SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Bid’ah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan,
termasuk menambah atau mengurangi ketetapan. Sedangkan menurut Al-imam Izzudin
Abdul Aziz bin Abdissalam, ulama terkemuka dalam madzhab Syafi’I, mendefinisikan
bid’ah dalam kitabnya Qowa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam sebagai berikut :
”Bidah adalah mengajarkan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) Pada Rasulullah”
(Qowa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, 2/172).
Definisi serupa juga dikemukakan oleh al-Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf
al-Nawawi, hafizh dan faqih dalam madzhab Syafi’I Beliu berkata :
“Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang baru yang belum ada pada masa Rasulullah”(al-
Imam al-Nawawi,Tahdzib al Asma wa al Lughat,3/22 ).
Nabi Muhammad saw Dalam Hadist banyak sekali membicarakan tentang bid’ah namun
Beliu tidak mendefinisikan pengertian bid’ah itu sendiri. Oleh karena itu banyak para
ulama melakukan pendekatan dengan mendefinisikan bid’ah dalam dua pengertian yaitu
menurut bahasa dan dan syara’.
Pengertian Bid’ah
1. Bid’ah Lughotan (Menurut Bahasa)
Bid’ah Menurut bahasa (etimologi) adalah sesuatu yang diadakan tanpa adanya contoh sebelumnya.
Penggunaan kata bid’ah ini diantaranya ada pada firman Allah SWT,
ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ا‬َ‫م‬ُْ‫نت‬ُ‫ك‬ْ‫عا‬‫د‬ِ‫ب‬َْ‫ن‬ِِّ‫م‬ِْ‫ل‬ُ‫س‬ُّ‫الر‬
“Katakanlah: ‘Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-Rasul.” (QS. Al-Ahqaaf: 9)
Kata Bid’ah juga terdapat pada Firman Allah SWT Pada Surat Al-Baqoroh ayat 117.
ُْ‫ع‬‫ِي‬‫د‬َ‫ب‬ِْ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ِْ‫ض‬‫ر‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫و‬
“Allah pencipta langit dan bumi.” (QS. Al-Baqarah: 117)
dan juga pada Hadist Nabi saat ditanya seseorang tentang Onta yang mogok atau tidak mau berjalan.
‫ا‬َ‫ي‬َْ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ِْ‫للا‬،‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬َْ‫ع‬ِ‫د‬‫ب‬ُ‫أ‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ن‬‫ل‬ِ‫م‬‫اح‬َ‫ف‬ : َّْ‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬‫َى‬‫ت‬َ‫أ‬َّْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬
“Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah,
sesungguhnya hewan tungganganku mogok, maka tolong angkut aku.’ [HR. Muslim dalam Shahiih-nya (III/1506,
Kitab “al-Imaarah”, no. 1893)]
Dalam Firman Allah dan hadist nabi diatas dapat disimpulkan Bid’ah merupakan sesuatu hal yang baru.
Bid’ah Lughotan wa Syar’an
2. Bid’ah Syar’an (Menurut Istilah/Syara’)
Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan bid‘ah menurut terminologi
(istilah/syari‘at). Ada yang menjadikannya sebagai lawan dari sunnah; dan ada pula yang
menjadikannya sebagai perkara umum, yang mencakup semua perkara yang diada-adakan
setelah zaman Rasul, baik yang terpuji maupun yang tercela.
Menurut al-Imam asy-Syafi’I bid’ah dibagi menjadi dua bagian. Seperti pada riwayat berikut:
“Bid’ah ada dua macam : Bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah yang madzmumah (tercela).
Bid’ah yang sesuai dengan sunnah adalah bid’ah yang terpuji, dan bid’ah yang menyalahi sunnah
adalah bid’ah yang tercela”. (Dituturkan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fath al-Bari).
Pembagian bid’ah menjadi dua oleh Imam Syafi’I disepakati oleh para ulama setelahnya
diseluruh kalangan ahli fikih empat madzhab, para ahli hadist, dan para ulama dari berbagai
disiplin ilmu.
Diantara mereka adalah ulama terkemuka, seperti al-Izz Ibn Abd-salam, an-Nawawi, Ibn
‘Arafah, al-Haththab al-Miliki, Ibn ‘Abidin dan lain-lain. Dari kalangan hadist diantaranya Ibn
al’Arabi al-Maliki, Ibn al-Atsir, al-Hafizh Ibn hajar, al-Hafizh as-Sakhawi, al-Hafizh as-Suyuthi
dan lain-lain. Termasuk dari kalangan ahli bahasa sendiri seperti al-Fayyumi, al-Fairuzabadi
dan lain-lain.
Apabila ada dalil yang menunjukan hukum suatu amalan, maka seluruh bagian
amalan tersebut masuk kedalam keumuman dalil dan tidak boleh dikeluarkan
sebagiannya kecuali dengan dalil khusus. Jika dalil umum menunjukan anjuran,
maka tidak boleh dilarang kecuali dengan dalil khusus yang melarangnya.
Begitu juga sebaliknya, apabila dalil umum menunjukan larangan, maka tidak
boleh dianjurkan kecuali ada dalil khusus yang menganjurkannya.
Contoh : Membaca Al-Qur’an
Dalil-dalil umum menunjukan bahwa membaca Al-Qur’an dianjurkan. Anjuran
ini bersifat umum, artinya mencakup seluruh Al-Qur’an dari awal surat sampai
akhir surat. Surat apapun atau ayat apapun, sedikit maupun banyak dan
berapapun jumlah ayat yang dibaca, semua dianjurkan.
Dalam hal ini Selama tidak ada dalil khusus yang mengeluarkan keumuman
anjuran itu, maka tidak bisa dilarang. Kalaupun ada orang yang melarang
bacaan tertentu, ia harus mendatangkan dalil larangannya.
Mengenal Dalil Umum dan Khusus
Bid’ah Madzmumah (Tercela) tidak mempunyai tendensi atau sandaran didalam
syariat entah itu dalil umum maupun dalil khusus.
Contoh :
Melukai tubuh sendiri (Tathbir) pada hari asyura (Ritual Arbain mengenang
Kematian Imam Husain). Yaitu tradisi baru Syi’ah yang tidak ada manfaatnya
melainkan kerugian yang didapat.
Dalam hal ini Tathbir tidak mempunyai dalil umum maupun khusus untuk dijadikan
tendensi atau sandaran. Tathbir merupakan buatan baru yang tak berdasar dan
sama sekali tidak berkaitan dengan dengan agama. Berduka dan meratap dengan
cara-cara umum dan wajar merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT, akan
tetapi segala perbuatan yang dapat melemahkan dan merusak Islam harus
dihindari, begitu juga tindakan yang dapat membahayakan seseorang maupun diri
sendiri.
Bahkan banyak fatwa-fatwa ulama besar syi’ah melarang ritual melukai diri sendiri
(Tathbir) ini.
Bid’ah Madzmumah
Bid’ah Mahmudah (Terpuji) mempunyai tendensi atau sandaran didalam
syari’at entah dalil umum atau dalil khusus. Bid’ah Mahmudah atau Bid’ah
hasanah (baik) tidak hanya dilakukan umat Islam saat ini, tetapi sejak masa
sahabat saat Rasulullah S.A.W masih hidup, sudah banyak yang melakukan
bid’ah hasanah. Di antaranya adalah ketika Rasulullah berkata kepada Bilal
yang artinya sebagai berikut:
“Wahai Bilal, kebaikan apa yang paling engkap harapkan pahalanya dalam
Islam, karena aku telah mendengar kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab:
“Kebaikan yang saya harapkan pahalanya adalah saya selalu melakukan
shalat sunnah dua rakaat setiap saya selesai berwudlu’ yang telah saya
tentukan waktunya” (Muttafaq’Alaih)
Sahabat Bilal sudah secara nyata melakukan bid’ah (shalat dua rakaat
setelah wudhu) yang tidak diajarkan dalam islam oleh Nabi Muhammad
SAW. Tapi beliu tidak mengatakan: “Kamu melakukan bid’ah karena
melakukan sesuatu yang baru”, namun justru memujinya.
Bid’ah Mahmudah
Contoh Lain :
 Pembukuan Al-Qur’an oleh sahabat menjadi suatu Mushaf yang
tidak dilakukan dimasa Rasulullah.
 Sholat Trawih 20 rakaat berjamaah dengan satu Imam dimasjid
bahkan Sayyidina Umar bin Khattab R.a berkata: “Ini adalah
sebaik-baiknya Bid’ah.”
 Tambahan Adzan sebelum Khotbah shalat Jum’at yang
diperintahkan oleh Sayyidana Utsman bin Affan R.A
 Setiap sesuatu pada dasarnya mempunyai tendensi atau
sandaran didalam syari’at entah itu berbentuk umum maupun
khusus. Namun yang menjadi masalah terkadang sesuatu
amaliah yang tidak punya dalil secara khusus sering dituduh
Bid’ah. Tentu tuduhan ini tidak benar. Ahli hadist al-Hafidz Ibn
Hajar berkata :
 “Yang dimaksud sabda Nabi ‘Semua Bid’ah Sesat” adalah sesuatu
yang diperbarui namun tidak mempunyai dalil secara syar’I, baik
secara khusus maupun umum.
 Dengan demikian dapat disimpulkan amaliah yang mempunyai
dalil secara umum bukanlah bid’ah yang tercela.
Pembatasan
Bid’ah adalah sesuatu yang baru yang tidak pernah dikenal atau terjadi pada zaman
Rasulullah. Menurut Lughotan (Bahasa) Bid’ah adalah sesuatu hal baru yang tidak
pernah dicontohkan sebelumnya, Sedangkan menurut Syar’an (Syar’at) Ulama ada
menjadikannya sebagai lawan dari sunnah; dan ada pula yang menjadikannya sebagai
perkara umum, yang mencakup semua perkara yang diada-adakan setelah zaman Rasul,
baik yang terpuji maupun yang tercela. Menurut Imam syafi’I bid’ah ini dibagi menjadi
dua bagaian yaitu bid’ah Madzmumah dan Mahmudah.
Untuk mengetahui Bid’ah tersebut madzmumah atau mahmudah dapat melihat pada
dalil umum maupun khusus. Apabila ada dalil umum yang menunjukan hukum suatu
amalan, maka seluruh bagian amalan tersebut masuk kedalam keumuman dalil dan
tidak boleh dikeluarkan sebagiannya kecuali dengan dalil khusus. Jika dalil umum
menunjukan anjuran, maka tidak boleh dilarang kecuali dengan dalil khusus yang
melarangnya. Begitu juga sebaliknya, apabila dalil umum menunjukan larangan, maka
tidak boleh dianjurkan kecuali ada dalil khusus yang menganjurkannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan amaliah yang mempunyai dalil secara umum
bukanlah bid’ah yang tercela.
Kesimpulan
Kelompok 8
Dul BJN
Indah Muflikatin
Alfinatul Jannah

More Related Content

What's hot

Perkara yang membatalkan iman
Perkara yang membatalkan imanPerkara yang membatalkan iman
Perkara yang membatalkan imandiknor
 
Madzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliMadzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliFindha Ad
 
Ppt agama syarat rukun shalat
Ppt agama syarat rukun shalatPpt agama syarat rukun shalat
Ppt agama syarat rukun shalatYustin Hasna
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakatSlight Hope
 
Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)amirqayyum
 
Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Amiruddin Ahmad
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazahSigitpga
 
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAHPengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAHFarra Shahirra
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran KhawarijRatih Aini
 
Beriman kpd rasul
Beriman kpd rasulBeriman kpd rasul
Beriman kpd rasulpuyah87
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuFakhri Cool
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointNenk Ajalah
 
Surah al alaq
Surah al alaqSurah al alaq
Surah al alaqnurul293
 
Presentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajPresentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajOni Eksekutif
 

What's hot (20)

Perkara yang membatalkan iman
Perkara yang membatalkan imanPerkara yang membatalkan iman
Perkara yang membatalkan iman
 
Madzhab imam hambali
Madzhab imam hambaliMadzhab imam hambali
Madzhab imam hambali
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Ppt agama syarat rukun shalat
Ppt agama syarat rukun shalatPpt agama syarat rukun shalat
Ppt agama syarat rukun shalat
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
 
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat
100 hadis dha'if & palsu yang masyhur di kalangan masyarakat
 
Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)
 
Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
 
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAHPengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
 
Amaliyah nu
Amaliyah nuAmaliyah nu
Amaliyah nu
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
Beriman kpd rasul
Beriman kpd rasulBeriman kpd rasul
Beriman kpd rasul
 
Setetes Hikmah Isra Mi'raj
Setetes Hikmah Isra Mi'rajSetetes Hikmah Isra Mi'raj
Setetes Hikmah Isra Mi'raj
 
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits MaudhuHadits Dha'if dan Hadits Maudhu
Hadits Dha'if dan Hadits Maudhu
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpoint
 
Surah al alaq
Surah al alaqSurah al alaq
Surah al alaq
 
Presentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'rajPresentation isra and mi'raj
Presentation isra and mi'raj
 

Similar to Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)

Similar to Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus) (20)

Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaahBidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
Bidah dalam pandangan ahlussunnah wal jamaah
 
Makalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahMakalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ah
 
Bid'ah
Bid'ahBid'ah
Bid'ah
 
PPT ILMU FIKIH KLP 11mm-dikonversi.pdf
PPT ILMU FIKIH KLP 11mm-dikonversi.pdfPPT ILMU FIKIH KLP 11mm-dikonversi.pdf
PPT ILMU FIKIH KLP 11mm-dikonversi.pdf
 
Bid’ah, apakah itu
Bid’ah, apakah ituBid’ah, apakah itu
Bid’ah, apakah itu
 
Bida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam MasyarakatBida'ah Dalam Masyarakat
Bida'ah Dalam Masyarakat
 
Bida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakatBida'ah dalam masyarakat
Bida'ah dalam masyarakat
 
ulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ah
 
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyurdefinisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
definisi Bid'ah menurut Ibn Asyur
 
sunnah dan bidaah
sunnah dan bidaahsunnah dan bidaah
sunnah dan bidaah
 
Bidah
BidahBidah
Bidah
 
Konsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqihKonsep bid'ah dan toleransi fiqih
Konsep bid'ah dan toleransi fiqih
 
Pembagian bid-ah-dan-hukum-bid-ah-dalam-agama-islam
Pembagian bid-ah-dan-hukum-bid-ah-dalam-agama-islamPembagian bid-ah-dan-hukum-bid-ah-dalam-agama-islam
Pembagian bid-ah-dan-hukum-bid-ah-dalam-agama-islam
 
Fatwa
FatwaFatwa
Fatwa
 
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptxBID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
BID’AH TERCELA DALAM ISLAM.pptx
 
03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah
 
Bid'ah al fauzan
Bid'ah   al fauzanBid'ah   al fauzan
Bid'ah al fauzan
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Fiqih bid’ah
Fiqih bid’ahFiqih bid’ah
Fiqih bid’ah
 
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayuAmalan bidaah dalam masyarakat melayu
Amalan bidaah dalam masyarakat melayu
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)

  • 1. Bid’ah adalah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambah atau mengurangi ketetapan. Sedangkan menurut Al-imam Izzudin Abdul Aziz bin Abdissalam, ulama terkemuka dalam madzhab Syafi’I, mendefinisikan bid’ah dalam kitabnya Qowa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam sebagai berikut : ”Bidah adalah mengajarkan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) Pada Rasulullah” (Qowa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, 2/172). Definisi serupa juga dikemukakan oleh al-Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf al-Nawawi, hafizh dan faqih dalam madzhab Syafi’I Beliu berkata : “Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang baru yang belum ada pada masa Rasulullah”(al- Imam al-Nawawi,Tahdzib al Asma wa al Lughat,3/22 ). Nabi Muhammad saw Dalam Hadist banyak sekali membicarakan tentang bid’ah namun Beliu tidak mendefinisikan pengertian bid’ah itu sendiri. Oleh karena itu banyak para ulama melakukan pendekatan dengan mendefinisikan bid’ah dalam dua pengertian yaitu menurut bahasa dan dan syara’. Pengertian Bid’ah
  • 2. 1. Bid’ah Lughotan (Menurut Bahasa) Bid’ah Menurut bahasa (etimologi) adalah sesuatu yang diadakan tanpa adanya contoh sebelumnya. Penggunaan kata bid’ah ini diantaranya ada pada firman Allah SWT, ْ‫ل‬ُ‫ق‬‫ا‬َ‫م‬ُْ‫نت‬ُ‫ك‬ْ‫عا‬‫د‬ِ‫ب‬َْ‫ن‬ِِّ‫م‬ِْ‫ل‬ُ‫س‬ُّ‫الر‬ “Katakanlah: ‘Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-Rasul.” (QS. Al-Ahqaaf: 9) Kata Bid’ah juga terdapat pada Firman Allah SWT Pada Surat Al-Baqoroh ayat 117. ُْ‫ع‬‫ِي‬‫د‬َ‫ب‬ِْ‫ت‬‫ا‬ َ‫او‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ِْ‫ض‬‫ر‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫و‬ “Allah pencipta langit dan bumi.” (QS. Al-Baqarah: 117) dan juga pada Hadist Nabi saat ditanya seseorang tentang Onta yang mogok atau tidak mau berjalan. ‫ا‬َ‫ي‬َْ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ِْ‫للا‬،‫ي‬ِِّ‫ن‬ِ‫إ‬َْ‫ع‬ِ‫د‬‫ب‬ُ‫أ‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬‫ي‬ِ‫ن‬‫ل‬ِ‫م‬‫اح‬َ‫ف‬ : َّْ‫ن‬َ‫أ‬ْ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬‫َى‬‫ت‬َ‫أ‬َّْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hewan tungganganku mogok, maka tolong angkut aku.’ [HR. Muslim dalam Shahiih-nya (III/1506, Kitab “al-Imaarah”, no. 1893)] Dalam Firman Allah dan hadist nabi diatas dapat disimpulkan Bid’ah merupakan sesuatu hal yang baru. Bid’ah Lughotan wa Syar’an
  • 3. 2. Bid’ah Syar’an (Menurut Istilah/Syara’) Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan bid‘ah menurut terminologi (istilah/syari‘at). Ada yang menjadikannya sebagai lawan dari sunnah; dan ada pula yang menjadikannya sebagai perkara umum, yang mencakup semua perkara yang diada-adakan setelah zaman Rasul, baik yang terpuji maupun yang tercela. Menurut al-Imam asy-Syafi’I bid’ah dibagi menjadi dua bagian. Seperti pada riwayat berikut: “Bid’ah ada dua macam : Bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah yang madzmumah (tercela). Bid’ah yang sesuai dengan sunnah adalah bid’ah yang terpuji, dan bid’ah yang menyalahi sunnah adalah bid’ah yang tercela”. (Dituturkan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam Fath al-Bari). Pembagian bid’ah menjadi dua oleh Imam Syafi’I disepakati oleh para ulama setelahnya diseluruh kalangan ahli fikih empat madzhab, para ahli hadist, dan para ulama dari berbagai disiplin ilmu. Diantara mereka adalah ulama terkemuka, seperti al-Izz Ibn Abd-salam, an-Nawawi, Ibn ‘Arafah, al-Haththab al-Miliki, Ibn ‘Abidin dan lain-lain. Dari kalangan hadist diantaranya Ibn al’Arabi al-Maliki, Ibn al-Atsir, al-Hafizh Ibn hajar, al-Hafizh as-Sakhawi, al-Hafizh as-Suyuthi dan lain-lain. Termasuk dari kalangan ahli bahasa sendiri seperti al-Fayyumi, al-Fairuzabadi dan lain-lain.
  • 4. Apabila ada dalil yang menunjukan hukum suatu amalan, maka seluruh bagian amalan tersebut masuk kedalam keumuman dalil dan tidak boleh dikeluarkan sebagiannya kecuali dengan dalil khusus. Jika dalil umum menunjukan anjuran, maka tidak boleh dilarang kecuali dengan dalil khusus yang melarangnya. Begitu juga sebaliknya, apabila dalil umum menunjukan larangan, maka tidak boleh dianjurkan kecuali ada dalil khusus yang menganjurkannya. Contoh : Membaca Al-Qur’an Dalil-dalil umum menunjukan bahwa membaca Al-Qur’an dianjurkan. Anjuran ini bersifat umum, artinya mencakup seluruh Al-Qur’an dari awal surat sampai akhir surat. Surat apapun atau ayat apapun, sedikit maupun banyak dan berapapun jumlah ayat yang dibaca, semua dianjurkan. Dalam hal ini Selama tidak ada dalil khusus yang mengeluarkan keumuman anjuran itu, maka tidak bisa dilarang. Kalaupun ada orang yang melarang bacaan tertentu, ia harus mendatangkan dalil larangannya. Mengenal Dalil Umum dan Khusus
  • 5. Bid’ah Madzmumah (Tercela) tidak mempunyai tendensi atau sandaran didalam syariat entah itu dalil umum maupun dalil khusus. Contoh : Melukai tubuh sendiri (Tathbir) pada hari asyura (Ritual Arbain mengenang Kematian Imam Husain). Yaitu tradisi baru Syi’ah yang tidak ada manfaatnya melainkan kerugian yang didapat. Dalam hal ini Tathbir tidak mempunyai dalil umum maupun khusus untuk dijadikan tendensi atau sandaran. Tathbir merupakan buatan baru yang tak berdasar dan sama sekali tidak berkaitan dengan dengan agama. Berduka dan meratap dengan cara-cara umum dan wajar merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT, akan tetapi segala perbuatan yang dapat melemahkan dan merusak Islam harus dihindari, begitu juga tindakan yang dapat membahayakan seseorang maupun diri sendiri. Bahkan banyak fatwa-fatwa ulama besar syi’ah melarang ritual melukai diri sendiri (Tathbir) ini. Bid’ah Madzmumah
  • 6. Bid’ah Mahmudah (Terpuji) mempunyai tendensi atau sandaran didalam syari’at entah dalil umum atau dalil khusus. Bid’ah Mahmudah atau Bid’ah hasanah (baik) tidak hanya dilakukan umat Islam saat ini, tetapi sejak masa sahabat saat Rasulullah S.A.W masih hidup, sudah banyak yang melakukan bid’ah hasanah. Di antaranya adalah ketika Rasulullah berkata kepada Bilal yang artinya sebagai berikut: “Wahai Bilal, kebaikan apa yang paling engkap harapkan pahalanya dalam Islam, karena aku telah mendengar kedua sandalmu di surga? Bilal menjawab: “Kebaikan yang saya harapkan pahalanya adalah saya selalu melakukan shalat sunnah dua rakaat setiap saya selesai berwudlu’ yang telah saya tentukan waktunya” (Muttafaq’Alaih) Sahabat Bilal sudah secara nyata melakukan bid’ah (shalat dua rakaat setelah wudhu) yang tidak diajarkan dalam islam oleh Nabi Muhammad SAW. Tapi beliu tidak mengatakan: “Kamu melakukan bid’ah karena melakukan sesuatu yang baru”, namun justru memujinya. Bid’ah Mahmudah
  • 7. Contoh Lain :  Pembukuan Al-Qur’an oleh sahabat menjadi suatu Mushaf yang tidak dilakukan dimasa Rasulullah.  Sholat Trawih 20 rakaat berjamaah dengan satu Imam dimasjid bahkan Sayyidina Umar bin Khattab R.a berkata: “Ini adalah sebaik-baiknya Bid’ah.”  Tambahan Adzan sebelum Khotbah shalat Jum’at yang diperintahkan oleh Sayyidana Utsman bin Affan R.A
  • 8.  Setiap sesuatu pada dasarnya mempunyai tendensi atau sandaran didalam syari’at entah itu berbentuk umum maupun khusus. Namun yang menjadi masalah terkadang sesuatu amaliah yang tidak punya dalil secara khusus sering dituduh Bid’ah. Tentu tuduhan ini tidak benar. Ahli hadist al-Hafidz Ibn Hajar berkata :  “Yang dimaksud sabda Nabi ‘Semua Bid’ah Sesat” adalah sesuatu yang diperbarui namun tidak mempunyai dalil secara syar’I, baik secara khusus maupun umum.  Dengan demikian dapat disimpulkan amaliah yang mempunyai dalil secara umum bukanlah bid’ah yang tercela. Pembatasan
  • 9. Bid’ah adalah sesuatu yang baru yang tidak pernah dikenal atau terjadi pada zaman Rasulullah. Menurut Lughotan (Bahasa) Bid’ah adalah sesuatu hal baru yang tidak pernah dicontohkan sebelumnya, Sedangkan menurut Syar’an (Syar’at) Ulama ada menjadikannya sebagai lawan dari sunnah; dan ada pula yang menjadikannya sebagai perkara umum, yang mencakup semua perkara yang diada-adakan setelah zaman Rasul, baik yang terpuji maupun yang tercela. Menurut Imam syafi’I bid’ah ini dibagi menjadi dua bagaian yaitu bid’ah Madzmumah dan Mahmudah. Untuk mengetahui Bid’ah tersebut madzmumah atau mahmudah dapat melihat pada dalil umum maupun khusus. Apabila ada dalil umum yang menunjukan hukum suatu amalan, maka seluruh bagian amalan tersebut masuk kedalam keumuman dalil dan tidak boleh dikeluarkan sebagiannya kecuali dengan dalil khusus. Jika dalil umum menunjukan anjuran, maka tidak boleh dilarang kecuali dengan dalil khusus yang melarangnya. Begitu juga sebaliknya, apabila dalil umum menunjukan larangan, maka tidak boleh dianjurkan kecuali ada dalil khusus yang menganjurkannya. Dengan demikian dapat disimpulkan amaliah yang mempunyai dalil secara umum bukanlah bid’ah yang tercela. Kesimpulan
  • 10. Kelompok 8 Dul BJN Indah Muflikatin Alfinatul Jannah