Makalah ini membahas tentang kapsul, termasuk definisi kapsul, jenis kapsul (keras dan lunak), cara pembuatan kapsul gelatin keras dan lunak, serta sifat-sifat kapsul.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul harus memenuhi syarat keseragaman bobot dan kandungan serta disolusi. Kapsul dapat diberikan secara peroral, per rektal, per vaginal, atau topikal tergantung tujuan pemberiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kapsul sebagai sediaan farmasi. Kapsul dapat berbentuk keras atau lunak yang terdiri dari zat aktif, cangkang, dan zat tambahan. Kapsul diproduksi secara massal menggunakan mesin atau secara manual, kemudian dikemas dan diberi label sesuai persyaratan. Kapsul memiliki keuntungan seperti mudah ditelan namun juga memiliki kerugian sepertu tidak sesuai untuk zat
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul harus memenuhi syarat keseragaman bobot dan kandungan serta disolusi. Kapsul dapat diberikan secara peroral, per rektal, per vaginal, atau topikal tergantung tujuan pemberiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kapsul sebagai sediaan farmasi. Kapsul dapat berbentuk keras atau lunak yang terdiri dari zat aktif, cangkang, dan zat tambahan. Kapsul diproduksi secara massal menggunakan mesin atau secara manual, kemudian dikemas dan diberi label sesuai persyaratan. Kapsul memiliki keuntungan seperti mudah ditelan namun juga memiliki kerugian sepertu tidak sesuai untuk zat
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat formulasi kapsul yang mengandung ekstrak jambu biji dan mengevaluasi kapsul tersebut. Mahasiswa membuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul dengan menambahkan bahan tambahan. Kapsul dievaluasi melalui penentuan keseragaman bobot dan penetapan kadar kuersetin menggunakan KLT densitometri.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai tablet, termasuk definisi, jenis, kriteria, keuntungan, penggolongan, formula umum, dan proses pembuatan tablet. Tablet dijelaskan sebagai sediaan padat yang mengandung bahan berkhasiat dan dapat dikonsumsi secara oral.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul terdiri dari kapsul keras dan lunak, dengan cangkang yang terbuat dari gelatin atau pati. Kapsul memiliki keuntungan seperti menutupi rasa dan bau obat, mudah ditelan, serta dapat menyimpan dua obat secara terpisah. Ada beberapa cara untuk mengisi dan menutup kapsul.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk menyerapkan obat ke dalam tubuh, seperti serbuk, granul, tablet, kapsul, sediaan setengah padat, pasta, salep, larutan, suspensi, dan emulsi. Setiap bentuk sediaan memiliki karakteristik dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembuatan sediaan tablet. Ia menjelaskan definisi tablet, komponen-komponen penting tablet seperti bahan aktif, pengisi, pengikat, dan cara-cara pembuatan tablet melalui granulasi basah, kering, atau kempa langsung. Jenis-jenis tablet dibedakan berdasarkan metode pembuatan, distribusi obat, bahan penyalut, dan cara pemakaian. Hal-hal penting dalam penggunaan tablet juga dijelask
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
Sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI edisiIV)
Sediaankapsuladalahbentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul Keras dan lunak.(FI edisiIII)
Secara umum;Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, yang mengandungsatu bahan macam obat atau lebih dan / atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat formulasi kapsul yang mengandung ekstrak jambu biji dan mengevaluasi kapsul tersebut. Mahasiswa membuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul dengan menambahkan bahan tambahan. Kapsul dievaluasi melalui penentuan keseragaman bobot dan penetapan kadar kuersetin menggunakan KLT densitometri.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai tablet, termasuk definisi, jenis, kriteria, keuntungan, penggolongan, formula umum, dan proses pembuatan tablet. Tablet dijelaskan sebagai sediaan padat yang mengandung bahan berkhasiat dan dapat dikonsumsi secara oral.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul terdiri dari kapsul keras dan lunak, dengan cangkang yang terbuat dari gelatin atau pati. Kapsul memiliki keuntungan seperti menutupi rasa dan bau obat, mudah ditelan, serta dapat menyimpan dua obat secara terpisah. Ada beberapa cara untuk mengisi dan menutup kapsul.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk menyerapkan obat ke dalam tubuh, seperti serbuk, granul, tablet, kapsul, sediaan setengah padat, pasta, salep, larutan, suspensi, dan emulsi. Setiap bentuk sediaan memiliki karakteristik dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembuatan sediaan tablet. Ia menjelaskan definisi tablet, komponen-komponen penting tablet seperti bahan aktif, pengisi, pengikat, dan cara-cara pembuatan tablet melalui granulasi basah, kering, atau kempa langsung. Jenis-jenis tablet dibedakan berdasarkan metode pembuatan, distribusi obat, bahan penyalut, dan cara pemakaian. Hal-hal penting dalam penggunaan tablet juga dijelask
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
Reaksi saponifikasi antara NaOH dan CH3COOC2H5 ditentukan kinetikanya dengan metode konduktometri pada variasi suhu. Hasilnya menunjukkan reaksi berorde kedua dengan konstanta laju reaksi berkisar antara 10-7-10-6 M/s dan energi aktivasi -67 kJ/mol.
Makalah ini membahas tentang antibiotika dengan menjelaskan sejarah penemuan antibiotika oleh Alexander Fleming, definisi antibiotika, prinsip penggunaan antibiotika secara rasional, cara pembuatan dan mekanisme kerja antibiotika, serta pengelompokan jenis antibiotika seperti penisilin dan golongan lainnya.
Makalah ini membahas tentang golongan antibiotika dan anti jamur untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa. Dibahas tentang definisi antibiotika, prinsip penggunaannya, dan golongan utama antibiotika seperti penisilin, aminoglikosida, serta antibiotik spektrum luas dan anti Pseudomonas. Juga dibahas tentang definisi anti jamur dan golongannya.
Kapsul adalah sediaan obat berbentuk bulat atau silinder yang terbungkus dalam cangkang gelatin atau bahan lain. Kapsul memiliki keuntungan seperti mudah ditelan, dapat menutupi rasa dan bau obat, serta dapat mengkombinasikan beberapa obat dalam satu kapsul. Ada dua jenis kapsul, yaitu kapsul keras yang terdiri dari badan dan tutup, dan kapsul lunak yang terdiri dari satu bagian.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembuatan sediaan tablet (compressi). Tablet dibuat dengan cara mengempa campuran serbuk yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Terdapat beberapa metode pembuatan tablet seperti granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pembuatan, distribusi obat, bahan penyalut, dan cara pemakaian. Faktor-faktor penting dalam pembuatan dan pen
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan .
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat atau bahan lain yang dimasukkan ke dalam cangkang gelatin. Terdapat dua jenis kapsul gelatin, yaitu kapsul gelatin lunak dan keras. Kapsul gelatin keras umumnya digunakan untuk menyatukan obat dalam bentuk serbuk, butiran, atau granul dan dapat diisi dengan tangan atau alat. Kapsul memiliki beberapa keuntungan se
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul dibedakan menjadi kapsul keras dan lunak, dan digunakan secara oral, rektal, vaginal, atau topikal. Bahan obat dan bahan tambahan dapat diformulasikan dalam kapsul untuk menyediakan obat dalam bentuk yang menarik dan mudah ditelan.
