SlideShare a Scribd company logo
MATERI KREATIFITAS
education purpose only

BASIC

L A N G U A G E
BAHASA VISUAL

2
Membuat karya audio visual, bukan sekedar
melihat apa yang tertangkap dan terlihat di
layar kamera.
Bukan berlandaskan pada upaya mendapatkan
obyek dan gambar bagus semata.

persoalan mendasarnya pada . . . VISUAL THINKING.
BAHASA VISUAL

3
Karya audio visual itu, pada
hakekatnya digunakan sebagai
upaya menyampaikan pesan
atau moral kepada orang atau
pihak lain.

presentation
Agar konsep dan ide dapat terimplementasi
dengan efektif, komunikasi yang dipadukan
dalam gambar, suara, dan efek khusus itu
musti disandarkan pada. . . BAHASA VISUAL.
BAHASA VISUAL

4

Menetapkan konsep dan ide visual film, sama
halnya ketika ingin menyiapkan redaksional sebuah
tulisan dengan Bahasa Verbal yang memiliki tata
bahasa dan aturan tertentu.
subyek

obyek preposisi

numeralia

ket. waktu

Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
konjungsi

TATA BAHASA
TANDA BACA
IMBUHAN

predikat

ket. tempat

Bahasa Verbal memiliki satuan simbol, yaitu huruf, kata,
kalimat dan paragraf yang diatur oleh tata bahasa, tanda
baca, imbuhan dan frase agar kalimat yang terbentuk
menyatakan sebuah makna yang tegas dan benar.

FRASE
HURUF

KATA

KALIMAT

PARAGRAF
5

BAHASA VISUAL

Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
Bila tata bahasa, tanda baca, imbuhan, dan
frase tidak diimplementasikan secara baik dan
benar, apa saja resiko yang akan diterima?
Apakah makna dan arah tujuan kalimat di atas
bakal berubah?
Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi?
Budi dan Tanti? Menulis Rumah Kreatif di setiap Minggu pagi.
Budi menulis cerita tentang Tanti di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.
Menulis cerita Budi dan Tanti di Minggu Pagi setiap Rumah Kreatif.
BAHASA VISUAL

6

LANGUAGE

CAMERA, SOUND, dan
EDITING mempunyai
ragam komponen yang
bakal bertindak
sebagai pengatur serta
penentu tata bahasa
dan tanda baca dalam
film. Itu semua bila
diimplementasikan
secara tepat akan
menghasilkan makna
yang tegas dan benar.

Dalam film juga ada ketentuan mengenai tata bahasa
dan tanda baca. Suatu konsep film tertentu memiliki
aturan tata bahasa dan tanda baca tersendiri yang cara
bekerjanya dibentuk oleh tiga pokok besar.

FRAMING
CAMERA

SOUND

EDITING
pengatur - penentu
tata bahasa dan tanda baca
visual

MOVEMENT
ANGLE
BAHASA VISUAL

7
1 frame

fps - frame per second

Bila fps < 24, maka akan
terjadi atau terlihat flickers

HURUF

KATA

KALIMAT

PARAGRAF

FRAME

SHOT

SCENE

SEQUENCE

rangkaian Shot
yang bertalian

rangkaian Scene
yang saling terkait

gambar diam

gambar kontinyu,
terdiri atas
Frame
BAHASA VISUAL

8

F R A M I N G

FRAMING

Itu berarti musti memutuskan dimanakah dan
bagaimanakah obyek gambar akan ditempatkan
dalam frame. Kamera dan lensa adalah
perpanjangan dari mata.
Maka harus mempertimbangkan bahwa
gambar itu nantinya bisa meyakinkan audiens
mengenai informasi yang mau disampaikan
melalui obyek gambar dan menyertakan
kenyamanan tentunya.
BAHASA VISUAL

9

FRAMING
TYPE OF SHOT

Rule of Thirds

Prinsip dasar untuk menempatkan
posisi obyek gambar pada titik-titik
perpotongan antar garis yang
disebut sebagai power point. Itu
adalah posisi yang nyaman dan
optimal.

memutuskan dimanakah dan
bagaimanakah obyek gambar
akan ditempatkan dalam frame

BASIC RULES
Head Room

Lead Space

Ruang di atas kepala atau bagian
teratas dari obyek gambar.
Disini tidak boleh memberikan
ruang yang terlampau banyak.
Baiknya seminimal mungkin.

