SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
BIOENERGIK
(metabolisme energi &
pengaturan suhu)




                        1
 Hukum Termodinamika I :
  “Energi tidak dapat diciptakan atau
  dimusnahkan” , tapi dapat diubah dari
  bentuk yang satu ke bentuk lain.

Sumber energi     : energi kimia
  (makanan)
(energi input)

Pemakaian         : energi kimia, mekanik,
(energi output)    listrik, osmotik, panas
                                       2
Sumber energi : KH, Protein &
Lemak

  Bahan baku tubuh berasal dari bahan
   makanan
  Bahan makanan
               penghancuran secara kimia
               oleh ENZIM


     Mikromolekul pembentuk
       karbohidrat,lipid & protein


                                           3
Sumber energi : KH, Protein &
Lemak
   Protein
  Telur → asam amino → sintesa
    albumin
  (mengandung albumin)    serum

   Karbohidrat
  Nasi → glukosa → sintesa glikogen
    otot
  (mengandung pati)
                                      4
Sumber energi : KH, Protein &
Lemak
   Lemak / lipid
  Mentega → asam lemak → lemak tubuh
              gliserol




                                       5
 METABOLISME = ‘perubahan’
  Semua transformasi kimiawi dan energi yang
    terjadi di dalam tubuh

 KATABOLISME = pelepasan energi,
  untuk dimanfaatkan

 ANABOLISME = pengambilan /
  penyimpanan energi


                                        6
Metabolik interaksi
 “Fed State” atau metabolisme absorptif :
  proses-proses anabolik
 Jalur reversibel condong ke proses anabolik
 Energi KH disintesis dan disimpan
 Asam amino membentuk protein,
  kelebihannya disimpan

 “Fasted state” or metabolisme post-
  absorptif : proses-proses katabolik
• Jalur condong untuk menyediakan energi
  bagi metabolisme
• cadangan → glukosa darah → organ yang
  membutuhkan.                              7
8
Regulasi Insulin




                   9
Regulasi Glukagon




                    10
Energi Aerobik & Anaerobik
 Simpanan energi : glikogen, lemak &
  protein
 Aerobik : fosforilasi oksidatif
 Anaerobik :
   ATP ‘ready to use’
   fosfokreatin
   glikolisis

                                        11
Ringkasan konversi metabolik antar nutrien




                                         12
Energi input                       Energi output
                                    Internal work     Thermal energy
  Food energy      Metabolic pool
                                                          (heat)
                      in body
                                    External work
                                                          75 %

                                       25 %
                   Energy storage



Laju metabolik (matabolic rate) : kecepatan pemakaian
energi oleh tubuh (kerja eksternal & internal), per satuan waktu.
► kecepatan produksi panas
► kilokalori / jam (kalori / jam)

Kalori : jumlah panas yg diperlukan untuk menaikkan suhu
1 kg H2O sebesar 1oC dari suhu 15oC ke 16oC.                     13
Cara pengukuran laju
  metabolisme

1. Langsung : prinsip seperti kalorimeter bom.
   Objek dimasukkan ke ruang tertutup.
   Dihitung kenaikan temperatur yang
   dihasilkan.

2. Tidak langsung : kalori dihitung dengan
   mengetahui jumlah O2 yg digunakan, CO2 yg
   dihasilkan.

                                            14
Bomb calorimeter= direct
     calorimetry




                           15
Nilai kalori bahan makanan

Bomb          Coefficient     Adjustment   Nilai kalori
calorimeter   of              for -NH2     fisiologis
(kalori       digestibility
potensial)
Kcal/gram           %                      Kcal/gram

CHO =4.10          97                           4.0

PROT =5.65         92             -1.3          4.0
                               kcal/gram
FAT   =9.45        92                           9.0


ALCOHOL            100                          7.0
      =7.0                                                16
Tujuan pengukuran laju
metabolisme :
  1. Menentukan keperluan kalori pada
     keadaan basal, dan selama
     melakukan pelbagai kerja tertentu.
  2. Menyusun diit yang sesuai dengan
     kebutuhan kalori seeorang.
  3. Membantu menegakkan diagnosa
     berbagai gangguan metabolisme.
                                          17
Jumlah pemakaian energi (BB =
70 kg) selama melakukan
berbagai aktivitas :
 Aktivitas        Energi (Kkal/jam)
 Tidur                      65
 Duduk                     100
 Mengetik                  140
 Jalan santai              200
 Berenang                  500
 Menaiki tangga           1,100