Menurut Farmakope Indonesia Ed. IV, Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Beratnya dari tablet bervariasi. Tablet oral kira-kira beratnya antara 50 mg-2 gram, umumnya sekitar 200-800 mg sudah termasuk bahan tambahan.
Secara umum, tipe tablet ada 2, yaitu :
a. Compressed Tablet. Tablet ini dibuat dengan tekanan terdiri dari satu atau lebih bahan obat, dengan atau tanpa bahan tambahan yang cocok
b. Molded Tablet. Tablet triturates biasanya mudah pecah dan segera larut. Tablet ini disiapkan bila dokter menghendaki dalam resepnya. Masalahnya kesulitan menemukan bahan pelicin yang larut sempurna dalam air.
1. Biofarmasi mempelajari pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutiknya. Efek obat bergantung pada faktor farmakologi dan formulasinya. 2. Ketersediaan farmasi mengukur kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan untuk diserap tubuh, sedangkan ketersediaan hayati mengukur persentase zat aktif yang tersedia untuk efek terapi. 3. Bentuk sediaan, zat pembantu, dan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan kapsul doksisiklin yang meliputi bahan-bahan, proses pembuatan, dan uji kualitas. Kapsul digunakan sebagai sediaan doksisiklin karena dapat menutupi rasa tidak enak obat serta proses pembuatannya relatif mudah. Ada dua formula yang diusulkan dengan perbedaan penggunaan bahan pengisi. Uji kualitas meliputi keseragaman bobot, waktu hancur, disolusi, dan
Modul ini membahas tentang adaptasi bayi baru lahir yang meliputi perubahan sistem pengaturan suhu, metabolisme glukosa, dan sistem pencernaan. Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhunya sendiri dan bergantung pada cadangan lemak coklat untuk menghasilkan panas tubuh. Metabolisme glukosa bayi juga berubah untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah tali pusat dipotong. Perubahan sistem pencernaan bayi mulai ber
Dokumen tersebut membahas tentang dry syrup, termasuk definisi, komponen, metode pembuatan, uji mutu, dan pengemasan. Dry syrup merupakan bentuk sediaan padat yang dapat direkonsititusi dengan air untuk diberikan secara oral, dan umumnya digunakan untuk obat-obatan yang sensitif terhadap kelembaban. Ada beberapa metode pembuatan seperti pencampuran langsung, granulasi kering, dan granulasi basah. Uji mutu meliputi uk
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai bentuk sediaan farmasi, termasuk obat padat seperti tablet dan kapsul, obat cair seperti larutan, suspensi dan emulsi, serta sediaan setengah padat seperti krim, jelly dan pasta yang digunakan untuk pemberian oral atau topikal. Dibahas pula karakteristik, keuntungan dan kerugian masing-masing jenis sediaan.
Pernikahan menurut Islam adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan yang sah di mata agama untuk membentuk keluarga bahagia dan keturunan yang sah. Tujuannya meliputi memenuhi kebutuhan seksual, mendapatkan keturunan, dan membangun rumah tangga yang harmonis. Rukun-rukun nikah meliputi calon suami dan istri, wali nikah, saksi, serta ijab qabul. Perceraian dapat terjadi k
This document discusses the competencies that teachers should possess which include professional pedagogical competence, individual competence, social competence, and mastery of teaching methods and content material. Teachers are expected to have strong professional skills in pedagogy as well as strong individual characteristics and ability to work with others socially.
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri atas aqidah, syariat, dan akhlak. Aqidah membahas tentang rukun iman seperti beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir. Syariat membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadis, sedangkan fiqih membahas pemahaman ulama terhadap syariat. Ruang lingkup sy
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis air dan najis menurut hukum Islam. Air dibedakan menjadi air murni, air bercampur zat suci, dan air terkena najis. Najis dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat. Setiap jenis najis memiliki cara pembersihan yang berbeda sesuai ketentuan.
Wudhu dapat menghapus dosa, seperti yang dijelaskan dalam hadits bahwa setiap organ yang dibasuh akan menghilangkan dosa yang berkaitan dengan organ tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara melakukan tayammum dan hal-hal yang membatalkannya. Tayammum dilakukan dengan menyapukan debu ke muka dan tangan setelah meniatkannya apabila tidak ada air atau karena sakit, musafir, buang air besar, atau menyentuh perempuan. Hal-hal yang membatalkan tayammum antara lain apabila ditemukan air, sembuh dari sakit, atau hal-hal yang membatalkan w
Agama merupakan aturan hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama manusia. Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak kacau. Agama dapat diklasifikasikan menjadi agama wahyu yang bersumber dari wahyu ilahi dan agama budaya yang bersumber dari budaya. Agama wahyu memiliki kitab suci dan kebenarannya mutlak berbeda dengan agama budaya.
This document discusses the competencies that teachers should possess which include professional pedagogical competence, individual competence, social competence, and mastery of teaching methods and content material. Teachers are expected to have strong professional skills in pedagogy as well as strong individual characteristics and ability to work with others socially.
Dokumen tersebut membahas tentang kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri atas aqidah, syariat, dan akhlak. Aqidah membahas tentang rukun iman seperti beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir. Syariat membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadis, sedangkan fiqih membahas pemahaman ulama terhadap syariat. Ruang lingkup sy
1. MAKALAH TENTANG
KAPSUL
DISUSUN OLEH
NAMA : M. SLAMET RIYANTO
NIM : 12. 71. 13703
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
Farmasetika
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melipatkan Rahmat,
Taufik serta Hidayah-Nya kepada kita semua, serta tak lupa saya haturkan shalawat serta salam
kepada jujungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul KAPSUL ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya, yaitu INVERDA CHOSIDAYATI, S.Si., Apt. Mata Kuliah
Farmasetika.
Akhir kata semoga makalah ini dapat dipertimbangkan penilaiannya dan juga dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Palangkaraya, Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Farmasetika
3. KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………... 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………………… 1
C. Rumusan Masalah…………………..………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN BAB II
A. Pengeritan ………………………………………………………………………….... 2
B. Macam-macam sediaan kapsul……….………………………………………………… 2
C. Kapsul Gelatin Keras dan Lunak………………………………………………. 3
a. Kapsul Gelatin yang Keras……………………………………………………….. 3
1. Ukuran Kapsul……………………………………………………………….. 6
2. Persiapan Pengisian Kapsul Gelatin Keras…………………………………… 6
3. Formulasi kapsul dan Pemilihan Ukuran Kapsul…………………………….. 7
4. Mengisi Cangkang Kapsul……………………………………………………. 10
5. Membersihkan dan Mengilapkan Kapsul…………………………………….. 12
b. Kapsul Gelatin Lunak…………………………………………………………...... 13
1. Pembuatan Kapsul Gelatin Lunak……………………………………………. 13
2. Penerapan Pemakaian Kapsul Gelatin Lunak………………………………… 14
3. Pengawasan, Perhitungan, Pengemasan dan Penyimpanan Kapsul………….. 15
D. Sifat-sifat kapsul………………………………………………………………………. 17
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA
Farmasetika
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana satu bahan semacam
obat atau bahan inert lainnya yang dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil
umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dri gelatin
bisa lunak dan bisa juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan dipasaran
adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk keuntungan dalam
pengobatan. Begitu pula, kapsul dapat dibuat untuk disisipkan kedalam rektum sehingga obat
dilepaskan dan diabsorpsi ditempat tersebut, atau isi kapsul dapat dipindahkan dari cangkang
gelatin dan digunakan sebagai pengukur yang dini dari obat-obat bentuk serbuk Sedikitinya
satu kapsul yang diperdagangkan, Theo-Dur Sprinkle ( Key Pharmacheutikal) yang
dianjurkan dipakai dalam hal-hal sebagaia berikut, untuk anak-anak atau pasien lain yang
tidak dapat menelan tablet atau kapsul. Dianjurkan agar isi kapsul, teofilin anhidrat dalam
bentuk sustained release, ditaburkan diatas sedikit makanan lunak segera sebelum ditelan.