Memberikan ruangan sesuai arah
pandangan obyek. Jika obyek gambar
melihat ke arah kanan, maka posisi
obyek gambar haruslah berada di
bagian kiri frame dan memberikan
ruangan di bagian kanannya.
BAHASA VISUAL

10

FRAMING
Rule of Thirds

BASIC RULES
Head Room

Lead Space
BAHASA VISUAL

11

FRAMING

TYPE OF SHOT
[DISTANCE]

WIDE

Keseluruhan obyek, karakter, dan
lingkungan sekitar menempati full
frame. Berperan untuk mengamati
adegan karakter, dan memberi
informasi dimana lokasi secara
menyeluruh, agar audiens leluasa
mereview scene yang dimunculkan.

MEDIUM

Cenderung tertuju pada obyek atau
karakter tertentu yang tengah
beradegan, setelah audiens tahu
semua obyek, karakter, dan lokasi.
Berperan memberi informasi lebih
detail mengenai dialog atau
tindakan yang tengah diadegankan.

CLOSE UP

Sangat fokus pada ekspresi obyek
atau karakter yang tengah beradegan.
Ini untuk lebih tegas memberikan
informasi mengenai minat, motivasi,
dan arah tujuan dari obyek atau
karakter bersangkutan, agar emosi
audiens lebih mengarah ke dalam.
BAHASA VISUAL

12

FRAMING

WIDE

TYPE OF SHOT

Extreme Wide Shot - EWS

Long Shot - LS

Full Shot-FS

Pandangan yang sangat jauh sekali,
sehingga tak satu pun obyek gambar yang
bisa dikenali. Hening, biasanya digunakan
untuk eksterior, pemandangan kota,
perumahan, sebuah bangunan atau
lansekap.

Ada obyek gambar yang bisa dikenali,
meski tidak jelas.

Obyek gambar mengambil frame secara
penuh, atau setidaknya bagian bawah
hingga atas tertangkap.

Tujuannya untuk mendeskripsikan besar
atau luasnya lansekap lokasi tersebut.
Biasa dikenal sebagai establish shot yang
bertujuan untuk transisi sebuah scene ke
scene berikutnya. Dalam genre thriller
seperti war atau disaster yang banyak
menggunakan shot yang detail, maka EWS
akan memberikan kesan umum
dibandingkan informasi spesifik.

Tujuannya sebagai informasi bahwa ada
karakter atau obyek gambar yang
berada di sekitar lingkungan itu.
Bila di awal scene, tujuannya agar
audiens tahu bakal memulai sebuah
scene yang bertalian dengan
sebelumnya. Bila ada di akhir scene,
berarti scene tersebut akan
meninggalkan audiens.
LS bisa juga digunakan sebagai establish
shot atau pun re-establish shot.

Tujuannya untuk menunjukkan keseluruhan
bagian ‘obyek gambar’. Situasinya, jika shot
masih ingin memperlihatkan suasana
lingkungan di situ, namun fokus pada
karakter atau obyek gambar.
Atau bila scene itu berisi dialog yang
melibatkan lebih dari dua karakter. FS sering
digunakan sebagai master shot, yaitu shot
yang berkaitan dengan continuity aktor
bersangkutan dan memungkinkan dilakukan
pilihan editing lainnya.
BAHASA VISUAL

13

TYPE OF SHOT

FRAMING

MEDIUM

Mid Shot - MS
Bila ingin menunjukkan lebih detail ekspresi karakter
atau sebagian dari obyek gambar, namun masih
berkesan kuat ingin memberikan suasana di sekitarnya.
Kalau obyek gambarnya manusia, biasanya frame itu
terisi oleh bagian pinggang hingga di atas kepala.
Biasanya digunakan untuk interaksi antara karakter,
termasuk dialog. Juga untuk pergerakan karakter,
terutama ketika berjalan sambil berdialog. Atau
menunjukkan keintiman dua karakter yang tengah
berbincang berdekatan.

Medium Close Up - MCU
Banyak digunakan untuk scene dialog atau ekspresi
tertentu. Terutama pada scene yang melibatkan dua
atau tiga karakter dan meminimalkan latar belakang
atau suasana di sekitarnya, karena penonton sudah
tahu lokasi dan set scene bersangkutan.
Atau dirty 2 shot, bila kamera ada di belakang seorang
karakter pertama, namun tetap ingin menampakkan
ekspresi karakter kedua yang posisinya di sebelah atau
di belakang karakter pertama.
BAHASA VISUAL

14

FRAMING

Close Up - CU
Fokus pada satu obyek atau karakter,
yaitu bagian tertentu dari obyek
gambar, dan akan menempati full
frame. Latar-belakang atau suasana
sekitar diabaikan.
Tujuannya memunculkan ekspresi
karakter dan kedekatan, agar audiens
terdorong masuk ke dalam karakter.
Secara emosional bisa menciptakan
kenyamanan atau audiens menjadi
tidak nyaman secara ekstrim.

