SlideShare a Scribd company logo
PROPOSAL PENELITIAN


 Perbandingan Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik
Elektronika Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Wallchart
  Dengan Siswa Yang Diajar Tanpa Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I
    Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta.




                           Disusun Oleh :
                           Mohamad Sodri
                            5215083405




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
  JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK
        UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
                    2011


                                  i
KATA PENGANTAR



         Puji   syukur   kehadirat   Allah   SWT   atas   karunia-Nya   penulis    dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul: " Perbandingan Hasil Belajar

Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Antara Siswa
Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Wallchart Dengan Siswa Yang
Diajar Tanpa Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I Program Keahlian
Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta" sebagai penelitian tindakan
kelas.
         Dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat berharap saran dari para pembaca demi perbaikan proposal penelitian
ini. Semoga proposal Ini dapat disetujui dan dilaksanakan dengan baik.
         Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini dapat tersusun tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

   1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil.
   2. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
         Akhirnya semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang
diberikan kepada penulis. Amin.

                                                               Jakarta, Desember 2011




                                                                                  Penulis




                                             1
3




                                                   DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................                    i
KATA PENGANTAR                      .................................................................................   ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................           iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................                         1
     A. Latar Belakang ..................................................................................               1
     B. Identifikasi Masalah…………………………………………………                                                                         5
     C. Pembatasan Masalah…………………………………………………                                                                           6
     D. Peumusan Masalah ...........................................................................                    7
     E. Tujuan Penelitian ..............................................................................                7
     F. Kegunaan Penelitian .........................................................................                   8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...............                                                           9
     A. Deskripsi Teoritis ..............................................................................               9
     B. Kerangka Berpikir .............................................................................                 24
     C. Pengajuan Hipotesis .........................................................................                   25

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................                              23
     A. Tujuan Operasional Penelitian ..........................................................                        23
     B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….                                                                     23
     C. Metode Penelitian ..............................................................................                23
     D. Desain Penelitian ...............................................................................               23
     E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................                      24
     F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………...                                                                     25
     G. Instrumentasi Penelitian .....................................................................                  26
     H. Hipotesis Statistik…………………………………………………….                                                                        29
     I. Teknik Analisis Data………………………………………………….                                                                        30

DAFTAR PUSTAKA



                                                               3
4




                                      BAB I
                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
          Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting
   dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah
   dapat menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab.
   Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang
   diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang diperolehnya, semakin
   tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
          Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan
   komponen-komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling
   terikat erat satu dengan yang lainnya dalam satu sistem. Komponen yang
   dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran, kurikulum, siswa, sarana dan
   prasarana sekolah.
          Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-
   sekolah tingkat Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah
   Atas (SMA), tetapi perlu diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan
   (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan
   yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga
   kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya.


          Adapun tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai
   berikut:
   1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
      mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
      industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
      dalam program keahlian yang dipilihnya;



                                        4
5




     2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
        berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
        profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
     3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
        mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
        melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
     4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
        program keahlian yang dipilih.1


            Dalam kurikulum SMK edisi 2004 program keahlian teknik elektronika
    industri terdapat kompetensi mengoperasikan peralatan industri berbasis peralatan
    elektronik. Kompetensi tersebut memiliki lima sub kompetensi, diantarnya
    menguasai gambar teknik elektronika.
            Menguasai gambar teknik elektronika merupakan salah satu sub
    kompetensi yang diajarkan pada siswa SMK tingkat satu program keahlian teknik
    elektronika industri. Pada sub kompetensi ini terdapat kriteria kinerja identifikasi
    dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik
    listrik dan teknik elektronika. Pada kriteria kinerja ini siswa akan mendapatkan
    pengetahuan dasar dalam mengenal dan mengingat nama dan simbol komponen-
    komponen elektronika sebelum ketingkat yang lebih jauh seperti pemahaman
    komponen tersebut dalam suatu rangkaian elektronika.
            Dalam sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria
    kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada
    standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika tampaknya perlu perubahan
    dalam penyajian materi. Selain siswa dituntut berpikir cerdas, penyajian materi ini
    cenderung tidak menarik. Hal ini karena guru sebagian besar masih menggunakan


1
  Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian I Progran Keahlian Teknik Elektronika Industri,
(Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2004), h. 7.


                                               5
6




    metode ceramah dan latihan. Pengaruh hal tersebut terhadap siswa menyebabkan
    nilai blok ini turun.
            Pada dasarnya sub kompetensi ini banyak yang menyukai, tetapi siswa
    kesulitan ketika menterjemahkan simbol ke dalam komponen, sementara fungsi,
    simbol dan komponen hanya berupa hafalan bukan mengerti. Biasanya guru
    menjelaskan langkah demi langkah disertai dengan gambar. Pada umumnya siswa
    akan merasa kesulitan ketika harus menuangkannya ke dalam gambar. Contoh
    kesalahan yang sering terjadi adalah kurang cermatnya siswa ketika menentukan
    simbol dalam komponen.
            Kualitas pembelajaran sangat erat kaitannya dengan guru dalam
    mengelola dan menyajikan ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu
    kemampuan untuk menciptakan situasi belajar agar lebih baik. Salah satunya
    adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat bagi siswa sehingga siswa
    mendapat situasi belajar yang efektif. Seperti yang diterangkan oleh pendapat
    Usman yang dikutip oleh Sri Rejeki, “Dalam menciptakan                  kondisi belajar
    mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima variabel, yaitu: (1) menarik minat dan
    perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif, (3) membangkitkan motivasi
    siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan dalam pengajaran.”2 Oleh
    karena itu guru dapat menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran,
    karena dengan alat peraga siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran
    yang sedang berlangsung. Dengan demikian proses kegiatan belajar mengajar jadi
    lebih efektif.
            Berdasarkan uraian diatas, maka untuk meningkatkan daya ingat siswa
    dalam hal penyampaian materi perlu ada perubahan, guru dapat menyajikan
    materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga.
    Sehingga siswa akan mendapat suasana dan pengalaman yang baru dalam belajar.


2
 Endang Sri Rejeki, Meningkatkan Minat Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Team Games
Tournament, (Pelangi Pendidikan, Vol 4 (1) 2001), h. 1.


                                             6
7




               Alat peraga adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
      lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
      proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.3 Secara umum alat peraga dibagi
      menjadi dua, yaitu: (1) alat-alat visual dua dimensi, contohnya; wallchart,
      diagram, slide, film, lembar transparan pada OHP dan lain sebagainya, (2) alat-
      alat visual tiga dimensi, contohnya; benda asli, model dan diorama.
               Menjadi seorang pendidik (guru) bukan hal yang mudah bagi setiap orang
      apalagi dengan tuntutan harus tercapainya tujuan pendidikan yang telah
      ditetapkan. Oleh karena itu, bagi seorang guru memilih alat peraga yang tepat
      merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan hasil belajar siswa demi
      tercapainya tujuan pendidikan. Dengan demikian dalam penelitian ini akan diteliti
      apakah ada perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
      elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan
      siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi
      dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik
      listrik dan teknik elektronika.
B. Identifikasi Masalah
               Dari latar belakang yang dikemukakan di atas timbul beberapa
      permasalahan, yaitu:
      1. Mengapa siswa sulit menyebutkan nama-nama simbol komponen listrik dan
          elektronika?
      2. Apa kesulitan siswa ketika menggambar simbol beserta menentukan nama
          dari komponen listrik dan elektronika?
      3. Mengapa siswa kurang memberikan perhatian ketika guru menyampaikan
          materi pelajaran?
      4. Upaya apa yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar sub
          kompetensi menguasai gambar teknik elektronika?


3
    Oemar Hamalik, Media Pedidikan, (Bandung: Alumni, 1986), h. 12.


                                                 7
8




  5. Adakah perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
     elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart
     dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja
     identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar
     gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian
     Teknik Elektronika Industri Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 39 Jakarta?
C. Pembatasan Masalah
         Penelitian ini difokuskan pada perbandingan hasil belajar sub kompetensi
  menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat
  peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada
  kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan
  pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program
  Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta. Adapun ruang
  lingkupnya sebagai berikut:
  1. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes
     ulangan harian dan nilai praktik gambar dengan kriteria kinerja identifikasi
     dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar
     teknik listrik dan teknik elektronika.
  2. Alat peraga wallchart adalah alat peraga yang isinya berupa gambar bentuk
     komponen beserta simbol listrik dan elektronika.
  3. Tempat penelitian adalah di SMK Negeri 39 Jakarta Kelas I Program
     Keahlian Elektronika Industri.


D. Perumusan Masalah
         Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat
  dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil belajar sub
  kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar
  menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan
  alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik

                                         8
9




   elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika
   di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
           Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah ada
   perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
   antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang
   diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan
   prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik
   listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika
   Industri SMK Negeri 39 Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian
           Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
   pertimbangan untuk memilih alternatif media pembelajaran bagi pihak-pihak
   yang terkait dalam dunia pendidikan khususnya guru dan calon guru sub
   kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dalam proses belajar mengajar
   di kelas.