Kapsul, dari bahasa Latin, capsula, “kotak kecil” memiliki banyak arti dalam bidang
farmasi, kapsul adalah tabung kecil, dari zat yang mudah larut di air (semacam agar-agar)
yang mengandung serbuk obat. Serbuk obat biasa dimasukkan kapsul karena lebih mudah
ditelan dan menghindari rasa pahit.
Sediaan kapsul bisa digunakan untuk pemakaian dalam (secara oral, melalui hidung,
melalui rongga tubuh) dan pemakaian Luar (ditaburkan dibagian luar tubuh). Kapsul bisa
ditambahkan bahan bioadesif sehingga bisa melekat dan member efek dalam waktu lama.
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian kapsul.
Untuk mengetahui bentuk kapsul.
Untuk mengetahui macam-macam kapsul.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara pembuatan kapsul ?
b. Bagaimana cara pengisian kapsul ?
Farmasetika
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sediaan kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat
yang telah dihaluskan. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Sediaan kapsul merupakan partikel zat padat yang mempunyai
ukuran 0,1- 10.000 μ. Dalam ilmu farmasi, Cangkang dibuat dari : Gelatin, Pati dan Bahan
Lain yang cocok (FI,Ed,IV)
Kapsul Berbentuk selindris dengan ukuran kapsul bermacam – macam mulai yang
terbesar 000(Untuk Hewan),00,0,1,2,3,4,dan 5.Dalam pengobatan lazim digunakan adalah
0,1,2,3 dan 4 . Kapasitas Kapsul kira – kira antara 30 mg – 600 mg dan tergantung berat jenis
serbuknya.
Keuntungan sediaan kapsul yaitu:
Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
Lebih enak dipandang
Mudah ditelan.
B. Macam-macam sediaan kapsul
1. Berdasarkan Konsistensi :
- kapsul keras
- kapsul lunak
2. Berdasarkan Cara Pemakaian :
- per oral
- per rektal
- per vaginal
- topikal
3. Berdasarkan Tujuan Pemakaian :
- untuk manusia
- untuk hewan
Farmasetika
6. C. Kapsul Gelatin Keras dan Lunak
a. Kapsul Gelatin yang Keras
Kapsul gelatin yang keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli farmasi
masyarakat dalam menggabungkan obat-obatan secara mendadak dan dilingkungan para
penbuat sediaan farmasi dalam memproduksi kapsul umumnya. Cangkang kapsul kosong
dibuat darii campuran gelatin, gula dan air, jernih tidak berwarna dan pada dasarnya tidak
memepunyai rasa. Gelatin, USP, dihasilkan dari hidrolisis sebagian dari kolagen yang
diperoleh oleh kulit, jaringan ikat putih dan tulang belakang binatang-binatang. Dalam
perdagangan didapat gelatin dlam serbuk bentuk halus, serbuk kasar, parutan, serpihan-
serpihan atau lembaran-lembaran. Gelatin bersifat stabil diudara bial dalam keadaan
kering, akan teteapi mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau
bial disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu kapsul gelatin yang lunak
mengandung lebih banyak uap air daripada kapsul keras, pada pembuatannya
ditambahkan bahana pengawet utnuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul.
Biasanyan kapsul keras gelatin mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan
dalam lingkungan dengan kelembaban yang tinggi, penambahan uap air akan diabsrobsi
oleh kapsul dan kapsul kers ini akan rusak dari bentu kekerasannya. Sebaliknya dalam
lingkingan udara yang sangat kering. Seabagian dari uap air yang terdapat dalam kapsul
gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi rapuh serta mungik akan remuk bila
dipegang.
Karena uapa air bisa diabsorbsi atau dilpaskan olah kapsul gelatin, tergantung pada
keadaan lingkungan, maka merupakan perlindungan fisik sederhana bila memasukan
bahan higroskopis atau yang mudah mencair, Biala akan disimpan dalam ruangan dengan
kelembapan tinggi, Bukan merupakan hal yang tidak lazim, kapsul dari bahan yang
mudah dipenfaruhi kelembapan dikemas dalam wadah yang mengandung kantung”zat
pengering” untuk mencegah kapsul mengabsorbsi uap air dari udara. Dengan atau
tanpa”zat pengering” seperti itu kapsul umumnya harus disimpan dalam suasana dengan
kelembapan yang rendah.
Farmasetika
7. Walaupun gelatin tidak laurt dalam air dingin tetapi akan melunak setelah
mengabsorbsi air yang beratnya mencapai 10 kali berat gelatin. Beberapa pasien lebih
senang menelannya dalam keadaan basah oleh air atau saliva, kerena kapsul ini akan
melunak dan dan lebih dapat meluncur dalam tenggorokan dibandingkan dengan kapsui
kering. Gelatin larut dalam air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul
gelatin melepaskan isinya dengan cepat. Gelatin sebagai protein yang dicerna dan
diabsorbsi.
Cangkang kapsul keras gelatin harus dibuat dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan
bagian tutupnya yang lebih pendek. Kedua bagian saling menutupi bila dipertemukan,
bagian tutup akan menyelubungi bagian tubuh secara tepat dan ketat. Angkang dibuat
secara mekanis dengan mencelupkan batang atau pasak sebesar ukuran yang diinginkan
kedalam suatu wadah yang penuh campuran gelatin yang sedang mencair, Kepekatannya
diatur oleh temperatur sesuai apa yang diinginkan. Pasak ini terbuat dari bahan pangan
yang disepuh perunggu ( manganese bronze) dan dilekatkan pada sebuah lempeng dan
dapt mencapai 500 pasak per-lempeng. Tiap lempeng dapat diturunkan secara mekanis
sehingga pasak-pasaknya dapat dicelup dalam wadah gelatin yang meleleh dalam periode
waktu tertentu. Untuk mendapatkan bagian kapsul dengan panjang dan tebal yang
diinginkan. Kemudian pasak-pasak dan lempeng tadi diangkat perlahan-lahan dari wadah
gelatin dan gelatin yang melekat dikeringkan perlahan-lahan akibat pengaturan
temperatur dan kelembapan udara. Bila sudah kering, tiap bagian dirapikan sesuai dengan
panjangnya, lalu kedua bagian dipertemukan dengan menggunakan mesin, yang penting
harus diperhatikan dinding bagian badan kapsul tebalnya harus sedemikian rupa agar
bagian tutup dapat cukup dan tepat menyelubunginya. Biasanya pasak untuk bagian tutup
pasti harus lebih besar sedikit dari pada pasak untuk bagian badan dari kapsul. Dalam
produksi pencelupan, pengeringan, merapikan dan mempertemukan kedua bagian kapsul
sebanyak pasak yang terdapat dalam lempeng berputar berulang-ulang memasuki dan
keluar dari wadah gelatin leleh.
