Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya persahabatan dan ukhuwah islamiyah. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, antara lain persahabatan yang baik didasarkan pada cinta dan kasih sayang kerena Allah, saling menasihati dengan kebenaran, serta menghindari sikap-sikap yang merusak persahabatan seperti sombong, egois, dan mudah curiga. Dokumen ini juga menyoroti pahala bagi mereka yang saling m
Kenapa Aku Meninggalkan Syiah Dr Sayid Musa Al MusawiNilai University
Buku ini mengungkap rahsia dan kebenaran sejarah Syiah melalui pengakuan ulama Syiah. Ia membongkar penyelewengan beberapa tokoh Syiah setelah tahun 329 H. Buku ini penting untuk membezakan antara ajaran Imam Dua Belas yang asli dengan penyelewengan kemudian.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya persahabatan dan ukhuwah islamiyah. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, antara lain persahabatan yang baik didasarkan pada cinta dan kasih sayang kerena Allah, saling menasihati dengan kebenaran, serta menghindari sikap-sikap yang merusak persahabatan seperti sombong, egois, dan mudah curiga. Dokumen ini juga menyoroti pahala bagi mereka yang saling m
Kenapa Aku Meninggalkan Syiah Dr Sayid Musa Al MusawiNilai University
Buku ini mengungkap rahsia dan kebenaran sejarah Syiah melalui pengakuan ulama Syiah. Ia membongkar penyelewengan beberapa tokoh Syiah setelah tahun 329 H. Buku ini penting untuk membezakan antara ajaran Imam Dua Belas yang asli dengan penyelewengan kemudian.
Muqaddimah karangan ini membahas tentang pentingnya para dai untuk beriman sejenak dengan duduk bersama dan saling menasihati. Tujuannya adalah untuk memeriksa diri dari penyakit hati dan memperbaiki ilmu serta iman. Karangan ini ditujukan kepada para dai yang sudah berpegang teguh dengan agama untuk meningkatkan kesungguhan dan memperkenalkan fiqh dakwah yang lebih baik. Puisi digunakan untuk mele
Tulisan ini membahas pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Kasus MBah Minah, seorang perempuan renta yang ditangkap karena konflik lahan, digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana kekuatan dan kepentingan sering mengalahkan keadilan dan kejujuran. Tulisan ini menganjurkan pembaca untuk selalu setia pada suara hati nurani dan berani bersikap jujur meski harus menanggung risiko, seperti yang dilakukan MB
1. Tulisan ini membahas tentang mudik lahir dan batin. Mudik lahir merupakan perjalanan fisik ke kampung halaman, sementara mudik batin adalah kembali ke fitrah kemanusiaan sebagai persiapan menyambut Idul Fitri.
2. Mudik batin memerlukan persiapan rohani yang matang melalui evaluasi diri, perbaikan sikap sosial, dan menjadi manusia yang tenang ridho dengan cobaan.
3. Mud
1. Tafsir ayat Al-Maidah 54 yang mendorong sikap keberanian dalam dakwah dengan menjelaskan arti lemah lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang kafir.
2. Keberanian merupakan tuntutan dakwah dan pilar penting untuk menjaga semangat juang agar tak gentar menghadapi berbagai rintangan.
3. Iman yang kuat pada Allah dan hari akhirat menjadi penopang utama untuk memperk
Tulisan ini membahas keyakinan Syi'ah tentang keluarga Nabi Muhammad SAW yang disebut Ahlul Bait. Menurut Syi'ah, Ahlul Bait hanya terdiri dari keluarga Ali, Abbas, dan lainnya, bukan istri-istri Nabi. Ahlus Sunnah berpandangan berbeda bahwa menurut Al Quran, istri-istri Nabi juga termasuk Ahlul Bait. Tulisan ini juga membahas perbedaan pandangan tentang wahyu dan kekekalan setelah kemat
Dokumen tersebut membahas tentang akhlakul karimah yang meliputi mujahadah an-nafs (kontrol diri), husnuzan (berprasangka baik), dan ukhuwah (persaudaraan). Terdapat penjelasan mengenai arti dan manfaat dari ketiga akhlak tersebut beserta contoh-contoh ayat Al-Quran dan hadis yang relevan. Juga disebutkan cara-cara memerangi godaan nafsu dan setan serta menjaga hati agar tetap bersih.
