Capital budgeting is a method of estimating the financial viability of a capital investment over the life of the investment. Unlike some other types of investment analysis, capital budgeting focuses on cash flows rather than profits. Capital budgeting adalah sebuah proses evaluasi bisnis guna menilai layak tidaknya sebuah proyek/rencana besar perusahaan dilaksanakan. Sementara itu, pengertian capital budgeting dalam manajemen keuangan adalah proses menganalisa input dan output sebuah proyek dari segi finansial guna memastikan proyek tersebut mencapai profit diharapkan.
Di antara proses bisnis lainnya, capital budgeting adalah yang paling esensial. Jika dalam proses capital budgeting tidak disepakati, maka proyek perusahaan sebesar apapun tidak boleh dimulai. Saat capital budgeting dilakukan, divisi keuangan biasanya mempertimbangkan 2 kepentingan, yaitu 1) kepentingan profit masa depan, dan 2) kepentingan investor.
2. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk keputusan bisnis adalah keputusan
penganggaran modal (capital budgeting). Keputusan ini
terkait dengan bagaimana menentukan pilihan investasi
terbaik dan menguntungkan diantara berbagai alternatif
investasi yang ada.
Outline pembahasan capital budgeting akan meliputi:
1. Arti penting keputusan penganggaran modal
2. Metoda-metoda penilaian investasi
3. Estimasi aliran kas
2
3. ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL
Capital budgeting terdiri dua kata kunci yaitu:
1. capital yang artinya aset-aset jangka panjang yang
digunakan dalam investasi (produksi),
2. budget yang berarti suatu rencana yang berisi rincian
aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash
outflow).
Capital budgeting bisa diartikan sebagai keseluruhan
proses analisis proyek-proyek dan pemilihan proyek
yang akan dijadikan pilihan investasi, yang berbasis
pada analisis aliran kas masuk dan kas keluar proyek.
3
4. ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL
Mengapa Capital budgeting penting?:
1. Melibatkan jumlah dana investasi yang biasanya cukup besar dan
jangka waktu yang cukup panjang.
2. Keputusan penganggaran modal yang tidak tepat bisa
membawa konsekuensi yang sangat serius. Jika
terlalu tinggi, akan memunculkan kapasitas investasi
(produksi) yang menganggur (iddle capacity).
Jika terlalu kecil, mungkin kehilangan pangsa pasar atau
kapasitas yang tidak penuh.
3. Keputusan penganggaran modal mengandung muatan
keputusan stratejik (misal: keputusan pembuatan produk baru
atau keputusan untuk memasuki pasar baru).
4
5. 5
JENIS PROYEK
Ada dua sifat proyek yang perlu diperhatikan
dalam capital budgeting:
1. Proyek yang saling meniadakan (mutually
exclusive projects), berarti bahwa jika suatu
proyek sudah terpilih, maka alternatif proyek
yang lainnya akan ditolak.
2. Proyek yang independen (independent projects),
proyek-proyek yang aliran kasnya tidak
terpengaruh oleh keputusan diterima atau
ditolaknya suatu proyek yang lain.
6. ALIRAN KAS INVESTASI
INITIAL CASH FLOW /INVESMENT
OPERTIONAL CASH FLOW
TERMINAL CASH FLOW
7. 1. Initial Cash Flows (Investasi)
Kas yang dikeluarkan pada awal investasi yang
manfaatnya lebih dari stu tahun Misalnya:
1. Kas yang dikeluarkan untuk Pengurusan
surat ijin
2. Pembelian tanah dan bangunan
3. Nilai perolehan mesin pemasangan
4. Nilai perolehan peralatan yang dibutuhkan.
5. Modal kerja
ALIRAN
KAS
INVESTASI
8. OPERATIONAL CASH FLOW
Penerimaan kas operasi
Penjualan
Penerimaan sewa, bunga dan lain-lain
Pengeluaran Kas Operasi
Biaya operasi
Biaya sewa
biaya kas lain-lain
Aliran kas bersih
9. TERMINAL CASH FLOW
Terminal Cash flow
Penerimaan kas dari penjualan aktiva sisa(residu)
Penerimaan Kembali Modal kerja
10. Laba –rugi liran Kas
Pendapatan Rp1.000 kas masuk Rp1.000
Biaya Tunai Rp 500 kas keluar Rp 500
Biaya non tunai Rp 300
laba sebelum pajak Rp 200
pajak 25% Rp 50 kas keluar Rp 50
laba bersih Rp 150 kas masuk bersih Rp 450
kas masuk bersih = Laba bersih + biaya non tunai =
150+ 300 =450
11. metoda PENILAIAN INVESTASI
Pada umumnya ada lima metoda yang biasa
dipertimbangkan dalam penilaian investasi, yaitu:
1. payback period
2. Discounted payback period.
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Modified internal rate of return (MIRR).
