Benzen dan senyawa aromatik lainnya dapat mengalami substitusi melalui reaksi elektrofilik. Benzen bereaksi dengan halogen, nitrat, asil, dan alkil untuk memberikan produk monosubstitusi. Benzen terdisubstitusi dapat diberi nama berdasarkan posisi substituen, dan substituen pertama dapat mempengaruhi reaksi substitusi selanjutnya melalui efek aktivasi atau deaktivasi.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Teks tersebut membahas teori orbital molekul dan teori medan ligan dalam menjelaskan sifat-sifat senyawa kompleks. Teori orbital molekul mempertimbangkan interaksi elektrostatik dan kovalen antara atom pusat dan ligan, sehingga membentuk orbital molekul baru. Teori medan ligan melihat pengaruh energi orbital logam akibat interaksi dengan ligan. Kedua teori ini berperan penting dalam menjelaskan sifat warna, kemagnetan
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Benzen dan senyawa aromatik lainnya dapat mengalami substitusi melalui reaksi elektrofilik. Benzen bereaksi dengan halogen, nitrat, asil, dan alkil untuk memberikan produk monosubstitusi. Benzen terdisubstitusi dapat diberi nama berdasarkan posisi substituen, dan substituen pertama dapat mempengaruhi reaksi substitusi selanjutnya melalui efek aktivasi atau deaktivasi.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
Teks tersebut membahas teori orbital molekul dan teori medan ligan dalam menjelaskan sifat-sifat senyawa kompleks. Teori orbital molekul mempertimbangkan interaksi elektrostatik dan kovalen antara atom pusat dan ligan, sehingga membentuk orbital molekul baru. Teori medan ligan melihat pengaruh energi orbital logam akibat interaksi dengan ligan. Kedua teori ini berperan penting dalam menjelaskan sifat warna, kemagnetan
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan sikloalkana. Menguraikan struktur, penamaan, sifat fisika, dan reaksi kimia dari senyawa-senyawa tersebut. Termasuk penjelasan mengenai isomer, konformasi pada alkana dan sikloalkana, serta reaksi halogenasi dan pembakaran alkana.
Salam Penulis : Trisna Bagus Firmansyah,
Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jangan lupa like dan Share, berbagi ilmu tidak akan mengurangi ilmu kita kok :)
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
1. Dokumen tersebut membahas tentang penentuan gugus fungsi pada senyawa organik melalui reaksi adisi menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4, FeCl3, dan asam kromat.
2. Dilakukan uji terhadap alkana (heksana), alkohol (etanol), dan fenol untuk mengetahui tingkat ketidakjenuhan dan jenis gugus fungsionalnya.
3. Hasilnya menunjukkan heksana bersifat jenuh
Reaksi eliminasi adalah reaksi di mana atom-atom tertentu dihilangkan dari senyawa, mengubah ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap. Terdapat beberapa jenis reaksi eliminasi seperti dehidrogenasi, dehidrasi, dan dehidrohalogenasi. Reaksi eliminasi dapat berlangsung secara bimolekuler (E2) atau unimolekuler (E1) melalui pembentukan karbokation sebagai zat antara. Faktor-fak
Mekanisme reaksi eliminasi meliputi tahapan-tahapan yang terjadi pada reaksi eliminasi, jenis reaksi eliminasi berdasarkan molekul yang dilepaskan, posisi H yang tereliminasi, kinetika reaksinya (E1 atau E2), dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi dan produk yang dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi cair-cair daun pandan untuk menentukan nilai koefisien distribusi. Metode ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan komponen dari ekstrak daun pandan menggunakan kloroform sebagai pelarut organik. Nilai koefisien distribusi kemudian dihitung untuk sistem organik/air.
Stabilitas suatu senyawa kompleks dipengaruhi oleh atom pusat, ligan, dan harga konstanta stabilitas (βn). Semakin besar nilai βn, semakin stabil kompleks tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik khususnya karbon dan ikatan kimianya. Pembahasan meliputi teori oktet dan hibridisasi atom karbon, serta penjelasan tentang alkana dan sikloalkana."
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep dasar dalam ikatan kimia, mulai dari konfigurasi elektron gas mulia, aturan oktet, jenis-jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan rangkap, serta konsep terkait seperti keelektronegatifan, struktur Lewis, dan penyimpangan aturan oktet.