Rukun bai’ah ke tujuh – thabat dalam dakwahAsudi Hamdun
Thabat (keteguhan hati) diperlukan dalam dakwah agar dakwah terus berkembang meskipun menghadapi berbagai rintangan. Thabat memerlukan persiapan yang matang, kesabaran menghadapi ujian, dan komitmen untuk terus berjuang hingga mencapai tujuan atau mati syahid. Contoh-contoh Nabi Muhammad saw dan para sahabat menunjukkan pentingnya sifat thabat ini.
Mengimbau Pesan Murobbi di dalam Dakwah dan Siyasah maidanAsudi Hamdun
Tarbiyah siasah memberi perhatian kepada pembentukan bangsa daripada pengabdian kepada ideology kepada ketaatan kepada Allah s.w.t. Ia menitikberatkan perkara hokum, peraturan daulah , hubungan kerajaan dengan musuh , kaitan antara muslim dan non-muslim dan seumpamanya. Jesteru gabungan antara tarbiyah siasah dan tarbiyah agama perlu dibina agar tidak berlaku pemisahan
Muqaddimah al muntalaq - Laluan Permulaan untuk meluncur di Gelanggang DakwahAsudi Hamdun
Kita ambil ungkapan ini, lalu lahirlah nasihat-nasihat ini yang berkaitan tentang fiqh ad-da'wah. Kita mengajak para da'i Islam untuk duduk sejenak dengan setiap nasihat ini, beriman dan memuhasabah diri, ilmu dan himmahnya.”
Kelompok 1 terdiri dari 8 anggota yang membahas 3 topik utama yaitu mawas diri, berprasangka baik, dan persaudaraan. Masing-masing topik menjelaskan arti, manfaat, dan hikmah dari setiap konsep beserta ayat-ayat Al-Qur'an yang mendukungnya.
Muqaddimah karangan ini membahas tentang pentingnya para dai untuk beriman sejenak dengan duduk bersama dan saling menasihati. Tujuannya adalah untuk memeriksa diri dari penyakit hati dan memperbaiki ilmu serta iman. Karangan ini ditujukan kepada para dai yang sudah berpegang teguh dengan agama untuk meningkatkan kesungguhan dan memperkenalkan fiqh dakwah yang lebih baik. Puisi digunakan untuk mele
Tulisan ini membahas pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Kasus MBah Minah, seorang perempuan renta yang ditangkap karena konflik lahan, digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana kekuatan dan kepentingan sering mengalahkan keadilan dan kejujuran. Tulisan ini menganjurkan pembaca untuk selalu setia pada suara hati nurani dan berani bersikap jujur meski harus menanggung risiko, seperti yang dilakukan MB
1. Tulisan ini membahas tentang mudik lahir dan batin. Mudik lahir merupakan perjalanan fisik ke kampung halaman, sementara mudik batin adalah kembali ke fitrah kemanusiaan sebagai persiapan menyambut Idul Fitri.
2. Mudik batin memerlukan persiapan rohani yang matang melalui evaluasi diri, perbaikan sikap sosial, dan menjadi manusia yang tenang ridho dengan cobaan.
3. Mud
1. Tafsir ayat Al-Maidah 54 yang mendorong sikap keberanian dalam dakwah dengan menjelaskan arti lemah lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang kafir.
2. Keberanian merupakan tuntutan dakwah dan pilar penting untuk menjaga semangat juang agar tak gentar menghadapi berbagai rintangan.
