1. Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk menjaga oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida darah normal akibat masalah ventilasi, difusi, atau perfusi.
2. Penyebab gagal napas meliputi depresi sistem saraf pusat, kelainan neurologis, efusi pleura, trauma, dan penyakit paru akut seperti pneumonia.
3. Tanda dan gejala gagal napas meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan penurunan kes
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gagal napas. Gagal napas adalah ketidakmampuan tubuh untuk menjaga pertukaran gas seimbang yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan paru-paru dan non-paru. Manifestasinya bervariasi mulai dari gejala umum hingga gangguan pernapasan dan sirkulasi. Diagnosa did
Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh hipoventilasi, gangguan difusi gas, atau ketidaksesuaian ventilasi-perfusi yang menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnea. Penanganannya meliputi oksigenoterapi, ventilasi mekanik, serta manajemen jalan nafas dan obat-obatan seperti bronkodilator, steroid, dan antibiotik.
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang dapat mengganggu kehidupan. Terdapat dua jenis gagal nafas, yaitu akut yang timbul pada paru normal dan kronik pada penyakit paru. Gejala gagal nafas meliputi penurunan kesadaran, takikardi, gelisah, berkeringat, dan sianosis.
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang normal. Dapat disebabkan oleh masalah ventilasi, difusi, atau perfusi paru. Gejalanya meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan gangguan kesadaran. Pemeriksaan gas darah dan rontgen dada dapat membantu diagnosis. Pengobatan berfokus pada suplemen oksigen, obat mukolitik, dan ventilasi me
1. Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk menjaga oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida darah normal akibat masalah ventilasi, difusi, atau perfusi.
2. Penyebab gagal napas meliputi depresi sistem saraf pusat, kelainan neurologis, efusi pleura, trauma, dan penyakit paru akut seperti pneumonia.
3. Tanda dan gejala gagal napas meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan penurunan kes
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gagal napas. Gagal napas adalah ketidakmampuan tubuh untuk menjaga pertukaran gas seimbang yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan paru-paru dan non-paru. Manifestasinya bervariasi mulai dari gejala umum hingga gangguan pernapasan dan sirkulasi. Diagnosa did
Gagal nafas akut dapat disebabkan oleh hipoventilasi, gangguan difusi gas, atau ketidaksesuaian ventilasi-perfusi yang menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnea. Penanganannya meliputi oksigenoterapi, ventilasi mekanik, serta manajemen jalan nafas dan obat-obatan seperti bronkodilator, steroid, dan antibiotik.
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang dapat mengganggu kehidupan. Terdapat dua jenis gagal nafas, yaitu akut yang timbul pada paru normal dan kronik pada penyakit paru. Gejala gagal nafas meliputi penurunan kesadaran, takikardi, gelisah, berkeringat, dan sianosis.
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang normal. Dapat disebabkan oleh masalah ventilasi, difusi, atau perfusi paru. Gejalanya meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan gangguan kesadaran. Pemeriksaan gas darah dan rontgen dada dapat membantu diagnosis. Pengobatan berfokus pada suplemen oksigen, obat mukolitik, dan ventilasi me
1. Pasien mengalami sesak nafas berat dengan tanda-tanda seperti sianosis, wheezing, dan menggunakan otot pernafasan tambahan. Kondisi pasien memburuk dengan GCS 7.
2. Ada gangguan pertukaran gas dan ventilasi paru akibat hipoventilasi.
3. Diperlukan tindakan keperawatan seperti pemantauan tanda vital, oksigenasi, ventilasi mekanik, dan obat-obatan untuk menjaga stabilitas kondisi pas
Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas normal antara atmosfer dan sel-sel tubuh. Gagal napas terjadi ketika PaO2 rendah atau PaCO2 tinggi, dan disebabkan oleh berbagai kelainan pada paru, jantung, otot pernapasan, atau kontrol ventilasi pusat. Gejalanya meliputi sesak nafas, sianosis, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi
1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang bersifat tidak dapat dipulihkan kembali sebagian.
