Rasulullah bersikap sabar dan memaafkan ketika dihina dua orang Yahudi dengan ucapan kasar. Beliau mengingatkan istri dan umatnya untuk selalu bersikap lemah lembut dan memaafkan orang lain. Sikap sabar dan memaafkan ini merupakan contoh yang baik bagi umat Islam untuk meneladani.
Dokumen ini membahas tentang sikap umat Islam dalam menghadapi kezaliman. Menurut Syeikh Wael dari Palestina, kaum Rohingya di Myanmar dan rakyat Palestina sama-sama mengalami penderitaan sebagai kaum terzalimi. Walaupun terzalimi, umat Islam disarankan untuk bersabar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Dengan sikap sabar dan menjalin ukhuwah, umat Islam akan menjadi pemenang tanpa menciptakan pec
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sabar, macam-macam sabar menurut Imam Al-Gazali yaitu sabar dalam ketaatan, menghadapi musibah, dan dari maksiat. Juga membahas pengertian salat berjamaah, hukum salat berjamaah, dan salat munfarid. Selanjutnya membahas pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik yang hanya dimiliki Allah SWT, termasuk Al-Quddus sebagai
Dokumen ini membahas tentang sikap umat Islam dalam menghadapi kezaliman. Menurut Syeikh Wael dari Palestina, kaum Rohingya di Myanmar dan rakyat Palestina sama-sama mengalami penderitaan sebagai kaum terzalimi. Walaupun terzalimi, umat Islam disarankan untuk bersabar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Dengan sikap sabar dan menjalin ukhuwah, umat Islam akan menjadi pemenang tanpa menciptakan pec
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sabar, macam-macam sabar menurut Imam Al-Gazali yaitu sabar dalam ketaatan, menghadapi musibah, dan dari maksiat. Juga membahas pengertian salat berjamaah, hukum salat berjamaah, dan salat munfarid. Selanjutnya membahas pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik yang hanya dimiliki Allah SWT, termasuk Al-Quddus sebagai
1. Hadits ini memberikan pesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan bersyukur dalam kesenangan
2. Rasulullah pernah menangis saat cucunya meninggal, menunjukkan kasih sayangnya
3. Disarankan bersabar saat musibah dan jangan berharap kematian untuk menghindari penderitaan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Membahas tentang kemuliaan akhlaq dan budi pekerti yang luhur menurut Imam Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
2. Menguraikan definisi akhlaq sebagai gambaran batin seseorang dan perlunya setiap muslim memiliki akhlaq yang mulia.
3. Menyebutkan perkataan Nabi Muhammad saw kepada Mu'adz bin Jabal tentang kemuliaan harta dan akhlaq seseor
Dokumen tersebut menjelaskan makna dan bentuk-bentuk istiqamah secara bahasa dan istilah, serta contoh-contoh sikap istiqamah para sahabat Nabi saw seperti Sufyan bin Abdullah dan keluarga Yasir. Istiqamah merupakan sikap konsisten dalam memegang agama Islam di berbagai aspek kehidupan sekalipun menghadapi kesulitan.
Kalimat hasbalah merupakan ucapan yang menyatakan bahwa Allah adalah penolong dan pelindung yang sebaik-baik. Kalimat ini diucapkan oleh para nabi dan orang saleh ketika menghadapi cobaan besar, seperti Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api dan Rasulullah ketika dikepung musuh. Menurut dokumen, mengucapkan kalimat hasbalah dapat memberikan kekuatan melebihi kekuatan manusia lainnya dan menyata
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan Eneng Susanti
Hadis ini menjelaskan bahwa ujian dan cobaan diberikan sesuai dengan tingkat iman seseorang. Para nabi mendapatkan ujian paling berat karena iman mereka paling kuat, diikuti oleh orang-orang dengan iman yang kuat. Semakin kuat iman seseorang maka semakin berat pula ujiannya, dan sebaliknya iman yang lemah akan mendapatkan ujian ringan. Tujuannya agar seseorang selalu bersih dari dosa
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bersikap lemah lembut dan santun dalam berkomunikasi berdasarkan ajaran Islam. Alquran dan hadis menganjurkan umat Muslim untuk bersikap lembut hati, tidak kasar berbicara, memaafkan kesalahan orang lain, serta menghindari perdebatan yang tidak santun. Santun berkomunikasi diperlukan khususnya dalam menjalankan dakwah.
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptsoleh solehudin
Hadis ini memberikan tiga contoh perilaku Rasulullah saw dalam menghadapi persoalan, yaitu dengan segera mengerjakan shalat, shalat semalaman hingga pagi saat perang Badar, dan shalat sambil menutup diri dengan jubah saat perang Ahzab. Hadis ini juga menjelaskan bahwa sabar dan shalat adalah sarana utama untuk meminta pertolongan kepada Allah dalam menghadapi segala persoalan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Sifat lemah lembut merupakan perhiasan bagi seorang muslim sesuai dengan ajaran Rasulullah.
2) Dakwah harus dilakukan dengan lemah lembut agar mudah diterima oleh orang lain.
3) Orang yang memiliki sifat lemah lembut akan terhindar dari neraka.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dakwah dan akhlak mulia dalam Islam. Dakwah diperlukan untuk menyebarkan ajaran Islam dan menegakkan perintah Allah, sementara akhlak baik diperlukan untuk hubungan antarmanusia yang harmonis sesuai syariat Islam. Dokumen tersebut juga memperingatkan bahaya terhadap penyimpangan dari ajaran Islam seperti demokrasi yang dapat merusak syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang akhlak ikhlas kepada Allah, yang dijelaskan melalui pengertian ikhlas beserta dalil-dalil Al-Quran dan hadits, serta ciri-ciri seseorang yang memiliki sifat ikhlas. Dokumen ini juga mengajak diskusi mengenai pentingnya sifat ikhlas, manfaatnya, dan cara untuk memiliki sifat ikhlas.
1. Hadits ini memberikan pesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan bersyukur dalam kesenangan
2. Rasulullah pernah menangis saat cucunya meninggal, menunjukkan kasih sayangnya
3. Disarankan bersabar saat musibah dan jangan berharap kematian untuk menghindari penderitaan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Membahas tentang kemuliaan akhlaq dan budi pekerti yang luhur menurut Imam Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
2. Menguraikan definisi akhlaq sebagai gambaran batin seseorang dan perlunya setiap muslim memiliki akhlaq yang mulia.
3. Menyebutkan perkataan Nabi Muhammad saw kepada Mu'adz bin Jabal tentang kemuliaan harta dan akhlaq seseor
Dokumen tersebut menjelaskan makna dan bentuk-bentuk istiqamah secara bahasa dan istilah, serta contoh-contoh sikap istiqamah para sahabat Nabi saw seperti Sufyan bin Abdullah dan keluarga Yasir. Istiqamah merupakan sikap konsisten dalam memegang agama Islam di berbagai aspek kehidupan sekalipun menghadapi kesulitan.
Kalimat hasbalah merupakan ucapan yang menyatakan bahwa Allah adalah penolong dan pelindung yang sebaik-baik. Kalimat ini diucapkan oleh para nabi dan orang saleh ketika menghadapi cobaan besar, seperti Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api dan Rasulullah ketika dikepung musuh. Menurut dokumen, mengucapkan kalimat hasbalah dapat memberikan kekuatan melebihi kekuatan manusia lainnya dan menyata
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan Eneng Susanti
Hadis ini menjelaskan bahwa ujian dan cobaan diberikan sesuai dengan tingkat iman seseorang. Para nabi mendapatkan ujian paling berat karena iman mereka paling kuat, diikuti oleh orang-orang dengan iman yang kuat. Semakin kuat iman seseorang maka semakin berat pula ujiannya, dan sebaliknya iman yang lemah akan mendapatkan ujian ringan. Tujuannya agar seseorang selalu bersih dari dosa
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bersikap lemah lembut dan santun dalam berkomunikasi berdasarkan ajaran Islam. Alquran dan hadis menganjurkan umat Muslim untuk bersikap lembut hati, tidak kasar berbicara, memaafkan kesalahan orang lain, serta menghindari perdebatan yang tidak santun. Santun berkomunikasi diperlukan khususnya dalam menjalankan dakwah.
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptsoleh solehudin
Hadis ini memberikan tiga contoh perilaku Rasulullah saw dalam menghadapi persoalan, yaitu dengan segera mengerjakan shalat, shalat semalaman hingga pagi saat perang Badar, dan shalat sambil menutup diri dengan jubah saat perang Ahzab. Hadis ini juga menjelaskan bahwa sabar dan shalat adalah sarana utama untuk meminta pertolongan kepada Allah dalam menghadapi segala persoalan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Sifat lemah lembut merupakan perhiasan bagi seorang muslim sesuai dengan ajaran Rasulullah.
2) Dakwah harus dilakukan dengan lemah lembut agar mudah diterima oleh orang lain.
3) Orang yang memiliki sifat lemah lembut akan terhindar dari neraka.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dakwah dan akhlak mulia dalam Islam. Dakwah diperlukan untuk menyebarkan ajaran Islam dan menegakkan perintah Allah, sementara akhlak baik diperlukan untuk hubungan antarmanusia yang harmonis sesuai syariat Islam. Dokumen tersebut juga memperingatkan bahaya terhadap penyimpangan dari ajaran Islam seperti demokrasi yang dapat merusak syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang akhlak ikhlas kepada Allah, yang dijelaskan melalui pengertian ikhlas beserta dalil-dalil Al-Quran dan hadits, serta ciri-ciri seseorang yang memiliki sifat ikhlas. Dokumen ini juga mengajak diskusi mengenai pentingnya sifat ikhlas, manfaatnya, dan cara untuk memiliki sifat ikhlas.
