SlideShare a Scribd company logo
Oleh Kelompok III :
AdrianusPandong RUSDIN
AISYAH SRI NALA
IRMAWATI YOVITA SELA PARUBANG
IYAN TOMIA YULIKE SARIMANELLA
NUZULYAH RAHMADHANI
S1 KEPERAWATAN
STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Makalah ini berisi tentang konsep medis dan konsep keperawatan . Makalah ini
menjelaskan secara terperinci tentang “KARSINOMA LARING “
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi penyempurnaan makalah ini kedepan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kita selaku Mahasiswa Keperawatan.
Makassar, 05 Maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi. Laring juga mel ,,indungi jalan nafas bawah dari obstrusi benda asing
dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri dari
Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid, Kartilago aritenoid, Pita Suara,
Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di
bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering
adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan Ca. laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi
kronis (Herves simpleks).
Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan
kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar
pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut
meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk
menentukan suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi respon
manusia terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Karsinoma Laring?
2. Untuk mengetahui Etiologi dari Karsinoma Laring?
3. Untuk mengetahui patofisiologi Karsinoma Laring?
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Karsinoma Laring?
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Karsinoma Laring?
6. Untuk mengetahui terapi / penatalaksanaan dari Karsinoma Laring?
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Karsinoma Laring?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Medis
A. Definisi
Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada
plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda
vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring
dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.
Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
 Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama
menelan.
 Glottis, ostium antara pita suara dalam laring.
 Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk
jakun.
 Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring.
 Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid.
 Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara, pita suara melekat pada lumen laring.
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh
berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen
kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya
memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang
ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah
kanker juga menunjukkan semua tumor ganas
Karisoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di
bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering
adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
Tahapan tumor laring
Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0
adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap 'T' utama tumor
laring :
1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak
dengan normal.
2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin
atau mungkin tidak akan terpengaruh.
3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup
laring.
4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini
mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan
(esofagus).
Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC :
1. Tumor primer (T)
o Supra glottis :
 T is: tumor insitu
 T 0 : tidak jelas adanya tumor primer l
 T 1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
 T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika
ariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
 T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga
ventrikel atau pita suara palsu
 T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
 T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya
infiltrasi ke dalam.
 T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.
o Glotis :
 T is : tumor insitu
 T 0 : tak jelas adanya tumor primer
 T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior
dan posterior) dengan pergerakan normal
 T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli
 T 1b : tumor mengenai kedua pita suara
 T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis
maupun subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau
terganggu.
 T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke
dua pita suara
 T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring
o Sub glotis :
 T is : tumor insitu
 T 0 : tak jelas adanya tumor primer
 T 1 : tumor terbatas pada subglotis
 T 1a : tumor terbatas pada satu sisi
 T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi
 T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau
kedua pita suara asli dengan pergerakan normal atau terganggu
 T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita
suara
 T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas
keluar laring.
2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)
 N x : kelenjar tidak dapat dinilai
 N 0 : secara klinis tidak ada kelenjar.
 N 1 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter ≤
3 cm
 N 2 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3
– <6 cm atau klinis terdapat kelenjar homolateral multipel
dengan diameter ≤ 6 cm
 N 2a :klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan
diameter > 3 cm - ≤ 6 cm.
 N 2b :klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan
diameter ≤ 6 cm
 N 3 :kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau
kontra lateral
 N 3 a :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter
> 6 cm
 N 3 b :klinis terdapat kelenjar bilateral
 N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral
3. Metastase jauh (M)
 M 0 : tidak ada metastase jauh
 M 1 : terdapat metastase jauh
4. Stadium :
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1, T2, T3, N1, M0
Stadium IV : T4, N0, M0
Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1
B. Etiologi
Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan| pasti. Dikatakan oleh
para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-
orang dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologik
menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma
laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar radioaktif.
Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa
karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan
resiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan
jumlah rokok yang dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis
disini dan pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih
terisolasi dan dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan
bagian laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi
serta fungsi sfingter laring.
C. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya
belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan
5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah
karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar
dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase
kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum
terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
D. Manisfentasi klinis
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh
walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis.
Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti
demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase
lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila
rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul
mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga
baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat
sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah
masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba,
menyebabkan pembengkakan laring.Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah
faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit
kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan
suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita
orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.
Penyimpangan KDM
Faktor predisposisi
(alcohol, merokok, radiasi)
Proliferasi sel laring
diferensiasi buruk sel laring
tumor laring
matastase suproglo plica vocalis menekan/ mengiristasi obstruksi jalan
napas
obstruksi lumen suara parau serabut syaraf mengiritasi
sel laring
oesophagus afonia nyeri dipersepsikan
infeksi
dispagia progresif Hambatan komunikasi gangguan rasa Akumulasi sekret
Intake verbal nyaman Ketidakefektifan
BB bersihan jalan
Ketidakseimbangan nutrisi napas
kurang dari kebutuhan tubuh
E. Penatalaksanaan
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi
diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat
mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang
sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu
radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa
pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada
satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan
keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat
dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran
sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau
subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang
lebih buruk.
Derita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe
leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar
leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan
subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu
diantara tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita
suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas.
Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan para.
Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita
suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan
setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan
parau setelah pembedahan.
Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau
pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien
masih utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat
makanan peroral meningkat.
Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,
memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan
otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma
) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan
peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara –
pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal
ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot
sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa
submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan
membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang
dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan
esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita
berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus
perlu bantuan seorang binawicara.
F. Komplikasi
1. Penderita karsinoma laring akan mengalami disfagia,stridor,dipsnea karena
terjadi pembengkakan didaerah leher yang diakibatkan oleh metastase kanker
pada daerah nasofaring.
2. Penderita karsinoma laring juga beresiko kehilangan suara karena tindakan
pembedahan laringektomi total, dengan mengangkat pita suara.
G. Pencegahan
a. Hindari merokok
b. Jangan minum-minuman alkohol
c. Hindari diri terpapar oleh sinar radioaktif
II. Konsep keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama Lengkap
Suku
Agama
Tanggal lahir
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama :dyspneu, sakit menelan, suara serak.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Ada riwayat merokok, aktifitas
yang berhubungan dengan suara.
4. Pengkajian Fisik dan Pola Eliminasi
 Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan
 Respirasi : batuk, stridor, dyspneu, riwayat penyakit paru kronis,
batuk dengan atau tanpa sputum
 Sirkulasi
 GCS
 Nutrisi
 TB/BB,terdapat penurunan BB drastis. Nafsu makan biasanya
menurun bahkan mungkin tidak ada karena adanya nyeri telan,
kesukaran menelan, benjolan pada leher, kebersihan mulut buruk,
inflamasi / drainase oral.
 Eliminasi
 Itegritas Kulit
 Mobilisasi
 Kelamahan, kelelahan
 Istrahat dan Tidur
Klien apabila tidur biasanya disertai dengan mendengkur keras.
5. Personal Hygine
Kemunduran kebersihan mulut
6. Neurosensorik
Diplopia, ketulian, kesemutan, parastesia otot wajah, ketulian konduksi,
hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular), parau menetap
(gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik)
7. Lingkungan Sosial
Terdapat riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan
serbuk / kayu, kimia toksik / serbuk, logam berat. Perasaan takut aka kehilangan
