Dokumen tersebut merangkum periode-periode pengumpulan dan penyaringan hadits Nabi Muhammad SAW, dimulai dari masa hidupnya hingga abad ke-7 dan seterusnya. Pada masa Nabi hadits ditulis dan dihafal, kemudian penyebarannya meluas pada abad ke-2 dan 3 M melalui perjalanan para ulama. Puncak penyaringan hadits terjadi pada abad ke-4 dan 5 M dengan dikumpulkannya hadits-hadits
HADITH ADALAH SATU ILMU YANG KRANG DIKENALI MASYARAKAT. ALLAH SWT TELAH MENYELAMATKAN UMMAH DENGAN ADANYA HADITH2 NABI SAW. ANTARA BEDA UGAMA2 SAMAWI LAIN DENGAN ISLAM ADALAH PENGAJIAN DAN PENYAMPAIAN HADITH HINGGA KE HARI INI
1. ULUMUL HADIST
Dosen pengampu: Muh. Fatoni , M. Pd. I
Nama: Handi Budi Kusuma
NIM: 2812123029
Prodi: PBA 2-A
STAIN TULUNGAGUNG
Tahun Ajaran 2013
2.
3. • pada periode ini disebut denga “Ashr Al-Wahyi wa At-Taqwim”.
• Kepandaian baca tulis di kalangan para sahabat sudah
bermunculan, tetapi sangat terbatas.
• Nabi menekankan untuk menghafal, memahami, memelihara,
mematerikan, dan memantapkan hadits dalam amalan sehari-
hari.
• Nama-nama sahabat yang menulis hadits padamasa ini:
1. Abdullah Ibn Umar Ibn Ash (Ash-Shadiqah).
2. Ali Ibn Abi Thalib, menulis hadits tentang hukum diyat.
3. Anas Ibn Malik.
4. • Periode ini disebut “‟Ashr-At-Tastabbut wa Al-Iqlal min Al-
Riwayah”.
• Pada masa khalifah Abu Bakar dan Utsman, periwayatan hadits
tersebar secara terbatas dan penulisannyapun belum dilakukan
secara resmi.
• Sahabat meriwayatkan Hadits dengan dua cara:
1. dengan lafadz asli.
2. dengan maknanya saja.
• Pada masa ini khalifah Umar pernah mempunyai gagasan untuk
membukukan hadits, namun niat tersebut diurungkan etelah
beliau melakukan istikharah.
5. • Periode ini disebut “‟Ashr Intisyar Al-Riwayah ila Al-Amshar”.
• Periwayatan Hadits sudah tersebar ke pelosok-pelosok wilayah
Islam dan usaha perlawatan untuk mencari hadits-pun semakin
ramai.
• Mulai munculnya bendaharawan-bendaharawan hadits dan
lembaga-lembaga hadits.
• Mulai munculnya usaha pemalsuan Hadits.
6. 4. PADA ABAD KE II DAN
III H.
5. MASA MEN-TASHIH
HADITS
• Disebut dengan “’Ashr Al-Kitabah
wa Al-Tadwin”
• Pada tahun 101 H, pemnukuan
hadits secara resmi mulai dimulai,
yaiu pada masa khaifah Umar Ibn
‘Abdul ‘Aziz.
• Pengumpulan hadits pada masa
ini, tidak dibarengi dengan usaha
penyaringan hadits-haditsnya.
• Kitab-kitab yang masyhur pada
abad ini:
1. al-Muwatha’ (Imam Malik)
2. Al-Maghazi wa Syiar (Muhammad
Ibn Ishaq)
3. Al-Jami’ (Abdul Razaq As-Sana’ny)
• Merupakan puncak usaha pembukuan
hadits.
• Usaha-usaha yang dilakukan ulama’
untuk men-tashih hadits:
1. membahas keadaan rawi-rawinya.
2.memisahkan hadits-hadits yang shahih
denagn hadits yang dla’if.
7. • Di sebut “‟Ashru At-Tahdib wa At-Tirtibi wa Al-Istidraj wa
Al-Jami‟”
• Usaha-usaha ulama’ hadits pada masa ini:
1. mengumpulkan hadits Bukhary/Muslim dalam sebuah kitab.
2. mengumpulkan hadits-hadits pada kitab enam.
3. mengumpulkan hadits-hadits yang terdapat dalam berbagai
kitab.
4. mengumpulkan hadits-hadits hukum dan menyusun kitab
„Athraf.
• Munculnya istikhraj dan Istidrak.
8. 7. Dari masa 656 H-sekarang
• Usaha-usaha ulama’ hadits pada masa ini adalah
menerbitkan isi kitab-kitab
Hadits,menyaringnya, menyusun kitab enam kitab
Takhrij serta membuat kitab-kitab Jami’ yang enam.
• Disususnnya kitab-kitab Zawaid, yaitu mengumpulkan
hadits-hadits yang terdapat dalam kitab-kitab
sebelumnya ke dalam sebuah kitab.
• Sebagian ulama’ lain berusaha menerangkan tempat-
tempat pengambilan hadits dan nilai-nilainya dalan
sebuah kitab tertentu.
• Munculnya madrasah Hadits di pelbagai wilayah-
wilayah Islam.