TYPE OF SHOT

CLOSE UP

Extreme Close Up - ECU
Secara ekstrim ingin menunjukkan
detail dari bagian obyek atau
karakter tertentu. Bisa mata, alis,
telinga, mulut dan lainnya.
Ada yang menyebutnya artificial
shot yang digunakan untuk
mendapatkan efek dramatis.

Cut In - CI
Lebih fokus untuk mendapatkan
detail pada bagian tertentu dari
adegan karakter. Bisa jadi karena
adegan memuat ekspresi pada
bagian itu.
Misalnya, kedua tangan karakter
yang saling meremas jari, karena
sedang gelisah. Atau bagian tubuh
yang terkoyak akibat tersayat
pedang musuhnya
BAHASA VISUAL

15

TYPE OF SHOT

FRAMING

Knee Shot

Over The Shoulder Shot - OTS

[AREA]

Two Shot – 2S

Tight Two Shot

Three Shot – 3S

Dirty Single Shot
BAHASA VISUAL

16

MOVEMENT

CAMERA MOVEMENT

Salah satu perangkat memunculkan ekspresi. Itu akan merubah
hubungan antara obyek gambar atau karakter terhadap :
• frame kamera
• perspektif audiens mengenai ruang dan waktu
• kontrol penyampaian informasi secara naratif
kanan

PAN

Digunakan untuk melihat panorama
dan mengamati pergerakan obyek

TILT

kiri

Digunakan untuk melihat obyek ke
arah atas atau bawah

atas

bawah
maju

mundur

TRACK

Digunakan untuk mengikuti, memutari,
mendekati, atau menjauhi obyek
BAHASA VISUAL

17

MOVEMENT
PAN
Mounting pada kamera digerakkan
secara horisontal ke kiri [PAN LEFT]
atau ke kanan [PAN RIGHT]. Pan shot
biasanya untuk menunjukkan ke
audiens mengenai pemandangan
atau set di sekitar obyek gambar.
Dimulai dari still shot, lalu pan shot
dan diakhiri still shot kembali.

HANDHELD
Secara sederhana kamera dipanggul di atas pundak untuk
mengikuti pergerakan obyek gambar. Ada juga yang
memerlukan perangkat tambahan steadicam.

TILT
Mounting kamera digerakkan secara
vertikal ke atas [TILT UP] atau ke
bawah [TILT DOWN], tanpa
merendahkan atau meninggikan posisi
kamera. Teknik ini digunakan untuk
mengikuti pergerakan obyek atau
mungkin obyek sangatlah besar,
hingga audiens perlu tahu detail obyek
dari atas ke bawah atau sebaliknya.

TRACK
Ini jenis pergerakan, dimana kamera dan
operatornya bergerak bersama. Kamera
dan kamu harus bisa stabil dan nyaman di
atas track atau dolly . Pergerakan arah
kamera ke depan [TRACK IN] bisa memiliki
kesamaan
ukuran
teknis
dengan
pergerakan ke belakang [TRACK BACK].

ZOOM
Ini adalah teknik pergerakan kamera dengan
pergerakan hanya pada lensa. Obyek bisa di
proyeksikan mendekat [ZOOM IN] atau di jauhkan
[ZOOM OUT] dengan memutar-mutar zoom ring
pada lensa.
BAHASA VISUAL

18

ANGLE

CAMERA ANGLE
Sebuah scene dapat diambil gambarnya melalui penempatan
kamera pada lokasi dengan sudut kamera tertentu. Sudut
kamera yang berbeda akan memberikan efek emosi audiens
yang berbeda pula
BAHASA VISUAL

19

ANGLE

Hubungan antara SHOT dan ANGLE, seperti halnya kata-kata dan
tanda baca yang bisa membentuk kalimat yang bermakna. Meski
redaksional nya sama, namun penggunaan tanda baca berbeda bakal
memberikan makna yang berbeda pula.

The BIRD’S EYE View

HIGH ANGLE

Scene yang secara langsung diambil dari atas
kepala. Biasanya untuk menyamarkan
sesuatu yang sudah sangat dikenal. Melihat
kejadian dari atas akan menempatkan
audiens seperti berada pada posisi dewa.

Obyek menjadi terlihat lebih kecil dan
berkurang nilai harfiahnya sebagai
karakter. Sering kali dimaksudkan agar
setting terlihat sangat mendominasi
suasana.

