Dokumen tersebut membahas tentang enam jenis struktur hak keputusan TI (archetype) menurut model Weill dan Rose, yaitu Business Monarchy, IT Monarchy, Feudal, Federal, IT Duopoly, dan Anarchy. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu archetype, seperti tujuan strategis organisasi, ukuran organisasi, dan industri.
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Audit TI - Struktur & Hak Keputusan
1. BAB
3
STRUKTUR
HAK
KEPUTUSAN
Sistem
Tata
Kelola
Teknologi
Informasi
2. Pendahuluan
• Struktur
Menunjukkan
komponen-‐komponen
yang
membentuk
sistem
tata
kelola
TI.
• Archetype
(Weill
and
Rose
(2004))
Merupakan
bentuk
struktur
hak
keputusan
TI
yang
menunjukkan
pihak-‐pihak
yang
memiliki
hak
keputusan
di
dalamnya.
3. Archetype
1. Business
Monarchy
2. IT
Monarchy
3. Feudal
4. Federal
5. IT
Duopoly
6. Anarchy
4. Archetype
1.
Business
Monarchy
• Tersentralisasi
• Organisasi
skala
besar
dengan
sistem
kompleks
• Unggul
dalam
kendali
sistem
tatakelola
TI
• Kemungkinan
kegagalan
proses
penyelarasan
bisnis
mampu
diminimalisir
• Keterbatasannya
pada
kurang
fleksibilitas
dalam
pengambilan
keputusan
pada
level
unit
bisnis
sehingga
kreaLvitas
terkorbankan
5. Archetype
2.
IT
Monarchy
• Keputusan
bersifat
sentralis
namun
dibawah
kendali
departemen
IT
• Hambatannya,
departemen
IT
hanya
memahami
permasalahan
dalam
konteks
IT
tanpa
memahami
proses
bisnis
secara
luas.
• Mengindikasikan
bahwa
IT
masih
berada
pada
fungsi
operasional
6. Archetype
3.
Feudal
• Delegasi
keputusan
didominasi
oleh
pelaksana
di
unit
bisnis
• Tepat
digunakan
untuk
organisasi
yg
memiliki
unit
bisnis
yg
luas
dan
Ldak
terintegerasi
pada
bisnis
inL
• Sangat
fleksibel
terhadap
perubahan,
karena
membutuhkan
kreaLvitas
dalam
merespon
perubahan
• Kelemahannya,
TI
hanya
berperan
strategis
pada
level
unL
bisnis,
Ldak
pada
level
korporasi
7. Archetype
4.
Federal
• Keputusan
IT
Ldak
hanya
diserahkan
pada
monarki
bisnis
namun
juga
mengikutsertakan
eksekuLf
IT
dari
departemen
IT
• Keunggulannya,
mampu
mengakomodasi
ide
dan
kepenLngan
dari
seluruh
stakeholder
dalam
korporasi
• Kelemahannya,
Ldak
efisien
dalam
proses
pembuatan
keputusan
• KeefekLfan
keputusan
tergantung
pada
suara
terbanyak
8. Archetype
5.
IT
DUOPOLY
• Keputusan
pada
eksekuLf
IT
dan
para
pemimpin
unit
bisnis
• Tepat
diadaptasi
oleh
organisasi
yang
memiliki
banyak
unit
bisnis
namun
tetap
menyinergikan
strategi
IT
dengan
departemen
IT
• EfekLf
untuk
pengambil
keputusan
di
departemen
memahami
proses
bisnis
secara
luas
dan
memahami
kebutuhan
spesifik
seLap
unit
bisnis.
9. Archetype
6.
Anarchy
• Keputusan
IT
sama
sekali
Ldak
dipegang
oleh
para
pengambil
keputusan
bisnis
di
level
manapun
• Keputusan
IT
dilakukan
di
masing-‐masing
pengguna
sesuai
kebutuhan,
baik
itu
individual
maupun
grup
pada
unit
kerja
• Tipe
ini
sesuai
untuk
perusahaan
kecil
yang
penggunanya
sekaligus
sebagai
pengambil
keputusan
10. 3.