Beberapa metode pembuatan kapsul secara khusus terdapat pada pabrik farmasi. Satu
cara pemberian warna pada gelatin digunakan dalam pembuatan kapsul. Pewarna yang
dapat digunakan untuk membuat bagan dari badan dan tutup dari cangkang kapsul boleh
warna yang sama maupun berlainan. Dengan berbagaia kombinasi dari bagian-bagian
kapsul, akan lebih manis, jelas tampaknya dan kekhususan kapsul dapat disiapkan.
Kapsul tidak tembus cahaya dapat juga disiapkan untuk membuat produksi farmasi
pemanis yang khas. Kapsul ini dibuat dengan menambahkan bahan yang tidak larut
seperti titan oksida kedalam campuran gelatin. Kapsul untuk tembus cahaya yang
berwarna dapat disiapkan dengan menggunakan kedua zat yaitu bahan pembuat tidak
tembus cahaya dan pewarna.
Farmasetika
8. Pengusaha pabrik dapat mengubah pembuatan pasak yang biasanya berbentuk bulat
menjadi kapsul cangkang yang diproduksi mempunyai bentuk yang khas. Dengan
meruncingkan ujung pasak ( cetakan ) pembuatan bagian badan cangkang kapsul dan
membundarkan bagian tutupnya, seorang pengusaha pabrik menyiapkan kapsulnya
mudah dibedakan dari kapsul produk lain.7 Pabrik lain menghasilkan kapsul dengan
kedua ujung baik bagian badan maupun tutupnya meruncing tapi tidak sampai dengan
ujungnya.8 Pengusaha pabrik lain-lainya juga membuat kekhususan dari kapsul tahan
pecah, tahan bocor, dengan merekatkan sambungan antara kedua bagian cangkang kapsul
menggunakan pita gelatin berwarna.9 Melepaskan pita jelas harus dengan merusak,
sehingga pita tidak dapat dipasangkan kembali tanpa suatu usaha yang besar dan
melekatkan lagi dengan gelatin.
Penemuan baru pada rancangan cangkang kapsul adalah the snap fitTM, coni- SnapTM
dan coni- Snap suproTM sebagai suatu kapsul gelatin keras. Bentuk snap fitTM asli
memungkinkan kedua belah cangkang kapsul secara sempurna bergabung pada celah
pengunci pada dinding cangkang. Kedua celah ini cocok satu sama lainnya sehingga
menjamin penutupan kapsul yang telah diisi. Selama proses penutupan tubuh kapsul
dimasukan ketutup kapsul, dengan laju pengisian kapasitas tinggi dari mesin-mesin
pengisi kapsul modern ( lebih dari 180.000 kapsul per jam ), sobeknya kapsul ( “
telescoping “ ) dan/peotnya cangkang kapsul terjadi dengan kontak yang sedikit antara
kedua bagian bibir kapsul ketika keduanya bergabung. Masalah ini pada dasarnya terjadi
pada cangkang kapsul yang berdinding lurus, mengakibatkan perkembangan “ Coni Snap
Capsule” dimana bibir tubuh kapsul tidak lurus tetapi meruncing sedikit. Hal ini
mengurangi bibir kapsul bersentuhan waktu penggabungan dan perlu untuk mengurangi
sobeknya kapsul. Pada “ Coni Snap Supro Capsul” bagian atas kapsul diperpanjang
sedemikian rupa, diatas bagian bawah yang hanya sisi yang dibundarkan, dapat dilihat
pada. Membuka kapsul seperti itu yang sudah terisi adalah sulit karena permukaan
sebelah bawah memberikan permukaan yang kurang mencengkam untuk menarik kedua
belahan tersebut. Hal ini meningkatkan usaha pengamanan dai isi dan keutuhan kapsul.
Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya dalam bab ini, pada pembbuatannya kapsul
bisa dicetak dengan tulisan-tulisan monogram-monogram daripengusaha pabrik, berupa
kekuatan atau kadar obatnya dalam kapsul, kode yang dirancang untuk mengidentifikasi
produk, atau beberapa simbol lain supaya produknya menjadimkhas dan memudahkan
untuk membedakan dari produk pabrik lainnya.
Farmasetika
9. 1. Ukuran Kapsul
Kapsul gelatin kosong dibuat dengan berbagai macam ukuran, bervariasi baik
panjang maupun diameternya. Pemilihan ukuran tergantung pada berapa banyak isi
bahan yang akan dimasukan kedalam kapsul dan dibandingkan dengan kapasitas isi
dari cangkang kapsul. Karena kepadatan dan penekanan dari serbuk atau campuran
serbuk akan menentukan berapa jumlah yang dapat ditampung dalam kapsul karena
tiap bahan mempunyai sifat-sifat tersendiri. Maka tidak ada pengaturan yang ketat
untuk menentukan ukuran kapsul yang tepaat untuk diisi oleh serbuk atau formula
tertentu. Bagaimanapun sebagai perbandingan dengan serbuk-serbuk yang dikenal
ciri-ciri khususnya . Dan mula-mula ditetapkan ukuran rata –rata dari kapsul yang
dapat menampung bahan obat. Setelah percobaan-percobaan baru diambil kesimpulan
akhir. Untuk diberikan kepada manusia, kapsul kosong ukuran berkisar daro 000 yang
terbesar sampai no 5 yang terkecil yang ada dipasaran, baik yang berwana maupun
yang tidak. Ukuran kapsul yang lebih besar dipakai dalam kedokteran hewan.
Kapsul gelatin keras memungkinkan ruang gerak yang lebih luas bagi penentuan
obat dalam resep oleh seorang dokter, dimana seorang ahli farmasi dapat sasaran
mendadak menyiapkan kapsul yang mengandng bahan obat secara tubggal atau dalam
kombinasi dengan dosisi yang sesuai dengan kebutuhan seorang pasien tertentu.
Tingkat keleluasaan ini merupakan kelebihan bentuk kapsul daripada tablet yang
tidak disiapkan saat ini difarmasi masyarakat.
2. Persiapan Pengisian Kapsul Gelatin Keras
Persiapan pengisian kapsul gelatin keras dapat dibagi dalam tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan dan pengembangan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul
2. Pengisian cangkang kapsul
3. Pembersihan dan pemolesan kapsul yang tidak terisi
Farmasetika
10. 3. Formulasi kapsul dan Pemilihan Ukuran Kapsul
Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara sekitar 65 mg
– 1 gram bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lain yang
diperlukan. (no 5) biasanya dapat menampung isi paling sedikit 1 gram atau 65 mg
serbuk dari jenis yang dipakai sebagai obat.Aggar kapsul dapat diisisecara penuh
biasanya dipakai kapsul dengan ukuran terkecil, Biasanya bahan yang dibutuhkan
paling sedikit 65 mg. Bila dosisi obat atau jumlah obat yang akan dimasukan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan bahan
pengisi yang cocok dalamjumlah yang tepat pada bahan obat supaya dapat memenuhi
isi kapsul. Bila jumlah bahan obat yang akan diberikan dalam satu kapsul cukup besar
untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan, Laktosa biasanya
dipakai sebagai bahan pengisi dalam pengisian kapsul.
