1. CAKRAWALA CINTA
Sebuah Karya Sebuah Totalitas Kehidupan adalah beberapa unsur kata yang digabungkan dan memiliki arti yang
sungguh bisa membuat saya semangat dalam menulis helai demi helai untuk sebuah karya. Perkenalkan, nama
saya Deo, nama lengkap saya adalah Deo Wardhana dan saat ini saya sudah menginjakan umur saya di 19
tahun. Saya bekerja disalah satu perusahaan yang reputasinya sudah terjamin ( mungkin penting buat yang mau
melamar kerja :D ) dan juga selain sibuk bekerja, saya kuliah disalah satu universitas swasta dijakarta yang
konon universitas bergengsi ( bergengsi karna apa ya ? ). Ini cerita nyata namun saya beri bumbu agar lebih
sedap ketika bertandang untuk dibaca. Baiklah semoga readers bisa enjoy dalam membaca dan mengikuti
alurnya. Dan cerita ini bisa dikatanya NYATA.
NB : Kritikan dan Saran readers PENTING !!!
# Bagian 1 #
Hari ini melelahkan sekali karna hari ini adalah hari minggu dan banyak lagi kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
pada hari minggu. Aku pulang sekolah dengan keadaan tidak karuan, kumel dan acak-acakan. Faktor berjemur
seharian ditengah lapangan yang langsung terkena sinarnya sang matahari langsung menyengat dibalik tulang
belulang kulit ini. Sungguh ironis untuk memperjuangkan gelar Juara dalam perlombaan Paskibra disalah satu
SMA di bogor pada 2 bulan yang akan datang.
“ Hari ini betul-betul bikin aku kaya jagung rebus, badan aku ampe merah gini kaya daging pake formalin “.
Ucapku pada salah satu sahabatku yang paling berani berteriak sebagai Komandan Paskibra, dia bernama Satya
Darmawan.
“ Baru segitu aja kamu udah ngeluh terus, inget bukan pertama kali kamu baris di tengah lapangan sambil gerak
sana gerak sini. Ini udah berjalan hampir 5 tahun “. Satya nimpali omonganku tadi.
“ Iya aku juga tau kok, tapi kali ini kerasa beda aja mungkin karna aku mikirin sesuatu kali ya “. Timpalku
seadanya sebagai alasan mengapa aku mengeluh tadi.
“ Sesuatu kaya siapa aja tuh “. Tambah satya. Aku yang capek tidak meneruskan kembali percakapan aku dan
Satya.
Aku sampai lupa, sebagai pemeran utama aku harus memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Deo
Wardhana, anak ketiga dari tiga bersaudara dan saat ini masih duduk enjoy di kelas 2 SMA di bogor. Aku
memang tidak pintar untuk masuk SMA ini, tapi aku cukup pintar juga dan memiliki kemampuan A- yang
dinilai cukup baik. :D
Aku mengikuti ekstrakulikuler Paskibra memang sudah sejak dari kelas 1 SMP. Sehingga darah paskibra
mengalir terus sampai sekarang, dan anehnya kulitku tidak hitam seperti orang negro atau seperti Uya Kuya
yang entah apalah itu. Kulitku hitam namun manis, seperti orang lain yang katakan ( bukan aku yang katakan
dan nilai ). sepertinya cukup lama aku menjalani hal ini, dan mulai bosan tapi enggan pergi meninggalkan dunia
Paskibra dan Lapangan Panas.
“ Huh sampai juga dirumah, ngadem dulu ah dikamar “. Kataku sembari masuk kamar. Kaki belum sempat
masuk kekamar kupingku sudah ada yang pegang dan ditarik-tarik.
“ Eh mau kemana kamu De, baru sampe rumah langsung masuk kamar. ( sambil mengendus badanku ) ini
badanudah bau abu gosong tau gak sih, cepet mandi sana terus makan dan belajar terus jangan tidur malem-
malem danterus jangan .... “. Mama panjang lebar.
Cakrawala Cinta
2. “ Jangan keluar malem terus jangan maen game terus jangan baca komik terus jangan ... “. Celetukku ketika
mama masih berbicara, dan kali ini mamaku masih berdiri didepanku dengan tatapan konyol. Memang aku dan
mama sangat akrab, karna aku memang anak terakhir.
