SlideShare a Scribd company logo
Musnad IMAM HAMBALI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Hadis merupakan kabar atau berita yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik itu
yang berupa qouliyah, fi’liyah,maupun taqririyah. Hadis-hadis tersebut banyak diriwayatkan
oleh para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in hingga sampai pada saat sekarang ini terus digali dan
dipelajari sebagai mashodir al-tasyri’ yang ke-dua setelah kitab suci Al-Qur’an.
Banyak sekali kitab-kitab hadis yang dihasilkan oleh para ulama sebagai wujud untuk
memelihara hadis-hadis nabi agar terpelihara otentitasnya agar senantiasa menjadi acuan dalam
pengamalan kehidupan sehari-hari. Salah satu diantara karya kitab hadis tersebut yang akan
kami paparkan dalam makalah ini adalah kitab hadis Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal.
Menarik untuk dibahas karena dengan beckground keilmuan fikihnya sebagaimana yang telah
masyhur bahwa beliau termasuk salah satu dari madzahib al-arba’ah ini ternyata memiliki
karya monumental dalam bidang hadis. Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan
mengenai biografi dari Imam Ahmad ibn Hanbal beserta latar belakang kehidupannya,
kemudian penjelasan mengenai meted ahmad ibn hanbal dan madzhab hanbali serta penjelasan
mengenai kitab musnadnya secara ringkas. Diharapkan dengan penjelasan mengenai kitab
Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang studi
kitab-kitab hadis.
B. Rumusan Masalah.
1. Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal.
2. Latar belakang kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal.
3. Metode Imam Ahmad ibn Hanbal dan madzhab Hanbali.
4. Kitab Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal.
Imam Ahmad ibn Hanbal merupakan seorang ulama besar, ahli dalam bidang fikih
maupun hadis ini memiliki nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal
bin Hilalasy-syaibani al-Marwazi al-Baghdadi.[1] Dalam sumber lain menyebutkan nama
lengkap beliau adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Hilal ibn Asad ibn Idris ibn
‘Abdillah bin Hayyan ibn ‘Abdillah bin Annas ibn ‘Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaiban ibn
Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim. Dari nama tersebut bisa diketahui bahwa beliau adalah keturunan
Arab dari suku bani Syaiban, sehingga diberi laqab al-Syaibany.[2] Keturunan ibn Hanbal
bertemu dengan Rasulullah pada Mazin bin Mu’adz bin Adnan. Beliau masyhur dengan nama
Hanbal karena kakeknya yang bernama Hanbal ibn Hilal merupakan Gubernur Sarakhs pada
Dinasti Abbasiyah yang aktif menyerukan penentangan terhadap dinasti Umayyah di
Khurasan.[3]
Ahmad ibn Hanbal dilahirkan di Baghdad, kota Meru/Merv pada bulan Rabi’ul
Awwal tahun 164 H atau Nopember 780 M. Bapak beliau, Muhammad telah meninggal dunia
sejak beliau masih kecil sehingga beliau hanya diasuh oleh ibunya yang bernama Safiyyah binti
Maimunah binti Abdul Malik Asy-Syaibani. Oleh karena itu, ibunya juga berasal dari
keturunan Syaibaniyah sebagaimana ayahnya.[4]Imam Ahmad Ibn Hanbal hidup dalam
keadaan ekonomi yang sederhana karena ayahnya hanya meninggalkan warisan sebuah rumah
kecil dan sebidang tanah. Karena melihat keadaan seperti itulah yang memotivasi beliau untuk
giat mencari ilmu agar suatu saat dapat membantu meringankan beban ibunya. Setelah
menginjak dewasa, beliau menikah dan memiliki dua orang putra yang bernama Abdullah dan
Salih, mereka banyak meriwayatkan hadis dari sang ayah dan memasukkan sejumlah hadis ke
dalam musnad milik ayahnya.
Imam Ahmad ibn Hanbal meninggal pada hari Jum’at bulan Rabi’ul Awal tahun 241
H (855 M) di kota kelahirannya Baghdad.[5]
B. Latar Belakang Kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal.
Imam Ahmad ibn Hanbal hidup pada zaman pemerintahan Abbasiyah dimana banyak
sekali terjadi ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi, pada saat itu pula marak sekali
bid’ah yang tersebar serta monopoli kekuasaan kaum mu’tazilah.[6] Sehingga, melihat situasi
seperti itulah yang memacu Imam Ahmad ibn Hanbal untuk giat melakukan perlawatan hadis
ke berbagai wilayah.
Meskipun Ahmad ibn Hanbal hidup miskin, namun tidak menghalangi langkah beliau
untuk melakukan perlawatan ke berbagai wilayah untuk menuntut ilmu, diantaranya adalah
Makkah, Madinah, Syam, Yaman, Kuffah, Bashrah, dan Jazirah.[7] Beliau mulai mencari hadis
pada usia lima belas tahun. Selama tujuh tahun, ia mencari hadis dari guru-guru di Baghdad,
beliau belajar hadis pertama kali kepada Abu Yusuf Yakub bin Ibrahim Al-Qadhi salah seorang
sahabat Abu Hanifah. Namun ada yang berpendapat bahwa guru pertama beliau adalah
Husyaim bin Basyir bin Abi Khasim Al-Wasiti . Kemudian pada usia dua puluh dua tahun
beliau pergi ke Bashrah lalu ke Hijaz dan di sanalah beliau mendengarkan hadis dari As-Syafi’i
di Masjidil Haram. Kemudian beliau pulang kembali ke Baghdad dan ke Hijaz lagi, di sana
beliau mendengarkan hadis dari Imam Malik dan Imam Al-Laits bin Sa’ad Al-Mishry. Setelah
itu beliau melakukan perlawatan lagi ke Yaman untuk berguru kepada Abdurraziq bin
Hammam. Selain melakukan perlawatan hadis, beliau juga belajar Fikih kepada Abdullah ibn
Al-Mubarrak. Selama perlawatannya di Hijaz pun beliau belajar fikih pula kepada Imam As-
Syafi’i dan menjumpai seluruh fuqoha’ pada saat itu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
selama musim haji.[8]
kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal selain mengalami cobaan dalam masalah sosial
ekonomi, beliau juga banyak mengalami cobaan dan fitnah dalam politiknya. Diantaranya,
beliau mendapati fitnah kemakhlukan Al-Qur’an (Mihnah) yang pada saat itu disebarkan oleh
dinasti Abbasiyah pada masa kekhalifahan Al Makmun, Al Mu’tashim dan Al watsiq. Karena
sikap Imam Ahmad yang bersikukuh melawan doktrin Mu’tazilah tersebut, sampai beliau
dicambuk dan dipenjara. Hingga akhirnya pada tahun 220 H beliau dibuang dari Baghdad.
Namun, ketika jabatan khalifah dipegang oleh Al-Mutawakkil pada tahun 232 H, dekrit tentang
khalaq al-Qur’an dicabut dan Imam Ahmad pun dibebaskan dari penjara.[9]
C. Metode Imam Ahmad ibn Hanbal dan Madzhab Hanbali.
Pada tahun 195 H sampai 197 H Imam Ahmad ibn Hanbal belajar fikih dan ushul
fikih kepada Imam Syafi’i pada waktu di Hijaz. Beliau menganggap Imam Syafi’i sebagai guru
besarnya, bahkan sampai dianggap sebagai bapaknya sendiri. Pengaruh Imam Syafi’i sangat
besar dibandingkan dengan guru-gurunya yang lain dalam pemikiran Imam Ahmad ibn Hanbal
, terbukti melalui perkataan beliau ketika sudah menjadi Imam besar : “Apabila saya ditanya
tentang sesuatu yang tidak saya jumpai kabar (yakni hadis dan atsar para sahabat) yang
menjelaskannya, maka saya berpegang pada pendapat Imam Syafi’i.” Beliau sangat
menghargai Imam Syafi’i sampai-sampai beliau tidak menyetujui guru-guru beliau untuk
menulis kitab-kitab fikih selain Imam Syafi’i.[10] Dan karena itu, sampai-sampai Imam At-
Tabari memberikan komentarnya bahwa Imam Ahmad ibn Hanbal merupakan muttabi’,
periwayat hadis dan bertaklid, bukan seorang mujtahid.[11] Meskipun beliau pertama kali
belajar kepada Abu Yusuf, seorang ahlu ro’yu lalu belajar kepada Imam Syafi’i yang memiliki
pandangan moderat antara ahlu ro’yu dan ahlu hadis, namun Imam Ahmad ibn Hanbal sangat
cinta sekali kepada sunnah Rasulullah SAW hingga beliau tidak hafal satu hadis pun kecuali
beliau telah mengamalkannya.[12]
Dalam masalah yang sama pun tidak menutup kemungkinan antara Imam Syafi’i
dengan Imam Ahmad ibn Hanbal terdapat perbedaan pendapat. Hal ini terjadi karena Imam
Ahmad ibn Hanbal jauh lebih banyak memiliki koleksi hadis, bisa dilihat dalam kitab
Musnadnya tersebut yang memuat banyak hadis jika dibandingkan dengan kitab-kitab karya
Imam Syafi’i.[13]
Selain dipengaruhi oleh pola pemikiran Imam Syafi’i, juga sedikit banyak terdapat
pengaruh imam Maliki. Adapun dasar-dasar yang digunakan beliau dalam istinbat hukum
diantaranya adalah :
1. Al qur’an dan Hadis
Imam Ahmad ibn Hanbal berbeda dengan orang-orang sebelumnya, karena kecintaannya
kepada hadis-hadis Rasulullah sampai-sampai beliau mendahulukan hadis dhaif daripada
qiyas, selama hadis dhaif tersebut menurut beliau adalah shahih bukan maudhu’.[14]
2. Fatwa Sahabat
Selama fatwa sahabat tersebut tidak mendapatkan bantahan dari sahabat lain.
3. Pendapat sahabat yang lebih dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
4. Hadis mursal dan Hadis dhaif.
5. Qiyas.[15]
Apabila beliau tidak mendapati hadis yang dikehendaki, maka beliau menggunakan akalnya
untuk menggali hukum dari teks-teks dalil dan atsar melalui qiyas dan ada sumber lain yang
menyebutkan bahwa Imam Ahmad Ibn Hanbal menggunakan istihsan serta istishab.
D. Kitab Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal.
Kitab Musnad adalah sebuah kitab yang disusun dengan tanpa menyaring dan
menerangkan derajat hadis-hadis tersebut. Atau dalam pengertian yang lain disebutkan bahwa
yang dinamakan kitab Musnad adalah kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat.
Dalam Musnad imam Ahmad ini terdapat 40.000 hadis, kurang lebih 10.000
diantaranya dengan berulang-ulang. Tambahan dari Abdullah, putra beliau sekitar 10.000 hadis
dan diantaranya ada beberapa tambahan pula dari Ahmad bin Ja’far al-Qatili. Sayyid Ahmad
bin Ja’far Al-Qatili berkata : “Satu satunya kitab Musnad yang menghidupkan sunnah adalah
yang disusun oleh Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Al-Syaibani yang meninggal
di Baghdad pada tahun 241 H.”[16]
Musnad tersebut mencakup beberapa bab yang dimulai dari : musnad sepuluh sahabat
yang dijamin masuk surga (Musnad Abu Bakr As Siddik , musnad Umar bin Al Khatthab
Radliyallahu 'anhu , Musnad Utsman bin 'Affan Radliyallahu 'anhu , Musnad Ali bin Abu
Thalib Radliyallahu 'anhu , Musnad Muhammad Thalhah bin 'Ubaidillah Radliyallahu ta'ala
'anhu, Musnad Az Zubair bin Al 'Awwam Radliyallahu 'anhu , Musnad Abu Ishaq Sa'd bin
Abu Waqqash Radliyallahu 'anhu , Musnad Sa'id bin Zaid bin 'Amru bin Nufail Radliyallahu
