Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
Pembahasan materi mengenai sistem pengelasan, baik itu las listrik maupun las oksi asitelin, mulai dari komponen-komponen/peralatan nya sampai dengan bagaimana cara menggunakan las dengan baik dan benar.
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
Las listrik penjelasan, klasifikasi dan jenis-jenisnya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manusia tidak mungkin terjadi. Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang dapat dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam pengisi.
Pada era sekarang ini banyak dilakukan penyambungan pada logam plat dengan mempergunakan arus listrik dimana arus digunakan untuk melumerkan bahan tambah agar dapat menyatukan dua plat yang akan disambung. Pelumeran bahan tambah pada las listrik dilakukan oleh busur elektroda listrik. Busur elektroda listrik ini memberikan panas yang tinggi untuk melumerkan bahan tambah serta bahan yang akan dilas
Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu, dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu sehingga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom, dan bisa juga dikatakan salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah benda tersebut. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relatif murah.
ikatan kimia adalah ikatan yang erjadi antara senyawa2 kimia yang terdiri dair ikatan ion dan ikatan kovlen, ikatan kovalen terdiri dari tunggal, rangkap 2, rangkap 3
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Pada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Ikatan kimia
1. Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil. Dengan kata lain ikatan kimia adalah kemampuan suatu atom
bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa.
Ikatan kimia dilakukan dengan melepas atau menerima electron, sehingga susunan electron
menjadi stabil (seperti susunan pada gas mulia)
Kecenderungan unsur – unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas
mulia terdekat dengan istilah aturan oktet
Elektron yang berperan dalam pembentukkan ikatan kimia adalah electron valensi dari suatu
atom / unsur yg terlibat.
Ikatan kimia dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu ikatan ionik , ikatan kovalen dan
ikatan kovalen koordinasi
gambar ikatan kimia
2. 1. Ikatan ion
Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki
perbedaan elektronegatifitas yang besar
Ikatan ion terjadi apabila :
- Ikatan antara unsur logam dan bukan unsur logam
- Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil / rendah melepaskan
elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas
elektron besar menangkap elektron tersebut (membentuk anion)
- Unsur logam melepaskan elektron sedangkan unsur non logam menerima elektron
Contoh : Ikatan ion yang membentuk senyawa KCl
KCl
19K : 2.8.8.1 17Cl : 2.8.7
Perhatikan jumlah elektron terluar pada susunan elektron dari kedua unsur diatas.
K akan melepaskan 1 elektron valensi
K ————-> K+
Cl menangkap 1 elektron valensi.
Cl ————> Cl-
Dengan begitu didapat susunan elektron dari kedua elektron yang stabil ( elektron kulit
terluarnya berjumlah 8).
3. gambar ikatan ion
Pembentukan senyawa ionik sebagian berupa Siklus Born – Haber
a) Siklus Born – Haber
gambar siklus Born-Haber
Pada pembentukkan senyawa ionik NaCl (s) dari Na ( s) dan Cl2 (s) diatas melibatkan
serangkaian proses yang dinamakan dengan siklus Born-Haber
Entalpi kisi ( ∆Hkisi) merupakan perubahan entalppi standar yang menyertai pembentukan ion
– ion gas dari padatan Kristal :
MX (s) ———> M+ (g) + X- (g) = ∆Hkisi
4. Semua entalpi kisi bernilai positif . Entalpi kisi berasal dari konstribusi energy elektrostatik
total kation dan anion yang ada pada padatan ionik.
Contoh Soal :
Tentukan silus Born-Haber dan kalor pembentukkan LiF bila diketahui :
Kalor penguapan Li (s) = + 155 kJ/mol
Kalor disosiasi F2 (g) = + 158 kJ/mol
Energi kisi LiF (s) = - 1.016 kJ/mol
Energi ionisasi K (g) = +520 kJ/mol
Afinitas elektron (g) = – 328 kJ/mol
Solusi
Li(e) + ½F2 (g) ——> ∆H ——-> LiF (g)
F (g) ——> A ——-> F-
Li ( g) ——-> I ———–> Li+(g)
∆Hf
o = S + I +½D + A + U
= ( 155 + 520 + 79 – 328 – 1016 ) kJ
5. = – 590 kJ/mol
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi jika ada pemakaian pasangan elektron secara
bersama- sama oleh atom-atom yang berikatan, dikarenakan ketidak mampuan salah satu
atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron ( terjadi pada atom – atom non logam).