                                         9
10




                                               BAB II
               LANDASAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoretis
      1. Belajar
                   Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
           untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan
           dalam belajar pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar
           sehingga terjadi hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antara diri
           orang yang belajar dengan lingkungannya.
                   Seseorang yang belajar akan mendapat pengalaman baru sehingga
           dengan pengalaman itu menghasilkan perubahan tingkah laku, seperti dari
           tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan lain-lain. Slameto
           mengungkapkan bahwa, “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh
           individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
           keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri, dalam
           interaksinya dengan lingkungan.”4
                   Menurut Rusyan perubahan yang merupakan hasil dari proses adalah
           perubahan yang mempunyai ciri-ciri:
           a. Perubahan itu intensional, dalam arti pengalaman atau praktek atau latihan
               itu disengaja dan disadari dilakukan bukan secara kebetulan. Dengan
               demikian keletihan atau ketudan tidak dapat dipandang sebagai perubahan
               belajar.
           b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan.
           c. Perubahan itu bersifat efektif, dalam arti mempunyai pengaruh tertentu
               bagi pelajar yang bersangkutan.



4
    Slameto, Belajar dan Faktor–faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 2.


                                                  10
11




        d. Perubahan itu fungsional, dalam arti perubahan hasil belajar itu relative
            tetap dan setiap saat diperlukan dapat diproduksikan, misalnya dalam
            memecahkan masalah atau mempertahankan hidup.5


                Dengan demikian, dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian
        belajar maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu usaha yang
        dilakukan secara sadar oleh seseorang individu dalam memperoleh
        pengetahuan, keterampilan dan sikap yang melibatkan lingkungan sebagai
        tempat interaksinya sehingga menghasilkan perubahan dalam pola pikir dan
        tingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya.

2. Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika

                 Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada Kurikulum
        SMK Edisi 2004 dikembangkan mengacu pada nama bidang dan program
        keahlian yang berlaku pada Kurikulum SMK Edisi 1999. Jenis keahlian baru
        diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada
        program keahlian yang relevan.
                Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk
        berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam
        menjalani kehidupan sesuai dengan zamannya. Kompetensi dimaksud
        meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia
        Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar
        kompetensi yang ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi.
                Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh
        industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai
        mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program
        normatif, adaptif, dan produktif.

5
 A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Karya,
1989), h. 8.


                                             11
12




                   Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
           membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar
           Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum
           ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang
           dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program
           produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak
           ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif
           diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian
                   Pada program keahlian teknik elektronika industri tahapan atau tata
           urutan kompetensi yang dilatihkan pada peserta didik dalam kurun waktu 3
           tahun terdiri dari enam kompetensi yang masing-masing kompetensinya
           dibagi atas beberapa sub kompetensi.
                   Sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika merupakan
           bagian dari kompetensi mengoperasikan peralatan industri berbasis peralatan
           elektronik. Pada kompetensi ini terdiri dari 480 jam pembelajaran yang
           terbagi atas lima sub kompetensi. Salah satu sub kompetensinya yaitu
           menguasai gambar teknik elektronika yang dalam hal ini akan diteliti oleh
           penulis.
                   Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari
           seorang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai “bahasa
           teknik”.6 Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak
           menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunai ini terdapat banyak macam
           bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan seseorang
           sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh orang yang
           berbeda bahasanya.
                   Seseorang yang berkomunikasi secara lisan dengan orang lain yang
           berbeda bahasa akan menterjemahkan bahasa orang lain tersebut ke dalam


6
    Aji W. Pahmi, Gambar Teknik Elektro dan Elektronika, (Bandung: Armico Bandung, 2001), h. 11.


                                                 12
13




bahasanya sendiri. Baru setelah itu dapat menterjemahkan bahasa serta
kehendak dari orang lain tersebut. Kesulitan semacam ini sangat dirasakan di
kalangan orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik. Misalnya, dalam
suatu bengkel, seseorang memesan sebuah poros yang sederhana, maka
pemesan tersebut harus berbicara dengan pembuatnya. Pembicaraan itu
kadang memakan waktu yang lama untuk hasil yang diharapkan. Tentu saja
cara diatas tidak efisien dipandang dari segi kehilangan waktu.
       Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang yang berkecimpung di bidang
teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang lebih universal dan
bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai
maksud diatas, orang-orang teknik menggunakan gambar sebagai alat
berkomunikasi dalam pekerjaan mereka di bidang teknik dan industri. Jadi
dengan demikian gambar memegang peranan penting sebagai alat komunikasi
untuk mewujudkan suatu produk teknik.
       Sebagai bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia, gambar
teknik juga mempunyai susunan tata bahasa dan strukturnya. Artinya dalam
gambar ada aturan tertentu yang seragam, seragam dalam bentuk dan
maksudnya agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua orang. Aturan
tersebut dinamai normalisasi/standarisasi.
       Jadi, dengan gambar teknik kita dapat merealisasikan sebuah gagasan,
pengembangan dan perbaikan pada masa yang akan datang.
       Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan
dalam bahasa, harus diberikan secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh
karena itu, berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang dapat
diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar (design
drafter). Sebagai guru gambar (instruktur) sangat penting untuk memberikan
gambar yang “tepat” dengan mempertimbangkan peserta didik. Untuk
pembaca yaitu peserta didik, penting juga berapa banyak keterangan yang
dapat dibacanya dengan teliti dari gambar.

                                  13
14




                 Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa, sub kompetensi
        menguasai gambar teknik elektronika adalah salah satu mata diklat pada
        program      keahlian teknik       elektronika industri        yang dalam hal          ini
        mengupayakan         peserta    didik    untuk     memperoleh       pengetahuan       dan
        keterampilan dalam hal penyampaian ide dan gagasan keteknikannya dibidang
        elektronika dalam bentuk bahasa yang universal sehingga individu lain
        mengerti akan ide dan gagasan tersebut.
    3. Media Pembelajaran
                 Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
        berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media
        adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
        Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
        garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
        yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
        sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
        merupakan media.7
                 Menurut Prof. Dr. Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk
        perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai
        pada penerima.8 Sedangkan menurut MC. Luhan, media adalah sarana yang
        disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
        memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan
        melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan
        bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.9
                 Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah seperangkat perantara
        atau medium baik berupa benda hidup (manusia) maupun benda mati yang


7
  Azhar Arsyad, media pembelajaran, Cetakan ke-6 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 3.
8
  Darhim, Media dan Sumber Belajar Matematika, Modul 1-3, (Jakarta: Karunika Jakarta Universita
Terbuka, 1986), h. 1.4.
9
  Ibid.


                                                14
15




        memiliki fungsi sebagai perantara/pengantar pesan dari komunikator ke
        komunikan.
                Media pendidikan adalah sarana yang digunakan sebagai perantara,
        dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar
        mempertinggi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional,
        meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan lain
        sebagainya.10
                Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
        pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana
        penyampai pesan atau media. Oleh karena itu media pembelajaran adalah
        sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
                Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik
        yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
        Kemudian Asosiasi Pendidikan Nasional (National Educatioan Assosiation /
        NEA) memberikan batasan dengan menyebut media sebagai bentuk-bentuk
        komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media
        hendaknya dapat dimanipulasi, didengar dan dibaca.11
        a. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
                    Hamalik     (1986)     mengemukakan        bahwa     pemakaian      media
            pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
            keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
            kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
            terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
            pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
            penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.



10
  Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 4.
11
  Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta:
RajaGrafindo Perkasa, 1993) h. 6.


                                              15
16




                        Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak
               ahli diantaranya Sudjana dan Rivai dikutip oleh Azhar Arsyad,
               mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
               yaitu:
               1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
                   menumbuhkan motivasi belajar.
               2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
                   dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
                   tujuan pembelajaran.
               3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
                   verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
                   bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
                   pada setiap jam pelajaran.
               4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
                   hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
                   mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-
                   lain.12
           b. Penggolongan Media Pembelajaran
                        Ronald H. Anderson dalam pemilihan dan pengembangan media
               untuk pembelajaran membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu
               pembelajaran (introductional aids) dan media pembelajaran (intructional
               media).13
                        Alat bantu pembelajaran didefinisikan sebagai perlengkapan atau
               alat untuk membantu guru menjelaskan materi yang akan disampaikan.
               Dari pengertian tersebut, maka yang termasuk alat bantu pembelajaran
               antara lain: OHP, OHT, Film bingkai (slide), Foto, Peta, Poster, Grafik,
               Wallchart, Flip chart, model, benda sebenarnya, sampai kepada

12
     Ibid., h. 24-25.
13
     Robinson Situmorang dan Atmi Suparman, Op.Cit, h. 3.


                                                 16
17




lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi
pembelajaran.
       Adapun yang termasuk kedalam golongan media pembelajaran
adalah Program Televisi Pembelajaran, Film Pendidikan, Program Audio,
Program Berbantu Komputer atau CAI (Computer Assisted Intruction),
modul dan sebagainya.




       Secara umum dapat dikatakan bahwa alat bantu pembelajaran
penggunaannya disertai dengan keberadaan nara sumber atau guru.
Sementara media pembelajaran dapat digunakan sendiri oleh pelajar atau
siswa itu sendiri. Perbedaan ini disebabkan oleh keberadaan pesan yang
disampaikan tidak sepenuhnya termuat di dalam media yang digunakan.
Sedangkan    pada    media   pembelajaran,      pesan   yang   disampaikan
sepenuhnya terdapat pada media yang digunakan.
       Pesan pada media pembelajaran bersifat interaktif. Nara sumber
secara fisik telah tergantikan baik itu dengan audio maupun visualisasi
yang ada di dalam media. Contohnya pada media slide bersuara, selain
siswa dapat menonton slide yang diproyeksikan, siswa sekaligus dapat
mendengarkan rekaman kaset berisi keterangan penjelasan gambar slide
yang dilihatnya. Program kaset audio ini sudah sengaja dirancang untuk
mendampingi media slide.
       Gerlach dan Ely menggolongkan media kedalam delapan kategori,
yaitu sebagai berikut:
1) Realthings adalah manusia (pengajar), benda yang sesungguhnya
   (bukan gambar atau model), dan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
2) Verbal Repersentations adalah media tulis atau cetak, misalnya buku
   teks, referensi, dan bahan bacaan lainnya.

