Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas sistem pengawasan keamanan bahan pakan asal hewan. Ia menjelaskan bahwa bahan pakan asal hewan merupakan komponen penting dalam rantai pangan yang berdampak pada kesehatan hewan dan manusia. Dokumen tersebut juga membahas berbagai bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang dapat terkandung dalam bahan pakan tersebut serta regulasi dan pedoman yang harus dipenuhi untuk memast
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Peningkatan permintaan produk hewan global hingga tahun 2100.
2. Peran Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dalam menetapkan standar kesehatan hewan internasional.
3. Analisis risiko impor yang berdasarkan ilmu pengetahuan untuk menentukan kebijakan karantina hewan.
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Tata Naipospos
Kaderisasi calon dokter hewan sangat penting untuk memastikan keamanan pangan sepanjang rantai pasokan. Calon dokter hewan perlu mempelajari penilaian risiko keamanan pangan dan sistem HACCP untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menjamin keamanan produk hewan. Kerjasama antar disiplin ilmu dalam rantai pasokan pangan penting untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat.
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi risiko pemasukan ternak dan produk hewan dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku. Terdapat beberapa poin penting yaitu penggunaan konsep zona dan kompartemen untuk memfasilitasi perdagangan dengan mengurangi risiko, analisis risiko untuk menilai risiko penyakit terkait impor, serta daftar komoditi yang dianggap aman untuk diperdagangkan.
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas sistem pengawasan keamanan bahan pakan asal hewan. Ia menjelaskan bahwa bahan pakan asal hewan merupakan komponen penting dalam rantai pangan yang berdampak pada kesehatan hewan dan manusia. Dokumen tersebut juga membahas berbagai bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang dapat terkandung dalam bahan pakan tersebut serta regulasi dan pedoman yang harus dipenuhi untuk memast
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Peningkatan permintaan produk hewan global hingga tahun 2100.
2. Peran Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dalam menetapkan standar kesehatan hewan internasional.
3. Analisis risiko impor yang berdasarkan ilmu pengetahuan untuk menentukan kebijakan karantina hewan.
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Tata Naipospos
Kaderisasi calon dokter hewan sangat penting untuk memastikan keamanan pangan sepanjang rantai pasokan. Calon dokter hewan perlu mempelajari penilaian risiko keamanan pangan dan sistem HACCP untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menjamin keamanan produk hewan. Kerjasama antar disiplin ilmu dalam rantai pasokan pangan penting untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat.
Komunikasi Risiko Pemasukan Ternak & Produk Hewan dari Negara Belum Bebas PMK...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi risiko pemasukan ternak dan produk hewan dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku. Terdapat beberapa poin penting yaitu penggunaan konsep zona dan kompartemen untuk memfasilitasi perdagangan dengan mengurangi risiko, analisis risiko untuk menilai risiko penyakit terkait impor, serta daftar komoditi yang dianggap aman untuk diperdagangkan.
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas persyaratan status bebas Brucellosis menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Secara umum, dibahas status bebas pada tingkat negara, zona, dan kelompok ternak, baik dengan atau tanpa vaksinasi. Juga dijelaskan definisi komponen-komponen penting seperti kasus, infeksi, zona, dan kelompok ternak.
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pertemuan koordinasi harmonisasi karantina dan kesehatan ikan di Jakarta pada 28 Oktober 2021. Dibahas tentang fakta kunci sektor perikanan, tren kesehatan hewan akuatik, standar kesehatan hewan akuatik OIE, dan daftar penyakit hewan akuatik OIE.
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tata Naipospos
African swine fever (ASF) adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi peternak. Untuk meminimalkan risiko penyebaran ASF di peternakan babi skala kecil, diperlukan tindakan biosekuriti seperti isolasi kelompok ternak, karantina babi baru, dan larangan pemberian pakan sisa."
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BKIPM, KKP, Jakarta, 12 Ju...Tata Naipospos
[Ringkuman]
OIE mengatur standar kesehatan hewan akuatik internasional, termasuk penyakit yang dapat menyebar melalui perdagangan. Organisasi ini memberikan pedoman untuk surveilans penyakit, pelaporan kasus, dan kriteria perdagangan agar dapat meminimalkan risiko penyebaran penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan di Badan POM RI. Direktorat ini bertugas melakukan inspeksi dan sertifikasi produk pangan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Tugasnya meliputi pengawasan sarana produksi, pengujian produk, inspeksi label dan iklan, serta sertifikasi produk dan sarana produksi pangan. Direktorat ini juga melakukan pengawasan terhadap produk berlabel halal.
