Akhlaqul Karimah Sesuai Ahlussunnah wal Jama'ah An Nahdiyyah di Era 5.0.pptx
1. Akhlaqul Karimah Sesuai
Ahlussunnah wal
Jama’ah An Nahdhiyyah
di Era 5.0
Kajian Spesial Maulid Nabi Muhammad SAW
IPNU – IPPNU Yosowilangun Kidul, Yosowilangun, Lumajang
Sabtu, 07 Oktober 2023
2. Keutamaan Akhlaqul Karimah
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
اَم
ْ
نِم
ْ
ءَىش
ُْعَضوُي
ىِف
ِْانَيزِمال
ْ
َقثَأ
ْ
ُل
ْ
نِم
ِْنسُح
ْ
ِقُلُخال
ْ
نِإَو
َْب ِاحَص
ِْنسُح
ْ
ِقُلُخال
ُْغُلبَيَل
ِْهِب
ْ
َةَجََرد
َْص
ْ
ِب ِاح
ِْموالص
ْ
ِةَالالصَو
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih
berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa
menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi no.
2134)
3. Dalam riwayat Tirmidzi—haditsnya dinyatakan hasan shahih—
disebutkan pula hadits dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اَم
ْ
نِم
ْ
ءَيش
ْ
لَقثَأ
يِف
ِْانَزيِم
ِْمؤالم
ِْن
ْ
َموَي
ْ
ِةَماَيِقال
ْ
نِم
ْ
سح
ِْن
،ِقلالخ
ْ
نِإ َو
ْ
َللا
ْ
ضِغبي
ْ
ش ِاحَفال
يِذَبال
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang
mukmin pada hari kiamat selain akhlaknya yang baik. Allah sangat
membenci orang yang kata-katanya kasar dan kotor.”
Keutamaan Akhlaqul Karimah
4. FAIDAH HADITS TENTANG AKHLAQUL KARIMAH
1. Contoh husnul khuluq atau berakhlak yang baik sebagaimana dikatakan oleh ‘Abdullah bin Al-
Mubarak adalah:
senyum manis
melakukan yang makruf (kebajikan)
menghilangkan gangguan
2. Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah yang berat pahalanya dalam mizan (timbangan).
3. Allah mencintai dan meridhai orang yang berakhlak mulia.
4. Al-fahisy yang dimaksud dalam hadits adalah orang yang mengeluarkan perkataan yang tidak enak
didengar atau perkataan yang tidak pantas. Al-badzi adalah orang yang berkata kotor. Jadi, orang
yang bisa menjaga perkataannya adalah orang yang akan berat timbangannya.
5. Mizan (timbangan) amalan itu ada dan wajib diimani.
(Referensi : Al-Ajru Al-Kabir ‘ala Al-‘Amal Al-Yasir. Muhammad Khair Ramdhan Yusuf. Penerbit Dar
Ibnu Hazm. hlm. 76.)
5. Tujuan Nabi Di Utus dan Harapan Nabi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata dalam haditsnya :
ْاَمإن
ْ
ِقَالخََْاألحِلاَصَْمِمَتُألُْتثِعُب
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlaq.” (HR. Ahmad
2/381, shahih)
Dalam suatu hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan do’a :
ْ
َأْالِإْاَهِنَسحَِىْألدهَيَْالِْقَالخَْاألِنَسحَىْألِنِدْاهمُهالل
َْتن
“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah,
tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya
akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771).
6. Akhlaqul Karimah Sesuai Ahlussunnah
wal Jama’ah
[Pertama: Selalu mengajak pada yang ma’ruf dan melarang dari yang
mungkar]
ُْرُمأَتْ ِ
اسلنِلْتَج ِ
رخُأْةمُأَْريَخْمُتُنك
ْ
ْالَِنعَْنوَهنَتَْوِوفُرعَمالِبَْون
ْ ِ
َركنُم
َْونُنِمؤُتَو
ْ
ِاّللِب
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
7. [Kedua: Mendahulukan sikap lemah lembut dalam berdakwah
dan amar ma’ruf nahi mungkar]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah berprinsip bahwa hendaknya lebih
mendahulukan sikap lemah lembut ketika amar ma’ruf nahi
mungkar, hendaklah pula berdakwah dengan sikap hikmah dan
memberi nasehat dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
ْ
وَمالَْوِةَمك ِحالِبَْكِبَْرِليِبَسْىَلِإُْعاد
ْ
الِبْمُهلِداَجَْوِةَنَسَحْالِةَظِع
َْهِهْهِت
ُْنَسحَأ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik.” (QS. An Nahl: 125)
8. [Ketiga: Sabar ketika berdakwah]
Ahlus Sunnah meyakini wajibnya bersabar dari kelakukan jahat
manusia ketika beramar ma’ruf nahi mungkar. Hal ini karena
mengamalkan firman Allah Ta’ala,
ْ
ِباصَْو ِ
َركنُمْالَِنعَْهانَْوِوفُرعَمالِبْرُمأَو
ِْْمَكِلَذْنِإَْكَباَصَأْاَمْىَلَعْر
ِْمَزعْن
ِْ
ورُمُاأل
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
(QS. Luqman: 17)
9. [Keempat: Memberi nasehat kepada setiap muslim karena agama
adalah nasehat]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat
kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama
dalam kebaikan dan takwa. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُْةَحي ِ
صْالنُِينالد
»
َْلاَقْنَمِلْاَنلُق
«
َْرِلَْوِهِباَتِكِلَْوِ ِ
ّلل
ْمِهِتَامعَْوَينِمِلسُمْالِةمِئَألَْوِهِلوُس
»
.
