Asuhan keperawatan untuk Ny. W dengan diagnosis bronchitis kronis mencakup evaluasi gejala sesak napas dan nafas tidak teratur serta pemberian terapi oksigen dan obat-obatan. Perawatan fokus pada meningkatkan kemampuan bernafas dan kebersihan saluran pernapasan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E yang terdiri dari suami dan anaknya.
2. Ny. E berumur 72 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut dan kaki kirinya. Keluarga kurang mengetahui tentang penyebab dan penanganan masalah kesehatan yang dialami.
3. Berdasarkan pengkajian, masalah prioritas yang dihadapi keluarga ad
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan intervensi keperawatan pada hipertensi. Keperawatan berfokus pada menurunkan nyeri kepala, menjaga fungsi jantung, mencegah cedera, meningkatkan toleransi aktivitas, dan menjaga keseimbangan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Asuhan keperawatan untuk Ny. W dengan diagnosis bronchitis kronis mencakup evaluasi gejala sesak napas dan nafas tidak teratur serta pemberian terapi oksigen dan obat-obatan. Perawatan fokus pada meningkatkan kemampuan bernafas dan kebersihan saluran pernapasan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E yang terdiri dari suami dan anaknya.
2. Ny. E berumur 72 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut dan kaki kirinya. Keluarga kurang mengetahui tentang penyebab dan penanganan masalah kesehatan yang dialami.
3. Berdasarkan pengkajian, masalah prioritas yang dihadapi keluarga ad
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan intervensi keperawatan pada hipertensi. Keperawatan berfokus pada menurunkan nyeri kepala, menjaga fungsi jantung, mencegah cedera, meningkatkan toleransi aktivitas, dan menjaga keseimbangan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru. Secara ringkas:
1. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru.
2. Gejala umum TBC paru meliputi batuk berdahak, demam, dan penurunan berat badan.
3. Penatalaksanaan TBC meliputi pemberian antibiotik secara teratur beserta asuhan keperawatan yang mendukung.
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Rencana asuhan keperawatan memberikan diagnosis hipertermi dan risiko kurangnya volume cairan pada pasien anak. Tujuan pengobatan adalah mengembalikan suhu tubuh normal dan keseimbangan cairan. Rencana meliputi pemantauan suhu tubuh dan cairan, pemberian kompres, obat antiperetik, cairan oral dan IV, serta pendidikan kepada orang tua tentang penyakit dan pentingnya kepatuhan terhadap program pengobatan. Hasilnya
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang pitting edema yang disebabkan oleh gagal jantung. Pitting edema terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan dan meninggalkan cekungan setelah tekanan jari di lepas. Gagal jantung dapat menyebabkan edema karena jantung gagal memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Gejala gagal jantung seperti dispnea dan edema paru dapat terjadi akibat penumpukan cairan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sendi dan otot dalam tubuh serta faktor yang mempengaruhi postur tubuh. Terdapat beberapa jenis sendi seperti sendi peluru, putar, engsel, elipsoid, pelana dan luncur yang memungkinkan berbagai gerakan tubuh. Otot dibedakan menjadi otot lurik, polos dan jantung serta kerja sinergis dan antagonis. Faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal pernafasan akut. Terdapat beberapa masalah utama yaitu pola nafas yang tidak efektif dan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas berat dan hipoksemia. Tindakan yang diberikan meliputi oksigenasi, fisioterapi paru, dan dukungan fungsi vital untuk meningkatkan ventilasi dan pertukaran gas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru. Secara ringkas:
1. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru.
