Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur dasar dalam bahasa visual film, mulai dari pondasi dan konstruksi, fisik dan bentuk, hingga nilai artistika. Unsur-unsur tersebut perlu dipadukan dengan baik agar karya audio visual dapat berfungsi sesuai tujuan."
This document discusses visual language and communication. It outlines the communication process including the sender, message, code, context, receptor, and channel. It then describes the basic functions of images as informative, aesthetic, expressive, exhortative, narrative, and social. The basic elements of visual language are identified as dot, line, plane, color, texture, and volume. Signifier and signified are defined and the types of visual signs - indexical, iconic, and symbolic - are explained. The document concludes by mentioning iconicity of images and types of images including analytic, realistic, and figurative.
Dokumen tersebut membahas tahapan pra-produksi dalam pembuatan film dokumenter, termasuk aktivitas pengembangan cerita, perencanaan produksi, penulisan skenario, dan riset. Tahap pra-produksi merupakan tahap perencanaan dimana tim produksi menyusun konsep dan rencana yang akan menjadi pedoman selama proses produksi dan hasil akhir film.
Storyboard merupakan serangkaian sketsa yang menggambarkan urutan elemen dalam suatu produk multimedia seperti animasi atau film. Storyboard bertujuan untuk menjadi panduan bagi tim produksi dan memungkinkan visualisasi ide secara menyeluruh. Proses pembuatan storyboard meliputi penyusunan konsep, desain, pengumpulan materi, pembuatan, pengujian, dan distribusi.
Manajemen produksi film membahas tahapan praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Prapoduksi meliputi perencanaan cerita, anggaran, dan persiapan kru. Produksi adalah syuting dengan manajemen lokasi, kru, dan pencapaian kualitas gambar. Pascaproses meliputi penyuntingan, penambahan suara dan warna untuk menyelesaikan film. Pelaku kunci adalah produser, sutradara, DOP, lighting, suara, kostum, dan editor den
This document discusses visual language and communication. It outlines the communication process including the sender, message, code, context, receptor, and channel. It then describes the basic functions of images as informative, aesthetic, expressive, exhortative, narrative, and social. The basic elements of visual language are identified as dot, line, plane, color, texture, and volume. Signifier and signified are defined and the types of visual signs - indexical, iconic, and symbolic - are explained. The document concludes by mentioning iconicity of images and types of images including analytic, realistic, and figurative.
Dokumen tersebut membahas tahapan pra-produksi dalam pembuatan film dokumenter, termasuk aktivitas pengembangan cerita, perencanaan produksi, penulisan skenario, dan riset. Tahap pra-produksi merupakan tahap perencanaan dimana tim produksi menyusun konsep dan rencana yang akan menjadi pedoman selama proses produksi dan hasil akhir film.
Storyboard merupakan serangkaian sketsa yang menggambarkan urutan elemen dalam suatu produk multimedia seperti animasi atau film. Storyboard bertujuan untuk menjadi panduan bagi tim produksi dan memungkinkan visualisasi ide secara menyeluruh. Proses pembuatan storyboard meliputi penyusunan konsep, desain, pengumpulan materi, pembuatan, pengujian, dan distribusi.
Manajemen produksi film membahas tahapan praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Prapoduksi meliputi perencanaan cerita, anggaran, dan persiapan kru. Produksi adalah syuting dengan manajemen lokasi, kru, dan pencapaian kualitas gambar. Pascaproses meliputi penyuntingan, penambahan suara dan warna untuk menyelesaikan film. Pelaku kunci adalah produser, sutradara, DOP, lighting, suara, kostum, dan editor den
This document discusses various editing techniques used to manipulate tempo, time, and meaning in films. It explores how shot length, transitions, timing, and sequencing can speed up or slow down pacing. Specific techniques like collage, shot reverse shot, and establishing shots are examined. Examples from films like The Shining, Fight Club, and Lord of the Rings are provided to illustrate editing principles in action.
The document provides an overview of basic video production concepts and techniques. It discusses the three phases of production as pre-production, production, and post-production. It also outlines different types of camera shots including close-ups, wide shots, and medium shots. Common mistakes like too much headroom and shaky cameras are also mentioned.
Dokumen tersebut membahas tentang komposisi dalam fotografi, yang merupakan cara penyusunan dan pengaturan gambar agar terlihat estetis sebagai karya seni. Terdapat 7 konsep komposisi yang dijelaskan yaitu rule of third, selective focus, komposisi diagonal, balancing/simetris, repetisi, reflection photography, dan low angle photography. Mahasiswa diminta membuat karya fotografi menggunakan 7 konsep tersebut dengan tema keindahan destinasi pariwisata
Film Language: Camera angles and shot size introduction for Film Studies. Als...Ian Moreno-Melgar
A long PDF that has been used to introduce GCSE Film Students to the complicated process of identifying and explaining the use of camera shot sizes and angles. This is a fairly detailed series of slides which I have used in school for a couple of classes now. As it is a PDF the clips do not play but where possible I've labelled what the film is. Similarly, as it was designed to be used in lessons the overall 'structure' is somewhat disjointed and is missing slides that includes answers or ideas that were discussed in lessons. In order to help where possible, I've included large versions of worksheets so that these can be clipped and printed out if necessary. Many thanks for taking a look and please feel free to take a look at my other uploads as you will find plenty there on other aspects of Film Studies.