Sifat husnudzon atau berpikir positif merupakan salah satu sifat terpuji dalam Islam. Sifat ini dapat menahan diri dari memberikan penilaian negatif terhadap orang lain, terutama terhadap segala keputusan Allah. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif dan berbaik sangka kepada sesama, karena kita tidak tahu niat sebenarnya dari orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang nilai perdamaian menurut Rasulullah SAW dan bagaimana beliau menanggapi makian orang lain dengan sikap lemah lembut. Rasulullah SAW pernah mengingatkan umat Islam untuk tidak memaki berhala orang kafir agar tidak memicu permusuhan. Suatu ketika, ketika seorang Yahudi memaki Rasulullah SAW, istri beliau hendak membalas namun ditenangkan dengan sabda bahwa Allah menyukai h
Dokumen tersebut membahas tentang 40 cara menyelesaikan masalah. Cara pertama yang disebutkan adalah mengucapkan kalimat istirjaa ketika mendapat musibah. Cara kedua adalah menangani masalah dengan perlahan dan tidak tergesa-gesa. Cara ketiga adalah bersabar dalam menghadapi masalah karena sabar memiliki pahala besar di sisi Allah.
1. Dokumen membahas tentang pemahaman akhlaq Rasulullah saw secara menyeluruh, bukan hanya sifat-sifat kebaikan pribadi.
2. Rasulullah saw merupakan teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan menurut al-Qur'an. Akhlaknya mengikuti aturan syariat.
3. Umat Islam perlu memahami sisi kepemimpinan Rasulullah saw sebagai kepala negara Islam pertama dan bagaimana menerap
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27Ustadz Ahmad Ridwan
Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun orang lain berulang kali membenarkanmu.”(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)
Rasulullah memiliki berbagai sifat kepribadian yang unggul seperti sabar, adil, jujur, pemurah, lemah lembut, dan berani. Dokumen ini menjelaskan bagaimana Rasulullah memperlihatkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai contoh kisah dan hadis.
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. Menumbuhkembangkan Sikap ‘Hilm’
Oleh: Muhsin Hariyanto
Sang Penyabar, itulah predikat yang pantas diberikan kepada Rasulullah
s.a.w. . Betapa tidak? Ketika usai perang Uhud, beliau – dengan sangat lembut –
menyapa umatnya dengan sapaan yang amat santun, dan seraya berdoa kepada
Allah untuk memberi maaf dan ampunan kepada siapa pun yang dianggap oleh
pasukan Perang Uhud sebagai biang kekalahan telak melawan musuhnya. Padahal,
andaikata – pada saat itu – Rasulullah s.a.w. meluapkan kemarahannya pun semua
orang memaklumi. Rasulullah s.a.w. paham bahwa Allah tak pernah melarang siapa
pun yang dizalimi untuk membalas kezaliman itu dengan balasan yang sepadan,
tetapi memaafkan kepada semua orang yang pernah berbuat zalim kepada dirinya
jauh lebih baik nilainya.
Simaklah kembali dengan cermat esensi firman Allah dalam QS Âli ‘Imran
[3]: 159: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu [maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti
urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya]. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Ayat itu
mengingatkan kepada kita bahwa Rasulullah s.a.w. benar-benar pemimpin yang
mampu bersikap ‘hilm’ pada saat yang tepat.
Sikap Rasulullah s.a.w. yang semakna dengan hal itu, berkali-kali
dibuktikan dalam wilayah praksis oleh beliau. Sebagai sebuah contoh, pada suatu
hari ‘Aisyah r.a. (isterinya) yang tengah duduk santai bersama suaminya --
Rasulullah s.a.w. -- dikagetkan oleh kedatangan seorang Yahudi yang meminta izin
untuk masuk ke rumahnya dengan ucapan kasar “assâmu ’alaikum (yang bermakna
umpatan kasar: “semoga anda celaka”)” sebagai ganti dari ucapan lembut as-
salâmu ’alaikum yang seharusnya diucapkan olehnya kepada Rasulullah s.a.w..
Setelah itu, tak lama kemudian datang lagi seseorang (Yahudi) yang lain yang
melakukan perbuatan yang sama dengan pendahulunya, dia pun masuk dan
mengucapkan ungkapan kata yang sama: “assâmu ’alaikum”. Bisa dipahami, bahwa
mereka datang dengan sengaja untuk mengganggu ketenangan Rasulullah s.a.w.
beserta isterinya. Dan, ketika menyaksikan perilaku mereka, Aisyah pun gemas, lalu
dengan spontan berteriak: “Kalianlah yang semestinya celaka!”