2. Faktor risiko PPOK termasuk merokok, polusi udara, dan infeksi. Patogenesisnya meliputi keradangan kronis, gangguan keseimbangan enzim dan stres oksidatif.
3. Gejala klinis PPOK antara lain sesak
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera. ARDS disebabkan oleh kerusakan membran kapiler alveoli yang menyebabkan edema paru dan gangguan pertukaran gas. Manifestasi klinisnya berupa sesak nafas dan hipoksemia. Pemeriksaan menunjukkan infiltrat paru dan hipoksemia. Pengobatannya meliputi pemberian oksigen, cairan, dan antib
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 39 tahun dengan keluhan sesak napas dan batuk. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan rontgen didiagnosis menderita asma derajat sedang dengan emfisema. Diberikan tatalaksana non-medikamentosa dan medikamentosa seperti obat bronkodilator dan kortikosteroid.
Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 5 batang per hari.
1. PPOM merupakan kelompok penyakit paru kronis yang ditandai oleh peningkatan resistensi aliran udara dan terdiri dari bronkitis kronis, emfisema, dan asma
2. Bronkitis kronis disebabkan oleh iritasi berkelanjutan yang menyebabkan peradangan dan hipersekresi lendir, sementara emfisema ditandai oleh kerusakan dinding alveoli
3. Asma ditandai oleh kontraksi otot polos bronkus yang men
Asma merupakan penyakit pernapasan yang ditandai dengan bronkospasme dan hiperresponsivitas saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, patofisiologi, faktor pemicunya, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan asma.
1. Pasien mengalami sesak nafas berat dengan tanda-tanda seperti sianosis, wheezing, dan menggunakan otot pernafasan tambahan. Kondisi pasien memburuk dengan GCS 7.
2. Ada gangguan pertukaran gas dan ventilasi paru akibat hipoventilasi.
3. Diperlukan tindakan keperawatan seperti pemantauan tanda vital, oksigenasi, ventilasi mekanik, dan obat-obatan untuk menjaga stabilitas kondisi pas
Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas normal antara atmosfer dan sel-sel tubuh. Gagal napas terjadi ketika PaO2 rendah atau PaCO2 tinggi, dan disebabkan oleh berbagai kelainan pada paru, jantung, otot pernapasan, atau kontrol ventilasi pusat. Gejalanya meliputi sesak nafas, sianosis, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi
1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang bersifat tidak dapat dipulihkan kembali sebagian.
2. Faktor risiko PPOK termasuk merokok, polusi udara, dan infeksi. Patogenesisnya meliputi keradangan kronis, gangguan keseimbangan enzim dan stres oksidatif.
3. Gejala klinis PPOK antara lain sesak
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera. ARDS disebabkan oleh kerusakan membran kapiler alveoli yang menyebabkan edema paru dan gangguan pertukaran gas. Manifestasi klinisnya berupa sesak nafas dan hipoksemia. Pemeriksaan menunjukkan infiltrat paru dan hipoksemia. Pengobatannya meliputi pemberian oksigen, cairan, dan antib
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 39 tahun dengan keluhan sesak napas dan batuk. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan rontgen didiagnosis menderita asma derajat sedang dengan emfisema. Diberikan tatalaksana non-medikamentosa dan medikamentosa seperti obat bronkodilator dan kortikosteroid.
Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 5 batang per hari.
1. PPOM merupakan kelompok penyakit paru kronis yang ditandai oleh peningkatan resistensi aliran udara dan terdiri dari bronkitis kronis, emfisema, dan asma
2. Bronkitis kronis disebabkan oleh iritasi berkelanjutan yang menyebabkan peradangan dan hipersekresi lendir, sementara emfisema ditandai oleh kerusakan dinding alveoli
3. Asma ditandai oleh kontraksi otot polos bronkus yang men
Asma merupakan penyakit pernapasan yang ditandai dengan bronkospasme dan hiperresponsivitas saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, patofisiologi, faktor pemicunya, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan asma.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
1. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
2. Gejala klinis meliputi demam, sakit kepala, gangguan kesadaran hingga koma, dan kejang.
3. Penatalaksanaan meliputi antibiotik, manajemen jalan nafas, pencegahan aspirasi, pemberian cairan dan gizi, serta monitoring fungsi vital."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk klien dengan diagnosis emfisema.
