2. Berusaha dan mencari rezeki didunia ini merupakan
sesuatu keharusan, karena dengan cara ini manusia bisa
hidup dengan layak dan bisa menghidupi keluarga dan
sodaranya yang tidak mampu. Seseorang yang mencari
rezeki dengan cara yang halal merupakan sosok yang
mendapat pujian disisi Allah, karena mencari rezeki adalah
bagian dari ibadah. Berusaha mencari rezeki yang baik
merupakan inti dari sebuah usaha dan hal ini adalah sesuatu
yang halal. Para Nabi pun banyak yang berwirausaha,
berusaha dengan tangan mereka sendiri, untuk
menghindarkan diri dari sifat meminta-minta. Beberapa
catatan penting yang berkaitan untuk mencari rezeki yang
halal yakni, mencari rezeki dengan cara yang baik seperti
menjual produk atau jasa yang halal dan tidak ada dalil yang
melarang, larangan memakan harta orang lain dengan cara
yang batil (merugikan orang lain), dan mencari rezeki dengan
menjual produk/jasa yang halal secara zatnya dan juga
prosesnya
A. Usaha halal, thayyib, dan fair-play
1. Berusaha dengan halal dan thayyib
3. 2. Berusaha dengan Fair-Play
Seringkali seseorang yang telah berusaha menjual produk /
jasa yang halal dan juga thayyib tanpa sadar melakukan
aktivitas penjualan yang tidak fair. Aktivitas tersebut dilakukan
agar bisa mendapatkan laba yang maksimal dan menjadi
juara dalam bisnis, keadaan ini disebut dengan distorsi pasar,
dimana pada garis besarnya ekonomi islam mengidentifikasi
tiga bentuk distorsi pasar, yakni:
1. Rekayasa penawaran (ihtikar) dan rekayasa permintaan
(bay najasy’)
2. Tadlis (penipuan), dapat mengambil empat bentuk berupa
jumlah barang, mutu barang, harga barang, dan waktu
penyerahan barang.
3. Tagrir (ketidakjelasan), yang biasa dikenal dengan gharar,
yang juga dapat mengambil empat bentuk berupa jumlah
barang, mutu barang, harga barang, dan waktu
penyerahan barang .
4. B. Larangan dalam usaha
untuk kemaslahatan
bersama
GhararMaysir Riba Ikrah
dikenal juga dengan judi suatu transaksi yang
dilakukan oleh kedua belah pihak untuk memiliki
suatu benda/jasa yang menguntungkan satu pihak
dan merugikan pihak lainnya
Mudhtar
ketidakjelasan dalam suatu transaksi yang juga
berarti keraguan atau tipuan dikarenakan ada
ketidak pastian baik mengenai objek akad dan
waktu penyerahan objek tersebut.
sesuatu yang dikhususkan yang artinya adalah tambahan pada modal
pokok. Riba banyak memasuki area transaksi dibidang jasa, seperti
Lembaga perbankan.
dilarang karena mempermainkan harga dan membeli barang dari
seseorang yang sedang dalam keadaan kekurangan dan “kepepet”
paksaan dalam jual beli hal ini dilarang karena akan menyebabkan konflik
setelah transaksi berlangsung
jual beli yang dilakukan dengan cara pembeli menciptakan
permintaan palsu, seolah-olah terdapat banyak permintaan
terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan
naik.
