Cerita ini menceritakan perjuangan seorang gadis bernama Rena untuk mendapatkan teman. Ia selalu dibenci dan dijauhi karena latar belakang keluarganya. Suatu hari ia bertemu dengan Erwind yang kemudian menjadi teman pertamanya. Rena juga membantu murid baru bernama Rafa memahami arti persahabatan. Cerita ini menyimpulkan bahwa teman adalah ikatan yang sangat berharga dalam hidup.
1. ARTI SEBUAH KATA "TEMAN"
“Rena” itulah sebutan untuk diriku. Dari lahir aku selalu dibenci oleh orang yang ada di dekatku.
Bahkan sampai sekarang tidak ada yang mau berteman denganku. Mereka sering menyebutku
sebagai anak haram yang tidak punya seorang ayah. Memang aku punya ayah tapi entah kemana
ayah pergi aku tak tahu dan ibuku telah meninggal ketika aku berumur tiga tahun. Maka dari itu aku
selalu dibenci dengan orang lain.
Kini sudah waktunya bagiku masuk ke sekolah untuk menuntut ilmu dan mencari teman. Tetapi apa
hasilnya? Yang ada hanyalah ejekan dan ejekan dari anak-anak yang lain. Tujuanku untuk sekolah
adalah menuntut ilmu. Tapi, aku terlahir dengan kemampuan yang payah. Jadi, apa yang aku lakukan
untuk menjadi hebat di sekolah selalu mengalami kegagalan. Tapi aku tidak akan menyerah untuk
melangkah maju. Aku terus berusaha agar aku menjadi pintar. Walaupun hasilnya selalu buruk, aku
tidak akan pernah menyerah.
Saat pulang sekolah aku bertujuan untuk jalan-jalan di pasar. Saat aku berhenti di sebuah toko mainan,
aku merasa tertarik dengan topeng yang dipajang di depan toko tersebut. “Wow !! topeng yang ini
keren.” Ucapku dengan rasa senang. Tiba-tiba sang penjual topeng keluar dan meyuruhku pergi. “Pergi
sana anak haram, jangan dekat-dekat toko ku. Pasti kamu akan merusakkan semua barang yang ku
jual.” Jawab penjual toko tersebut. “Tapi aku hanya melihat-lihat saja Paman. Aku tidak ada niat untuk
merusak barang dagangan anda.” Jawabku. “Kalau kau ingin, ini ambil saja!! Cepat pergii !!” Jawab
Penjual topeng dengan melemparkan topeng itu ke arahku. “Paman aku bukanlah sampah tempat kau
membuang topeng ini, aku adalah Rena. Rena bukanlah tempat sampah” Teriak ku pada Penjual
topeng tersebut.
Suatu sore, saat aku sedang berjalan di dekat sungai, aku melihat ada seorang anak yang duduk di
tepi sungai tersebut. Dia terus melihatku. Dengan menatap matanya aku merasakan bahwa dia
mengerti akan perasaan dan keadaan yang aku alami sekarang. Sejujurnya aku ingin sekali untuk
berhenti dan berbicara dengannya. Tapi aku malu untuk memulai berbicara dengannya. Hingga pada
akhirnya, aku memutuskan untuk tetap berjalan dan pergi darinya.
Keesokan harinya, aku bertemu dengannya lagi disekolah. Setelah aku perhatikan dia sangat sangat
sangat sangat sangat sangat keren, sehingga para anak perempuan di sekolah tergila-gila dengannya.
Dalam pelajaran di sekolah pun dia juga termasuk anak yang pintar. Sehingga dia membuatku semakin
iri dengannya. Sejak saat itulah aku menganggap dia adalah sebagai rivalku.
Saat pertama dia di sekolah aku sangat membencinya. Tapi pada suatu hari saat aku di bully oleh
Anna dan kawan-kawannya yang terkenal paling berkuasa di sekolah, tiba-tiba dia datang untuk
menolongku. Perasaan benci yang aku rasakan kian hari semakin menghilang. Justru rasa nyaman
berada di dekatnya lah yang tumbuh di dalam hatiku.