Sifat – sifat atom yang membentuk ikatan kovalen sebagai berikut :
· Terbentuk diantara dua atom yang sama-sama ingin menangkap
elektron
· Sesudah berikatan tiap atom harus dikelilingi 2 atau 8 elektron
· Atom-atom yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Ikatan kovalen terbagi atas dua macam berdasarkan kepolarannya antara lain :
a) Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar terjadi jika pasangan elektronnya yang dipakai bersama-sama, tertarik
lebih kuat ke salah satu atom yang berikatan (berdasarkan atas keelektronegatifan unsurnya
berbeda).
Elektron akan tertarik lebih kuat ke atom yang elektronegatif lebih besar (cenderung
menangkap elektron)
Contoh :
6. Gambar Ikatan Kovalen Polar
b) Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen non polar terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke
semua atom yang berikatan. Ikatan ini terjadi dengan syarat dua atom yang berikatan
mempunyai keelektronegativitas yang sama.
Pada molekul yang simetris seperti CaCl2, BaCl2 , AlCl3 dan CCl4 polaritas masing – masing
ikatan akan saling meniadakan sehingga molekul tersebut bersifat non polar.
Contoh :
Gambar Ikatan Kovalen nonpolar
3. Ikatan Kovalen Koordinasi
7. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang digunakan
secara bersama hanya berasal / disumbangkan oleh salah satu atom
Gambar Ikatan Kovalen Koordinasi
Berikut Tabel perbedaan antara ikatan ionik , kovalen dan kovalen koordinasi
Perbedaan Ionik Kovalen Kovalen Koordinasi
Proses Pembentukkan Serah terima elektron
antar atom
Penggunaan bersama
pasangan elektron
dimana tiap atom
menyumbang elektron
X. + .Y à X:Y
Penggunaan bersama
pasangan elektron
yang hanya berasal
dari salah satu atom
X: + Y à X:Y
Atom yang terlibat Logam + Nonlogam Nonlogam +
Nonlogam
Nonlogam +
Nonlogam
Titik leleh & Titik
Didih
Tinggi Rendah ( kecuali pada
padatan kovalen
seperti intan )
Rendah
Kealrutan Larut dalam air namun
sukar larut dalam
pelarut organik seperti
aseton, alcohol,eter
dan Benzena
Sukar larut dalam air
namun larut dalam
pelarut organik
Sukar larut dalam air
namun larut dalam
pelarut organic
Daya Hantar Listrik Lelehan dan
larutannya
menghantarkan listrik
Tidak dapat
menghantarkan listrik
(namun ada beberapa
larutannya yg
menghantarkan listrik)
Tidak dapat
menghantarkan listrik
(namun ada beberapa
larutannya yg
menghantarkan listrik)
Contoh NaCl , LiF, CaO,
CaBr2 , AlCl3
HF, H2O, PCl3 , BCl3 ,
CO2
NH4
+ , SO4
-2 , POCl3,
H3NBF3 , SO3
8. Kesimpulannya Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh adanya perbedaan
keelektronegatifan antara atom – atom yang berikatan dan bentuk molekul. Suatu senyawa
akan dikatakan polar apabila selisih keelektronegatifan antara atom penyusunnya semakin
besar. Selain itu ketidaksimetrisan bentuk molekul juga menyebabkan senyawa bersifat polar.
Adanya muatan elektron yang tidak seimbang antar atom dalam senyawa polar
mengakibatkan terjadinya suatu kutub (dipol). Oleh karena itu, pasangan elektron yang
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen polar lebih kuat tertarik pada salah satu atom.