Najsy’
Larangan untuk Ghabn, Ghisy dan Tadlis
Ihtikar’
menimbun barang yang akan dijual dengan motif agar
ketika barang di pasaran menjadi langka, maka harga-
harga akan naik dan barang yang ditimbun dijual kembali
5. C. Jual beli dan kerja
sama secara halal
Berwirausaha bukan hanya menjual
maupun memproduksi sebuah produk atau
jasa saja. Beralihnya produk atau jasa dari
tangan penjual ke tangan pembeli bukan
hanya melalui proses jual beli yang harus
diselesaikan disuatu tempat dan selesai
pada saat itu juga. Berikut dijelaskan
tentang konsep jual beli, sewa menyewa,
pengupahan, dan juga kerjasama dalam
islam. Berikut adalah gambar jual beli
dalam islam:
Jual Beli
Istishna’
Jual beli jasa/
sewa menyewa
(aqd al-ijarah)
Konsep
Jual
Beli
Jual beli
muathah dan
murabahah
Jual beli
saham atau
salaf
Jual beli
dengan cara
cash dan kredit
6. 2. Konsep sewa dan pengupahan dalam islam
a. Konsep sewa menyewa (ijarah), untuk akad sewa menyewa barang maka penyewa haruslah
membayar uang yang disepakati dan pemilik barang bisa berkewajiban menyerahkan
barangnya kepada penyewa untuk dimanfaatkan, dengan jangka waktu yang ditentukan
sebelumnya. Uang sewa adalah bisa sejumlah uang ataupun berupa barang yang boleh untuk
diperdagangkan.
b. Konsep pengupahan dan pemberian bonus dalam islam, ada beberapa konsep dalam
pengupahan dan pemberian bonus yaitu:
1. Akad wakalah dimana seseorang mewakilkan suatu pekerjaan kepada orang lain.
2. Akad samsarah, yaitu akad yang berhubungan dengan permakelaran, yaitu perantara
diantara penjual dan pembeli.
3. Akad ju’alah, yaitu upah atau bonus yang diberikan kepada seseorang atas sebuah
pekerjaan.
4. Akad ijarah, yaitu akad ini awalnya adalah jenis akad sewa menyewa akan tetapi
sewa-menyewa berkaitan dengan barang dan tenaga, ketika sewa-menyewanya tenaga
maka akan masuk kategori penjualan jasa ataupun pengupahan .
7. 3. Konsep kerja sama dalam islam
Berikut berbagai macam kerjasama dalam islam :
a. konsep musyarakah dan syirkah
Syirkah adalah perserikatan dalam kepemilikan hak untuk melakukan pendayagunaan
harta. Sedangkan, musyarakah adalah bentuk kerjasama atau kemitraan atau
perkongsian. Syirkah dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Syirkah al-ibahah adalah kerjasama jika dua orang atau lebih menjaga sesuatu
yang mubah yang pada asalnya tidak dimiliki oleh orang lain.
2. Syirkah al-milk adalah kerjasama jika dua orang atau lebih memiliki suatu barang
atau hutang bersama-sama seperti membeli bersama.
3. Syirkah al-uqud adalah kerjasama antara dua orang atau lebih baik melalui
keterikatan permodalan, skill, nama baik, keuntungan dan kerugian. Syirkah al-
uqud dibagi menjadi lima macam yaitu:
8. 3. Konsep kerja sama dalam islam
-Syirkah inan (pelaku kerja sama baik pertama dan kedua sama-sama
berkontribusi modal dan keahlian)
-Syirkah al-wujuh (pihak pertama dan kedua hanya berkontribusi keahlian,
adapun modal dari luar)
-Syirkah al-abdan (pelaku kerja sama hanya berkontribusi keahlian saja, baik
pikiran maupun tenaga)
-Syirkah al-mudharabah (pihak pertama adalah sebagai pemodal dan pihak
kedua adalah sebagai pengelola modal tersebut)
-Syirkah al-mufawadhah (kontribusi bisa dengan modal, keahlian dan juga
modal luar. Merupakan kesimpulan dari semua kerja sama)
-Syirkah inan (pelaku kerja sama baik pertama dan kedua sama-sama
berkontribusi modal dan keahlian)
-Syirkah al-wujuh (pihak pertama dan kedua hanya berkontribusi keahlian,
adapun modal dari luar)
-Syirkah al-abdan (pelaku kerja sama hanya berkontribusi keahlian saja, baik
pikiran maupun tenaga)
-Syirkah al-mudharabah (pihak pertama adalah sebagai pemodal dan pihak
kedua adalah sebagai pengelola modal tersebut)
-Syirkah al-mufawadhah (kontribusi bisa dengan modal, keahlian dan juga
modal luar. Merupakan kesimpulan dari semua kerja sama)
9. B. Konsep
muzaraah atau
mukhabarah
Konsep musaqat adalah
sebuah bentuk kerja sama
antara pemilik kebun dengan
penggarap tanaman, dengan
tujuan agar penggarap
tanaman bisa memelihara
kebun sehingga bisa
memberikan menguntungkan.
