1. CINTAKU DAN SAHABATKU
Ruri mempunyai dua orang sahabat, mereka bernama Kiki dan Tika. Mereka
pertama kenal ketika pertama MOS dan memulai sekolah di SMA, Ketika itu Tika
duduk sendirian dan tak sengaja Ruri menghampirinya dan berkenalan. Setelah
mereka berbincang-bincang cukup lama datanglah seorang anak perempuan cantik
putih. “Hai…. Tika dah lama nunggunya yah???” kata perempuan itu
“Iya… lama banget, kamu dari mana saja???? kata Tika
“Maaf ya aku berangkatnya siang, soalnya bangunnya kesiangan… hehehe” jawab
perempuan yang berbicara dengan Tika sambil tersenyum.
“Oya,untungnya ada Ruri yang menemani aku di sini, Ki kenalin ini Ruri teman
sekelas kita juga lho. Oya Rur,kenalin ini teman satu bangku aku namanya Kiki”
kata Tika sambil memperkenalkan temannya.
“Kenalin aku Ruri, aku duduknya di samping tembok dekat pintu sama Ira” kata
Ruri memperkenalkan dirinya kepada Kiki.
“Aku Kiki, kalau boleh tau kamu tinggalnya dimana”?? Tanya Kiki kepada Ruri.
“Aku aslinya Sukoharjo, tapi di sini aku ngekost” jawab Ruri.
“Kapan-kapan kita main ke kostnya Ruri, Gimana,?? Tika kamu juga ikut ya??”
Kiki melontarkan pertanyaan kepada Tika.
“Itu ide yang bagus. Kita selalu kumpul-kumpul bareng di kosannya Ruri saja.
Gimana kalau kita buat geng saja?” usul Tika.
“Aku setuju dengan pendapatmu. Nanti kita buat kaos yang sama, tapi dipikir-
pikir nama geng nya apa y??” Kiki menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal
karena begitu bingungnya.
“Tapi maaf teman-teman bukannya aku menolak, tapi aku bener-bener nggak
setuju dengan pendapat kalian, aku ingin bersahabat dengan kalian. Tapi aku gak
suka buat geng-geng seperti itu, takutnya kalau kita buat geng, banyak teman-
teman yang benci dan iri.” Jelas Ruri.
“Yah,Ruri,, tapi……….”
2. Sebelum Kiki melanjutkan pembicaraannya bel sekolah pun berbunyi tanda
peserta MOS kumpul di halaman sekolah untuk diberikan arahan dan himbauan
dari kepala sekolah.
Setelah kumpul di lapangan Tika dan Kiki senyum-senyum sendiri, dan aku
bingung kenapa mereka senyum-senyum tanpa sebab. Setelah aku perhatikan
ternyata mereka tersenyum ketika melihat kakak Osis. Dan kemudian aku
bertanya kepada Tika,”Tik, kamu dan Kiki senyum kenapa??” Tanya Ruri dengan
penasaran.
“Asal kamu tau aja ya Ruri, aku dan Kiki itu ngefans banget sama anak kelas X-E
itu, terus aku jatuh cinta sama cowok itu katanya sih namanya Inu”. Jawab Tika.
“Yang mana?” Tanyaku lagi.
“Itu yang paling cakep sendiri, Oya aku juga ngefens banget ama kakak OSIS
jangan bilang sama Kiki yach kalo aku ngasih tau ke kamu, aku itu ngefans banget
sama Kak Dika sedangkan Kiki ngefens sama Kak Adit”. jelas Tika.
“Okey, tenang saja Tika aku pasti bisa jaga rahasia ini kok, dijamin gak bakal
bocor dech…….” kataku.
“Aku percaya kok sama kamu,, halah kaya ember saja bocor. Hehehe”. Tika
sambil ketawa.
Setelah beberapa lama kemudian peserta MOS di bubarkan. Ruri sedang berfikir
sepertinya enak sekali rasanya ketika menjadi anak SMA. Saat ini Ruri ingin
cepat-cepat menggunakan baju putih abu-abu dan agar cepat diresmikan menjadi
murid SMA.