Sinematografi adalah ilmu dan teknik pembuatan film yang melibatkan penangkapan gambar bergerak melalui kamera dan proses editing. Hal ini melibatkan unsur-unsur seperti framing, sudut kamera, jarak kamera, dan durasi gambar untuk menceritakan cerita secara visual.
Tahapan dasar pembuatan film power pointRini Suharti
Tahapan produksi film meliputi penyusunan riset, pengembangan, pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Proses produksi film juga melibatkan berbagai peran kunci seperti produser, sutradara, asisten sutradara, dan departemen-departemen lain. [/ringkasan]
Videografi adalah teknik pengambilan gambar dan penyusunan scene untuk membentuk cerita yang mudah dinikmati pemirsa. Dokumen ini menjelaskan proses produksi video mulai dari persiapan seperti menentukan ide, membuat naskah dan storyboard, persiapan peralatan rekaman, teknik pengambilan gambar, hingga tahap pascaproduksi seperti editing, penambahan teks dan suara, serta penyimpanan hasil akhir video. Jenis
This document provides an introduction to key concepts in media language and film editing. It defines and discusses various elements of editing including shot order, continuity, transitions, shot duration/pace and rhythm, and special effects. Specific techniques are explained such as establishing shots, the 180 degree rule, shot/reverse shot, eyeline match, and match on action. The meaning and effects of different transitions like fades, dissolves and wipes are also covered. The document emphasizes that editing controls what information is revealed to both characters and the audience.
Teknik kamera memberikan informasi tentang penggunaan kamera dalam produksi televisi seperti kamera studio, ENG, EFP, jenis kamera, komposisi, pengaturan kamera, dan hal-hal penting sebelum rekaman."
Film adalah media komunikasi penting untuk menyampaikan realitas kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Proses pembuatan film meliputi tahap pra-produksi (persiapan cerita, kru, pemeran), produksi (pengambilan gambar, editing), dan pasca-produksi (distribusi, promosi).
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan gambar bergerak dalam pembuatan film, termasuk faktor-faktor visual, suara, dan keseluruhan film; proses visualisasi melalui pengambilan gambar dan gerakan kamera primer, sekunder, dan tersier; serta komposisi gambar melalui unsur-unsur seperti harmoni, proporsi, keseimbangan, irama, penekanan, dan perspektif.
News organizations are increasingly investing in visual journalism and data visualization because it improves engagement with audiences. Visuals like photos and videos perform particularly well on social media in boosting shares. When telling stories about issues like civil rights cases, maps and data visualizations can help illustrate complex topics in a way that resonates more with audiences. As digital media has grown, there are more opportunities to take any type of data or information and present it visually through tools like infographics, charts, and timelines. The rise of visual storytelling across news and online media has led journalists to find new ways to activate audiences and illustrate stories through visual methods.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang materi kuliah teknik kamera yang mencakup definisi, sejarah, dan perkembangan kamera dari masa ke masa.
2. Materi kuliah tersebut meliputi konsep dasar kamera, jenis kamera, komposisi gambar, dan teknik pengambilan gambar.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan sejarah perkembangan kamera dari kamera obscura,
The editor's role is to coordinate shots and eliminate unwanted footage to craft a coherent narrative. They select usable takes, trim extra frames before and after each take, and decide how to transition between shots. The editor works closely with the director to ensure scenes edit together smoothly. Different editing styles, like realism versus formalism, determine how obtrusive the edits are and how much meaning is derived from the editing itself versus performance. Transitions like cuts, dissolves and jump cuts signal relationships between shots.
Adobe Premiere merupakan perangkat lunak populer untuk pengeditan video. Tutorial menjelaskan proses dasar pengeditan video di Premiere meliputi impor file, penambahan transisi, pemotongan clip, penambahan teks dan efek, serta ekspor hasil akhir.
Ed Zimmerle of Prairie Lakes AEA gave this presentation at the Iowa Bloggers Conference at Iowa Central Community College in Fort Dodge, Iowa. March 19, 2016.
The document defines and provides examples of various techniques of continuity editing used to maintain a coherent and seamless narrative flow between shots. These include establishing shots, shot/reverse shot, the 180-degree rule, the 30-degree rule, crosscutting, matching on action, eyeline matching, and re-establishing shots. Continuity editing helps structure the narrative, allow shots to flow seamlessly together, and makes the film easy for viewers to follow.
This document discusses key concepts in film editing, including its early development, pioneers like Edwin Porter and Lev Kuleshov, and techniques established by D.W. Griffith. It explains that early films showed static shots but that editing innovations allowed cutting between different shots to imply continuity of time and location. The Kuleshov experiment demonstrated how editing can alter audience perception by changing the context around a central shot. Continuity editing uses techniques like matching eyelines and actions to seamlessly tie shots together and allow audiences to follow complex narratives. The document also outlines common shot transitions and how editing can control a film's pacing through elements like shot duration and rhythm.