                                      18
Penggunaan energi harian


1.Basal Metabolic Rate
  (BMR) - 60-75%
2.pencernaan &
  penyimpanan
  makanan – 10%
3. Aktivitas fisik –
  15-30%


                           19
1.BMR (Tingkat Metabolik Dasar)

Berupa jumlah terkecil pemakaian energi
 internal dalam keadaan terjaga.
Untuk mempertahankan kehidupan dalam
 keadaan minimal (aktivitas metabolik dasar)
mencakup :
 - pertumbuhan, perbaikan, maintenance sel.
 -transmisi saraf
 -metabolisme otot dalam keadaan istirahat.

Nilai normal : berkisar 900 – 1900 kkal.
                                           20
Kondisi pengukuran BMR :

1. Istirahat fisik, minimal 30 menit.
2. Istirahat mental (untuk memperkecil :
   tonus otot rangka & sekresi epinefrin)
3. Suhu ruangan nyaman (tidak kepanasan
   & tidak kedinginan)
4. Tidak makan dalam 12 jam terakhir




                                       21
   BMR tinggi pada :
    Usia muda
    Permukaan tubuh luas
    Stress, demam
    Hyperthyroidism
    Kehamilan


   BMR rendah pada :
    Pertambahan usia
    puasa
    malnutrisi
                            22
2. Aktivitas fisik (Kerja otot)
Besarnya bergantung pada :
   Jumlah otot yang terlibat
   Berat yang dipindahkan
   Masa / lamanya aktivitas
 Kerja otot yang ringan ; duduk,
  berdiri, mengenakan pakaian akan
  menaikkan metabolisme 25-60 % di
  atas taraf basal.
 Kerja mental yang berat; pemecahan
  soal matematik hanya menaikkan 3-4
  % (Benedict).                        23
3. Pemasukan
       makanan
 Peningkatan produksi panas akibat
  pemasukan makanan disebut sebagai
  Specifik Dynamic Action (SDA) .
 Kenaikan panas dimulai 1 jam setelah
  masuk makanan, maksimum pada jam
  ketiga, dan dipertahankan di atas taraf basal
  selama 6 jam / lebih.
 SDA paling tinggi disebabkan protein (30
  %). Karbohidrat 6 % dan lemak 4 %. SDA
  makanan campuran rata-rata ± 10 %.
                                            24
Pengaruh Suhu lingkungan &
 suhu tubuh
 Batas nyaman suhu “comfort zone” : pria 28-
  31oC, wanita 27-33oC. Dalam batas ini tidak
  ada pengeluaran keringat ataupun menggigil.


 Suhu lingkungan rendah merangsang
  produksi panas tubuh.
 Kenaikan suhu tubuh akan menaikkan taraf
  metabolisme. Kenaikan suhu tubuh 1oC akan
  meningkatkan taraf basal sebesar 13-14 %.
                                         25
Pengaruh hormon

 Berbagai hormon dapat mempengaruhi
  metabolisme energi
 Penting : katekolamin- epinefrin &
  norepinefrin dan tiroksin.
 Sekresi maksimal katekolamin dapat
  meningkatkan metabolisme 30-80 % (efek
  terhadap lemak & karbohidrat)
 Tiroksin mempengaruhi oksidasi seluler. Pada
  hipotiroid BMR 25-40 % dibawah normal,
  hipertiroid BMR 40-80 di atas normal.
                                          26
3 status keseimbangan energi

 Balanced energy
  intake: not losing or
  gaining weight
 Negative energy
  balance (weight
  loss): energy intake
  < energy expended
 Positive energy
  balance (weight
  gain): energy intake
  > energy expended
                                 27
SUHU TUBUH




             28
Kenapa menjaga keseimbangan ST menjadi PENTING ?

            Laju aktifitas ENZIM dipengaruhi oleh
            Temperatur/Suhu
                                  37°C
                                         43°C
 Activity
                  Reversible                   Non-Reversible
                                             55°C




                         Temperature
                                                           29
 Manusia adalah homeothermic.
 ST internal (core) : 36.1 - 37.80C.