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang merupakan sistem penjaminan mutu pangan berbasis risiko untuk mengendalikan bahaya-bahaya pangan secara preventif. Dokumen tersebut juga membahas mengenai regulasi dan penerapan HACCP di Indonesia."
Dokumen tersebut merangkum tentang sertifikasi produk untuk industri rumah tangga pangan (IRTP) dan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat P-IRT dari dinas kesehatan. Beberapa poin penting yang disinggung adalah manfaat sertifikasi untuk perlindungan konsumen, peningkatan kualitas, dan daya saing usaha serta syarat-syarat dan prosedur untuk mendapatkan sertifikat P-IRT.
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...Tata Naipospos
Kompartemen merupakan subpopulasi hewan yang dipisahkan secara epidemiologis berdasarkan manajemen dan praktik budidaya. Kompartemen harus memenuhi 7 kriteria OIE yaitu prinsip penetapan, pemisahan epidemiologi, dokumentasi, surveilans, diagnostik, respons darurat, dan supervisi. Otoritas veteriner bertanggung jawab mengatur dan mengawasi kompartemen sesuai standar OIE.
Unit usaha pangan asal hewan diwajibkan untuk memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) berdasarkan persyaratan administrasi dan teknis. Pelaku usaha mengajukan permohonan NKV kepemerintah daerah, lalu dilakukan penilaian di unit usaha untuk memenuhi standar higiene dan sanitasi sebelum diterbitkannya sertifikat NKV. NKV bertujuan menjamin keamanan pangan asal hewan.
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas persyaratan status bebas Brucellosis menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Secara umum, dibahas status bebas pada tingkat negara, zona, dan kelompok ternak, baik dengan atau tanpa vaksinasi. Juga dijelaskan definisi komponen-komponen penting seperti kasus, infeksi, zona, dan kelompok ternak.
Aquatic Animal Health Code dan ALOP - BKIPM-KKP, 29 Oktober 2021Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pertemuan koordinasi harmonisasi karantina dan kesehatan ikan di Jakarta pada 28 Oktober 2021. Dibahas tentang fakta kunci sektor perikanan, tren kesehatan hewan akuatik, standar kesehatan hewan akuatik OIE, dan daftar penyakit hewan akuatik OIE.
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tata Naipospos
African swine fever (ASF) adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi peternak. Untuk meminimalkan risiko penyebaran ASF di peternakan babi skala kecil, diperlukan tindakan biosekuriti seperti isolasi kelompok ternak, karantina babi baru, dan larangan pemberian pakan sisa."
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BKIPM, KKP, Jakarta, 12 Ju...Tata Naipospos
[Ringkuman]
OIE mengatur standar kesehatan hewan akuatik internasional, termasuk penyakit yang dapat menyebar melalui perdagangan. Organisasi ini memberikan pedoman untuk surveilans penyakit, pelaporan kasus, dan kriteria perdagangan agar dapat meminimalkan risiko penyebaran penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan di Badan POM RI. Direktorat ini bertugas melakukan inspeksi dan sertifikasi produk pangan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Tugasnya meliputi pengawasan sarana produksi, pengujian produk, inspeksi label dan iklan, serta sertifikasi produk dan sarana produksi pangan. Direktorat ini juga melakukan pengawasan terhadap produk berlabel halal.
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang merupakan sistem penjaminan mutu pangan berbasis risiko untuk mengendalikan bahaya-bahaya pangan secara preventif. Dokumen tersebut juga membahas mengenai regulasi dan penerapan HACCP di Indonesia."
Dokumen tersebut merangkum tentang sertifikasi produk untuk industri rumah tangga pangan (IRTP) dan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat P-IRT dari dinas kesehatan. Beberapa poin penting yang disinggung adalah manfaat sertifikasi untuk perlindungan konsumen, peningkatan kualitas, dan daya saing usaha serta syarat-syarat dan prosedur untuk mendapatkan sertifikat P-IRT.
Kompartemen Bebas Penyakit Hewan Menular - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 8 Mar...Tata Naipospos
Kompartemen merupakan subpopulasi hewan yang dipisahkan secara epidemiologis berdasarkan manajemen dan praktik budidaya. Kompartemen harus memenuhi 7 kriteria OIE yaitu prinsip penetapan, pemisahan epidemiologi, dokumentasi, surveilans, diagnostik, respons darurat, dan supervisi. Otoritas veteriner bertanggung jawab mengatur dan mengawasi kompartemen sesuai standar OIE.