Sebaliknya suatu senyawa dikatakan bersifat nonpolar jika terbentuk dari atom sejenis atau
senyawa yang distribusi muatannya simetris contoh H2 atau CH4. Harga elektronegatifitas
atom – atom dalam molekul nonpolar sama, sehingga muatan elektronnya terdistribusi secara
merata. Oleh karena itu molekul nonpolar tidak membentuk kutub. Pasangan elektron
senyawa nonpolar mengakibatkan bentuk molekul simetris sehingga dipol – dipol ikatannya
saling meniadakan.
4. Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen adalah ikatan yang terbentuk karena adanya gaya tarik menarik atom yang
elektronegatifitasnya sangat besar, ikatan ini merupakan ikatan antar molekul yang sangat
polar, ikatan ini lebih kuat daripada ikatan van der walls dan mempunyai arah yang jelas
seperti atom F,O, dan N terhadap atom H. Contohnya : NH3 , H2O dan HF
Dengan adanya ikatan hidrogen menyebabkan terjadinya keadaan sebagai berikut :
· Air mempunyai Mr kecil akan tetapi mempunyai titik didih yang tinggi
( setiap senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik didih yang tinggi ).
· Molekul air lebih berdekatan ( jarak antara molekul ) dibandingkan
molekul es (padat), yang akan mengakibatkan es mengapung di atas air.
Gambar Ikatan Hidrogen
9. Ikatan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang sangat polar dan mengandung atom
hidrogen. Dalam keadaan cair atom hidrogen dalam molekul air yang parsial positif (δ+)
ditarik oleh pasangan elektron atom O molekul lain yang elektronegatif, sehingga terbentuk
ikatan hidrogen.
Ikatan Hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya van der walls. Zat yang mempunyai
ikatan hidrogen memerlukan energy yang besar untuk memutuskannya. Oleh karena itu titik
didih dan titik lelehnya sangat tinggi.
5. Ikatan Van der Walls
Ikatan van der walls adalah gaya tarik menarik antarmolekul (antar kutub) dalam senyawa
yang berikatan kovalen. Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat lemah
Mencakup interaksi dipole – dipole (pada senyawa polar) dan interaksi dipole
terimbas/terinduksi (pada senyawa polar dan non polar). Sedangkan interaksi dipole
sementara (pada senyawa non polar) biasa disebut dengan gaya dispersi London.
Semakin besar Mr suatu senyawa (semakin banyak jumlah partikel yang saling tarik) ikatan
van der walls akan semakin kuat, sehingga energy yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
antarmolekul semakin besar. Akibatnya titik leleh dan titik didih senyawa tersebut akan
semakin besar.
Pada ikatan Van der walls dibagi menjadi 2 bagian yaitu gaya London dan gaya tarik dipol
1. Gaya London
Gaya London ditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama Fritz London. Gaya London
(gaya dispersi) merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol
terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain
membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas ke molekul
sekitarnya disebut polarisabilitas. Polariabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif
(Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin
mudah mengalami polarisasi sehingga gaya London semakin kuat. Dengan massa molekul
relatif yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi
dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah mudah
molekul mengalami polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu
jika masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi.
Namun gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya hanya
mengalami tarik menarik berdasarkan gaya London saja maka titik didih dan titik lelehnya
lebih rendah dibandingkan zat lain yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan
gaya London saja (Mr hampir sama).
10. 2. Gaya Tarik Dipol
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul – molekul polar yang cenderung menyusun diri
dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul
yang lain.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik
menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh
karena itu, molekul yang mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang
lebih tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London (Mr hampir sama).
Gaya Tarik dipol terdiri atas 5 jenis yang berbeda antara lain :
Gaya Dipol – Dipol
Gaya ini akan terjadi jika sesama senyawa kovalen polar saling berinteraksi. Senyawa
kovalen polar memiliki 2 dipol yaitu dipol positif (δ+) dan dipol negatif (δ-). Interaksi antara
dipol (-) dari satu molekul dengan dipol (+) dari satu molekul yang lain akan menimbulkan
gaya tarik yang relatif lemah.