                              17
18




               3) Graphic Repersentations adalah misalnya chart, diagram, gambar atau
                   lukisan.
               4) Still Picture seperti foto, slide, film strip, Overhead Projector
                   Transparency (OHT).
               5) Motion Picture adalah film (movie), tv, video tape, dengan atau tanpa
                   suara, diambil dari kejadian sebenarnya ataupun dibuat dari gambar
                   (graphic repersentations), animasi, dan lain-lain.
               6) Audio (recording) seperti pita kaset, reel tape, piringan hitam, sound
                   track pada film ataupun pita pada video tape.
               7) Programming adalah kumpulan informasi yang berurutan. Program
                   bisa berbentuk verbal (buku teks) dan bahan bacaan, kumpulan
                   gambar yang disusun menjadi suatu program slide, film strip, film, tv
                   atau video tape. Suatu program mungkin mempergunakan beberapa
                   media sekaligus seperti slide dan tape.
               8) Simulations atau sering juga dikenal dengan simulation and game
                   yaitu suatu permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya.
       4. Alat Peraga
                   Alat peraga adalah alat bantu yang dapat dilihat dan diraba. Dalam
           media pendidikan alat peraga sangat membatu untuk meningkatkan hasil
           belajar siswa. Sehingga alat peraga menjadi salah satu faktor pendukung yang
           cukup signifikan dalam pencapaian hasil belajar siswa.
                   Menurut Oemar Hamalik bahwa alat peraga adalah alat, metode dan
           teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
           interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
           sekolah.14 Secara umum alat peraga mempunyai nilai untuk mewujudkan,
           memperkaya dan menarik minat siswa terhadap pelajaran sehingga menambah



14
     Oemar Hamalik, Media Pedidikan, (Bandung: Alumni, 1986), h. 12.


                                                 18
19




           keaktifan belajar, serta membantu guru menyampaikan konsep dengan waktu
           yang singkat dengan hasil yang maksimum.
                   Dalam belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika,
           alat peraga sangat membantu siswa karena dapat dilihat langsung sehingga
           persepsi tentang sebuah konsep akan lebih mudah diserap oleh siswa dan
           lebih tahan lama melekat dalam benaknya. Hal tersebut telah dikatakan oleh
           Hermana, bahwa alat peraga adalah alat bantu atau pelengkap yang
           dipergunakan       untuk   membantu       dalam     memperlancar,       memperjelas
           penyampaian konsep, ide, pengertian atau materi pelajaran di dalam atau di
           luar kelas.15
                   Menurut Encyclopedi Of Education Research yang dikutip Oemar
           Hamalik, nilai atau manfaat dari alat peraga tersebut adalah sebagai berikut:
           a. Dapat melampaui batas pengalaman siswa.
           b. Dapat melampaui batas-batas ruang kelas.
           c. Dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan
                lingkungannya.
           d. Dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan.
           e. Dapat memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis
                dan teliti.
           f.   Dapat membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar siswa.
           g. Dapat membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru pada diri
                siswa.
           h. Dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh.16


       Disamping mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan seorang guru juga
       harus terampil membuat alat peraga tersebut. Alat peraga yang dibuat harus
       memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

15
     Ah. Hermana, Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Medal Agung, 1984), h. 47.
16
     Oemar Hamalik, Op. Cit., h. 16-19.


                                                19
20




           a. Rasional sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
           b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
           c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada.
           d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktik di sekolah dan bersifat
                sederhana.
           e. Fungsional, berguna dalam pelajaran, dapat digunakan guru dan siswa.17
       Jadi dapat disimpulkan bahwa, alat peraga adalah alat atau metode yang
       digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan komunikasi dan interaksi
       antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah
       sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses pendidikan dan pengajaran
       tersebut.

       Amir Hamzah Sulaeman membagai alat peraga menjadi dua bagian, yaitu:

           a. Alat-alat visual dua dimensi
                1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan.
                    Contoh: gambar di karton, grafik, diagram dan lain sebagainya.
                2) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan.
                    Contoh: slide, film, lembar transparan pada OHP dan lain sebagainya.
           b. Alat-alat visual tiga dimensi. Disebut tiga dimensi karena mempunyai
                ukuran panjang, lebar dan tinggi.
                Contoh: benda asli, model dan diorama.18
                   Dengan menggunakan alat peraga konkrit dalam mengajarkan sub
           kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja
           identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar
           gambar teknik listrik dan teknik elektronika, maka siswa menjadi termotivasi
           dalam proses belajar mengajar karena metode mengajar yang berbeda dengan
           biasanya.

17
     Ibid.., h. 18.
18
     Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 26.


                                                 20
21




a. Wallchart
         Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses
   atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Wallchart salah
   satu alat peraga yang sering digunakan dalam media pembelajaran.
   Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan
   materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan wallchart
   materi pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima
   oleh siswa.

         Wallchart merupakan komponen utama dalam mengembangkan
   kerangka proses alur berpikir, dan mampu mendisplaykan secara jelas
   konsep abstrak dalam belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
   elektronika dan lebih memperjelas dalam proses penyampaian informasi
   tentang penjelasan materi. Sehingga diharapkan hasil belajar sub
   kompetensi menguasai gambar teknik elektronika akan meningkat
   terutama pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
   elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik
   elektronika.

         Dalam mempersiapkan wallchart paling tidak di dalamnya harus
    berisi tentang:
       Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
       dengan besar kecilnya materi.
       Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
       bentuk gambar, bagan atau siklus.
       Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
       membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan
       membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk
       menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat diberikan
       secara individu atau kelompok.


                                21
22




                      Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
                      diberikan.
                      Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
                      misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
                        Bagi seorang instruktur atau guru sebenarnya tidak sulit untuk
                 membuat sebuah alat peraga wallchart hanya dengan sedikit keuletan dan
                 kreatifitas guru dapat membuat alat peraga tersebut. Walaupun demikian
                 dalam penyampaiannya guru harus memperhatikan apakah materi yang
                 hendak disampaikan melalui wallchart tersebut telah tercapai atau belum
                 tujuannya sehingga tidak menghilangkan fungsi wallchart.

                        Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wallchart merupakan
                 salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam belajar sub
                 kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.

       5. Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika
                Sebelum mendefinisikan mengenai hasil belajar sub kompetensi
           menguasai gambar teknik elektronika, terlebih dahulu penulis akan
           menjelaskan tentang definisi hasil belajar. Definisi mengenai hasil belajar itu
           sendiri banyak macamnya. Untuk itu ada baiknya kita lihat beberapa definisi
           mengenai hasil belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

                Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang
           dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa
           dalam waktu tertentu.”19 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty
           Sumanto bahwa, “Sebagai suatu petumbuhan atau perubahan dalam diri
           seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat
           pengalaman dan latihan.”20


19
     Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Wijaya, 1982), h. 120.
20
     Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980), h. 86.


                                                   22
23




              Untuk mengetahui berhasil atau tiadaknya suatu proses belajar, maka
        dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat
        penting untuk memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses
        pembelajaran yang sedang direncanakan, sedang berlangsung dan telah
        berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang
        bersifat pasti atau hanya dapat diamati.

              Suparman memberikan batasan tentang pengertian hasil belajar, “Hasil
        belajar adalah kemampuan spesifik yang diperoleh seseorang setelah melalui
        proses latihan dan pendidikan tertentu.”21 Berkaitan dengan hasil belajar pula,
        yaitu Winarno yang menjelaskan bahwa, “Hasil belajar merupakan proses
        pendewasaan manusia yang hidup dan berkembang sehingga mengakibatkan
        manusia selalu berubah.”22 Proses pendewasaan didapat dari adanya proses
        belajar, tidak mungkin seseorang bisa dewasa tanpa adanya proses belajar.
        Dengan belajar itu manusia berusaha pula untuk merubah perilaku ke arah
        yang lebih baik dari sebelumnya.

              Dari uraian beberapa ahli mengenai definisi hasil belajar di atas dapat
        disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang
        diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diukur
        berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jadi hasil belajar sub
        kompetensi menguasai gambar teknik elektronika adalah perubahan tingkah
        laku atau perubahan kemampuan yang berkaitan dengan kecakapan, kebiasan
        dan keterampilan yang terjadi pada siswa setelah melakukan suatu kegiatan
        belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dalam suatu
        waktu tertentu.



21
   Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah Jam Belajar Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Matematika, suatu eksperimen di SLTPN 194”, (Disertasi yang tidak
diterbitkan, FBS Ikip Jakarta, 1982), h. 119.
22
   Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta: Kanisius), h. 30.