'anhu, Hadits Abdurrahman bin 'Auf Az Zuhri Radliyallahu 'anhu , Hadits Abu 'Ubaidah bin
Al Jarrah atau namanya adalah 'Amir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu), musnad sahabat setelah
sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, musnad ahli bait, musnad Bani Hasyim,
musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits , sisa musnad sahabat yang banyak
meriwayatkan hadits, musnad penduduk Makkah, musnad penduduk Madinah, musnad
penduduk Syam, musnad penduduk Kufah, musnad penduduk Bashrah, musnad sahabat
Anshar, dan sisa musnad sahabat Anshar.[17]
Mengenai derajat hadis musnad ahmad terdapat tiga penilaian ulama yang berbeda,
diantaranya adalah :
1. Seluruh hadis yang terdapat di dalamnya dapat dijadikan sebagai hujjah. Hal ini berdasarkan
perkataan beliau, Imam Ahmad bahwa : jika umat islam berselisih tentang suatu hadis maka
merujuklah pada kitab musnad ini namun jika tidak menemukan hadis dalam musnad ini maka
tidak dapat dijadikan hujjah.
2. Di dalam musnad ahmad terdapat hadis shahih, dhaif, bahkan yang maudhu’. Ibnu Al-Jauzy
mengatakan bahwa musnad ahmad terdapat 29 hadis maudhu’.
3. Di dalam musnad ahmad terdapat hadis yang shahih dan dhaif yang mendekati derajat hasan.
Yang berpendapat demikian adalah al-Zahabi, ibn Hajar al-asqalani, ibn Taimiyah, dan al-
Suyuthi.[18]
Adapun berdasarkan sumbernya, musnad Ahmad dibagi menjadi enam macam, yaitu :
1. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari ayahnya dengan mendengar langsung.
2. Hadis yang didengar Abdullah dari ayahnya dan dari orang lain. Hadis ini jumlahnya sedikit.
3. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari selain ayahnya. Hadis ini dinamakan hadis zawaid
Abdullah (tambahan).
4. Hadis yang tidak didengar Abdullah dari ayahnya, melainkan dibacakan kepada sang ayah.
5. Hadis yang tidak didengar dan tidak pula dibacakan kepada ayahnya, tetapi Abdullah
menemukannya dalam kitab sang ayah yang ditulis dengan tangan.
6. Hadis yang diriwayatkan oleh Al-hafidz Abu Bakar Al-Qath’i yang meriwayatkan dari
Abdullah.[19]
BAB III
KESIMPULAN
Musnad Ahmad merupakan kitab hadis termasyhur dan terbesar yang disusun pada
periode kelima perkembangan hadis (Abad ketiga Hijriyah). Imam Ahmad ibn Hanbal
menyusun kitab hadisnya secara musnad, yakni disusun berdasarkan nama sahabat. Beliau
sangat cinta terhadap hadis-hadis nabi, bahkan beliau tidak menghafal satu buah hadis pun
kecuali sampai beliau hafalkan. Karena itu pula sampai-sampai ada yang menilai bahwa Imam
Ahmad terlalu ekstrem dalam istinbath hukum, beliau terlalu tekstualis dan karenanya tidak
bisa fleksibel dalam menghadapi berbagai persoalan hukum yang semakin berkembang.
Terlepas dari itu , Musnad Ahmad yang memuat 40.000 hadis ini tercatat sebagai
karya besar ( masterpiece) dalam khazanah literatur hadis. Beliau seorang imam fuqoha’ dan
imam hadis besar yang terkenal wara’ dan zuhud nya berhasil mewariskan keilmuannya kepada
generasi-generasi sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmaniyah,Inayah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta : Teras, 2009.
Asy-Syarqawi,Abdurrahman, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab
Terkemuka, Bandung : Al Bayan.
Asy-Syubasi,Ahmad, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i,
Hanbali ), Amzah, 2004.
Al-Maliki, Muhammad Alawi, Ilmu Ushul Hadis, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.
As-Shalih,Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2009.
[1] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, hlm.363.
[2] Inayah Rohamniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.25.
[3] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki,
Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.191.
[4] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki,
Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.192.
[5] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm. 28.
[6] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki,
Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.191
[7] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki,
Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.193.
[8] Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam
Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan, hlm.148
[9] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.37.
[10]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam
Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan, hlm.158.
[11] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.28.
[12]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam
Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan , hlm 148.
[13] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.29.
[14]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam
Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan hlm.174.
[15] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.30.
[16] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
hlm.255.
[17] Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist.
[18] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.33.
[19] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.34.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN HUKUM ISLAMOLEH AHMAD BIN HANBAL
I. PENDAHULUAN
Seperti yangtelahkitaketahui bahwaIslamsangatberpengaruhterhadapsetiaporangyanghidupdi
wilayahmuslim, sehinggaIslammerupakansuatu“warisan”tersendiri yangsangatberarti.Prinsip-
prinsipajaranIslamtelahmewarnai kehidupansosial sepanjangsejarahdanke seluruhpelosok
dunia.Islamterusmenerusberhasil mengembanmisi pengentasanbagi persoalanhidupmanusia
semenjakmasyarakatIslampertamakali di MadinahdibawahpimpinanRasulullahSAW.
SetelahRasulullahwafat,sekelompoksahabatyangmengetahuifiqhdanilmusertalamamenemani
Rasulullahdanfahamakanal-Qur’andanhukum-hukumnyadihadapkanuntukmemberikanfatwa
dan membentukhukumuntukkaummuslimin.KarenapenyebaranIslamini tidak hanyamelalui
penaklukanke daerah-daerahsaja,tetapi jugaperluadanyajerihpayahdari tanganpara ulamadan
fuqoha’untukmenyebarkanajarandanprinsipagamaIslam.
Dan penyiaranajaranIslamolehparamubalighinakanselalubertalianeratdenganpara pakar-pakar
mazhabdalamal-Fiqhul Islamy.Sehinggatidaklayakbagi kitabilatidakmencobamengungkap
bagaimanapara pakar mazhabmengawalida’watulIslam.
Kemudian,padamakalahini kami mencobamenguraikantentangimammazhabkeempatyakni
ImamAhmadbin Hanbal,yangbiasadikenal olehmasyarakatluassebagai seseorangyangahli di
bidangilmufiqhdansekaligusjugaseorangilmuwanhadist.Bagaimanatentangkehidupansosial,
budayaserta politikpadamasabeliaudanjugatentangistinbat-istinbathukum yangdipakainya
untukmemecahkanmasalahkemanusiaan.
II.PEMBAHASAN
1. Biografi AhmadbinHanbal
Nama lengkapAhmadbinHanbal ialahAhmadbinHanbal binHilal binUsdbinIdrisbinAbdullahbin
AnasbinAuf binQasit binMazin binSyalban.Panggilan sehari-harinyaAbuAbdullah.Ahmadbin
Hanbal dilahirkandi BaghdadpadabulanRabi’ul Awal tahun164 Hijriah(780 Masehi).Ayahnya
menjabatsebagi walikotaSarkhasdanpendukungpemerintahanAbbasiyah.Menurutsaturiwayat,
ayahandanyayangbernamaMuhammad asy-Syalbanitelahmeninggalkanbeliausebelumdilahirkan
ke duniafana ini.Sehinggabeliautumbuhremajahanyadalamasuhanibundanya,Syafiyahbinti
Maimunahseorangwanitadari golonganterkemukakaumBanuAmir.
ImamAhmadadalah seorang zuhud,bersihhatinyadari segalamacampengaruhkebendaan.Beliau
jugadikenal seorangyangpendiamtetapi beliautertarikuntukselaluberdiskusi dantidaksegan
meralatpendapatnyasendiri apabilajelasbahwapendapatoranglainlebihbenar.Beliauadalah
orang yangberwawasanluas,ulamayangsangat dalampemahamannyaterhadapruhsyariat.
Selamahayatnya,ImamAhmadcintasekali kepadasunnahRasulullahSAW,sehinggamendorongnya
untukbanyakmeniruRasulullahdalamsegalaurusanagamadan dunia.Beliautidakhafal satu
hadispunkecuali mengamalkannya.[1] Sehinggaadasuatukalanganyanglebihmelihatbeliau
sebagai seorangilmuwanhadistdaripada ilmuwanfiqh.
Sebagianfuqoha’berkatatentangbeliau,“Ahmadmenguasai seluruhilmu”.SelainituImamSyafi’i
selakugurunyajugamengungkapkan,“ketikasayameninggalkanBaghdad,disanatidakadaorang
yang lebihpandai dibidangfiqihdanlebihalimketimbangAhmadbinHanbal”.
2. SettingSosial-BudayaPadaMasa ImamHanbali
Ketikamenginjakmasamuda,Ahmadmelihatkehidupanorang-orangdisekitarnyasangat
mengagumkan.Namunsemaraknya bid’ahtelahmengancamsunnah.Orangyangberpendidikan
telahmencelakakanorangyangtidaktahu,para penimbunhartakenyangdenganemasdanperak
timbunannya,tetapi merekatidaktahubagaimanamerekaakanmembelanjakannya.Tidakjarang
pulamerekaterjerumusdalamkemunafikandankejahatan.Kata-katarayuandanpenipuan telah
mengelabuhi manusiahinggamerekameninggalkankesejahteraanhidupyangdihalalkan,yangbiasa
disebutwara’ atauzuhud.[2]
Ahmadyang sejakkecil hafal al-Qur’an,memahamihukum-hukumnya,danmempelajariilmuhadist
untukberhadapandengankehidupanduniayangdemikianparah.Apapunyangbeliaulakukantidak
lainadalahuntukmenunjukkanbahwabeliaumembenci kehidupanduniaseperti itu.Beliau
menamakansemuaitudengan bid’ahdanbernazaruntukmeluruskannyadanmenghidupkan
sunnahRasulullahSAW.Namunsebagianmasyarakatmenuduhnyasebagai orangyangmempersulit
pelaksanaanagama.
ImamAhmadyang hidupdimasapenuhdenganbid’ahdan agamaditawar-tawarsehingga
menggoyangkansendi-sendinya,karenaitubeliaumemutuskanuntukselaluberpegangpadaal-
Qur’andengansekuat-kuatnya.[3] Ahmadtertuntutuntukmencari jalanbagi pembebasandiri dan
bersikapkerasdalammenegakkankebenaransertamembebaskanorang-orangyangmenjadi hamba
bagi kondisi mereka.Alangkahjeleknyakondisi waktuitu!
Yang muliaImamHambali selakuseorangalimbesardari ahli sunnah,senantiasabersikapkeras
akan urusanbid’ahdanorang yang ahli bid’ah,sebagai buktinyaditunjukkanpada:
a. Beliaupernahberkata:“pokokpangkal “sunnah”itu bagi saya ialahmemegangteguhdan
mengikutdengankokohnyakepadaapayangpernahdilakukanolehparasahabatNabi,dan
menjauhi ataumeninggalkanperbuatanbid’ah,karenatiap-tiapbid’ahdi dalamurusanagamaitu