Dalam banyak hal dimana jumlah obat yang dimasukan dalam satu kapsul, berada
pada kisaran dosis lazim obat ; satu kapsul diminnum sebagai satu dosis pengobatan
tersebut. Dalam hal lain khususunya bila jumlah obat yang merupakan dosis lazim
jumlahnya terlalu besar untuk dimasukan kedalam satu kapsul, Untuk obat seperti itu,
dosisinya dibagi-bagi dan diperlukan dua kapsul atau lebih. Bagi banyak zat obat ,
dosis pertama lebih besar daripada dosis-dosis berikutnya, dalam kasus seperti itu
lebih banyak jumlah kapsul diperlukan pada awal terapi daripada terapi selanjutnya.
Pada umumnya mula-mula ditentukan jumlah obat yang akan dimasukkan kedalam
sebauah kapsul dan baru kemudian jumlah bahan pengisi atau bahan inert jika ada,
berdasarkan kebutuhan tambahan dalam formulasi atau untuk memisahkan komponen
kimia yang tidak tersatukan dalam formulasi atau sebagai pelincir untuk memudahkan
mengalirnya serbuk ketika menggunakan mesin pengisi kapsul yang otomatis.
Magnesium stearat biasanya dipakai sebagai pelincir pada pembuatan kapsul dan
tablet untuk memudahkan mengalirnya bahan obat masuk kedalam mesin pembuat
tablet atau kapsul. Meskipun sejumlah kecil dari magnesium stearat umum dipakai (
seringnya kurang dari 1%) karateristik sebagai persediaan air dari bahan yang tidak
larut ini dapat menimbulkanpersoalan paa penetrasi dari bentuk sediaan padat oleh
cairan lambung yang bertujuanmelarutkannya. Hambatan terhadap penetrasi cairan
dan air dapat menunda kelarutan dan absorpsi obat. Dalam praktek penambahan
surfaktan dalam formulasi tablet dan kapsul untuk membantu pembasahan dari bahan
obat ketika masuk kedalam cairan pencernaan, secara luas diikuti dalam kondustri.
Keuntungan dari penambahan zat pembasah dalam formulasi kapsul litium karbonat
untuk menambahvkelarutan, telah didemonstrasikan.” Bahkan dalam beberapa hal
dimana magnesium stearat atau pelincir lainnya yang tidak larut dalam air tidak
digunakan dalam formulasi kapsul, ketika gelatin dari cangkang kapsul melarut,
Farmasetika
11. Serbuk dari obat yang kelarutannya kecil, cenderung mengambang pada permukaan
cairan dan menggumpal untuk kemudian mengurangi kontak udara cairan dan bila
pembasahan tidak terjadi secepatnya , pelarutan akan tertunda.
Apakah dengan adanya pelincir, Surfaktan atau beberapa bahan tambahan obat
lainnya, formulasi dapat mempengaruhi bioavailabilitas bahan obat dan dapat
menyebabkan perbedaan efek obat, dimana bisa dihadapkan antara dua produk
kapsul dengan bahan obat yang sama.
Campuran eutectic dari obat atau campuran obat yang cenderung mencair,
mungkin membutuhkan pengisi atau absorben seperti magnesium karbonat, kaolin
atau magnesium oksida ringan untuk memisahkan unsu-unsur yang bila terjadi kontak
akan bereaksi secara kimia dan mengabsorbsi bahan-bahan yang dapat mencair.
Umumnya bila bahan-bahan ini digunakan untuk tujuan tersebut maka dipakai kurang
lebih 120 mg untuk tiap kapsul. Obat-obat yang tidak tersatukan secara kimia dalam
suatu formulasi, mungkin dapat dipisahkan secara fisika dengan cara yang sama.
Metode lain untuk mengatasi obat-obat tidak tersatukan dalam kapsul yaitu dengan
cara menempatkan bahan yang dapat mengganggu kedalam kapsul kecil, lalu kapsul
kecil ini dimasukan kedalam kapsul yang lebih besar yang terisi komponen dari
formulasi lainnya, disamping kapsul kecil maka tablet kompresi dapat juga digunakan
untuk tujuan ini.
Penggunaan tablet kedalam kapsul juga merupakan hal yang biasa terjadi bila
terpaksa harus mengisi sejumlah kecil kapsul segera sebelum digunakan, supaya tiap
kapsul mengandung sedikit obat yang poten. Dalam hal ini ahli farmasi memasukan
sebuah tablet kecil dari obat poten dengan kadar yang diinginkan kedalam tiap
kapsul. Utnuk mengisi penuh ruangan kapsul yang tersisa dipakai sejumlah bahan
khusus yang kurang penting supaya beratnya lebih sesuai dan/atau bila perlu
ditambah bahan-bahan pengencer inert.
Bahan-bahan padat yang akan ditempatkan dalam kapsul harus tercampur
sempurna sebelum kapsul dapat diisi. Harus dipertimbangkan masalah kepadatan dan
ukuran partikel serbuk-serbuk yang diberikan dalam kombinasi bila akan diisikan
kedalam kapsul. Campuran serbuk-serbuk lebih menyatu bila ukuran partikel dan
kepadatannya hampir sama.
Kapsul gelatin tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan
gelatin dan menimbulkan kerusakan kapsul . Biasanya hal ini akan cepat
menghilangkan kandungan cairan dari kapsul. Tetapi beberapa cairan tertentu atau
minyak atsiri yang tidak mengganggu stabilitas cangkang gelatin, mungkin dapat
Farmasetika
12. dimasukkan kedalam kapsul gelatin, lalu disegel untuk menjamin penyimpanan
cairan tersebut, Dalam skala kecil, seorang ahli farmasi biasanya mnmpatkan cairan
kedalam badan cangkang kapsul dengan memakai penetes/pipet obat yang telah
dikalibrasi, dengan hati-hati dan tidak ada cairan yang tumpah dari kapsul. Kemudian
sikat bulu untu yang kecil daipakai untuk melapisi permukaan dalam bagian tutup
kapsul dengan air atau cairan gelatin hangat lalu segera diselubungkan kepada bagian
badan kapsul dengan satu kali gerakan memutar untuk meratakan cairan tadi sebagai
segel. Dalam produksi skala besar cairan-cairan ini ditempatkan dalam kapsul gelatin
lunak yang disegel sewaktu proses pembuatannya dipabrik. Kapsul lunak akan
dibahas kemudian dalam bab ini.
Daripada menempatkan ciran dalam kapsul mungkin dalam keadaan tertentu lebih
baik mengabsorbsi sebagian cairan dengan suatu serbuk absorben yang inert.
Kemudian serbuk ini dimasukan kedalam kapsul dengan cara yang biasa. Apabila
cairan ini mudah menguap mungkin kapsulnya perlu disegel.
Jumlah formula yang disiapkan
Dalam industri dengan skala kecil atau besar, formula yang yang disiapkan
adalah jumlah obat dan pengisi yang dibutuhkan untuk dimasukan kedalam
sejumlah kapsul yang diinginkan. Dalam skala industri ini berartiberibu-ribu
kapsul. Sedangkandalam farmasi masyarakat mungkin satu resep perorangan
hanya membutuhkan 6-12 kapsul dalam pengolahan pada saat itu. Adanya sedikit
kehilangan bahan yang akan diisikan selama pembuatan campuran (serbuk) atau
diwaktu proses pengisian kapsul, tidak akan memberi pengaruh berarti pada
penbuatan dalam industri, akan tetapi pada skala kecil misalnya pada pembuatan
resep, kehilngan sedikit bahan yang akan diisikan dapat memberi akibat yang
cukup besar untuk kapsul yang terakhir. Untuk menjamin isi yang cukup untuk
kapsul terakhir padanpembuatan mendadak dari kapsul dalam jumlah kecil.