                                        30
 Suhu normal → metabolisme sel stabil

 ↑ suhu tubuh (41oC) → kejang
             (gangguan fungsi saraf)
             (43oC) → denaturasi
  protein             irreversibel →
  kematian

 ↓ suhu tubuh → ↓ aktivitas metab.
                 ↓ Kebutuhan O2

                                       31
Termoregulatorik

Suhu inti (central core)
  SSP
  Thoraks, abdomen, otot-otot rangka
Suhu lapisan pembungkus (outer shell)
  Kulit & jaringan subkutis


  Range : oral → 36,1 – 37,2 oC
       rektal → 36,1 – 37,8 oC          32
Body Temperatures: Core
              and Skin
COLD                             Normal                                HOT
                                  37o C

 Core Temperature

 27o C                             37o C                            47o C

                    Normal
                    33-34o C

 Skin Temperature

 27o C                             37o C                            47o C

                                                                            33
 Skin temperature tends to be colder than core temperature at a normal state
Variasi suhu tubuh :

  Biological clock (jam biologis)
   ↓ Morning ( 6-7   am
                          ), ↑ evening ( 5-7 pm)
  Menstrual cycle
   ovulation – menstruation : ↑ 0,5oC
  Exercise
  Suhu lingkungan yg ekstrim


                                                   34
keseimbangan ST
menyerupai keseimbangan
ENERGY

    Heat Gain (HG) = Pembentukan Panas

    Heat Loss (HL) = Pembuangan Panas

    HG >> HL = +  ST meningkat

    HG << HL = -  ST menurun

    HG = HL = 0  ST tidak berubah

                                     35
Regulation of Body Temperature




                               36
                            Figure 24.25
Faktor pembentuk panas
(HG):
  BMR
  Aktivitas otot
  Hormon : tiroksin, katekolamin
   (adrenalin, noradrenalin)
  SDA makanan
  Lingkungan (radiasi, konduksi)
  menggigil


                                    37
Faktor pengeluaran panas
(HL):
   Radiasi
   Konduksi        terpenting
   Konveksi
   evaporasi
   Urine & Feces




                                 38
TERMORESEPTOR




               HIPOTALAMUS ; sensitivitas 0,01oC




      Suhu dingin         mengaktifkan         Suhu panas




        REGIO POSTERIOR                  REGIO ANTERIOR



            ↑ HEAT GAIN                   ↓ HEAT GAIN
            ↓ HEAT LOSS                   ↑ HEAT LOSS
                                                            39
Respon tubuh terhadap
perubahan suhu

           Somatik
           Otonomik
           Hormonal
           Perilaku

                        40
Respon terhadap suhu panas

Respon somatik : berkipas,
 mencari tempat teduh

Respon otonom : vasodilatasi
 pembuluh kulit, berkeringat.
Respon hormonal : -

Respon perilaku: apatis, malas
 bergerak, minum, pakaian tipis.   41
Respon terhadap suhu dingin

Respon somatik : menggigil,
 berolahraga
Respon otonom : vasokonstriksi,
 piloereksi

Respon hormonal (humoral) :
 sekresi epinefrin
Respon perilaku (behavior) :
 mengenakan pakaian tebal,         42

 curling up, makan.
Various Sites
to Measure
Skin
Temperature




                43
Istilah
 Afibril: suhu tubuh normal
 Pireksia: suhu di atas normal
 Hiperpireksia: demam tinggi
  (>41oC)
 Hipotermia: suhu tubuh dibawah
  normal.



                                   44
DEMAM




        45
DEMAM
 Demam – peningkatan suhu tubuh
  akibat adanya peningkatan suhu set
  point di hipotalamus.

 Hipertermia – peningkatan suhu
  tubuh akibat ketidakseimbangan
  antara pembentukan dan
  pembuangan panas.