                                                23
24




B. Kerangka Berpikir
          Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan
   lingkungan. Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
   dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Diantaranya metode
   mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas guru untuk
   menciptakan    suasana   belajar   yang menyenangkan.       Siswa   mendapatkan
   pengetahuan yang merupakan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar
   teknik elektronika.
          Alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep gambar.
   Pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika
   berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika, umumnya
   siswa mengalami kesulitan dalam menerjemahkan bahasa verbal ke dalam
   gambar, sementara yang akan digambar itu adalah simbol. Guru dapat
   membimbing siswa dengan menggunakan alat peraga wallchart. Setelah siswa
   paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat membuat gambar, simbol
   beserta fungsi komponen dengan mengacu pada alat peraga.
          Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan
   materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan wallchart materi
   pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima oleh siswa.. Jika
   dilihat dari kedua alat peraga tersebut maka dapat diyakini bahwa alat peraga
   Microsoft PowerPoint 2000 lebih unggul dari pada wallchart, sebab gambar yang
   ditampilkan oleh Microsoft PowerPoint 2000 lebih menarik daripada gambar
   pada wallchart.
          Dari uraian tersebut di atas diduga ada perbedaan hasil belajar antara
   siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000
   dengan siswa yang diajar dengan mengunakan alat peraga wallchart pada kriteria
   kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada
   standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika.



                                         24
25




C. Pengajuan Hipotesis
          Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir di atas maka
   hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Hasil belajar sub
   kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan
   menggunakan alat peraga wallchart lebih tinggi daripada hasil belajar sub
   kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar tanpa
   mengunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar
   teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik
   elektronika.




                                      25
26




                                        BAB III

                           METODOLOGI PENELITIAN




A.      Tujuan Operasional Penelitian
            Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah hasil belajar sub
     kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan
     menggunakan alat peraga Wallchart lebih tinggi daripada hasil belajar sub
     kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar tanpa
     mengunakan alat peraga .

B.      Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
     39 Jakarta pada kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri semester II
     tahun ajaran 2011/2012. Jadwal dan waktu sesuai dengan kurikulum untuk
     kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan
     pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika.

C.      Metode Penelitian

            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment.
     Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas
     dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang diajar dengan
     menggunakan alat peraga Wallchart dan kelompok kedua adalah kelompok yang
     diajar tanpa menggunakan alat peraga.
D. Desain Penelitian
            Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu alat peraga sebagai
     variabel bebas dan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
     elektronika siswa sebagai variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
     termasuk variabel bertipe kategorik yang berupa alat peraga menggunakan


                                           26
27




   Wallchart dan tanpa menggunakan alat peraga .Sementara itu variabel yang
   berupa hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa
   pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika
   berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika tergolong
   variabel bertipe numerik.
   Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

             Kelas                   Perlakuan                   Pasca Tes

             (R)E I                     XE I                        Y

             (R)E II                    XE II                       Y



   Keterangan:
   EI      : Kelas eksperimen I (alat peraga Wallchart)
   E II    : Kelas eksperimen II (tanpa alat peraga)
   XE I    : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I
   XE II   : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II
   Y       : Tes akhir yang sama pada kedua kelas
   R       : Proses pemilihan subjek secara acak
           Data penelitian diperoleh dari hasil belajar sub kompetensi menguasai
   gambar teknik elektronika siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
   yang diperoleh dari skor tes pilihan ganda pada kriteria kinerja identifikasi dan
   prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik
   listrik dan teknik elektronika.


E. Teknik Pengambilan Sampel
           Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik
   Random Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak,




                                         27
28




  kemudian dilakukan pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih
  dengan:
  1. Populasi Target
     Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 39
     Jakarta semester I tahun ajaran 2011/2012.
  2. Populasi Terjangkau
     Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik
     Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta semester I tahun ajaran 2011/2012.
  3. Sampel
     Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih
     secara acak (random sampling).


F. Teknik Pengumpulan Data
  1. Variabel Yang Diteliti
     a. Variabel bebas: pembelajaran           dengan   menggunakan    alat   peraga
                           Wallchart dan pembelajaran tanpa menggunakan alat
                           peraga.
     b. Variabel terikat: hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
                           elektronika.
  2. Data Penelitian
         Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
  primer adalah nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan
  prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik
  listrik dan teknik elektronika yang diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas
  eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan. Data sekunder adalah
  nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada
  sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.




                                          28
29




G. Instrumen Penelitian
       1. Konsep
           Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
           menyelesaikan       soal-soal    sub    kompetensi      menguasai      gambar        teknik
           elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
           elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik
           elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh peneliti.
           Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal
           memiliki skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah,
           sehingga jumlah skor total adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar.
           Instrumen ini didasarkan pada aspek kognitif yang meliputi ingatan,
           pemahaman dan aplikasi.
           Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah:
                                                           skor total
                                           Nilai Akhir =
                                                               4

       2. Hasil Uji Coba Instrumen
           Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan
           terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat
           tes yang baik atau tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf
           kesukaran dan daya pembeda soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36
           yang memenuhi syarat tes yang baik.
           a. Pengujian Validitas
               Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi
               (content validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi
               dan indikator pada desain pembelajaran.
               Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus23:



23
     Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79.


                                                  29
30




                                                             Mp        Mt    p
                                               pbi   =
                                                                  St         q

                  Keterangan:
                   pbi  : Koefisien korelasi biserial
                  Mp    : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
                          dicari validitasnya
                  Mt    : Rerata skor total
                  St    : Standar deviasi dari skor total
                  p     : Proporsi siswa yang menjawab benar
                                banyaknya  siswa yangbenar
                          (p =                             )
                                    jumlah seluruh siswa
                  q     : Proporsi siswa yang menjawab salah
                          (q = 1 – p)

                 Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop
                 atau tidak valid (Lampiran 10, hal 117).
           b. Pengujian Reliabilitas
                 Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi
                 (tes). Dalam penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan
                 rumus KR-20 yaitu24:

                                                         k         s2        pq
                                         r11
                                                     k 1                s2




                 Keterangan:
                 r11    : Reliabilitas tes secara keseluruhan
                 p      : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
                 q      : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
                          (q = 1-p)
                     pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
                 k      : Banyaknya item
                   2
                 s      : Varians tes

24
     Ibid., h. 100.


                                                     30
31




               Klasifikasi koefisisen reliabilitas25:
               r11     : 0,800-1,000       : sangat tinggi
               r11     : 0,600-0,800       : tinggi
               r11     : 0,400-0,600       : cukup
               r11     : 0,200-0,400       : rendah
               r11     : 0,000-0,200       : rendah sekali

               Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes
               sebesar 0,914 (Lampiran 12, hal 120). Hal ini berarti koefisien reliabilitas
               instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat dijadikan
               sebagai alat ukur.
         c. Pengujian Taraf Kesukaran
               Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui
               apakah soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan
               untuk menghitung indeks kesukaran adalah26:
                                                       B
                                                   P
                                                       JS

               Keterangan:
               P          : Indeks Kesukaran
               B          : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
               JS         : Jumlah seluruh siswa peserta tes


               Klasifikasi Indeks Kesukaran27:
               0,00 – 0,29         : Sukar
               0,30 – 0,69         : Sedang
               0,70 – 1,00         : Mudah

               Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 –
               0,80 dan rata-rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121).


25
   Ibid., h. 75.
26
   Ibid., h. 208.
27
   Ibid., h. 210.


                                              31
32




           d. Pengujian Daya Pembeda Soal
                   Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
                   antara   siswa   yang   berkemampuan     tinggi   dengan   siswa      yang
                   berkemampuan rendah dengan menggunakan28:
                                                           BA   BB
                                           D   PA     PB
                                                           JA   JB

                   Keterangan:
                   D        : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda)
                   J        : Jumlah peserta tes
                   JA       : Banyaknya peserta kelompok atas
                   JB       : Banyaknya peserta kelompok bawah
                   BA       : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
                              dengan benar
                   BB       : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
                              dengan benar
                   PA       : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
                   PB       : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

                   Klsifikasi Daya Pembeda Soal29:
                   D < 0,00          : Sangat jelek
                   D = 0,00 – 0,19 : Jelek
                   D = 0,20 – 0,39 : Cukup
                   D = 0,40 – 0,69 : Baik
                   D = 0,70 – 1,09 : Baik sekali

                   Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara -0,13 –
                   0,67 dan rata-rata indeks daya pembeda 0,36 (Lampiran 13, hal 121).
H. Hipotesis Statistik
       H0 :    1   =    2

       H1 :    1        2

       Keterangan:



28
     Ibid., h. 213.
29
     Ibid., h. 218.


                                                32
33




        1:   Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
              siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Wallchart
        2:   Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik
              siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga


I. Teknik Analisis Data
       1. Uji Prasyarat Analisis Data
             a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan                     = 0,05
                                                                     2    2
                Hipotesis Statistik:               H0 :              1    2


                                                                     2    2
                                                   H1 :              1    2


                Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah30:

                                                               s12
                                                   F=            2
                                                               s2

                Keterangan:
                 s12   : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
                         elektronika kelas eksperimen I
                  2
                 s2    : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
                         elektronika kelas eksperimen II

                Kriteria pengujian, terima H0 jika:

                                        F1                      Fhitung       F   1
                                             n1 1, n2 1                       1       n1 1, n2 1
                                         2                                        2



             b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan                       =
                0,05
                Hipotesis Statistik:               H0 : Data berdistribusi normal
                                                   H1 : Data tidak berdistribusi normal

30
     Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249.