Lingkungan farmasi umumnya memperhitungkan satu kapsul berlebih daripada
yang diinginkan pada persiapannya. Ara ini tidak dapat dilakukanuntuk kapsul
yang mengandung bahan-bahan yang dikontrol, karena jumlah obat yang
digunakan dan yang disebutkan dalam resep harus sangata tepat.
Pemilihan ukuran kapsul
Pemilihan dari ukuran yang paling baik ketika formulasi dikembangkan,
karena jumlah bahan inert yang digunakan tergantung pada ukuran atau kapasitas
kapsul yang dipilih. Apbila formulasi dari bahan obat tidak memerlukan pengisi
untuk menambah jumlah serbuknya, maka ukuran kapsul boleh ditetapkan setelah
pengembangan dan persiapan formulasi. Sebagaimana telah diketahui, untuk obat-
Farmasetika
13. obat dengan dosis besar, jumlah obat dalam kapsul mungkin tidak perlu sama
dengan dosis obat tersebtut sepenuhmya. Kapsul lebih kecil mengkin dibutuhkan
dalam keadaan-keadaan tertentu dimana obat akan dipakai oleh pasien yang
sangat muda atau orang tua sekali dan mungkin diperlukan lebih dari satu kapsul
untuk memberikan dosis dari obat. Kejadian dimana diperlukan kekhususan untuk
kapsul kecil, mula-mula ukuran kapsul ditetapkan dan formulasi dapat
berdasarkan atas ukuran kapsul. Tergantung pada keadaan dan kebutuhan pasien,
ukuran kapsul ditentukan berdasarkan formulasi atau formulasi terpaksa diubah
oleh karena ukuran kapsul.
Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi oleh
campuran obat dan bagian tutupnya diselubungkan serapat-rapatnya. Bagian tutup
bukan sja berfungsi sebagai penutup tapi juga menekan dan menahan, oleh karen
itu ukuran kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.
4. Mengisi Cangkang Kapsul
Cara manual
Dalam pengisian kapsul dalam jumlah kecil di bidang farmasi biasanya digunakan
metode punch. Dalam metode ini para ahli farmasi mengabil sejumlah tertentu dalam
kapsul untuk diisi obat dari wadah persediannya. Dengan menghitung kapsul yang
dikeluarkan sebagai langkah pertama, bukan mengambil kapsul kosong dari
persediaan dan masing-masing lalu diisi, seorang ahli farmasi menghindari kesalahan
dari jumlah kapsul yang diisi dan menghindarkan kapsul kosong dalam persediaan
dari pencemaran yang mungkin terbawa melalui ujung-ujung jarinya. Serbuk yang
akan dimasukan kedalam kapsul diletakan diatas selembar kertas bersih atau lempeng
gelas atau lempeng porselen dan dengan sudip dijadikan seperti barang yang
tingginya ¼ – 1/3 dari tinggi bagian bdan kapsul. Kemudian bagian badan kapsul
yang kosong dipegang antara jempol dan telunjuk tangan lalu dipukul-pukulkan /
ditekan –tekankan (punch) secara vertikal kepada serbuk dengan betuk padatan tadi
sehingga terisi penuh. Beberapa ahli farmasi dalam kerjanya memakai sarung tangan
Farmasetika
14. operasi atau sarung tangan dari karet agar kapsul tidak tersentuh jari yang telanjang.
Karena jumlah serbuk yang masuk kedalam kapsul tergantung pada tingkat
penekanan, maka ahli farmasi akan menekannya setiap kali memasukan obat dengan
gaya dan tenaga yang sama dan setelah kapsul ditutup, ditimbang untuk mengetahui
keseragaman dan ketelitian pengisian. Apabila bahan obat yang tidak berpotensi
diisikan kedalam kapsul, kapsul pertama yang diisi harus ditimbang ( dengan
menggunakan kapsul kosong yang sama ukurannya diletakkan pada piring timbangan
sebelah kiri untuk menghitung berat cangkang). Untuk membantu menetukan ukuran
kapsul yang tepat dan tngkat tekanan yang digunakan pada waktu mengisi kapsul,
kapsul-kapsul lain secara periodik ditimbang untuk mengamati keseragaman
pekerjaan ini. Apabilaobat brpotensi yang diisikan , maka tiap kapsul harus ditimbang
setelah pengisiannya untk menjamin ketepatannya. Pertimbangan seperti ini akan
mencegah terjadinya kesalahan mengisi, kurang tekanan atau kurang mengisikan
obat. Setelah bagian badan kapsul diisi dan dtutup oleh bagian tutupnya, maka bagian
badan diputar sambil ditekan perlahan-lahan agar menjadi padat sampai diujung
tutupnya sehingga hasil produksi ini bagus penampilannya. Beberapa ahli farmasi
malah memasukkan obat juga kedalam bagian tutup kapsul sebelum dipertemukan
dengan potongan badannya. Tetapi harus dijaga agar tidak terlalu penuh waktu
mengisi kedua bagian kapsul. Bagian harus cukup ketika diselubungkan kebagian
badan kapsul.
Bahan granul yang tidak mungkin dimasukan dalam kapsul dengan metode
punch, mungkin harus dituangkan kedalam kapsul satu per satu dengan kertas serbuk
setelah ditimbang lebih dahulu.
Mengunakan mesin
Para ahli farmasi yang sehari-hari atau sering menyiapkan kapsul dapat
menggunakan mesin kapsul yang dioperasikan dengan tangan. Mesin-mesin ini
Farmasetika
15. tersedia dengan kapasitas 24,96,100 dan 144 kapsul. Jika dioperasikan secara efisien,
maka produksinya mencapai sampai sekitar 2.000 kapsul perhari kerja dengan mesin
terkecil dan sampai 2.000 kapsul; perjam kerja dengan mesin terbesar.
Mesin-mesin yang dikembangkan untuk digunakan dalam bidang industri dapat
secara otomatis membuka tutup dari kapsul kosong, mengisi dan memasang kembali
tutupnya dan membersihkan bagian luar kapsul dengan kecepatan sampai 165.000
kapsul perjam. Kebanyakan mesin industri pengisian kapsul dirancang untuk mengisi
bagian badan kapsul dengan serbuk obat dan membuang kelebihannya sebelum
ditutup. Oleh karena itu formulasi setiap kapsul yang diolah stiap industri harus
sedemikian rupa isi dari bagian mengandung jumlah serbuk sesuai dengan jumlah
obat dan pengisi yang ada secara tepat. Pengamatan secara periodik dilakukan selama
proses produksi dengan cara mengambil kapsul yang sedang diproduksi dan
ditimbang untuk mengamati jumlah seluruh serbuknya dan menetapkan kadar dari
bahan aktifnya.
USP mempunyai persyaratan standar untuk keseragaman isi dan perbedaan berat
yang harus diterapkan untuk menjamin keseragaman tiap kapsul. Ringkasan
pengujian ditetapkan sebagai berikut :
Keseragaman isi tetapkan kadar 10 kapsul, satu per satu sebagaimana
dicantumkan dalam monografi masing-masing bahan. Persyaratan untuk keseragaman
dosis terletak antara 85 sampai 115% dari yang disyaratakan dalam monografi atau
yang ditentukan dalam label. Bila suatu atau lebih unit dosis berada diluar batas
tersebut, maka unit tambahan harus ditetapkan kadarnya dan selanjutnya diperoleh
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam USP.
5. Membersihkan dan Mengilapkan Kapsul
Pada kapsul yang disiapkan dalam skala kecil maupun besar mungkin ada serbuk
dan formulasinya yang berceceran diluar kapsul. Serbuk ini mungkin pahit atau tidak
enak rasanya sehingga harus dibersihkan sebelum dikemas dan diedarkan demi
penyempurnaan penampilannya dan untuk memelihara mutunya supaya tidak
mempunyai rasa lain dalam pemakaiannya. Pada produksi skala kecil, kapsul ini
dapat dibersihkan satu per satu dengan kain kasa atau kain potongan kecil. Pada
produksi skala besar umumnya mesin pengisi kapsul digabungkan dengan alat
pembersih kapsul yang membersihkan bahan yang berlebih sebelum kapsul itu
dilepaskan dari peralatannya. Gambar 6-16 memperlihatkan metode membersihkan
dan mengkilapkan kapsul gelatin keras dengan menggunakan alat Accela-ota.
Farmasetika
16. b. Kapsul Gelatin Lunak
Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin di mana gliserin atau alkohol polivalen dan
sorbitol ditambahkan supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Kapsul-kapsul ini
yang mungkin bentuknya membujur seperti elips atau seperti bola dapat digunakan untuk
diisi cairan, suspensi, bahan berbentuk pasta atau serbuk „leering.12 Biasanya pada
pembuatan kapsul ini, mengisi dan menyegelnya dilakukan secara berkesinambungan
dengan suatu mesin khusus. Kapsul lunak yang kosong dibuat dan diberi segel dalam
keadaan kedap udara (untuk mencegah kempis dan saling melekat satu dengan lainnya),
untuk pengisian kapsul akan dilakukan kemudian, tapi cara ini jarang dilakukan.
Kapsul gelatin lunak menjadi bermanfaat, bila diperlukan langsung disegel begitu
obat masukke dalam kapsul. Kapsul menjadi sangat pen-ling‟bila diisi dengan obat-obat
cair atau larutan obat. Begitu juga obat dari bahan-bahan yang mudah menguap atau obat
yang mudah mencair bila terkena udara. Untuk obat-obat ini lebih sesuai menggunakan
kapsul lunak daripada kapsul keras.
Kapsul lunak bentuknya bagus dan lebih mudah ditelan oleh pasien, Tetapi
membuatnya tidak mudah kecuali dalam industri skala besar dan menggunakan peralatan
khusus.
1. Pembuatan Kapsul Gelatin Lunak
Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara proses lempeng dengan
menggunakan seperangkat cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan cara die
process (berputar atau bolak-balik) yang lebih efisien dan pro-duktif. Yang dimaksud
dengan proses lempeng adalah sebagai berikut: Selembar gelatin hangat yang tidak
berwarna ditempatkan pada per mukaan cetakan bagian bawah dan obat yang cair
dituangkan ke dalam-nya baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan di
atasnya dan ditekan. Jadi tekanan ini bertindak sebagai pembuat kapsul. Pengisian
Farmasetika
17. bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu yang ber-samaan secara
serentak, kemudian kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut
yang tidak mengganggu atau merusak kapsul. Mesin-mesin yang berkecepatan tinggi
telah dikembangkan untuk pem-buatan kapsul dengan cara proses lempeng dan telah
digunakan dalam industri sekarang ini.
Akan tetapi, kebanyakan pembuatan kapsul lunak dalam industri besar •dilakukan
dengan cara rotary die process, suatu metode yang dikembangkan oleh Robert P.
Scherer pada tahun 1933. Dengan metode ini eairan gelatin yang dituangkan dari
tangki yang terletak di atas, diben-tuk enjadi dua buah pita yang berurutan oleh mesin
rotary die. Dalam waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisi-kan dan telah
diukur, dimasukkan di antara kedua pita secara tepat, ketika itu dies membentuk
kantung-kantung dari pita gelatin. Kemudian kantung-kantung gelatin yang telah
terisi, disegel dengan tekanan dan panas dan kapsul-kapsul ini akan terlempar dari
pita dengan proses yang sama. Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dalam berbagai
macam bentuk . antara lain, bundar, lonjong, bentuk pipa, membujur, dan lain-
lainnya. Kapsul-kapsul tersebut dapat juga dibuat dengan satu atau dua macam warna,
yang terakhir dengan dua macam warna diberikan dari pemakaian pita gelatin yang
berbeda warnanya untuk membuat belahan kapsul. Mesin Kapsul Accogel merupakan
penyesuaian yang modern dari metode ini dikembangkan oleh Lederle Laboratories,
suatu mesin yang memungkin-kan pemasukan serbuk kering atau cairan ke dalam
kapsul gelatin lunak. Dengan menggunakan suatu adaptor, mesin ini dapat
memasukkan tablet yang dibentuk sebelumnya ke dalam lapisan gelatin.
Proses dengan die yang bolak-balik kerjanya sama dengan proses yang berputar
dalam hal pembuatan pita gelatin dan digunakan untuk mengisi obat, tapi berlainan
dalam proses pengisian obat. Pita-pita gelatin dima-sukkan di antara sepasang die
yang vertikal dan secara terus-menerus mem-buka dan menutup membentuk jajaran-
jajaran kantung pada pita gelatin. Kantung-kantung ini diisi dengan obat dan ditutup
serta disegel, kemu-dian dibentuk dan dipotong dari lapisan, di mana kapsul tersebut
men-jadi lebih baik setelah melalui mesin. Begitu kapsul ini dipotong dari pita, kapsul
tersebut jatuh ke dalam tangki yang didinginkan, yang mencegah-nya untuk saling
melekat satu sama lain dan menjadi tumpul.
2. Penerapan Pemakaian Kapsul Gelatin Lunak
Kapsul gelatin lunak dapat digunakan untuk mengisi macam-macam jenis bahan,
bentuk cair dan kering. Cairan yang dapat dimasukkan ke dalam kapsul gelatin lunak
termasuk‟
Farmasetika
18. 1. Yang tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak
menguap, seperti minyak menguap dan minyak nabati, hidrokarbon aromatik dan
hidrokarbon alifatik, hidrokarbon yang diklorinasi, eter, ester, alkohol dan asam
organik.
2. Yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap seperti poli etilen glikol
dan surfaktan nonionik seperti polisorbat 80.
3. Yang tersatukan dengan air dan kelompok komponen yang tidak menguap seperti
propilen glikol dan isopropil alkohol, tergantung pada faktor-faktor seperti
konsentrasi yang diperlukan dan keadaarr kemasannya.
Cairan yang mudah berpindah ke cangkang kapsul tidak dapat dimasukkan ke
dalam kapsul gelatin lunak. Bahan-bahan ini termasuk air di atas 5%, senyawa
organik yang larut dalam air dengan berat molekul rendah dan senyawa yang mudah
menguap seperti alkohol keton, asam amino dan ester-ester. Zat padat dapat
dimasukkan ke dalam kapsul gelatin lunak dalam bentuk larutan dalam cairan pelarut
yang cocok sebagai suspensi atau sebagai serbuk kering, granul atau bahan yang
dibentuk pelet.