                                       46
Virus,
   bakteria                  Pirogen endogen : Cytokines
Kompleks imun
  Sel tumor


     antipiretik    Prostaglandin



                                       Menaikkan
                   HYPOTHALAMUS        set point di
                                       hipotalamus

                                                      47
Patofisiologi
demam
          - menggigil

          - merinding

          - vasokonstriksi

          - Merasa
             ‘kedinginan’
                             48
Patofisiologi demam
bila “thermostat” hipotalamus kembali normal
   (karena diberi antipiretik atau penyakit
   sembuh), suhu kembali turun ke nilai normal:

           •berkeringat

           •Vasodilatasi

           •Merasa ‘kepanasan’

                                                  49

More Related Content

What's hot

What's hot (15)

Termoregulasi baru
Termoregulasi baruTermoregulasi baru
Termoregulasi baru
 
Sistem termoregulasi
Sistem termoregulasiSistem termoregulasi
Sistem termoregulasi
 
Novi punya
Novi punyaNovi punya
Novi punya
 
Prosedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vitalProsedur pemeriksaan tanda vital
Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Judullllll 2
Judullllll 2Judullllll 2
Judullllll 2
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
 
termoregulasi
termoregulasitermoregulasi
termoregulasi
 
Bioenergetika revisi
Bioenergetika revisiBioenergetika revisi
Bioenergetika revisi
 
Termoregulasi
Termoregulasi Termoregulasi
Termoregulasi
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewan
 
Laporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatisLaporan praktikum homeostatis
Laporan praktikum homeostatis
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 

Similar to Bioenergik

metabolisme energi -S1-.ppt
metabolisme energi -S1-.pptmetabolisme energi -S1-.ppt
metabolisme energi -S1-.pptssuserb6baaa
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfSarahKusumahBakti
 
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupanenergi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupanhidnisa
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalMJM Networks
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaCahya
 
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Mas Wakhid
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.pptAgathaHaselvin
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKhaerulAmri12
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka siksiskamei
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisAdhy Laupada
 
Pengukuran Suhu.pptx
Pengukuran Suhu.pptxPengukuran Suhu.pptx
Pengukuran Suhu.pptxFikriNawie
 
pengaturan suhu tubuh-blok.pptx
pengaturan suhu tubuh-blok.pptxpengaturan suhu tubuh-blok.pptx
pengaturan suhu tubuh-blok.pptxnawalasmadi
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppttifannie
 

Similar to Bioenergik (20)

metabolisme energi -S1-.ppt
metabolisme energi -S1-.pptmetabolisme energi -S1-.ppt
metabolisme energi -S1-.ppt
 
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdfpengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
pengaturan suhu tubuhbhdvfhvhfgefervguerv.pdf
 
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupanenergi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
 
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vitalmakalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
makalah Prosedur pemeriksaan tanda vital
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Mekanisme tubuh
Mekanisme tubuhMekanisme tubuh
Mekanisme tubuh
 
Hipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermiaHipo&hiperthermia
Hipo&hiperthermia
 
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
 
Suhu tubuh
Suhu tubuhSuhu tubuh
Suhu tubuh
 
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppttermoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
termoregulasi-baru-1-termoregulasi-baru-1.ppt
 
energi
energienergi
energi
 
energi(1).pptx
energi(1).pptxenergi(1).pptx
energi(1).pptx
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptxKeseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
Keseimbangan suhu tubuh Keperawatan Dasar.pptx
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka sik
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Pengukuran Suhu.pptx
Pengukuran Suhu.pptxPengukuran Suhu.pptx
Pengukuran Suhu.pptx
 
pengaturan suhu tubuh-blok.pptx
pengaturan suhu tubuh-blok.pptxpengaturan suhu tubuh-blok.pptx
pengaturan suhu tubuh-blok.pptx
 
suhu tubuh.ppt
suhu tubuh.pptsuhu tubuh.ppt
suhu tubuh.ppt
 

More from Candra Prasetia

More from Candra Prasetia (10)

Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksiBangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
 
Sistem urinari
Sistem urinariSistem urinari
Sistem urinari
 
Konsep umum penyakit, neoplasia, dan infeksi
Konsep umum penyakit, neoplasia, dan infeksiKonsep umum penyakit, neoplasia, dan infeksi
Konsep umum penyakit, neoplasia, dan infeksi
 