                                                          33
34




                 Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah31:
                                                  L0       maks F z1        S z1

                               x1       x                    banyaknya 1 , z 2 ,..., z n yang z 1
                                                                      z
                 dengan z1                  dan S( z 1 ) =
                                    s                                        n

                 Keterangan:

                 x       : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
                           elektronika sampel
                 x1      : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik
                           elektronika sample
                 s       : Simpangan baku sampel
                 F z1    : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku

                 Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel

       2. Uji Analisis Data

            Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan                   = 0,05.

            Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

                                        2       2
            adalah homogen (            1       2   ), maka statistik uji yang digunakan untuk

            melakukan uji rata-rata di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah

            sebagai berikut32:

                                                                X1    X2
                                                       t
                                                                 1     1
                                                           s
                                                                 n1    n2

            dengan



31
     Ibid., h. 446.
32
     Ibid., h. 241.


                                                           34
35




      n 1 1 s1 n 2 1 s 2
             2
                       2
s
          n1 n 2 2

derajat kebebasan (dk) = ( n1   n2   2)

Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t       1
                                          1
                                              2


Keterangan:

x1       :   Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I
x2       :   Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II
n1       :   Banyaknya sampel kelompok eksperimen I
n2       :   Banyaknya sampel kelompok eksperimen II
  2
s1       :   Varians hasil belajar kelompok eksperimen I
s22      :   Varians hasil belajar kelompok eksperimen II
s        :   Varians gabungan




                                     35
36




                             DAFTAR PUSTAKA



A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989.

A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
      Remadja Karya, 1989.

Aji W. Pahmi, Gambar Teknik Elektro dan Elektronika, Bandung: Armico Bandung,
       2001.

Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, Jakarta: Gramedia, 1985.

Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah
      Jam Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika, suatu eksperimen
      di SLTPN 194”, Disertasi yang tidak diterbitkan, FBS Ikip Jakarta, 1982.

Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Cetakan ke-6) Jakarta: PT RajaGrafindo
      Persada, 2005.

Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian I Progran Keahlian Teknik
      Elektronika Industri, Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2004.

Endang Sri Rejeki, Meningkatkan Minat Belajar Biologi Melalui Model
      Pembelajaran Team Games Tournament, Pelangi Pendidikan, Vol 4 (1) 2001.

Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja
      Rosda Karya, 1990.

Oemar Hamalik, Media Pedidikan, Bandung: Alumni, 1986.

Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,
       1983.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986.

www.google.com/mediapembelajaran/Bab I/pedoman bahan ajar




                                       36

More Related Content

What's hot

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Interpolasi linier
Interpolasi linierInterpolasi linier
Interpolasi linier
elizabethdina
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimStr Balondero
 
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
LKPD kelas 3 semester 1  tema 2 LKPD kelas 3 semester 1  tema 2
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
NonaHemma
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Adelaide Australia
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
Aditya Arga
 
Tema 8 Kebekerjaan SMK
Tema 8 Kebekerjaan SMKTema 8 Kebekerjaan SMK
Tema 8 Kebekerjaan SMK
RUSDHI
 
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
lecturer
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
PT.surga firdaus
 
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
Hamka Cadaz
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum Algoritma
EnvaPya
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajarsidiart
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
eddie Ismantoe
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
Septi Ratnasari
 
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas AkhirContoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
Fajar Sany
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
Uofa_Unsada
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
 
Determinan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers MatriksDeterminan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers Matriks
Annisa Fahmiati Nurzaman
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Interpolasi linier
Interpolasi linierInterpolasi linier
Interpolasi linier
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakim
 
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
LKPD kelas 3 semester 1  tema 2 LKPD kelas 3 semester 1  tema 2
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
 
Tema 8 Kebekerjaan SMK
Tema 8 Kebekerjaan SMKTema 8 Kebekerjaan SMK
Tema 8 Kebekerjaan SMK
 
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
Pt 2 turunan fungsi eksponen, logaritma, implisit dan cyclometri-d4
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
Laporan prakerin jurusan adm perkantoran di PT PLN (persero)
 
Laporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum AlgoritmaLaporan Praktikum Algoritma
Laporan Praktikum Algoritma
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Kontrak belajar
Kontrak belajarKontrak belajar
Kontrak belajar
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
 
Graf Pohon
Graf PohonGraf Pohon
Graf Pohon
 
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas AkhirContoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
Contoh Kata Pengantar dalam Tugas Akhir
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Determinan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers MatriksDeterminan dan Invers Matriks
Determinan dan Invers Matriks
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 

Viewers also liked

Makalah uts pip
Makalah uts pipMakalah uts pip
Makalah uts pipCikoyen
 
Tugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitianTugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitian
Haryadi Vj
 
Proposal Skripsi
Proposal SkripsiProposal Skripsi
Proposal Skripsi
Bambang Sucitro
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
Joni Candra
 
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesis
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesisUnud 410-439046392-cover +abstrak tesis
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesismaftuha
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
Endah Aibara
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Khusnul Kotimah
 

Viewers also liked (7)

Makalah uts pip
Makalah uts pipMakalah uts pip
Makalah uts pip
 
Tugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitianTugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitian
 
Proposal Skripsi
Proposal SkripsiProposal Skripsi
Proposal Skripsi
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesis
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesisUnud 410-439046392-cover +abstrak tesis
Unud 410-439046392-cover +abstrak tesis
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
Jual Beli, Khiyar dan Riba (Fiqih Muamalah)
 

Similar to Proposal penelitian

Proposal PTK richy maryadi 5215083397
Proposal PTK richy maryadi 5215083397Proposal PTK richy maryadi 5215083397
Proposal PTK richy maryadi 5215083397richimaryadi
 
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397richimaryadi
 
Laporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalLaporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk total
Heldy Eriston
 
Kbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematikaKbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematikaJasmin Jasin
 
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
RahmanRangkuti
 
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...fabaeza
 
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
ekofatwa68
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaEko Supriyadi
 
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di Sd
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di SdPemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di Sd
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di SdNASuprawoto Sunardjo
 
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SD
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SDPembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SD
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Modul berbasis komputer
Modul berbasis komputerModul berbasis komputer
Modul berbasis komputer
ambarlestari
 
Metode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJMetode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJ
Yana R. Sopian
 
GAMBAR TEKNIK
GAMBAR TEKNIKGAMBAR TEKNIK
GAMBAR TEKNIK
Zainal Abidin
 
Dasar dasar gambar_teknik
Dasar dasar gambar_teknikDasar dasar gambar_teknik
Dasar dasar gambar_teknik
Zainal Abidin
 
KBK SD 04. matematika
KBK SD 04. matematikaKBK SD 04. matematika
KBK SD 04. matematikaJasmin Jasin
 
Aircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & ElectronicsAircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & Electronics
lombkTBK
 
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdfAljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
JembiseRonald
 
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferalDeaAldy
 
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferal
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferalmendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferal
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferalNurdin Al-Azies
 
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferalEko Supriyadi
 

Similar to Proposal penelitian (20)

Proposal PTK richy maryadi 5215083397
Proposal PTK richy maryadi 5215083397Proposal PTK richy maryadi 5215083397
Proposal PTK richy maryadi 5215083397
 
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397
Proposal PTK_Richy Maryadi_5215083397
 
Laporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalLaporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk total
 
Kbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematikaKbk sma 05. matematika
Kbk sma 05. matematika
 
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
4.2_Dasar-Dasar_Teknik_Jaringan_Komputer_dan_Telekomunikasi.pdf
 
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
 
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
8.3 MODUL AJAR MENGOPERASIKAN APLIKASI PENGOLAH ANGKA-SPREADSHEET.pdf
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronika
 
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di Sd
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di SdPemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di Sd
Pemb. Pengukuran Luas Bgn Datar & Volum Bgn Ruang Di Sd
 
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SD
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SDPembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SD
Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan di SD
 
Modul berbasis komputer
Modul berbasis komputerModul berbasis komputer
Modul berbasis komputer
 
Metode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJMetode Pengembangan PJJ
Metode Pengembangan PJJ
 
GAMBAR TEKNIK
GAMBAR TEKNIKGAMBAR TEKNIK
GAMBAR TEKNIK
 
Dasar dasar gambar_teknik
Dasar dasar gambar_teknikDasar dasar gambar_teknik
Dasar dasar gambar_teknik
 
KBK SD 04. matematika
KBK SD 04. matematikaKBK SD 04. matematika
KBK SD 04. matematika
 
Aircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & ElectronicsAircraft Electrical & Electronics
Aircraft Electrical & Electronics
 
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdfAljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
Aljabar Linier dan Matrik-Joko Soebagyo et.al_compressed.pdf
 
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
 
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferal
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferalmendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferal
mendiagnosis_permasalahan_pengoperasian_pc_dan_periferal
 
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
02. mendiagnosis permasalahan pengoperasian_pc_dan_periferal
 

More from SODRI UNJ

HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHAHARGA KREDIT MOTOR YAMAHA
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHASODRI UNJ
 
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdf
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdfHARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdf
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdfSODRI UNJ
 
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009SODRI UNJ
 
Tugas metlit 2
Tugas metlit 2Tugas metlit 2
Tugas metlit 2SODRI UNJ
 
JURNAL PEVOTE
JURNAL PEVOTEJURNAL PEVOTE
JURNAL PEVOTESODRI UNJ
 
Jurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaJurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaSODRI UNJ
 
Jurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaJurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaSODRI UNJ
 