3. Iman yang kuat pada Allah dan hari akhirat menjadi penopang utama untuk memperk
Tulisan ini membahas keyakinan Syi'ah tentang keluarga Nabi Muhammad SAW yang disebut Ahlul Bait. Menurut Syi'ah, Ahlul Bait hanya terdiri dari keluarga Ali, Abbas, dan lainnya, bukan istri-istri Nabi. Ahlus Sunnah berpandangan berbeda bahwa menurut Al Quran, istri-istri Nabi juga termasuk Ahlul Bait. Tulisan ini juga membahas perbedaan pandangan tentang wahyu dan kekekalan setelah kemat
Dokumen tersebut membahas tentang akhlakul karimah yang meliputi mujahadah an-nafs (kontrol diri), husnuzan (berprasangka baik), dan ukhuwah (persaudaraan). Terdapat penjelasan mengenai arti dan manfaat dari ketiga akhlak tersebut beserta contoh-contoh ayat Al-Quran dan hadis yang relevan. Juga disebutkan cara-cara memerangi godaan nafsu dan setan serta menjaga hati agar tetap bersih.
Rukun bai’ah ke tujuh – thabat dalam dakwahAsudi Hamdun
Thabat (keteguhan hati) diperlukan dalam dakwah agar dakwah terus berkembang meskipun menghadapi berbagai rintangan. Thabat memerlukan persiapan yang matang, kesabaran menghadapi ujian, dan komitmen untuk terus berjuang hingga mencapai tujuan atau mati syahid. Contoh-contoh Nabi Muhammad saw dan para sahabat menunjukkan pentingnya sifat thabat ini.
Mengimbau Pesan Murobbi di dalam Dakwah dan Siyasah maidanAsudi Hamdun
Tarbiyah siasah memberi perhatian kepada pembentukan bangsa daripada pengabdian kepada ideology kepada ketaatan kepada Allah s.w.t. Ia menitikberatkan perkara hokum, peraturan daulah , hubungan kerajaan dengan musuh , kaitan antara muslim dan non-muslim dan seumpamanya. Jesteru gabungan antara tarbiyah siasah dan tarbiyah agama perlu dibina agar tidak berlaku pemisahan
Muqaddimah al muntalaq - Laluan Permulaan untuk meluncur di Gelanggang DakwahAsudi Hamdun
Kita ambil ungkapan ini, lalu lahirlah nasihat-nasihat ini yang berkaitan tentang fiqh ad-da'wah. Kita mengajak para da'i Islam untuk duduk sejenak dengan setiap nasihat ini, beriman dan memuhasabah diri, ilmu dan himmahnya.”
Kelompok 1 terdiri dari 8 anggota yang membahas 3 topik utama yaitu mawas diri, berprasangka baik, dan persaudaraan. Masing-masing topik menjelaskan arti, manfaat, dan hikmah dari setiap konsep beserta ayat-ayat Al-Qur'an yang mendukungnya.
1. Yusuf dipuji karena menolak godaan wanita dan memilih penjara daripada berzina, meskipun diancam. Ia memohon perlindungan Allah dari tipu daya mereka.
2. Allah mengabulkan doa Yusuf dengan menyelamatkannya dari godaan, menunjukkan ketakwaannya kepada Allah.
1. Syirik dibagi menjadi syirik akbar dan syirik ashghar. Syirik akbar mengeluarkan seseorang dari Islam sedangkan syirik ashghar tidak tetapi mengurangi derajat tauhid dan menghapus amal yang tercampur dengannya.
2. Syirik ashghar adalah perbuatan atau jalan menuju syirik akbar meskipun tidak disebut syirik oleh syariat. Contohnya bersandar kepada selain Allah.
3. Ada pendapat b
1. Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memiliki budaya 'unggul' dan 'memimpin' dengan semangat berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat) seperti para sahabat Nabi Muhammad SAW.
2. Dicontohkan sikap 'Ukasyah bin Mihshan yang berani maju untuk menjadi yang pertama dalam berdoa agar termasuk golongan penghuni surga.
3. Umat Islam diingatkan untuk tidak puas hanya menjadi penont
1. Dokumen tersebut membahas tentang kemunafikan yang merupakan masalah besar yang dihadapi umat Islam saat ini. Ada dua jenis kemunafikan yaitu kemunafikan besar (keyakinan) dan kecil (perbuatan).
2. Kemunafikan besar dapat mengeluarkan seseorang dari Islam karena mengingkari iman. Sifatnya antara lain mengaku beriman tetapi tidak, memiliki dua wajah, dan menghalangi manusia dari ag
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut menceritakan tentang seorang pria bernama Pak Rahmat yang berusaha untuk melaksanakan ibadah haji walaupun tidak memiliki latar belakang yang memadai;
(2) Pak Rahmat melakukan berbagai persiapan dengan membaca banyak literatur tentang haji dan menabung uang untuk melaksanakan haji secara mandiri;
(3) Dok
1. Surat Al-Ma'un mengingatkan tentang pentingnya menjalankan agama dengan ikhlas, tidak karena riya', serta menolong orang lain khususnya anak yatim dan fakir miskin.
2. Shalat adalah ibadah utama yang dapat meningkatkan akhlak, namun Allah mengingatkan bahaya bagi yang shalat tanpa menghayati maknanya.
3. Orang kaya yang tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain dan enggan memb
Rasulullah bersikap sabar dan memaafkan ketika dihina dua orang Yahudi dengan ucapan kasar. Beliau mengingatkan istri dan umatnya untuk selalu bersikap lemah lembut dan memaafkan orang lain. Sikap sabar dan memaafkan ini merupakan contoh yang baik bagi umat Islam untuk meneladani.
Sifat husnudzon atau berpikir positif merupakan salah satu sifat terpuji dalam Islam. Sifat ini dapat menahan diri dari memberikan penilaian negatif terhadap orang lain, terutama terhadap segala keputusan Allah. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif dan berbaik sangka kepada sesama, karena kita tidak tahu niat sebenarnya dari orang lain.
Modul ini membahas tentang berfikir kritis dan demokrasi dalam Islam. Materi utama meliputi konsep demokrasi dalam al-Quran dan hadis seperti bersikap lemah lembut, bermusyawarah, dan memberi maaf; serta kesamaan antara demokrasi dan syura sebagai prinsip musyawarah dalam Islam. Tujuan pembelajaran adalah menganalisis ayat-ayat al-Quran dan hadis terkait sikap demokratis dan berfikir
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian akhlak, yaitu kebiasaan perilaku yang selaras dengan ajaran agama. Akhlak merupakan hasil gabungan sikap nurani, pikiran, dan kebiasaan yang membentuk tindakan sehari-hari. Budi pekerti adalah karakter seseorang yang terbentuk dari latihan untuk selalu berbuat baik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya sikap memaafkan dalam Islam. Al-Quran banyak menganjurkan untuk memberi maaf daripada meminta maaf.
2. Sikap memaafkan dipandang sebagai salah satu indikator ketakwaan seseorang. Memberi maaf dapat menghilangkan beban hati dan menciptakan kedamaian.
3. Seorang muslim seharusnya berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah
1. Bab ini membahas tentang pengertian qanaah dan tasamuh serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Qanaah artinya merasa cukup atas pemberian Allah setelah berusaha dan berdoa, sedangkan tasamuh artinya saling menghormati antar manusia. 3. Penerapan qanaah dan tasamuh penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan tentram.
1. Bab ini membahas tentang pengertian qanaah dan tasamuh serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Qanaah artinya merasa cukup atas pemberian Allah setelah berusaha dan berdoa, sedangkan tasamuh artinya saling menghormati antar manusia. 3. Penerapan qanaah dan tasamuh penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan tentram.
Dokumen tersebut membahas proses perbaikan akhlak menuju kesempurnaan sebagai Muslim sejati yang meliputi 3 tahapan yaitu mengosongkan diri dari keburukan, mengisi diri dengan kebaikan, dan menyatu dengan Allah. Proses ini memerlukan kesabaran dan komitmen untuk terus berjuang melawan godaan duniawi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Tahan amarahmu maka Allah akan memujimu. Dokumen tersebut membahas tentang keutamaan menahan amarah dan bahaya dari kemarahan, serta pujiannya Allah bagi yang mampu menahan amarah walaupun mampu melampiaskannya.
Khutbah khas Idulfitri menekankan pentingnya mengeratkan tautan kasih sesama umat Islam sebagai pelengkap perayaan Idulfitri. Tautan kasih merangkumi silaturrahim, belas kasihan, dan menghapuskan permusuhan. Umat Islam perlu menjalinkan hubungan yang erat berdasarkan kasih sayang dan saling menghormati.
Akhlak merupakan sifat perilaku yang baik yang diajarkan agama Islam. Islam menganggap akhlak mulia sebagai tolak ukur kesempurnaan iman. Rasulullah diutus khusus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Akhlak yang baik akan membawa kemaslahatan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Similar to Berhari raya dengan berlapang dada (20)
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. Berhari Raya, Dengan Berlapang Dada
Oleh: Muhsin Hariyanto
Berlapang dada, itulah yang menjadi sikap Nabi Muhammad s.a.w.
setelah umat Islam mengalami kekalahan telak pada perang Uhud, disebabkan
oleh pengkhianatan pasukan pemanah yang diberi tugas untuk menjaga benteng
pertahanan di atas bukit Uhud. Dan sikap itulah yang membawa berkah bagi
perjuangan dakwah beliau kemudian, Ia menjadi pemimpin yang
berkemampuan untuk mencintai umatnya dengan sikap kasih-sayang kepada
siapa pun yang dibinanya dan dicintai oleh umatnya. Pemimpin yang ada di hati
rakyatnya, karena di dalam hatinya dipenuhi keinginan untuk mencintai
rakyatnya, dan tindak-tanduknya pun bermuara pada kesejahteraan rakyatnya.
Nabi s.a.w. adalah uswah hasanah (teladan) kita. Dan di ketika kita ingin
menjadi yang terbaik, kita pun sudah seharusnya berittiba’ (mencontoh)
kepadanya. Ingatlah, pada saat kita menghadapi persoalan hidup, seringkali kita
hadapi semua persoalan itu dengan sikap marah, jengkel, kecewa dan ketergesa-
gesaan untuk segera menyelesaikanya. Sehingga tidak jarang kita mengalamin
kegagalan demi kegagalan dalam menyelesaikan setiap persoalan, karena (kita)
tidak cermat di dalam memahami persoalan hidup kita, dan pada akhirnya kita
pun salah untuk memilih solusinya. Dan yang lebih ironis lagi, kita bahkan
sering menyalahkan orang lain dalam setiap kegagalan kita untuk
menyelesaikan persoalan kita sendiri, yang kadang-kadang (persoalan itu)
muncul dari kita sendiri, dan sama sekali tak terkait dengan orang lain. Kita
menjadi penimbun masalah, karena ketidaksabaran kita sendiri.
Dalam hal ini Allah SWT menggambarkan, seperti apa contoh kongkret
Nabi kita (Muhammad s.a.w.) ketika berupaya untuk memahami persoalan
yang mengitarinya, dan – lebih jauh lagi – bagaimana dia memilih solusi atas
persoalan yang dihadapinya. Memahami secara tepat, dan menyelesaikannya
secarra tepat pula. Dan tentu saja, akhirnya menjadi sebuah solusi yang
berharkat dan bermartabat.
Simak dengan cermat firman Allah berikut: ”Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu [maksudnya: urusan
yang terkait dengan hubungan antarmanusia seperti urusan sosial-politik,
ekonomi, budaya, pendidikan dan lain-lainnya]. kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya“. (QS Âli ’Imrân, 3: 159)
2. Ayat ini – menurut para ahli tafsir – diwahyukan berkaitan dengan
kekalahan telak umat Islam dalam perang Uhud. Ketika itu umat Islam benar-
benar merasakan betapa pahitnya rasa sebuah kegagalan dari sebuah perang
yang telah dirancang dengan rencana yang rapi, yang menurut perhitungan di
atas kertas akan menghasilkan kemenangan. Namun, gara-gara pengkhianatan
yang dilakukan oleh sebagian pasukan elit umat Islam yang memiliki posisi
paling strategis sebagai benteng pertahanan, kemenangan yang didambakan itu
pun tak terwujud. Bahkan menghasilkan kekalahan yang sangat menyakitkan.