2. Klien mengeluh sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Pemeriksaan menunjukkan hipoksia dan hiperkapnia.
3. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan pertukaran gas, pola pernapasan tidak efektif, bersihan jalan napas tidak efektif, dan intoleransi aktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang asma sebagai penyakit saluran pernapasan kronis yang serius, serta kasus pasien laki-laki berusia 42 tahun yang mengalami sesak nafas. Dokter mendiagnosis pasien dengan kemungkinan asma setelah pemeriksaan fisik menemukan tanda obstruksi saluran napas, dan menyarankan pasien untuk melakukan spirometri dan uji bronkodilator guna memastikan diagnosis serta member
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Terdapat definisi, penyebab, klasifikasi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan PPOK. Juga tercantum rencana perawatan untuk beberapa masalah prioritas pasien seperti ketidakmampuan membersihkan jalan napas, gangguan pertukaran gas, dan kekurangan gizi.
askep kanker paru harus di catat yunda.docxKPSRSUI
Klien mengeluhkan nyeri dada, sesak napas, dan batuk. Diagnosa keperawatan meliputi gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas tidak efektif, dan gangguan rasa nyaman berupa nyeri."
Pasien laki-laki berusia 21 tahun dirujuk untuk debridement dan sutur primer luka terbuka di dahi kiri akibat tertabrak motor. CT scan menunjukkan fraktur depresi frontotemporal kiri <1 tabel. Pasien dioperasi dalam anestesi umum.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Tugas
: Dokumentasi Keperawatan
Dosen
: Achmad Syawaluddin, S.Kep. Ns.
DOKUMENTASI KEPERAWATAN PADA AREA KHUSUS (ICU)
KLIEN DENGAN GAGAL NAPAS
OLEH:
KELOMPOK2
2. AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2012.
DOKUMENTASI KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GAGAL NAFAS
I. PENGERTIAN
Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk mempertahankan pertukaran O2
dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (Heri Rokhaeni, dkk,
2001)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran O2 terhadap CO2 dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi O2 dan pembentukan CO2 dalam sel-sel tubuh. (Smeltzer, C Susane,
2001)
II. ETIOLOGI
a. Kerusakan atau depresi pada system saraf pengontrol pernafasan
Luka di kepala
Perdarahan / trombus di serebral
Obat yang menekan pernafasan
b. Gangguan muskular yang disebabkan
Tetanus
Obat-obatan
c. Kelainan neurologis primer
Penyakit pada saraf seperti medula spinalis, otot-otot pernafasan atau pertemuan
neuromuskular yang terjadi pada pernafasa sehingga mempengaruhi ventilasi.