CANTED ANGLE

LOW ANGLE
Menambah ketinggian dan sentuhan
pada kecepatan pergerakan gambar.
Membuat karakter terlihat menjadi
lebih kuat dan dominan.

EYE LEVEL

Kamera diletakkan miring,
Shot yang normal dan
tidak sejajar dengan level
wajar. Kamera
lantai. Menguatkan suasana diposisikan seolah-olah
ketidak seimbangan, transisi
mata manusia secara
dan tidak stabil.
aktual mengamati scene
20

BAHASA VISUAL

BELAJAR BERLATIH BERMAIN BEKERJA

More Related Content

What's hot

Tahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.pptTahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.ppt
salissantoso
 
Visual Literacy and Message Design
Visual Literacy and Message DesignVisual Literacy and Message Design
Visual Literacy and Message Design
Fitri Ismawati Rahayu
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
Rini Suharti
 
Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
IrulMaulana
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
University of Andalas
 
Kameraman
KameramanKameraman
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss AstridPANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
Diana Amelia Bagti
 
Produksi audio visual
Produksi audio visualProduksi audio visual
Prinsip-prinsip Visual
Prinsip-prinsip VisualPrinsip-prinsip Visual
Prinsip-prinsip Visual
Nurul Faqih Isro'i
 
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Rezka Judittya
 
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTERPRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
dimas331302
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
pycnat
 
Penguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisiPenguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisi
radenravindra
 
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xiSilabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
SaepulAripin1
 
Konvergensi Media
Konvergensi MediaKonvergensi Media
Konvergensi Media
Yudha P Sunandar
 
Trilogi penyiaran
Trilogi penyiaranTrilogi penyiaran
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam PostmodernDekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
Toto Haryadi
 
Perencanaan Media Relations
Perencanaan Media RelationsPerencanaan Media Relations
Perencanaan Media Relations
Lisa Ramadhanty
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
Fajar Baskoro
 

What's hot (20)

Tahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.pptTahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.ppt
 
Visual Literacy and Message Design
Visual Literacy and Message DesignVisual Literacy and Message Design
Visual Literacy and Message Design
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
 
Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)
 
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kameraman
KameramanKameraman
Kameraman
 
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss AstridPANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
PANDUAN PRODUCTION BOOK By Miss Astrid
 
Produksi audio visual
Produksi audio visualProduksi audio visual
Produksi audio visual
 
Prinsip-prinsip Visual
Prinsip-prinsip VisualPrinsip-prinsip Visual
Prinsip-prinsip Visual
 
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
 
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTERPRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
PRESENTASI TUGAS AKHIR FILM DOKUMENTER
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
Penguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisiPenguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisi
 
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xiSilabus desain grafis percetakan kelas xi
Silabus desain grafis percetakan kelas xi
 
Konvergensi Media
Konvergensi MediaKonvergensi Media
Konvergensi Media
 
Trilogi penyiaran
Trilogi penyiaranTrilogi penyiaran
Trilogi penyiaran
 
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam PostmodernDekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
Dekonstruksi dan hiperrealitas dalam Postmodern
 
Perencanaan Media Relations
Perencanaan Media RelationsPerencanaan Media Relations
Perencanaan Media Relations
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
 

Similar to BASIC VISUAL LANGUAGE

1
11
DIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGEDIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGE
Pere Sumbada
 
Camera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).pptCamera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).ppt
admin718724
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
MuhammadAinun10
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen video
Khairil Anwar
 
Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7
Firdaus Azwar Ersyad
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
Saleh Wati
 
005 gaya camera set-up 1
005 gaya   camera set-up 1005 gaya   camera set-up 1
005 gaya camera set-up 1
rezkyputraa
 
1
11
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdfTipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
bratadikara08
 
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptxTipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
AliefChandra2
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
ZaenulStiyawan
 
Jenis Shot II.ppsx
Jenis Shot II.ppsxJenis Shot II.ppsx
Jenis Shot II.ppsx
WayanWinarye1
 
Sinematografi
SinematografiSinematografi
Sinematografi
Yanuar Rahman
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBARTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
31743174
 
layout storyboard.docx
layout storyboard.docxlayout storyboard.docx
layout storyboard.docx
DDC00Channel
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
WayanWinarye1
 
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7 Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Firdaus Azwar Ersyad
 
Buku kelas 3
Buku kelas 3Buku kelas 3
Buku kelas 3
Hermawan Wicaksono
 

Similar to BASIC VISUAL LANGUAGE (20)