Keefektifan
Pola
Archetype
• Structural
ConLngency
(
Galbraith,
1973)
dikuLp
dari
Pfeffer
(1982),
“keefekLfan
organisasi
ditentukan
oleh
banyak
faktor
konLngensi
dan
Ldak
ada
cara
tunggal
untuk
mengatasi
kendala
dalam
organisasi”
• Variasi
faktor
konLngensi
:
ukuran
organisasi,
teknologi,
dan
lingkungan.
11. 3.
Keefektifan
Pola
Archetype
• Sejalan
dengan
teori
KonLngensi
Struktural,
Weill
dan
Ross
(2004)
–
yang
menentukan
keefekLfan
pola
tatakelola
atau
Lpe
archetype
IT
:
1. Goal
Strategik
dan
Kinerja
2. Struktur
Organisasi
3. Pengalaman
Tatakelola
4. Ukuran
dan
keragaman
organisasi
5. Perbedaan
Industri
dan
Wilayah
Geografis
12. 4.
Kontingensi
Archetype
• Penatakelolaan
IT
menunjukkan
suatu
bentuk
otoritas
organisasi
IT
(Sambamurthy
&
Zmud,
1999)
• Ada
3
bentuk
(Pa#ern)
pengaturan
tatakelola
TI,
yaitu
Corporate
IS,
Divisional
IS,
dan
Line
Management
• Ada
3
bentuk
pengaturan
tatakelola
:
1.
Moda
tatakelola
sentralis
2.
Moda
tatakelola
desentralis
3.
Moda
federal
Konsepnya
secara
umum
sama
seperL
Weill
&
Ross,
hanya
saja
lebih
sederhana
dari
sisi
jenis
moda
struktur
tatakelola
namun
lebih
kompleks
dari
sisi
mekanisme
konLngennya
13. 4.
Kontingensi
Archetype
cont
• Konsep
struktur
tatakelola
TI
yang
dikemukakan
Sambamurthy
dan
Zmud
(1993)
telah
banyak
diuji
dalam
studi
empiris,
contohnya
survei
yang
dilakukan
grup
Forrester
terhadap
lebih
dari
900
pengambilan
keputusan
bisnis
dan
TI
di
AS
• Hasilnya
60%
menerapkan
pengambilan
keputusan
sentralisasi
(turun
6%
dari
tahun
sebelumnya),
26%
menggunakan
Desentralisasi
(naik
13%
dari
tahun
sebelumnya),
dan
15%
pendekatan
Federal
(turun
8%
dari
tahun
sebelumnya)
14. 21%
Keuangan
dan
asuransi
30%
48%
Media,
hiburan,
dan
16%
28%
kesenangan
57%
22%
ULlity
dan
telekomunikasi
18%
60%
15%
Federal
Pabrikan
26%
60%
Desentralisasi
15%
Sentralisasi
Jasa-‐jasa
bisnis
24%
61%
11%
Sektor
publik
26%
63%
5%
Pedagang
eceran
dan
grosir
20%
75%
0%
20%
40%
60%
80%
15. 4.1
Moda
Tatakelola
TI
Sentralis
• Survey
menunjukkan,
perusahaan
kecil
dengan
1
–
4999
karyawan
lebih
ke
sentralis
IT
• PerLmbangan
pendekatan
dan
strategi
bisnis
perusahaan
secara
keseluruhan
• Alasan
lainnya,
karena
faktor
skala
ekonomi,
kendali
dan
komplain
• Terdapat
tendensi
perusahaan
untuk
mengintegerasikan
dan
menstandarisasikan
data
lintas
unit-‐unit
bisnis
yang
mengarah
pada
sentralisasi
16. Tabel
Moda
Tatakelola
TI
Sentralis
Kegiatan-‐Kegiatan
TI
Infrastruktur
Ti
Penggunaan
TI
Manajemen
Proyek
TI