This document provides an overview of the history of film editing and introduces common editing terminology. It discusses early innovators in editing like Edison and Williamson and developments in the 1900s such as the close-up. Further, it outlines Soviet montage theory with contributors like Kuleshov and Eisenstein and notes that editors play a creative role in crafting films. The document concludes by defining common editing techniques like transitions, cutting styles, and considerations of pacing and sound. Students are then instructed to research transitions, find examples, and discuss editing techniques and history in a group blog post, suggesting how these could apply to a title sequence.
This document introduces some key terminology used for analyzing films, including concepts from Roman Jakobson's model of communication. It defines mise-en-scene as all the visual elements placed in front of the camera, and identifies specific elements of mise-en-scene like setting, costumes, lighting, staging, decor, space, and acting. It also covers terminology related to cinematography, editing, sound, and provides examples from classic Russian films to illustrate various techniques.
This document discusses various editing techniques used to manipulate tempo, time, and meaning in films. It explores how shot length, transitions, timing, and sequencing can speed up or slow down pacing. Specific techniques like collage, shot reverse shot, and establishing shots are examined. Examples from films like The Shining, Fight Club, and Lord of the Rings are provided to illustrate editing principles in action.
The document provides an overview of basic video production concepts and techniques. It discusses the three phases of production as pre-production, production, and post-production. It also outlines different types of camera shots including close-ups, wide shots, and medium shots. Common mistakes like too much headroom and shaky cameras are also mentioned.
Dokumen tersebut membahas tentang komposisi dalam fotografi, yang merupakan cara penyusunan dan pengaturan gambar agar terlihat estetis sebagai karya seni. Terdapat 7 konsep komposisi yang dijelaskan yaitu rule of third, selective focus, komposisi diagonal, balancing/simetris, repetisi, reflection photography, dan low angle photography. Mahasiswa diminta membuat karya fotografi menggunakan 7 konsep tersebut dengan tema keindahan destinasi pariwisata
Film Language: Camera angles and shot size introduction for Film Studies. Als...Ian Moreno-Melgar
A long PDF that has been used to introduce GCSE Film Students to the complicated process of identifying and explaining the use of camera shot sizes and angles. This is a fairly detailed series of slides which I have used in school for a couple of classes now. As it is a PDF the clips do not play but where possible I've labelled what the film is. Similarly, as it was designed to be used in lessons the overall 'structure' is somewhat disjointed and is missing slides that includes answers or ideas that were discussed in lessons. In order to help where possible, I've included large versions of worksheets so that these can be clipped and printed out if necessary. Many thanks for taking a look and please feel free to take a look at my other uploads as you will find plenty there on other aspects of Film Studies.
Sinematografi adalah ilmu dan teknik pembuatan film yang melibatkan penangkapan gambar bergerak melalui kamera dan proses editing. Hal ini melibatkan unsur-unsur seperti framing, sudut kamera, jarak kamera, dan durasi gambar untuk menceritakan cerita secara visual.
Tahapan dasar pembuatan film power pointRini Suharti
Tahapan produksi film meliputi penyusunan riset, pengembangan, pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Proses produksi film juga melibatkan berbagai peran kunci seperti produser, sutradara, asisten sutradara, dan departemen-departemen lain. [/ringkasan]
Videografi adalah teknik pengambilan gambar dan penyusunan scene untuk membentuk cerita yang mudah dinikmati pemirsa. Dokumen ini menjelaskan proses produksi video mulai dari persiapan seperti menentukan ide, membuat naskah dan storyboard, persiapan peralatan rekaman, teknik pengambilan gambar, hingga tahap pascaproduksi seperti editing, penambahan teks dan suara, serta penyimpanan hasil akhir video. Jenis
This document provides an introduction to key concepts in media language and film editing. It defines and discusses various elements of editing including shot order, continuity, transitions, shot duration/pace and rhythm, and special effects. Specific techniques are explained such as establishing shots, the 180 degree rule, shot/reverse shot, eyeline match, and match on action. The meaning and effects of different transitions like fades, dissolves and wipes are also covered. The document emphasizes that editing controls what information is revealed to both characters and the audience.
Teknik kamera memberikan informasi tentang penggunaan kamera dalam produksi televisi seperti kamera studio, ENG, EFP, jenis kamera, komposisi, pengaturan kamera, dan hal-hal penting sebelum rekaman."
Film adalah media komunikasi penting untuk menyampaikan realitas kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Proses pembuatan film meliputi tahap pra-produksi (persiapan cerita, kru, pemeran), produksi (pengambilan gambar, editing), dan pasca-produksi (distribusi, promosi).
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengambilan gambar bergerak dalam pembuatan film, termasuk faktor-faktor visual, suara, dan keseluruhan film; proses visualisasi melalui pengambilan gambar dan gerakan kamera primer, sekunder, dan tersier; serta komposisi gambar melalui unsur-unsur seperti harmoni, proporsi, keseimbangan, irama, penekanan, dan perspektif.
News organizations are increasingly investing in visual journalism and data visualization because it improves engagement with audiences. Visuals like photos and videos perform particularly well on social media in boosting shares. When telling stories about issues like civil rights cases, maps and data visualizations can help illustrate complex topics in a way that resonates more with audiences. As digital media has grown, there are more opportunities to take any type of data or information and present it visually through tools like infographics, charts, and timelines. The rise of visual storytelling across news and online media has led journalists to find new ways to activate audiences and illustrate stories through visual methods.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang materi kuliah teknik kamera yang mencakup definisi, sejarah, dan perkembangan kamera dari masa ke masa.