6. Accounting rate of return/ avarage rate of return
11
12. PAYBACK PERIOD
Merupakan metoda formal tertua dibanding metoda penilaian
investasi lainnya. Kriteria yang dipakai adalah seberapa cepat
suatu investasi bisa kembali. Jika waktu pengembalian (payback
period) proyek tersebut lebih pendek daripada umur proyek, maka
proyek akan diterima, dan sebaliknya.
Masalah utama yang dihadapi oleh metoda ini adalah:
1. Tidak adanya suatu standar yang dapat digunakan untuk
menentukan payback period maksimum yang disyaratkan
sebagai angka pembanding.
2. Diabaikannya nilai waktu uang (time value of money) dan
tidak mempertimbangkan penerimaan kas setelah periode
payback.
12
13. CONTOH ALIRAN KAS
13
-1.000 500 400 300 100
Proyek A (jutaan rupiah)
-1.000 100 300 400 600
Proyek B (jutaan rupiah)
14. PAYBACK PERIOD
Contoh: Berdasarkan tabel data di atas, maka PP proyek ABC:
PPA = tahun sebelum full recovery +
= 2 tahun + Rp100/Rp300
= 2,33 tahun.
PPB = 3 tahun + Rp200/Rp600
= 3,33 tahun
14
16. DISCOUNTED PAYBACK PERIOD
Contoh: Berdasarkan data di atas, maka PP proyek A:
DPPA = tahun sebelum full recovery +
= 2 tahun + Rp214/Rp225
= 2,95 tahun.
PPB = 3 + Rp360/Rp410
= 3,88 tahun
16
an
bersangkut
tahun
pada
kas
Aliran
untuk
cashflow
Kekurangan very
full recoo
17. NET PRESENT VALUE
Kiteria yang dipergunakan adalah membandingkan nilai
sekarang investasi (initial investment) dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
(operational dan terminal cash flow).
Apabila Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol
(positif) maka proyek tersebut akan diterima, dan jika
NPV lebih kecil dari nol (negatif) maka proyek tersebut
ditolak. Untuk menghitung nilai sekarang (present
value), kita perlu menentukan tingkat bunga (discount
factor) yang dianggap relevan.
17
18. NET PRESENT VALUE
Dengan menggunakan data yang sama dan
menganggap biaya modal 10%, maka besarnya NPV
adalah sebagai berikut:
NPV = -1.000 +
= -1.000 + 454,5 + 330,58 + 225,39 + 68,3
NPV =Rp78,82 (diterima, karena NPV positif).
18
4
)
10
,
0
1
(
100
3
)
10
,
0
1
(
300
2
)
10
,
0
1
(
400
)
10
,
0
1
(
500
19. INTERNAL RATE OF RETURN
Dasar keputusan yang dipergunakan adalah membandingkan
hasil perhitungan tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi (present value of initial investment)
dengan nilai sekarang penerimaan-peneriamaan kas bersih di
waktu yang akan datang.
Suatu usulan proyek akan diterima apabila tingkat bunga
hasil perhitungan IRR lebih besar daripada tingkat bunga
relevan (keuntungan yang disyaratkan). metoda ini walaupun
sudah mempertimbangkan nilai waktu uang, namum dalam
aplikasinya masih terdapat beberapa kelemahan jika
dibandingkan dengan metoda NPV.
19
20. INTERNAL RATE OF RETURN
Berdasarkan data-data proyek diatas, maka besarnya
IRR adalah:
0 = -Rp1.000+
IRR = 14,5%, diterima karena lebih besar dari
biaya modal 10%.
20
4
)
1
(
100
3
)
1
(
300
2
)
1
(
400
)
1
(
500
IRR
IRR
IRR
IRR
21. metoda MODIFIED INTERNAL RATE OF
RETURN (MIRR)
Dari pembandingan kedua metoda NPV dan IRR, metoda NPV secara
teoritis terbukti sebagai metoda yang lebih baik dibanding metoda IRR.
Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak praktisi yang lebih senang
menggunakan metoda IRR dalam pemilihan proyek, meskipun metoda
ini secara teoritis tidak lebih baik dibanding metoda NPV. Untuk itulah
kemudian dikembangkan metoda yang merupakan modifikasi atas
metoda IRR, yang disebut sebagai metoda Modified Internal Rate of
Return (MIRR).
Rumus untuk menghitung MIRR adalah:
PV Cost = PV Terminal Value
PV Cost = (1.8a)
PV Cost = (1.8b)
21
n
n
1
t
t
n
t
MIRR)
(1
k)
(1
CIF
22. MIRR: Contoh
Contoh: Misalkan suatu proyek ABC dengan investasi awal 100 juta,
dan aliran kas seperti dalam tabel dibawah ini. Hitunglah berapa
MIRR proyek ABC tersebut?
0 1 2 3 4
Proyek ABC - 1.000 500 400 300 100
330
484
665,5
Terminal Value (TV) = 1.579,50
PV of TV 1000
NPV 0
22
k = 10%
k = 10%
k = 10%
MIRR= 12,1%