Mulai saat itulah aku berkenalan dengannya secara resmi. Ternyata namanya adalah Erwind. Sejak
saat itulah kami menjadi teman dan anggapanku sebagai rivalnya telah hilang ditelan waktu. Saat
bersama dengan Erwind, aku merasa tidak sendirian lagi. Dan akhirnya aku mengerti bagaimana
rasanya kasih sayang seorang teman. Pertemanan kami bagaikan ikatan yang tak akan putus. Maka
dari itu aku akan menjaga ikatan yang Erwind berikan padaku.
Hari demi hari aku lalui bersama dengan Erwind. Kerja kelompok bersama bermain bersama. Dia
sudah aku anggap teman sekaligus saudara yang mengerti akan keadaan yang aku alami saat ini.
2. Sungguh bahagia hatiku karena akhirnya perjuanganku untuk mencari teman tidaklah berakhir dengan
kegagalan. Ini adalah kali pertama aku berteman, makanya aku masih kaku saat berteman dengan
Erwind.
Suatu hari di sekolah kami kedatangan murid baru dari luar kota yang hanya menetap sementara disini,
namanya Rafa. Kami sangat terkejud ketika melihat sikapnya yang sangat buruk itu muncul. Sikapnya
sungguh sangatlah aneh dihadapanku. Ketika aku sedang susah mencari teman, dia malah
meremahkan teman. Tapi mungkin dia belum terbiasa sekolah disini.
Suatu ketika, saat Rafa sedang minum tiba-tiba Erwind menjatuhkan air minum dan menumpahkan air
minum ke baju Rafa. Emosi Rafa kian meledak. Rafa hendak menjatuhkan gelas tersebut pada Erwind,
untung ada aku tahu kejadian itu. Segera aku berlari dan melindungi Erwind. Pecahan beling itu
melukai tangan dan kaki ku. Walaupun sakit, tapi demi Erwind akan aku lakukan segalanya.
Rafa bertanya padaku. “Kenapa kau melindungi dia, sedangkan dia tidak pernah menolongmu ??”
akupun menjawab “Karena dia adalah temanku.” Setelah menjawab pertanyaan tersebut aku segera
pergi ke UKS untuk mengobati lukaku. Tapi setelah aku melihat ke belakang ternyata Rafa termenung.
Entah apa yang dia pikirkan.
Setelah 2 bulan lamanya Rafa bersekolah disini, aku melihat perkembangan Rafa sejak kejadian waktu
aku melindungi Erwind dulu. Rafa yang sekarang menjadi lebih penyayang dan perhatian pada
temannya. Dan tak terasa pula kini tiba saatnya Rafa untuk pindah ke kota yang lain untuk pergi
dengan ayahnya. Sebelum dia pergi kami sempat bertemu dan berbicara sebentar sambil
mengucapkan selamat tinggal. “Rena terima kasih atas pelajaran yang kau berikan padaku..” Ucap
Rafa dengan mata yang berkaca-kaca. “Ada apa kamu kok sedih gitu haa?? Memangnya aku pernah
berbuat apa sama kamu Raf??” Jawabku dengan heran. “Dulu bagiku teman hanyalah sebuah kata
yang kecil dan tidak bermakna. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku mengerti betapa
berharganya arti kata tersebut.” Saut Rafa. “Alhamdulillah, akhirnya kau mengerti. Aku juga ikut senang
bisa membantumu. Dulu aku tidak punya teman sama sekali. Saat aku melihatmu dulu, aku tak pernah
bayangkan bagaimana usaha ku untuk mendapat seorang teman saja. Sedangkan kamu hanya bisa
meremehkan mereka. Maka dari itu aku bahagia karena sekarang kau bisa menghargai teman.”
Jawabku. “Terima kasih Rena.Kau memang teman yang baik”
Sejak saat itu aku mulai merasa hidup karena bisa menghargai dan dihargai oleh teman yang dulu tak
sempat aku dapatkan. Akhirnya aku mengerti, teman adalah suatu ikatan, ikatan yang sangat kita
butuhkan dalam hidup. Berkat teman kita bisa mengerti indahnya hidup. Terima kasih teman...