2. Materi kuliah tersebut meliputi konsep dasar kamera, jenis kamera, komposisi gambar, dan teknik pengambilan gambar.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan sejarah perkembangan kamera dari kamera obscura,
The editor's role is to coordinate shots and eliminate unwanted footage to craft a coherent narrative. They select usable takes, trim extra frames before and after each take, and decide how to transition between shots. The editor works closely with the director to ensure scenes edit together smoothly. Different editing styles, like realism versus formalism, determine how obtrusive the edits are and how much meaning is derived from the editing itself versus performance. Transitions like cuts, dissolves and jump cuts signal relationships between shots.
Adobe Premiere merupakan perangkat lunak populer untuk pengeditan video. Tutorial menjelaskan proses dasar pengeditan video di Premiere meliputi impor file, penambahan transisi, pemotongan clip, penambahan teks dan efek, serta ekspor hasil akhir.
Ed Zimmerle of Prairie Lakes AEA gave this presentation at the Iowa Bloggers Conference at Iowa Central Community College in Fort Dodge, Iowa. March 19, 2016.
The document defines and provides examples of various techniques of continuity editing used to maintain a coherent and seamless narrative flow between shots. These include establishing shots, shot/reverse shot, the 180-degree rule, the 30-degree rule, crosscutting, matching on action, eyeline matching, and re-establishing shots. Continuity editing helps structure the narrative, allow shots to flow seamlessly together, and makes the film easy for viewers to follow.
This document discusses key concepts in film editing, including its early development, pioneers like Edwin Porter and Lev Kuleshov, and techniques established by D.W. Griffith. It explains that early films showed static shots but that editing innovations allowed cutting between different shots to imply continuity of time and location. The Kuleshov experiment demonstrated how editing can alter audience perception by changing the context around a central shot. Continuity editing uses techniques like matching eyelines and actions to seamlessly tie shots together and allow audiences to follow complex narratives. The document also outlines common shot transitions and how editing can control a film's pacing through elements like shot duration and rhythm.
This document provides an overview of the history of film editing and introduces common editing terminology. It discusses early innovators in editing like Edison and Williamson and developments in the 1900s such as the close-up. Further, it outlines Soviet montage theory with contributors like Kuleshov and Eisenstein and notes that editors play a creative role in crafting films. The document concludes by defining common editing techniques like transitions, cutting styles, and considerations of pacing and sound. Students are then instructed to research transitions, find examples, and discuss editing techniques and history in a group blog post, suggesting how these could apply to a title sequence.
This document introduces some key terminology used for analyzing films, including concepts from Roman Jakobson's model of communication. It defines mise-en-scene as all the visual elements placed in front of the camera, and identifies specific elements of mise-en-scene like setting, costumes, lighting, staging, decor, space, and acting. It also covers terminology related to cinematography, editing, sound, and provides examples from classic Russian films to illustrate various techniques.
The document discusses various film terminology and cinematic effects used in filmmaking. It defines common shot types like long shots, close-ups, and medium shots. It also explains different camera angles and movements such as low angles, high angles, pans, tilts, zooms, and tracking shots. Additionally, it covers lighting techniques including low-key lighting, high-key lighting, neutral lighting, bottom lighting, and front lighting. The terminology and effects are tools that filmmakers use to assist viewers' understanding of characters, settings, tone, and themes.
The document summarizes research showing that only 9% of directors in Hollywood are female, a percentage that has not changed since 1998. It discusses how women directors are often discouraged from entering film school and pursuing directing careers. They face rejection and are told they lack the stamina required despite many prominent female directors over age 40. The document argues that women should not have to face discouragement and rejection, and that more needs to be done to support women directors.
Film technique refers to the methods used by filmmakers to communicate meaning, entertain audiences, and elicit emotional responses. Key techniques include cinematography, mise-en-scene, lighting, sound, and story structure. Cinematography uses shots like close-ups, medium shots, and wide shots from different camera angles. Mise-en-scene arranges all visual elements within a scene. Lighting sets the mood, and sound can be diegetic from visible sources or non-diegetic from outside the story. An effective story structure involves planning, writing, presenting, and refining the narrative.
This document defines and provides brief descriptions of several basic camera shots and angles used in filmmaking, including close-up shots, high and low camera angles, point of view shots, reaction shots, and long shots. It also mentions framing and includes examples of storyboards.
The document outlines the process of developing a film from an initial idea through financing, production, post-production, and sales. It begins with a writer developing an idea and treatment, which the producer then pitches to financiers to fund script development. Once the script is complete, the producer packages it and pitches it to investors to finance production. The film is then shot, edited, has visual and sound effects added, and is finalized for distribution and sales to audiences.
There are 12 stages to the filmmaking process: development, script development, packaging, financing, pre-production, production, post-production, sales, marketing, exhibition, and other distribution windows. The document then provides details on each stage, from coming up with an idea, writing the script, securing financing, filming, post-production, marketing, theatrical release, and subsequent distribution windows.