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
korporat
korporat
korporat
(Corporate
IS)
(Corporate
IS)
(Corporate
IS)
17. 4.2
Moda
Tatakelola
TI
Desentralis
• Banyak
diterapkan
pada
perusahaan
skala
besar
dengan
diversifikasi
horizontal
yang
luas
• Dengan
moda
ini,
sistem
informasi
divisional
dan
manajemen
lini
mempunyai
otoritas
terhadap
semua
akLvitas
IT
18. Tabel
Moda
Tatakelola
TI
Desentralis
Kegiatan-‐Kegiatan
TI
Infrastruktur
Ti
Penggunaan
TI
Manajemen
Proyek
TI
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
1
Divisional
Divisional
Divisional
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Manajemen
Lini
(Pa#ern)
2
Divisional
Divisional
Bentuk
Sistem
Informasi
Manajemen
Lini
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
3
Divisional
Divisional
Bentuk
Sistem
Informasi
Manajemen
Lini
Manajemen
Lini
(Pa#ern)
4
Divisional
Bentuk
Manajemen
Lini
Manajemen
Lini
Manajemen
Lini
(Pa#ern)
5
*
19. 4.3
Moda
Tatakelola
TI
Federal
• Merupakan
gabungan
antara
sentralisasi
IT
utnuk
beberapa
fungsi
dan
desentralisasi
IT
untuk
otonomi
manajemen.
• SI
Korporat
dan
unit-‐unit
bisnis
mempunyai
otoritas
untuk
kegiatan-‐kegiatan
TI
yang
khusus
20. Tabel
Moda
Tatakelola
TI
Federal
Kegiatan-‐Kegiatan
TI
Infrastruktur
TI
Penggunaan
TI
Manajemen
Proyek
TI
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
1
Korporat
Korporat
Divisional
atau
Manajemen
Lini
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
2
Korporat
Divisional
atau
Korporat
Manajemen
Lini
Bentuk
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
Sistem
Informasi
(Pa#ern)
3
Korporat
Korporat
Divisional
atau
Manajemen
Lini
21. 5.
Faktor-‐Faktor
Kontingensi
Moda
Tatakelola
TI
Faktor
KonEngensi
Tingkatan-‐ Letak
Wewenang
Tingkatan
Keputusan
Moda
Tatakelola
Sentralisasi
SI
Korporat
Korporat
Desentralisasi
Divisi
Ukuran
Perusahaan
Kecil
SI
Korporat
Besar
Divisi
22. 6.
Tekanan-‐tekanan
Kontingensi
Terhadap
Moda
Tatakelola
TI
Faktor-‐faktor
konLngensi
ini
dapat
dikelompokkan
ke
dalam
Lga
macam
tekanan:
1. Corporate
Governance
2. Economic
of
Scope
3. AbsorpLve
Capacity
23. 6.2
Economic
scope
• Sambamurthy
dan
Zmud
(1999),
lingkup
ekonomi
diperoleh
dengan
membagi
keahlian-‐keahlian
yg
berhubungan
dgn
IT
yang
tepat,
pengetahuan,
dan
invesLgasi
lintas
perusahaan.
1.
Moda
Diversifikasi
pemicu
strategi
bisnis
bertumbuh
ekspansi
internal
atau
akuisisi
eksternal.
2.
Luas
Diversifikasi
keterkaitan
antara
produk
atau
pasar
dengan
perusahaan
mulLbisnis
3.
