1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap tingkat kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran AutoCAD di SMK PGRI 1 Surakarta.
2. Masalah yang diidentifikasi antara lain rendahnya kerjasama siswa, pembelajaran berpusat pada guru, siswa kurang bereksplorasi, dan banyak siswa belum memenuhi KKM.
3. Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui peningkatan kompetensi menggambar
dengan sistem CAD pada penerapan model Problem Base Learning (PBL) bagi siswa Kelas XI jurusan teknik
pemesinan Di SMK N 2 Depok; (2) Menegetahui bentuk dari PBL yang diterapakan pada siswa kelas XI
jurusan teknik pemesinan di SMK N 2 Depok.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulan Februari
2013 hingga mei 2013 di SMK N 2 Depok Sleman. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPA
sebanyak 20 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes hasil belajar, dan
dokumentasi. Teknik penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian berbasis produk dan proses yang
berdasar dari hasil gambar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata
nilai akhir kompetensi pada siklus I (80%) meningkat pada siklus II (85%) dan menurun sedikit pada siklus III
(83%). Namun jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siklus 3 meningkat. 2) Bentuk model
pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni (a)Melakukan perencanaan
masalah dan tuntutan yang harus di penuhi siswa.(b)Melakukan pengorganisasian kelas dengan membentuk
kelompok diskusi untuk perencanaan menggambar. Tetapi pelaksanaan tugas tetap bersifat individu.
(c)Melakukan pemaparan masalah yang diikuti dengan acuan pemecahan masalah beserta tuntutan
penyelesaiannya. (d)Siswa melakukan penyelesaian masalah yang di dukung dengan bimbingan dan diskusi
penyelesaian masalah. (e) Melakukan evaluasi dan refleksi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk
menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). Kompetensi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui peningkatan kompetensi menggambar
dengan sistem CAD pada penerapan model Problem Base Learning (PBL) bagi siswa Kelas XI jurusan teknik
pemesinan Di SMK N 2 Depok; (2) Menegetahui bentuk dari PBL yang diterapakan pada siswa kelas XI
jurusan teknik pemesinan di SMK N 2 Depok.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan pada bulan Februari
2013 hingga mei 2013 di SMK N 2 Depok Sleman. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPA
sebanyak 20 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes hasil belajar, dan
dokumentasi. Teknik penilaian yang dilakukan menggunakan penilaian berbasis produk dan proses yang
berdasar dari hasil gambar siswa.
Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan rata-rata
nilai akhir kompetensi pada siklus I (80%) meningkat pada siklus II (85%) dan menurun sedikit pada siklus III
(83%). Namun jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pada siklus 3 meningkat. 2) Bentuk model
pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan pada mata diklat CAD yakni (a)Melakukan perencanaan
masalah dan tuntutan yang harus di penuhi siswa.(b)Melakukan pengorganisasian kelas dengan membentuk
kelompok diskusi untuk perencanaan menggambar. Tetapi pelaksanaan tugas tetap bersifat individu.
(c)Melakukan pemaparan masalah yang diikuti dengan acuan pemecahan masalah beserta tuntutan
penyelesaiannya. (d)Siswa melakukan penyelesaian masalah yang di dukung dengan bimbingan dan diskusi
penyelesaian masalah. (e) Melakukan evaluasi dan refleksi bersama siswa mengenai hasil pembelajaran untuk
menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai oleh siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Computer Aided Design (CAD). Kompetensi
PEMBANGUNAN SISTEM e-PB UNTUK PENGIRAAN MARKAH DAN GRED BAGI KURSUS BC301 DA...Rini Hafzah Abdul Rahim
Pembentangan ini adalah bagi berkongsi dapatan pembangunan Sistem ePB di Politeknik Kota Kinabalu. Fokus pembangunan Sistem ePB ini adalah untuk pelajar kursus BC301 dan DBC2012 Computer Application. Pada permulaan pembangunan hanya dua kursus yang terlibat iaitu BC301 dan DBC2012 dan akan diperluaskan penggunaanya kepada kursus-kursus lain di Jabatan Matematik, Sains dan Komputer.