“ Udah cepet sana mandi, bau asem gosong kaya permen Nana Nana “. Kata mamaku asal. Aku langsung lari
masuk kamar dan mengunci kamar dari dalam. Aku cekikikan didalam kamar ketika tahu mama pasti kesal.
“ Deoooooooo........ kalau kamu gak keluar sekarang, besok gak bakal di kasih uang jajan. Inget itu, camkan “.
Teriak mama dan mengancamku sedikit. Aku lemah, dan aku keluar dengan tawa kuda nyegir.
“ Iya mama, galak amat sama anak sendiri “. Candaku manja sambil cium-cium pipi mamaku ini. Sebetulnya
memang saatnya mandi, karna jam sudah menunjukan pukul 6.35 sore. Dan dengan langkah lesuh karna ingin
tiduran akhirnya tertunda karna harus mandi dan makan.
Selesai juga mandi nih, udah wangi udah rapih dan tinggal ada yang cium deh, ups mana ada yang cium aku toh
pacar juga gak punya. Malangnya nasibku ini.
“ Deo beliin mama mie ayam dong didepan komplek B mawar, disitu enak mie ayamnya “. Teriak mama di
dalam kamarnya, baru saja aku mau masuk kamar dan beristirahat malah disuruh beli ini itu. “ Dasar mama “
pikirku.
“ Gak mau ah ma, capek Deo mau istirahat dulu “. Timpalku sembari masuk kamar. Namum mama tidak
menjawab lagi, mungkin memaklumi anaknya kali ini, syukurlah.
*Besoknya @Sekolah
Hari ini hari senin yang ngeboSENIN dan sumpah banyak banget sial-sial yang datang hari ini. Sudah terlambat
bangun kesiangan, terlambat masuk sekolah, kena hukuman Pak Jamal sang penjaga post security yang so gahar
itu. Dan masuk kelas dalam keadaan tidak karuan dan lesuh, semangat untuk mengikuti setiap sesi pelajaran
menjadi ogah untuk hari ini.
“ Tok tok tok “. Pintu aku ketuk untuk menandakan aku mau masuk kelas, dan Pak Hamid selaku guru Bahasa
Jepang mempersilahkan masuk.
“ Silahkan masuk Nak Deo, kamu terlambat kali ini dalam pelajaran saya. Tumben sekali, apakah tadi malam
kamu habis pergi kencan bersama seseorang ?”. Pak Hamid bertanya tak karuan dan membuatku heran dan
mengeryitkan dahi. Ada apa ini sebenarnya ?
“ Maksud Pak Hamid, saya tidak mengerti dengan omongan Bapak barusan “. Tanyaku sopan. Namun terbesit
tanda tanya besar, mungkin sebesar gunung fuji yang berada di jepang.
“ Kamu sudah tidak perlu berpura-pura Deo, saya sudah tau semuanya mengenai kamu tadi malam berbuat apa
dan dengan siapa. Dita kamu kesini “. Pak Hamid memanggil Dita yakni teman sekelasku, namun aku tidak
begitu dekat bahkan bertegur sapa selama disekolah, karna Dita anaknya cukup menutup diri. Maksudnya tidak
mempunyai banyak teman yang dekat dengan dirinya. Aku semakin heran, ada apa dan maksudnya apa aku
dituduh telah kencan. Jelas-jelas tadi malam aku tertidur dengan pulas dikamar karna kelelahan setelah latihan
paskibra.
“ Dita bisa kamu jelaskan kejadian tadi malam antara kamu dengan Deo si anak tak tau untung ini “. Tuduh Pak
Hamid kepadaku. Aku semakin tidak mengerti akan permainan ini, dan aku cukup tegang dengan suasana kelas
yang sunyi ditambah pandangan sinis seluruh kelas, tak terkecuali Setya memandangku jijik.
Cakrawala Cinta
3. “ Jadi begini Pak, tadi malam Deo telpon aku menyuruh aku untuk bertemu ditaman namun aku tolak karna
sudah pukul 8 malam dan Deo memaksaku untuk bertemu. Entah apa yang ada dalam pikiranku saat malam itu,
aku bilang iya atas ajakannya dan aku menemui dia ditaman “. Dita terdiam setelah menjelaskan panjang lebar
tentang kejadian tadi malam yang seolah-olah benar terjadi adanya. Aku memandang Dita lekat, aku bahkan
tidak tahu nomor handphone apalagi nomor rumah dia. Tapi dia seperti bicara jujur. Apakah aku tadi malam
memang mengajak Dita bertemu ditaman komplek ? Aku semakin heran dibuatnya dan aku berpikir apa yang
sebenarnya terjadi antara aku dan Dita.