sesat”.Jadi,sudahcukupjelasbahwasegalaperbuatanbid’ahyangbertaliandenganurusanibadah
itusesat,dan tiap-tiapkesesatanitudi dalamnerakalahtempatkembalinya.
b. Beliaujugapernahberkata: “janganlahkamubertukarfikirandenganorangahli bid’ahdi dalam
urusanagamamu,dan janganlahkamuberkawandenganseorangpundenganmerekaitu di dalam
pelayanmu”.[4]
SehinggasudahlahjelasakansikapImamHambali atasbid’ahitusendiri danjugaorang-orangyang
termasukdalamahli bid’ah.
3. KehidupanPolitikPadaMasaImam Hanbali
AhmadbinHanbal mengetahui bahwayangpalingmengundangkemarahanparapenguasabani
AbbasadalahpenyebaranfiqhAli binAbi Thalib.Keturunannyaberkali-kali mengadakan
pemberontakanterhadapparakhalifahyangberbuataniayadari Bani Umayyah,jugaterhadappara
khalifahBani Abbas.Hal inilahyangmengakibatkantimbulnyaberbagai peperanganbesar.Fiqih
ImamAli dan keputusan-keputusannyahanyadihafalolehsejumlahkecilulama,terutamadari
kalangansyi’ah.
KemudiansetelahBani AbbasmerasakhawatirterhadapfiqihAli,makaitudipergunakanolehpara
penentangfiqihImamAli untukmengkritiknya.HinggaakhirnyaBani Abbastidaktahanmenghadapi
pertentangantersebut,danbilaadaorang yangdatang menyampaikanpengaduan,kritikan,atau
rintangan,makapasti akan merasakantajamnyapedangpara algojoataulidahnyamembisudibalik
tembokpenjara.[5]
Namundemikian,ImamAhmadtidakbisabersikapmasabodohterhadapperilakutersebut.Imam
Ahmadmencari fiqihdankeputusanpara KhulafaurRasyidin,kemudianbeliaumulai menyiarkandan
mempersaksikannya.ImamAhmadtidakinginberpolitiktetapimulai hanyaberpendapatwajib
mentaati khalifahmeskipunmerekamenyimpang.Sebab,menurutbeliau,taatkepadapenguasa
yang menyimpangitulebihbaikketimbangfitnahyangtidakhanyamenimpaorang-orangyang
berbuataniayasaja.Akantetapi bukanberarti mendiamkansajakhalifahyangzalim.Dan
menasehatinyaakanlebihbaikdaripadamemberontaknya.[6]
AhmadbinHanbal tidakmenerjunkan dirinyalangsungdalamkancahkonflikpolitikyangmenyala-
nyala.Akantetapi,beliauberpendapatdengansesuatuyangbeliauyakni kebenarannyadalam
rangka mengikuti sunnahbagaimanapuncaranyamencapai pendapattersebut,karenabeliauadalah
orang yangpalinginginmeniruRasulullahSAW.Beliauberkata“Ahli hadistadalahorangyang
mengamalkannya”.
Sepanjangriwayat,ketiayangmulai ImamSyafi’idimintaolehbagindaharunal-Rasyiduntuk
mencari ahli hukumdanyang berilmupengethuandalmpusatpemerintahannya,makaImamSyafi’i
menunjukImamHanabli untukmendudukinya.Namun,berulangkali dansecarategasImamHanbali
berkata: “Saya datang kepadaengkauini hendakmenuntutilmupengetahuan,bukanhendak
mencari kedudukanataupangkatdisisi kepalanegara”.[7] Meskipundemikian,ImamAhmadtidak
dapat menjauhdari politik,karenapolitikselalumenyertaikehidupandanpolitikjugamengantarkan
manusiamendekati kemaslahatandanmenjauhikerusakan.
BegitujugaketikaaliranMu’tazilahmenguasaipemerintahanMa’munbinHarunal-Rasyidyang
membacaajaran tentangkemahlukanal-Qur’an, kebijakanini mendapatreaksi kerasdari paraahli
fiqihaliranahlussunahterutamaImamAhmad.Tetapi,kebijakanpolitikolehpenguasaKhalifah
Ma’mun danMu’tashimtidakmampumenyurutkandanmerubahpendiriannya,meskipunbeliau
mendapatpenyiksaankerasdari mereka.Bahkansemakinkeraspenyiksaanitu,semakin kuatpula
pendiriannya.Hinggaakhirnya,muncullahseorangkhalifahbaruberpahamAhlussunahyang
berhasil membasmiparapengikutaliranMu’tazilah.[8]
4. Wacana KeilmuwanYangDigunakan
Dalampesantrennyasetiapselesaisholatashar,ImamAhmadmembiasakanmemberi fatwadan
bersamadenganpesertapesantrennyamenyebutkandiri denganapayangdilakukanolehpara
ulamasalaf dalampesantrenmereka,yaitupengkajianal-Qur’andantafsirnya.Beliaumengajukan
bahwaayat al-Qur’anituditafsirkanolehsebagianyanglainolehsebagianyanglainatauolehhadits
dan atsar para sahabat.Beliaulebihmenekankanpadapesantrennyauntukmenetapkan
pengetahuandi bidangbahasaarab,sastra dan ilmubahasanyaagarmerekadapat memahami al-
Qur’andan haditsdenganmudah.
Adapunilmu-ilmulainnyayangtersebardimasaImamAhadadalahtentangperbincanganmasalah
akidah.Sebagianparapemikirdanfuqahajuga pernahmambahastentang Jabrdan ikhtiar.
Sementarayanglainnyalagi berpendapatbahwatindakan-tindakandansifatAllahyangdapat
ditangkapdenganpancaindraharuslahditakwilkandari maknanyayanglain.Mereka
memperpanjangdanmembicarakansemuaitu denganilmukalam.[9]
5. Metode IstinbatHukum
Telahkitakenal bahwasanyaAhmadbinHambal dikenal luassebagaipembelahaditsNabi yang
gigih.Hal ini dapat dilihatdari cara-carayang digunakannyadalammemutuskanhukum.Iatidak
sukamenggunakanakal,kecuali dalamkeadaansangatterpaksaatausangatperludan sebatastidak
ditentukanhaditsyangmenjelaskannya.
IbnHanbal sangatberhati-hati tentangriwayathadits,karenahaditssebagai dasartidakakan
didapatkanfaedahnyatanpamemiliki riwayatnya.Dalamhal ini beliauberkata-kata“Barangsiapa
yang tidakmengumpulkanhaditsdenganriwayatnyasertapembedaanpendapatmengenainya,
tidakbolehmemberikanpenilaiantentanghaditstersebutdanberfatwaberdasarkannya”.[10]
Kemudian,tentangdasar-dasaryangdipakai AhmadbinHanbal dalammemutuskanhukum,
sebenarnyatidakjauhberbedadengangurunya,ImamSyafi’i,yangdidasarkanataslimahal :
íNash al-Qur’andanHaditsMarfu’
Selamaada teksini,Ahmadpasti akanmemutuskannyaberdasarkantekstersbut,meskipunada
dasar lain.
íFatwa para sahabat Nabi
Apabilabeliautidakmendapatkansuatunashterang,baikdari al-Qur’anmaupunsunnah,barulah
menggunakanfatwadari sahabatyang dirasatidakada fatwalainyang menandinginya.Katanya“itu
bukanlahijma’”.Fatwasahabatdidahulukandaripadaakal atauqiyas.
íApabilaterjadi perbedaanpendapatdikalangansahabat,makabeliauMengambil pendapatyang
lebihdekatdenganbunyi teksal-Qur’anatauhaditsdantidakakanmencari yang lainnya.Akan
tetapi bilasemuanyatidakjelas,maka beliautidakakanmengambil kesimpulanapapun.
íHadits Mursal dan HaditsDha’if
Jalanini diambil bilatidakdijumpai haditslainyangsetingkat.Haditsdha’if menurutnyaialah“yang
tidakbatil”atau “tidakmunkar”,atau yang didalamnyatidakterdapatperawi yangmuttaham,
karenabeliaumemadangbahwahaditsdho’ifyangbertingkatantidaksampai ketingkatshahit,
tetapi termasukdalamhaditshasanitulebihkuatdanlebihbaikdaripadaqiyas.
íQiyas
Beliaumenggunakanqiyasbilasudahdalamkeadaanterpaksakarenatidakdidapatkandalamhadits
mursal ataupundha’if danjuga fatwapara sahabat.[11]
Tentangijma’,pendirianImamHanbali ini sebenarnyatiakberbedadenganpendirianImamSyafi’i,
karenaImam Syafi’i sendiri pernahberkata“Barangapayang belumdiketahui adaperselisihandi
dalamnyaitubelumataubukanijma’namanya”.SedangkanImamhanbali berpendapatbahwaijma’
tidakdiakui keberadaannyasetelahperiode sahabat.Beliauberkata,“apayangdituduholeh
seseorangtentangijma’adalahdusta”.Beliaubukannyatidakmengakui ijma’setelahperiode
sahabat,tetapi tidak memungkinkanakanterjadinya.Karenaitubeliaulebihberpegangpadaqiyas
setelahteksal-Qur’an,sunnahdanatsarsahabat.
KemudianpendirianImamHanbali terdapatra’yi danahli ra’yi dalamhukumkeagamaan,tidak
berbedadenganparaimamahli haditsseperti ImamMaliki,ImamSyafi’i,danlainnya,yaknihukum
agama tidakselayaknyadantidakpadatempatnyajikahanyabersandaratas pendapatdari buah
fikiranorangyangtidakpada tempatnyajikahanyabersandaratas dalil ataualasandari al-Qur’an
ataupunsunnah.[12]
ImamHanbali bukanseorangyang fanatikakanpendaptyangsampai padanya.Sehingabeliausering
melarangpenulisfiqihyangdiajarkannya,karenaseringnyaberubahpandangan.Beliaukhawatirbila
fiqihdibukukan,makahukum-hukumsyariatakanbekudantaklidakanmerajalelasepanjangmasa.
Sedangfiqihseyogyanyaselalumengalami pembaharuansesuai dengantuntutanzaman.
6. SekilasTentangMazhabHanbali
Untuk sekedardiketahui,bahwamazhabImamHanbali ini mazhabyangkurangberkembangdi
duniaIslam.Mulamazhabnyahanya berkermbangdi Bagdad,tempatkediamanImamHanbali.
Hinggaabad IV H, mazhabinipunbelummerambahdi negaraMesir,tetapi barusampai pada
perbatasanIrak.Dan baru pada akhirabad VIHijriah,mazhabHanbali terdengarberitanyadi Mesir.
Kemudian,denganusahagigiholehIbnuTaimiyahdanIbnuQayim, mazhabini menjadi lebih
berkembanglagi dandi abad12 H dengankesungguhanMuhammadibnAbdil Wahhab Mazhab
Hanbali menjadi mazhabpendudukNajed.Dansekarangresmi di pemerintahanSaudi Arabiadan
memilikipengikutterbesardi JazirahArab,Palestina,Syria,Irak.[13]
III.KESIMPULAN
Dari apa yang telahdipaparkandi atas,makakita dapatmengetahui bahwasanyaAhmadIbnu
Hanbal merupakanseorangilmuwanhukumyangrelatif palingtektual dalammemahamial-Qur’an
dan sunah.Akankecintaanbeliaukepadasunnahdan haditsNabi,sehinggatidakheranbilaada
suatugolonganyangmenyebutnyasebagai ilmuwanhaditsdaripadailmuwanfiqih.Sebagai pembela
haditsNabi yangsangat gigihdapatdilihatdari cara-cara yang digunakandalammemutuskan
hukum,yakni tidakmenggunakanakal kecualidalamkeadaansangatterpaksa.
Fatwa-fatwaAhmadbinhanbal didasarkanatas5 hal :
ë NashAl-Qur’andanHaditsMarfu’
ë Fatwapara sahabat
ë Bilaada perselisihandiambil yangpalingdekatdengannashal-Qur’anatauhadits
ë HaditsMursal danhaditsDha’if
ë Qiyas
DAFTARPUSTAKA
Khalil,K.H.Munawar, Biografi EmpatSerangkai ImamMazhab,BulanBintang,Jakarta,1983.
Asy-Syarqawi Abdurrahman, Kehidupan,PemikirandanPerjuanganLimaImamMazhab Terkemuka,
Al-Bayan,Bandung,1994.
MushtofaAl-Maraghi Abdullah, Pakar-PakarFiqhSepajangSejarah,LKPSM,Yogyakarta,2001.
MunawirImam, Mengenal Pribadi 30 PendekardanPemikirIslamDari Masake Masa, PT. BinaIlmu,
Surabaya,1985.
Ash-Shiddieqy,Hasbi,Prof.Dr.TM, PengantarIlmuFiqih,Bulan Bintang,Jakarta,1978.
[1] AbdurrahmanAsy-Syarqawi, 5ImamMazhab Terkemuka, al-Bayan,Bandung,1994,hlm148.
[2] Ibid,hlm.140.
[3] Ibid, 142.
[4] K.H.Munawar Khalil, Biografi EmpatSerangkai ImamMazhab, BulanBintang,Jakarta,1983, hlm.
290.
[5] Abdurrahmanasy-Syarqawi, Op.Cit, hlm.153-154.
[6] Ibid.
[7] K.H.Munawar Khalil, Op.Cit,hlm.265.
[8] AbdullahMustofaal-Maraghi, Pakar-PakarFiqihSepanjangSejarah, LKPSM,Yogyakarta,2001,
hlm.105-106.
[9] Abdurrahmanasy-Syarqawi, Op.Cit,hlm.168-169.
[10] Imam Munawir, Mengenal pribadi 30pendekardanpemikiranIslamDari masaKe Masa, PT.
BinaIlmu,Surabaya,1985, hlm.295-296.
[11] AbdullahMustofaal-Maraghi, Op.Cit,hlm.108.
[12] K.H. Munawar,Khalil, Op.Cit, hlm.291.
[13] Prof.TM. Hasbi Ash-Shidiqy, PengantarIlmuFiqih, BulanBintang,Jakarta,1978, hlm.148.

