka metode ini tidak
dijamin dapat konvergen
SECANT METHOD
TIPS
x0 dan x1 dapat dicari dengan metode yang
lebih sederhana, seperti Bisection
30. SECANT METHOD
STEP 1
Hitung nilai pendekatan akar yang baru
menggunakan x0 dan x1
๐ ๐+๐ = ๐ ๐ โ
๐ ๐ ๐ ๐ ๐ โ ๐ ๐โ๐
๐ ๐ ๐ โ ๐(๐ ๐โ๐)
Hitung error absolut
โ ๐ =
๐ ๐+๐ โ ๐ ๐
๐ ๐+๐
ร ๐๐๐
31. Bandingkan nilai error absolut dengan
nilai error (toleransi) yang telah ditentukan
STEP 2
โ ๐ > โ ?
Apakah
YA
Nilai xn = xn+1 dan xn-1 = xn
Lanjut ke STEP 1 dan cari
xn+1 yang baru
TIDAK STOP
NEWTON-RAPHSON METHOD
32. NEWTON-RAPHSON METHOD
KELEBIHAN
โข Konvergensinya cepat, jika memang
konvergen
โข Konvergensi superlinear, di antara
linear dan kuadratik
โข Butuh dua tebakan awal yang tidak
harus mengapit akar yang dicari
KELEMAHAN
โข Pembagian oleh Nol
โข Root Jumping
33. SECANT METHOD
FAKTA
pendekatan untuk turunan pertama
๐โฒ(๐ ๐) =
๐ ๐ ๐ โ ๐(๐ ๐โ๐)
๐ ๐ โ ๐ ๐โ๐
disebut juga pendekatan
FINITE-DIFFERENCE
yang akan dipelajari di bab-bab berikutnya
34. SUMMARY
INPUT TEBAKAN AWAL DARI AKAR PERSAMAAN
BISECTION
Dua nilai, harus mengapit akar yang
dicari, fungsi harus berlawanan tanda di
antara kedua nilai tersebut
NEWTON-RAPHSON
Satu nilai, sebisa mungkin dekat dengan
akar yang dicari
SECANT
Dua nilai awal yang tidak harus mengapit
akar yang dicari, tapi diusahakan dekat
dengan akar yang dicari
35. SUMMARY
INPUT โ FUNGSI YANG AKAN DISELESAIKAN
BISECTION
Fungsi f(x)
NEWTON-RAPHSON
Fungsi f(x) dan turunan pertamanya f โ(x)
SECANT
Fungsi f(x)
36. SUMMARY
KONVERGENSI
BISECTION
Pasti konvergen, konvergensi linear
(orde 1)
NEWTON-RAPHSON
Belum pasti konvergen, tapi jika memang
konvergen, konvergensinya kuadratik
(orde 2)
SECANT
Belum pasti konvergen, tapi jika memang
konvergen, konvergensinya superlinear
(orde โ1.618)