Sistem ePB ini dibangunkan bagi menanggani masalah yang dihadapi oleh pelajar iaitu mereka yang sukar untuk membuat pengiraan markah dan gred dengan betul kerana pelajar tidak mengetahui bilangan agihan penilaian serta peratus pemberat bagi kursus tersebut.
Pembentangan ini melalui beberapa proses iaitu proses perbincangan, proses pembangunan, proses pengujian, proses pelaksanaan, proses penambahbaikkan, proses penulisan kertas kajian, proses pembentangan. dan proses pengiktirafan.
Impak daripada pembentangan kertas kajian ini ialah pengetahuan, idea dan rujukan bagi mewujudkan Bahan Bantuan Mengajar (BBM) mengunakan mobile application di kalangan pensyarah. Selain daripada itu, pelajar juga akan lebih teruja untuk belajar kerana lebih motivasi dan lebih berkeyakinan dalam memperlajari kursus menggunakan telefon pintar masing-masing.
Bagi menguji penerimaan pelajar terhadap mobile application yang telah dibangunkan borang soal selidik telah diberikan kepada 40 pelajar kursus BC301 dan DBC2012. Hasil dapatan mendapati peratus penerimaan kaedah P&P secara konvesional mendapat 13% manakala dan P&P secara mobile learning mendapati 87%. Dapatan tersebut membuktikan, mobile application dapat membantu pelajar dan memudahkan pelajar untuk membuat pengiraan markah dan gred bagi kursus BC301 dan DBC2012 di Politeknik Kota Kinabalu.
PEMBANGUNAN SISTEM e-PB UNTUK PENGIRAAN MARKAH DAN GRED BAGI KURSUS BC301 DA...Rini Hafzah Abdul Rahim
Pembentangan ini adalah bagi berkongsi dapatan pembangunan Sistem ePB di Politeknik Kota Kinabalu. Fokus pembangunan Sistem ePB ini adalah untuk pelajar kursus BC301 dan DBC2012 Computer Application. Pada permulaan pembangunan hanya dua kursus yang terlibat iaitu BC301 dan DBC2012 dan akan diperluaskan penggunaanya kepada kursus-kursus lain di Jabatan Matematik, Sains dan Komputer.
Sistem ePB ini dibangunkan bagi menanggani masalah yang dihadapi oleh pelajar iaitu mereka yang sukar untuk membuat pengiraan markah dan gred dengan betul kerana pelajar tidak mengetahui bilangan agihan penilaian serta peratus pemberat bagi kursus tersebut.
Pembentangan ini melalui beberapa proses iaitu proses perbincangan, proses pembangunan, proses pengujian, proses pelaksanaan, proses penambahbaikkan, proses penulisan kertas kajian, proses pembentangan. dan proses pengiktirafan.
Impak daripada pembentangan kertas kajian ini ialah pengetahuan, idea dan rujukan bagi mewujudkan Bahan Bantuan Mengajar (BBM) mengunakan mobile application di kalangan pensyarah. Selain daripada itu, pelajar juga akan lebih teruja untuk belajar kerana lebih motivasi dan lebih berkeyakinan dalam memperlajari kursus menggunakan telefon pintar masing-masing.
Bagi menguji penerimaan pelajar terhadap mobile application yang telah dibangunkan borang soal selidik telah diberikan kepada 40 pelajar kursus BC301 dan DBC2012. Hasil dapatan mendapati peratus penerimaan kaedah P&P secara konvesional mendapat 13% manakala dan P&P secara mobile learning mendapati 87%. Dapatan tersebut membuktikan, mobile application dapat membantu pelajar dan memudahkan pelajar untuk membuat pengiraan markah dan gred bagi kursus BC301 dan DBC2012 di Politeknik Kota Kinabalu.