More Related Content

What's hot

Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldunTokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
airenahmad
 
Pengajian islam zaman uthmaniyyah
Pengajian islam zaman uthmaniyyahPengajian islam zaman uthmaniyyah
Pengajian islam zaman uthmaniyyahmzaidin
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
amiraaa96
 
Kepimpinan rasulullah
Kepimpinan rasulullahKepimpinan rasulullah
Kepimpinan rasulullahNur Fauzi
 
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
Muhammad Fadzli
 
Imam ahmad bin hanbal
Imam ahmad bin hanbalImam ahmad bin hanbal
Imam ahmad bin hanbal
Khairunnisa Ishak
 
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullahKurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
siti hajar pauzi
 
Nota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Nota PIMK 3033 Pengajian SirahNota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Nota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Mualimah Mumtaz
 
Pendidikan islam (imam malik)
Pendidikan islam (imam malik)Pendidikan islam (imam malik)
Pendidikan islam (imam malik)
Nooo ooo
 
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakatiUnit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
athirahsb
 
Kerajaan bani umaiyah
Kerajaan bani umaiyahKerajaan bani umaiyah
Kerajaan bani umaiyah
shafikah zakaria
 
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahPengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahmzaidin
 
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
Zahra Yusof
 
Kerajaan abbasiyyah
Kerajaan abbasiyyahKerajaan abbasiyyah
Kerajaan abbasiyyah
Md Rasid Samsuri
 
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdeka
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum MerdekaPerkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdeka
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdekamzaidin
 
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
ElezaR1
 
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAHAKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
anuar2u
 
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
hudhud321
 
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-butiFiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
ieda kahar
 

What's hot (20)

Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldunTokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
 
Pengajian islam zaman uthmaniyyah
Pengajian islam zaman uthmaniyyahPengajian islam zaman uthmaniyyah
Pengajian islam zaman uthmaniyyah
 
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi TalibKhalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
Khalifah Uthman Bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Talib
 
Perbezaan mazhab ilmu kalam
Perbezaan mazhab ilmu kalamPerbezaan mazhab ilmu kalam
Perbezaan mazhab ilmu kalam
 
Kepimpinan rasulullah
Kepimpinan rasulullahKepimpinan rasulullah
Kepimpinan rasulullah
 
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
Bab 8-Konsep Pendidikan Islam 1
 
Imam ahmad bin hanbal
Imam ahmad bin hanbalImam ahmad bin hanbal
Imam ahmad bin hanbal
 
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullahKurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
Kurikulum pendidikan islam zaman rasulullah
 
Nota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Nota PIMK 3033 Pengajian SirahNota PIMK 3033 Pengajian Sirah
Nota PIMK 3033 Pengajian Sirah
 
Pendidikan islam (imam malik)
Pendidikan islam (imam malik)Pendidikan islam (imam malik)
Pendidikan islam (imam malik)
 
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakatiUnit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
 
Kerajaan bani umaiyah
Kerajaan bani umaiyahKerajaan bani umaiyah
Kerajaan bani umaiyah
 
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahPengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyah
 
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
Akhlak terhadap haiwan (Pembangunan Mapan dalam Islam)
 
Kerajaan abbasiyyah
Kerajaan abbasiyyahKerajaan abbasiyyah
Kerajaan abbasiyyah
 
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdeka
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum MerdekaPerkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdeka
Perkembangan Pendidikan Islam Sebelum Merdeka
 
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
 
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAHAKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
AKIDAH 1 SEM 3 AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
 
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
Pra hijrah (nuraisyah, najlaa)
 
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-butiFiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
Fiqh al sirah 1 - muhammad said ramadan al-buti
 

Viewers also liked

Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Abdul Fauzan
 
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBAL
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBALSLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBAL
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBALNurul Husna
 
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam Mazhab
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam MazhabModel pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam Mazhab
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam MazhabMohamad Yusof
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamBilhad Hard
 