“Agama adalah nasehat. Kami berkata, “Kepada siapa?” Beliau
menjawab, “Kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya dan
kepada pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin secara umum.”
(HR. Muslim no. 55)
10. [Kelima: Tegar menghadapi ujian]
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tetap teguh ketika mereka mendapatkan ujian, yaitu bersabar
dalam menghadapi musibah. Mereka pun bersyukur ketika mendapatkan kelapangan. Mereka
ridho dengan takdir yang terasa pahit. Mereka senantiasa mengingat firman Allah Ta’ala,
ْ
ابَس ِْح ِ
ريَغِبْمُهَرجَأَْونُرِباىْالصفَوُيْاَمنِإ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas.” (QS. Az Zumar: 10).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ
موَقْبَحَأْاَذِإََّْْللانِإَْوِءَالَبْالِمَظِعَْعَمِْاءَزَجْالَمَظِعْنِإ
ْاَض ِ
ْالرُهَلَفَْى ِ
ضَْرنَمَفْمُهَالَتاْاب
ْ
َسْنَمَو
ُْهَلَفَْط ِخ
ْ
ُطَخالس
“Sesungguhnya ujian yang berat akan mendapatkan pahala (balasan) yang besar pula.
Sesungguhnya Allah jika ia mencintai suatu kaum, pasti Allah akan menguji mereka.
Barangsiapa yang ridho, maka Allah pun ridho padanya. Barangsiapa yang murka, maka Allah
pun murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih)
11. Ciri Khas Akhlaqul Karimah Ahlussunnah
wal Jama’ah An Nahdliyyah
1. Dakwah Tauhid dan memperjuangkan kemanusiaan dengan memanusiakan
manusia.
2. ‘Adālah atau keadilan, pintu pertama yang terus diperjuangkan hingga
sekarang. Dan tak ada satupun negara telah mencapai kesempurnaan dalam
nilai ini, namun semuanya harus terus berbenah dan memperjuankannya.
3. As-Salām hidup damai tentram dengan berdampingan dalam bingkai
keberbedaan atau dalam konteks Keindonesiaan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
4. At-Tahaffudz an at-Takfīr tidak mudah mengkafirkan orang.
5. Adam at-Tanābuz bil alqōb tidak suka menjuluki dan menggelari orang lain
atau yang tak sepaham dengan gelar yang melecehkan, menghina dan
meremehkan, lebih-lebih berkaitan dengan postur.
12. 1. Husnul Mu’asyarah (membangun kebersamaan dan hubungan yang baik).
2. Husnul Mu’amalah (interaksi dan transaksi yang baik dan jujur).
3. Husnul Musyarakah (membangun pembagian yang baik, setiap yang mempunyai hak harus mendapatkan
haknya)
Jika tidak ada husnul muasyarah maka akan memunculkan pengkhianatan.
Jika tidak ada husnul muamalah maka akan menjadikan kebohongan.
Jika tidak ada husnul musyarakah maka akan memunculkan kezaliman.
Ini semua akan menjadi pemicu kerusakan dan penghancur kehidupan bersama.
ِْوَلَو
َْعَبات
ْ
قَحال
ْ
مُهَءۤاَوهَا
ِْتَدَسَفَل
ُْت ٰ
و ٰمالس
ُْضرَاالَو
َْو
ْ
نَم
ْ
نِهيِف
ْ
لَب
ْ
مُهٰنيَتَا
ْ
مِه ِ
ركِذِب
ْ
َف
ْ
مُه
ْ
َنع
ْ
مِه ِ
ركِذ
َْنوُض ِ
رعم
ْ
Artinya : Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua
yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari
peringatan itu.
Ciri Khas Akhlaqul Karimah Ahlussunnah
wal Jama’ah An Nahdliyyah