HADITH ADALAH SATU ILMU YANG KRANG DIKENALI MASYARAKAT. ALLAH SWT TELAH MENYELAMATKAN UMMAH DENGAN ADANYA HADITH2 NABI SAW. ANTARA BEDA UGAMA2 SAMAWI LAIN DENGAN ISLAM ADALAH PENGAJIAN DAN PENYAMPAIAN HADITH HINGGA KE HARI INI
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Pada awalnya ilmu takhrij hadis tidak diperlukan oleh ulama namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan terhadap penunjukan hadis terhadab sumber aslinya maka memunculkan berbagai kitab-kitab takhrij, menjelaskan metodenya, dan menentukan kualitas hadis sesuai kedudukanya.
Takhrij adalah menunjukkan hadits pada rujukan pokok ( asli ) yang sudah dikeluarkan lalu disebutkan pula kedudukan hadits tersebut pada saat yang diperlukan. Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Disamping itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis. suatu hadis merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Dalam makalah takhrij hadis kali ini akan dibahas mengenai: Pengertian takhrij hadis, tujuan dan manfa’at takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, cara pelaksanaan dan metode takhrij
HADITH ADALAH SATU ILMU YANG KRANG DIKENALI MASYARAKAT. ALLAH SWT TELAH MENYELAMATKAN UMMAH DENGAN ADANYA HADITH2 NABI SAW. ANTARA BEDA UGAMA2 SAMAWI LAIN DENGAN ISLAM ADALAH PENGAJIAN DAN PENYAMPAIAN HADITH HINGGA KE HARI INI
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Pada awalnya ilmu takhrij hadis tidak diperlukan oleh ulama namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan terhadap penunjukan hadis terhadab sumber aslinya maka memunculkan berbagai kitab-kitab takhrij, menjelaskan metodenya, dan menentukan kualitas hadis sesuai kedudukanya.
Takhrij adalah menunjukkan hadits pada rujukan pokok ( asli ) yang sudah dikeluarkan lalu disebutkan pula kedudukan hadits tersebut pada saat yang diperlukan. Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius karena di dalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Disamping itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis. suatu hadis merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Dalam makalah takhrij hadis kali ini akan dibahas mengenai: Pengertian takhrij hadis, tujuan dan manfa’at takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, cara pelaksanaan dan metode takhrij
PPT dari kelompok 7 tugas agama tentang :
-Beberapa pedoman dalam memahami Al-hadist
-Mengenal beberapa kitab Al-hadist rujukan (kutub al sittah)
-Al-hadist sebagai sumber ajaran dalam islam
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. PEMBAHASAN
• Pengertian ‘Ulum Al-Hadits
• Macam-macam ‘Ulum Al-Hadits
• Faedah mempelajari ‘Ulum Al-Hadits
• Sejarah Perkembangan ‘Ulum Al-Hadits
• Cabang-cabang pokok bahasan ‘Ulum Al-
Hadits
3. Pengertian ‘Ulum Al-Hadits
dari segi bahasa
• Dari segi bahasa ilmu hadits terdiri dari dua
kata, yaitu ilmu dan hadits. Secara sederhana
ilmu artinya pengetahuan (knowledge) dan
science. Sedangkan hadits artinya yaitu segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik dari perkataan,
perbuatan maupun persetujuan
4. Pengertian ‘Ulum Al-Hadits dari
pendapat ulama
Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani
• Adalah mengetahui kaidah-
kaidah yang dijadikan
sambungan untuk
mengetahui (keadaan)
perawi dan yang
diriwayatkan
Menurut Ulama Mutaqaddimin
• Ilmu pengetahuan yang
membicarakan tentang
cara-cara persambungan
hadits sampai kepada Rasul
SAW dari segi hal ihwal para
perawinya, kedabitan,
keadilan, dan dari
bersambung tidaknya
sanad, dan sebagainya
5. Macam-macam Ilmu Hadits
menurut ulama mutaakhirin
Ilmu Hadits Riwayah
• Ilmu Hadits Riwayah adalah
ilmu yang mempelajari
tentang periwayatan secara
teliti dan berhati-hati bagi
segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW,
baik berupa perkataan,
perbuatan, persetujuan, dan
maupun sifat serta segala
sesuatu yang disandarkan
kepada sahabat dan tabi’in
Ilmu Hadits Dirayah
• Ilmu pengetahuan yang
membahas tentang kaidah-
kaidah, dasar-dasar,
peraturan-peraturan, yang
dengannya kami dapat
membedakan antara hadist
yang shahih yang
disandarkan kepada Rasul
SAW dan hadits yang
diragukan penyandarannya
kepadanya
6. Faedah mempelajari Ilmu Hadits
• Mengetahui istilah-istilah yang disepakati ulama hadits
dalam penelitian hadits
• Mengetahui kaidah-kaidah yang disepakati para ulama
dalam menilai, menyaring (filterisasi) dan
mengklasifikasikan
• Mengetahui usaha-usaha dan jerih payah yang ditempuh
para ulama dalam menerima dan menyampaikan
periwayatan hadits, kemudian menghimpun dan
mengodifikasikannya ke dalam berbagai kitab hadits
• Mengenal tokoh-tokoh ilmu hadits, baik dirayah maupun
riwayah
• Mengetahui hadits yang shahih, hasan, dha’if, muttashil,
mursal, munqathi’, mu’dhal, maqlub, masyhur, gharib, ‘aziz
mutawatir
7. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits
• Sejarah perkembangan ilmu hadis selalu
mengiringinya sejak masa Rasulullah SAW,
sekalipun belum dinyatakan sebagai ilmu secara
eksplisit. Sekalipun pada masa Nabi tidak
dinyatakan adanya ilmu hadis, tetapi para
peneliti hadis memperhatikan adanya dasar-dasar
dalam Al-quran dan hadis Rasulullah SAW.