The document discusses the career of film directing. It describes the nature of the work as developing a vision for the film and overseeing aspects like camera angles, lighting, and hiring crew members. Working conditions can involve long and irregular hours on set both indoors and outdoors. Successful directors typically receive training through dramatic arts programs and have innate creative talents along with good management skills. While the field is highly competitive, employment in film directing is expected to grow in the coming years. The document conveys the author's strengthened interest in pursuing film directing as a career after learning more about the challenges and rewards of the profession.
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa visual dalam pembuatan karya audio visual. Bahasa visual memiliki aturan tata bahasa dan tanda baca seperti halnya bahasa verbal yang dapat menentukan makna yang tepat. Unsur-unsur kamera, suara, dan editing berperan sebagai pengatur tata bahasa dan tanda baca visual.
Mise en scene adalah pengaturan visual dalam sebuah film, termasuk aktor, latar belakang, pencahayaan, kostum, dan lainnya. Beberapa faktor penting mise en scene adalah setting latar, pencahayaan, ruang, komposisi, tata rias dan kostum, pemilihan film stock, rasio aspek, akting, dan blocking aktor.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar pengambilan gambar (shot) dalam pembuatan film, termasuk jenis-jenis shot seperti close up, medium shot, dan long shot. Dokumen juga menjelaskan unsur-unsur komposisi seperti garis, bentuk, warna, tekstur, arah, dan ukuran yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan komposisi gambar yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang setup kamera dan angle pengambilan gambar dalam pembuatan film. Dijelaskan berbagai ukuran frame seperti wide shot, medium shot, dan close up beserta variasinya. Juga dibahas mengenai angle kamera seperti eye level, high angle, dan low angle. Dilengkapi pula penjelasan tentang jenis lensa kamera.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara membuat video klip, unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembuatan video klip seperti simbol, verbal, irama, musik, nada, lirik, penampilan, teknis pembuatan sederhana seperti penentuan lokasi syuting, story board, peralatan, crew, pengambilan gambar dan editing, serta penjelasan tentang sinematografi, peran DOP, grip dan gaffer dalam pembuatan film.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang teknik-teknik dasar videografi mulai dari sudut pandang kamera, bidang pandang, hukum sepertiga, jenis tipe shot, teknik pergerakan kamera seperti zooming, panning, dan lainnya.
2. Hal penting lainnya adalah pemahaman penggunaan kamera serta tahapan memastikan kualitas rekaman video yang dihasilkan.
Storyboard merupakan gambaran visual dari alur cerita yang digunakan untuk merencanakan dan mengkomunikasikan ide-ide dalam produksi film, animasi, presentasi, dan konten multimedia lainnya. Storyboard terdiri atas serangkaian panel gambar dan teks yang menggambarkan karakter, latar, dan urutan peristiwa dalam cerita.
Drama berbentuk dialog antar tokoh yang menyajikan adegan secara langsung melalui akting dan memiliki unsur tata artistik. Cerpen hanya menggambarkan latar cerita secara tertulis. Film merupakan gabungan seni, fotografi, arsitektur, musik, teater, novel, pantomim, sastra, puisi dan tari yang menggabungkan hasil kerja sama.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai proses visualisasi dalam pembuatan animasi, mulai dari penggunaan storyboard untuk menerjemahkan skenario menjadi gambar sketsa hingga tips mengenai penggunaan sudut kamera, jarak shot, dan unsur-unsur visual lainnya agar visualisasi menjadi efektif dan menarik.
Editing film berawal dari Lumiere yang hanya menggunakan satu shot tanpa manipulasi waktu. Melies kemudian memperkenalkan editing dengan memotong dan menyambungkan beberapa shot untuk menceritakan sebuah kisah. Seiring perkembangan teknologi, editing menjadi lebih kompleks dengan penggunaan berbagai jenis shot dan manipulasi waktu untuk menciptakan cerita film. Proses editing meliputi penyortiran materi, pembuatan naskah editing
Dokumen tersebut membahas proses produksi siaran televisi, mulai dari sumber-sumber produksinya seperti manusia, ide, peralatan, dana, hingga tahapan produksinya seperti perencanaan, persiapan, produksi, hingga pascaproduksi. Dibahas pula jenis-jenis pengambilan gambar atau shot yang sering digunakan dalam produksi siaran televisi.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai teknik pengambilan gambar (shooting) dalam pembuatan film, mulai dari jenis pengambilan gambar (shot), komposisi, sudut kamera (angle), hingga tips memanfaatkan elemen visual untuk menciptakan ilusi kedalaman ruang."
Surat ini memberitahukan bahwa penerima diundang untuk menghadiri acara pernikahan yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2023. Undangan disertai harapan agar penerima dapat hadir untuk merayakan hari bahagia pasangan pengantin.
Ada tiga poin utama dalam dokumen tersebut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan wisata berkelompok menggunakan bus rombongan, termasuk langkah-langkah awal seperti merekrut peserta, membuat pedoman perjalanan, dan menentukan panitia.
2. Hal penting yang ditekankan adalah fokus pada manusia sebagai pusat kegiatan, bukan pada fasilitas atau peralatan.
3. Pedoman per
Dokumen ini membahas tentang global warming dan upaya-upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Global warming terjadi akibat aktivitas manusia yang meningkatkan konsentrasi gas-gas seperti karbon dioksida dan metana di atmosfer, sehingga menyebabkan pemanasan global. Untuk melawan dampak buruknya, dokumen ini menyarankan untuk mengurangi penggunaan energi fosil, melestarikan hutan, dan beralih ke sumber energi terbarukan.