Strategi
Eksploitasi
untuk
lingkup
ekonomi
Melalui
konsolidasi
akLva
Lngkat
korporat
24. 6.3
Absorptive
Capacity
• Kemampuan
dari
karyawan-‐karyawan
suatu
perusahaan
untuk
mengembangkan
basis
pengetahuan
yang
relevan,
menyadari
informasi
eksternal
yang
bernilai,
membuat
keputusan-‐keputusan
yang
tepat,
mengimplementasikan
struktur
dan
proses
kerja
yang
efekLf
(Cohen
&
Levinthal,
1990)
• Kemampuan
ini
umumnya
dibangun
sepanjang
waktu
melalui
interaksi
dan
inisiaLf
yang
dilakukan
oleh
para
manajer
bisnis
dengan
staf
IT
25. Hubungan
Letak
Wewenang
Keputusan
dengan
Kapasitas
Penyerapan
Faktor-‐Faktor
Tingkatan-‐ Letak
Wewenang
KonEngensi
Engkatan
Keputusan
Lini
Pengetahuan
Rendah
SI
Korporat
TI
Tinggi
Divisi
26. 7.
Teori
Kontingensi
Jamak
• Bagaimana
memandang
pengaruh
dari
tekanan-‐tekanan
konLngensi
pada
keputusan
IT
• Menurut
teori
ini,
rancangan-‐rancangan
unit
kerja
akan
dipengaruhi
secara
simultan
oleh
beberapa
tekanan
kontongensi
yang;
menguatkan
(reinforcing),
berlawanan
(conflicLng),
dan
mendominasi
(dominaLng)
27. 7.
Teori
Kontingensi
Jamak
-‐ Reinforcing
Con,ngencies,
menunjukkan
tekanan-‐tekanan
yang
menonjol
menghasilkan
pengaruh
yang
sama
kuat
pada
tanggungjawab
pengambilan
keputusan
IT
(sentralisasi
atau
desentralisasi)
-‐ Conflic,ng
Con,ngencies,
menunjukkan
tekanan-‐tekanan
menghasilkan
situasi
yang
berlawanan
terhadap
tanggungjawab
pengambilan
keputusan
IT,
keputusan
akan
mengarah
pada
munculnya
moda
federal,
yaitu
sebagaian
sentralisasi,
sebagian
lainnya
desentralisasi
-‐ Domina,ng
Con,ngencies,
menunjukkan
yang
mendominasi
yang
akan
menentukan
pengambilan
keputusan
IT
28. 8.
Studi
Empiris
Pengaruh
Faktor-‐Faktor
Kontingensi
Terhadap
Moda
Tatakelola
TI
1.
KonLngensi-‐KonLngensi
Menguatkan
Contoh
1
:
ü Perusahaan
B
beroperasi
pada
pasar
yang
sangat
dinamis
ü Akuisisi
menjadikan
moda
tatakelola
korporat
sebagai
desentralisasi
Lnggi
ü Masing-‐masing
unit
mempunyai
kebutuhan
SI
yang
cukup
berbeda
ü Moda
diversifikasi
akuisisi
dan
kerjasama
yang
baik
antara
manajer-‐manajer
lini
dengan
manajer
TI
menguatkan
ke
arah
desentralisasi
ü Hanya
saja
sebuah
konLngensi
mengarah
pada
sentralisasi,
yaitu
konsolidadi
via
akLva
TI
yang
mendorong
grup
SI
Korporat
untuk
mengarahkan
TI
strategik
pada
Lngkat
Korporat
29. 8.1.
Kontingensi-‐Kontingensi
Menguatkan
(Persh.B
-‐
Desentralisasi)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Perusahaan
Lingkup
Moda
Akuisisi
Desentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Desentralisasi
Desentralisasi
Diversifikasi
Pasar
Rendah
Strategi
Kerjasama
Desentralisasi
Eksploitasi
(partnership)
untuk
Lingkup
Konsolidasi
Sentralisasi
Ekonomik
akLva
TI
Kapasitas
Pengetahuan
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
30. 1.