Melihat sikap isterinya (‘Aisyah r.a), ternyata Rasulullah s.a.w. kurang
berkenan, dan sama sekali tidak menyukai reaksi keras ‘Aisyah terhadap perilaku
kedua orang tersebut. Dan beliau pun secara spontan menegurnya: “Aduhai
1
2. ‘Aisyah, jangan kau ucapkan sesuatu yang keji. Seandainya Allah menampakkan
gambaran yang keji secara nyata, niscaya dia akan berbentuk sesuatu yang paling
buruk dan jahat. Berlemah- lembut atas semua yang telah terjadi akan menghias dan
memperindah perbuatan itu, dan atas segala sesuatu yang bakal terjadi akan
menanamkan keindahannya. Kenapa engkau harus marah?”
‘Aisyah pun bertanya: “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak mendengar apa
yang mereka ucapkan secara keji sebagai pengganti dari ucapan salam?”
Belia pun menjawab: “Ya, aku benar-benar telah mendengarnya. Aku pun
telah menjawabnya wa’alaikum (juga atas kalian), dan saya berpendapat bahwa
jawabanku itu sudah cukup.” (Hadis Riwayat Bukhari-Muslim)
Sikap Rasulullah s.a.w. ini telah membuktikan bahwa beliau menang telah
menjadi seorang penyabar, yang mampu memberikan pelajaran yag sangat berharga
kepada isteri dan umatnya. Beliau telah memiliki “kepribadian” matang dalam
menghadapi provokasi apa pun dan oleh siapa pun, tidak mudah terpancing
amarahnya. Inilai yang dalam istilah psikologi disebut sebagai “kematangan emosi”,
sebuah pengendalian emosi yang sangat luar biasa”. Dan itulah sikap ‘hilm’
Rasulullah s.a.w. Mampukah kita meneladaninya?
Persoalan ‘salam’ sering dianggap sebagi sesuatu yang sederhana. Padahal,
kalau kita rujuk pada hadis Rasulullah s.a.w.: “Maukah kamu kutunjukkan sesuatu,
yang bila kau lakukan kamu sekalian akan benar-benar saling-mencintai?
Tebarkan salam!” (Hadis Riwayat Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah),
ternyata ‘salam’ benar-benar mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar. Salam
bukan sekadar pembuka kata dalam setiap perjumpaan dan perpisahan. Salam –
seharusnya -- bisa menunjukkan kepribadian seseorang. Hadis Nabi s.a.w. tersebut
memberi isyarat akan artipentingnya “salâm”. Bukan sekadar mengucapkan salam,
dan tidak sesederhana itu. Karena kata “salâm” dalam hadis itu bisa dimaknai lebih
daripada sekadar mengucapkan salam secara verbal. Lebih jauh dari itu, salâm bisa
dimaknai sebagai “kedamaian” dalam pengertian luas. Tebarkan kedamaian untuk
siapa pun dalam konteks apa pun. Karena Islam hadir dengan tawaran damai: “peace
for all” (damai untuk semuanya), selaras dengan misi kerahmatannya, rahmatan li
al-âlamîn. Itulah kurang-lebih makna kalimat “afsyus salâm” (tebarkanlah
kedamaian untuk semua orang) dalam hadis di atas.
Kasus Rasulullah s.a.w. yang disapa oleh kedua orang Yahudi dengan
ungkapan kasar, di ketika bercengkerama dengan ‘Aisyah di atas, bisa memperjelas
pelajaran Rasulullah s.a.w. kepada diri kita, bahwa kita – sebagai umatnya – harus
selalu mengedepankan sikap ‘hilm’, seorang penyabar yang selalu bisa
‘memaafkan’. Andaikata kita diberi pilihan untuk menghukum atau memaafkan
kesalahan orang, seharusnya ‘memaafkan’ lebih kita pilih daripada ‘menghukum’
siapa pun yang pernah bersalah kepada diri kita. Jadilah manusia yang memiliki sifat
‘hilm’, seorang yang berkepribadian ‘penyabar’, yang bisa bersabar di mana pun,
2
3. kapan pun dan kepada siapa pun dalam situasi dan kondisi apa pun dengan
mengedepankan sikap “memberi maaf”, bahkan sebelum siapa pun meminta maaf
kepada diri kita. Balaslah setiap keburukan dengan beragam kebaikan, dan
hindarilah tindakan membalas keburukan dengan keburukan yang sama. Itulah sikap
muslim sejati!
Ketika Rasulullah s.a.w. mampu melaksanakannya, mampukah diri kita –
sebagai pengikut setia beliau -- meneladaninya?
Mudah-mudahan, dengan sebulan berpuasa, kita semua bisa menjadi
pribadi “pemaaf” yang selalu bersedia “memberi maaf”.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta
3