Unit usaha pangan asal hewan diwajibkan untuk memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) berdasarkan persyaratan administrasi dan teknis. Pelaku usaha mengajukan permohonan NKV kepemerintah daerah, lalu dilakukan penilaian di unit usaha untuk memenuhi standar higiene dan sanitasi sebelum diterbitkannya sertifikat NKV. NKV bertujuan menjamin keamanan pangan asal hewan.
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peran pengawas obat hewan dalam era globalisasi. Globalisasi menyebabkan pergerakan komoditi dan orang yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga patogen dapat menyebar dengan mudah. Regulator diharapkan menjamin keamanan, efektivitas, mutu, dan batas residu obat hewan sesuai standar internasional."
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya penerapan konsep regionalisasi (berbasis zona) dalam meningkatkan perdagangan ternak Indonesia di sektor peternakan.
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Tata Naipospos
1. Kompartemen bebas PMK sangat sulit untuk diterapkan karena PMK sangat menular dan sulit dikendalikan serta dihapuskan.
2. Belum ada pedoman khusus atau contoh implementasi kompartemen bebas PMK di negara lain.
3. Negara endemik PMK cenderung menerapkan program pencapaian status bebas melalui pendekatan negara atau zona, bukan kompartemen.
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit di balai pembibitan ternak. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa biosekuriti dan kompartemen bebas penyakit diperlukan untuk mencegah penularan penyakit antar hewan dan meminimalkan kerugian ekonomi. Dokumen juga memberikan contoh praktik biosekuriti seperti isolasi hewan baru dan mengendalikan h
Tuntutan dan Peluang Dokter Hewan Dalam Kesehatan Hewan dan Perdagangan Bebas...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan tantangan dokter hewan di era globalisasi dan perdagangan bebas. Dokter hewan memiliki peran penting dalam meningkatkan keamanan pangan, kesehatan masyarakat, dan mendukung perdagangan internasional. Namun, tantangan yang dihadapi antara lain meningkatnya pengetahuan yang dibutuhkan dan infrastruktur yang kurang memadai untuk menangani ancaman kesehatan hewan di tingkat global.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provinsi Kalimantan Timur. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, visi dan misi, organisasi, tugas pokok dan fungsi, serta standar pelayanan yang meliputi sub bagian tata usaha, seksi penyidikan dan pengujian penyakit hewan, dan seksi penyidikan dan pengujian kualitas hasil peternakan.
Dokumen tersebut membahas strategi dan langkah-langkah pemberantasan Hog Cholera di Indonesia meliputi surveilans, vaksinasi, pengendalian lalu lintas babi, dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencapai status bebas penyakit.
Kompartementalisasi adalah konsep pemisahan subpopulasi hewan berdasarkan manajemen biosekuriti dan status kesehatan hewan. Kompartemen harus memenuhi standar OIE terkait biosekuriti, surveilans, penelusuran, dan dokumentasi untuk mendapat pengakuan sebagai unit terpisah secara epidemiologi. Negara pengekspor dan pengimpor harus bekerja sama dalam proses pengakuan kompartemen untuk memfasilitasi perdagangan internasional.
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas pengendalian lalu lintas ternak dan vaksinasi khususnya di daerah bebas penyakit mulut dan kuku. Dokumen menjelaskan tentang pola lalu lintas ternak, klasifikasi zona berdasarkan risiko penyakit, dan aturan lalu lintas berdasarkan situasi penyakit di suatu daerah.
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Bimtek Karantina Mitigasi Risiko Karkas, Daging dan Jeroan - BUTTMKP, Bekasi, 27 September 2016
1. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Mitigasi Risiko Pemasukan
Produk Hewan ke Indonesia
Terhadap Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK)
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
2. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Opsi Kebijakan Tindakan Mitigasi Risiko dan
Fasilitasi Perdagangan (OIE TAHC dan Perjanjian SPS)
1. Negara bebas penyakit (country freedom from
disease) – dengan atau tanpa vaksinasi untuk
penyakit tertentu;
2. Zona bebas penyakit (zonal freedom from disease)
– dengan atau tanpa vaksinasi;
3. Pembentukan kompartemen bebas penyakit
(disease-free compartments);
4. Pemasaran komoditi aman (marketing of safe
commodities) dari negara-negara atau wilayah
tertular (contohnya daging sapi) dimana negara
atau zona bebas penyakit tidak tercapai.
3. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Pilihan Opsi Kebijakan
• Kebanyakan negara-negara di Asia dan Afrika tidak
pada posisi untuk berhasil memitigasi risiko untuk
mencapai dan mempertahankan baik negara atau
zona bebas penyakit (opsi kebijakan 1 dan 2).
• Berbagai opsi kebijakan yang tersedia misalnya
membentuk kompartemen bebas penyakit atau
melakukan pemasaran ‘komoditi aman’ baik sebagai
suatu tindakan fasilitasi secara tunggal atau
kombinasi merupakan opsi kebijakan yang paling
mungkin dilakukan (opsi kebijakan 3 dan 4).
4. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Apa itu Zona dan Kompartementalisasi?
Kompartemen diartikan sebagai suatu unit usaha
budidaya ternak dimana dilakukan tindakan biosekuriti
yang ketat untuk menjamin dan melindungi hewan dari
penyakit hewan selama periode waktu tertentu.
Zona diartikan sebagai suatu bagian wilayah di suatu
negara yang disertifikasi bebas penyakit dan ada
penjaminan bahwa status bebas tersebut dapat
dipertahankan.
5. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Zona dan Kompartementalisasi
• Zona diaplikasikan terhadap suatu sub-populasi
hewan yang ditetapkan dengan dasar geografis.
• Kompartementalisasi diaplikasikan terhadap suatu
sub-populasi hewan yang ditetapkan utamanya
berdasarkan praktek-praktek manajemen dan
peternakan berkaitan dengan biosekuriti.
• Dalam prakteknya, pertimbangan spasial dan
manajemen yang baik adalah penting dalam
pengaplikasian untuk kedua konsep tersebut.
6. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Zona bebas penyakit
(Disease-free zones)
Negara X
Zona
bebas
penyakit
7. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Fakta tentang penyakit – zona bebas
• Spesifik penyakit, misalnya: PMK
• Perbatasan harus didemarkasi secara jelas
• Populasi hewan di dalam zona harus terpisah
secara jelas dengan populasi hewan di luar zona
(status berbeda)
• Masuk ke dalam zona, termasuk untuk satwa liar
yang peka, harus dikendalikan secara ketat
• Hewan di dalam zona harus teridentifikasi dan
teregistrasi
8. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Zona bebas penyakit (lanjutan)
• Surveilans yang konstan dan tindakan biosekuriti harus
diaplikasikan (untuk penyakit yang dinyatakan bebas)
• Pengakuan OIE hanya ditujukan untuk PMK, BSE,
CBPP & AHS (yang lain: dideklarasilan sendiri)
• Setiap deteksi infeksi menyebabkan langsung
kehilangan status yang diperoleh
• Pemulihan status bisa terjadi antara 3 bulan dan 2 tahun
• Pembentukan & mempertahankan zona bebas penyakit
adalah sulit, mahal dan menimbulkan dampak sosial.
9. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Kompartementalisasi
Negara X
Produksi
pakan
RPH & pabrik
pengolahan daging
Suplai ternak
Feedlots
Berdasarkan aplikasi sistem
biosekuriti umum untuk semua
fasilitas yang saling terhubung
10. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Kompartementalisasi (lanjutan)
• Kompartemen bisa terdiri dari satu atau lebih
fasilitas/unit dengan status kesehatan berbeda
(tidak selalu berarti bebas) dalam kaitannta dengan
satu atau lebih penyakit
• Integrasi surveilans dan biosekuriti yang konstan
harus diaplikasikan untuk penyakit dimaksud
• Prinsip ini tepat diaplikasikan pada produksi ternak
intensif, seperti: sistem produksi unggas & babi
(terutama integrasi vertikal) – sejauh ini tidak
diaplikasikan untuk sistem pemeliharaan ekstensif.
11. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Mitigasi risiko
• “Komoditi aman”
(safe commodities)
• Pendekatan berbasis komoditi
(Commodity-based approach)
• Perdagangan berbasis komoditi
(Commodity-based trade)
12. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Standar berbasis risiko
(risk- based standard)
• Bab-bab spesifik dalam OIE TAHC merupakan
referensi dari “komoditi aman”
• Artikel-artikel merupakan rujukan bagi tindakan-
tindakan mitigasi risiko untuk komoditi (ante
mortem dan post mortem)
• Prosedur inaktivasi untuk sejumlah komoditi
tertentu
13. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Apa itu “Komoditi aman” (safe
commodity)?