Kekuatan gaya tarik dipol – dipol ini akan semakin besar jika molekul – molekul mengalami
penataan dengan ujung (+) suatu molekul mengarah keujung (-) dari molekul yang lain.
Gaya Dipol Sesaat.
Jenis gaya ini umumnya dimiliki oleh senyawa kovalen nonpolar. Berbeda dengan senyawa
kovalen polar, senyawa kovalen nonpolar tidak memiliki dipole. Gaya ini terjadi akibat
adanya pergerakan elektron mengelilingi inti atom secara acak, sehingga pada suatu saat
elektron – elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom dari molekul. Dipol
yang terjadi ini akan segera menghilang atau berpindah tempat (sisi) seiring dengan
berputarnya elektron.
Gaya Dipol – Dipol Terinduksi (gaya imbas)
Jika suatu molekul polar berdekatan dengan molekul nonpolar maka molekul polar dapat
menginduksi molekul nonpolar, akibatnya molekul nonpolar tersebut akan memiliki dipol
terinduksi / dipol sesaat karena elektron – elektronnya akan mengumpul pada salah satu sisi
molekul ( terdorong atau tertaik ).
Gaya dipol – dipol terinduksi (gaya imbas) adalah suatu dipol dari molekul polar akan saling
tarik menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar.
Gaya Ion – Dipol
Gaya jenis ini terjadi antara senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam
senyawa kovalen polar, senyawa ion ini akan terionisasi menjadi kation dan anion. Kation
akan tarik-menarik dengan dipol negatif sedangkan anion akan tarik-menarik dengan dipol
positif.
Gaya Ion – Dipol Sesaat
11. Mekanisme terjadinya gaya ini dikarenakan kombinasi dari proses terjadinya gaya dipol –
dipol terinduksi dengan gaya ion – dipole. Jika ion dari senyawa ion berdekatan dengan
molekul nonpolar maka ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol
terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion.
Jenis gaya seperti ini memegang peranan penting dalam sirkulasi darah di dalam tubuh. Ion
Fe2+ dalam haemaglobin akan mengalami gaya ion – dipol sesaat dengan molekul O2. Kation
Fe2+ akan menginduksi molekul O2 yang bersifat nonpolar, kemudian dipol terinduksi yang
dihasilkan akan berikatan dengan kation Fe2+.
6. Ikatan Logam
Ikatan Logam adalah ikatan yang terbentuk karena elektron-elektron pada logam dapat
bergerak bebas membentuk awan elektron yang mengikat logam-logam bermuatan positif.
Awan elektron yang dapat bergerak bebas ini dapat menghantarkan arus listrik.
Atom logam mempunyai sedikit valensi sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan
membentuk ion positif, dikarenakan kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
ruang kosong) sehingga memungkinkan elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom
yang lain.
Mobilitas (pergerakan) elektron dalam logam sedemikian bebas sehingga elektron valensi
logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak
tetap pada posisinya akan tetapi senantiasa berpindah – pindah dari satu atom ke atom
lainnya.
Gambar Ikatan Logam yang terbentuk.
Gambar ikatan Logam
7. Ikatan Valensi
Ikatan valensi yaitu ikatan yang terbentuk melalui tumpang tindih (overlap) orbital valensi
antara atom satu dengan atom lainnya. Orbital yang mengalami overlap harus memiliki hanya
12. satu elektron dengan spin yang berlawanan. Overlapping terjadi apabila orientasi ( bentuk)
orbital sesuai.
Overlapping orbital p dapat terjadi dalam dua orientasi yang berbeda yaitu overlapiing muka-
muka dan badan-badan. Overlapping antar muka menghasilkan ikatan σ dan overlapping
antar badan menghasilkan ikatan