Tetapi, dengan kekalahan setelah itu, dengan sebuah hasil analisis yang
berkesimpulan bahwa kekalahan bisa terjadi karena pengkhianatan sebagian
pasukan elit umat umat Islam yang menjaga pertahanan di atas bukit Uhud,
Nabi s.a.w. masih bisa bersikap tenang, dan bahkan memberi maaf kepada
pasukan yang dianggapnya melakukan pengkhianatan, dan lebih dari itu
bahkan memohonkan ampun atas kesalahan mereka kepada Allah, dan bahkan –
kemudian – menyelesaikan persoalan internal (umat Islam) itu dengan cara
“bermusyawarah“ di antara mereka, tanpa harus melibatkan pihak-eksternal,
sebagaimana yang kini menjadi tradisi sebagian komponen bangsa kita.
Peristiwa itu menandai adanya fakta historis, bahwa pesona akhlak nabi
s.a.w. dalam membangun komunikasi politik dengan umatnya, sangat
sempurna. Dan – bahkan – dikatakan oleh para pakar Ilmu Politik sebagai
sebuah model komunikasi politik terbaik yang perlu diteladani. Terlepas dari
pro dan kontra terhadap tafsir terhadap ayat ini, tentu saja peristiwa ini
merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Rumusan nyata dan
gamblang tentang model manusia terbaik. Maka siapa pun yang ingin berhasil
dalam mengemban tugas kepemimpinan – sebagaimana kepemimpinan Nabi
s.a.w. -- hendaklah mengikuti jejak langkah beliau dan – secara konsisten --
menerapkan akhlaknya dalam seluruh aktivitas kepemimpinannya.
Konon, sejak dulu kita jumpai berbagai macam keluhan dan kekecewaan
terhadap penanganan permasalahan sosial-kemanusian di oleh para para
pemimpin kita, bahkan tidak jarang berakhir dengan -- ditandai dengan --
fenomena jatuhnya para pemimpin, sebagai akibat dari ulahnya mereka sendiri.
Mereka sringkali terlalu asyik dengan dirinya sendiri dan lupa untuk
menjalankan amanah kepemimpinannya. Boleh jadi semuanya terjadi karena
ketidak utuhan mereka dalam meneladani perilaku Nabi s.a.w. atau karena
mereka belum mampu menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah pada mereka
sendiri. Akibatnya mereka – sebagai pemimpin -- sering tidak memilki
kesabaran dalam besikap, sebagai terlalu cepat tersinggung dalam menyikapi
kritik rakyat mereka, karena ketidak dewasannya dalam bersikap. Hingga
berujung pada terpuruknya jalinan komunikasi antara pemimpin dan rakyatnya.
3. Komunikasi politik mereka tidak terbangun dengan indah, dan bahkan
cenderung semakin memburuk. Padahal – kalau mereka bersedia menengok
kembali ajaran akhlak Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi s.a.w. –
Islam telah menuntun kita untuk berkemampuan saling-menasihati, saling
memahami dan mengantarkan pada penyelesaian setiap permasalahan
komunikasi horisontal dan vertikal antarmanusia dengan solusi terbaik, hingga
tak perlu lagi ada jurang-komunikasi horisontal dan vertikal dalam proses
kepemimpinan mereka.
Di antara nilai-nilai Islam -- yang terkait dengan akhlaqul karimah – yang
selayaknya kita tanamkan dalam diri kita masing-masing, dalam ayat al-Quran
di atas tersimpul dalam dua nilai yang cukup relevan untuk memecahkan
kebuntuan di antara kita, yaitu kelembutan dan kerendah hatian. Kelembutan
dalam bertutur-kata, menjaga perasaan, dan memperbaiki hubungan
antarmanusia. Kelembutan yang bermula dari kebersihan hati dan keindahan
dalam mengartikulasikan kata dan perbuatan dalam proses komunikasi verbal
dan non-verbal. Tetapi tentu saja bukan sekadar kelembutan simbolik yang
bersubstansi kekerasan, namun (kelembutan) yang ditandai dengan senyum dan
tegur-sapa, tuangan kasih sayang yang tulus tanpa basi-basi yang berlebihan. Di
samping itu, kita pun memerlukan kerendah hatian yang merupakan ungkapan
hati, ucapan dan tindakan yang bermuara pada upaya untuk mengakrabkan
silaturrahim antarmanusia, melunakkan keangkuhan, menumbuhkan
kepercayaan, membawa keharmonisan dan mengikis kekakuan
Dan bila kita tengok puasa ramadhan kita sebulan yang lalu, sudah
selayaknya nilai-nilai puasa ramadhan yang bermetamorfosis menjadi sikap
sabar dan syukur, bisa menjadi pijakan bagi diri kita untuk mengevaluasi diri,
membenahi akhlak kita dan melayakkan diri sebagai seorang pemimpin sejati.