Technology and Change: It's good for business, is it good enough for education?Hazel Owen
The notion that education prepares you for the rest of your life is flawed. Rather, education helps you develop the lifelong learning skills that will help you to be responsive to change as it happens.
It might be argued that, public confidence in higher education has been declining steadily as the gap between the 'relevance' seen (by students, communities, and commerce) between what students are being prepared for and the lives they are going to live.
I wanted to ask the question (perhaps a little controversial)
Are tertiary institutions innovative (something several claim to be) or are they simply doing the same things they have been doing for years, just using different tools?
Are we preparing students to be ethical, able participants in communities - online and face-to-face?
PKM Karsa Cipta
Mevici Dianresti(1317051040)
Universitas Lampung
Jurusan Ilmu Komputer
2014
Aplikasi Pelestarian Budaya Lampung(APEL BUDALAM) Berbasis Android
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran AutoCAD adalah salah satu mata pelajaran untuk
menunjang keberhasilan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai di bidangnya. Tujuan adanya mata pelajaran
AutoCAD adalah agar siswa mampu mengetahui bentuk dasar berupa gambar
suatu rancangan mesin yang didesain dengan menggunakan sistem grafis pada
komputer. Seperti yang dikatakan Sumbodo dkk, (Ardiyansyah, Khumaedi, &
Eko, 2013: 2) Program AutoCAD dalam keteknikan artinya mendesain
menggunakan sistem grafis komputer untuk membuat desain mekanis
(mesin/komponen mesin), rangkaian elektronik dan arsitektur/teknik sipil.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran AutoCAD
maka dibutuhkan penilaian hasil belajar. Menurut Purwanto (2014: 54)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai tujuan pendidikan. Menurut Benyamin Bloom
(Sudjana, 2010: 20-23) hasil belajar diklasifikasikan, sebagai berikut: ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan
dengan sikap, ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak.
Akan tetapi setelah peneliti melakukan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMK PGRI 1 Surakarta berdasarkan pengalamannya melihat bahwa hasil
belajar pada ranah afektif siswa dalam pembelajaran AutoCAD di SMK PGRI 1
Surakarta kurang tercapai dengan baik. Terbukti dengan adanya murid tidak mau
untuk mengajari teman yang lain untuk menyelesaikan tugas, dan tidak mau
berdiskusi dengan temannya dalam suatu bentuk kerjasama. Sedangkan dalam
pembelajaran kerjasama tersebut banyak manfaatnya. Menurut Harmin (Isjoni,
2009: 36) kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar dapat memberikan
berbagai pengalaman. Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara,
2. 2
inisiatif, menentukan pilihan, dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang
baik.
Selain ranah afektif yang dinilai kurang, peneliti juga melihat ranah
kognitif belum tercapai dengan baik. Terbukti dari hasil ulangan harian pada mata
pelajaran AutoCAD hanya terdapat beberapa siswa yang memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sekolah SMK
PGRI 1 Surakarta telah menetapkan KKM untuk mata pelajaran AutoCAD di
kelas XI TPM adalah 75. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini yang
menunjukkan hasil belajar siswa kelas XI TPM pada mata pelajaran AutoCAD di
semester 1 tahun ajaran 2015/2016.
Tabel 1.1 Interval nilai hasil ulangan tengah semester 1 kelas XI M1 tahun
ajaran 2015/2016
No
Interval
Nilai
Frekwensi
Presentase
%
Keterangan
1 ≥ 90 0 0 Tuntas
2 89-80 10 45.4 Tuntas
3 79-75 1 4.6 Tuntas
4 ≤ 75 11 50 Belum Tuntas
Total 22 100
Tabel 1.2 Interval nilai hasil ulangan tengah semester 1 kelas XI M2 tahun
ajaran 2015/2016
No
Interval
Nilai
Frekwensi
Presentase
%
Keterangan
1 ≥ 90 1 4.34 Tuntas
2 89-80 11 47.83 Tuntas
3 79-75 2 8.7 Tuntas
4 ≤ 75 9 39.13 Belum Tuntas
Total 23 100
Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil ulangan tengah
semester 1 kelas XI Teknik Mesin SMK PGRI 1 Surakarta tahun pelajaran
2015/2016 menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang nilainya kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah.