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana IslamAdab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Noorhayati Hussin
 
Folio pqs form 4
Folio pqs form 4Folio pqs form 4
Folio pqs form 4
Adibah Huda
 
Imam syafi’e
Imam syafi’eImam syafi’e
Imam syafi’e
Zinnirahharis
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf BaruTinagaran Magisparan
 
Moral wajib notes
Moral wajib notesMoral wajib notes
Moral wajib notes
Elayne Khaw
 
Contoh assignment pai jad
Contoh assignment pai jadContoh assignment pai jad
Contoh assignment pai jad
Silent Artist
 
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IKEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IBiyah Djauhar
 

Viewers also liked (15)

Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan HambaliBiografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
Biografi dan Pemikiran Imam Syafi'i dan Hambali
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBAL
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBALSLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBAL
SLIDESHOW IMAM AHMAD BIN HANBAL
 
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam Mazhab
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam MazhabModel pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam Mazhab
Model pengajaran dan pembelajaran Imam-Imam Mazhab
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana IslamAdab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
Adab Berbeza Pandangan Mengikut Sarjana Islam
 
Folio pqs form 4
Folio pqs form 4Folio pqs form 4
Folio pqs form 4
 
Imam syafi’e
Imam syafi’eImam syafi’e
Imam syafi’e
 
Imam Syafie
Imam SyafieImam Syafie
Imam Syafie
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
 
Moral wajib notes
Moral wajib notesMoral wajib notes
Moral wajib notes
 
Contoh assignment pai jad
Contoh assignment pai jadContoh assignment pai jad
Contoh assignment pai jad
 
Imam as syafie
Imam as syafie Imam as syafie
Imam as syafie
 
Penghargaan
PenghargaanPenghargaan
Penghargaan
 
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IKEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
 

Similar to Musnad imam hambali

Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Qhaiyum Shah
 
Biografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-HalajBiografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-Halaj
KiwSukrawCenel
 
Biografi syu'bah
Biografi syu'bah Biografi syu'bah
Biografi syu'bah
KiwSukrawCenel
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
Muhammad Idris
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptxBiografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
SaskiaKhairaFaisal
 
Biografi Ulama Hadist.pptx
Biografi Ulama Hadist.pptxBiografi Ulama Hadist.pptx
Biografi Ulama Hadist.pptx
SaskiaKhairaFaisal
 
Presentasi (1).pptx
Presentasi (1).pptxPresentasi (1).pptx
Presentasi (1).pptx
Joni172593
 
Buku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhabBuku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhab
husayn12
 
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptxKEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
InezAuliana
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
Muhammad Idris
 
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambaliBiografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
Abdul Fauzan
 
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomiSejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
Amalia Damayanti
 
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Najwa Norizam
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
long71
 
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafieBab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
wmkfirdaus
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Ratih Aini
 
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptxPPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
manusiagoblok
 

Similar to Musnad imam hambali (20)

Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal RahimahullahPend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
Pend. Agama Islam Tingkatan 4 - Sirah: Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah
 
Biografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-HalajBiografi syu'bah bin al-Halaj
Biografi syu'bah bin al-Halaj
 
Biografi syu'bah
Biografi syu'bah Biografi syu'bah
Biografi syu'bah
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptxBiografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
Biografi Ulama Hadist klmpk 8.pptx
 
Biografi Ulama Hadist.pptx
Biografi Ulama Hadist.pptxBiografi Ulama Hadist.pptx
Biografi Ulama Hadist.pptx
 
Presentasi (1).pptx
Presentasi (1).pptxPresentasi (1).pptx
Presentasi (1).pptx
 
Buku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhabBuku fiqih 5 mazhab
Buku fiqih 5 mazhab
 
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptxKEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
KEJAYAAN INTELEKTUAL ULAMA ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH.pptx
 
Imam syafi'i
Imam syafi'iImam syafi'i
Imam syafi'i
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambaliBiografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
Biografi dan pemikiran imam syafi'i dan imam hambali
 
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomiSejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
Sejarah peradaban dan pemikiran ekonomi
 
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
Tokoh mufassirin pada zaman sahabat
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafieBab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
Bab 1 sejarah perkembangan mazhab syafie
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptxPPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
PPT FIKIH AHMAD KADAFI ANOM.pptx
 