Konsep ini adalah kerja
sama dibidang pertanian,
yaitu pengerjaan tanah
seperti sawah yang mana
benih dan juga biaya
pengerjaan ditanggung oleh
pengelola atau penggarap
sawah tersebut. Pembagian
keuntungan yaitu berupa
imbalan sebagian hasil dari
pengerjaan tanah tersebut
dari hasil yang ada, dan
disepakati sesuai dengan
keridhaan masing-masing.
c. Konsep
musaqat
10. D. Menjadi halal dengan penyebaran kemaslahatan untuk
seluruh karyawan
1. Kewajiban karyawan terhadap pekerjaan yang dijalaninya
- seorang karyawan wajib bekerja secara professional (Rasulullah
memerintahkan umatnya secara professional)
- Seorang karyawan haruslah menekuni pekerjaannya, dan
meniatkan pekerjaanya dalam rangka untuk beribadah meraih
Ridha Allah
2. Hak karyawan yang harus didapatkan dari pemilik usaha
- Pemilik usaha wajib untuk memberikan upah atau gaji kepada
karyawannya sesuai dengan standar kepantasan yang berlaku
disebuah tempat
- Pemilik usaha harus mengupayakan untuk membesarkan
karyawan-karyawannya sebagai asset dari usaha itu sendiri
- Pemilik usaha juga harus kesejahteraan karyawan
11. E. Menjadi halal dengan
menjaga fasilitas publik
Banyak sekali aktifitas bisnis yang dilakukan oleh
banyak orang, akan tetapi tidak mengindahkan
fasilitas public seperti contohnya terkadang
sebuah industry rumahan tidak
mempertimbangkan lokasi pembuangan limbah
untuk usaha yang dilakukannya, sehingga ia
membuang limbah kesungai. Air sungai yang
teraliri limbah berdampak pada kerusakan
ekosistem yang berada di dalamnya dan ini
merugikan masyarakat. United States
Departement of Commerce, mengeluarkan
sebuah model business principles agar sebuah
bisnis memperhatikan beberapa Core salah
satunya adalah perlindungan terhadap
lingkungan dan tanggung jawab terhadap
lingkungan. Kaitannya dengan penjagaan
fasilitas public juga dijelaskan dalam Al-Qur’an
Surah Al-Qashas.
12. F. Halal di “Akar, Batang dan
Cabang” Sebuah Usaha
Sebuah usaha yang kuat dianalogikan seperti pohon yang tumbuh kokoh, tidak akan
goyah walaupun angina bertiup sangat kencang. Sebuah usaha yang kokoh dimulai
dari kuatnya akar yang menopangnya, akar yang panjang ke bawah, sehingga siapa
pun akan kesulitan untuk mencabut akar-akar tersebut. Usaha yang besar akan
menjulang tinggi ke atas, mempunyai banyak dahan, sehingga siapa pun yang berada
tepat di bawah pohon tersebut akan secara tidak langsung merasakan manfaat atas
pohon tersebut. Mereka bisa berteduh, terhindarkan diri dari panas, bisa menyerap
kelebihan air sehingga bisa terhindar dari longsor karena menopang tanah, dan lain
sebagainya. Sebuah usaha yang besar dan kuat akan dinantikan oleh banyak kalangan
karena kontribusi baiknya, sehingga yang diuntungkan bukan hanya pemilik usaha
tersebut karena laba yang didapatkannya dan kekayaan yang dimilikinya. Mereka yang
beruntung juga karyawan-karyawannya, mitra usahanya, dan juga masyarakat. Berikut
ilustrasi tentang usaha yang kuat ibarat pohon, yang membawa keberkahan dengan
beberapa indicator, yaitu halal di akar, batang dan cabang.