Suatu komoditi yang dapat diperdagangkan tanpa
membutuhkan tindakan-tindakan mitigasi risiko secara
spesifik yang ditujukan terhadap suatu penyakit, infeksi
atau infestasi tertentu dan terlepas dari status negara
atau zona pengekspor untuk penyakit, infeksi atau
infestasi tersebut.
14. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Contoh “Komoditi aman” (TAHC)
• Anthrax: semen & embrio
• Aujeszky: daging & produk asal hewan yang tidak
mengandung jeroan
• Bluetongue: susu & produk susu, daging & produk daging,
hide & skin, wol & serat, embrio & oocyt sapi
• BSE: susu & produk susu, semen & embrio sapi in vivo,
hide & skin, gelatin & kollagen dari hide dan skin.
• CBPP: susu & produk susu, hide & skin, daging dan
produk daging (kecuali paru-paru).
• RVF: hide & skin, wol & serat
• West Nile: telur tetas, telur untuk konsumsi manusia,
produk telur, semen unggas, daging segar & produk daging
unggas
15. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Apa itu Pendekatan berbasis komoditi
(commodity-based approach)?
Suatu pendekatan berbasis risiko (risk-based approach)
yang dapat digunakan untuk perdagangan yang aman
dalam keadaan dimana status bebas penyakit sulit atau
tidak tercapai (Modisane B.M. et al, 2013).
16. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Pendekatan berbasis risiko
• Prinsip OIE TAHC menyatakan bahwa sejumlah komoditi
hewan memiliki risiko penyakit yang berbeda-beda
bergantung kepada penyakitnya.
• Sejumlah komoditi hewan tidak mengandung infektivitas
yang bisa menulari hewan dan/atau manusia, sehingga
aman untuk diperdagangkan atau digunakan.
• Sejumlah komoditi hewan lain bahkan dilarang untuk
diperdagangkan atau digunakan, oleh karena
mengandung infektivitas yang bisa menulari hewan
dan/atau manusia.
17. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Pendekatan berbasis komoditi
(commodity-based approach)
• Suatu pendekatan yang semakin menarik
perhatian dunia.
• Sudah lama dipraktekkan OIE (lihat dokumen
yang bisa diunduh dari website OIE berjudul:
“Devising import health measures for animal
commodities”
(http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Internatio
na_Standard_Setting/docs/pdf/EN_commodity-
based_approach.pdf).
18. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Perdagangan berbasis komoditi
(commodity-based trade)
Suatu alternatif yang dapat digunakan secara sendiri atau
dengan kombinasi untuk memastikan bahwa produksi dan
pemrosesan dari suatu komoditi tertentu dikelola
sedemikan rupa, sehingga potensi bahaya keamanan
pangan dan kesehatan hewan dapat direduksi sampai
tingkat risiko yang masih dapat diterima.
19. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Rekomendasi komoditi spesifik
(Commodity specific recommendations)
• Fokus pada sifat-sifat produk (kualitas, keamanan
pangan) daripada status penyakit negara asal.
• Contoh:
– daging sapi tanpa tulang yang sudah dimaturasi secara
tepat dan diuji pHnya (deboned, properly matured beef
and pH tested) dianggap tidak akan menimbulkan
ancaman bagi penularan PMK.
• Dalam hal ini sumber hewan dianggap terpisah atau
independen dari risiko penyakit yang berasal dari
daging (Rich K.M. and Perry B.D., 2009).
20. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Tindakan kombinasi mitigasi risiko
• Apabila prasyarat dalam mencapai negara atau zona atau
kompartemen bebas penyakit tidak tercapai, maka opsi
yang mungkin untuk diterapkan adalah melakukan
tindakan-tindakan mitigasi risiko sebelum masuk ke dalam
pasar regional atau internasional produk hewan.
• Suatu kombinasi yang sangat mungkin dilakukan adalah
dengan cara menerapkan kompartementalisasi
bersamaan dengan suatu tindakan mitigasi risiko, seperti
hazard analysis critical control points (HACCP) selama
proses pra- dan pasca penyembelihan untuk
menghasilkan suatu ‘komoditi aman’ untuk perdagangan.
21. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Kombinasi mitigasi risiko
1) mitigasi risiko pra-RPH, misalnya telah divaksin PMK
selama paling kurang 2 (dua) kali, dipelihara selama 30
hari dalam kandang penampungan dlsbnya;
2) mitigasi risiko di RPH, misalnya pemeriksaan ante dan
post mortem, penerapan HACCP dlsbnya; dan
3) mitigasi risiko selama dan setelah proses
penyembelihan, misalnya pengawasan terhadap
pelepasan tulang (deboning) dan kelenjar limfe
(deglanding), pengwasan pH < 6,0 dan proses maturasi
selama 24 jam, HACCP untuk memastikan tidak ada
kontaminasi silang (cross contamination) dlsbnya.
22. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
HACCP (5 dari 7 elemen penting)
• Identifikasi & analisis bahaya potensial yang
melekat pada sistem produksi
• Kembangkan tindakan-tindakan yang memitigasi
secara efektif masing-masing bahaya tersebut
• Identifikasi ‘critical control points’ (CCPs) dimana
pengendalian yang efektif dapat diaplikasikan
• Kembangkan batasan yang masih dapat diterima
untuk setiap CCPs
• Monitoring dan rekording
23. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Kombinasi pendekatan HACCP & CBT
• Integrasi manajemen risiko untuk keamanan pangan
& penyakit hewan (pendekatan ‘farm-to-fork’ untuk
risiko sanitary) fasiltasi perdagangan
– CCPs menyediakan titik-titik manajemen risiko yang
jelas diidentifikasi yang relatif mudah untuk desain,
audit & sertifikasi sesuai waktu nyata (real time)
• Hasil: Pendekatan “nilai suplai” (value chain)
terhadap manajemen risiko sanitary menjadi lebih
mungkin untuk dilakukan.
24. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Tindakan mitigasi risiko PMK
• Daging sapi tanpa tulang (deboned beef) dianggap
sebagai suatu komoditi sangat ‘aman’ dalam
kaitannya dengan PMK yang dijelaskan dalam suatu
publikasi ilmiah (Thomson G.R. et al, 2009) dan
dalam suatu laporan yang disusun mewakili OIE
(Paton D.J. et al, 2010).
25. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Kondisi dan perlakuan tertentu tanpa
memerlukan mitigasi risiko
• Sejumlah kondisi dapat diaplikasikan, seperti stunning &
pithing (BSE)
• Sejumlah definisi dapat diaplikasikan, seperti definisi
“unggas” berkenaan dengan pemberlakuan pelarangan,
setelah notifikasi kejadian penyakit pada unggas lain
bukan ayam, termasuk burung-burung liar (Notifiable
Avian Influenza & Newcastle Disease)
• Sejumlah tindakan mitigasi risiko dapat diaplikasikan
selama produksi, prosesing, transportasi dan
penyimpanan, seperti memastikan tidak terkontaminasi
setelah dilakukan inaktivasi atau prosesing daging dan
susu di unit yang telah disetujui.
26. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Perlakuan terhadap produk hewan
• Proses-proses tertentu seperti pengalengan (canning),
pemasakan menyeluruh dengan mempertahankan
temperatur 70°C atau lebih selama minimum 30 menit,
atau pengawetan (curing) dengan pengeringan dan
penggaraman, kesemuanya dapat diterima sebagai
cara-cara efektif untuk menghancurkan virus PMK dalam
daging (Artikel 8.8.31.).
• Oleh karena itu tidak ada alasan mengapa daging dan
produk daging yang telah mendapatkan perlakuan
seperti yang disampaikan di atas tidak dapat diekspor
terlepas dari status PMK negara asal (Thomson G.R.
and Penrith M.L., 2015).
27. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Prosedur inaktivasi
• Pasteurisasi, pemrosesan dengan UHT, HTST
dari susu dan krim untuk konsumsi manusia
yang didasarkan kepada pH.
• Pengalengan (canning): pemasakan yang
matang dan pengeringan setelah daging
digarami.
• Casing: penggaraman atau penggaraman kering
dengan pengendalian temperatur.
28. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Skenario alur risiko daging sapi terinfeksi PMK
E1 – Apakah suatu kelompok ternak
terinfeksi terseleksi untuk ekspor
dagingnya?
E2 – Apakah kelompok ternak
terinfeksi terdeteksi sebelum
meninggalkan peternakan?