“ Maaf Pak, aku semakin tidak mengerti. Sepertinya ini akan rumit untuk aku jelaskan, karna aku tidak pernah
meminta Dita untuk bertemu dengan aku dan seingatku tadi malam aku tidur dari jam 8 malam sampai kesiangan
tadi pak. Karna kelelahan setelah latihan paskibra kemarin “. Jelasku panjang lebar dan dengan mata hampir
merah. Namun Pak Hamid tidak percaya, karna Dita siswa yang paling jujur di kelas, mungkin disatu sekolah
ini. Maybe.
“ Kamu berbohong Deo, kamu berbohong tentang itu kamu sudah berbuat tidak senonoh kepadaku “. Tuduh Dita
dengan mengeluarkan air mata. Aku sempat berpikir apakah ini rekayasa semua yang berada dikelas atau
memang terjadi apa adanya.
“ Sungguh Pak, aku tidak berbuat dan bahkan aku tidak melakukan apapun “. Belaku dengan sedikit kuatir akan
Pak Hamid menampar diriku ini. Sungguh aku tidak kuat dengan keadaan terpojok seperti ini.
“ Sudah Pak, hukum aja anak satu ini yang tidak tau moral dan adat timur ini Pak. Lagian dia juga sudah
membuat argumentasi yang bohong, sebaiknya dia DO aja pak dari sekolah ini “. Timpal Setya sahabatku. Aku
tidak percaya dia akan setega itu menuduh dan berbicara seperti itu, sampai dia berkata DO.
“ Aku tak habis pikir denganmu Seto. Kamu tega menuduhku tanpa adanya bukti yang nyata dan real “. Belaku
kini dengan air mata yang sudah tak bisa kubendung, dan tumpah melewati pipiku.
PLAK
Sebuah tamparan dari Dita. Separah inikah aku berbuat salah padanya, sehingga dia mampu menampar pipi
kiriku. Aku sudah tidak kuat dan aku berlari untuk pergi dari kelas ini. Namun tiba-tiba Seto ( begitu aku
memanggil Setya dengan panggilan Seto ) memanggilku dan PLAK satu tamparan kembali aku terima. Lalu dia
memelukku dan yang lain bertepuk tangan. Ada apa ini sebenarnya, aku semakin sulit memahami keadaan kali
ini.
“ Kamu tidak ingat hari ini tanggal berapa “. Tiba-tiba Pak Hamid menghampiriku dan menjabat tanganku. Oh
ya aku lupa, hari ini adalah hari Jadi aku. So, pasti ini kejutan dan ah aku makin tidak jelas jalan pikiranku. Yang
ada aku hanya menunduk menahan malu karna sudah mengeluarkan air mata. Secupu inikah diriku menghadapi
masalah.
“ Friends all, tadi liat gak Deo nangis sampe matanya merah gitu ?”. Teriak Dharma teman yang duduk
disamping kiriku. Sontak semua kawan dikelasku menjawab “ IYA “. Malu rasanya diriku ini untuk menatap
wajah-wajah teman satu ruangan ini.
“ Sudah tidak apa-apa Deo “. Suara itu aku kenal, aku menengok kearah kananku. Dan dia adalah Ricky. Dia
menjabat tanganku dan mengucapkan Selamat Ulang Tahun, aku tidak begitu mengenal Ricky lebih karna dia
selalu menyendiri dengan seonggok pita berwarna biru yang menempel dilengan kanannya itu. Namun pikiranku
buncah ketika Lela orang yang paling baik dan ramah dan santun dan sopan dan pintar dan lain sebagainya
membawa kue tart cokelat cream caramel yang aku suka. Aku terharu dan ingin rasanya mata ini mengeluarkan
secair air mata, namun memang tak bisa kubendung lagi akhirnya tumpah juga air mata ini. Aku tiup lilin yang
berangka 16 itu dengan air mata mengalir dan diiringi tepuk tangan seluruh isi kelas. Aku bahagia dan shock hari
ini.
Deo Wardhana
15 December 2009
To Be Continued # Bagian 1 # Cakrawala Cinta