KonLngensi-‐KonLngensi
Menguatkan
Contoh
2
:
ü Perusahaan
F,
terdiri
dari
sejumlah
anak
peruahaan
yang
berlokasi
di
area
geografis
yang
sama
dan
personalia
manajemen
berkantor
dengan
fasilitas
terpusat
ü 95%
dari
pendapatan
penjualan
dihasilkan
dari
produk
tunggal
ü Karena
ukuran
perusahaan
yang
kecil
dan
sifat
pasar
yang
homogen
lebih
menwarkan
nilai
ekonomis
nyata
lewat
sentralisasi
ü Secara
umum,
manajemen
korporasi
menganggap
fungsi
SI
lebih
mengarah
ke
desentralisasi,
karena
manajer
lini
memiliki
pengetahuan
TI
yang
cukup
dan
berkeinginan
membangun
hubungan
baik
dengan
manajer
SI.
ü Namun
konLngensi
yang
menonjol
pada
perusahaan
lebih
mengarah
ke
sentralisasi
31. 8.1.
Kontingensi-‐Kontingensi
Menguatkan
(Persh.F
-‐
Sentralisasi)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Sentralisasi
Sentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Kecil
Sentralisasi
Perusahaan
Lingkup
Moda
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Sentralisasi
Sentralisasi
Diversifikasi
Pasar
Tinggi
Strategi
Kerjasama
Desentralisasi
Eksploitasi
(partnership)
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Tinggi
Desentralisasi
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
32. 2.
KonLngensi-‐KonLngensi
Berlawanan
Contoh
1
:
ü Terdapat
4
perusahaan
(A,C,G,
dan
H)
masing-‐masing
menerapkan
moda
tatakelola
TI
federal
ü Perusahaan
A
beroperasi
pada
pasar
yang
keterkaitannya
rendah,
yaitu
:
bisnis
pabrikan,
bisnis
komodiL
dengan
pasar
yang
besar
dan
berusaha
menjadi
produsen
dengan
biaya
rendah,
bisnis
item-‐item
khusus,
dan
teknologi
Lnggi
dengan
pertumbuhan
Lnggi.
ü Manajer
unit
memiliki
perhaLan
dalam
meningkatkan
lingkup
ekonomi
melalui
konsolidasi
akLva
TI,
perusahaan
mengimplementasikan
aplikasi-‐aplikasi
umum
dengan
menggunakan
akLva
lintas
korporasi
(sentralisasi)
ü Divisi
SI
berpengarug
ke
tatakelola
TI
desentralisasi,
sedangkan
grup
TI
korporat
mempunyai
otoritas
untuk
pengambilan
keputusan
dan
implementasi
proyek
TI
yang
mengarah
pada
tata
kelola
TI
sentralisasi
33. 8.2.
Kontingensi-‐Kontingensi
Berlawanan
(Persh.
A
-‐
TI
Federal)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Perusahaan
Dispersi
Geografik
Lingkup
Moda
Internal
Sentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Desentralisasi
Federal
Diversifikasi
Pasar
Tinggi
Strategi
Kerjasama
Desentralisasi
Eksploitasi
(partnership)
untuk
Lingkup
Konsolidasi
Sentralisasi
Ekonomik
AkLva
TI
Kapasitas
Pengetahuan
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
34. 2.
KonLngensi-‐KonLngensi
Berlawanan
Contoh
2
:
ü Perusahaan
C
mempunyai
banyak
divisi
lewat
akuisisi
sehingga
moda
tatakelola
korporatnya
desentralisasi
ü Minimnya
kemampuan
manajemen
lini
dalam
tatakelola
TI,
akibatnya
grup
SI
korporat
akan
lebih
banyak
menentukan
arah
bisnis
perusahaan,
kondisi
mengarah
pada
sentralisasi
ü Dispersi
geografis
yang
menyebar
memisahkan
divisi-‐divisi
operasi,
mengarah
pada
desentralisasi,
keterkaitan
pasar
relaLf
Lnggi
dengan
divisi-‐divisi
membuat
perusahaan
mendapatkan
manfaat
ke
arah
sentralisasi
ü Pengetahuan
TI
manajer
lini
yang
rendah
akan
mengarahkan
ke
sentralisasi
keputusan,
sedangkan
strategi
internal
akuisisi
dan
tatakelola
korporat
yang
mengarah
pada
penerapan
TI
desentralisasi
35. 8.2.