Rumahnya sangat jauh dari sekolah sungguh enaknya jauh dari orang tua dan
bebas untuk pergi-pergi kemana pun yang kita inginkan bersama teman-teman
barunya. Tapi Ruri harus bisa mengendalikan diri dari pergaulan di zaman edan
seperti ini, kalau kita mengikutinya maka kita akan masuk ke dalam jurang neraka
yang isinya orang-orang berdosa.
Kicauan burung menari-nari di angkasa, Sungguh indah bila ketika
3. memandangnya. Embun pagi menyejukan hati Semerbak wangi mawar membuat
segar perasaan kita.
Murid-murid mulai berdatangan menuju sekolah, ada yang naik motor, sepeda,
naik bus mini, angkot, diantar orang tuanya menggunakan mobil, ada juga yang
jalan kaki.
Bel sekolah pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Murid-murid
dengan tenang belajar di sekolah. Hening sepi keadaan di sekolah bagaikan tak
berhunikan makluk, seperti di hutan sepi sunyi.
Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid berebut makanan dan cepat-cepat
mendahulukan mengambil makanan. Aku tak nafsu untuk pergi ke kantin dan aku
beranikan diri pergi ke perpustakaan.Setelah lamanya aku di perpustakaan
datanglah seorang cowok ganteng yang diidam-idamakan oleh Tika sahabatku
sendiri.
“Hai……Ruri kok sendirian saja di sini.” kata cowok itu yang bernama Inu.
“Iya…. teman-temanku lagi ke kantin, padahal aku diajak ke kantin sama mereka,
tapi aku pengennya pergi ke perpustakaan……. hehehe” kataku pada Inu.
“Oya…… kamu les di Prima Exacta ya??” Tanya Inu.
“Iya…..kok kamu tau sich…” jawabku.
“Kan aku juga les di situ,terus aku juga sering merhatikan kamu lho!!” kata Inu.
“Memang kamu kelas X apa?, kok aku gak pernah lihat kamu?”
“Ruang X-E. Oya,kamu ruang X-A ya?”
“yaps,bener banget…….”
Aku tak ingin dekat-dekat dengan Inu, Tapi aku juga punya perasaan sama Inu.
Aku bingung kalau aku berdekatan sama Inu nanti Tika cemburu. Kemudian
kupamit sama Inu.
“Inu aku mau ke kelas dulu, ya?” kataku pada Inu.
“Owh…..iya Ruri silahkan”
Kemudian aku menuju ke kelas, sebelum masuk ke kelas, di jalan aku ketemu
4. Tika. Aku menyapa Tika dengan senyuman. Tapi apa yang Tika lakukan padaku,
Tika bersikap sinis. Aku bingung kenapa Tika bersikap seperti ini kepadaku,
Kemudian aku mencari Kiki. Aku ingin menanyakan kepada Kiki. Tentang sikap
Tika kepadaku. Setelah kutemukan Kiki, aku langsung menanyakan kepada Kiki.
“Ki,aku boleh nanya sesuatu kepadamu gak?” tak sengaja air mataku membanjiri
wajahku yang lembut ini.
“Nanya tentang apa?”
“Tadi aku ketemu Tika, aku nyapa dia, Tapi dia cuek, malah dia bersikap sinis
kepadaku, Apa salahku Ki”.
“Apa benar tadi kamu janjian sama Inu di perpustakaan, kok kamu bisa
menghianati sahabat sendiri sich”.
“Ki, tadi itu, aku gak sengaja ketemu Inu di perpustakaan, sumpah aku
sebelumnya gak janjian, tolong bantuin aku, untuk jelasin ke Tika, ya Ki.”Aku
memohon ke Kiki agar dia bisa bantuin aku untuk jelasin ke Tika.
“Ya udah….gimana kalau pulang sekolah aku temuin kalian berdua”
“Terserah kamu Ki, yang penting Tika tidak salah paham sama aku”
Kemudian setelah pulang aku nungguin Kiki dan Tika di kantin Gaul,setelah
beberapa lama aku nungguin munculah mereka dari balik kelas. Setelah aku
melihat Tika. Aku langsung peluk Tika dan aku teteskan air mataku. Kemudian
aku memohon-mohon agar Tika mempercayai penjelasan yang aku berikan
padanya.