Molekul dan struktur kimia dapat terbentuk melalui ikatan kimia antar atom. Terdapat beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, koordinasi, dan logam. Setiap jenis ikatan memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi sifat zat hasil ikatan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan sikloalkana. Menguraikan struktur, penamaan, sifat fisika, dan reaksi kimia dari senyawa-senyawa tersebut. Termasuk penjelasan mengenai isomer, konformasi pada alkana dan sikloalkana, serta reaksi halogenasi dan pembakaran alkana.
Salam Penulis : Trisna Bagus Firmansyah,
Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jangan lupa like dan Share, berbagi ilmu tidak akan mengurangi ilmu kita kok :)
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Makalah ini membahas tentang sintesis asetanilida dari anilin dan asam asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi ini melibatkan anilin sebagai nukleofil dan asam asetat glasial sebagai elektrofil. Mekanisme reaksinya terdiri atas dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara.
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
1. Dokumen tersebut membahas tentang penentuan gugus fungsi pada senyawa organik melalui reaksi adisi menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4, FeCl3, dan asam kromat.
2. Dilakukan uji terhadap alkana (heksana), alkohol (etanol), dan fenol untuk mengetahui tingkat ketidakjenuhan dan jenis gugus fungsionalnya.
3. Hasilnya menunjukkan heksana bersifat jenuh
Reaksi eliminasi adalah reaksi di mana atom-atom tertentu dihilangkan dari senyawa, mengubah ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap. Terdapat beberapa jenis reaksi eliminasi seperti dehidrogenasi, dehidrasi, dan dehidrohalogenasi. Reaksi eliminasi dapat berlangsung secara bimolekuler (E2) atau unimolekuler (E1) melalui pembentukan karbokation sebagai zat antara. Faktor-fak
Mekanisme reaksi eliminasi meliputi tahapan-tahapan yang terjadi pada reaksi eliminasi, jenis reaksi eliminasi berdasarkan molekul yang dilepaskan, posisi H yang tereliminasi, kinetika reaksinya (E1 atau E2), dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi dan produk yang dihasilkan.
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi cair-cair daun pandan untuk menentukan nilai koefisien distribusi. Metode ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan komponen dari ekstrak daun pandan menggunakan kloroform sebagai pelarut organik. Nilai koefisien distribusi kemudian dihitung untuk sistem organik/air.
Stabilitas suatu senyawa kompleks dipengaruhi oleh atom pusat, ligan, dan harga konstanta stabilitas (βn). Semakin besar nilai βn, semakin stabil kompleks tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik khususnya karbon dan ikatan kimianya. Pembahasan meliputi teori oktet dan hibridisasi atom karbon, serta penjelasan tentang alkana dan sikloalkana."
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada pelarut tertentu. Teknik ekstraksi digunakan untuk pemisahan cepat dan bersih baik untuk analisis maupun pekerjaan preparatif. Terdapat dua jenis ekstraksi utama yaitu ekstraksi cair-cair yang menggunakan pelarut dan ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet. Pemilihan pelarut yang tepat dipengaruhi oleh faktor se
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep dasar dalam ikatan kimia, mulai dari konfigurasi elektron gas mulia, aturan oktet, jenis-jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan rangkap, serta konsep terkait seperti keelektronegatifan, struktur Lewis, dan penyimpangan aturan oktet.
Molekul dan struktur kimia dapat terbentuk melalui ikatan kimia antar atom. Terdapat beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, koordinasi, dan logam. Setiap jenis ikatan memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi sifat zat hasil ikatan tersebut.
Reaksi adisi elektrofilik merupakan reaksi kimia dimana molekul elektrofil bergabung dengan ikatan rangkap alkena, menghasilkan senyawa yang lebih besar. Reaksi ini terjadi karena elektrofil terserang oleh elektron pada ikatan pi alkena yang memiliki kepadatan elektron tinggi. Contohnya adalah reaksi etena dengan hidrogen bromida yang menghasilkan bromoetana.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang beberapa konsep dasar kimia organik seperti pemutusan ikatan, ikatan polar dan non-polar, momen ikatan dan dipol, gaya tarik antar molekul, ikatan sigma dan pi, hibridisasi orbital karbon, nitrogen dan oksigen, serta konsep resonansi dan pergeseran elektron.