1
11
1
 
DIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGEDIRECTING - FILM LANGUAGE
DIRECTING - FILM LANGUAGE
 
Camera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).pptCamera Set Up (1).ppt
Camera Set Up (1).ppt
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
Modul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen videoModul persiapan dokumen video
Modul persiapan dokumen video
 
Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
005 gaya camera set-up 1
005 gaya   camera set-up 1005 gaya   camera set-up 1
005 gaya camera set-up 1
 
1
11
1
 
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdfTipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
Tipe-tipe-Shot-yang-Umum-digunakan-pada-video-pembelajaran.pdf
 
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptxTipe Shoot dan Camera Angle.pptx
Tipe Shoot dan Camera Angle.pptx
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
 
Jenis Shot II.ppsx
Jenis Shot II.ppsxJenis Shot II.ppsx
Jenis Shot II.ppsx
 
Sinematografi
SinematografiSinematografi
Sinematografi
 
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBARTEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
 
layout storyboard.docx
layout storyboard.docxlayout storyboard.docx
layout storyboard.docx
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
 
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7 Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
 
Tahapan editing
Tahapan editingTahapan editing
Tahapan editing
 
Buku kelas 3
Buku kelas 3Buku kelas 3
Buku kelas 3
 

More from Pere Sumbada

EMPTY SPACE
EMPTY SPACEEMPTY SPACE
EMPTY SPACE
Pere Sumbada
 
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGANKOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
Pere Sumbada
 
GLOBAL WARMING
GLOBAL WARMINGGLOBAL WARMING
GLOBAL WARMING
Pere Sumbada
 
STEPS OUTLINE
STEPS OUTLINESTEPS OUTLINE
STEPS OUTLINE
Pere Sumbada
 
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAUNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
Pere Sumbada
 
iPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For FilmmakersiPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For Filmmakers
Pere Sumbada
 
STORY TREATMENT
STORY TREATMENTSTORY TREATMENT
STORY TREATMENT
Pere Sumbada
 
SCENEOGRAM
SCENEOGRAMSCENEOGRAM
SCENEOGRAM
Pere Sumbada
 
PLOT THE STORY
PLOT THE STORYPLOT THE STORY
PLOT THE STORY
Pere Sumbada
 
STORYBOARDING
STORYBOARDINGSTORYBOARDING
STORYBOARDING
Pere Sumbada
 
THE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONSTHE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONS
Pere Sumbada
 
THE SKETCH
THE SKETCHTHE SKETCH
THE SKETCH
Pere Sumbada
 
PLAN THE STORY
PLAN THE STORYPLAN THE STORY
PLAN THE STORY
Pere Sumbada
 
BASIC IDEA
BASIC IDEABASIC IDEA
BASIC IDEA
Pere Sumbada
 
TV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like ItTV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like It
Pere Sumbada
 
Battle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning TimeBattle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning Time
Pere Sumbada
 
How TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackHow TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackPere Sumbada
 
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
Pere Sumbada
 
TV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The CrowdTV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The Crowd
Pere Sumbada
 
Value of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online MediaValue of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online Media
Pere Sumbada
 

More from Pere Sumbada (20)

EMPTY SPACE
EMPTY SPACEEMPTY SPACE
EMPTY SPACE
 
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGANKOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
 
GLOBAL WARMING
GLOBAL WARMINGGLOBAL WARMING
GLOBAL WARMING
 
STEPS OUTLINE
STEPS OUTLINESTEPS OUTLINE
STEPS OUTLINE
 
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAUNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
 
iPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For FilmmakersiPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For Filmmakers
 
STORY TREATMENT
STORY TREATMENTSTORY TREATMENT
STORY TREATMENT
 
SCENEOGRAM
SCENEOGRAMSCENEOGRAM
SCENEOGRAM
 
PLOT THE STORY
PLOT THE STORYPLOT THE STORY
PLOT THE STORY
 
STORYBOARDING
STORYBOARDINGSTORYBOARDING
STORYBOARDING
 
THE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONSTHE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONS
 
THE SKETCH
THE SKETCHTHE SKETCH
THE SKETCH
 
PLAN THE STORY
PLAN THE STORYPLAN THE STORY
PLAN THE STORY
 
BASIC IDEA
BASIC IDEABASIC IDEA
BASIC IDEA
 
TV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like ItTV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like It
 
Battle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning TimeBattle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning Time
 
How TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackHow TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The Track
 
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
 
TV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The CrowdTV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The Crowd
 
Value of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online MediaValue of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online Media
 