“Tik, pliss dengarin penjelasanku, aku gak ada hubungan apa-apa sama Inu, mana
mungkin aku menghianati sahabatku sendiri.”
“Terus kenapa tadi kalian berdua ketemuan di perpustakaan.” Tanya Tika.
“Aku gak sengaja ketemu di perpustakaan Tik, kalau kamu masih gak percaya,
gimana kalau kamu nanya langsung sama Inu?”
“Owh………..ya dech aku sekarang percaya kok sama kamu, masa aku percaya
sama orang lain daripada sahabatku sendiri, maafin aku juga ya Ri,,?”.
“Memangnya tadi siapa yang bilang sama kamu”.
“Sudah, gak usah dibahas, gak penting”.
Aku bingung kenapa Tika langsung maafin aku, padahal aku baru sebentar jelasin
5. kapada Tika. leganya perasaanku ini.
“Makasih Tik”.
Kemudian kami pun saling berpelukan rasanya senang banget ketika kami baikan
kembali. Setelah pulang sekolah, Aku seperti biasa membuka kembali buku
pelajaran. Setelah aku membuka buku, tak sengaja ku temukan secarik kertas yang
beramplop. Kubuka perlahan-lahan, kubaca perlahan-lahan.
Dear Ruri….
Izinkan aku untuk berkata jujur padamu, Sebelumnya ku minta maaf kalau aku
sudah lancang mengirim surat ini. Aku sadar, aku bukan apa-apanya kamu. Aku
juga tak pantas memilikimu. Tapi semakin ku pendam perasaan itu, semakin sesak
rasanya dadaku ini kalau tak segera ditumpahkan.
Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiap kali aku
ingin melepaskan diri darimu, Tapi tiap kali itu aku ingin semakin kuat untuk
memelukmu. Dan aku merasa heran mengapa perasaan ini hanya terjadi padamu,
mengapa tak tumbuh pada gasdis-gadis yang lain, Bagi anak-anak lain mungkin
menilainya, Mereka lebih cantik darimu?
Tetapi ini perasaanku, Aku justru suka padamu tak hanya karena kecantikanmu,
Tapi juga karena innerbeauty-mu sungguh menarik bagiku. Aku tak ragu lagi
memilih gadis semacam kamu. Kamu ini memang tak ada duanya di dunia ini.
Sudah beberapa lama ku pendam perasaan ini tapi baru kali ini ku beranikan diri
utuk menyatakan kalau aku “CINTA dan SAYANG” sama kamu. Maafkan aku
kalau aku tak gentel seperti anak laki-laki lain yang mengutarakan langsung di
depan wajah dan bertemu langsung empat mata.
Tapi kalau kau mau agar aku langsung mengutarakannya aku akan mencoba,
besok kita ketemu pulang sekolah di kelas X-C.
Orang yang mencintaimu,
Aditya Pradana Putra
6. Aku bingung, Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung memilih salah satu
diantara CINTA atau SAHABAT. Kata-kata itu selalu menggoyang-goyangkan
pikiranku. Aku punya perasaan sama Inu dan aku juga gak mau menyakiti
perasaan sahabatku. Kenapa bisa terjadi pada aku, kenapa tidak Kiki??? Bukanya
aku iri pada Kiki, tapi karena perasaan bingung ini jadinya aku tak sadar
menyalahkan Kiki.... ya Tuhan tolonglah diriku ini, aku harus berbuat apa?
Kemudian aku berfikir, aku sudah janji hidup dan matiku akan ku pertaruhkan
demi sahabatku yang kusayang. Aku relakan Inu untuk sahabatku Tika. Aku tak
ingin melihat sahabatku sedih.
Aku sudah punya keputusan, aku gak akan terima Inu jadi pacarku, Tapi aku akan
bersujud di depan Inu dan bermohon-mohon agar Inu mau jadi pacarnya Tika.
Nama : Priyanti
Nama : Priyanti
No.
No : 2626
:
Kelas
Kelas: XIIXII IPA 5
: IPA 5