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Senyawa kimia dibahas dalam dokumen ini meliputi ikatan kimia, penyimpangan aturan oktet, kepolaran dan keelektronegatifan, serta bentuk molekul. Jenis-jenis ikatan kimia dijelaskan seperti ikatan ionik, kovalen, koordinasi, dan logam. Aturan oktet dapat disimpang untuk senyawa dengan elektron valensi kurang atau ganjil, serta senyawa dengan oktet berkembang. Kepolaran ikatan dan keele
Bab 4 membahas berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, logam, serta pengecualian aturan oktet. Ikatan ion terbentuk melalui pertukaran elektron antara unsur logam dan nonlogam, sedangkan ikatan kovalen terbentuk dari berbagi elektron. Aturan oktet menjelaskan kecenderungan unsur untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang beberapa jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, ikatan kovalen, perbedaan senyawa ion dan kovalen, serta ikatan hidrogen. Di antaranya menjelaskan bahwa ikatan ion terjadi karena gaya elektrostatik antara ion positif dan negatif, sedangkan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron oleh dua atom.
Bab 4 membahas berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, logam, dan pengecualian aturan oktet. Ikatan terbentuk karena interaksi elektron antaratom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia. Rumus senyawa dapat diramalkan berdasarkan jumlah elektron yang dilepas dan diserap untuk mencapai konfigurasi oktet.
2. 1. Pendahuluan
2. Intermediate reaktif
3. Nukleofil and elektrofil
4. Tipe reaksi
5. Ions versus radicals
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Reaktivitas dan
Mekanisme, mahasiswa memahami dan menjelaskan
berbagai jenis reaksi dan mekanisme yang dapat terjadi
pada senyawa organik
4. PEMECAHAN IKATAN KOVALEN
tak simetris Simetris
(heterolitik) (homolitik)
+ +
• Ion berisi elektron yang • Radikal bebas berisi elektron
berjumlah genap yang berjumlah ganjil.
• Reaksi ionik/polar • Reaksi radikal
5.
6. • Intermediate reaktif merupakan spesies berumur pendek
yang tidak pernah berada dalam jumlah/konsentrasi besar
karena spesies terebut akan segera bereaksi begitu
terbentuk.
• Pada umumnya intermediate reaktif merupakan penggalan
molekul (seperti radikal bebas), sering memiliki atom
dengan jumlah ikatan tak lazim.
• Intermediate reaktif umumnya mengandung atom karbon
dengan hanya dua atau tiga ikatan.
• Spesies seperti itu akan bereaksi cepat dengan berbagai
macam senyawa untuk membentuk produk yang lebih
stabil, yaitu senyawa dengan atom karbon tetravalen.
7. • Meskipun intermediate reaktif merupakan senyawa yang
tak stabil, tetapi spesies tersebut sangat penting dalam hal
mempelajari Kimia Organik.
• Kebanyakan mekanisme reaksi organik melibatkan
intermediate reaktif.
• Jika kita ingin memahami mekanisme reaksi dan mengusul-
kan suatu mekanisme reaksi, maka kita harus mengetahui
bagaimana spesies reaktif tersebut terbentuk dan
bagaimana spesies tersebut bereaksi.
8. Spesies dengan atom karbon trivalen (memiliki 3 ikatan)
diklasifikasikan menurut muatannya, yang tergantung pada
jumlah nonbonding electron:
1. Carbocation: bermuatan positif dan tidak memiliki
nonbonding electron.
2. Radikal bebas: tak bermuatan dan memiliki satu
nonbonding electron.
3. Carbanion: bermuatan negatif dan memiliki sepasang
nonbonding electron.
4. Cerbene: tak bermuatan dan memiliki 2 ikatan dan
sepasang nonbonding electron.
9.
10. A. CARBOCATION
• Atom karbon yang bermuatan positif, terikat dengan tiga atom
lain, tidak memiliki nonbonding electron, sehingga atom
karbon tersebut hanya memiliki 6 elektron di kulit valensinya.
• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan struktur planar dan sudut
ikatan 120.
Contoh : kation metil (CH3+)
• planar, dengan sudut ikatan
1 20°.
• Orbital p yang tak ter-
hibridisasi tidak terisi
elektron (kosong) dan
terletak tegak lurus bidang
ikatan C-H.
11. Carbocation dapat distabilkan oleh gugus alkil dengan cara:
1. Efek induktif:
donasi densitas elektron melalui ilatan ; atom karbon yang
bermuatan positif ‘mengambil’ sebagian densitas elektron dari
gugus alkil yang terikat pada atom karbon tersebut.