3. 3
Menurut peneliti faktor penyebab banyak murid yang tidak tuntas dengan
KKM yaitu karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru selalu sama
atau monoton, jadi pembelajaran terpusat pada guru sehingga siswa kurang
bereksplorasi dalam menggali kreativitas yang dimilikinya. Maka dibutuhkan
variasi mengajar dalam menerapkan model pembelajaran di kelas XI TPM
khususnya pada mata pelajaran AutoCAD.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu pembelajaran kooperatif
yang mampu menggali kreativitas siswa dan mampu meningkatkan tingkat kerja
sama siswa dalam menyelesaikan suatu proyek atau tugas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Waryanti, (2015:116) dengan
hasil bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek mampu
meningkatkan kemampuan psikomotor siswa dan mampu meningkatkan
kemampuan kognitif Fisika siswa kelas XI IPA SMA Negeri Pracimantoro.
Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang ada
tidaknya pengaruh dengan diterapkannya variasi dalam proses pembelajaran yaitu
dengan model pembelajaran berbasis proyek di SMK PGRI 1 Surakarta, sehingga
guru yang mengajar akan merasa senang dan dapat menggunakan metode
pembelajaran tersebut sebagai variasi dalam proses pembelajaran. Sehingga
penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan yang ada, diantaranya :
1. Masih rendahnya tingkat kerjasama yang dimiliki siswa dalam pembelajaran
AutoCAD.
2. Pembelajaran berpusat pada guru yang mengajar.
3. Keterbasan siswa dalam bereksplorasi dan menggali kreativitasnya.
4. Masih banyaknya murid yang hasil belajarnya belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran AutoCAD.
5. Ranah kognitif dan ranah afektif belum tercapai dengan baik.
4. 4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian menjadi terarah
dan sasaran yang diinginkan dapat tercapai, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning).
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Teknik Mesin SMK PGRI 1
Surakarta tahun pelajaran 2016/2015.
3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran AutoCAD.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di atas, dalam penelitian ini rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek
terhadap tingkat kerja sama siswa?
2. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran berbasis proyek dibandingkan dengan model pembelajaran
langsung?
3. Adakah perbedaan penerapan peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian kuantitatif ini adalah:
1. Untuk menemukan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek
terhadap tingkat kerjasama siswa.
2. Untuk menemukan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek
jika dibandingkan dengan model pembelajaran secara langsung terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
3. Untuk menemukan perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan model pembelajaran berbasis proyek.
5. 5
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan mengenai variasi dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran yang relevan dan mampu membangun
keraktifan siswa dalam bekerja sama dengan teman sebaya pada mata
pelajaran AutoCAD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Guru mampu menganalisa berbagai permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran yang dilakukan.
2) Guru dapat mengetahui dan menerapkan variasi kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek sebagai
salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kerja
sama siswa dan hasil belajar siswa
3) Guru dapat termotivasi untuk mengembangkan model
pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara
berkelanjutan.
4) Guru mampu menunjukkan bahwa dirinya sebagai pekerja yang
memiliki kompetensi professional.
5) Guru lebih percaya diri.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kerja sama antar siswa.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Meningkatkan kreativitas dan keterampilan yang dimiliki siswa
karena kemudahan dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan semangat belajar di sekolah.
6. 6
2) Terciptanya suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bervariasi
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
3) Meningakatnya kualitas sekolah sehingga mampu untuk
berkembang dan menambah kepercayaan masyarakat kepada
sekolah.
d. Bagi Peneliti
Bermanfaat dalam menemukan salah satu variasi model
pembelajaran dan mampu menemukan solusi dalam mengatasi masalah
kerja sama antar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
AutoCAD.