Di antara obat-obat dalam perdagangan yang disiapkan dalam kapsul gelatin
lunak adalah: ethchlorvynol (Placidyl, Abbott), demeclocycline HC1 (Declomycin,
Lederle), chlorotrianisene (TACE, Merrell Dow), chloral hydrate (Noctec, Squibb),
digoxin (Lanocaps, Burrough Wellcome), vitamin A dan vitamin E.
3. Pengawasan, Perhitungan, Pengemasan dan Penyimpanan Kapsul
Kapsul-kapsul hasil produksi skala kecil ataupun skala besar tidak hanya diuji
tentang kadar dan keseragamannya saja, tetapi juga harus dilakukan pemeriksaan
secara visual maupun elektronik, supaya tidak terdapat suatu kekurangan pada
penampilannya. Semua kapsul yang diproduksi dengan metode yang sama harus
seragam dan sesuai dengan warna, isi dan bentuknya. Di mana seorang ahli farmasi
secara mendadak membuat campuran obat untuk diisikan ke dalam kapsul di farmasi
masyarakat, dia harus hati-hati dalam menyiapkan kapsul yang seragam dan sama.
Dalam pembuatan kapsul skala besar, mesin pembuat kapsul otomatis yang
berkapasitas tinggi mampu memproduksi sejumlah besar kapsul secara serentak dan
hal ini harus diawasi secara visual atau secara elektronik, setelah kapsul yang
diproduksi meninggalkan mesin dan masuk ke dalam ban berjalan. Bila sejumlah
kapsul bergerak/berjalan terlalu cepat maka beberapa kerusakan mungkin terjadi
dalam mekanisme pembuatan kapsul ini dan perlu diperiksa oleh masinisnya.
Dalam bidang farmasi kapsul-kapsul yang dibuat baru atau kapsul yang diambil
dari kemasan dalam persediaan kapsul dari pabrik biasanya dihi-tung dengan tangan,
Farmasetika
19. dengan menggunakan nampan penghitung yang sudah dirancang untuk
rnempermudahkan perhitungan dan menjamin kebersihan pemindahan kapsul ke
dalam wadah yang terakhir. Nampan hitung Abbott, merupakan salah satu contph
nampan hitung. Dalam menggunakan nampan ini, seorang ahli farmasi akan
menuangkan kapsul atau tablet dari sum-bernya ke dalam nampan yang bersih dan
dengan menggunakan sudip menghitung jumlah kapsul atau tablet yang diperlukan,
setelah dihitung disapunya ke dalam bak. Bila jumlah yang sudah betul ber-ada
dalam‟ bak, ahli farmasi menutupkan penutup bak, mengam-bil kembali nampan,
mengembalikan kapsul-kapsul yang tidak ter-hitung ke dalam wadah kapsul yang
belum dihitung, yang letaknya di mulut bagian belakang nampan tersebut, tempatkan
isi dari resep pada bagian bak yang terbuka dan dengan hati-hati pindahkan kapsul
atau tablet tadi ke dalam wadah, dengan cara ini kapsul atau tablet akan tetap tidak
tersentuh oleh tangan ahli farmasi. Untuk mencegah pencemaran jika telah selesai
menghitung, nampan harus dibersihkan, terutama setelah digunakan untuk
menghitung tablet yang tidak disalut, karena serbuk cenderung menempel pada
nampan.
Dalam skala besar, seperti yang terjadi dalam farmasi rumah sakit, mesin hitung
otomatis yang kecil dan mesin pengisi wadah menjadi lebih populer dan berguna.
Beberapa mesin hitung ini.
Dalam skala industri, bentuk sediaan padat dapat dihitung mengguna-kan
semacam nampan hitung yang besar. Operatornya menuangkan se-jumlah dosis di
atas nampan dengan kolom-kolom dalam jumlah tertentu, memutar nampan sampai
setiap kolom terisi tablet atau kapsul, dan sisanya dibiarkan ke luar dari nampan.
Kemudian yang telah dihitung dalam kolom tadi dipindahkan ke dalam wadah.
Metode ini secara luas telah diganti dengan peralatan yang sangat otomatis, baik
dalam perhitungan maupun penuangannya ke dalam wadah. Mesin-mesin telah
dikembangkan untuk menghitung dan mengisi berlusin-lusin atau lebih wadah secara
simultan, pemasangan tutup, menggerakkan botol yang telah diisi dalam jalur
produksi, di mana pengawasan pemasakan label dan pengemasan akhir memasukkan
ke dalam karton dilakukan dengan sekali tempuh. Gambar 6-23 memperlihatkan salah
satu dari mesin tersebut.
Kapsul biasanya dikemas dalam wadah dari plastik, beberapa berisi kan-tung
bahan petigering untuk mencegah terjadinya absorpsi kelebihan uap air oleh kapsul.
Kapsul lunak mempunyai kecenderungan yang lebih besar dibandingkan dengan
kapsul keras untuk melunak dan melekat satu sama lainnya. Kapsul-kapsul ini haras
disimpan pada tempat yang dingin dan keririg. Pada kenyataannya semua kapsul
Farmasetika
20. tahan lama disimpan dalam wadah yang tertutup dengan segel di tempat dingin
dengan kelembapan rendah.
Unit dosis dan kemasan dalam strip dari sediaan bentuk padat, khu-susnya oleh
seorang ahli farmasi diberikan pada pelayanan di rumah perawatan orang tua dan
rumah sakit, menyediakan pemeliharaan keber-sihan dari obat-obatan, memudahkan
pengenalan dan keamanan dalam pertanggungjawaban pengobatan. Jenis peralatan
untuk mengemas strip dalam skala kecil dan kemasan unit dosis kapsul dan tablet
dalam per-dagangan di perlihatkan berturut-turut.
D. Sifat-sifat kapsul
Kapsul memiliki sifat – sifat yang menguntungkan yaitu :
1. Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
2. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Tepat untuk Oat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang tidak enak
4. Bentuk Kapsul Mudah ditelan dibanding bentuk tablet
5. Catatan : Setelah cangkang larut dalam lambung dan bahan aktif bebas serta
6. terlarut maka akan terjadi proses absoropsi yang terjadi di Gastro
7. intestinal (GIT).
Bahan yang dapat merusak cangkang kapsul antara lain adalah :
1. Mengandung campuran eitecticum (memiliki titik lebur lebih rendah daripadatitik lebur
semula pada zat yang dicampur) sehingga menyebabkan kapsul rusak atau lembek. Hal
ini diatasi dengan menambahkan baha yang inert pada masing-masing bahan, baru kedua
bahan dicampurkan.
2. Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti KI, NaI, NaNO2
akan merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karenameresap air dari cangkang
kapsul. Sehingga penambahan bahan inert dapatmenghambat proses ini.4
3. Serbuk yang mempunyai bobot jenis ringan atau berbentuk kristal harus digerusterlebih
dahulu sebelum dimasukkan dalam kapsul.
4. Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan denganmenambahkan bahan
inert baru dimasukkan ke dalam kaspul.
5. Untuk minyak lemak dapat langsung dimasukkan dalam kapsul kemudianditutup tetapi
minyak yang mudah menguap harus diencerkan terlebih dahuludengan minyak lemak
sampai kadarnya 40% sebelum dimasukkan ke dalamkapsul agar tidak merusak dinding
kapsul.
Farmasetika
21. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut
2. Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak (capsulae molles).
3. Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot, waktu hancur,
keseragaman sediaan dan uji disolusi..
4. Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahanyang dipergunakan.
5. Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan
dengan alat mesin
Farmasetika