2. Partial Overlap antara orbital yang terisi dengan orbital
kosong:
gugus alkil memiliki orbital sp3 yang telah terisi dan dapat
overlap dengan orbital p yang kosong milik atom C yang
bermuatan positif, sehingga menstabilkan carbocation.
13. B. RADIKAL BEBAS
• Radikal bebas tak bermuatan, memiliki elektron berjumlah ganjil.
• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan struktur planar (atau hampir
planar) dan sudut ikatan 120.
• Orbital p tegak lurus bidang ikatan C-H dan berisi 1 elektron.
14. • Carbocation dan radikal bebas merupakan spesies yang kekurang-
an elektron karena belum terpenuhinya susunan oktet di kulit
terluarnya.
• Seperti halnya carbocation, radikal bebas juga dapat distabilkan
oleh efek donasi elektron oleh gugus alkil.
15. C. CARBANION
• Carbanion bermuatan negatif, memiliki 8 elektron di kulit terluar
(3 ikatan + 1 lone pair), hibridisasi sp3.
• Carbanion merupakan nukleofil kuat.
• Carbanion memiliki struktur elektron seperti amine.
16. C. CARBENE
• Carbene adalah intermediate reaktif tak bermuatan yang memiliki
atom karbon divalen.
• Carbene paling sederhana adalah :CH2 (metilen).
• Carbene memiliki 6 elektron di kulit valensinya.
• Ini adalah hibridisasi sp2 dengan bentuk segitiga.
• Satu lone pair berada pada salah satu orbital hibrida sp2.
• Ada satu orbital p kosong yang tegak lurus bidang segitiga.
• Carbene dapat bereaksi sebagai nukleofil (karena adanya lone
pair) sekaligus sebagai elektrofil (karena adanya orbital kosong).
20. • Spesies yang kaya akan • Spesies yang kekurangan
elektron yang dapat mem- elektron yang dapat mem-
bentuk ikatan kovalen bentuk ikatan kovalen
dengan cara mendonasikan 2 dengan cara menerima 2
elektron kepada situs yang elektron dari situs yang kaya
kekurangan elektron akan elektron
• Nukleofil bermuatan negatif • Nukleofil bermuatan positif
(anion) atau molekul netral (kation) atau molekul netral.
yang berisi lone pair of
electron.
21.
22. Situs nukleofil atau elektrofil dalam suatu senyawa organik netral
dapat ditentukan dengan melihat:
1. Keberadaan lone pair
2. Tipe ikatan (sp, sp2, atau sp3)
3. Polaritas ikatan.
CATATAN:
1. Atom (N, O, atau S) yang memiliki elektron yang berpasangan
merupakan situs nukleofil.
2. Ikatan rangkap 2 atau 3 dalam alkena, alkuna, atau aromatis
memiliki elektron dengan densitas tinggi, sehingga bersifat
sebagai nukleofil. (Ikatan tunggal C – C bukan nukleofil).
3. Dalam suatu ikatan polar, elektron terikat lebih dekat ke atom
yang lebih elektronegatif. Atom elektronegatif merupakan
situs nukleofil, dan atom yang kurang elektronegatif merupa-
kan situs elektrofil.
23.
24.
25. KEKUATAN RELATIF
1. NUKLEOFIL
• Kekuatan relatif nukleofil (nuklefilisitas) dari suatu anion,
atau situs nukleofil dalam suatu molekul netral, tergantung
pada ketersediaan dua elektron.
• Semakin elektronegatif suatu atom, maka semakin
nukleofilik atom tersebut, karena atom diikat lebih kuat oleh
nukleus.
• Kekuatan nukleofil suatu anion, dalam satu perioda yang
sama pada tabel priodik, mengikuti aturan basisitas:
semakin elektronegatif suatu atom, maka semakin lemah
nukelofilnya dan basanya.
26.
27. • Kekuatan relatif nukleofil (nuklefilisitas) dari suatu anion,
atau atom netral dalam satu golongan yang sama, semakin
ke bawah akan semakin bertambah.
• Elektron terikat lebih lemah dengan bertambahnya ukuran
atom, sehingga atom tersebut lebih mudah membentuk
ikatan.
• Atom yang lebih besar, yang mengikat elektron dengan lebih
lemah (daripada atom kecil), memiliki polarisabilitas yang
lebih besar.