suara, ansietas, depresi, marah, menolak., kurang dukungan sistem keluarga,
perubahan tinggi suara, enggan untuk bicara,massalah tentang kemampuan
berkomunikasi.
8. Ekonomi
Berhubungan dengan biaya perawatan selama sakit.
9. Pemeriksaan Diagnostik
Laringoskopi langsung, lareingeal tomografi dan biopsi : Adalah indikator
paling nyata.
Laringografi : Bapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan
pembuluh darah dan nodus limfe.
Pemeriksaan fungsi paru, scan tulang atau scan organ lain : bila
dinyatakan kanker dan ditemukan ada metastase.
Sinar X dada : Dilakukan untuk membuat status dasar paru dan atau
mengidentifikasi metastase.
Darah lengkap : Dapat menyatakan anemia yang merupakan masalah
umum.
Survey imunologi : Dapat dilakukan pada klien yang mendapat
kemoterapi.
Profil biokimia : perubahan dapat terjadi pada fungsi organ sebagai akibat
kanker, metastase dan terapi.
GDA / nadi oksimetri : Dapat dilakukan untuk membuat status /
pengawasan dasar paru (ventilasi).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan untuk
bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia
3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-
sel tumor.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
C. Rencana keperawatan
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas (00031) b/d
gangguan
kemampuan untuk
bernapas, batuk dan
menelan, serta
sekresi banyak dan
kental.
Definisi :
ketidakmampuan
untuk
membersihkan
sekresi atau
obstruksi dari
saluran napas untuk
mempertahankan
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
 Batuk yang
efektif
 Bersihan jalan
nafas dapat
teratasi
 Kaji factor
yang
berhubunga,
seperti nyeri,
batuk tidak
efektif , mucus
kental, dan
keletihan.
 Kaji frekuensi
,kedalaman,
dan upaya
pernapasan
 Singkirkan
atau tangani
factor
penyebab ,
seperti nyeri,
keletihan dan
bersihan jalan
napas
sekret yang
kental.
2. Hambatan
komunikasi verbal
(00051) b/d
ketidakmampuan
untuk berbicara
Definisi : penurunan,
kelambatan atau
ketiadaan
kemampuan untuk
menerima,
memproses,
mengirim, dan atau
menggunakan
system simbol
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
 menunjukkan
komunikasih
dengan
menggunakan
bahasa
tertulis, lisan
atau non
verbal.
 Kaji dan
dokumentasik
an
kemampuan
untuk
melakukan
komunikasih
dengan staf
dan keluarga
 Ajukan
kunjungan
keluarga
secara teratur
untuk memberi
stimulasi
komunikasih
 Dorong pasien
untuk
berkomunikasi
h secara
perlahan dan
mengulangi
permintaan
 Jelaskan
kepada pasien
mengapa ia
tidak dapat
berbicara atau
memahami
(jika perlu).
 Konsultasikan
dengan dokter
tentang
kebutuhan
terapi wicara.
3. Gangguan rasa
nyaman (00214) b/d
penekanan serabut
syaraf oleh sel-sel
tumor.
Definisi : merasa
kurang
senang,legah, dan
sempurna dalam
dimensi fisik,
psikospritual,lingkun
gan, dan social.
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
 Untuk
memperlihatka
n tingkat
kenyamanan
yang adekuat
 Kaji tingkat
kenyamanan
pada pasien
 Kaji hambatan
dalam
meningkatkan
rasa nyaman
 Mendorong
pasien untuk
mengungkapk
an fikiran dan
perasaan
positif dan
negative
 Ajarkan teknik
terapi
relaksasi
sederhana
 Kolaborasi
dengan dokter
tentang
pemberian
obat
4. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan,
Definisi : asupan
nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi
kebutuhan
metabolik
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
 Melaporkan
tingkat energy
yang adekuat
 Tentuka
motivasi pasien
untuk
mengubah
kebiasaan
makan
 Kaji dan
dokumentasi
derajat
kesulitan
mengunyah
dan menelan
 Nyakinkan
pasien da
berikan
lingkungan
selama makan.
 Ajarkan metode
untuk
perencanaan
makan
 Konsultasi
dengan ahli
terapi okupasi.
D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang ada.
E. Evaluasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan
untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
 Batuk yang efektif
 Bersihan jalan nafas dapat teratasi
2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia
 menunjukkan komunikasih dengan menggunakan bahasa tertulis, lisan
atau non verbal.
3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh
sel-sel tumor.
 Untuk memperlihatkan tingkat kenyamanan yang adekuat
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
 Melaporkan tingkat energy yang adekuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor ganas laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT.
Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain kecepatan dan
ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana yang ada, kondisi
pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan.
Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak dua
tahun lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara
klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada stadium
II (T2, N0, M0).
Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah pembedahan, radiasi,
sitostatika maupun kombinasi daripadanya. Pilihan terbaik untuk pasien ini adalah
radiasi, karena hasil biopsi dari tumor menunjukkan karsinoma sel skuamous non
keratinizing yang bersifat radio sensitif. Keuntungan lain dari radiasi adalah laring tidak
cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Rehabilitasi setelah operasi dengan
terapi yang seksama memiliki prognosis yang baik. Kerjasama yang baik dari ahli
onkologi, ahli patologi, ahli radiasi onkologi sangatlah diperlukan untuk memberikan
kesembuhan yang optimal.
B. Saran
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang
dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Ahli Bahasa : Made Sumaryati, Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia
: Barrarah Barlid, Monica Ester, Wari Praptiani. Jakarta : EGC, 2012.
Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih ; Editor edisi
Bahasa Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC.
Budiman Arif,2013, Lp Askep Tumor Laring, 5 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/LP%20ASKEP%20TUM
OR%20LARING%20_%20budimanOne.htm)
Kurniadi Rizki, 2012, ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGANKARSINOMALARING ,
5 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/Asuhan%20Keperawata
n%20Aplikasi%20NANDA%20%20ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN%20DENGA
N%20KARSINOMA%20LARING.htm)
Aswar Ridwan,2011, ASUHAN KEPERAWATANTUMORLARING, 6 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/RIDWAN%20ASWAR%
20SHURIKEN-MX%20HIPOTHALAMUS%20%20TUMOR%20LARING.htm)