Dokumen tersebut berisi ringkasan langkah-langkah pembuatan film pendek berdasarkan naskah dialog. Terdapat delapan langkah yang mencakup penjabaran plot, karakter, urutan kejadian, dialog, dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kamera DSLR dan konsep dasar fotografi, termasuk komponen utama kamera, resolusi gambar, shutter speed, aperture, ISO, serta pengaruh ketiga unsur tersebut terhadap eksposur gambar."
Beberapa situasi yang tidak tepat digunakan dalam penulisan TREATMENT pada ilustrasi tersebut:
1. Menggunakan kata "pacar" yang terlalu akrab. Sebaiknya menggunakan kata "kekasih" atau "pasangan".
2. Menggunakan kata "kelabu" untuk menggambarkan perasaan Citra. Kata ini terlalu subjektif dan tidak sesuai dengan tujuan TREATMENT untuk menggambarkan situasi secara objektif.
3. M
Dokumen tersebut membahas tentang kreativitas dalam pembuatan film digital dengan menggunakan struktur plot 3 akta dan 6 tahapan. Diberikan penjelasan tentang unsur-unsur pendukung seperti eksposisi, insiden memicu, dan perangkat penyatuan untuk mengembangkan alur cerita.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan cerita, mulai dari tahapan penulisan cerita, pengembangan karakter, penggunaan sudut pandang narator, hingga tips dalam memberikan nama karakter.
Sinopsis singkat menceritakan tentang Mak Enjung, seorang perempuan paruh baya yang bekerja sebagai supir angkot untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bersama Adinda, anak angkatnya. Mak Enjung bercita-cita besar agar Adinda dapat menjadi seorang dokter meskipun Adinda tidak berminat. Adinda akhirnya setuju asalkan dia diijinkan pacaran dengan GoPlak, anak dari Pak Amir yang mengklaim tanah dan rum
Battle Of Music TV Program In Morning TimePere Sumbada
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Value of User Experience in Online MediaPere Sumbada
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
2. FILM LANGUAGE
2
Memproduksi sebuah karya audio visual seperti halnya ingin
membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah. Tentunya musti
mempertemukan antara kebutuhan tujuan dan kriteria selera.
Bangunan itu haruslah mengikuti tiga 3 syarat atau aturan pokok
mengenai :
PONDASI dan KONSTRUKSI
FISIK dan BENTUK BANGUNAN
NILAI ARTISTIKA
KANTOR
TOKO
RUMAH
3. FILM LANGUAGE
3
PONDASI dan KONSTRUKSI
FISIK dan BENTUK BANGUNAN
NILAI ARTISTIKA
Aturan dasar dalam bahasa visual haruslah fasih
diterapkan dalam merangkai naratif visual pada
keseluruhan cerita.
Dalam SHOT PLAN haruslah dipikirkan, bahwa di setiap shot
ada dua pilahan pekerjaan besar, yaitu :
MISE-EN-SCENE. Elemen apapun yang terlihat dan
terdengar dalam setiap frame.
SINEMATOGRAFI. Cara dan perangkat apa saja yang
perlu digunakan untuk merekam mise-en-scene itu.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCE
Bagaimana framing dan komposisinya? Angle, fokus,
eksposure, dan depth of field? Filter kamera dan lensa
manakah yang sesuai? Ada dimanakah posisi kamera?
Bagaimana pergerakan kamera? Jenis dan komposisi
lightingnya? Bagaimana hubungan antara aktor, kamera,
dan elemen set? Bagaimana dialog dan sound? Apa yang
dipadukan untuk mengarah pada look, style dan mood?
4. FILM LANGUAGE
4
PONDASI DAN KONSTRUKSI
Pekerjaan awal adalah membangun pondasi dan konstruksi
yang harus sesuai dengan peruntukannya. Ada 3 elemen
atau komponen yang dikelompokkan sebagai pondasi dan
konstruksi dalam bahasa visual yang harus dilibatkan secara
simultan dan bersinergi.
• memunculkan ilusi kedalaman
• memandu mata audiens
• komposisi dalam frame
DEPTH
VISUAL ORGANIZATION
COMPOSITION
DEPTH VISUAL ORGANIZATION COMPOSITION
5. FILM LANGUAGE
5
Persepsi ruang 3D harus hadir dalam film,
karena ruang 3D adalah realita kehidupan
yang bisa diterima oleh audiens
overlap
size change
horizontal location vertical location linear perspectiveforeshortening
atmospheric perspective
chiaroscuro
texture
6. FILM LANGUAGE
6
Elemen atau komponen yang digunakan dalam
beragam kombinasi untuk menciptakan hirarki
persepsi audiens. Perpaduannya akan
membentuk sebuah penataan visual yang tampak
saling memperkuat, sekaligus memandu mata
dan benak audiens selaras dengan informasi yang
tertangkap. Kesemua elemen ini berpengaruh
pada pembentukan unity dan harmonisasi
garis lurus
kurva sinus imajiner
kurva sinus aktual segitiga aktual segitiga imajiner
frame within frame
symetric ballance
asymetric ballance
7. 7
FILM LANGUAGE
COMPOSITION
Komposisi merujuk pada
pengelolaan obyek gambar
dalam frame. Bagaimana
semua elemen mise-en-scene
itu bisa terlihat dinamis dan
saling berhubungan.
rule of thirds
static composition dynamic composition
headroom
leadspace
diagonal rules
minimalism foreground - middle - background
8. 8
FILM LANGUAGE
FISIK DAN BENTUK BANGUNAN
Tahapan ini adalah proses
membuat bangunan yang
kokoh sesuai peruntukan.
