1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mekanisme tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh manusia cenderung
berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian
mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
mekanisme tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas
yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya
panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan
panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun.
Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini penulis membahas tentang mekanisme
perubahan suhu tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Mekanisme tubuh?
2.
Organ tubuh apa yang berfungsi sebagai pengatur mekanisme tubuh?
3.
Apa saja sumber panas pada tubuh manusia?
4.
Apa saja jenis-jenis mekanisme tubuh?
5.
Bagaimana fisiologi yang terkait dengan mekanisme pengaturan mekanisme tubuh?
6.
Bagaimana proses mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah?
7.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?
8.
Apa akibat terjadinya gangguan pengaturan suhu tubuh?
2. 1.3 Tujuan Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang mekanisme tubuh.
2. Mengetahui tentang pengertian suhu tubuh, pusat pengatur suhu tubuh, sumber panas
pada tubuh manusia, jenis-jenis suhu tubuh, serta fisiologi yang berhubungan dengan
pengaturan suhu tubuh.
3. Mengetahui tentang mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah, faktor yang
mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu suhu tubuh.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan
pembaca
mengenai mekanisme perubahan suhu tubuh sehingga
pembaca lebih paham tentang proses mekanisme yang terjadi di dalam tubuh ketika suhu
tubuh mengalami fluktuasi (berubah) serta memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai
ganguan yang berhubungan dengan suhu tubuh.
3. BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Suhu Tubuh
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan panas
yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : suhu inti (core
temperature) dan suhu perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif
sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga
suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik
terletak di kepala dan dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu
merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik
dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan
tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4ºC di bawah suhu inti.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan
cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap.
4. Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:
USIA
SUHU(DERAJAT CELCIUS)
3 Bulan
37,5°C
6 Bulan
37,5°C
1 Tahun
37,7°C
3 Tahun
37,2°C
5 Tahun
37,0°C
7 Tahun
36,8°C
9 Tahun
36,7°C
11 Tahun
36,7°C
13 Tahun
36,6°C
Dewasa
36,4°C
>70 Tahun
36,0°C
2.2 Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal
sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
a.
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas
b.
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas.
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit → Reseptor ferifer → hipotalamus (posterior dan anterior) → Preoptika hypotalamus
→ Nervus eferent → kehilangan/pembentukan panas
2.3 Sumber Panas pada Tubuh Manusia
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR), terutama terkait dengan
sekresi hormon tiroid.
2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.
3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan
upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh selama terpapar dingin.
4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis) Hal ini terjadi pada bayi
baru lahir.
5. Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat
ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa,
ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf
simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan
meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian akan mengativasi
fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah
terbentuknya panas yang kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak
terdapat di sel brown fat. Brown fat ini merupakan sumber utama diet-induced
thermogenesis.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara
fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi air.
1. Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh dalam bentuk gelombang
elektromagnetik melalui suatu ruang.
2. Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya melalui kontak
langsung obyek tersebut.
3. Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air.
4. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan kulit
dansaluran pernapasan saat bernapas.
2.4 Jenis-jenis suhu tubuh
Jenis-jenis suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :
1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C
3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C
4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, suhu terbagi atas :
a.
Suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan
relatif konstan (sekitar 37°C).
b.
Suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub
kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.
c.
Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu
inti dan suhu kulit.
6. Rumus yang digunakan adalah:
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Pengukuran suhu tubuh
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1.
The mercury-in-glass thermometer
2.
The electrical digital reading thermometer
3.
A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)
2.5 Fisiologi yang Terkait dengan Mekanisme Tubuh
Bagian otak yang menjadi pusat pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan
hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya
panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi
epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi
penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu
memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu
tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan
pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di
kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls
syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai
normal, diantaranya adalah :
1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh
internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
2. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya,
menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi
panas.
3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang
7. yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat
meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit.
4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon
tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan
meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh
meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan
dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor
yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang
pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari
pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi
hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi
bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke
kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan
tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit
melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan
kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan
membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback
Negatif Menghemat Atau Meningkatkan Produksi Panas Menurun.
2.6 Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a.
Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi
ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang
menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang
memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat
lebih banyak.
b.
Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran
keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme
tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh
pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke
seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar
8. keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan
keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c.
Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil
dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
a.
Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b.
Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya
bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c.
Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil,
pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Tubuh
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
berbagai factor yaitu :
a)
Exercise/aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal sehingga dapat meningkatkan suhu
tubuh. Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet
dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
b)
Hormon
(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate.
Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan
metabolisme rate 5-15%.
c)
Sistem syaraf
Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom
terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
d)
Suhu tubuh
Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1% suhu
tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
9. e)
Asupan makanan
Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.
f)
Berbagai macam factor seperti
Gender, iklim dan status malnutrisi.
g)
Usia
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkat seiring
dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akan normal setelah anak
mencapai pubertas. Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme
kontrol suhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan
aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolisme.
h)
Irama sirkardian
suhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24 jam.suhu tubuh
rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
i)
Stres
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan
j)
Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun terjadi
perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat
dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh
inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu
terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus
sesuai dengan panas yang hilang.
k)
Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
2.8 Gangguan Pengaturan Mekanisme Tubuh
Diantaranya disebabkan oleh:
1.
Demam
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai
39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat
infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen
berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme
meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap
derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi
10. kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan
energi yang memproduksi panas tambahan.
2.
Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan
gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau
trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.
4.
Heat stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke, kedaruratan
yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang
masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan
gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot,
gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang
hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi
hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan
jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang
setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu
terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut,
klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang permanen
kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
5.
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi kemampuan
tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.
Tingkatan hipotermia
11. a.
Ringan: 33°-36°.
b.
Sedang: 30°-33°.
c.
Berat: 27°-30°.
d.
Sangat berat: <30°.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa
jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu
tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika
hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan
tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
a)
ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
b)
anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
c)
mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit
12. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanisme tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan
panas yang dikeluarkan. Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hipothalamus,
hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hipothalamus
anterior berfungsi mengatur pembuangan panas sedangkan hipothalamus posterior berfungsi
mengatur upaya penyimpanan panas. Suhu tubuh dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau
sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui
pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima
rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh
dipengaruhi oleh exercise/aktivitas, hormone, system saraf, asupan makanan, gender iklim
(lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.
3.2 Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
14. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pola Hidup
Bersih Sehat ini tepat pada waktunya. Adapun judul yang di bahas penulis pada makalah ini
adalah mengenai ‘’Mekanisme Tubuh’’.
Makalah ini merupakan tugas Individu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak’’ penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua. Penulis juga mohon kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Raha, 22 Oktober 2013
Penulis
15. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mekanisme tubuh ................................................................ 3
2.2 organ pengatur suhu tubuh..................................................................... 4
2.3 Sumber panas pada tubuh manusia ........................................................ 4
2.4 jenis-jenis suhu tubuh..............................................................................6
2.5 Fisiologi yang terkait dengan mekanisme tubuh.................................... 6
2.6 Mekanisme Tubuh Ketika suhu tubuh berubah.................................... . 7
2.7 Faktor yang mempengaruhi mekanisme tubuh.......................................8
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13
16. TUGAS
: KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK CLINIK KEBIDANAN 1
DOSEN
: DINA ASMINATALIA,S.Kep.Ns
MAKALAH
MEKANISME TUBUH
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
1.
2.
3.
4.
5.
AYU FITRIANI
FITRIANI
RAHMANINGSIH
SITTI ANDRIYANI
WA ODE SITI FATIMAH
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013/2014