Integumentary system
Integumentary systemIntegumentary system
Integumentary system
 
Cairan tubuh farmasi
Cairan tubuh farmasiCairan tubuh farmasi
Cairan tubuh farmasi
 
Sistem limfatik farmasi
Sistem limfatik farmasiSistem limfatik farmasi
Sistem limfatik farmasi
 
Radiofarmasi
RadiofarmasiRadiofarmasi
Radiofarmasi
 
Sulfadiazine
SulfadiazineSulfadiazine
Sulfadiazine
 
Plant glycosides
Plant glycosidesPlant glycosides
Plant glycosides
 
Swelling agents1
Swelling agents1Swelling agents1
Swelling agents1
 

Recently uploaded

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 

Recently uploaded (20)

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

Bioenergik

  • 2.  Hukum Termodinamika I : “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan” , tapi dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk lain. Sumber energi : energi kimia (makanan) (energi input) Pemakaian : energi kimia, mekanik, (energi output) listrik, osmotik, panas 2
  • 3. Sumber energi : KH, Protein & Lemak  Bahan baku tubuh berasal dari bahan makanan  Bahan makanan penghancuran secara kimia oleh ENZIM Mikromolekul pembentuk karbohidrat,lipid & protein 3
  • 4. Sumber energi : KH, Protein & Lemak  Protein Telur → asam amino → sintesa albumin (mengandung albumin) serum  Karbohidrat Nasi → glukosa → sintesa glikogen otot (mengandung pati) 4
  • 5. Sumber energi : KH, Protein & Lemak  Lemak / lipid Mentega → asam lemak → lemak tubuh gliserol 5
  • 6.  METABOLISME = ‘perubahan’ Semua transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh  KATABOLISME = pelepasan energi, untuk dimanfaatkan  ANABOLISME = pengambilan / penyimpanan energi 6
  • 7. Metabolik interaksi  “Fed State” atau metabolisme absorptif : proses-proses anabolik  Jalur reversibel condong ke proses anabolik  Energi KH disintesis dan disimpan  Asam amino membentuk protein, kelebihannya disimpan  “Fasted state” or metabolisme post- absorptif : proses-proses katabolik • Jalur condong untuk menyediakan energi bagi metabolisme • cadangan → glukosa darah → organ yang membutuhkan. 7
  • 8. 8
  • 11. Energi Aerobik & Anaerobik  Simpanan energi : glikogen, lemak & protein  Aerobik : fosforilasi oksidatif  Anaerobik :  ATP ‘ready to use’  fosfokreatin  glikolisis 11
  • 12. Ringkasan konversi metabolik antar nutrien 12
  • 13. Energi input Energi output Internal work Thermal energy Food energy Metabolic pool (heat) in body External work 75 % 25 % Energy storage Laju metabolik (matabolic rate) : kecepatan pemakaian energi oleh tubuh (kerja eksternal & internal), per satuan waktu. ► kecepatan produksi panas ► kilokalori / jam (kalori / jam) Kalori : jumlah panas yg diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg H2O sebesar 1oC dari suhu 15oC ke 16oC. 13
  • 14. Cara pengukuran laju metabolisme 1. Langsung : prinsip seperti kalorimeter bom. Objek dimasukkan ke ruang tertutup. Dihitung kenaikan temperatur yang dihasilkan. 2. Tidak langsung : kalori dihitung dengan mengetahui jumlah O2 yg digunakan, CO2 yg dihasilkan. 14
  • 15. Bomb calorimeter= direct calorimetry 15
  • 16. Nilai kalori bahan makanan Bomb Coefficient Adjustment Nilai kalori calorimeter of for -NH2 fisiologis (kalori digestibility potensial) Kcal/gram % Kcal/gram CHO =4.10 97 4.0 PROT =5.65 92 -1.3 4.0 kcal/gram FAT =9.45 92 9.0 ALCOHOL 100 7.0 =7.0 16