Dalam audio visual disebut
sebagai FILM SPACE, yaitu
mengorganisasi shot, scene dan sequence secara struktural sesuai
dengan cara, pola, dan model yang diinginkan. SHOT seperti
bongkahan batu bata yang dibutuhkan sebagai bahan membentuk
bangunan. SCENE adalah dinding dan SEQUENCE akan menjadi
ruangan sesuai peruntukannya.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCE
Membuat film itu tujuan utamanya bukan membuat gambar
bagus. Namun, merancang naratif visual agar dramatisasinya
menarik. SCENE adalah unit terkecil dari dramatisasi film, yang
terangkai dari shot dan cut. Maka, SHOT dan CUT merupakan
bagian mendasar dari building block sebuah film.
MONTAGE
FUNDAMENTAL
Building Blocks
Character Shot
COVERAGE
Master Shot
Covering Shot
Answering Shot
Climax Shot
10. 10
FILM LANGUAGE
Shot-shot yang berfungsi mendeskripsikan seorang karakter secara tunggal. Jadi,
cenderung lebih mengeksplorasi profil seorang karakter, seperti bentuk wajah, warna
mata, cara berbicara, bahkan cara dia berekspresi. Tujuannya agar audiens tertarik
lebih dalam. Bila perlu upayakan audiens juga terlibat pada aspek pemikiran karakter.
Ini penting, agar audiens memahami berbagai aspek karakter utama.
close up
head and shoulder
extreme close up
choker big head
close upextreme close up
11. 11
FILM LANGUAGE
Shot ini merupakan keragaman dari close up juga, namun shot ini efektif
digunakan sebagai connecting shot beberapa adegan dalam scene. Kamera
ditempatkan dari belakang bahu seorang karakter untuk mendapatkan wajah
close up karakter di hadapannya. Ini digunakan untuk scene dengan adegan
perbincangan, terutama adegan interview.
12. 12
FILM LANGUAGE
CUTAWAY. Interupsi terhadap rangkaian adegan dalam
sebuah scene, biasanya kembali lagi ke shot sebelumnya.
Tujuannya memberikan penekanan tambahan informasi
mengenai situasi sekitarnya. Misalnya, karakter menoleh
ke arah jam dinding atau ke arah kucing yang tengah
tertidur. Ini juga bisa memberi manfaat yang signifikan,
bila ditemukan masalah pada editing, terutama dalam hal
cutting untuk menambah durasi scene.
REACTION SHOT. Tipe yang lebih
spesifik dari cutaway, hanya saja shot
ini menunjukkan sebuah reaksi pada
bagian lain terhadap shot sebelumnya.
Memang seperti interupsi, karena
shotnya bisa dibuat terpisah dari shot
dalam scenenya. Lagi pula dalam
frame hanya ada karakter tertentu saja
dan tidak melibatkan karakter lainnya.
INSERT. Banyak yang menyebutnya
sebagai cut-in. Shot yang merupakan
bagian dari scene yang diambil
dengan angle kamera dan atau focal
length yang berbeda dari master
shot.
Hampir serupa
dengan cutaway
yang mendukung
adegan, namun
perlu diingat,
bahwa cutaway itu
tidak mendukung
master shot.
13. 13
FILM LANGUAGE
COVERAGE. Adalah semua kemungkinan angle kamera dan
jenis shot yang sudah direncanakan untuk setiap scenenya.
Sudah pasti ada jenis shot yang wajib dilakukan, seperti shot LS,
MS, CU dan OTS untuk mendapatkan jenis establish, adegan dan
dialog dalam scene. Ini dikelompokkan sebagai MASTER SHOT dan
dirangkaikan dengan shot lainnya, yaitu COVERING, ANSWERING,
dan CLIMAX untuk membuat scene menjadi lengkap.
COVERAGE ini bisa jadi kerangka kerja untuk merakit shot, seperti
ide membangkitkan cutaway, insert, dan reaction shot yang
nantinya juga akan bagus dan bermanfat dalam proses editing film.
Namun, perlu dipahami bahwa cutaway, insert, dan reaction shot
itu untuk menambah informasi pada scene, dan bukanlah
pendukung bagi master shot.
MASTER SHOT
COVERING SHOT
ANSWERING SHOT
CLIMAXX SHOT
14. 14
FILM LANGUAGE
SHOT
MASTER SHOT. Biasanya shot ini yang paling pertama dilakukan pada setiap
scene. Tujuannya memberikan informasi mengenai scene yang akan dilakukan.
Tipe shotnya dimulai dengan wide shot terhadap 2S, 3S atau 4S, termasuk juga
establish shot. Pengelompokkan terhadap MASTER SHOT tidaklah sulit, karena
biasanya memang paling kuat untuk diingat.
15. 15
FILM LANGUAGE
SHOT
COVERING SHOT. Berfungsi sebagai pendukung master shot. Gunakan
medium shot atau 2S untuk melengkapi bagian penting dari master shot.
Termasuk pula OTS bagi semua shot karakter utama ketika melakukan
dialog.
16. 16
FILM LANGUAGE
SHOT
ANSWERING SHOT. Bila scene berisi adegan dialog yang melibatkan
dua atau lebih karakter, maka perlu dipisahkan shot CU dan OTS setiap
karakter. Shot CU dan OTS dari orang kedua disebut juga answering shot.
Nah, musti sesuai shot, lens focal length, focus distance , tinggi lensa dan
horizontal anglenya terhadap master shot dan covering shot. Bila tidak,
karakter bakal kelihatan janggal, aneh, canggung dan sejenisnya.
17. 17
FILM LANGUAGE
SHOT
CLIMAX SHOT. Setiap scene ada yang bisa dikategorikan bagian
klimaks dan resolusinya. Biasanya banyak menggunakan jenis close
up atau establish shot.
18. 18
FILM LANGUAGE
MONTAGE. Serangkaian shot yang tidak berkaitan dengan screen
direction, continuity, karakter, lighting atau lainnya, namun berbagi
dukungan terhadap tema, mood atau narasi yang puitis pada scene
bersangkutan. Montage bermanfaat pada sequence yang pendek untuk
menekankan informasi tambahan atau mengarahkan audiens pada mood
tertentu. Manfaat utamanya adalah mengkondensasi waktu, ruang dan
informasi. Sekarang lebih diarahkan untuk menggabungkan dua shot tak
berkaitan utnuk menghasilkan makna yang berbeda.
modern healthy lifestyle street lifestyle section luxury private jet travel
sequence analysis an accident horror
19. NILAI ARTISTIKA
19
FILM LANGUAGE
Film yang bagus itu adalah kesatuan dari cara pendekatan cerita ini
disampaikan, perpaduan berbagai elemen, dan nilai artistika. Script
begitu mengikat dan menyatu dengan akting, sinematografi, editing,
sound, special effect, visual signs, dan visual syntax, sehingga cerita
secara utuh dapat diterima oleh audiens dengan nyaman dan indah.
LOOK, STYLE, dan MOOD adalah pendekatan untuk memadukan
berbagai komponen film yang akan dibuat produksinya, terutama
yang berkaitan dengan artistika film. Ini juga merupakan visi dan
imajinasi yang ditetapkan di awal sebagai sebuah konsep film.
Seperti halnya membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah,
nilai artistika mustinya dipadukan terhadap fisik dan bentuk
bangunan, serta fungsi dan peran setiap ruangan. Musti saling
bersinergi agar nyaman dirasakan dan indah dilihatnya. Bila tidak,
maka akan terasa janggal dan aneh.
20. 20
FILM LANGUAGE
Audiens akan memberikan penilaian dari segala
macam elemen dan obyek gambar yang terlihat,
yaitu aspek visual yang muncul pada film. Disini
lebih ditekankan pada penggunaan komponen
visual seperti komposisi, proporsi, kontras, ritme,
dan afinitas. Termasuk komponen visual dasar
seperti warna, garis, shape, form, dan ballance.
Audiens menilai dengan perasaannya. Jadi,
perpaduan semua elemen atau komponen
haruslah bersinergi sesuai dengan peruntukan
setiap scenenya. Bisa nyaman, indah, selaras,
keraguan, kesedihan, mengancam, dan lainnya.
komposisi proporsi
kontras afinitas
kontras
21. 21
FILM LANGUAGE
Film style lebih merujuk pada pertimbangan personal terhadap preferensi teknik
pengambilan gambar. Berupa perlakuan pada kamera, pencahayaan dan
editing. Ada dua hal mendasar yang menjadi acuan untuk menerapkan film style,
yaitu SHOT dan CUT.
Adalah unit terkecil dari visual film dan
menggambarkan jarak antara kamera dan obyek
gambar. Setiap shot merefleksikan keputusan :
Apakah menerapkan LS, WS, CU atau POV pada
karakter tertentu? Apakah menggunakan low
angle, birds’ eye atau lainnya? Pergerakan
kamera seperti apa yang cenderung disukai untuk
film ini? Apakah durasi setiap shot akan pendek
atau panjang?
Adalah unit terkecil dari editing film, berupa
sambungan antara dua shot. Sementara sambungan
antar scene atau sequence menggunakan transisi.
Cut dan transisi itu banyak sekali ragamnya.
Perbedaan jenis dari cut dan transisi akan memberi
efek yang berbeda.
22. 22
FILM LANGUAGE
Arti harfiahnya adalah kondisi emosional atau suasana hati yang muncul dalam waktu yang panjang.
Dalam film, sangat dibutuhkan perancangan desain yang bisa menghantarkan mood tertentu pada
audiens. Set, props, make-up, sound, special effect, sinematografi, pencahayaan dan editing bisa
diarahkan pada konsep desain sesuai dengan kebutuhan mood yang diinginkan.
amused cheerful harmonious warm
anxious gloomy hopeless