setelah Rasulullah meninggal, kondisi sahabat
sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis
karena konsetrasi mereka kepada Al-qur’an yang
baru di kodifikasikan pada masa Abu Bakar
tahap awal dan masa Utsman tahap kedua. Masa
ini terkenal dengan masa taqlil ar-riwayah
(pembatasan periwayatan), para sahabat tidak
meriwayatkan hadis kecuali disertai dengan saksi
dan bersumpah bahwa hadis yang ia riwayatkan
benar-benar dari Rasulullah SAW.
• Perkembangan ilmu hadis semakin pesat ketika
ahli hadis membicarakn tentang daya ingat para
pembawa dan perawi hadis kuat atau tidak
(dhabith), bagaimana metode penerimaan dan
penyampaiannya (nasikh dan mansukh), dan
lain-lain.
• Perkembangan ilmu hadis mencapai puncak
kematangan dan berdiri sendiri pada abad ke -4
H yang merupakan penggabungan dan
penyempurnan berbagai ilmu yang berkembang
pada abad-abad sebelumnya secara terpisah dan
berserakan
• Al-Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan bin
Abdurrahman bin Khalad Ar-Ramahurmuzi
(w.360 H)adalah orang yang pertama kali
memunculkan ilmu hadis yang paripurna dan
berdiri sendiri dalam karyanya Al-Muhaddits Al-
Fashil bain Ar-Rawi wa Al-Wa’i. Akan tetapi,
tentunya tidak mencakup keseluruhan
permasalahan ilmu, kemudian diikuti oleh Al-
Hakim Abu Abdullah An-Naisaburio (w.405 H)
yang menulis Ma’rifah ‘Ulum Al-Hadits tetapi
kurang sistematik, Al-Khathib Abu Bakar Al-
Baghdadi (w.364 H) yang menulis Al-Jamli li
Adab Asy-Syaikh wa As-Sami’ dan kemudian
diikuti penulis-penulis lain.
8. Cabang-cabang pokok bahasan ‘Ulum
Al-Hadits
• Terbagi menjadi 10 cabang yang dilihat dari segi sanad
ataupun matan hadits
1. ‘Ilmu Rijal Al-Hadits
2. Ilmu al-Jarh wa at-Ta’dil
3. ‘Ilmu ‘Ilal Al-Hadits
4. ‘Ilmu Gharib Al-Hadits
5. ‘Ilmu Mukhtalif Al-Hadits
6. ‘Ilmu Nasikh wa Mansukh
7. ‘Ilmu Fann Al-Mubhamat
8. ‘Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits
9. ‘Ilmu Tashhif wa Tahrif
10. ‘Ilmu Musthalah Al-Hadits
9. KESIMPULAN
• Ilmu Hadis (‘Ulum Al-Hadits) adalah Ilmu pengetahuan
yang membicarakan tentang cara-cara persambungan
hadits sampai kepada Rasul SAW dari segi hal ihwal
para perawinya, kedabitan, keadilan, dan dari
bersambung tidaknya sanad, dan sebagainya.
• Menurut ulama Mutaakhirin ilmu hadis terbagi
menjadi 2 yaitu Ilmu Hadis Riwayah&Dirayah
• Dan jika seseorang ingin lebih dalam memahami ilmu
hadis harus menguasai 10 cabang-cabang pokok
bahasan dalam Ilmu Hadits (‘Ulum Al-Hadits)