  • 17. Tujuan pengukuran laju metabolisme : 1. Menentukan keperluan kalori pada keadaan basal, dan selama melakukan pelbagai kerja tertentu. 2. Menyusun diit yang sesuai dengan kebutuhan kalori seeorang. 3. Membantu menegakkan diagnosa berbagai gangguan metabolisme. 17
  • 18. Jumlah pemakaian energi (BB = 70 kg) selama melakukan berbagai aktivitas : Aktivitas Energi (Kkal/jam) Tidur 65 Duduk 100 Mengetik 140 Jalan santai 200 Berenang 500 Menaiki tangga 1,100 18
  • 19. Penggunaan energi harian 1.Basal Metabolic Rate (BMR) - 60-75% 2.pencernaan & penyimpanan makanan – 10% 3. Aktivitas fisik – 15-30% 19
  • 20. 1.BMR (Tingkat Metabolik Dasar) Berupa jumlah terkecil pemakaian energi internal dalam keadaan terjaga. Untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan minimal (aktivitas metabolik dasar) mencakup : - pertumbuhan, perbaikan, maintenance sel. -transmisi saraf -metabolisme otot dalam keadaan istirahat. Nilai normal : berkisar 900 – 1900 kkal. 20
  • 21. Kondisi pengukuran BMR : 1. Istirahat fisik, minimal 30 menit. 2. Istirahat mental (untuk memperkecil : tonus otot rangka & sekresi epinefrin) 3. Suhu ruangan nyaman (tidak kepanasan & tidak kedinginan) 4. Tidak makan dalam 12 jam terakhir 21
  • 22. BMR tinggi pada : Usia muda Permukaan tubuh luas Stress, demam Hyperthyroidism Kehamilan  BMR rendah pada : Pertambahan usia puasa malnutrisi 22
  • 23. 2. Aktivitas fisik (Kerja otot) Besarnya bergantung pada :  Jumlah otot yang terlibat  Berat yang dipindahkan  Masa / lamanya aktivitas  Kerja otot yang ringan ; duduk, berdiri, mengenakan pakaian akan menaikkan metabolisme 25-60 % di atas taraf basal.  Kerja mental yang berat; pemecahan soal matematik hanya menaikkan 3-4 % (Benedict). 23
  • 24. 3. Pemasukan makanan  Peningkatan produksi panas akibat pemasukan makanan disebut sebagai Specifik Dynamic Action (SDA) .  Kenaikan panas dimulai 1 jam setelah masuk makanan, maksimum pada jam ketiga, dan dipertahankan di atas taraf basal selama 6 jam / lebih.  SDA paling tinggi disebabkan protein (30 %). Karbohidrat 6 % dan lemak 4 %. SDA makanan campuran rata-rata ± 10 %. 24
  • 25. Pengaruh Suhu lingkungan & suhu tubuh  Batas nyaman suhu “comfort zone” : pria 28- 31oC, wanita 27-33oC. Dalam batas ini tidak ada pengeluaran keringat ataupun menggigil.  Suhu lingkungan rendah merangsang produksi panas tubuh.  Kenaikan suhu tubuh akan menaikkan taraf metabolisme. Kenaikan suhu tubuh 1oC akan meningkatkan taraf basal sebesar 13-14 %. 25
  • 26. Pengaruh hormon  Berbagai hormon dapat mempengaruhi metabolisme energi  Penting : katekolamin- epinefrin & norepinefrin dan tiroksin.  Sekresi maksimal katekolamin dapat meningkatkan metabolisme 30-80 % (efek terhadap lemak & karbohidrat)  Tiroksin mempengaruhi oksidasi seluler. Pada hipotiroid BMR 25-40 % dibawah normal, hipertiroid BMR 40-80 di atas normal. 26
  • 27. 3 status keseimbangan energi  Balanced energy intake: not losing or gaining weight  Negative energy balance (weight loss): energy intake < energy expended  Positive energy balance (weight gain): energy intake > energy expended 27
