Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia dan perbedaan struktur pengurus perusahaan (board) di Indonesia. Secara garis besar dibahas tentang pentingnya penerapan GCG secara komprehensif, perbedaan pengertian board di berbagai negara, jenis board committees, komposisi dan kekuasaan board, serta implementasi hal tersebut dalam penerapan GCG di Indonesia.
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...Muhammad Nur Cholish
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ethics and good governance, board of directors, universitas mercu buana, 2017
Minggu 4
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...Febi Nofita Sari
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah.
BE&GG, El shaddai Sandhy, Hapzi Ali, The Corporate Culture Infact and Implica...El Shaddai Sandhy Pustap
Ada banyak pakar yang menyatakan sangat sulit menerapkan Good Corporate Governance di Indonesia, karena beberapa factor diantaranya adalah Negara yang sedang berkembang, multi esnis, suku dan budaya, Negara kepulaun dan lain sebagainya. Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia memang dapat mengalami kendala dari berbagai faktor
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ...Muhammad Nur Cholish
Be & gg, muhammad nur cholish, prof. dr. ir.hapzi ali, mm, cma, business ethics and good governance, board of directors, universitas mercu buana, 2017
Minggu 4
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...Febi Nofita Sari
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah.
BE&GG, El shaddai Sandhy, Hapzi Ali, The Corporate Culture Infact and Implica...El Shaddai Sandhy Pustap
Ada banyak pakar yang menyatakan sangat sulit menerapkan Good Corporate Governance di Indonesia, karena beberapa factor diantaranya adalah Negara yang sedang berkembang, multi esnis, suku dan budaya, Negara kepulaun dan lain sebagainya. Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia memang dapat mengalami kendala dari berbagai faktor
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...Riyoko Yudhi Wibowo
The Corporate Culture infact and implications, Universitas Mercubuana, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi ali, Board Of Directors, Director The Corporate Culture: infact and implications
Dalam Inti perusahaan ada 3 hal yang menjadi konsern
1) Relasi antara management dengan pemegang saham,
2) Mayortias pemegang saham denga minoritas pemegang saham
3) Pengontrol perusahaan dan pemegang keputusan
dalam 3 hal ini maka ada board atau suatu jajaran yang akan mengatur dan meanalisai, menangani hal-hal tersebut dalam prakterk perusahaan dalam keseharianya.
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Ryan Tantri Andi
CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Uni...yohana premavari
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Konsep Dasar Pengendalian Internal
Mercu Buana
2017
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...Antoni Butarbutar
Business Ethics & Good Corporate Governance
Antoni Butarbutar
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
The Corporate Culture: Infact and Implications
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Culture - Infact and Implications, Universitas Mercu Buana, 2017
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Penerapan tata kelola perusahaan kian menjadi faktor penentu yang strategis bagi
perusahaan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memelihara proses pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karenanya, setiap perusahaan perlu terus meningkatkan kerja
kerasnya agar dapat mengambil manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Percayalah, kita mampu jika kita memang sungguhsungguh mau melakukannya. Jika prinsip
GCG ini dilaksanakan secara sungguh-sungguh, bisa dipastikan perusahaan akan memiliki
landasan yang kokoh dalam menjalankan bisnisnya. Secara eksternal, perusahaan akan lebih
dipercaya investor, yang berarti nilai pasar sahamnya akan terus membubung. Mitra kerja pun
tak ragu mengembangkan hubungan bisnis lebih luas lagi. Para pemasok memiliki pegangan
yang jelas dan terpercaya serta yakin akan diperlakukan secara adil sehingga bisa
memberikan harga yang terbaik, yang berarti menciptakan efisiensi bagi perusahaan. Para
kreditur pun memiliki kepercayaan tinggi untuk mengucurkan kreditnya yang mungkin kita
perlukan buat perluasan usaha.
Secara internal, suasana kerja juga menjadi lebih kondusif. Karena dengan
menerapkan GCG secara benar dan konsisten, berarti perusahaan sudah menerapkan sistem
pengelolaan perusahaan sesuai dengan pembagian peran masing-masing, di tingkatan direksi,
komisaris, komite-komite, dan lain-lain serta aturan main yang baku berdasarkan prinsip
GCG tadi. Tak kalah pentingnya, terciptanya keseimbangan kekuatan di antara struktur
internal perusahaan (direksi, komisaris, komite audit, dan lain sebagainya). Sehingga,
pengambilan keputusan bisa menjadi lebih dipertanggungjawabkan (accountable), juga hatihati dan bijaksana (prudent).