E3 – Apakah kelompok ternak
terinfeksi terdeteksi pada
pemeriksaan ante- dan post mortem?
E4 – Apakah salah satu atau lebih
karkas dari kelompok ternak terinfeksi
terkontaminasi?
Probabilitas daging terkontaminasi (P)
= P1 x (1 - P2) x (1 - P3) x P4 x P5
Ya (P1)
Tidak (1 - P2)
Tidak (1 - P3)
Ya (1 - P4)
Tidak
ada
risiko
Tidak
ada
risiko
Tidak
ada
risiko
Tidak
ada
risiko
Tidak (1 – P1)
Ya (P2)
Ya (P3)
Tidak (1 - P4)
E1 ternak terinfeksi di
peternakan asal
E2 PMK tidak terdeteksi
pada sumbernya atau
selama transportasi ke
RPH
E3 pemeriksaan ante- dan
post mortem gagal
E4 satu atau lebih karkas
terkontaminasi virus
E5 Virus bertahan pada
deboning, chilling dan
processing
Syarat (E5):
•Daging ‘deboned”
(deglanded dan
maturasi)
• Daging beku (frozen)
E5 – Apakah virus bertahan pada
perlakuan terhadap karkas?
Ya (1 – P5)
Tidak
ada
risiko
Tidak (1 – P5)
29. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Komoditi aman untuk PMK
Komoditi aman (Artikel 8.8.22. OIE Code):
▪ daging tanpa tulang, telah dilepaskan limpfoglandulanya
(deboned and deglanded meat) yang telah melalui
maturasi pada temperatur > 20 C selama minimum 24
jam dan diuji pHnya < 6,0 di tengah-tengah otot
longissimus dorsi
• Dalam hal pengamanan terhadap importasi produk
hewan dari India, Pemerintah hanya mengizinkan
pemasukan daging kerbau beku tanpa tulang sebagai
‘komoditi aman’ seperti yang dipersyaratkan OIE
30. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Komoditi aman untuk BSE
• susu dan produk susu;
• semen dan embryo sapi in vivo yang dikoleksi dan
diproses sesuai dengan rekomendasi International
Embryo Transfer Society;
• lemak hewan bebas protein (protein-free tallow) (dengan
tingkat maksimum ketidakmurnian larutan sebesar 0,15%
dari berat) dan derivatnya yang terbuat dari lemak hewan;
• dicalcium phosphate (tanpa ada jejak protein atau lemak);
• kulit kasar dan kulit halus (hides and skins);
• gelatin dan kolagen yang dipersiapkan secara ekslusif
dari kulit kasar dan kulit halus.
31. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Komoditi aman untuk AI
• produk daging (ayam)
• produk asal unggas, selain pakan bulu (feather meal)
dan pakan unggas (poultry meal) yang ditujukan untuk
penggunaan dalam pakan ternak, atau untuk
penggunaan di pertanian atau industri
• bulu kasar (feather) dan bulu halus (down) (ayam)
• bulu kasar dan bulu halus (selain ayam)
• pakan bulu (feather meal) dan pakan daging unggas
(poultry meal)
32. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Perdagangan daging sapi/kerbau dari
negara/zona tertular PMK (Artikel 8.8.22.)
• Vaksinasi sistematik sapi/kerbau (2x & <12 bulan >1
bulan) sebelum dipotong:
• Radius 10 km tidak ada PMK selama 30 hari terakhir
• Transportasi diberishkan & didisinfeksi
• RPH ekspor yang telah disetujui
• Ante- dan post mortem dengan hasil baik
• Karkas tanpa tulang (deboned carcasses) dengan
proses maturasi (>2°C, 24 jam pH<6 di otot
longissimus dorsi).
33. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
R i n g k a s a n
• Pergeseran paradigma dari penekanan yang ketat
terhadap kebebasan negara (country freedom)
menjadi rekomendasi berdasarkan risiko (risk based).
• Pemisahan sub-populasi hewan spesifik dengan
status kesehatan yang berbeda.
• Rekomendasi berdasarkan tindakan-tindakan mitigasi
risiko untuk komoditi tertentu.
• Namun demikian, tujuan utama yang terus berlanjut
adalah eradikasi penyakit dari suatu wilayah/negara
dan pada akhirnya seluruh dunia.
34. Bimbingan Teknis Penanganan dan Pemeriksaan Produk Hewan (Karkas, Daging)
Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian (BUTTMKP), Bekasi
Terima kasih