  • 29. Kenapa menjaga keseimbangan ST menjadi PENTING ? Laju aktifitas ENZIM dipengaruhi oleh Temperatur/Suhu 37°C 43°C Activity Reversible Non-Reversible 55°C Temperature 29
  • 30.  Manusia adalah homeothermic.  ST internal (core) : 36.1 - 37.80C. 30
  • 31.  Suhu normal → metabolisme sel stabil  ↑ suhu tubuh (41oC) → kejang (gangguan fungsi saraf) (43oC) → denaturasi protein irreversibel → kematian  ↓ suhu tubuh → ↓ aktivitas metab. ↓ Kebutuhan O2 31
  • 32. Termoregulatorik Suhu inti (central core) SSP Thoraks, abdomen, otot-otot rangka Suhu lapisan pembungkus (outer shell) Kulit & jaringan subkutis Range : oral → 36,1 – 37,2 oC rektal → 36,1 – 37,8 oC 32
  • 33. Body Temperatures: Core and Skin COLD Normal HOT 37o C Core Temperature 27o C 37o C 47o C Normal 33-34o C Skin Temperature 27o C 37o C 47o C 33 Skin temperature tends to be colder than core temperature at a normal state
  • 34. Variasi suhu tubuh :  Biological clock (jam biologis) ↓ Morning ( 6-7 am ), ↑ evening ( 5-7 pm)  Menstrual cycle ovulation – menstruation : ↑ 0,5oC  Exercise  Suhu lingkungan yg ekstrim 34
  • 35. keseimbangan ST menyerupai keseimbangan ENERGY Heat Gain (HG) = Pembentukan Panas Heat Loss (HL) = Pembuangan Panas HG >> HL = +  ST meningkat HG << HL = -  ST menurun HG = HL = 0  ST tidak berubah 35
  • 36. Regulation of Body Temperature 36 Figure 24.25
  • 37. Faktor pembentuk panas (HG):  BMR  Aktivitas otot  Hormon : tiroksin, katekolamin (adrenalin, noradrenalin)  SDA makanan  Lingkungan (radiasi, konduksi)  menggigil 37
  • 38. Faktor pengeluaran panas (HL):  Radiasi  Konduksi terpenting  Konveksi  evaporasi  Urine & Feces 38
  • 39. TERMORESEPTOR HIPOTALAMUS ; sensitivitas 0,01oC Suhu dingin mengaktifkan Suhu panas REGIO POSTERIOR REGIO ANTERIOR ↑ HEAT GAIN ↓ HEAT GAIN ↓ HEAT LOSS ↑ HEAT LOSS 39
  • 40. Respon tubuh terhadap perubahan suhu  Somatik  Otonomik  Hormonal  Perilaku 40
  • 41. Respon terhadap suhu panas Respon somatik : berkipas, mencari tempat teduh Respon otonom : vasodilatasi pembuluh kulit, berkeringat. Respon hormonal : - Respon perilaku: apatis, malas bergerak, minum, pakaian tipis. 41
  • 42. Respon terhadap suhu dingin Respon somatik : menggigil, berolahraga Respon otonom : vasokonstriksi, piloereksi Respon hormonal (humoral) : sekresi epinefrin Respon perilaku (behavior) : mengenakan pakaian tebal, 42 curling up, makan.
  • 44. Istilah  Afibril: suhu tubuh normal  Pireksia: suhu di atas normal  Hiperpireksia: demam tinggi (>41oC)  Hipotermia: suhu tubuh dibawah normal. 44
  • 45. DEMAM 45
  • 46. DEMAM  Demam – peningkatan suhu tubuh akibat adanya peningkatan suhu set point di hipotalamus.  Hipertermia – peningkatan suhu tubuh akibat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pembuangan panas. 46
  • 47. Virus, bakteria Pirogen endogen : Cytokines Kompleks imun Sel tumor antipiretik Prostaglandin Menaikkan HYPOTHALAMUS set point di hipotalamus 47
  • 48. Patofisiologi demam - menggigil - merinding - vasokonstriksi - Merasa ‘kedinginan’ 48
  • 49. Patofisiologi demam bila “thermostat” hipotalamus kembali normal (karena diberi antipiretik atau penyakit sembuh), suhu kembali turun ke nilai normal: •berkeringat •Vasodilatasi •Merasa ‘kepanasan’ 49

Editor's Notes

  1. Kuliah Fisiologi Farmasi Ekstensi 2006