Jurnal metlit
Jurnal metlitJurnal metlit
Jurnal metlitSODRI UNJ
 
TUGAS JURNAL
TUGAS JURNALTUGAS JURNAL
TUGAS JURNALSODRI UNJ
 

More from SODRI UNJ (13)

HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHAHARGA KREDIT MOTOR YAMAHA
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA
 
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdf
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdfHARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdf
HARGA KREDIT MOTOR YAMAHA.pdf
 
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009
Jurnal dina amalia (5215095035) , pevote vol 4, no.7, september 2009
 
Tugas metlit 2
Tugas metlit 2Tugas metlit 2
Tugas metlit 2
 
JURNAL PEVOTE
JURNAL PEVOTEJURNAL PEVOTE
JURNAL PEVOTE
 
Jurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaJurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amalia
 
Jurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amaliaJurnal metlit dina amalia
Jurnal metlit dina amalia
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jurnal metlit
Jurnal metlitJurnal metlit
Jurnal metlit
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
TUGAS JURNAL
TUGAS JURNALTUGAS JURNAL
TUGAS JURNAL
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 

Proposal penelitian

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN Perbandingan Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Wallchart Dengan Siswa Yang Diajar Tanpa Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta. Disusun Oleh : Mohamad Sodri 5215083405 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul: " Perbandingan Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Wallchart Dengan Siswa Yang Diajar Tanpa Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta" sebagai penelitian tindakan kelas. Dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dari para pembaca demi perbaikan proposal penelitian ini. Semoga proposal Ini dapat disetujui dan dilaksanakan dengan baik. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini dapat tersusun tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil. 2. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. Amin. Jakarta, Desember 2011 Penulis 1
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah………………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah………………………………………………… 6 D. Peumusan Masalah ........................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 F. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............... 9 A. Deskripsi Teoritis .............................................................................. 9 B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 24 C. Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 23 A. Tujuan Operasional Penelitian .......................................................... 23 B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 23 C. Metode Penelitian .............................................................................. 23 D. Desain Penelitian ............................................................................... 23 E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 24 F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………... 25 G. Instrumentasi Penelitian ..................................................................... 26 H. Hipotesis Statistik……………………………………………………. 29 I. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 30 DAFTAR PUSTAKA 3
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen-komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah- sekolah tingkat Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya. Adapun tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: 1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; 4
  • 5. 5 2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; 3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.1 Dalam kurikulum SMK edisi 2004 program keahlian teknik elektronika industri terdapat kompetensi mengoperasikan peralatan industri berbasis peralatan elektronik. Kompetensi tersebut memiliki lima sub kompetensi, diantarnya menguasai gambar teknik elektronika. Menguasai gambar teknik elektronika merupakan salah satu sub kompetensi yang diajarkan pada siswa SMK tingkat satu program keahlian teknik elektronika industri. Pada sub kompetensi ini terdapat kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. Pada kriteria kinerja ini siswa akan mendapatkan pengetahuan dasar dalam mengenal dan mengingat nama dan simbol komponen- komponen elektronika sebelum ketingkat yang lebih jauh seperti pemahaman komponen tersebut dalam suatu rangkaian elektronika. Dalam sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika tampaknya perlu perubahan dalam penyajian materi. Selain siswa dituntut berpikir cerdas, penyajian materi ini cenderung tidak menarik. Hal ini karena guru sebagian besar masih menggunakan 1 Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian I Progran Keahlian Teknik Elektronika Industri, (Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2004), h. 7. 5
  • 6. 6 metode ceramah dan latihan. Pengaruh hal tersebut terhadap siswa menyebabkan nilai blok ini turun. Pada dasarnya sub kompetensi ini banyak yang menyukai, tetapi siswa kesulitan ketika menterjemahkan simbol ke dalam komponen, sementara fungsi, simbol dan komponen hanya berupa hafalan bukan mengerti. Biasanya guru menjelaskan langkah demi langkah disertai dengan gambar. Pada umumnya siswa akan merasa kesulitan ketika harus menuangkannya ke dalam gambar. Contoh kesalahan yang sering terjadi adalah kurang cermatnya siswa ketika menentukan simbol dalam komponen. Kualitas pembelajaran sangat erat kaitannya dengan guru dalam mengelola dan menyajikan ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu kemampuan untuk menciptakan situasi belajar agar lebih baik. Salah satunya adalah dengan memilih media pembelajaran yang tepat bagi siswa sehingga siswa mendapat situasi belajar yang efektif. Seperti yang diterangkan oleh pendapat Usman yang dikutip oleh Sri Rejeki, “Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima variabel, yaitu: (1) menarik minat dan perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif, (3) membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan dalam pengajaran.”2 Oleh karena itu guru dapat menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran, karena dengan alat peraga siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Dengan demikian proses kegiatan belajar mengajar jadi lebih efektif. Berdasarkan uraian diatas, maka untuk meningkatkan daya ingat siswa dalam hal penyampaian materi perlu ada perubahan, guru dapat menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga. Sehingga siswa akan mendapat suasana dan pengalaman yang baru dalam belajar. 2 Endang Sri Rejeki, Meningkatkan Minat Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament, (Pelangi Pendidikan, Vol 4 (1) 2001), h. 1. 6
  • 7. 7 Alat peraga adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.3 Secara umum alat peraga dibagi menjadi dua, yaitu: (1) alat-alat visual dua dimensi, contohnya; wallchart, diagram, slide, film, lembar transparan pada OHP dan lain sebagainya, (2) alat- alat visual tiga dimensi, contohnya; benda asli, model dan diorama. Menjadi seorang pendidik (guru) bukan hal yang mudah bagi setiap orang apalagi dengan tuntutan harus tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, bagi seorang guru memilih alat peraga yang tepat merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan hasil belajar siswa demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan demikian dalam penelitian ini akan diteliti apakah ada perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas timbul beberapa permasalahan, yaitu: 1. Mengapa siswa sulit menyebutkan nama-nama simbol komponen listrik dan elektronika? 2. Apa kesulitan siswa ketika menggambar simbol beserta menentukan nama dari komponen listrik dan elektronika? 3. Mengapa siswa kurang memberikan perhatian ketika guru menyampaikan materi pelajaran? 4. Upaya apa yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika? 3 Oemar Hamalik, Media Pedidikan, (Bandung: Alumni, 1986), h. 12. 7
  • 8. 8 5. Adakah perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 39 Jakarta? C. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada perbandingan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta. Adapun ruang lingkupnya sebagai berikut: 1. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes ulangan harian dan nilai praktik gambar dengan kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. 2. Alat peraga wallchart adalah alat peraga yang isinya berupa gambar bentuk komponen beserta simbol listrik dan elektronika. 3. Tempat penelitian adalah di SMK Negeri 39 Jakarta Kelas I Program Keahlian Elektronika Industri. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik 8
  • 9. 9 elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah ada perbedaan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga wallchart dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika di kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 39 Jakarta. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif media pembelajaran bagi pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan khususnya guru dan calon guru sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dalam proses belajar mengajar di kelas. 9
  • 10. 10 BAB II LANDASAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis 1. Belajar Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya. Seseorang yang belajar akan mendapat pengalaman baru sehingga dengan pengalaman itu menghasilkan perubahan tingkah laku, seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan lain-lain. Slameto mengungkapkan bahwa, “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri, dalam interaksinya dengan lingkungan.”4 Menurut Rusyan perubahan yang merupakan hasil dari proses adalah perubahan yang mempunyai ciri-ciri: a. Perubahan itu intensional, dalam arti pengalaman atau praktek atau latihan itu disengaja dan disadari dilakukan bukan secara kebetulan. Dengan demikian keletihan atau ketudan tidak dapat dipandang sebagai perubahan belajar. b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan. c. Perubahan itu bersifat efektif, dalam arti mempunyai pengaruh tertentu bagi pelajar yang bersangkutan. 4 Slameto, Belajar dan Faktor–faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 2. 10
  • 11. 11 d. Perubahan itu fungsional, dalam arti perubahan hasil belajar itu relative tetap dan setiap saat diperlukan dapat diproduksikan, misalnya dalam memecahkan masalah atau mempertahankan hidup.5 Dengan demikian, dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang melibatkan lingkungan sebagai tempat interaksinya sehingga menghasilkan perubahan dalam pola pikir dan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya. 2. Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada Kurikulum SMK Edisi 2004 dikembangkan mengacu pada nama bidang dan program keahlian yang berlaku pada Kurikulum SMK Edisi 1999. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan zamannya. Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi. Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. 5 A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Karya, 1989), h. 8. 11
  • 12. 12 Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian Pada program keahlian teknik elektronika industri tahapan atau tata urutan kompetensi yang dilatihkan pada peserta didik dalam kurun waktu 3 tahun terdiri dari enam kompetensi yang masing-masing kompetensinya dibagi atas beberapa sub kompetensi. Sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika merupakan bagian dari kompetensi mengoperasikan peralatan industri berbasis peralatan elektronik. Pada kompetensi ini terdiri dari 480 jam pembelajaran yang terbagi atas lima sub kompetensi. Salah satu sub kompetensinya yaitu menguasai gambar teknik elektronika yang dalam hal ini akan diteliti oleh penulis. Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai “bahasa teknik”.6 Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunai ini terdapat banyak macam bahasa dan dialek-dialek yang digunakan sehingga kemungkinan seseorang sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh orang yang berbeda bahasanya. Seseorang yang berkomunikasi secara lisan dengan orang lain yang berbeda bahasa akan menterjemahkan bahasa orang lain tersebut ke dalam 6 Aji W. Pahmi, Gambar Teknik Elektro dan Elektronika, (Bandung: Armico Bandung, 2001), h. 11. 12
  • 13. 13 bahasanya sendiri. Baru setelah itu dapat menterjemahkan bahasa serta kehendak dari orang lain tersebut. Kesulitan semacam ini sangat dirasakan di kalangan orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik. Misalnya, dalam suatu bengkel, seseorang memesan sebuah poros yang sederhana, maka pemesan tersebut harus berbicara dengan pembuatnya. Pembicaraan itu kadang memakan waktu yang lama untuk hasil yang diharapkan. Tentu saja cara diatas tidak efisien dipandang dari segi kehilangan waktu. Untuk mengatasi hal diatas, orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud diatas, orang-orang teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan mereka di bidang teknik dan industri. Jadi dengan demikian gambar memegang peranan penting sebagai alat komunikasi untuk mewujudkan suatu produk teknik. Sebagai bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia, gambar teknik juga mempunyai susunan tata bahasa dan strukturnya. Artinya dalam gambar ada aturan tertentu yang seragam, seragam dalam bentuk dan maksudnya agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua orang. Aturan tersebut dinamai normalisasi/standarisasi. Jadi, dengan gambar teknik kita dapat merealisasikan sebuah gagasan, pengembangan dan perbaikan pada masa yang akan datang. Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dalam bahasa, harus diberikan secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh karena itu, berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar (design drafter). Sebagai guru gambar (instruktur) sangat penting untuk memberikan gambar yang “tepat” dengan mempertimbangkan peserta didik. Untuk pembaca yaitu peserta didik, penting juga berapa banyak keterangan yang dapat dibacanya dengan teliti dari gambar. 13
  • 14. 14 Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa, sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika adalah salah satu mata diklat pada program keahlian teknik elektronika industri yang dalam hal ini mengupayakan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam hal penyampaian ide dan gagasan keteknikannya dibidang elektronika dalam bentuk bahasa yang universal sehingga individu lain mengerti akan ide dan gagasan tersebut. 3. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.7 Menurut Prof. Dr. Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada penerima.8 Sedangkan menurut MC. Luhan, media adalah sarana yang disebut pula channel, karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.9 Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah seperangkat perantara atau medium baik berupa benda hidup (manusia) maupun benda mati yang 7 Azhar Arsyad, media pembelajaran, Cetakan ke-6 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 3. 8 Darhim, Media dan Sumber Belajar Matematika, Modul 1-3, (Jakarta: Karunika Jakarta Universita Terbuka, 1986), h. 1.4. 9 Ibid. 14
  • 15. 15 memiliki fungsi sebagai perantara/pengantar pesan dari komunikator ke komunikan. Media pendidikan adalah sarana yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar mempertinggi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan lain sebagainya.10 Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Oleh karena itu media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Kemudian Asosiasi Pendidikan Nasional (National Educatioan Assosiation / NEA) memberikan batasan dengan menyebut media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, didengar dan dibaca.11 a. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. 10 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 4. 11 Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: RajaGrafindo Perkasa, 1993) h. 6. 15
  • 16. 16 Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli diantaranya Sudjana dan Rivai dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain- lain.12 b. Penggolongan Media Pembelajaran Ronald H. Anderson dalam pemilihan dan pengembangan media untuk pembelajaran membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (introductional aids) dan media pembelajaran (intructional media).13 Alat bantu pembelajaran didefinisikan sebagai perlengkapan atau alat untuk membantu guru menjelaskan materi yang akan disampaikan. Dari pengertian tersebut, maka yang termasuk alat bantu pembelajaran antara lain: OHP, OHT, Film bingkai (slide), Foto, Peta, Poster, Grafik, Wallchart, Flip chart, model, benda sebenarnya, sampai kepada 12 Ibid., h. 24-25. 13 Robinson Situmorang dan Atmi Suparman, Op.Cit, h. 3. 16
  • 17. 17 lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Adapun yang termasuk kedalam golongan media pembelajaran adalah Program Televisi Pembelajaran, Film Pendidikan, Program Audio, Program Berbantu Komputer atau CAI (Computer Assisted Intruction), modul dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa alat bantu pembelajaran penggunaannya disertai dengan keberadaan nara sumber atau guru. Sementara media pembelajaran dapat digunakan sendiri oleh pelajar atau siswa itu sendiri. Perbedaan ini disebabkan oleh keberadaan pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya termuat di dalam media yang digunakan. Sedangkan pada media pembelajaran, pesan yang disampaikan sepenuhnya terdapat pada media yang digunakan. Pesan pada media pembelajaran bersifat interaktif. Nara sumber secara fisik telah tergantikan baik itu dengan audio maupun visualisasi yang ada di dalam media. Contohnya pada media slide bersuara, selain siswa dapat menonton slide yang diproyeksikan, siswa sekaligus dapat mendengarkan rekaman kaset berisi keterangan penjelasan gambar slide yang dilihatnya. Program kaset audio ini sudah sengaja dirancang untuk mendampingi media slide. Gerlach dan Ely menggolongkan media kedalam delapan kategori, yaitu sebagai berikut: 1) Realthings adalah manusia (pengajar), benda yang sesungguhnya (bukan gambar atau model), dan peristiwa yang sebenarnya terjadi. 2) Verbal Repersentations adalah media tulis atau cetak, misalnya buku teks, referensi, dan bahan bacaan lainnya. 17
  • 18. 18 3) Graphic Repersentations adalah misalnya chart, diagram, gambar atau lukisan. 4) Still Picture seperti foto, slide, film strip, Overhead Projector Transparency (OHT). 5) Motion Picture adalah film (movie), tv, video tape, dengan atau tanpa suara, diambil dari kejadian sebenarnya ataupun dibuat dari gambar (graphic repersentations), animasi, dan lain-lain. 6) Audio (recording) seperti pita kaset, reel tape, piringan hitam, sound track pada film ataupun pita pada video tape. 7) Programming adalah kumpulan informasi yang berurutan. Program bisa berbentuk verbal (buku teks) dan bahan bacaan, kumpulan gambar yang disusun menjadi suatu program slide, film strip, film, tv atau video tape. Suatu program mungkin mempergunakan beberapa media sekaligus seperti slide dan tape. 8) Simulations atau sering juga dikenal dengan simulation and game yaitu suatu permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya. 4. Alat Peraga Alat peraga adalah alat bantu yang dapat dilihat dan diraba. Dalam media pendidikan alat peraga sangat membatu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga alat peraga menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup signifikan dalam pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Oemar Hamalik bahwa alat peraga adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.14 Secara umum alat peraga mempunyai nilai untuk mewujudkan, memperkaya dan menarik minat siswa terhadap pelajaran sehingga menambah 14 Oemar Hamalik, Media Pedidikan, (Bandung: Alumni, 1986), h. 12. 18
  • 19. 19 keaktifan belajar, serta membantu guru menyampaikan konsep dengan waktu yang singkat dengan hasil yang maksimum. Dalam belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika, alat peraga sangat membantu siswa karena dapat dilihat langsung sehingga persepsi tentang sebuah konsep akan lebih mudah diserap oleh siswa dan lebih tahan lama melekat dalam benaknya. Hal tersebut telah dikatakan oleh Hermana, bahwa alat peraga adalah alat bantu atau pelengkap yang dipergunakan untuk membantu dalam memperlancar, memperjelas penyampaian konsep, ide, pengertian atau materi pelajaran di dalam atau di luar kelas.15 Menurut Encyclopedi Of Education Research yang dikutip Oemar Hamalik, nilai atau manfaat dari alat peraga tersebut adalah sebagai berikut: a. Dapat melampaui batas pengalaman siswa. b. Dapat melampaui batas-batas ruang kelas. c. Dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya. d. Dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan. e. Dapat memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti. f. Dapat membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar siswa. g. Dapat membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru pada diri siswa. h. Dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh.16 Disamping mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan seorang guru juga harus terampil membuat alat peraga tersebut. Alat peraga yang dibuat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 15 Ah. Hermana, Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Medal Agung, 1984), h. 47. 16 Oemar Hamalik, Op. Cit., h. 16-19. 19
  • 20. 20 a. Rasional sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada. d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktik di sekolah dan bersifat sederhana. e. Fungsional, berguna dalam pelajaran, dapat digunakan guru dan siswa.17 Jadi dapat disimpulkan bahwa, alat peraga adalah alat atau metode yang digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses pendidikan dan pengajaran tersebut. Amir Hamzah Sulaeman membagai alat peraga menjadi dua bagian, yaitu: a. Alat-alat visual dua dimensi 1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh: gambar di karton, grafik, diagram dan lain sebagainya. 2) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh: slide, film, lembar transparan pada OHP dan lain sebagainya. b. Alat-alat visual tiga dimensi. Disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh: benda asli, model dan diorama.18 Dengan menggunakan alat peraga konkrit dalam mengajarkan sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika, maka siswa menjadi termotivasi dalam proses belajar mengajar karena metode mengajar yang berbeda dengan biasanya. 17 Ibid.., h. 18. 18 Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 26. 20
  • 21. 21 a. Wallchart Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Wallchart salah satu alat peraga yang sering digunakan dalam media pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan wallchart materi pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima oleh siswa. Wallchart merupakan komponen utama dalam mengembangkan kerangka proses alur berpikir, dan mampu mendisplaykan secara jelas konsep abstrak dalam belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dan lebih memperjelas dalam proses penyampaian informasi tentang penjelasan materi. Sehingga diharapkan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika akan meningkat terutama pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. Dalam mempersiapkan wallchart paling tidak di dalamnya harus berisi tentang: Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk gambar, bagan atau siklus. Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok. 21