28. Kekuatan nukleofil suatu anion tergantung pada solven:
1. Anion biasanya bersifat lebih nukleofil apabila berada dalam
solven apriotik (mengandung gugus polar tetapi bukan ikatan
O – H atau N – H), seperti dimetil sulfoksida (Me2SO), dari-
pada di dalam solven protik.
2. Dalam solven protik (memiliki gugus O – H atau N – H),
seperti metanol (MeOH), solven dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan anion. Hal ini akan menurunkan nukleo-
filisitas karena anion dikelilingi oleh solven, dan ini akan
menghindari anion tersebut menyerang elektrofil. Anion
besar kurang larut sehingga merupakan nukleofil yang lebih
kuat daripada anion kecil dalam solven protik. Contoh: Ion F–
lebih mudah larut daripada I – sehingga F – merupakan
nukleofil yang lebuh lemah.
29. 2. ELEKTROFIL
• Kekuatan relatif elektrofil (elektrofilisitas) dari suatu kation,
tergantung pada stabilitas muatan positif.
• Kekuatan elektrofilik relatif dari suatu situs elektrofil dalam
satu molekul netral tergantung pada ukuran muatan positif
parsial (+).
• Atom hidrogen atau karbon bersifat sebagai elektrofil jika
terikat pada atom elektronegatif; semakin elektronegatif
atom tersebut, semakin elektrofilik hidrogen dan karbon.
30.
31. 4.1 REAKSI POLAR
A. REAKSI ADISI
Reaksi adisi terjadi jika ada dua molekul yang
bergabung meng-hasilkan hanya satu produk.
A + B AB
32. Mekanisme reaksi ini dapat melalui:
1. Adisi elektrofilik pada alkana
2. Adisi elektrofilik pada alkana
33. B. REAKSI ELIMINASI
Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi ini
dimulai dengan satu bahan baku yang kemudian diubah menjadi
dua produk.
AB A + B
Mekanisme reaksi ini meliputi hilangnya kation atau anion
untuk membentuk intermediate ionik.
Eliminasi alkil halida:
34. C. REAKSI SUBSTITUSI
Reaksi substitusi terjadi jika dua bahan baku saling
mempertukarkan gugus membentuk dua produk baru.
AB + CD AC + BD
Mekanisme reaksi ini dimulai dengan penyerangan
elektrofilik atau nukleofilik terhadap gugus fungsional
kunci.
Substitusi nukleofilik alkil halida:
36. C. REAKSI PENYUSUNAN ULANG
Reaksi substitusi terjadi jika satu bahan baku membentuk satu
produk dengan susunan atom dan ikatan yang berbeda (misal
produk merupakan isomer dari bahan baku.
A B
Mekanisme reaksi meliputi intermediate karbokation, dan
kation yang pertama terbentuk (misal primer atau sekunder)
tersebut berubah menjadi kation yang lebih stabil (misal tersier).
37. 4.2 REAKSI RADIKAL
Seperti halnya ion, radikal dapat membentuk reaksi adisi,
eliminasi, substitusi, dan penyusunan ulang.
Langkah-langkah reaksi radikal:
(1) Inisiasi
Inisiasi merupakan langkah pembentukan radikal melalui
pemecahan rantai homolitik (biasanya memerlukan panas
atau cahaya).
38. (2) Propagasi
Propagasi merupakan reaksi suatu radikal membentuk
satu produk radikal baru. Langkah ini meliputi adisi,
eliminasi, substitusi, atau penyusunan ulang.
39. (3) Terminasi
Terminasi merupakan reaksi coupling/penggabungan dua
radikal membentuk produk non-radikal.
40. 4.3 REAKSI IONIK VS RADIKAL
REAKSI IONIK REAKSI RADIKAL
• Berupa pemecahan ikatan • Berupa pemecahan ikatan
homolitik heterolitik
• Berlangsung pada T rendah • Berlangsung pada T tinggi
• Ion yang terbentuk larut dalam • Tidak melibatkan solven polar
solven dan distabilkan oleh
solven polar
• Terjadi karena adanya gaya • Terjadi karena radikal
tarik elektrostatik; muatan (memiliki elektron berjumlah
positif (+) menarik muatan genap di kulit terluarnya) perlu
negatif (). Situs yang kaya “menjodohkan” elektronnya
akan elektron bereaksi dengan untuk mengisi penuh kulit
situs yang kekurangan terluarnya.
elektron.