2. Gejala umum TBC paru meliputi batuk berdahak, demam, dan penurunan berat badan.
3. Penatalaksanaan TBC meliputi pemberian antibiotik secara teratur beserta asuhan keperawatan yang mendukung.
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Rencana asuhan keperawatan memberikan diagnosis hipertermi dan risiko kurangnya volume cairan pada pasien anak. Tujuan pengobatan adalah mengembalikan suhu tubuh normal dan keseimbangan cairan. Rencana meliputi pemantauan suhu tubuh dan cairan, pemberian kompres, obat antiperetik, cairan oral dan IV, serta pendidikan kepada orang tua tentang penyakit dan pentingnya kepatuhan terhadap program pengobatan. Hasilnya
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang pitting edema yang disebabkan oleh gagal jantung. Pitting edema terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan dan meninggalkan cekungan setelah tekanan jari di lepas. Gagal jantung dapat menyebabkan edema karena jantung gagal memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Gejala gagal jantung seperti dispnea dan edema paru dapat terjadi akibat penumpukan cairan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sendi dan otot dalam tubuh serta faktor yang mempengaruhi postur tubuh. Terdapat beberapa jenis sendi seperti sendi peluru, putar, engsel, elipsoid, pelana dan luncur yang memungkinkan berbagai gerakan tubuh. Otot dibedakan menjadi otot lurik, polos dan jantung serta kerja sinergis dan antagonis. Faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal pernafasan akut. Terdapat beberapa masalah utama yaitu pola nafas yang tidak efektif dan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas berat dan hipoksemia. Tindakan yang diberikan meliputi oksigenasi, fisioterapi paru, dan dukungan fungsi vital untuk meningkatkan ventilasi dan pertukaran gas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Klien berusia 21 tahun yang baru melahirkan melalui operasi caesar. Klien mengalami nyeri di area operasi. Pemeriksaan fisik menunjukkan luka operasi yang sedang penyembuhan. Klien merasa bangga atas kelahiran anak pertamanya walaupun mengalami kesulitan dan berharap dapat menjadi ibu yang baik.
Pasien datang dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak yang memberat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru kronis dan TB paru. Diagnosis banding PPOK eksaserbasi dan TB paru. Diagnosis kerja PPOK eksaserbasi ditambah TB paru berdasarkan hasil laboratorium dan rontgen dada. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik, nebulizer, dan OAT kategori 1. Kondisi pasien membaik selama perawatan in
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai laporan kasus seorang pasien wanita berusia 27 tahun dengan keluhan sakit panggul dan tungkai yang dirujuk ke poli RSOB. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menemukan anemia dan diagnosis stroke hemoragik. Pasien diberikan terapi obat-obatan dan prognosisnya dinilai kurang baik.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA
Pengkajian Umum
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah
sakit,
tanggal
pengkajian,
nomor
register,
diagnosa medik, dan alamat.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
alamat.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama : Merupakan keluhan yang di
rasakan
klien
Biasanya
saat
keluhan
di
lakukan
utama
pada
pengkajian.
klien
dengan
Asma Bronchiale adalah :Sesak napas, batuk
berdahak.
b) Riwayat Keluhan Utama
Menggambarkan
pengkajian
informasi
sampai
keluhan
yang
mencakup
tentang
saat
gejala-gejala
manifestasi
52
penyakit
dilakukan
pengumpulan
terakhir
juga
sebelumnya
3. dikembangkan
dengan
menggunakan
konsep
PQRST.
(1) Paliative/provokarif
(P)
:
apa
yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya
keluhan. Pada penderita asma bronchiale yang
menyebabkan
sesak
penumpukkan
napas
mukosa
adalah
dalam
adanya
saluran
pernapasannya sedangkan yang mempercepat
keluhan yaitu pada saat melakukan aktivitas
seperti bangun tidur dan yang meringankan
keluhan yaitu pada saat baring dengan posisi
semifowler
atau
duduk
(tergantung
dari
keluhan masing-masing klien).
(2) Qualitas/kuantitas
(Q)
:
bagaimana
bentuk
atau gambaran keluhan dan sejauh mana
tingkat
keluhan.
Pada
penderita
asma
bronchiale biasanya keluhan dirasakan hilang
timbul. Kualitas sesak yang dirasakan pada
umumnya
sedang
atau
tergantung
berat
penyakit.
(3) Region/Radiasi
(R)
:
lokasi
keluhan
yang
dirasakan dan penyebarannya. Pada penderita
asma bronchiale
daerah dada.
53
keluhan dirasakan pada
4. (4) Skala/Saverity (S) : intensitas keluhan apakah
sampai
mengganggu
penderita
asma
dirasakan
atau
bronchiale
sangat
tidak.
Pada
keluhan
yang
mengganggu
aktivitas
keseharian, dimana pernapasan cepat yaitu
lebih dari 24 kali / menit.
