1. Bagi Orang NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bualan itu biasa. Pertemuan itu dinamakan
Lailatul Ijtima’. Lailah artinya malam, dan ijtima’ artinya pertemuan. Artinya sebuah ”pertemuan
malam" yang diselenggarakan di setiap bulan.
Awalnya ini adalah kebiasaan para kiai yang akhirnya menjadi kebiasaan orang-orang NU atau
pengurus NU. Acara ini dimanfaatkan untuk membahas, memecahkan dan mencarikan solusi
atas problem organisasi, mulai masalah iuran, menghadapi Ramadlan, Tarawih, menentukan
awal Ramadlan, sampai menjalar ke masalah-masalah umat yang berat.<>
Lailatul Ijtima’ ini adalat ditemui mulai dari tingkat pengurus ranting (desa), tingkat majelis wakil
cabang (kecamatan), tingkat cabang (kabupaten/kota),tingkat wilayah (provinsi), sampai
pengurus besar.
Salah satu pembukaan dalam Lailatul Ijtima’ ini biasanya adalah pembacaan tahlil yang menjadi
ciri khas orang NU, mengirim doa kepada arwah orang tua, para guru, semua kaum muslimin
dan muslimat, khususnya para sesepuh pendiri NU yang telah wafat.
Pertemuan semacam ini berdasar pada, pertama:
َتْسُم ُءاَعُّدلَا وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال يِئاَسَّنال َو يِذُم ْرُّتال َو ٍمِلْسُم َو ي ِارَُخبال ِةَيا َو ِر يِف َوَدْنِع ٌاََج
ََجَم ْيِف ٌاََجَتْسُم ُءاَعُّدال ٍةَيا َو ِر ْيِف َو .َْنيِمِلْسُمْال ِاءَمِتْاَجا ِنْص ِحْال ْيِف اَذَك .ِآن ْرُقْال ِمْتَخ َدْنِعَو ِرْكِالذ ِسِلاِْني ِصَحْل
Dari riwayat Bukhori, Muslim, Turmudzi, dan Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda: Doa mustajab
(dikabulkan) itu ketika berkumpulnya kaum muslimin. Di sebuah riwayat lain disebutkan: Doa
mustajab itu ada di majels dzikir dan khataman Al-Qur-an. Demikian seperti dumuat dalam kitab
Al-Hisnul Hasin. (Khozinatul Asror, hlm 140)
Dalil kedua:
َبِعْال ِاء َوْنأِب ِتَّصاَخْال ِةَلْيَّال َكْلِت ْيِف َلَغَتْشا َاذِإ َنِمْؤُلمْا َّأن ُّقَحْال َوال َو ِرْكِالذ َو ِة َو ََلِالت َو ِت ََلَّصال َنِم ِةَداِاءَعُّد
ُه َرْكُي ََل َو ُز ْوَُجَي
Orang-orang mukmin jika menyelenggarakan malam yang khas itu dan mengisinya dengan
berbagai kegiatan seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa, hukumnya boleh-boleh
saja, tidak makruh. (Durratun Nasihin, Hlm 204)
Dalil ketiga,
ِهِبَرِل اًْميِظْعَت ِهِسْفَن ىََوه ِف ََل ِخ ىَلَع ِفَّلَكُمْال ُلْعِف َوُه ُةَداَبِعْلَا
Ibadah adalah pekerjaan mukallaf melawan hawa nafsu demi mengagungkan asma Allah. (At-
Ta’rifat lis Sayyid Ali bin Muhammad al-Jurjani, hlm. 128)
KH Munawir Abdul Fattah
Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
Tulisan ini dimuat di salah satu buku penulis tentang "Tradisi Orang-orang NU”
Bagi Orang NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bualan itu biasa. Pertemuan itu dinamakan
Lailatul Ijtima’. Lailah artinya malam, dan ijtima’ artinya pertemuan. Artinya sebuah ”pertemuan
malam" yang diselenggarakan di setiap bulan.
Awalnya ini adalah kebiasaan para kiai yang akhirnya menjadi kebiasaan orang-orang NU atau
pengurus NU. Acara ini dimanfaatkan untuk membahas, memecahkan dan mencarikan solusi
atas problem organisasi, mulai masalah iuran, menghadapi Ramadlan, Tarawih, menentukan
awal Ramadlan, sampai menjalar ke masalah-masalah umat yang berat.<>
2. Lailatul Ijtima’ ini adalat ditemui mulai dari tingkat pengurus ranting (desa), tingkat majelis wakil
cabang (kecamatan), tingkat cabang (kabupaten/kota),tingkat wilayah (provinsi), sampai
pengurus besar.
Salah satu pembukaan dalam Lailatul Ijtima’ ini biasanya adalah pembacaan tahlil yang menjadi
ciri khas orang NU, mengirim doa kepada arwah orang tua, para guru, semua kaum muslimin
dan muslimat, khususnya para sesepuh pendiri NU yang telah wafat.
Pertemuan semacam ini berdasar pada, pertama:
ا َو ِر يِف َوَتْسُم ُءاَعُّدلَا وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال يِئاَسَّنال َو يِذُم ْرُّتال َو ٍمِلْسُم َو ي ِارَُخبال ِةَيَدْنِع ٌاََج
َذَك .ِآن ْرُقْال ِمْتَخ َدْنِعَو ِرْكِالذ ِسِلاََجَم ْيِف ٌاََجَتْسُم ُءاَعُّدال ٍةَيا َو ِر ْيِف َو .َْنيِمِلْسُمْال ِاءَمِتْاَجِحْال ْيِف اا ِنْصِْني ِصَحْل
Dari riwayat Bukhori, Muslim, Turmudzi, dan Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda: Doa mustajab
(dikabulkan) itu ketika berkumpulnya kaum muslimin. Di sebuah riwayat lain disebutkan: Doa
mustajab itu ada di majels dzikir dan khataman Al-Qur-an. Demikian seperti dumuat dalam kitab
Al-Hisnul Hasin. (Khozinatul Asror, hlm 140)
Dalil kedua:
ِالت َو ِت ََلَّصال َنِم ِةَداَبِعْال ِاء َوْنأِب ِتَّصاَخْال ِةَلْيَّال َكْلِت ْيِف َلَغَتْشا َاذِإ َنِمْؤُلمْا َّأن ُّقَحْال َوال َو ِرْكِالذ َو ِة َو ََلِاءَعُّد
ُه َرْكُي ََل َو ُز ْوَُجَي
Orang-orang mukmin jika menyelenggarakan malam yang khas itu dan mengisinya dengan
berbagai kegiatan seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa, hukumnya boleh-boleh
saja, tidak makruh. (Durratun Nasihin, Hlm 204)
Dalil ketiga,
ِهِبَرِل اًْميِظْعَت ِهِسْفَن ىََوه ِف ََل ِخ ىَلَع ِفَّلَكُمْال ُلْعِف َوُه ُةَداَبِعْلَا
Ibadah adalah pekerjaan mukallaf melawan hawa nafsu demi mengagungkan asma Allah. (At-
Ta’rifat lis Sayyid Ali bin Muhammad al-Jurjani, hlm. 128)
Menurut Mashudi, program lailaul ijtima’ dilahirkan ulama-ulama besar NU
yang dulu senang sekali berkumpul di malam hari, terutama tengah bulan
qomariah antara tanggal 13, 14, dan 15, saat muncul Bulan Purnama.
Pada momen itu, dibahas kajian kitab kuning, tradisi tahlilan, hingga
pembicaraan kelangsungan dakwah NU di penjuru negeri.1
1 Rep: erik purnama/ Red: taufik rachmanREPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA