SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
BAGAN AKUN STANDAR
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Lingkup Bahasan
Dasar Hukum
Hubungan Bagan Akun Standar (BAS) dalam
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
Siklus Manajemen Keuangan dalam APBN
Restrukturisasi BAS
BAS (Segmen Akun) dalam Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan
Pertanggungjawaban
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
DASAR HUKUM
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Landasan Pengaturan Bagan Akun
Standar
 UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
 PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/ Lembaga;
 PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
 PMK No. 214/PMK.05/2014 tentang Bagan Akun Standar.
 PMK No. 134/PMK.02/2012 tentang Perubahan PMK
No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran
 Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen
Akun pada Bagan Akun Standar
 Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen
Satker, KPPN, Program, Output, Dana, Bank, Kewenangan, Lokasi,
Anggaran, Antar Entitas, dan Cadangan pada Bagan Akun Standar
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Hubungan Bagan Akun Standar
(BAS) dalam Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP)
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
DEFINISI BAGAN AKUN
STANDAR
Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi
keuangan yang disusun secara sistematis sebagai
pedoman dalam perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan
pemerintah.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
HUBUNGAN SAPP DENGAN
BAS
APBN
Penganggar
an
SAPP
Pelaksana
an
Anggaran
Pengawas
an
Pertanggu
ngjawaban
Anggaran
BAS
BAS
BAS
BAS
RK
A-
K/L
DIPA
SPM
SP2D
MPN
SIMAK
BMN
SAIBA
SA-
BUN
E-
AUDIT
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Siklus Manajemen
Keuangan dalam APBN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
TUJUAN BAGAN AKUN
STANDAR
Memastikan rencana keuangan
(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah yang
sama;
Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
Memudahkan pengawasan keuangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Restrukturisasi BAS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
11
Perluasan definisi BAS dari akun menjadi 12
segmen yang membentuk struktur BAS
Menggunakan satu BAS untuk pencatatan
akrual dan kas (Accrual Ledger dan Cash
Ledger)
Mengakomodir Penganggaran Berbasis Kinerja
dengan adanya kode Output
Penyesuaian dengan aplikasi SPAN, SAIBA
- Terdapat pemisahan antara struktur dan atribut
pelaporan
Penyempurnaan akun untuk implementasi
akuntansi berbasis akrual
a
b
d
c
e
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
TAMPILAN BAS PADA SPAN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Penyempurnaan
Proses Bisnis
PP 71/2010
Kebijakan
Akuntansi
Kesesuaian
dengan Aplikasi
Bagan Akun Standar
Penyusunan
Struktur BAS
Aplikasi SPAN Aplikasi SAKTI
Aplikasi
SAIBA
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
ISI STRUKTUR BAS
14
No KLASIFIKASI DIGIT PENJELASAN ATRIBUT PELAPORAN
1 SATKER 6 Kode satker BA, Eselon1, Konsolidasi Satker
2 KPPN 3 Kode KPPN Kode Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
3 AKUN 6 Kode Akun
4 PROGRAM 3+2+2 Kode BA, Eselon I, Program
5 OUTPUT 4+3 Kode Kegiatan, Output Kegiatan, Fungsi, Subfungsi,
Satuan
6 DANA 1+1+8 Kode Sumber Dana, Cara Tarik, No.
Register
No Register
7 Bank 1+4 Kode Tipe Rekening, No. Rekening,
Bank
Kode KPPN
8 Kewenangan 1 Kode Kewenangan
9 Lokasi 2+2 Kode Propinsi, Kab/Kota
10 Tipe Anggaran 1 Kode Tipe Anggaran
11 Antar entitas 6 Kode Antar Entitas
12 Cadangan 6 Kode Cadangan Belum digunakan
Jumlah (minus
cadangan)
56
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
15
Digunakan dalam
tahapan siklus
APBN
Dapat
dimutakhirkan
PRINSIP
BAS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Dikelola oleh Ditjen
Perbendaharaan
Perubahan dapat disebabkan
oleh adanya usulan atau
penetapan kebijakan
Usulan disampaikan kepada
Ditjen Anggaran atau Ditjen
Perbendaharaan
Tata Cara Pemutakhiran diatur
dengan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan
16
PENGELOLAAN
BAS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BAS (Segmen Akun) dalam
Penganggaran,
Pelaksanaan Anggaran, dan
Pertanggungjawaban
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
SEGMEN AKUN (1)
Terdiri dari:
 Akun APBN:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan; dan
o Apropriasi Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan
 Akun DIPA:
o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan yg dialokasikan; dan
o Alotmen Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan.
 Akun Komitmen:
o Komitmen Belanja
 Akun Realisasi:
o Pendapatan-LO
o Pendapatan-LRA
o Beban
o Belanja
o Penerimaan Pembiayaan; dan
o Pengeluaran Pembiayaan
 Akun Transitoris:
o Penerimaan Non Anggaran dan Pengeluaran Non Anggaran
 Akun Neraca
o Aset
o Kewajiban
o Ekuitas
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
SEGMEN AKUN (2)
Pakem Penyusunan dan Pengembangan
 Akun Neraca
o Aset diawali dengan angka 1
o Kewajiban diawali dengan angka 2
o Ekuitas diawali dengan angka 3
 Menggunakan akun yang sama untuk akun APBN, akun DIPA, akun
Komitmen dan akun Realisasi. Tahapan dalam pelaksanaan
anggaran tersebut ditandai dengan perbedaan pada segmen Tipe
Anggaran.
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali angka 4 baik
untuk Pendapatan LRA maupun Pendapatan LO.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
SEGMEN AKUN (3)
Pakem Penyusunan dan Pengembangan - lanjutan
 Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali
angka 5 dan 6 baik untuk Belanja dan Transfer
maupun Beban.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 49
untuk pendapatan-LO dan 59 untuk beban yang tidak
akan terdapat pada pencatatan basis kas (seperti
pendapatan pelepasan aset, beban penyusutan,
beban amortisasi, beban penyisihan piutang tidak
tertagih.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 7
untuk Pembiayaan.
 Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 8
untuk transaksi transitoris.
 Kodefikasi: 6 digit
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Anggaran
Organisasi
(BA, Es, Satker)
Fungsi
Sub Fungsi Sub Fungsi
Program Program
Kegiatan Kegiatan
Keluaran/Output Keluaran/Output
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kode Ekonomi/
Jenis belanja
Kegiatan
Program
Fungsi PMK No.
134/PMK.02/2012
tentang Perubahan
PMK
No.101/PMK.02/2011
tentang Klasifikasi
Anggaran
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KLASIFIKASI AKUN DALAM SEGMEN AKUN DI
BAS
KODE AKUN NAMA AKUN
1 ASET
2 KEWAJIBAN
3 EKUITAS
4 PENDAPATAN
5 BELANJA
6 TRANSFER KE DAERAH
7 PEMBIAYAAN
8 TRANSITORIS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Akun Dalam Akrual
Kas Menuju Akrual Akrual
Kode Uraian Kode Uraian
1xxxxx ASET 1xxxxx ASET
2xxxxx KEWAJIBAN 2xxxxx KEWAJIBAN
3xxxxx EKUITAS 39xxxx EKUITAS
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN ASET (1xxxxx)
Digunakan untuk mencatat sumber daya
ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN KEWAJIBAN (2xxxxx)
Digunakan untuk mencatat
kewajiban/utang pemerintah yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN EKUITAS (39xxxx)
Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit
Laporan Operasional.
 391112 Surplus/Defisit-LO
Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit-LO.
 391113 Koreksi Persediaan
Digunakan untuk mencatat koreksi persediaan.
 391114 Revaluasi Aset Tetap
Digunakan untuk mencatat revaluasi aset tetap.
 391115 Dana yang Disediakan Untuk Pengalihan
Aset
Digunakan untuk mencatat ekuitas dana yang
disediakan untuk pengalihan aset.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Akun Transaksi LRA VS LO
Kas Menuju Akrual Akrual
Kode Uraian Kode Uraian
4xxxxx PENDAPATAN-
LRA
4xxxxx PENDAPATAN-
LO
49xxxx PENDAPATAN
PENYESUAIAN
5xxxxx BELANJA 5xxxxx BEBAN
59xxxx BEBAN
PENYESUAIAN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KLASIFIKASI PENDAPATAN PADA
SEGMEN AKUN DI BAS
KODE
AKUN
URAIAN AKUN
4 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
41 PENERIMAAN PERPAJAKAN
42 PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
43 PENERIMAAN HIBAH
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI PENDAPATAN
(4xxxxx)
Dalam buku besar kas yang menghasilkan
LRA, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan kas pada
rekening kas negara berdasarkan dokumen
transaksi setoran ke rekening kas negara
atau pengesahan/ potongan.
Dalam buku besar akrual yang menghasilkan
LO, kelompok satu digit akun ini digunakan
untuk mencatat penerimaan hak pemerintah
berdasarkan dokumen transaksi yang sah
sesuai peraturan perundangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI
PENDAPATAN PENYESUAIAN (49xxxx)
Akun ini digunakan untuk mencatat:
 Penyesuaian nilai hak pemerintah pada akhir
periode yang bertujuan untuk menyajikan
secara wajar dan tepat jumlah hak dalam LO;
 Pendapatan dari kegiatan non operasional;
dan
 Selisih Pendapatan antara Kementerian/
Lembaga dengan BUN yang masih menunggu
penelusuran kebenaran datanya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI EKONOMI
PADA SEGMEN AKUN DI BAS
KODE
AKUN
URAIAN AKUN
5 BELANJA NEGARA
51 BELANJA PEGAWAI
52 BELANJA BARANG
53 BELANJA MODAL
54 BELANJA BUNGA
55 BELANJA SUBSIDI
56 BELANJA HIBAH
57 BELANJA BANTUAN SOSIAL
58 BELANJA LAIN-LAIN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI BELANJA ATAU BEBAN
(5xxxxx)
Dalam buku besar kas yang menghasilkan LRA
sebagai “Belanja”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dari
rekening kas negara berdasarkan dokumen
pembebanan anggaran yang sah sesuai peraturan
perundangan.
Dalam buku besar akrual yang menghasilkan LO
sebagai “Beban”, kelompok satu digit akun ini
digunakan untuk mencatat beban pemerintah
(kemungkinan aliran keluar sumber daya pemerintah
di masa mendatang) berdasarkan dokumen transaksi
yang sah sesuai peraturan perundangan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
AKUN TRANSAKSI
BEBAN PENYESUAIAN (59xxxx)
Akun ini digunakan untuk mencatat:
 Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi;
 Konsumsi Barang Persediaan;
 Penyisihan Piutang Pajak;
 Tidak tertagihnya Dana Bergulir;
 Reklasifikasi Aset
 Beban dari Kegiatan Non Operasional
 Selisih Belanja antara Kementerian/ Lembaga
dengan BUN yang masih menunggu penelusuran
kebenaran datanya
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT
KLASIFIKASI EKONOMI
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai
imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama
periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri,
dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak
termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam
kelompok belanja barang dan jasa.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan
tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor pegawai non
PNS serta tunjangan-tunjangan yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana
kegiatan yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai : Uang
honor tidak tetap” diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya
dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan
yang bersangkutan.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan,
Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan,
pelatihan staf, riset pasar termasuk.
• ATK dan operasional kantor lainnya
• Biaya pemeliharaan
• Biaya perjalanan.
• Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat
BELANJA BARANG
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional
kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya
serta biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran
honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan
Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas SAI/
SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka
pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu
kesatuan dengan kegiatan induknya.
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :
• Pengadaan Aset Tetap (Gedung dan Bangunan serta
Peralatan dan Mesin) yang nilai persatuannya di bawah nilai
minimum kapitalisasi;
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur
ekonomis/masa manfaat atau kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan
operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU).
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun 526:
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional
Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:
52
521 522 523 524 525 526
Belanja
barang
Belanja
Jasa
Belanja
Pemeliharaa
n
Belanja
Perjalanan
Belanja
BLU
Belanja Barang
untuk diserah-
kan kpd masy./
Pemda
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan
aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).
(PP 71 dan PMK 214/PMK.05/2013)
BELANJA MODAL
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA MODAL
Belanja
Modal
(53)
Belanja
Modal Tanah
(531)
Belanja
Modal
Peralatan
dan Mesin
(532)
Belanja
Modal
Gedung dan
Bangunan
(533)
Belanja
Modal Jalan,
Irigasi dan
Jaringan
(534)
Belanja
Modal
Lainnya
(536)
42INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KONSEPNILAIPEROLEHAN
Komponen belanja modal untuk perolehan
aset tetap meliputi:
 Harga beli aset tetap
 Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset
tetap siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Belanja Barang atau Belanja Modal?
Pemilihan
antara Belanja
Barang dan
Belanja Modal
dalam
pengadaan awal
Memenuhi
Kriteria
Pengakuan
Aset
Tetap/Aset
Lainnya?
Y
T
Memenuhi
Nilai Min.
kapitalisasi:
P/M ≥ 300.000
G/B ≥ 10.000.000
Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
T
Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
Y
Sesuai PMK ttg
Penatausahaan
BMN
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
DEFINISI ASET TETAP
1. Dimiliki dan Berwujud;
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan
minimum kapitalisasi
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan;
2. Biaya perolehan dapat diukur secara
andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
operasi normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
BELANJA MODAL BELANJA BARANG
TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA
KAPITALISASI
1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR
EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS,
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU
VOLUME ASET
TIDAK
NILAI MINIMUM KAPITALISASI:
≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin
≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
YA
RKA-KL
dan
TIDAK
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
- Pajak XXXX
- PNBP XXXX
Belanja
- Belanja Barang XXXX
- Belanja Modal XXXX
- Belanja Bansos XXXX
NERACA
Aset Lancar Kewajiban
- Persediaan
Aset Tetap
- Tanah, Gedung,
- Peralatan dll.
Ekuitas
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
Belanja
Barang
Belanja Modal
Belanja
Bansos
berupa barang
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Pengeluaran berupa transfer uang, barang
atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah
kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial,
meningkatkan kemampuan ekonomi
dan/atau kesejahteraan masyarakat
BELANJA BANTUAN SOSIAL
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya
sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan
Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:
57
571 572 573 574 575 576
Belanja
Bansos utk
Rehabilitasi
Sosial
Belanja
Bansos utk
Jaminan
Sosial
Belanja
Bansos utk
Pemberdayaa
n Sosial
Belanja
Bansos utk
Perlindunga
n Sosial
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
kemiskinan
Belanja
Bansos utk
Penanggula
ngan
Bencana
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Bagan Akun Standar

More Related Content

What's hot

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404LainunKhairuna
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPSEKP - UGM
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAMahyuni Bjm
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IIMuhammad Amri
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikRini Pakpahan
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpdNadia Amelia
 

What's hot (20)

SAPP
SAPPSAPP
SAPP
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 

Similar to Bagan Akun Standar

Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Akuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAkuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAmbara Sugama
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTatang Suwandi
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxssusereda2ea1
 
Std Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxStd Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxWillyMatra
 
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptx
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptxCA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptx
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptxELTINYULIASTUTI
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiulvia nanda
 
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdf
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdfForum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdf
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdfjifrisyam
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apipYoes Yudha
 
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comPsap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakipZakiah dr
 
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAndy 'ndut
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanMuhammad Anshar
 

Similar to Bagan Akun Standar (20)

Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
 
Akuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part iaAkuntansi skpd rtm part ia
Akuntansi skpd rtm part ia
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standar
 
sap 1.pptx
sap 1.pptxsap 1.pptx
sap 1.pptx
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptx
 
Tugas resume 1
Tugas resume 1Tugas resume 1
Tugas resume 1
 
Tugas resume 1
Tugas resume 1Tugas resume 1
Tugas resume 1
 
Std Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptxStd Akun Pem.pptx
Std Akun Pem.pptx
 
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptx
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptxCA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptx
CA-Pelaporan-Korporat-10042018-1 (1).pptx
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansi
 
Span dan sakti alt
Span dan sakti altSpan dan sakti alt
Span dan sakti alt
 
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdf
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdfForum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdf
Forum Keilmuan_Perkembangan Akuntansi Pemerintahan_Dwi Martani.pdf
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apip
 
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
INTERMEDIATE ACCOUNTING PART 1
 
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comPsap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
 
Asp 12-04-12
Asp 12-04-12Asp 12-04-12
Asp 12-04-12
 
Penyusunan lakip
Penyusunan lakipPenyusunan lakip
Penyusunan lakip
 
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
 

More from Tatang Suwandi

kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Tatang Suwandi
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfTatang Suwandi
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 Tatang Suwandi
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriTatang Suwandi
 
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNSistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNTatang Suwandi
 
PMK. No.163/PMK.05/2013
PMK. No.163/PMK.05/2013PMK. No.163/PMK.05/2013
PMK. No.163/PMK.05/2013Tatang Suwandi
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaTatang Suwandi
 

More from Tatang Suwandi (20)

Dasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar AkuntansiDasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar Akuntansi
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrual
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
 
UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004
 
UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
 
UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003
 
Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013 Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Motivasi Achievement
Motivasi AchievementMotivasi Achievement
Motivasi Achievement
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012
 
PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013 PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
 
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMNSistem Informasi Manajemen Akt BMN
Sistem Informasi Manajemen Akt BMN
 
Per 42 pb_2013
Per 42 pb_2013Per 42 pb_2013
Per 42 pb_2013
 
PMK. No.163/PMK.05/2013
PMK. No.163/PMK.05/2013PMK. No.163/PMK.05/2013
PMK. No.163/PMK.05/2013
 
Span dan Sakti 2013
Span dan Sakti 2013Span dan Sakti 2013
Span dan Sakti 2013
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
 

Recently uploaded

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 

Recently uploaded (17)

