Teks drama ini menceritakan tentang pertobatan Siti setelah menyadari kesalahannya selama ini kurang bersyukur kepada ibunya. Siti yang semula sering mengeluhkan keadaan keluarganya yang miskin akhirnya menyadari pengorbanan ibunya selama ini.
1. Teks Drama
Kompetensi Dasar
3.3 Penyaji :
Aissyah Nabila Anjani ( 2
)
Annisa Regita Cahyani ( 5
)
Charis Febriyan Triaditya ( 8
)
Jonathan Widiraga
(20)
2. IndikatorPengetahuan
• Mampu menjawab pertanyaan tentang isi cerita teks drama atau
film.
• Mampu menyimpulkan tema dan pesan moral teks drama atau
film.
• Mampu menganalisis karakter tokoh teks drama atau film.
4. Apa tema yang tepat untuk teks drama “Cahaya
Kembali Bersinar” ?
.......
Tema dari drama tersebut
adalah pertobatan.
Manakah bukti yang mendukung
bahwa kisah dalam drama di tersebut
berlatar suasana sosial budaya islami?
.......
5. Buktinya yaitu terdapat pada penggalan dialog :
1. Rahmawati : “... Nabi Muhammad berkata, “Sesungguhnya setiap pekerjaan harus diawali
dengan niat dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang dinantikannya.”
...”
2. Rahmawati : “Astaghfirullah, Siti, istighfar nak! ...”
3. Rahmawati : “Ya Allah, mengapa Engkau berikan cobaan yang begitu berat bagi
hamba-Mu yang hina ini, ya Allah?”
4. Siti : “Astaghfirullah! Bunda, kenapa lututnya sampai bengkak begini? ...”
6. Apa konflik yang dialami oleh
tokoh Siti?
Konflik yang dialami tokoh Siti adalah Siti
menggugat orang tuanya karena terlahir sebagai
anak keluarga miskin.
Bagaimana watak tokoh Siti dalam teks drama
tersebut?
Kurang bisa bersyukur dan banyak
menuntut.
7. Apa maksud dari peribahasa
“Seperti makan buah simalakama”?
Uhh...
Maksud dari peribahasa tersebut
adalah percuma memilih karena
memilih apa pun pasti salah.
9. Tema
Pertobat
an
Pesan moral
1. Tidak ada yang dapat mengalahkan kasih sayang seorang ibu kepada
anaknya.
2. Hidup dalam kebohongan tidaklah nyaman.
3. Jangan pernah sekali-sekali menyakiti perasaan orang tua.
4. Jangan membeda-bedakan bahkan mengejek teman karena status
sosialnya.
5. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat.
11. S i T i a a f i y a h
Siti : Hah? gila, lu! Ngejek bener! Pertama, gue cuma sekali naik angkot. Kalau
lu liat gue sampai lima kali, lu buta kali! Kedua, nyokap gue itu masih muda dan
sering facial. Mungkin kemarin lu liat gue lagi bareng tukang taman gue. Ya,
biasalah, orang yang engga sekolah kayak gitu disuruh baca peta aja ga
bisa. Makanya, nyokap gue suruh gue temenin tuh ibu. Apes banget. Mana supir
lagi dipakek sama bokap gue!
Siti : Terus apa? Apa? Kalau ia sudah berjuang keras, kenapa sekarang kita
masih susah? Ah, udah deh, susah ya, ngomong sama bunda! Semua yang bunda
katakan hanya pepesan kosong!
Siti : Iya, sekolah sih, sekolah, bun! Tapi, jajan di sekolah aja nggak bisa.
Seragam aja bekas tetangga, pensil udah pendek semua! Setiap pagi aku ke
sekolah, aku harus berjuang melawan terik matahari dan berdesak-desak
dalam angkot yang sangat ramai! Tahukah bunda, aku kerap kali nyaris
jatuh dan terseret angkot itu? Lantas, bagaimana mau belajar hingga pintar
kalau ujung-ujungnya aku celaka duluan, bun?
Gengsi dan
gemar
berbohong
Tidak sopan
Kurang
bersyukur
12. S i T i a a f i y a h
Siti : Iya, sekolah sih, sekolah, bun! Tapi, jajan di sekolah aja nggak bisa.
Seragam aja bekas tetangga, pensil udah pendek semua! Setiap pagi aku ke
sekolah, aku harus berjuang melawan terik matahari dan berdesak-desak
dalam angkot yang sangat ramai! Tahukah bunda, aku kerap kali nyaris
jatuh dan terseret angkot itu? Lantas, bagaimana mau belajar hingga pintar
kalau ujung-ujungnya aku celaka duluan, bun?