(5) Timing (T) : kapan waktu mulai terjadinya
keluhan dan sudah berapa lama kejadian ini
berlangsung. Pada saat serangan terjadi. Pada
penderita asma bronchiale keluhan dirasakan
pada saat melakukan aktivitas.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu, pernakah
klien menderita penyakit yang sama, apakah
klien pernah mengalami penyakit yang berat
atau
suatu
penyakit
memungkinkan
akan
tertentu
yang
berpengaruh
pada
kesehatannya sekarang, apakah klien mempunyai
riwayat riwayat alergi.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dengan menggunakan genogram tiga generasi,
apakah
dalam
keluarga
klien
ada
anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan kli
54
5. PENGKAJIAN PRIMER
1. AIRWAY
Terdapat sumbatan pada jalan nafas : secret /
lendir, pernafasan supra eksternal
2. BREATHING
Look : simetris kiri dan kanan , adanya
retraksi
pada
fosa
supraklavikula
menggunakan otot bantu nafas tambahan (
otot aksesori )
LISTEN : terdengar suara nafas tambahan
(whezing dan ronchi ), adanya secret yang
menumpuk pada rongga pernafasan
FEEL : terasa hembusan nafas . fase ekspirasi
memanjang,
3. CIRCULATION : TD : 130/80 mmHg, N : 120
x/m ,sianosis,konjungtiva anemis,
4. Disability : E4,V5,M6
55
6. PNGAJIAN SEKUNDER
a) Keadaan Umum
Yang
perlu
diperhatikan
pada
keadaan
umum pasien meliputi penampilan, postur tubuh
dan gaya bicara, karena pasien dengan asma
bronchiale biasanya akan mengalami kelemahan.
b) Kesadaran : pada umumnya compos mentis.
(1) Keadaan umum
: Klien nampak lemah
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
: TD : 130/80 mmHg
N : 120 x/menit
P
: 30 X/menit
S
: 36,6°C
(2) Sistem pernapasan
Inspeksi
:
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada secret tidak
ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,terpasang O2 5
ltr/mnt, bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan
cepat dengan frekuensi 30 x/mnt.
56
7. Palpasi :
Suhu kulit lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Perkusi
: terdengar resonan
Auskultasi
: terdengar ronchi dan wheezing.
(3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi
:
Konjungtiva merah muda, mata nampak sayup, raut muka
pucat, sclera putih, tidak terdapat clubing finger tidak terdapat
peningkatan JVD.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, teraba denyutan pada apex jantung,
CRT kurang lebih 3 detik, akral teraba hangat, nadi 80 x/menit
Perkusi
: Redup pada area jantung
Auskultasi
:Terdengar bunyi jantung SI dan S2, irama
regular.
(4) Sistem pencernaan
Inspeksi
:
Mucosa bibir lembab, lidah dan gigi bersih, sebagian gigi
sudah tanggal, tidak terdapat caries, pergerakan lidah kesegala
arah, fungsi menyunyah dan menelan baik, bentuk abdomen
datar.
57
8. Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, massa tidak ada
Perkusi
: Terdengar tympani.
Auskultasi
: perilstatik usus 8 x/menit.
(5) Sistem perkemihan
Inspeksi :
Tidak ada oedema preorbital
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak nyeri tekan.
(6) Sistem indera
Inspeksi: Mata simetris kiri dan kanan, mata nampak sayu,
konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil isokor diameter 2
mm, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
tidak ada polip, telinga simetris kiri dan kanan, tida ada
serumen, lidah bersih, pergerakan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, hidung, telinga dan
lidah.
(7) Sistem integumen
Inspeksi :
Distribusi rambut merata,warna rambut
hitam, warna kulit
sawo mataang, tekstur baik, tidak ada lesih, turgor kulit baik.
58
9. Palpasi : suhu tubuh hangat, kuku nampak bersih, tidak mudah
patah.
(8) Sistem muculoskeletal
Inspeksi
:
Tidak ada edema, ekstermitas atas dan bawah simetris,
pergerakan baik, kekuatan otot 5 5
5 5
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa
Perkusi
:
Refleks trisep +/+, bisep +/+
Patella +/+, tendon achiles +/+
Babinski -/(9) Sistem endokkrin
Tidak terdapat thyroid dan parathyroid, tidak terdapat tanda –
tanda gangguan hpertiroid.
(10) Sistem reproduksi
Tidak dilakukan.