Kita seharusnya sudah berkemampuan untuk menghindari kesalahan dan
kekurangan yang pernah kita lakukan dengan kedewasaan dalam bersikap.
Mulai bulan Syawal ini, selayaknya kita mulai melatih diri untuk menjadi
pribadi yang berkelembutan – dengan mengubah citra diri kita menjadi “Sang
Pemaaaf“ -- dan bersikap rendah hati kepada siapa pun yang berinteraksi
dengan diri kita. Karena Nabi s.a.w. – uswah hasanah kita -- senantiasa
mendorong diri kita untuk memiliki sikap pemaaf. Sikap yang muncul karena
keimanan, ketakwaan, pengetahuan, dan wawasan mendalam seorang muslim
tentang Islam. Karena kita menyadari bahwa sikap pemaaf akan memberikan
keuntungan, terutama (bisa) membuat hati lapang dan tidak memiliki rasa
dendam terhadap orang yang berbuat salah kepada diri kita, sehingga jiwa kita
menjadi tenang dan tenteram. Bahkan Allah menegaskan bahwa sikap pemaaf
yang menjadi tradisi muslim jauh lebih baik dari sedekah yang diberikan dengan
diiringi ucapan atau sikap yang menyakitkan bagi orang yang menerimanya.
4. Allah SWT berfirman, ''Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.'' (QS al-Baqarah, 2: 263). Bahkan dalam
ayat al-Quran yang lain, Allah menjelaskan bahwa kecintaan untuk memberi
maaf kepada orang yang berbuat salah merupakan ciri orang bertakwa. Orang
yang demikian akan memaafkan orang yang pernah berbuat salah kepadanya
sebesar apa pun kesalahannya, meskipun orang yang bersalah (kepadanya) tidak
pernah meminta maaf kepadanya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Allah berfirman, ''Dan bersegeralah
kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.'' (QS Âli ’Imrân, 3: 133-134).
Akhirnya penulis pun berkesimpulan, bahwa sikap pemaaf, yang berawal
dari kerendah hatian kita untuk memaafkan siapa pun yang pernah bersalah
pada diri kita, perlu kita lekatkan pada diri kita dan menjadi indikator penting
dari ketakwaan kita yang kita peroleh setelah sebulan penuh kita berpuasa.
Dengan sikap pemaaf, kita akan memperoleh cinta dari Allah dan juga
sesama manusia. Dengan sikap pemaaf yang ditandai dengan kemauan untuk
berlapang dada, kita akan dapat memperkokoh silaturahim antarkita (umat
manusia).
Sebagai pengikut Nabi Muhammad s.a.w., marilah kita jadikan diri kita
menjadi pribadi yang “berlapang dada’ untuk lebih bersikap rendah hati dalam
upaya kita untuk memberi maaf kepada siapa pun, dengan selalu berupaya
membangun kemampuan untuk mencintai dan mendapatkan cinta untuk dan
dari siapa pun.
Penulis adalah Alumnus Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Sekarang menjadi Dosen Tetap FAI UM Yogyakarta, Dosen Tidak Tetap STIKES
’Aisyiyah Yogyakarta. Mengajar di PUTM Yogyakarta, Pondok Pesantren
Mahasiswa Budi Mulia Yogyakarta dan Pengasuh Majelis Ta’lim Manajemen
Qalbu DPU Daarut Tauhiid Yogyakarta.