Kontingensi-‐Kontingensi
Berlawanan
(Persh.
C
-‐
TI
Federal)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Perusahaan
Dispersi
Tinggi
Desentralisasi
Geografik
Lingkup
Moda
Akuisisi
Desentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Sentralisasi
Federal
Diversifikasi
Pasar
Tinggi
Strategi
Eksploitasi
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Rendah
Sentralisasi
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
36. 2.
KonLngensi-‐KonLngensi
Berlawanan
Contoh
3
:
ü Perusahaan
G
bergerak
disegmen
industri
komputer
,
diorganisasikan
secara
fungsional
dan
dalam
moda
tatakelola
korporat
sentralisasi,
para
manajer
mempunyai
pengetahuan
TI
yang
sangat
Lnggi,
penanganan
proyek
TI
dahkan
proyek
kunci
TI
mengarahkan
pada
tatakelola
TI
yang
desentralisasi
ü Strategi
pertumbuhan
internal,
keterkaitan
pasar
yang
Lnggi,
dan
kerjasama
yang
kurang
baik
antara
manajer-‐
manajer
lini
dan
TI,
mengarahkan
ke
tatakelola
sentralisasi
ü KeLdaksepakatan
antara
manajer-‐manajer
lili
dengan
staf
TI
korporat
mendorong
manajemen
senior
untuk
membangun
hubungan
yang
lebih
baik
dengan
pengambilan
keputusan
TI
desentralisasi
37. 8.2.
Kontingensi-‐Kontingensi
Berlawanan
(Persh.
G
-‐
TI
Federal)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Sentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Perusahaan
Dispersi
Geografik
Lingkup
Moda
Internal
Sentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Sentralisasi
Federal
Diversifikasi
Pasar
Tinggi
Strategi
Kerjasama
Desentralisasi
Eksploitasi
(partnership)
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Tinggi
Desentralisasi
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
38. 2.
KonLngensi-‐KonLngensi
Berlawanan
Contoh
4
:
ü Perusahaan
H,
mempunyai
2
area
bisnis
utama
yang
diorganisir
ke
dalam
grup-‐grup
bisnis.
Satu
grup
bisnis
mempunyai
dua
subunit
dan
grup
bisnis
kedua
mempunyai
empat
subunit.
Perusahaan
dalam
skala
kecil
mengarahkan
pengambiln
keputusan
TI
sentralisasi
untuk
efisiensi
biaya
ü Namun
secara
umum
perusahaan
menggunakan
moda
tatakelola
korporat
desentralisasi
untuk
memungkinkan
para
manajer
operasionalnya
memberikan
respon
yang
lebih
cepat
terhadap
Lndakan
pesaing
ü Keputusan
aplikasi
TI
yang
dilakukan
oleh
manajemen
lini
memberikan
pengetahuan
TI
yang
baik
untuk
manajemen
lini,
dan
mengarah
pada
tatakelola
TI
desentralisasi
39. 8.2.
Kontingensi-‐Kontingensi
Berlawanan
(Persh.
H
-‐
TI
Federal)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Sentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Ukuran
Kecil
Sentralisasi
Perusahaan
Dispersi
Geografik
Lingkup
Moda
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Federal
Diversifikasi
Strategi
Eksploitasi
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Tinggi
Desentralisasi
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
40. 3.
KonLngensi-‐KonLngensi
Mendominasi
Contoh
1
:
ü Perusahaan
D,
berkompeLsi
secara
domesLk
dan
internasional
di
beberapa
pasar
industri
yang
berbeda.
Tetekelola
korporat
perusahaan
adalah
desentralisasi,
yaitu
masing-‐masing
divisi
bertanggungjawab
penuh
atas
pengambilan
keputusan
strategis
ü Para
manajer
mengindikasikan
bahwa
moda
tatakelola
TI
yang
mengarah
pada
desentralisasi
dipengaruhi
oleh
keterkaitan
pasar
yang
rendah.