Recently uploaded

Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
ArulArya1
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
syamsulbahri09
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
MuhamadsyakirbinIsma
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 

Recently uploaded (20)

Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 

BASIC VISUAL LANGUAGE

  • 1. MATERI KREATIFITAS education purpose only BASIC L A N G U A G E
  • 2. BAHASA VISUAL 2 Membuat karya audio visual, bukan sekedar melihat apa yang tertangkap dan terlihat di layar kamera. Bukan berlandaskan pada upaya mendapatkan obyek dan gambar bagus semata. persoalan mendasarnya pada . . . VISUAL THINKING.
  • 3. BAHASA VISUAL 3 Karya audio visual itu, pada hakekatnya digunakan sebagai upaya menyampaikan pesan atau moral kepada orang atau pihak lain. presentation Agar konsep dan ide dapat terimplementasi dengan efektif, komunikasi yang dipadukan dalam gambar, suara, dan efek khusus itu musti disandarkan pada. . . BAHASA VISUAL.
  • 4. BAHASA VISUAL 4 Menetapkan konsep dan ide visual film, sama halnya ketika ingin menyiapkan redaksional sebuah tulisan dengan Bahasa Verbal yang memiliki tata bahasa dan aturan tertentu. subyek obyek preposisi numeralia ket. waktu Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi. konjungsi TATA BAHASA TANDA BACA IMBUHAN predikat ket. tempat Bahasa Verbal memiliki satuan simbol, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraf yang diatur oleh tata bahasa, tanda baca, imbuhan dan frase agar kalimat yang terbentuk menyatakan sebuah makna yang tegas dan benar. FRASE HURUF KATA KALIMAT PARAGRAF
  • 5. 5 BAHASA VISUAL Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi. Bila tata bahasa, tanda baca, imbuhan, dan frase tidak diimplementasikan secara baik dan benar, apa saja resiko yang akan diterima? Apakah makna dan arah tujuan kalimat di atas bakal berubah? Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi? Budi dan Tanti? Menulis Rumah Kreatif di setiap Minggu pagi. Budi menulis cerita tentang Tanti di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi. Menulis cerita Budi dan Tanti di Minggu Pagi setiap Rumah Kreatif.
  • 6. BAHASA VISUAL 6 LANGUAGE CAMERA, SOUND, dan EDITING mempunyai ragam komponen yang bakal bertindak sebagai pengatur serta penentu tata bahasa dan tanda baca dalam film. Itu semua bila diimplementasikan secara tepat akan menghasilkan makna yang tegas dan benar. Dalam film juga ada ketentuan mengenai tata bahasa dan tanda baca. Suatu konsep film tertentu memiliki aturan tata bahasa dan tanda baca tersendiri yang cara bekerjanya dibentuk oleh tiga pokok besar. FRAMING CAMERA SOUND EDITING pengatur - penentu tata bahasa dan tanda baca visual MOVEMENT ANGLE
  • 7. BAHASA VISUAL 7 1 frame fps - frame per second Bila fps < 24, maka akan terjadi atau terlihat flickers HURUF KATA KALIMAT PARAGRAF FRAME SHOT SCENE SEQUENCE rangkaian Shot yang bertalian rangkaian Scene yang saling terkait gambar diam gambar kontinyu, terdiri atas Frame
  • 8. BAHASA VISUAL 8 F R A M I N G FRAMING Itu berarti musti memutuskan dimanakah dan bagaimanakah obyek gambar akan ditempatkan dalam frame. Kamera dan lensa adalah perpanjangan dari mata. Maka harus mempertimbangkan bahwa gambar itu nantinya bisa meyakinkan audiens mengenai informasi yang mau disampaikan melalui obyek gambar dan menyertakan kenyamanan tentunya.
  • 9. BAHASA VISUAL 9 FRAMING TYPE OF SHOT Rule of Thirds Prinsip dasar untuk menempatkan posisi obyek gambar pada titik-titik perpotongan antar garis yang disebut sebagai power point. Itu adalah posisi yang nyaman dan optimal. memutuskan dimanakah dan bagaimanakah obyek gambar akan ditempatkan dalam frame BASIC RULES Head Room Lead Space Ruang di atas kepala atau bagian teratas dari obyek gambar. Disini tidak boleh memberikan ruang yang terlampau banyak. Baiknya seminimal mungkin. Memberikan ruangan sesuai arah pandangan obyek. Jika obyek gambar melihat ke arah kanan, maka posisi obyek gambar haruslah berada di bagian kiri frame dan memberikan ruangan di bagian kanannya.