Musnad imam hambali

  • 1. Musnad IMAM HAMBALI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Hadis merupakan kabar atau berita yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik itu yang berupa qouliyah, fi’liyah,maupun taqririyah. Hadis-hadis tersebut banyak diriwayatkan oleh para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in hingga sampai pada saat sekarang ini terus digali dan dipelajari sebagai mashodir al-tasyri’ yang ke-dua setelah kitab suci Al-Qur’an. Banyak sekali kitab-kitab hadis yang dihasilkan oleh para ulama sebagai wujud untuk memelihara hadis-hadis nabi agar terpelihara otentitasnya agar senantiasa menjadi acuan dalam pengamalan kehidupan sehari-hari. Salah satu diantara karya kitab hadis tersebut yang akan kami paparkan dalam makalah ini adalah kitab hadis Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal. Menarik untuk dibahas karena dengan beckground keilmuan fikihnya sebagaimana yang telah masyhur bahwa beliau termasuk salah satu dari madzahib al-arba’ah ini ternyata memiliki karya monumental dalam bidang hadis. Dalam makalah ini selanjutnya akan dijelaskan mengenai biografi dari Imam Ahmad ibn Hanbal beserta latar belakang kehidupannya, kemudian penjelasan mengenai meted ahmad ibn hanbal dan madzhab hanbali serta penjelasan mengenai kitab musnadnya secara ringkas. Diharapkan dengan penjelasan mengenai kitab Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal ini akan menambah wawasan keilmuan dalam bidang studi kitab-kitab hadis. B. Rumusan Masalah. 1. Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal. 2. Latar belakang kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal. 3. Metode Imam Ahmad ibn Hanbal dan madzhab Hanbali. 4. Kitab Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal. BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal. Imam Ahmad ibn Hanbal merupakan seorang ulama besar, ahli dalam bidang fikih maupun hadis ini memiliki nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilalasy-syaibani al-Marwazi al-Baghdadi.[1] Dalam sumber lain menyebutkan nama lengkap beliau adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Hilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah bin Hayyan ibn ‘Abdillah bin Annas ibn ‘Awf ibn Qasit ibn Mazin ibn Syaiban ibn
  • 2. Zulal ibn Ismail ibn Ibrahim. Dari nama tersebut bisa diketahui bahwa beliau adalah keturunan Arab dari suku bani Syaiban, sehingga diberi laqab al-Syaibany.[2] Keturunan ibn Hanbal bertemu dengan Rasulullah pada Mazin bin Mu’adz bin Adnan. Beliau masyhur dengan nama Hanbal karena kakeknya yang bernama Hanbal ibn Hilal merupakan Gubernur Sarakhs pada Dinasti Abbasiyah yang aktif menyerukan penentangan terhadap dinasti Umayyah di Khurasan.[3] Ahmad ibn Hanbal dilahirkan di Baghdad, kota Meru/Merv pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 164 H atau Nopember 780 M. Bapak beliau, Muhammad telah meninggal dunia sejak beliau masih kecil sehingga beliau hanya diasuh oleh ibunya yang bernama Safiyyah binti Maimunah binti Abdul Malik Asy-Syaibani. Oleh karena itu, ibunya juga berasal dari keturunan Syaibaniyah sebagaimana ayahnya.[4]Imam Ahmad Ibn Hanbal hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana karena ayahnya hanya meninggalkan warisan sebuah rumah kecil dan sebidang tanah. Karena melihat keadaan seperti itulah yang memotivasi beliau untuk giat mencari ilmu agar suatu saat dapat membantu meringankan beban ibunya. Setelah menginjak dewasa, beliau menikah dan memiliki dua orang putra yang bernama Abdullah dan Salih, mereka banyak meriwayatkan hadis dari sang ayah dan memasukkan sejumlah hadis ke dalam musnad milik ayahnya. Imam Ahmad ibn Hanbal meninggal pada hari Jum’at bulan Rabi’ul Awal tahun 241 H (855 M) di kota kelahirannya Baghdad.[5] B. Latar Belakang Kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal. Imam Ahmad ibn Hanbal hidup pada zaman pemerintahan Abbasiyah dimana banyak sekali terjadi ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi, pada saat itu pula marak sekali bid’ah yang tersebar serta monopoli kekuasaan kaum mu’tazilah.[6] Sehingga, melihat situasi seperti itulah yang memacu Imam Ahmad ibn Hanbal untuk giat melakukan perlawatan hadis ke berbagai wilayah. Meskipun Ahmad ibn Hanbal hidup miskin, namun tidak menghalangi langkah beliau untuk melakukan perlawatan ke berbagai wilayah untuk menuntut ilmu, diantaranya adalah Makkah, Madinah, Syam, Yaman, Kuffah, Bashrah, dan Jazirah.[7] Beliau mulai mencari hadis pada usia lima belas tahun. Selama tujuh tahun, ia mencari hadis dari guru-guru di Baghdad, beliau belajar hadis pertama kali kepada Abu Yusuf Yakub bin Ibrahim Al-Qadhi salah seorang sahabat Abu Hanifah. Namun ada yang berpendapat bahwa guru pertama beliau adalah Husyaim bin Basyir bin Abi Khasim Al-Wasiti . Kemudian pada usia dua puluh dua tahun beliau pergi ke Bashrah lalu ke Hijaz dan di sanalah beliau mendengarkan hadis dari As-Syafi’i di Masjidil Haram. Kemudian beliau pulang kembali ke Baghdad dan ke Hijaz lagi, di sana beliau mendengarkan hadis dari Imam Malik dan Imam Al-Laits bin Sa’ad Al-Mishry. Setelah itu beliau melakukan perlawatan lagi ke Yaman untuk berguru kepada Abdurraziq bin Hammam. Selain melakukan perlawatan hadis, beliau juga belajar Fikih kepada Abdullah ibn Al-Mubarrak. Selama perlawatannya di Hijaz pun beliau belajar fikih pula kepada Imam As- Syafi’i dan menjumpai seluruh fuqoha’ pada saat itu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama musim haji.[8]
  • 3. kehidupan Imam Ahmad ibn Hanbal selain mengalami cobaan dalam masalah sosial ekonomi, beliau juga banyak mengalami cobaan dan fitnah dalam politiknya. Diantaranya, beliau mendapati fitnah kemakhlukan Al-Qur’an (Mihnah) yang pada saat itu disebarkan oleh dinasti Abbasiyah pada masa kekhalifahan Al Makmun, Al Mu’tashim dan Al watsiq. Karena sikap Imam Ahmad yang bersikukuh melawan doktrin Mu’tazilah tersebut, sampai beliau dicambuk dan dipenjara. Hingga akhirnya pada tahun 220 H beliau dibuang dari Baghdad. Namun, ketika jabatan khalifah dipegang oleh Al-Mutawakkil pada tahun 232 H, dekrit tentang khalaq al-Qur’an dicabut dan Imam Ahmad pun dibebaskan dari penjara.[9] C. Metode Imam Ahmad ibn Hanbal dan Madzhab Hanbali. Pada tahun 195 H sampai 197 H Imam Ahmad ibn Hanbal belajar fikih dan ushul fikih kepada Imam Syafi’i pada waktu di Hijaz. Beliau menganggap Imam Syafi’i sebagai guru besarnya, bahkan sampai dianggap sebagai bapaknya sendiri. Pengaruh Imam Syafi’i sangat besar dibandingkan dengan guru-gurunya yang lain dalam pemikiran Imam Ahmad ibn Hanbal , terbukti melalui perkataan beliau ketika sudah menjadi Imam besar : “Apabila saya ditanya tentang sesuatu yang tidak saya jumpai kabar (yakni hadis dan atsar para sahabat) yang menjelaskannya, maka saya berpegang pada pendapat Imam Syafi’i.” Beliau sangat menghargai Imam Syafi’i sampai-sampai beliau tidak menyetujui guru-guru beliau untuk menulis kitab-kitab fikih selain Imam Syafi’i.[10] Dan karena itu, sampai-sampai Imam At- Tabari memberikan komentarnya bahwa Imam Ahmad ibn Hanbal merupakan muttabi’, periwayat hadis dan bertaklid, bukan seorang mujtahid.[11] Meskipun beliau pertama kali belajar kepada Abu Yusuf, seorang ahlu ro’yu lalu belajar kepada Imam Syafi’i yang memiliki pandangan moderat antara ahlu ro’yu dan ahlu hadis, namun Imam Ahmad ibn Hanbal sangat cinta sekali kepada sunnah Rasulullah SAW hingga beliau tidak hafal satu hadis pun kecuali beliau telah mengamalkannya.[12] Dalam masalah yang sama pun tidak menutup kemungkinan antara Imam Syafi’i dengan Imam Ahmad ibn Hanbal terdapat perbedaan pendapat. Hal ini terjadi karena Imam Ahmad ibn Hanbal jauh lebih banyak memiliki koleksi hadis, bisa dilihat dalam kitab Musnadnya tersebut yang memuat banyak hadis jika dibandingkan dengan kitab-kitab karya Imam Syafi’i.[13] Selain dipengaruhi oleh pola pemikiran Imam Syafi’i, juga sedikit banyak terdapat pengaruh imam Maliki. Adapun dasar-dasar yang digunakan beliau dalam istinbat hukum diantaranya adalah : 1. Al qur’an dan Hadis Imam Ahmad ibn Hanbal berbeda dengan orang-orang sebelumnya, karena kecintaannya kepada hadis-hadis Rasulullah sampai-sampai beliau mendahulukan hadis dhaif daripada qiyas, selama hadis dhaif tersebut menurut beliau adalah shahih bukan maudhu’.[14] 2. Fatwa Sahabat Selama fatwa sahabat tersebut tidak mendapatkan bantahan dari sahabat lain. 3. Pendapat sahabat yang lebih dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah. 4. Hadis mursal dan Hadis dhaif.