d. Efusi pleura, hemathorak, pneumothorak
Kondisi ini dapat mengganggu dalam ekspansi paru
e. Trauma
Kecelakakan yang mengakibatkan cedera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan hidung,
mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas dan depresi pernafasan
3. f. Penyakit akut paru
Pneumonia yang disebabkan bakteri dan virus, asma bronchiale, atelektasis, embolisme
paru dan edema paru
III. TANDA DAN GEJALA
Tanda
a. Gagal nafas total
Aliran udara di mulut, hidung tidak terdengar / dirasakan
Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada
pengemabngan dada pada inspirasi
b. Gagal nafas partial
Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, growing dan wheezing
Ada retraksi dada
Gejala
Hiperkapnia yaitu peningkatan kadar CO2 dalam tubuh lebih dari 45 mmHg
Hipoksemia terjadi takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis atau PO2 menurun
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. BGA
b. Pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
c. Hemodinamik: tipe I terjadi peningkatan PCWP
d. EKG
Memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
Disritmia
V. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi oksigen: pemberian oksigen rendah nasal atau masker
b. Ventilator mekanik dengan memberikan tekanan positif kontinu
4. c. Inhalasi nebulizer
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik / jantung
f. Pengobatan: bronkodilator, steroid
g. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
CONTOH KASUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN S DENGAN GAGAL
NAFAS DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 77 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat :
Tanggal Masuk: 14 Juni 2005 jam 14.45 WIB
DX Medis : Gagal Nafas, PSA/SH, Sepsis, MRSA
No Register : 5103659
B. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama: klien tidak sadar
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk RS klien terjatuh terpeleset di kamar mandi terus tidak sadar, setelah
beberapa jam klien mengalami demam, nafas sesak kemudian dibawa ke RSDK lewat
IGD. Di IGD diberikan tindakan pasang ET, periksa darah lengkap, pasang infuse,
kemudian dirawat di ICU sampai pengkajian dilakukan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung sudah 5 tahun
Riwayat Parkinson sudah 2 tahun
Riwayat Hemiparese sudah 2 tahun
C. Pengkajian Primer
5. Airways
Jalan nafas secret kental produktif, ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
Breathing
Memakai ET no 7,5 dengan ventilator mode CPAP, FiO2: 30 %, nafas mesin:10, nafas
klien: 28 x/mnt, SaO2: 96, bunyi ronchi kasar seluruh area paru.
Circulation
TD: 147/86 mmHg, HR: 100 x/mnt, MAP: 94, suhu: 36,5 oC, edema ekstremitas atas dan
bawah, capillary refill <>
D. Pengkajian sekunder
1. Kepala : Mesosefal, tidak ada hematom/luka pada kepala
2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor 2 mm, tidak ada
hematom kelopak mata
3. Hidung : Terpasang NGT, ada lendir kental saat dilakukan isap lendir
4. Telinga : Tampak bersih, tidak ada discharge
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Jungularis Vena Pe(tekanan)
meningkat
6. Thorak :
Paru
Inspeksi : Pengembangan paru simetris kanan dan kiri
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : Ronchi terdengar seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC 5, 2 cm LMCS
Perkusi : Suara pekak, konfigurasi dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, gallops (-), murmur (-)
7. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit
6. Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien
8. Ekstremitas : Edema ekstremitas atas dan bawah
9. Data Penunjang:
a. Laboratorium:
Tanggal 21Juni 2005:
Kultur steril tidak ada kuman
Tanggal 5 Juli 2005:
Kultur darah: ditemukan kuman Stapilokokus Epidedermis
Kultur urin: ditemukan kuman Stapilokokus Aeureus
Kuman resisten terhadap semua Cephalosforin dan Beta Lactam
Darah
Urin
Hb : 8,7 gr%
PH : 6
Ht : 26,3 %
Prot : 30 mg/dl
Eritro : 2,67 jt/mmk
Red : negative
MCH : 32,70 pg
Sediment
MCV : 98,70
Ep cell : 7 – 10 LPK
Leuko : 11,0 rb/mmk
Leuko : 10 – 15 LPB
Urea : 104 mg/dl
Eritrosit : 30 – 40 LPB
Creatin : 0,99 mg/dl
Ca ox : -
Na : 130 mmol/L
Asam urat : -
K : 5,0 mmol/L
Triple phosfat: -
Cl : 106 mmol/L
Amorf : -
Ca : 2,1 mmol/L
Sel hialin : -
Mg : 0,91 mmol/L
Sel granula: Bakteri : positif
BGA(Blood gas Analize)/ analisa gas darah
PH : 7,36
PCO2 : 37,4 mmHg
PO2 : 58,6 mmHg
HCO3 : 24,5
7. BE : 0,7
BE ecf : - 0,5
AaDO2: 143
SaO2 : 93 %
b. Foto Rontgen
CT Scan tanggal 15 Juni 2005
Perdarahan intra serebral region transversal kiri dengan edema
Perdarahan subarachnoid
Subdural higroma region fronto temporal kanan, temporo parietal kiri dan
interhemisfer serebri
Foto Thorak 15 Juni 2005
Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran pneumonia
c. Terapi
Program Infus:
Oral:
Comafusin I
Tequien 400 mg tiap 24 jam
Kalbumin I
Ticlopidin 200 mg / 24 jam
Fima Hes I
ASA 80 gr / 24 jam
RL I
CaCO3 500 mg / 8 jam
Injeksi:
Propranolol 10 mg / 8 jam
Amikin 1 gr/ 24 jam
Repirator
Nootrophyl 3 gram /6 jam
CPAP
Vit C 1 amp / 8 jam
FiO2 30 %
Vit K 1 amp /8 jam
II. ANALISA DATA
NO
1
DATA FOKUS
ETIOLOGI
MASALAH
DS:
Sumbatan jalan nafas
Bersihan
DO:
dan kurangnya
nafas tidak efektif
Jalan nafas secret kental produktif
ventilasi sekunder
Ada reflek batuk bila dilakukan isap lendir
terhadap retensi
lendir
jalan
8. 2
DS:
Akumulasi protein
Gangguan
DO:
dan cairan dalam
pertukaran gas
Ronchi terdengar seluruh lapang paru
interstitial / area
Bronkiektasis kanan dan kiri, gambaran
alveolar
pneumonia
BGA
3
DS:-
Ketidakmampuan
Perubahan pola
DO:
menelan
nutrisi
DS:
Penggunaan ventilasi
Resiko cidera
DO:
mekanik
Terpasang NGT
Klien tidak sadar reflek menelan tidak ada
CT Scan tanggal 15 Juni 2005:
Perdarahan
intra
serebral
region
transversal kiri dengan edema
Perdarahan subarachnoid
Subdural higroma regio fronto temporal
kanan,
temporo
parietal
kiri
dan
interhemisfer serebri
4
Memakai ventilator mode CPAP, FiO2: 30
%, nafas mesin: 10, nafas klien: 28
x/mnt, SaO2: 96.
5
DS:
Pemasangan selang
Resiko tinggi
DO:
ET dengan kondisi
terhadap infeksi
Klien tidak sadar
lemah
Klien terpasang DC, NGT, Infus
Klien terpasang ET dan ventilator
Leukosit: 11,0 rb/mmk
Gagal Nafas, PSA/SH,
6
DS:
Adanya sumber
Resiko terhadap
DO:
penularan dari
penularan lewat
9. DX Medis: Sepsis, MRSA
kuman stapilokokus
udara
Tanggal 5 Juli 2005:
Kultur darah: ditemukan kuman
Stapilokokus Epidedermis
Kultur urin: ditemukan kuman
Stapilokokus Aeureus
Kuman resisten terhadap semua
Cephalosforin dan Beta Lactam
MRSA dan MRSE
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sumbatan jalan nafas dan
kurangnya ventilasi sekunder terhadap retensi lendir
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam
interstitial / area alveolar
c. Perubahan pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
d. Resiko cidera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pemasangan selang ET dengan
kondisi lemah
f. Resiko terhadap penularan lewat udara berhubungan dengan adanya sumber penularan
dari kuman stapilokokus
IV. RENCANA TINDAKAN
TGL
DP
1
TUJUAN & KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Setelah dilakukan tindakan
Catat karakteristik bunyi nafas
keperawatan selama jalan nafas
Catat refleks batuk dan lendir yang keluar
efektif.
Monitor status hidrasi untuk mencegah sekresi
Kriteria hasil:
kental
Bunyi nafas bersih
Berikan humidifikasi pada jalan nafas
Secret berkurang atau hilang
Pertahankan posisi tubuh / kepala dan gunakan
ventilator sesuai kebutuhan
10. Observasi perubahan pola nafas dan upaya
bernafas
Berikan cairan garam faaal sesuai indiaksi
untuk membuang skresi yang lengket
Berikan O2 sesuai kebutuhan tubuh
Berikan fisioterapi dada
Setelah dilakukan tindakan
Kaji status pernafasan
keperawatan selama 1x24 jam
2
Kaji penyebab adanya penurunan PaO2 atau
pertukaran gas adekuat
yang menimbulkan ketidaknyaman dalam
Criteria hasil:
pernafasan
Perbaikan oksigenasi
adekuat: akral hangat,
peningkatan kesadaran
BGA dalam batas normal
Bebas distres pernafasan
Catat adanya sianosis
Observasi
kecenderungan
hipoksia
dan
hiperkapnia
Berikan bantuan nafas dengan ventilator
mekanik
Kaji seri foto dada
Awasi BGA / saturasi oksigen (SaO2)
Setelah dilakukan tindakan
Kaji status gizi klien
keperawatan selama 1x24 jam
Kaji bising usus
klien mempertahankan
3
Hitung kebutuhan gizi tubuh atau kolaborasi
kebutuhan nutrisi
Criteria hasil:
Laborat Hb, protein dalam
batas normal
tim gizi
Pertahankan asupan kalori dengan makan per
sonde atau nutrisi perenteral sesuai indikasi
Periksa laborat darah rutin dan protein
Makanan dapat masuk sesuai
dietnya
4
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
Monitor ventilator terhadap peningkatan tajam
pada ukuran tekanan
klien bebas dari cidera selama
Observasi tanda dan gejala barotrauma
ventilasi mekanik
Posisikan selang ventilator untuk mencegah
Criteria hasil:
penarikan selang endotrakeal
11. Tidak ada cidera pada
Kaji panjang selang ET dan catat panjang tiap
pernafasan
Pernafasan klien terkendali
shift
Berikan antasida dan beta bloker lambung
normal
sesuai indikasi
Monitor terhadap distensi abdomen
5
Setelah dilakukan tindakan
Evaluasi warna, jumlah, konsistensi sputum
keperawatan selama 1x24 jam
infeksi nosokomial dapat
terkendali
Criteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Leukosit dalam batas normal
tiap penghisapan
Tampung
specimen
untuk
kultur
dan
sensitivitas sesuai indikasi
Pertahankan teknik steril bila melakukan
penghisapan (pakai sarung tangan steril)
Ganti sirkuit ventilator tiap 72 jam
Lakukan pembersihan oral tiap shift
Monitor tanda vital terhadap infeksi
Pantau keadaan umum
Pantau hasil pemeriksaan laborat untuk kultur
dan sensitivitas
Berikan antibiotic amikin 1 gram/ 24 jam
6
Setelah dilakukan tindakan
Pertahankan klien di ruang isolasi
keperawatan selama 3x24 jam
Lakukan pemantauan alat dan bahan yang
penularan tidak terjadi
Criteria hasil:
Klien berada di kamar isolasi
Semua bahan dan alat yang
dipakai klien ditempatkan
tersendiri
Tersedianya baju khusus
untuk perawat maupun
pengunjung
digunakan klien
Tempatkan tersendiri baju dan alat lain yang
sudah dipakai klien
Hindari kontak secara langsung dengan klien
dan alat serta bahan yang dipakai klien
Berikan penkes terhadap keluarga maupun
pengunjung
Pantau hasil laborat kultur dan sensitivitas, baik
darah maupun urin
Pakai sarung tangan, masker, dan jas yang
tersedia setiap melakukan tindakan
12. keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001
(Buku asli diterbitkan tahun 1996)
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning
and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M, Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli
diterbitkan tahun 1993
Hudak, Carolyn M, Gallo, Barbara M., Critical Care Nursing: A Holistik Approach
(Keperawatan kritis: pendekatan holistik). Alih bahasa: Allenidekania, Betty Susanto, Teresa,
Yasmin Asih. Edisi VI, Vol: 2. Jakarta: EGC;1997
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition.
Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)
Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J.
Jakarta: Salemba Medika; 2001(Buku asli diterbitkan tahun 1999)
Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong, Buku-ajar Ilmu Bedah. Ed: revisi. Jakarta: EGC, 1998
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2001
www.google.com