(11) Sistem imun
Tidak alergi terhadap obat – obatan maupun makanan
(12) Sistem persarafan
a. Fungsi serebral
59
10. 1) Status mental
a) Klien dapat berorientasi terhadap
orang, tempat
dan waktu
b) Bahasa jelas
2) Kesadaran : Composmentis (Glasgow scala : 15)
a) Eyes dapat membuka mata dengan spontan (4)
b) Motorik dapat berespon terhadap perintah dengan
baik (6)
c) Verbal dapat berkomunikasi dengan baik (5)
3) Bicara
a) Dapat berbicara
b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan
(reseptive)
c) Bicara jelas (reseditif)
b.
Fungsi cranial
N.I. (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau
N.II. (Optikus): Visus 6/6, klien dapat membaca papan
nama perawat.
N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat
kena cahaya mengecil).
60
11. N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke
bawah dengan mengikuti obyek.
N.V. (Trigeminus)
1) Sensorik : Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada
pipi sambil mata klien tertutup.
2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan
mengunyah dengan baik
N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri
dan kanan dengan mengikuti objek.
N.VII (Fasialis)
a) Sensorik
:
Fungsi
pengecapan
baik,
dapat
membedakan rasa manis, asam dan asin.
b) Mororik : Klien dapat mengangkat alis secara
bersamaan
N.VIII (Akustik) : Klien dapat mendengar gesekan tangan
perawat dengan jarak 10 cm
N.IX. (Glosa pherengeal) : Refleks muntah baik
N.X. (Vagus) : Refleks menelan dan muntah (+)
N.XI. (Asesorys) : Dapat mengangkat kedua bahu dan
menggerakkan leher kesemua arah
61
12. N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik simetris kiri dan
kanan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL
1. Laboratorium
a. Lekositosis
dengan
neutrofil
yang
meningkat
menunjukkan adanya infeksi
b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah
eosinofil
ini
menurun
dengan
pemberian
kortikosteroid.
2. Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan
asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini
dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis
respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2
normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan
terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat
PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat
dan terjadi asidosis respiratorik.
3. Radiologi
Pada
serangan
asma
62
yang
ringan,
gambaran
13. radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya
kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang
khas
untuk
asma
adanya
hiperinflasi,
penebalan
dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.]
4. Uji kulit:
Untuk menunjukkan adanya alergi
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal
dan
menghindari
factor
yang
dapat
mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun
keluarganya
mengenai
pengobatannya
penyakitnya,
penyakit
maupun
sehingga
tentang
penderita
asma,
baik
perjalanan
mengerti
tujuan
pengobatan yang diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
Memberikan penyuluhan
Menghindari factor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Beri O2 bila perlu
b. Pengobatan farmakologik
1.
Salbutamol 2 mg 3x1
63
14. 2. Amoxicilin 500 mg 3x1
3. Amboroxol 30 mg 3x1
4. Dexametason 1 amp / jam IV
5. Ventolis Nebulizer 1 kali
6. O2 5 ltr/mnt.
KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
-
Klien mengatakan sesak nafas.
-
Klien mengatakan batuk berlendir.
-
Klien mengatakan susah tidur.
-
Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.
-
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data obyektif
-
Klien nampak sesak.
-
Klien nampak batuk berlendir.
-
Klien nampak gelisah.
-
KU lemah
-
Muka pucat
-
Mata nampak sayu
-
Ronchi (+), Whezing (+).
64
15. -
Pernapasan 30 x / mnt.
-
Irama pernapasan cepat.
-
Terpasang O2 5 ltr/mnt.
-
Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
a. Analisa data
Tabel 3.4. Analisa Data
Data
Etiologi
1
Masalah
Reaksi
antigen/antibo
dy
↓
Reaksi
inflamasi
saluran nafas
↓
Radang/oedem
a pada jalan
nafas
↓
Sekresi
meningkat
↓
Peningkatan
mukus/sekret
pada jalan
nafas
↓
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
2
Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak
nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
- Klien
nampak
batuk
berlendir.
- Ronchi (+), wheezing (+).
65
3
16. Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
- Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.
Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien mengatakan sering
terbangun saat tidur.
Data Objektif :
- Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu
66
Obstruksi
saluran nafas
pada bronchus
↓
Bronchospasme
↓
Penyempitan
jalan nafas
secara periodic
dan reversible
↓
Sesak nafas
↓
Pola nafas
tidak efektif
Rangsangan
peningkatan
respon
bronchus dan
trachea
↓
Manifestasi
dari
penyempitan
↓
Sesak dan
batuk
↓
Mempengaruhi
ssistem saraf
pusat dan
korteks cerebri
↓
Merangsang
sirkulasi pusat
jaga
↓
Pola nafas
tidak efektif
Gangguan
pola tidur
17. Gangguan pola
istrahat dan
tidur
Data Subjektif :
Perubahan
Klien mengatakan cemas status
terhadap penyakitnya.
kesehatan
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
Kurang
- Klien
sering
bertanya terpapar
tentang penyakitnya.
informasi
Kecemasan
Kurang
pengetahuan
↓
Koping in
efektif
Kecemasan
b. Prioritas masalah
1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi secret.
2. Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
penumpukan secret.
3. Gangguan
pemenuhan
istrahat
berhubungan dengan sesak dan batuk.
67
dan
tidur
18. 4. Kecemasan
berhubungan
dengan
kurang
berhubungan
dengan
terpaparnya informasi.
1. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan
jalan
tidak
efektif
peningkatan produksi secret ditandai dengan :
Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
-
Klien nampak batuk berlendir.
- Ronchi (+), wheezing (+).
b. Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan
penumpukan secret ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
68
dengan
19. - Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan
dengan sesak dan batuk ditandai dengan :
Data Subjektif :
-
Keluarga klien mengatakan klien susah tidur
-
Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.
Data Objektif :
-
Klien nampak lemah
-
Mata nampak sayu
d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
69
21. 2. Perencanaan
Nama
: Tn. A
Tgl masuk RS
: 20 Agustus
2010
Umur
: 51 tahun
Tgl Pengkajia
: 20 Agustus 2010
Jenis kelamin
: Laki-laki
No. Register
: 091232
Alamat
: Jln. Rambutan No. 4 D Kec. Katobu
Diagnosa medic : Asma Bronchiale
Table 3.5 Perencanaan
Rencana Tindakan Keperawatan
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Bersihan jalan nafas tidak Tupan :
1. Asukultasi
1. Beberapa
efektif berhubuungan
Setelah diberikan
bunyi nafas.
derajat spasme
dengan peningikatan
tindakan keperawatan
bronchus terjadi
produksi sekret ditandai
selama 3 hari bersihan
dengan
dengan :
jalan nafas kembali
obstruksi jalan
DS :
efektif.
nafas dan dapat
Data Subyetif :
Tupen:
dimanifestasika
- Klien
mengatakan Setelah diberikan
n dengan
sesak nafas.
tindakan keperawatan
2. Observasi
adanya bunyi
- Klien
mengatakan selama 1 hari
karakteristik
nafas.
batuk
penumpukan secret
batuk
2. Batuk sebagai
berlendir.
saluran nafas berkurang
variabel adanya
Data Obyetif :
dengan kriteria :
sumbatan jalan
- Klien nampak batuk - Batuk berkurang.
3. Berikan posisi
nafas bagian
berlendir.
- Sesak berkurang.
yang nyaman.
bawah.
71
22. - Ronchi (+), wheezing - Ronchi (-), wheezing (-).
(+).
2
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
ditandai dengan
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari pola nafas
kembali efektif.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari
72
4. Pertahankan
masukan
cairan sesuai
indikasi.
5. Berikan obat
sesuai indikasi.
1. Kaji frekuensi
kedalaman
pernafasan
dan ekspansi
dada.
2. Tinggikan
kepala dan
bantu
mengubah
3. Peninggian
kepala tempat
tidur
mempermudah
fungsi
pernafasan.
4. Hidrasi
membantu
mengencerkan
secret.
5. Pengobatan
yang akurat
mengurangi /
menghilangkan
gejala.
1. Dispnoe terjadi
karena
peningkatan
kerja keras.
2. Posisi yang
tinggi
memungkinkan
ekspansi paru
23. - Pernapasan 30 x/mnt. penumpukan secret
- Terpasang O2 5 ltr / saluran nafas berkurang
mnt.
dengan kriteria :
Sesak berkurang.
Jalan nafas bersih.
Pernafasan normal
(14-16 x/mnt)
3
Gangguan pemenuhan
istrahat dan tidur
berhubungan dengan
sesak dan batuk ditandai
dengan :
Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien
mengatakan
sering terbangun saat
tidur.
Data Objektif :
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari kebutuhan
istrahat dan tidur klien
terpenuhi.
Tupen :
Setelah di berikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari waktu klien
tidur meningkat dengan
criteria :
- Klien dapat tidur
73
posisi.
3. Anjurkan
pasien untuk
nafas dalam
dan batuk.
4. Berikan
oksigen
tambahan.
1. Kaji factor
pencetus
timbulnya
gangguan
istrahat dan
tidur.
2. Batasi
aktivitas
3. Ciptakan
lingkungan
dan
memudahkan
pernafasan.
3. Dapat
meningkatkan
banyaknya
sputum.
4. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan
sesak nafas.
1. Factor pencetus
sedapat
mungkin
dihindari.
2. Akan memberi
kesempatan
untuk lebih
banyak
beritsrahat.
3. Memberikan
rasa aman dan
nyaman untuk
beristraahat.
24. - Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu
nyenyak.
- Mata tidak sayup.
Kecemasan berhungan
dengan kurang
terpaparnya informasi
ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
Klien nampak gelisah.
Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari klien tidak
cemas.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari kecemasan
berkurang dengan kriteia
;
Klien tenang.
yang tenang
dan nyaman.
4. Batasi
pengunjung
dan penunggu
pasien.
1. Jelaskan
tentang proses
penyakit
individu.
2. Diskusikan
tentang
penggunaan
obat.
3. Diskusikan
factor
lingkungan
yang
meningkatkan
74
4. Menciptakaan
lingkungan
yang nyaman
dan tenang.
1. Menurunkan
ancietas dan
dapat
menimbulkan
perbaikan
2. Pemahaman
tentang
penggunaan
obat dapat
mengurangi
ancietas dan
menimbulkan
huubngan aling
percaya.
3. Factor
lingkungan
dapat
menimbulkan
peningkatan
26. 4. Implementasi Dan Evaluasi
Table 3.6 Implementasi dan Evaluasi
NO
DX
Kep
1
1
Hari/
Tanggal
Jam
Implementasi
Jam
Evaluasi
07.3
0
1. Mengasukultasi
bunyi nafas.
Hasil :
Terdengar bunyi
nafas tambahan
ronchi dan wheezing.
2. Mengobservasi
karakteristik batuk
Hasil :
Klien masih batuk
berlendir.
3. Memberikan posisi
yang nyaman.
Hasil :
Klien nampak
istrahat dengan
posisi terlentang
dengan kepala
dditinggikan.
4. Mempertahankan
masukan cairan
sesuai indikasi.
Hasil :
Klien dapat minum
air hangat sedikit
demi sedikit.
5. Penatalaksaanpembe
rian obat sesuai
indikasi.
Hasil :
- Salbutamol 2 mg 1
13.0
0
S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
Klien
mengatakan
masih
berlendir.
O:
Klien nampak
sesak
Klien nampak
batuk
berlendir.
Terdengar
ronchi dan
wheezing.
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4,5.
07.4
0
07.4
5
07.5
0
11.30
76
27. 2
II
08.2
0
1.
08.3
0
2.
08.3
5
3.
08.4
0
4.
3
III
Ju
08.4
5
1.
tab/oral
- Amoxicillin 500 mg
1 tab
- Amboroxol 30 mg 1
tab.
- Dexametason 1 amp
/ jam IV
- Ventolin Nebulizer
1 kali.
Mengkaji frekuensi
kedalaman
pernafasan dan
ekspansi dada.
Hasil :
Ekspansi dada tidak
ada, ferkuensi nafas
28 x/mnt.
Meninggikan kepala
dan bantu mengubah
posisi.
Hasil :
Klien dalam posisi
semi fowler.
Menganjurkan
pasien untuk nafas
dalam dan batuk.
Klien dapat
melakukan nafas
nafas dalam batuk.
Memberikan oksigen
tambahan.
Hasil ;
Oksigen tetap
terpasang 5 ltr/mnt.
Mengkaji factor
pencetus timbulnya
77
13.3
0
S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
O:
Klien nampak
sesak.
Frekuensi
nafas 28
x/mnt.
KU lemah.
A:
Tujuan belum
tercapai.
P;
Lanjutkan
intervensi no
1,2,3,4.
13.0
0
S:
Klien
28. 08.5
5
2.
09.0
0
3.
10.0
0
4.
4
IV
1.
2.
gangguan istrahat
dan tidur.
Hasil :
Klein tidak tidur
karena sesak dan
batuk.
Membatasi aktivitas
Hasil :
Klien tetap istrahat
ditempat tanpa
aktivitas.
Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan nyaman.
Hasil :
Lingkungan dalan
keadaann yang
nyaman dan tenang.
Membatasi
pengunjung dan
penunggu pasien.
Hasil : Nampak
pembesuk masuk
secara bergantian.
Menjelaskan tentang
proses penyakit
individu.
Hasil :
Nampak klien
memahami
penjelasan yang
diberikan.
Mendiskusikan
tentang penggunaan
obat.
Hasil :
78
mengatakan
susah tidur.
O:
KUmasih
lemah.
Mata sayu
A:
Tujuan belum
tercapai.
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4.
13.3
0.
S:
Klien
mengatakan
sudah
mengerti dan
memahami
tentang
penyakitnya.
O:
Klien nampak
tenang.
A:
29. Klien mengerti
tentang manfaat
penggunaan obat.
3. Mendiskusikan
factor lingkungan
yang meningkatkan
kondisi.
Hasil :
Klien mengerti
tentang pentingnya
lingkungan dalam
menghilangkan
kecemasan.
4. Memberikan
informasi tentang
pembatasan istrahat.
Hasil :
Klien nampak
mengerti tentang
informasi yang
diberikan.
Tujuan
tercapai.
P:
Pertahankan
intervensi.
5. Catatan Perkembangan
Table 3.7 Catatan Perkembangan
No
Hari/
No
Jam
Catatan Perkembangan
DX
Tanggal
1
I
Sabtu,
07.30 S :
21
- Klien mengatakan sesak
Agustus
berkurang.
2010
- Klien mengatakan batuk
berlendir berkurang.
O:
- Klien nampak sesak
- Klien nampak batuk
79
30. 2
II
Sabtu,
21
Agustus
2010
berlendir.
07.35 - Terdengar ronchi dan
08.00
wheezing.
08,15 A : Tujuan belum tercapai
08.30 P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.
08.45 I : 1. Mengasukultasi bunyi
nafas
2. Mengobservasi karakteristik
13.00
batuk
3. Memberikan posisi yang
nyaman
4. Mempertahankan masukan
cairan sesuai indikasi
5. Penatalaksaanpemberian
obat sesuai indikasi
E: Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.
08.00 S :
Klien mengatakan sesak
berkurang.
O:
- Frekuensi nafas 26 x/mnt.
08.15
- KU lemah.
A:
Tujuan belum tercapai.
P;
0820. Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4.
I:
1. Mengkaji frekuensi
08.30
kedalaman pernafasan dan
ekspansi dada.
08.45 2. Meninggikan kepala dan
bantu mengubah posisi.
09.00 3. Menganjurkan pasien untuk
nafas dalam dan batuk.
80
31. 3
III
Sabtu,
21
Agustus
2010
4
I
Minggu,
21
Agustus
2010
3. Klien dapat melakukan nafas
13.15
nafas dalam batuk.
4. Memberikan oksigen
tambahan.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.00 S :
Klien mengatakan tidur sedikit
demi sedikit.
O:
- KUmasih lemah.
- Mata sayu
A:
Tujuan belum tercapai.
10.15 P :
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.30 I :
1. Mengkaji factor pencetus
timbulnya gangguan istrahat
dan tidur.
2. Membatasi aktivitas
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman.
4. Membatasi pengunjung dan
13.30
penunggu pasien.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4..
08.00 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
Klien mengatakan sudah tidak
batuk.
O:
Ronchi dan wheezing (-).
81
32. 5
II
Minggu,
21
Agustus
2010
6
III
Minggu,
21
Agustus
2010
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
08.30 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
O:
- Frekuensi nafas 16 x/mnt
- KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P ; Pertahankan intervensi.
09.00 S : Klien mengatakan sudah
dapat tidur.
O : KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
82
33. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC;
Jakarta.
Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta
Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com
Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta
Roger,
W.
2000.
Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat.
Gramedia; Jakarta
83