Siti : Kalau begitu, kenapa dulu bunda tidak berjuang biar bisa sekolah?
Pinjam teman, kek? Mungut buku pelajaran, kek? Buktinya bunda menulis aja
sekarang tidak bisa, kan? Ayah juga tidak bisa! Makanya pekerjaannya
hanya jualan sayur keliling! Ibu tahu ga, sih? Aku yang menanggung malunya!
Di sekolah aku harus berbohong ke semua temanku supaya aku bisa dapat teman!
Sampai kapan aku harus bohong terus?
Banyak
menuntut
13. I b u R a h m a w a t i
Rahmawati : (mengelus dada sambil menarik nafas panjang) Astaghfirullah, Siti,
bunda dan almarhum ayah tidak sekolah karena kesulitan uang, nak!
Kamu harusnya bersyukur, masih bisa sekolah, tidak susah seperti zaman
bunda kecil dulu!
Rahmawati : Nak, semua yang kita punya sekarang itu pemberian Allah, jadi harus
disyukuri! Jangan menyalahkan semuanya ke keadaan di rumah.
Buktinya, banyak orang yang dulunya juga seperti kita sekarang bisa
sukses.
Rahmawati : Maaf, nak! Sumpah demi Allah, tidak pernah ada maksud bunda untuk
merepotkanmu, nak! Seharian, bunda sudah memikirkan apa yang kamu
katakan pagi ini, dan bunda juga sadar bahwa bunda telah menyusahkan
hidup kamu. Bunda baru sadar akan betapa sedih dan malunya kamu
terhadap keluarga ini, Jadi, Bunda sengaja mencari uang tambahan agar
bisa memberikan kamu uang jajan lebih. Selama ini, kamu selalu berkata
kalau teman-temanmu semua bisa membeli apa yang mereka mau, jadi
bunda ingin sekali bisa membelikanmu apa yang kamu mau. Tapi, karena
bunda tidak berpendidikan, hanya inilah yang bisa bunda lakukan. Biarlah
raga ini hancur, asalkan dirimu bahagia, nak!
Penyabar
Penyayang
dan pekerja
keras
14. I b u R a h m a w a t i
Rahmawati : (mengelus rambut Siti) Siti, bagaimanapun juga, kamulah buah hati
tercinta bunda! Kalau bunda bilang ini kepadamu, bunda takut studimu di
sekolah akan terganggu. Bunda ingin kamu belajar yang fokus, belajar
yang rajin, supaya nanti tidak menjadi bodoh seperti bunda! Bunda tidak
ingin melihat kamu memiliki masa depan yang suram, seperti bunda!
Sedih sekali bunda, ketika bunda melihatmu malas belajar! Tapi sebagian
juga salah bunda, maafkan bunda ya, nak! Bunda tidak bisa
memberikanmu apa yang kamu mau, justru memberikanmu berbagai
kesulitan.
Rahmawati : ... Nabi Muhammad berkata, “Sesungguhnya setiap pekerjaan harus
diawali dengan niat dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa
yang dinantikannya.” ...
Penyayang
Religius
15. S a n t i
Santi : (memamerkan handphone barunya) Nita, liat deh, bokap gue baru beliin
nih, kemarin!
Santi : Yah, gue sih belinya 9 juta rupiah doang. Murah, kok!”
Santi : Oh gitu? Kayaknya gue udah lima kali liat lu turun dari angkot deh. Ooh,
gue tahu, Nit! Jangan-jangan, si Siti punya angkot pribadi! Hahaha, gila,
gue aja Cuma punya mobil pribadi sama satu sopir satu.
Sombong
dan suka
pamer
Suka
mengejek
16. N i t a
Nita : Ah, kalo gue sih, nunggu ulang tahun, ya. Bokap gue udah janji mau
beliin Iphone 5s buat ulang tahun gue.
Nita : Wah, bener tuh! Makanya tiap hari ke sekolah pake angkot! Hahahaha.
Oh iya, dua hari yang lalu gue liat lu jalan bareng ibu-ibu tua gitu. Itu
nyokap lu? Masa iya, sih, berarti selama ini lu bohongin kita.
Nita : (menarik rambut Siti dari belakang) Halo, Siti! Baru datang, ya?
Angkotnya mogok ya tadi?
Sombong
dan suka
pamer
Suka
mengejek
Tidak sopan
17. P a k I r f a n
Pak Irfan : “Anak-anak, ayo semua cepat turun ke bawah! Hari ini kita ada upacara!”
Disiplin