Bukan rahasia lagi, hingga saat ini praktik korupsi, penggelembungan biaya, kolusi
serta nepotisme masih tumbuh subur dan terus dipupuk di banyak perusahaan swasta atau
pemerintah. Penerapan GCG ini sebenarnya merupakan antibiotik yang sangat ampuh untuk
memberantas praktik-praktik yang menciptakan radang yang merongrong perusahaan tersebut
yang pada gilirannya merugikan konsumen karena adanya praktik biaya ekonomi tinggi.
Mengingat manfaatnya itu, para otoritas GCG perlu lebih agresif lagi mendorong penerapan
GCG, terutama di perusahaan publik, lembaga keuangan nonpublik dan BUMN.
Tidak bisa diingkari, masih banyak penerapan GCG yang sekadar untuk kosmetik
atau mendongkrak citra perusahaan dan tak konsisten untuk jangka panjang. Karena itu, perlu
komitmen yang lebih tinggi lagi terutama dari pimpinan dan pemilik perusahaan. Begitu pula,
survei seperti ini pun selalu mempunyai kelemahan, karena tak bisa sebebas-bebasnya
menguak apa yang tersembunyi di balik tameng rahasia perusahaan
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...Riyoko Yudhi Wibowo
The Corporate Culture infact and implications, Universitas Mercubuana, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi ali, Board Of Directors, Director The Corporate Culture: infact and implications
Dalam Inti perusahaan ada 3 hal yang menjadi konsern
1) Relasi antara management dengan pemegang saham,
2) Mayortias pemegang saham denga minoritas pemegang saham
3) Pengontrol perusahaan dan pemegang keputusan
dalam 3 hal ini maka ada board atau suatu jajaran yang akan mengatur dan meanalisai, menangani hal-hal tersebut dalam prakterk perusahaan dalam keseharianya.
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, implementasi csr di indonesia, umb, 2017Ryan Tantri Andi
CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Uni...yohana premavari
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Konsep Dasar Pengendalian Internal
Mercu Buana
2017
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Cul...Antoni Butarbutar
Business Ethics & Good Corporate Governance
Antoni Butarbutar
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
The Corporate Culture: Infact and Implications
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; The Corporate Culture - Infact and Implications, Universitas Mercu Buana, 2017
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Penerapan tata kelola perusahaan kian menjadi faktor penentu yang strategis bagi
perusahaan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memelihara proses pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karenanya, setiap perusahaan perlu terus meningkatkan kerja
kerasnya agar dapat mengambil manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Percayalah, kita mampu jika kita memang sungguhsungguh mau melakukannya. Jika prinsip
GCG ini dilaksanakan secara sungguh-sungguh, bisa dipastikan perusahaan akan memiliki
landasan yang kokoh dalam menjalankan bisnisnya. Secara eksternal, perusahaan akan lebih
dipercaya investor, yang berarti nilai pasar sahamnya akan terus membubung. Mitra kerja pun
tak ragu mengembangkan hubungan bisnis lebih luas lagi. Para pemasok memiliki pegangan
yang jelas dan terpercaya serta yakin akan diperlakukan secara adil sehingga bisa
memberikan harga yang terbaik, yang berarti menciptakan efisiensi bagi perusahaan. Para
kreditur pun memiliki kepercayaan tinggi untuk mengucurkan kreditnya yang mungkin kita
perlukan buat perluasan usaha.
Secara internal, suasana kerja juga menjadi lebih kondusif. Karena dengan
menerapkan GCG secara benar dan konsisten, berarti perusahaan sudah menerapkan sistem
pengelolaan perusahaan sesuai dengan pembagian peran masing-masing, di tingkatan direksi,
komisaris, komite-komite, dan lain-lain serta aturan main yang baku berdasarkan prinsip
GCG tadi. Tak kalah pentingnya, terciptanya keseimbangan kekuatan di antara struktur
internal perusahaan (direksi, komisaris, komite audit, dan lain sebagainya). Sehingga,
pengambilan keputusan bisa menjadi lebih dipertanggungjawabkan (accountable), juga hatihati dan bijaksana (prudent).
Bukan rahasia lagi, hingga saat ini praktik korupsi, penggelembungan biaya, kolusi
serta nepotisme masih tumbuh subur dan terus dipupuk di banyak perusahaan swasta atau
pemerintah. Penerapan GCG ini sebenarnya merupakan antibiotik yang sangat ampuh untuk
memberantas praktik-praktik yang menciptakan radang yang merongrong perusahaan tersebut
yang pada gilirannya merugikan konsumen karena adanya praktik biaya ekonomi tinggi.
Mengingat manfaatnya itu, para otoritas GCG perlu lebih agresif lagi mendorong penerapan
GCG, terutama di perusahaan publik, lembaga keuangan nonpublik dan BUMN.