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 

Bagan Akun Standar

  • 1. BAGAN AKUN STANDAR INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 2. Lingkup Bahasan Dasar Hukum Hubungan Bagan Akun Standar (BAS) dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) Siklus Manajemen Keuangan dalam APBN Restrukturisasi BAS BAS (Segmen Akun) dalam Penganggaran, Pelaksanaan Anggaran, dan Pertanggungjawaban INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 3. DASAR HUKUM INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 4. Landasan Pengaturan Bagan Akun Standar  UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;  UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;  PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;  PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;  PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;  PMK No. 214/PMK.05/2014 tentang Bagan Akun Standar.  PMK No. 134/PMK.02/2012 tentang Perubahan PMK No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran  Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar  Kepdirjen Perbendaharaan No. 224/PB/2013 tentang Kodefikasi Segmen Satker, KPPN, Program, Output, Dana, Bank, Kewenangan, Lokasi, Anggaran, Antar Entitas, dan Cadangan pada Bagan Akun Standar INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 5. Hubungan Bagan Akun Standar (BAS) dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 6. DEFINISI BAGAN AKUN STANDAR Daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan pemerintah. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 8. Siklus Manajemen Keuangan dalam APBN INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 9. TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan pelaporan keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama; Meningkatkan kualitas informasi keuangan; Memudahkan pengawasan keuangan. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 10. Restrukturisasi BAS INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 11. 11 Perluasan definisi BAS dari akun menjadi 12 segmen yang membentuk struktur BAS Menggunakan satu BAS untuk pencatatan akrual dan kas (Accrual Ledger dan Cash Ledger) Mengakomodir Penganggaran Berbasis Kinerja dengan adanya kode Output Penyesuaian dengan aplikasi SPAN, SAIBA - Terdapat pemisahan antara struktur dan atribut pelaporan Penyempurnaan akun untuk implementasi akuntansi berbasis akrual a b d c e INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 12. TAMPILAN BAS PADA SPAN INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 13. Penyempurnaan Proses Bisnis PP 71/2010 Kebijakan Akuntansi Kesesuaian dengan Aplikasi Bagan Akun Standar Penyusunan Struktur BAS Aplikasi SPAN Aplikasi SAKTI Aplikasi SAIBA INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 14. ISI STRUKTUR BAS 14 No KLASIFIKASI DIGIT PENJELASAN ATRIBUT PELAPORAN 1 SATKER 6 Kode satker BA, Eselon1, Konsolidasi Satker 2 KPPN 3 Kode KPPN Kode Kanwil Ditjen Perbendaharaan 3 AKUN 6 Kode Akun 4 PROGRAM 3+2+2 Kode BA, Eselon I, Program 5 OUTPUT 4+3 Kode Kegiatan, Output Kegiatan, Fungsi, Subfungsi, Satuan 6 DANA 1+1+8 Kode Sumber Dana, Cara Tarik, No. Register No Register 7 Bank 1+4 Kode Tipe Rekening, No. Rekening, Bank Kode KPPN 8 Kewenangan 1 Kode Kewenangan 9 Lokasi 2+2 Kode Propinsi, Kab/Kota 10 Tipe Anggaran 1 Kode Tipe Anggaran 11 Antar entitas 6 Kode Antar Entitas 12 Cadangan 6 Kode Cadangan Belum digunakan Jumlah (minus cadangan) 56 INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 15. 15 Digunakan dalam tahapan siklus APBN Dapat dimutakhirkan PRINSIP BAS INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 16. Dikelola oleh Ditjen Perbendaharaan Perubahan dapat disebabkan oleh adanya usulan atau penetapan kebijakan Usulan disampaikan kepada Ditjen Anggaran atau Ditjen Perbendaharaan Tata Cara Pemutakhiran diatur dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan 16 PENGELOLAAN BAS INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 17. BAS (Segmen Akun) dalam Penganggaran, Pelaksanaan Anggaran, dan Pertanggungjawaban INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 18. SEGMEN AKUN (1) Terdiri dari:  Akun APBN: o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan; dan o Apropriasi Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan  Akun DIPA: o Estimasi Pendapatan/Penerimaan Pembiayaan yg dialokasikan; dan o Alotmen Belanja/Transfer/Pengeluaran Pembiayaan.  Akun Komitmen: o Komitmen Belanja  Akun Realisasi: o Pendapatan-LO o Pendapatan-LRA o Beban o Belanja o Penerimaan Pembiayaan; dan o Pengeluaran Pembiayaan  Akun Transitoris: o Penerimaan Non Anggaran dan Pengeluaran Non Anggaran  Akun Neraca o Aset o Kewajiban o Ekuitas INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 19. SEGMEN AKUN (2) Pakem Penyusunan dan Pengembangan  Akun Neraca o Aset diawali dengan angka 1 o Kewajiban diawali dengan angka 2 o Ekuitas diawali dengan angka 3  Menggunakan akun yang sama untuk akun APBN, akun DIPA, akun Komitmen dan akun Realisasi. Tahapan dalam pelaksanaan anggaran tersebut ditandai dengan perbedaan pada segmen Tipe Anggaran.  Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali angka 4 baik untuk Pendapatan LRA maupun Pendapatan LO. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 20. SEGMEN AKUN (3) Pakem Penyusunan dan Pengembangan - lanjutan  Menggunakan kodefikasi akun yang sama diawali angka 5 dan 6 baik untuk Belanja dan Transfer maupun Beban.  Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 49 untuk pendapatan-LO dan 59 untuk beban yang tidak akan terdapat pada pencatatan basis kas (seperti pendapatan pelepasan aset, beban penyusutan, beban amortisasi, beban penyisihan piutang tidak tertagih.  Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 7 untuk Pembiayaan.  Menggunakan kodefikasi akun yang diawali angka 8 untuk transaksi transitoris.  Kodefikasi: 6 digit INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 21. Klasifikasi Anggaran Organisasi (BA, Es, Satker) Fungsi Sub Fungsi Sub Fungsi Program Program Kegiatan Kegiatan Keluaran/Output Keluaran/Output Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kode Ekonomi/ Jenis belanja Kegiatan Program Fungsi PMK No. 134/PMK.02/2012 tentang Perubahan PMK No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 22. KLASIFIKASI AKUN DALAM SEGMEN AKUN DI BAS KODE AKUN NAMA AKUN 1 ASET 2 KEWAJIBAN 3 EKUITAS 4 PENDAPATAN 5 BELANJA 6 TRANSFER KE DAERAH 7 PEMBIAYAAN 8 TRANSITORIS INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 23. Akun Dalam Akrual Kas Menuju Akrual Akrual Kode Uraian Kode Uraian 1xxxxx ASET 1xxxxx ASET 2xxxxx KEWAJIBAN 2xxxxx KEWAJIBAN 3xxxxx EKUITAS 39xxxx EKUITAS INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 24. AKUN ASET (1xxxxx) Digunakan untuk mencatat sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 25. AKUN KEWAJIBAN (2xxxxx) Digunakan untuk mencatat kewajiban/utang pemerintah yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 26. AKUN EKUITAS (39xxxx) Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit Laporan Operasional.  391112 Surplus/Defisit-LO Digunakan untuk mencatat Surplus/Defisit-LO.  391113 Koreksi Persediaan Digunakan untuk mencatat koreksi persediaan.  391114 Revaluasi Aset Tetap Digunakan untuk mencatat revaluasi aset tetap.  391115 Dana yang Disediakan Untuk Pengalihan Aset Digunakan untuk mencatat ekuitas dana yang disediakan untuk pengalihan aset. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 27. Akun Transaksi LRA VS LO Kas Menuju Akrual Akrual Kode Uraian Kode Uraian 4xxxxx PENDAPATAN- LRA 4xxxxx PENDAPATAN- LO 49xxxx PENDAPATAN PENYESUAIAN 5xxxxx BELANJA 5xxxxx BEBAN 59xxxx BEBAN PENYESUAIAN INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 28. KLASIFIKASI PENDAPATAN PADA SEGMEN AKUN DI BAS KODE AKUN URAIAN AKUN 4 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 41 PENERIMAAN PERPAJAKAN 42 PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 43 PENERIMAAN HIBAH INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 29. AKUN TRANSAKSI PENDAPATAN (4xxxxx) Dalam buku besar kas yang menghasilkan LRA, kelompok satu digit akun ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas pada rekening kas negara berdasarkan dokumen transaksi setoran ke rekening kas negara atau pengesahan/ potongan. Dalam buku besar akrual yang menghasilkan LO, kelompok satu digit akun ini digunakan untuk mencatat penerimaan hak pemerintah berdasarkan dokumen transaksi yang sah sesuai peraturan perundangan. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 30. AKUN TRANSAKSI PENDAPATAN PENYESUAIAN (49xxxx) Akun ini digunakan untuk mencatat:  Penyesuaian nilai hak pemerintah pada akhir periode yang bertujuan untuk menyajikan secara wajar dan tepat jumlah hak dalam LO;  Pendapatan dari kegiatan non operasional; dan  Selisih Pendapatan antara Kementerian/ Lembaga dengan BUN yang masih menunggu penelusuran kebenaran datanya. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 31. JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI EKONOMI PADA SEGMEN AKUN DI BAS KODE AKUN URAIAN AKUN 5 BELANJA NEGARA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 54 BELANJA BUNGA 55 BELANJA SUBSIDI 56 BELANJA HIBAH 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL 58 BELANJA LAIN-LAIN INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 32. AKUN TRANSAKSI BELANJA ATAU BEBAN (5xxxxx) Dalam buku besar kas yang menghasilkan LRA sebagai “Belanja”, kelompok satu digit akun ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dari rekening kas negara berdasarkan dokumen pembebanan anggaran yang sah sesuai peraturan perundangan. Dalam buku besar akrual yang menghasilkan LO sebagai “Beban”, kelompok satu digit akun ini digunakan untuk mencatat beban pemerintah (kemungkinan aliran keluar sumber daya pemerintah di masa mendatang) berdasarkan dokumen transaksi yang sah sesuai peraturan perundangan. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 33. AKUN TRANSAKSI BEBAN PENYESUAIAN (59xxxx) Akun ini digunakan untuk mencatat:  Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi;  Konsumsi Barang Persediaan;  Penyisihan Piutang Pajak;  Tidak tertagihnya Dana Bergulir;  Reklasifikasi Aset  Beban dari Kegiatan Non Operasional  Selisih Belanja antara Kementerian/ Lembaga dengan BUN yang masih menunggu penelusuran kebenaran datanya INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 34. DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT KLASIFIKASI EKONOMI INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 35. BELANJA PEGAWAI Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam kelompok belanja barang dan jasa. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 36. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap” diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan yang bersangkutan. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 37. Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar termasuk. • ATK dan operasional kantor lainnya • Biaya pemeliharaan • Biaya perjalanan. • Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat BELANJA BARANG INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 38. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta biaya perjalanan. b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas SAI/ SIMAKBMN). c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan kegiatan induknya. INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 39. Hal-hal yang perlu diperhatikan : d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal : • Pengadaan Aset Tetap (Gedung dan Bangunan serta Peralatan dan Mesin) yang nilai persatuannya di bawah nilai minimum kapitalisasi; • Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur ekonomis/masa manfaat atau kapasitas; • Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis. e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU). INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 40. Klasifikasi Belanja Barang Kodefikasi akun 526: Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya). Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi: 52 521 522 523 524 525 526 Belanja barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaa n Belanja Perjalanan Belanja BLU Belanja Barang untuk diserah- kan kpd masy./ Pemda INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 41. Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan). (PP 71 dan PMK 214/PMK.05/2013) BELANJA MODAL INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 42. BELANJA MODAL Belanja Modal (53) Belanja Modal Tanah (531) Belanja Modal Peralatan dan Mesin (532) Belanja Modal Gedung dan Bangunan (533) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan (534) Belanja Modal Lainnya (536) 42INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 43. KONSEPNILAIPEROLEHAN Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap meliputi:  Harga beli aset tetap  Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap siap digunakan, termasuk: * biaya perjalanan dinas * ongkos angkut * biaya uji coba * biaya konsultan INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 44. Belanja Barang atau Belanja Modal? Pemilihan antara Belanja Barang dan Belanja Modal dalam pengadaan awal Memenuhi Kriteria Pengakuan Aset Tetap/Aset Lainnya? Y T Memenuhi Nilai Min. kapitalisasi: P/M ≥ 300.000 G/B ≥ 10.000.000 Belanja Barang sesuai peruntukannya T Belanja Modal sesuai peruntukannya Y Sesuai PMK ttg Penatausahaan BMN INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 45. DEFINISI ASET TETAP 1. Dimiliki dan Berwujud; 2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan; 3. Digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum; 4. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum kapitalisasi INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 46. KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP 1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan; 2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal; 3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; 4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 47. BELANJA MODAL BELANJA BARANG TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA KAPITALISASI 1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR EKONOMIS; 2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS, PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU VOLUME ASET TIDAK NILAI MINIMUM KAPITALISASI: ≥ 300.000 untuk Peralatan & Mesin ≥10.000.000 untuk Gedung & Bangunan YA RKA-KL dan TIDAK INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 48. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Pendapatan - Pajak XXXX - PNBP XXXX Belanja - Belanja Barang XXXX - Belanja Modal XXXX - Belanja Bansos XXXX NERACA Aset Lancar Kewajiban - Persediaan Aset Tetap - Tanah, Gedung, - Peralatan dll. Ekuitas Aset Lainnya Total Aset Total Kewajiban+ Ekuitas Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos berupa barang INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 49. Pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat BELANJA BANTUAN SOSIAL INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
  • 50. Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57): Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial. Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi: 57 571 572 573 574 575 576 Belanja Bansos utk Rehabilitasi Sosial Belanja Bansos utk Jaminan Sosial Belanja Bansos utk Pemberdayaa n Sosial Belanja Bansos utk Perlindunga n Sosial Belanja Bansos utk Penanggula ngan kemiskinan Belanja Bansos utk Penanggula ngan Bencana INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN

Editor's Notes

  1. RKA-K/L adalah Aplikasi komputer yang digunakan untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran Kemeterian Negara/Lembaga DIPA adalah Aplikasi komputer yang digunakan untuk menghasilkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran SPM adalah Aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat Surat Perintah Membayar SP2D adalah Aplikasi komputer yang digunakan KPPN non SPAN untuk menghasilkan Surat Perintah Pencairan Dana MPN adalah Modul pada Aplikasi komputer perbankan yang digunakan untuk merekan transaksi Surat Setoran Bukan Pajak, Surat Setoran Pengembalian Belanja, dan Surat Setoran Pajak, dan Surat Setoran lainnya yang ditujukan ke rekening Kas Umum Negara. SIMAK BMN SAIBA SA-BUN E-AUDIT
  2. PENGGANTIAN PMK No. 91/PMK.05/2007 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR (BAS) BAS untuk Akuntansi Berbasis Kas menuju Akrual ditetapkan dalam PMK Nomor 91/PMK.05/2007 tentang BAS yang mengatur mengenai Kodefikasi yang digunakan dalam siklus APBN yaitu: 1. Kode dan Uraian Fungsi/Sub Fungsi dan Program; 2. Kode dan Uraian Kegiatan/Sub Kegiatan; 3. Kode dan Uraian Bagian Anggaran/Unit/Satuan Kerja; dan 4. Kode Akun Penggantian disebabkan: Perluasan Definisi Bagan Akun Standar Menggunakan satu Bagan Akun Standar untuk pencatatan akrual dan kas (mengakomodir pencatatan ke Buku Besar Kas maupun Buku Besar Akrual) Mengakomodir penganggaran berbasis kinerja melalui penggunaan kode output dilekatkan pada struktur Bagan Akun Standar Penyesuaian dengan Aplikasi SPAN, yakni dengan terdapatnya pemisahan antara struktur dan atribut pelaporan Penyempurnaan akun untuk implementasi akuntansi berbasis akrual
  3. SEGMEN SATKER Mencerminkan adanya unit yang bertanggung jawab dalam pencatatan transaksi; Sebagai Balancing Segment: mengacu dimana letak pembebanannya (satker sebagai cost center). Rumusan akuntansi Aset = Utang + Ekuitas atau keseimbangan akuntansi (balance) terjadi di level satker. Satker dapat menghasilkan laporan keuangan, baik laporan keuangan sebagai entitas satker maupun sebagai bahan laporan keuangan konsolidasi Memiliki keterkaitan dengan kodefikasi Bagian Anggaran dan Eselon I ybs. Kodefikasi: 6 digit SEGMEN KPPN Menunjukan fungsi tempat pemrosesan pembayaran melalui KPPN; Berfungsi: menghasilkan LAK per KPPN sebagai pengelola kas, menyusun laporan gabungan satker yang ada pada masing-masing KPPN. Memiliki keterkaitan dengan kodefikasi Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Kodefikasi: 3 digit SEGMEN AKUN Merupakan segmen yang berisikan kode akun untuk setiap transaksi dan pos yang disajikan dalam laporan keuangan SEGMEN PROGRAM Merupakan penjabaran kebijakan Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri atas beberapa kegiatan. Klasifikasi program adalah bentuk rumusan yang mengidentifikasikan kebijakan dengan sasaran dan kinerja yang jelas dan terukur sehingga setiap program merupakan gambaran setiap unit Eselon 1 di Kementerian negara/Lembaga. Terdiri dari 3 digit kode Bagian Anggaran, 2 digit kode Eselon 1 dan 2 digit kode Program Terdiri atas Program Teknis dan Program Generik SEGMEN OUTPUT Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh beberapa Satker sebagai bagian dari pencapaian suatu program. Kegiatan bersifat spesifik terhadap suatu Satker sehingga memiliki sasaran dan keluaran yang jelas untuk setiap kegiatan. Segmen Output melekat pada pelaksanaan dan pencapaian suatu kegiatan. Merupakan kombinasi dari kode kegiatan dan kode output, dengan atribut berupa kode fungsi, subfungsi, prioritas, dan satuan volume output. Kodefikasi: 7 digit, terdiri dari 4 digit kode kegiatan dan 3 digit kode Output. SEGMEN DANA Mencerminkan adanya alokasi pelaksanaan anggaran yang berasal dari sumber dana tertentu dan memiliki cara penarikan dana yang sesuai dengan sumber dana tersebut. Merupakan kombinasi dari 1 digit kode sumber dana, 1 digit kode cara penarikan, dan 8 digit kode nomor register utang pemerintah dan/atau hibah. SEGMEN BANK Mencerminkan penggunaan rekening bank berbeda dalam pengelolaan anggaran oleh pemegang kas pemerintah yaitu Kuasa BUN yang dalam hal ini dilakukan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara selaku Kuasa BUN Pusat, dan KPPN selaku Kuasa BUN Daerah. Dikelompokkan menjadi tiga yaitu: Rekening BUN yang dibuka di Bank Indonesia/Bank Umum/Pos; Rekening pengesahan, yang Rekening pengesahan merupakan rekening dummy yang ditetapkan oleh KPPN dalam rangka pengesahan transaksi melalui sistem aplikasi terintegrasi; dan Rekening transito, yang merupakan rekening dummy yang ditetapkan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara/KPPN dalam rangka penyelesaian transaksi transito melalui sistem aplikasi terintegrasi SEGMEN KEWENANGAN Mencerminkan kewenangan yang berbeda dalam pelaksanaan anggaran suatu satuan kerja yaitu: KP (Kantor Pusat), KD (Kantor Daerah), DK (Dekonsentrasi), TP (Tugas Perbantuan), DS (Desentralisasi), UB (Urusan Bersama) SEGMEN LOKASI Bagian dari Budget Control; Mencerminkan tempat pelaksanaan kegiatan bersifat independen; Untuk penerusan pinjaman juga sebagai informasi kode penerima penerusan pinjaman (Debitur). SEGMEN ANGGARAN Mencerminkan tahapan pengelolaan APBN sebagai berikut: APBN, DIPA (Alotmen; Komitmen; Realisasi), Pengembalian Realisasi, Penyesuaian Akrual SEGEMEN ANTAR ENTITAS Segmen yang berisi Ditagihkan Kepada Entitas Lain (Due to) dan Diterima Dari Entitas Lain (Due From) sebagai lawan dari kode satker untuk transaksi antar entitas. Transaksi antar entitas terjadi ketika pada suatu transaksi berisi hubungan relasi antara dua kode satker yang berbeda, sehingga terdapat beda kepemilikan dalam satu transaksi. Kodefikasi: 6 digit SEGEMEN CADANGAN Kode Cadangan saat ini belum digunakan. Kode ini disediakan jika nantinya dalam pengembangan BAS ke depan akan membutuhkan segmen baru yang belum tertampung dalam segmen kodefikasi BAS saat ini.
  4. Tidak termasuk pembayaran tenaga kontrak, yg tidak ada PP,
  5. Masa manfaat > 1 thn, digunakan operasional, berwujud, dpt dinilai, kecuali yg rusak berat/usang
  6. Masa manfaat > 1 thn, digunakan operasional, berwujud, dpt dinilai, kecuali yg rusak berat/usang