Sejak
perusahaan
didiversifikasi
ke
bisnis
operasional
beda
dan
lintas
beberapa
negara,
masing-‐masing
berfokus
pada
pasar
yang
unik
dan
khusus
untuk
membentuk
operasi
dan
strategi
bisnisnya.
ü Keputusan
TI
diarahkan
lebih
ke
divisi-‐divisi
operasi
untuk
memungkinkan
unit-‐unit
bisnis
menentukan
infrastruktur
TI.
41. 8.3.
Kontingensi-‐Kontingensi
Mendominasi
(Persh.
D
-‐
TI
Desentralisasi)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Dispersi
Tinggi
Desentralisasi
Geografik
Lingkup
Moda
Akuisisi
Desentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Desentralisasi
Diversifikasi
Pasar
Rendah
Strategi
Kerjasama
Desentralisasi
Desentralisasi
Eksploitasi
(partnership)
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
42. 3.
KonLngensi-‐KonLngensi
Mendominasi
Contoh
2
:
ü Perusahaan
E,
merupakan
perusahaan
besar
pengolah
makanan,
yang
bertumbuh
melalui
akuisisi
perusahaan-‐perusahaan
makanan
regional
menjadi
divisi-‐divisi
regional.
Masing-‐masing
divisi
terakuisisi
mempunyai
filosofi
manajemen,
bentuk
operasi
dan
sistem
tatakelola
yang
berbeda-‐beda.
Serta
strategi,
arsitektur
dan
peralatan
TI
yang
berbeda.
ü Perusahaan
menerapkan
tatakelola
desentralisasi
untuk
mengakomodasi
perkembangannya
melalui
akuisisi
ü Hasil
wawancara
diketahui
bahwa
keterkaitan
pasar
yang
Lnggi,
beban
kerja
yang
Lnggi
pada
manajemen
lini,
mengarah
pada
pengambilan
keputusan
sentralisasi
ü Manajemen
senior
menyadari
bahwa
rancangan
TI
desentralisasi
Ldak
opLmal
ü Rendahnya
pengetahuan
TI
manajemen
lini,
mengarah
pada
tatakelola
TI
sentralis,
namun
karena
faktor
yang
mendominasi
mengarah
ke
desentralisasi,
maka
perusahaan
tetap
pada
tatakelola
TI
desentralisasi
43. 8.3.
Kontingensi-‐Kontingensi
Mendominasi
(Persh.
E
-‐
TI
Desentralisasi)
Kategori
Faktor-‐Faktor
Tingkat
Pengaruh
Moda
KonEngensi
KonEngensi
Faktor
Tatakelola
TI
Tatakelola
Moda
Desentralisasi
Desentralisasi
Korporat
Tatakelola
Korporat
Dispersi
Tinggi
Desentralisasi
Geografik
Lingkup
Moda
Akuisisi
Desentralisasi
Desentralisasi
Ekonomis
Diversifikasi
Luas
Keterkaitan
Sentralisasi
Diversifikasi
Pasar
Rendah
Strategi
Konsolidasi
Sentralisasi
Eksploitasi
akLva
TI
untuk
Lingkup
Ekonomik
Kapasitas
Pengetahuan
Rendah
Sentralisai
Penyerapan
TI
Manajer
Lini
44. Kesimpulan
• Tidak
ada
cara
tunggal
untuk
menjawab
berbagai
masalah
organisasional
• Semua
tergantung
pada
komppleksitas
dinamika
faktor-‐faktor
konLngensi,
yaitu
berbagai
elemen
yang
membentuk
dan
berinteraksi
dalam
proses
konLngensi
• Untuk
itu
organisasi
sebaiknya
memahami
dan
memperLmbangkan
faktor-‐faktor
konLngensi
dalam
sistem
tatakelola
TI