  • 10. BAHASA VISUAL 10 FRAMING Rule of Thirds BASIC RULES Head Room Lead Space
  • 11. BAHASA VISUAL 11 FRAMING TYPE OF SHOT [DISTANCE] WIDE Keseluruhan obyek, karakter, dan lingkungan sekitar menempati full frame. Berperan untuk mengamati adegan karakter, dan memberi informasi dimana lokasi secara menyeluruh, agar audiens leluasa mereview scene yang dimunculkan. MEDIUM Cenderung tertuju pada obyek atau karakter tertentu yang tengah beradegan, setelah audiens tahu semua obyek, karakter, dan lokasi. Berperan memberi informasi lebih detail mengenai dialog atau tindakan yang tengah diadegankan. CLOSE UP Sangat fokus pada ekspresi obyek atau karakter yang tengah beradegan. Ini untuk lebih tegas memberikan informasi mengenai minat, motivasi, dan arah tujuan dari obyek atau karakter bersangkutan, agar emosi audiens lebih mengarah ke dalam.
  • 12. BAHASA VISUAL 12 FRAMING WIDE TYPE OF SHOT Extreme Wide Shot - EWS Long Shot - LS Full Shot-FS Pandangan yang sangat jauh sekali, sehingga tak satu pun obyek gambar yang bisa dikenali. Hening, biasanya digunakan untuk eksterior, pemandangan kota, perumahan, sebuah bangunan atau lansekap. Ada obyek gambar yang bisa dikenali, meski tidak jelas. Obyek gambar mengambil frame secara penuh, atau setidaknya bagian bawah hingga atas tertangkap. Tujuannya untuk mendeskripsikan besar atau luasnya lansekap lokasi tersebut. Biasa dikenal sebagai establish shot yang bertujuan untuk transisi sebuah scene ke scene berikutnya. Dalam genre thriller seperti war atau disaster yang banyak menggunakan shot yang detail, maka EWS akan memberikan kesan umum dibandingkan informasi spesifik. Tujuannya sebagai informasi bahwa ada karakter atau obyek gambar yang berada di sekitar lingkungan itu. Bila di awal scene, tujuannya agar audiens tahu bakal memulai sebuah scene yang bertalian dengan sebelumnya. Bila ada di akhir scene, berarti scene tersebut akan meninggalkan audiens. LS bisa juga digunakan sebagai establish shot atau pun re-establish shot. Tujuannya untuk menunjukkan keseluruhan bagian ‘obyek gambar’. Situasinya, jika shot masih ingin memperlihatkan suasana lingkungan di situ, namun fokus pada karakter atau obyek gambar. Atau bila scene itu berisi dialog yang melibatkan lebih dari dua karakter. FS sering digunakan sebagai master shot, yaitu shot yang berkaitan dengan continuity aktor bersangkutan dan memungkinkan dilakukan pilihan editing lainnya.
  • 13. BAHASA VISUAL 13 TYPE OF SHOT FRAMING MEDIUM Mid Shot - MS Bila ingin menunjukkan lebih detail ekspresi karakter atau sebagian dari obyek gambar, namun masih berkesan kuat ingin memberikan suasana di sekitarnya. Kalau obyek gambarnya manusia, biasanya frame itu terisi oleh bagian pinggang hingga di atas kepala. Biasanya digunakan untuk interaksi antara karakter, termasuk dialog. Juga untuk pergerakan karakter, terutama ketika berjalan sambil berdialog. Atau menunjukkan keintiman dua karakter yang tengah berbincang berdekatan. Medium Close Up - MCU Banyak digunakan untuk scene dialog atau ekspresi tertentu. Terutama pada scene yang melibatkan dua atau tiga karakter dan meminimalkan latar belakang atau suasana di sekitarnya, karena penonton sudah tahu lokasi dan set scene bersangkutan. Atau dirty 2 shot, bila kamera ada di belakang seorang karakter pertama, namun tetap ingin menampakkan ekspresi karakter kedua yang posisinya di sebelah atau di belakang karakter pertama.