  • 4. 5. Qiyas.[15] Apabila beliau tidak mendapati hadis yang dikehendaki, maka beliau menggunakan akalnya untuk menggali hukum dari teks-teks dalil dan atsar melalui qiyas dan ada sumber lain yang menyebutkan bahwa Imam Ahmad Ibn Hanbal menggunakan istihsan serta istishab. D. Kitab Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal. Kitab Musnad adalah sebuah kitab yang disusun dengan tanpa menyaring dan menerangkan derajat hadis-hadis tersebut. Atau dalam pengertian yang lain disebutkan bahwa yang dinamakan kitab Musnad adalah kitab yang disusun berdasarkan nama sahabat. Dalam Musnad imam Ahmad ini terdapat 40.000 hadis, kurang lebih 10.000 diantaranya dengan berulang-ulang. Tambahan dari Abdullah, putra beliau sekitar 10.000 hadis dan diantaranya ada beberapa tambahan pula dari Ahmad bin Ja’far al-Qatili. Sayyid Ahmad bin Ja’far Al-Qatili berkata : “Satu satunya kitab Musnad yang menghidupkan sunnah adalah yang disusun oleh Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Al-Syaibani yang meninggal di Baghdad pada tahun 241 H.”[16] Musnad tersebut mencakup beberapa bab yang dimulai dari : musnad sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Musnad Abu Bakr As Siddik , musnad Umar bin Al Khatthab Radliyallahu 'anhu , Musnad Utsman bin 'Affan Radliyallahu 'anhu , Musnad Ali bin Abu Thalib Radliyallahu 'anhu , Musnad Muhammad Thalhah bin 'Ubaidillah Radliyallahu ta'ala 'anhu, Musnad Az Zubair bin Al 'Awwam Radliyallahu 'anhu , Musnad Abu Ishaq Sa'd bin Abu Waqqash Radliyallahu 'anhu , Musnad Sa'id bin Zaid bin 'Amru bin Nufail Radliyallahu 'anhu, Hadits Abdurrahman bin 'Auf Az Zuhri Radliyallahu 'anhu , Hadits Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah atau namanya adalah 'Amir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu), musnad sahabat setelah sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, musnad ahli bait, musnad Bani Hasyim, musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits , sisa musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits, musnad penduduk Makkah, musnad penduduk Madinah, musnad penduduk Syam, musnad penduduk Kufah, musnad penduduk Bashrah, musnad sahabat Anshar, dan sisa musnad sahabat Anshar.[17] Mengenai derajat hadis musnad ahmad terdapat tiga penilaian ulama yang berbeda, diantaranya adalah : 1. Seluruh hadis yang terdapat di dalamnya dapat dijadikan sebagai hujjah. Hal ini berdasarkan perkataan beliau, Imam Ahmad bahwa : jika umat islam berselisih tentang suatu hadis maka merujuklah pada kitab musnad ini namun jika tidak menemukan hadis dalam musnad ini maka tidak dapat dijadikan hujjah. 2. Di dalam musnad ahmad terdapat hadis shahih, dhaif, bahkan yang maudhu’. Ibnu Al-Jauzy mengatakan bahwa musnad ahmad terdapat 29 hadis maudhu’. 3. Di dalam musnad ahmad terdapat hadis yang shahih dan dhaif yang mendekati derajat hasan. Yang berpendapat demikian adalah al-Zahabi, ibn Hajar al-asqalani, ibn Taimiyah, dan al- Suyuthi.[18]
  • 5. Adapun berdasarkan sumbernya, musnad Ahmad dibagi menjadi enam macam, yaitu : 1. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari ayahnya dengan mendengar langsung. 2. Hadis yang didengar Abdullah dari ayahnya dan dari orang lain. Hadis ini jumlahnya sedikit. 3. Hadis yang diriwayatkan Abdullah dari selain ayahnya. Hadis ini dinamakan hadis zawaid Abdullah (tambahan). 4. Hadis yang tidak didengar Abdullah dari ayahnya, melainkan dibacakan kepada sang ayah. 5. Hadis yang tidak didengar dan tidak pula dibacakan kepada ayahnya, tetapi Abdullah menemukannya dalam kitab sang ayah yang ditulis dengan tangan. 6. Hadis yang diriwayatkan oleh Al-hafidz Abu Bakar Al-Qath’i yang meriwayatkan dari Abdullah.[19] BAB III KESIMPULAN Musnad Ahmad merupakan kitab hadis termasyhur dan terbesar yang disusun pada periode kelima perkembangan hadis (Abad ketiga Hijriyah). Imam Ahmad ibn Hanbal menyusun kitab hadisnya secara musnad, yakni disusun berdasarkan nama sahabat. Beliau sangat cinta terhadap hadis-hadis nabi, bahkan beliau tidak menghafal satu buah hadis pun kecuali sampai beliau hafalkan. Karena itu pula sampai-sampai ada yang menilai bahwa Imam Ahmad terlalu ekstrem dalam istinbath hukum, beliau terlalu tekstualis dan karenanya tidak bisa fleksibel dalam menghadapi berbagai persoalan hukum yang semakin berkembang. Terlepas dari itu , Musnad Ahmad yang memuat 40.000 hadis ini tercatat sebagai karya besar ( masterpiece) dalam khazanah literatur hadis. Beliau seorang imam fuqoha’ dan imam hadis besar yang terkenal wara’ dan zuhud nya berhasil mewariskan keilmuannya kepada generasi-generasi sekarang.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Rohmaniyah,Inayah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta : Teras, 2009. Asy-Syarqawi,Abdurrahman, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan. Asy-Syubasi,Ahmad, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i, Hanbali ), Amzah, 2004. Al-Maliki, Muhammad Alawi, Ilmu Ushul Hadis, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009. As-Shalih,Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2009. [1] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, hlm.363. [2] Inayah Rohamniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.25. [3] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.191. [4] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.192. [5] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm. 28. [6] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.191 [7] Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Madzhab ( Hanafi,Maliki, Syafi’i, Hanbali ), Amzah, hlm.193. [8] Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan, hlm.148 [9] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.37. [10]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan, hlm.158. [11] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.28. [12]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan , hlm 148. [13] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.29. [14]Abdurrahman Asy- Syarqawi, Kehidupan, Pemikiran dan Perjuangan 5 Imam Madzhab Terkemuka, Bandung : Al Bayan hlm.174. [15] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.30. [16] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.255. [17] Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist. [18] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.33. [19] Inayah Rohmaniyah, Studi Kitab Hadis, Yogyakarta: Teras, hlm.34.
  • 7. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN HUKUM ISLAMOLEH AHMAD BIN HANBAL I. PENDAHULUAN Seperti yangtelahkitaketahui bahwaIslamsangatberpengaruhterhadapsetiaporangyanghidupdi wilayahmuslim, sehinggaIslammerupakansuatu“warisan”tersendiri yangsangatberarti.Prinsip- prinsipajaranIslamtelahmewarnai kehidupansosial sepanjangsejarahdanke seluruhpelosok dunia.Islamterusmenerusberhasil mengembanmisi pengentasanbagi persoalanhidupmanusia semenjakmasyarakatIslampertamakali di MadinahdibawahpimpinanRasulullahSAW. SetelahRasulullahwafat,sekelompoksahabatyangmengetahuifiqhdanilmusertalamamenemani Rasulullahdanfahamakanal-Qur’andanhukum-hukumnyadihadapkanuntukmemberikanfatwa dan membentukhukumuntukkaummuslimin.KarenapenyebaranIslamini tidak hanyamelalui penaklukanke daerah-daerahsaja,tetapi jugaperluadanyajerihpayahdari tanganpara ulamadan fuqoha’untukmenyebarkanajarandanprinsipagamaIslam. Dan penyiaranajaranIslamolehparamubalighinakanselalubertalianeratdenganpara pakar-pakar mazhabdalamal-Fiqhul Islamy.Sehinggatidaklayakbagi kitabilatidakmencobamengungkap bagaimanapara pakar mazhabmengawalida’watulIslam. Kemudian,padamakalahini kami mencobamenguraikantentangimammazhabkeempatyakni ImamAhmadbin Hanbal,yangbiasadikenal olehmasyarakatluassebagai seseorangyangahli di bidangilmufiqhdansekaligusjugaseorangilmuwanhadist.Bagaimanatentangkehidupansosial, budayaserta politikpadamasabeliaudanjugatentangistinbat-istinbathukum yangdipakainya untukmemecahkanmasalahkemanusiaan. II.PEMBAHASAN 1. Biografi AhmadbinHanbal Nama lengkapAhmadbinHanbal ialahAhmadbinHanbal binHilal binUsdbinIdrisbinAbdullahbin AnasbinAuf binQasit binMazin binSyalban.Panggilan sehari-harinyaAbuAbdullah.Ahmadbin Hanbal dilahirkandi BaghdadpadabulanRabi’ul Awal tahun164 Hijriah(780 Masehi).Ayahnya menjabatsebagi walikotaSarkhasdanpendukungpemerintahanAbbasiyah.Menurutsaturiwayat, ayahandanyayangbernamaMuhammad asy-Syalbanitelahmeninggalkanbeliausebelumdilahirkan ke duniafana ini.Sehinggabeliautumbuhremajahanyadalamasuhanibundanya,Syafiyahbinti Maimunahseorangwanitadari golonganterkemukakaumBanuAmir. ImamAhmadadalah seorang zuhud,bersihhatinyadari segalamacampengaruhkebendaan.Beliau jugadikenal seorangyangpendiamtetapi beliautertarikuntukselaluberdiskusi dantidaksegan meralatpendapatnyasendiri apabilajelasbahwapendapatoranglainlebihbenar.Beliauadalah orang yangberwawasanluas,ulamayangsangat dalampemahamannyaterhadapruhsyariat. Selamahayatnya,ImamAhmadcintasekali kepadasunnahRasulullahSAW,sehinggamendorongnya untukbanyakmeniruRasulullahdalamsegalaurusanagamadan dunia.Beliautidakhafal satu hadispunkecuali mengamalkannya.[1] Sehinggaadasuatukalanganyanglebihmelihatbeliau sebagai seorangilmuwanhadistdaripada ilmuwanfiqh. Sebagianfuqoha’berkatatentangbeliau,“Ahmadmenguasai seluruhilmu”.SelainituImamSyafi’i selakugurunyajugamengungkapkan,“ketikasayameninggalkanBaghdad,disanatidakadaorang yang lebihpandai dibidangfiqihdanlebihalimketimbangAhmadbinHanbal”.
  • 8. 2. SettingSosial-BudayaPadaMasa ImamHanbali Ketikamenginjakmasamuda,Ahmadmelihatkehidupanorang-orangdisekitarnyasangat mengagumkan.Namunsemaraknya bid’ahtelahmengancamsunnah.Orangyangberpendidikan telahmencelakakanorangyangtidaktahu,para penimbunhartakenyangdenganemasdanperak timbunannya,tetapi merekatidaktahubagaimanamerekaakanmembelanjakannya.Tidakjarang pulamerekaterjerumusdalamkemunafikandankejahatan.Kata-katarayuandanpenipuan telah mengelabuhi manusiahinggamerekameninggalkankesejahteraanhidupyangdihalalkan,yangbiasa disebutwara’ atauzuhud.[2] Ahmadyang sejakkecil hafal al-Qur’an,memahamihukum-hukumnya,danmempelajariilmuhadist untukberhadapandengankehidupanduniayangdemikianparah.Apapunyangbeliaulakukantidak lainadalahuntukmenunjukkanbahwabeliaumembenci kehidupanduniaseperti itu.Beliau menamakansemuaitudengan bid’ahdanbernazaruntukmeluruskannyadanmenghidupkan sunnahRasulullahSAW.Namunsebagianmasyarakatmenuduhnyasebagai orangyangmempersulit pelaksanaanagama. ImamAhmadyang hidupdimasapenuhdenganbid’ahdan agamaditawar-tawarsehingga menggoyangkansendi-sendinya,karenaitubeliaumemutuskanuntukselaluberpegangpadaal- Qur’andengansekuat-kuatnya.[3] Ahmadtertuntutuntukmencari jalanbagi pembebasandiri dan bersikapkerasdalammenegakkankebenaransertamembebaskanorang-orangyangmenjadi hamba bagi kondisi mereka.Alangkahjeleknyakondisi waktuitu! Yang muliaImamHambali selakuseorangalimbesardari ahli sunnah,senantiasabersikapkeras akan urusanbid’ahdanorang yang ahli bid’ah,sebagai buktinyaditunjukkanpada: a. Beliaupernahberkata:“pokokpangkal “sunnah”itu bagi saya ialahmemegangteguhdan mengikutdengankokohnyakepadaapayangpernahdilakukanolehparasahabatNabi,dan menjauhi ataumeninggalkanperbuatanbid’ah,karenatiap-tiapbid’ahdi dalamurusanagamaitu sesat”.Jadi,sudahcukupjelasbahwasegalaperbuatanbid’ahyangbertaliandenganurusanibadah itusesat,dan tiap-tiapkesesatanitudi dalamnerakalahtempatkembalinya. b. Beliaujugapernahberkata: “janganlahkamubertukarfikirandenganorangahli bid’ahdi dalam urusanagamamu,dan janganlahkamuberkawandenganseorangpundenganmerekaitu di dalam pelayanmu”.[4] SehinggasudahlahjelasakansikapImamHambali atasbid’ahitusendiri danjugaorang-orangyang termasukdalamahli bid’ah. 3. KehidupanPolitikPadaMasaImam Hanbali AhmadbinHanbal mengetahui bahwayangpalingmengundangkemarahanparapenguasabani AbbasadalahpenyebaranfiqhAli binAbi Thalib.Keturunannyaberkali-kali mengadakan pemberontakanterhadapparakhalifahyangberbuataniayadari Bani Umayyah,jugaterhadappara khalifahBani Abbas.Hal inilahyangmengakibatkantimbulnyaberbagai peperanganbesar.Fiqih ImamAli dan keputusan-keputusannyahanyadihafalolehsejumlahkecilulama,terutamadari kalangansyi’ah. KemudiansetelahBani AbbasmerasakhawatirterhadapfiqihAli,makaitudipergunakanolehpara penentangfiqihImamAli untukmengkritiknya.HinggaakhirnyaBani Abbastidaktahanmenghadapi pertentangantersebut,danbilaadaorang yangdatang menyampaikanpengaduan,kritikan,atau