  • 22. 22 Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Bagi seorang instruktur atau guru sebenarnya tidak sulit untuk membuat sebuah alat peraga wallchart hanya dengan sedikit keuletan dan kreatifitas guru dapat membuat alat peraga tersebut. Walaupun demikian dalam penyampaiannya guru harus memperhatikan apakah materi yang hendak disampaikan melalui wallchart tersebut telah tercapai atau belum tujuannya sehingga tidak menghilangkan fungsi wallchart. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wallchart merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. 5. Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika Sebelum mendefinisikan mengenai hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang definisi hasil belajar. Definisi mengenai hasil belajar itu sendiri banyak macamnya. Untuk itu ada baiknya kita lihat beberapa definisi mengenai hasil belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu tertentu.”19 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.”20 19 Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Wijaya, 1982), h. 120. 20 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980), h. 86. 22
  • 23. 23 Untuk mengetahui berhasil atau tiadaknya suatu proses belajar, maka dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati. Suparman memberikan batasan tentang pengertian hasil belajar, “Hasil belajar adalah kemampuan spesifik yang diperoleh seseorang setelah melalui proses latihan dan pendidikan tertentu.”21 Berkaitan dengan hasil belajar pula, yaitu Winarno yang menjelaskan bahwa, “Hasil belajar merupakan proses pendewasaan manusia yang hidup dan berkembang sehingga mengakibatkan manusia selalu berubah.”22 Proses pendewasaan didapat dari adanya proses belajar, tidak mungkin seseorang bisa dewasa tanpa adanya proses belajar. Dengan belajar itu manusia berusaha pula untuk merubah perilaku ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dari uraian beberapa ahli mengenai definisi hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diukur berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jadi hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika adalah perubahan tingkah laku atau perubahan kemampuan yang berkaitan dengan kecakapan, kebiasan dan keterampilan yang terjadi pada siswa setelah melakukan suatu kegiatan belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dalam suatu waktu tertentu. 21 Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah Jam Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika, suatu eksperimen di SLTPN 194”, (Disertasi yang tidak diterbitkan, FBS Ikip Jakarta, 1982), h. 119. 22 Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta: Kanisius), h. 30. 23
  • 24. 24 B. Kerangka Berpikir Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa mendapatkan pengetahuan yang merupakan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. Alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep gambar. Pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika, umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menerjemahkan bahasa verbal ke dalam gambar, sementara yang akan digambar itu adalah simbol. Guru dapat membimbing siswa dengan menggunakan alat peraga wallchart. Setelah siswa paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat membuat gambar, simbol beserta fungsi komponen dengan mengacu pada alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga wallchart guru dapat menyampaikan materi pelajaran dengan mudah kepada siswa. Karena dengan wallchart materi pelajaran yang berupa konsep abstrak akan lebih konkrit diterima oleh siswa.. Jika dilihat dari kedua alat peraga tersebut maka dapat diyakini bahwa alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 lebih unggul dari pada wallchart, sebab gambar yang ditampilkan oleh Microsoft PowerPoint 2000 lebih menarik daripada gambar pada wallchart. Dari uraian tersebut di atas diduga ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Microsoft PowerPoint 2000 dengan siswa yang diajar dengan mengunakan alat peraga wallchart pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. 24
  • 25. 25 C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga wallchart lebih tinggi daripada hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar tanpa mengunakan alat peraga pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. 25
  • 26. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Wallchart lebih tinggi daripada hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar tanpa mengunakan alat peraga . B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 39 Jakarta pada kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri semester II tahun ajaran 2011/2012. Jadwal dan waktu sesuai dengan kurikulum untuk kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan alat peraga Wallchart dan kelompok kedua adalah kelompok yang diajar tanpa menggunakan alat peraga. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu alat peraga sebagai variabel bebas dan hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa sebagai variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini termasuk variabel bertipe kategorik yang berupa alat peraga menggunakan 26
  • 27. 27 Wallchart dan tanpa menggunakan alat peraga .Sementara itu variabel yang berupa hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika tergolong variabel bertipe numerik. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Kelas Perlakuan Pasca Tes (R)E I XE I Y (R)E II XE II Y Keterangan: EI : Kelas eksperimen I (alat peraga Wallchart) E II : Kelas eksperimen II (tanpa alat peraga) XE I : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I XE II : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II Y : Tes akhir yang sama pada kedua kelas R : Proses pemilihan subjek secara acak Data penelitian diperoleh dari hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes pilihan ganda pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, 27
  • 28. 28 kemudian dilakukan pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan: 1. Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 39 Jakarta semester I tahun ajaran 2011/2012. 2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta semester I tahun ajaran 2011/2012. 3. Sampel Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak (random sampling). F. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Yang Diteliti a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Wallchart dan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga. b. Variabel terikat: hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. 2. Data Penelitian Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika yang diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. 28
  • 29. 29 G. Instrumen Penelitian 1. Konsep Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah: skor total Nilai Akhir = 4 2. Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik. a. Pengujian Validitas Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada desain pembelajaran. Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus23: 23 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79. 29
  • 30. 30 Mp Mt p pbi = St q Keterangan: pbi : Koefisien korelasi biserial Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : Rerata skor total St : Standar deviasi dari skor total p : Proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yangbenar (p = ) jumlah seluruh siswa q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak valid (Lampiran 10, hal 117). b. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu24: k s2 pq r11 k 1 s2 Keterangan: r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q k : Banyaknya item 2 s : Varians tes 24 Ibid., h. 100. 30
  • 31. 31 Klasifikasi koefisisen reliabilitas25: r11 : 0,800-1,000 : sangat tinggi r11 : 0,600-0,800 : tinggi r11 : 0,400-0,600 : cukup r11 : 0,200-0,400 : rendah r11 : 0,000-0,200 : rendah sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes sebesar 0,914 (Lampiran 12, hal 120). Hal ini berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai alat ukur. c. Pengujian Taraf Kesukaran Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah26: B P JS Keterangan: P : Indeks Kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran27: 0,00 – 0,29 : Sukar 0,30 – 0,69 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata-rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121). 25 Ibid., h. 75. 26 Ibid., h. 208. 27 Ibid., h. 210. 31
  • 32. 32 d. Pengujian Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan menggunakan28: BA BB D PA PB JA JB Keterangan: D : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda) J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Klsifikasi Daya Pembeda Soal29: D < 0,00 : Sangat jelek D = 0,00 – 0,19 : Jelek D = 0,20 – 0,39 : Cukup D = 0,40 – 0,69 : Baik D = 0,70 – 1,09 : Baik sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara -0,13 – 0,67 dan rata-rata indeks daya pembeda 0,36 (Lampiran 13, hal 121). H. Hipotesis Statistik H0 : 1 = 2 H1 : 1 2 Keterangan: 28 Ibid., h. 213. 29 Ibid., h. 218. 32
  • 33. 33 1: Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Wallchart 2: Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan = 0,05 2 2 Hipotesis Statistik: H0 : 1 2 2 2 H1 : 1 2 Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah30: s12 F= 2 s2 Keterangan: s12 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen I 2 s2 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen II Kriteria pengujian, terima H0 jika: F1 Fhitung F 1 n1 1, n2 1 1 n1 1, n2 1 2 2 b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan = 0,05 Hipotesis Statistik: H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal 30 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249. 33
  • 34. 34 Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah31: L0 maks F z1 S z1 x1 x banyaknya 1 , z 2 ,..., z n yang z 1 z dengan z1 dan S( z 1 ) = s n Keterangan: x : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sampel x1 : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample s : Simpangan baku sampel F z1 : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel 2. Uji Analisis Data Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan = 0,05. Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II 2 2 adalah homogen ( 1 2 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut32: X1 X2 t 1 1 s n1 n2 dengan 31 Ibid., h. 446. 32 Ibid., h. 241. 34
  • 35. 35 n 1 1 s1 n 2 1 s 2 2 2 s n1 n 2 2 derajat kebebasan (dk) = ( n1 n2 2) Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t 1 1 2 Keterangan: x1 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I x2 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II n1 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I n2 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II 2 s1 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I s22 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II s : Varians gabungan 35
  • 36. 36 DAFTAR PUSTAKA A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989. A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1989. Aji W. Pahmi, Gambar Teknik Elektro dan Elektronika, Bandung: Armico Bandung, 2001. Amir Hamzah Sulaeman, Media Audio Visual, Jakarta: Gramedia, 1985. Atwi S. Suparman, “Pengaruh Strategi Instruction, Intelegensi Siswa dan Jumlah Jam Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika, suatu eksperimen di SLTPN 194”, Disertasi yang tidak diterbitkan, FBS Ikip Jakarta, 1982. Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Cetakan ke-6) Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005. Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004 Bagian I Progran Keahlian Teknik Elektronika Industri, Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2004. Endang Sri Rejeki, Meningkatkan Minat Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament, Pelangi Pendidikan, Vol 4 (1) 2001. Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya, 1990. Oemar Hamalik, Media Pedidikan, Bandung: Alumni, 1986. Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986. www.google.com/mediapembelajaran/Bab I/pedoman bahan ajar 36