  • 14. BAHASA VISUAL 14 FRAMING Close Up - CU Fokus pada satu obyek atau karakter, yaitu bagian tertentu dari obyek gambar, dan akan menempati full frame. Latar-belakang atau suasana sekitar diabaikan. Tujuannya memunculkan ekspresi karakter dan kedekatan, agar audiens terdorong masuk ke dalam karakter. Secara emosional bisa menciptakan kenyamanan atau audiens menjadi tidak nyaman secara ekstrim. TYPE OF SHOT CLOSE UP Extreme Close Up - ECU Secara ekstrim ingin menunjukkan detail dari bagian obyek atau karakter tertentu. Bisa mata, alis, telinga, mulut dan lainnya. Ada yang menyebutnya artificial shot yang digunakan untuk mendapatkan efek dramatis. Cut In - CI Lebih fokus untuk mendapatkan detail pada bagian tertentu dari adegan karakter. Bisa jadi karena adegan memuat ekspresi pada bagian itu. Misalnya, kedua tangan karakter yang saling meremas jari, karena sedang gelisah. Atau bagian tubuh yang terkoyak akibat tersayat pedang musuhnya
  • 15. BAHASA VISUAL 15 TYPE OF SHOT FRAMING Knee Shot Over The Shoulder Shot - OTS [AREA] Two Shot – 2S Tight Two Shot Three Shot – 3S Dirty Single Shot
  • 16. BAHASA VISUAL 16 MOVEMENT CAMERA MOVEMENT Salah satu perangkat memunculkan ekspresi. Itu akan merubah hubungan antara obyek gambar atau karakter terhadap : • frame kamera • perspektif audiens mengenai ruang dan waktu • kontrol penyampaian informasi secara naratif kanan PAN Digunakan untuk melihat panorama dan mengamati pergerakan obyek TILT kiri Digunakan untuk melihat obyek ke arah atas atau bawah atas bawah maju mundur TRACK Digunakan untuk mengikuti, memutari, mendekati, atau menjauhi obyek
  • 17. BAHASA VISUAL 17 MOVEMENT PAN Mounting pada kamera digerakkan secara horisontal ke kiri [PAN LEFT] atau ke kanan [PAN RIGHT]. Pan shot biasanya untuk menunjukkan ke audiens mengenai pemandangan atau set di sekitar obyek gambar. Dimulai dari still shot, lalu pan shot dan diakhiri still shot kembali. HANDHELD Secara sederhana kamera dipanggul di atas pundak untuk mengikuti pergerakan obyek gambar. Ada juga yang memerlukan perangkat tambahan steadicam. TILT Mounting kamera digerakkan secara vertikal ke atas [TILT UP] atau ke bawah [TILT DOWN], tanpa merendahkan atau meninggikan posisi kamera. Teknik ini digunakan untuk mengikuti pergerakan obyek atau mungkin obyek sangatlah besar, hingga audiens perlu tahu detail obyek dari atas ke bawah atau sebaliknya. TRACK Ini jenis pergerakan, dimana kamera dan operatornya bergerak bersama. Kamera dan kamu harus bisa stabil dan nyaman di atas track atau dolly . Pergerakan arah kamera ke depan [TRACK IN] bisa memiliki kesamaan ukuran teknis dengan pergerakan ke belakang [TRACK BACK]. ZOOM Ini adalah teknik pergerakan kamera dengan pergerakan hanya pada lensa. Obyek bisa di proyeksikan mendekat [ZOOM IN] atau di jauhkan [ZOOM OUT] dengan memutar-mutar zoom ring pada lensa.
  • 18. BAHASA VISUAL 18 ANGLE CAMERA ANGLE Sebuah scene dapat diambil gambarnya melalui penempatan kamera pada lokasi dengan sudut kamera tertentu. Sudut kamera yang berbeda akan memberikan efek emosi audiens yang berbeda pula
  • 19. BAHASA VISUAL 19 ANGLE Hubungan antara SHOT dan ANGLE, seperti halnya kata-kata dan tanda baca yang bisa membentuk kalimat yang bermakna. Meski redaksional nya sama, namun penggunaan tanda baca berbeda bakal memberikan makna yang berbeda pula. The BIRD’S EYE View HIGH ANGLE Scene yang secara langsung diambil dari atas kepala. Biasanya untuk menyamarkan sesuatu yang sudah sangat dikenal. Melihat kejadian dari atas akan menempatkan audiens seperti berada pada posisi dewa. Obyek menjadi terlihat lebih kecil dan berkurang nilai harfiahnya sebagai karakter. Sering kali dimaksudkan agar setting terlihat sangat mendominasi suasana. CANTED ANGLE LOW ANGLE Menambah ketinggian dan sentuhan pada kecepatan pergerakan gambar. Membuat karakter terlihat menjadi lebih kuat dan dominan. EYE LEVEL Kamera diletakkan miring, Shot yang normal dan tidak sejajar dengan level wajar. Kamera lantai. Menguatkan suasana diposisikan seolah-olah ketidak seimbangan, transisi mata manusia secara dan tidak stabil. aktual mengamati scene