Tidak bisa diingkari, masih banyak penerapan GCG yang sekadar untuk kosmetik
atau mendongkrak citra perusahaan dan tak konsisten untuk jangka panjang. Karena itu, perlu
komitmen yang lebih tinggi lagi terutama dari pimpinan dan pemilik perusahaan. Begitu pula,
survei seperti ini pun selalu mempunyai kelemahan, karena tak bisa sebebas-bebasnya
menguak apa yang tersembunyi di balik tameng rahasia perusahaan
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...Rizki Aditama
Konsep yang efektif dan efisien untuk menerapkan Good Governance (GCG & GGG ) di Indonesia, Board Of Director
Board Committees, Board Composition dan Board Power
Implementasinya Dalam Kontek Good Corporate Governance Di Indonesia
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, GCG dan Perbedaan Board di Indonesia, Universitas Mercu Buana, 2017
1. GCG dan Perbedaan Board di Indonesia
Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
2017
MELANIA BASTIAN
55117110202
2. PENDAHULUAN
Saat ini di Indonesia memang masih banyak perusahaan yang belum secara maksimal menerapkan prinsip
GCG. Perusahaan seringkali menerapkan GCG hanya karena dorongan dari regulasi dan menghindari
sanksi yang ada. Jarang sekali perusahaan menganggap prinsip GCG sebagai bagian dari kultur
perusahaannya, sehingga, memang dibutuhkan pendekatan yang mengedepankan pola pikir melakukan
GCG sebagai salah satu kebutuhan yang harus dijalani bukanlah sekedar kewajiban yang tertulis dalam
visi dan misi. Hal ini menjadi lebih rumit ketika harus menyamakan presepsi mengenai sebuah konsep
GCG yang baik ditengah keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia karena setiap suku dan
budaya bisa saja mempunyai presepsi akan hal baik dan buruk yang berbeda. Indonesia masih menganut
menggunakan pendekatan yang lembut meskipun masih terdapat banyak pratik-pratik yang bertolak
belakang dengan prinsip-prinsip GCG seperti korupsi, KKN, pungli dan masih banyak contoh lainnya.
Di Indonesia untuk mengimplementasikan GCG yang baik diperlukan dorongan hukum untuk membantu
merubah kultur masyarakat Indonesia menjadi lebih baik karena diharapkan dengan pemberian hukuman
yang didukung dengan sistem penilaian kinerja yang adil dapat menciptakan efek jera secara jangka
panjang dapat mengubah perilaku.
Dari hal ini menurut saya dengan mengedepankan konsep pendekatan komprehensif yang mencakup
penerapan regulasi, implementasi yang konsisten, serta pemberian sanksi dapat membantu masyarakat
Indonesia untuk menerapkan prinsip GCG yang baik di Indonesia
Board of Director
Board of director merupakan badan yang mewakili kepentingan para pemegang saham, dan bertanggung
jawab kepada mereka untuk serangkaian tugas tertentu, termasuk mendefinisikan strategi perusahaan
dan filosofi perusahaan, pengawasan eksekutif manajemen, dan pelaksanaan pengendalian internal
(Dilek:2011).
Kata board of director memiliki artian yang berbeda-beda di beberapa negara. Di Negara Amerika Serikat,
Kanada dan Inggris menggunakan kata board of directors untuk mewakili Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris, sedangkan di Negara-negara Asia seperti Jepang, Korea dan Indonesia kata board of directors
setara dengan Dewan Komisaris. Penyebab perbedaan arti tersebut dikarenakan ada Negara yang
menggunakan single board system dan dual board system.
Di Indonesia yang menggunakan dual board system sehingga terdapat pembagian divisi dewan menjadi
dua bagian yaitu yang pertama Supervisory board (Dewan Komisaris) yang bertindak sebagai agen dari
pemegang saham serta memiliki tanggung jawab untuk menunjuk, mengawasi dan member masukan
anggota dewan manajemen dan juga mengembangkan strategi perusahaan yang mendasar. Kedua adalah
Management board yang bertanggung jawab terhadap menjalankan fungsi harian manajemen bisnis,
divisi atau melakukan fungsi control di Indonesia Management board sering juga disebut dengan Dewan
Direksi.
3. Board Committees
Board of committees mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir dan saat ini terus mengalami
peningkatan. Terdapat dua jenis umum dari Board of committees, tipe yang pertama adalah Management
Support atau Operating Committee yang bertugas untuk memberikan masukan kepada manajemen
mengenai keputusan. Tipe yang kedua adalah komite sebagai monitoring yang bertugas untuk melindungi
kepentingan pemegang saham dengan menyediakan tujuan, tinjauan independen urusan perusahaan,
khususnya yang berkaitan dengan legalitas, integritas, dan kualitas etis dari kegiatan perusahaan.