  • 9. rintangan,makapasti akan merasakantajamnyapedangpara algojoataulidahnyamembisudibalik tembokpenjara.[5] Namundemikian,ImamAhmadtidakbisabersikapmasabodohterhadapperilakutersebut.Imam Ahmadmencari fiqihdankeputusanpara KhulafaurRasyidin,kemudianbeliaumulai menyiarkandan mempersaksikannya.ImamAhmadtidakinginberpolitiktetapimulai hanyaberpendapatwajib mentaati khalifahmeskipunmerekamenyimpang.Sebab,menurutbeliau,taatkepadapenguasa yang menyimpangitulebihbaikketimbangfitnahyangtidakhanyamenimpaorang-orangyang berbuataniayasaja.Akantetapi bukanberarti mendiamkansajakhalifahyangzalim.Dan menasehatinyaakanlebihbaikdaripadamemberontaknya.[6] AhmadbinHanbal tidakmenerjunkan dirinyalangsungdalamkancahkonflikpolitikyangmenyala- nyala.Akantetapi,beliauberpendapatdengansesuatuyangbeliauyakni kebenarannyadalam rangka mengikuti sunnahbagaimanapuncaranyamencapai pendapattersebut,karenabeliauadalah orang yangpalinginginmeniruRasulullahSAW.Beliauberkata“Ahli hadistadalahorangyang mengamalkannya”. Sepanjangriwayat,ketiayangmulai ImamSyafi’idimintaolehbagindaharunal-Rasyiduntuk mencari ahli hukumdanyang berilmupengethuandalmpusatpemerintahannya,makaImamSyafi’i menunjukImamHanabli untukmendudukinya.Namun,berulangkali dansecarategasImamHanbali berkata: “Saya datang kepadaengkauini hendakmenuntutilmupengetahuan,bukanhendak mencari kedudukanataupangkatdisisi kepalanegara”.[7] Meskipundemikian,ImamAhmadtidak dapat menjauhdari politik,karenapolitikselalumenyertaikehidupandanpolitikjugamengantarkan manusiamendekati kemaslahatandanmenjauhikerusakan. BegitujugaketikaaliranMu’tazilahmenguasaipemerintahanMa’munbinHarunal-Rasyidyang membacaajaran tentangkemahlukanal-Qur’an, kebijakanini mendapatreaksi kerasdari paraahli fiqihaliranahlussunahterutamaImamAhmad.Tetapi,kebijakanpolitikolehpenguasaKhalifah Ma’mun danMu’tashimtidakmampumenyurutkandanmerubahpendiriannya,meskipunbeliau mendapatpenyiksaankerasdari mereka.Bahkansemakinkeraspenyiksaanitu,semakin kuatpula pendiriannya.Hinggaakhirnya,muncullahseorangkhalifahbaruberpahamAhlussunahyang berhasil membasmiparapengikutaliranMu’tazilah.[8] 4. Wacana KeilmuwanYangDigunakan Dalampesantrennyasetiapselesaisholatashar,ImamAhmadmembiasakanmemberi fatwadan bersamadenganpesertapesantrennyamenyebutkandiri denganapayangdilakukanolehpara ulamasalaf dalampesantrenmereka,yaitupengkajianal-Qur’andantafsirnya.Beliaumengajukan bahwaayat al-Qur’anituditafsirkanolehsebagianyanglainolehsebagianyanglainatauolehhadits dan atsar para sahabat.Beliaulebihmenekankanpadapesantrennyauntukmenetapkan pengetahuandi bidangbahasaarab,sastra dan ilmubahasanyaagarmerekadapat memahami al- Qur’andan haditsdenganmudah. Adapunilmu-ilmulainnyayangtersebardimasaImamAhadadalahtentangperbincanganmasalah akidah.Sebagianparapemikirdanfuqahajuga pernahmambahastentang Jabrdan ikhtiar. Sementarayanglainnyalagi berpendapatbahwatindakan-tindakandansifatAllahyangdapat ditangkapdenganpancaindraharuslahditakwilkandari maknanyayanglain.Mereka memperpanjangdanmembicarakansemuaitu denganilmukalam.[9] 5. Metode IstinbatHukum
  • 10. Telahkitakenal bahwasanyaAhmadbinHambal dikenal luassebagaipembelahaditsNabi yang gigih.Hal ini dapat dilihatdari cara-carayang digunakannyadalammemutuskanhukum.Iatidak sukamenggunakanakal,kecuali dalamkeadaansangatterpaksaatausangatperludan sebatastidak ditentukanhaditsyangmenjelaskannya. IbnHanbal sangatberhati-hati tentangriwayathadits,karenahaditssebagai dasartidakakan didapatkanfaedahnyatanpamemiliki riwayatnya.Dalamhal ini beliauberkata-kata“Barangsiapa yang tidakmengumpulkanhaditsdenganriwayatnyasertapembedaanpendapatmengenainya, tidakbolehmemberikanpenilaiantentanghaditstersebutdanberfatwaberdasarkannya”.[10] Kemudian,tentangdasar-dasaryangdipakai AhmadbinHanbal dalammemutuskanhukum, sebenarnyatidakjauhberbedadengangurunya,ImamSyafi’i,yangdidasarkanataslimahal : íNash al-Qur’andanHaditsMarfu’ Selamaada teksini,Ahmadpasti akanmemutuskannyaberdasarkantekstersbut,meskipunada dasar lain. íFatwa para sahabat Nabi Apabilabeliautidakmendapatkansuatunashterang,baikdari al-Qur’anmaupunsunnah,barulah menggunakanfatwadari sahabatyang dirasatidakada fatwalainyang menandinginya.Katanya“itu bukanlahijma’”.Fatwasahabatdidahulukandaripadaakal atauqiyas. íApabilaterjadi perbedaanpendapatdikalangansahabat,makabeliauMengambil pendapatyang lebihdekatdenganbunyi teksal-Qur’anatauhaditsdantidakakanmencari yang lainnya.Akan tetapi bilasemuanyatidakjelas,maka beliautidakakanmengambil kesimpulanapapun. íHadits Mursal dan HaditsDha’if Jalanini diambil bilatidakdijumpai haditslainyangsetingkat.Haditsdha’if menurutnyaialah“yang tidakbatil”atau “tidakmunkar”,atau yang didalamnyatidakterdapatperawi yangmuttaham, karenabeliaumemadangbahwahaditsdho’ifyangbertingkatantidaksampai ketingkatshahit, tetapi termasukdalamhaditshasanitulebihkuatdanlebihbaikdaripadaqiyas. íQiyas Beliaumenggunakanqiyasbilasudahdalamkeadaanterpaksakarenatidakdidapatkandalamhadits mursal ataupundha’if danjuga fatwapara sahabat.[11] Tentangijma’,pendirianImamHanbali ini sebenarnyatiakberbedadenganpendirianImamSyafi’i, karenaImam Syafi’i sendiri pernahberkata“Barangapayang belumdiketahui adaperselisihandi dalamnyaitubelumataubukanijma’namanya”.SedangkanImamhanbali berpendapatbahwaijma’ tidakdiakui keberadaannyasetelahperiode sahabat.Beliauberkata,“apayangdituduholeh seseorangtentangijma’adalahdusta”.Beliaubukannyatidakmengakui ijma’setelahperiode sahabat,tetapi tidak memungkinkanakanterjadinya.Karenaitubeliaulebihberpegangpadaqiyas setelahteksal-Qur’an,sunnahdanatsarsahabat. KemudianpendirianImamHanbali terdapatra’yi danahli ra’yi dalamhukumkeagamaan,tidak berbedadenganparaimamahli haditsseperti ImamMaliki,ImamSyafi’i,danlainnya,yaknihukum agama tidakselayaknyadantidakpadatempatnyajikahanyabersandaratas pendapatdari buah fikiranorangyangtidakpada tempatnyajikahanyabersandaratas dalil ataualasandari al-Qur’an ataupunsunnah.[12]
  • 11. ImamHanbali bukanseorangyang fanatikakanpendaptyangsampai padanya.Sehingabeliausering melarangpenulisfiqihyangdiajarkannya,karenaseringnyaberubahpandangan.Beliaukhawatirbila fiqihdibukukan,makahukum-hukumsyariatakanbekudantaklidakanmerajalelasepanjangmasa. Sedangfiqihseyogyanyaselalumengalami pembaharuansesuai dengantuntutanzaman. 6. SekilasTentangMazhabHanbali Untuk sekedardiketahui,bahwamazhabImamHanbali ini mazhabyangkurangberkembangdi duniaIslam.Mulamazhabnyahanya berkermbangdi Bagdad,tempatkediamanImamHanbali. Hinggaabad IV H, mazhabinipunbelummerambahdi negaraMesir,tetapi barusampai pada perbatasanIrak.Dan baru pada akhirabad VIHijriah,mazhabHanbali terdengarberitanyadi Mesir. Kemudian,denganusahagigiholehIbnuTaimiyahdanIbnuQayim, mazhabini menjadi lebih berkembanglagi dandi abad12 H dengankesungguhanMuhammadibnAbdil Wahhab Mazhab Hanbali menjadi mazhabpendudukNajed.Dansekarangresmi di pemerintahanSaudi Arabiadan memilikipengikutterbesardi JazirahArab,Palestina,Syria,Irak.[13] III.KESIMPULAN Dari apa yang telahdipaparkandi atas,makakita dapatmengetahui bahwasanyaAhmadIbnu Hanbal merupakanseorangilmuwanhukumyangrelatif palingtektual dalammemahamial-Qur’an dan sunah.Akankecintaanbeliaukepadasunnahdan haditsNabi,sehinggatidakheranbilaada suatugolonganyangmenyebutnyasebagai ilmuwanhaditsdaripadailmuwanfiqih.Sebagai pembela haditsNabi yangsangat gigihdapatdilihatdari cara-cara yang digunakandalammemutuskan hukum,yakni tidakmenggunakanakal kecualidalamkeadaansangatterpaksa. Fatwa-fatwaAhmadbinhanbal didasarkanatas5 hal : ë NashAl-Qur’andanHaditsMarfu’ ë Fatwapara sahabat ë Bilaada perselisihandiambil yangpalingdekatdengannashal-Qur’anatauhadits ë HaditsMursal danhaditsDha’if ë Qiyas DAFTARPUSTAKA Khalil,K.H.Munawar, Biografi EmpatSerangkai ImamMazhab,BulanBintang,Jakarta,1983. Asy-Syarqawi Abdurrahman, Kehidupan,PemikirandanPerjuanganLimaImamMazhab Terkemuka, Al-Bayan,Bandung,1994. MushtofaAl-Maraghi Abdullah, Pakar-PakarFiqhSepajangSejarah,LKPSM,Yogyakarta,2001. MunawirImam, Mengenal Pribadi 30 PendekardanPemikirIslamDari Masake Masa, PT. BinaIlmu, Surabaya,1985. Ash-Shiddieqy,Hasbi,Prof.Dr.TM, PengantarIlmuFiqih,Bulan Bintang,Jakarta,1978.
  • 12. [1] AbdurrahmanAsy-Syarqawi, 5ImamMazhab Terkemuka, al-Bayan,Bandung,1994,hlm148. [2] Ibid,hlm.140. [3] Ibid, 142. [4] K.H.Munawar Khalil, Biografi EmpatSerangkai ImamMazhab, BulanBintang,Jakarta,1983, hlm. 290. [5] Abdurrahmanasy-Syarqawi, Op.Cit, hlm.153-154. [6] Ibid. [7] K.H.Munawar Khalil, Op.Cit,hlm.265. [8] AbdullahMustofaal-Maraghi, Pakar-PakarFiqihSepanjangSejarah, LKPSM,Yogyakarta,2001, hlm.105-106. [9] Abdurrahmanasy-Syarqawi, Op.Cit,hlm.168-169. [10] Imam Munawir, Mengenal pribadi 30pendekardanpemikiranIslamDari masaKe Masa, PT. BinaIlmu,Surabaya,1985, hlm.295-296. [11] AbdullahMustofaal-Maraghi, Op.Cit,hlm.108. [12] K.H. Munawar,Khalil, Op.Cit, hlm.291. [13] Prof.TM. Hasbi Ash-Shidiqy, PengantarIlmuFiqih, BulanBintang,Jakarta,1978, hlm.148.