Sebagai Board of committees memiliki tanggung jawab komite, antara lain (Harrison:1987):
1. Meninjau dan menyetujui strategi dan kebijakan Grup dan pendekatan untuk digunakan dalam
Ulasan Kompensasi tahunan Grup remunerasi;
2. Memastikan bahwa dukungan kinerja terkait pengaturan kompensasi strategi bisnis dan
memberikan keseimbangan menantang yang sesuai antara risiko dan imbalan;
3. Mempertimbangkan undang-undang, peraturan, pedoman dan rekomendasi yang berkaitan dengan
remunerasi dan tata kelola perusahaan;
4. Pemantauan tingkat dan struktur remunerasi untuk manajemen senior, termasuk kinerja individu
terhadap tujuan dan merekomendasikan remunerasi masing-masing anggota Dewan eksekutif, dan
5. Menyediakan laporan tahunan kepada Dewan dan pemegang saham dari kebijakan remunerasi
Perseroan.
Board Composition dan Board Power
Board composition dapat dibagi dalam tiga kategori, antara lain: Insider Director, Affiliated outside
director, dan Independent outside director. Board composition dapat dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan perusahaan dan biasanya menyangkut isu-isu yang berkaitan dengan board independence
dan keragaman (perusahaan dan pengalaman industri, latar belakang fungsional, dll) dari board members.
Board independence mengacu pada dewan perusahaan yang memiliki mayoritas outside director
independen. Dibandingkan dengan papan insider-didominasi, papan luar yang didominasi diyakini
morevigilant dalam memantau perilaku manajerial dan pengambilan keputusan perusahaan. Sebuah
papan yang terdiri dari direksi dengan beragam rangkaian keahlian fungsional (marketing, teknik,
keuangan, dll) industry experiences, kualifikasi pendidikan, etnis dan jenis kelamin campuran mungkin
lebih siap untuk menghadapi berbagai masalah yang dihadapi perusahaan dan memberikan para eksekutif
dengan saran dan konsultasi dari berbagai perspektif (Sushil:2017).
Board power memiliki wewenang untuk memilih dan mengatur keadaan sebuah board didalam
perusahaan, selain itu Board power memiliki tanggung jawab penuh atas pengurusan dan hal-hal terkait
kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
4. Implementasinya Dalam Kontek Good Corporate Governance Di Indonesia
Tentu dengan adanya pembagian-pembagian seperti Board of Director, Board Committees, Board Power
dan Board Composition akan sangat berpengaruh bagi penerapan GCG di perusahaan maupun di
Indonesia, hal ini dikarenakan dengan sistem kerja yang baik tentu akan lebih mudah untuk melakukan
pengaturan dan pengawasan.
Sistem pembagian struktur yang baik akan membantu dalam mewujudkan perusahaan yang jujur dan
bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Dengan adanya pembagian ini juga akan
membantu mengurangi praktek white collar crime yang hingga saat ini masih menjadi musuh bersama
dan tentu hal ini sangat bertentangan dengan prinsip GCG (Eriza:2013). Manfaat lain dari penerapan
sistem ini adalah dengan sistem kepengurusan yang baik akan meningkatkan produktivitas perusahaan
dan tentu hal ini dapat menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan
kepercayaan investor dan kreditur domestik maupun internasional.
Di Indonesia walaupun setiap perusahaan memiliki Board of Director, Board Committees, Board Power
dan Board Composition yang berbeda-beda, tetapi menurut saya yang terpenting di Indonesia adalah
kejujuran dari setiap anggota board karena sistem kepengurusan yang baik tidak akan memberi dampak
yang baik jika tidak ada kejujuran dari setiap anggota. Sistem kepengurusan di Indonesia saat ini masih
ada yang belum menerapkan kejujuran di masing-masing board sehingga banyak kasus perusahaan yang
melibatkan anggota board, keadaan seperti ini harus segera diperbaiki agar dapat mewujudkan
perusahaan yang berkembang dengan menerapkan prinsip GCG yaitu Transparansi, Kemandirian,
Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban, Kewajaran dan Kesetaraan.
Daftar Pustaka
Demirbas, Dilek. 2011. Independence of board of directors, employee relation and
harmonisation of corporate governance. Employee Relation Journal. Vol. 33, No. 4: 444-471
Eriza. 2013. https://erizanugrahvianti.wordpress.com/2013/05/27/good-corporate-governance,
diakses pada tanggal 22 September 2017 pukul 06.24 WIB
Harrison. 1987. The Strategic Use of Corporate Board Committees. California Management
Review. Vol. 30, No. 1: 109-125
Tamang, Sushil. 2017.
https://www.academia.edu/2636174/Board_Composition_and_Corporate_Governance,
diakses pada tanggal 22 September 2017 pukul 06.24 WIB