More Related Content

What's hot

Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanUwes Chaeruman
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
Rahayu Pratiwi
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Azis Aimaduddin
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
Norman Prabowo
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
dr. Bobby Ahmad
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
Griselda Fredelina AlflorenZa
 
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulangPemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
retnobudiyanti
 
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fKonsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
harry christama
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
 
Sectio caesarea
Sectio caesareaSectio caesarea
Sectio caesarea
luthfiasah
 
Hipospadia
HipospadiaHipospadia
Hipospadia
Meri Fitri
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Fransiska Oktafiani
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
Firosika Husnaini
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Amalia Senja
 
Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
randy saputra
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
Syscha Lumempouw
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aai
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulangPemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
Pemeriksaan BBL neonatus px fisik, reflek, apgar, penyuluhan sebelum bayi pulang
 
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fKonsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Sectio caesarea
Sectio caesareaSectio caesarea
Sectio caesarea
 
Hipospadia
HipospadiaHipospadia
Hipospadia
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Lapkas onkologi
Lapkas onkologiLapkas onkologi
Lapkas onkologi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 

Similar to Askep Karsinoma Laring

Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
pjj_kemenkes
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
pjj_kemenkes
 
A
AA
Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
Deni Aryadi
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker paru
gift16
 
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
dewisetiyana52
 
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Danielronadi
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
ZweyChan
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
M Ikromi
 
Bab i agatha new
Bab i agatha newBab i agatha new
Bab i agatha new
Prissilmatania
 
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
Kampus-Sakinah
 
Tugas individu buli buli
Tugas individu buli  buliTugas individu buli  buli
Tugas individu buli buli
Operator Warnet Vast Raha
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
flo tupen
 
Liza
LizaLiza
NSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptxNSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptx
AlexandroWiyanda1
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
PARAMITA A
 
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptxRadiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
kristyagaki
 

Similar to Askep Karsinoma Laring (20)

Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 
A
AA
A
 
Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
 
Cancer paru
Cancer paruCancer paru
Cancer paru
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker paru
 
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
Tugas Kanker Paru (Ca. Lung)
 
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
 
Bab i agatha new
Bab i agatha newBab i agatha new
Bab i agatha new
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
Tugas individu buli buli
Tugas individu buli  buliTugas individu buli  buli
Tugas individu buli buli
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
 
Liza
LizaLiza
Liza
 
NSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptxNSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptx
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
 
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptxRadiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
Radiologi_Case Report_Tiatira(1).pptx
 

More from Sri Nala

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
Sri Nala
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
Sri Nala
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
Sri Nala
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
Sri Nala
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
Sri Nala
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Sri Nala
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
Sri Nala
 
Askep addison disease
Askep addison diseaseAskep addison disease
Askep addison disease
Sri Nala
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Sri Nala
 
Narkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaNarkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaSri Nala
 
Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleep
Sri Nala
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralSri Nala
 
Stenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIIStenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIISri Nala
 

More from Sri Nala (14)

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan HipoparatiroidAsuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
Asuhan Keperawatan Hiperparatiroid dan Hipoparatiroid
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
Askep addison disease
Askep addison diseaseAskep addison disease
Askep addison disease
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusTeknik mobilisasi pada pasien dekubitus
Teknik mobilisasi pada pasien dekubitus
 
Narkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apneaNarkolepsi dan sleep apnea
Narkolepsi dan sleep apnea
 
Askep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleepAskep pada pasien apnea sleep
Askep pada pasien apnea sleep
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
 
Stenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok IIIStenosis nanda oleh kelompok III
Stenosis nanda oleh kelompok III
 

Recently uploaded

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 

Recently uploaded (10)

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 

Askep Karsinoma Laring

  • 1. Oleh Kelompok III : AdrianusPandong RUSDIN AISYAH SRI NALA IRMAWATI YOVITA SELA PARUBANG IYAN TOMIA YULIKE SARIMANELLA NUZULYAH RAHMADHANI S1 KEPERAWATAN STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
  • 2. 2014 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini berisi tentang konsep medis dan konsep keperawatan . Makalah ini menjelaskan secara terperinci tentang “KARSINOMA LARING “ Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini kedepan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kita selaku Mahasiswa Keperawatan. Makassar, 05 Maret 2014 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga mel ,,indungi jalan nafas bawah dari obstrusi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri dari Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid, Kartilago aritenoid, Pita Suara, Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca. laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi kronis (Herves simpleks). Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan. Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk menentukan suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi respon manusia terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual.
  • 4. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari Karsinoma Laring? 2. Untuk mengetahui Etiologi dari Karsinoma Laring? 3. Untuk mengetahui patofisiologi Karsinoma Laring? 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Karsinoma Laring? 5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Karsinoma Laring? 6. Untuk mengetahui terapi / penatalaksanaan dari Karsinoma Laring? 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Karsinoma Laring?
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Konsep Medis A. Definisi Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis). Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:  Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama menelan.  Glottis, ostium antara pita suara dalam laring.  Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk jakun.  Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring.  Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid.  Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring. Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas Karisoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. Tahapan tumor laring Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0 adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap 'T' utama tumor laring :
  • 6. 1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak dengan normal. 2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin atau mungkin tidak akan terpengaruh. 3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup laring. 4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan (esofagus). Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC : 1. Tumor primer (T) o Supra glottis :  T is: tumor insitu  T 0 : tidak jelas adanya tumor primer l  T 1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal  T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika ariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.  T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita suara palsu  T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi  T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke dalam.  T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring. o Glotis :  T is : tumor insitu  T 0 : tak jelas adanya tumor primer  T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior) dengan pergerakan normal  T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli  T 1b : tumor mengenai kedua pita suara  T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis maupun subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu.
  • 7.  T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara  T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring o Sub glotis :  T is : tumor insitu  T 0 : tak jelas adanya tumor primer  T 1 : tumor terbatas pada subglotis  T 1a : tumor terbatas pada satu sisi  T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi  T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara asli dengan pergerakan normal atau terganggu  T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara  T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar laring. 2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)  N x : kelenjar tidak dapat dinilai  N 0 : secara klinis tidak ada kelenjar.  N 1 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter ≤ 3 cm  N 2 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3 – <6 cm atau klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm  N 2a :klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan diameter > 3 cm - ≤ 6 cm.  N 2b :klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan diameter ≤ 6 cm  N 3 :kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau kontra lateral  N 3 a :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter > 6 cm  N 3 b :klinis terdapat kelenjar bilateral  N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral 3. Metastase jauh (M)  M 0 : tidak ada metastase jauh  M 1 : terdapat metastase jauh
  • 8. 4. Stadium : Stadium I : T1 N0 M0 Stadium II : T2 N0 M0 Stadium III : T3 N0 M0 T1, T2, T3, N1, M0 Stadium IV : T4, N0, M0 Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1 B. Etiologi Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan| pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang- orang dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar radioaktif. Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan resiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap. Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis disini dan pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih terisolasi dan dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter laring.
  • 9. C. Patofisiologi Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan. D. Manisfentasi klinis Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.
  • 10. Penyimpangan KDM Faktor predisposisi (alcohol, merokok, radiasi) Proliferasi sel laring diferensiasi buruk sel laring tumor laring matastase suproglo plica vocalis menekan/ mengiristasi obstruksi jalan napas obstruksi lumen suara parau serabut syaraf mengiritasi sel laring oesophagus afonia nyeri dipersepsikan infeksi dispagia progresif Hambatan komunikasi gangguan rasa Akumulasi sekret Intake verbal nyaman Ketidakefektifan BB bersihan jalan Ketidakseimbangan nutrisi napas kurang dari kebutuhan tubuh
  • 11. E. Penatalaksanaan Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk. Derita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam : Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan para. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah pembedahan.
  • 12. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral meningkat. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma ) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara – pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara. F. Komplikasi 1. Penderita karsinoma laring akan mengalami disfagia,stridor,dipsnea karena terjadi pembengkakan didaerah leher yang diakibatkan oleh metastase kanker pada daerah nasofaring. 2. Penderita karsinoma laring juga beresiko kehilangan suara karena tindakan pembedahan laringektomi total, dengan mengangkat pita suara. G. Pencegahan a. Hindari merokok b. Jangan minum-minuman alkohol c. Hindari diri terpapar oleh sinar radioaktif
  • 13. II. Konsep keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas klien Nama Lengkap Suku Agama Tanggal lahir 2. Riwayat Keperawatan Keluhan utama :dyspneu, sakit menelan, suara serak. 3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Ada riwayat merokok, aktifitas yang berhubungan dengan suara. 4. Pengkajian Fisik dan Pola Eliminasi  Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan  Respirasi : batuk, stridor, dyspneu, riwayat penyakit paru kronis, batuk dengan atau tanpa sputum  Sirkulasi  GCS  Nutrisi  TB/BB,terdapat penurunan BB drastis. Nafsu makan biasanya menurun bahkan mungkin tidak ada karena adanya nyeri telan, kesukaran menelan, benjolan pada leher, kebersihan mulut buruk, inflamasi / drainase oral.  Eliminasi
  • 14.  Itegritas Kulit  Mobilisasi  Kelamahan, kelelahan  Istrahat dan Tidur Klien apabila tidur biasanya disertai dengan mendengkur keras. 5. Personal Hygine Kemunduran kebersihan mulut 6. Neurosensorik Diplopia, ketulian, kesemutan, parastesia otot wajah, ketulian konduksi, hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular), parau menetap (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik) 7. Lingkungan Sosial Terdapat riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan serbuk / kayu, kimia toksik / serbuk, logam berat. Perasaan takut aka kehilangan suara, ansietas, depresi, marah, menolak., kurang dukungan sistem keluarga, perubahan tinggi suara, enggan untuk bicara,massalah tentang kemampuan berkomunikasi. 8. Ekonomi Berhubungan dengan biaya perawatan selama sakit. 9. Pemeriksaan Diagnostik Laringoskopi langsung, lareingeal tomografi dan biopsi : Adalah indikator paling nyata.
  • 15. Laringografi : Bapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan nodus limfe. Pemeriksaan fungsi paru, scan tulang atau scan organ lain : bila dinyatakan kanker dan ditemukan ada metastase. Sinar X dada : Dilakukan untuk membuat status dasar paru dan atau mengidentifikasi metastase. Darah lengkap : Dapat menyatakan anemia yang merupakan masalah umum. Survey imunologi : Dapat dilakukan pada klien yang mendapat kemoterapi. Profil biokimia : perubahan dapat terjadi pada fungsi organ sebagai akibat kanker, metastase dan terapi. GDA / nadi oksimetri : Dapat dilakukan untuk membuat status / pengawasan dasar paru (ventilasi).
  • 16. B. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental. 2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia 3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel- sel tumor. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d ketidakmampuan untuk mencerna makanan, C. Rencana keperawatan No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental. Definisi : ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Batuk yang efektif  Bersihan jalan nafas dapat teratasi  Kaji factor yang berhubunga, seperti nyeri, batuk tidak efektif , mucus kental, dan keletihan.  Kaji frekuensi ,kedalaman, dan upaya pernapasan  Singkirkan atau tangani factor penyebab , seperti nyeri, keletihan dan
  • 17. bersihan jalan napas sekret yang kental. 2. Hambatan komunikasi verbal (00051) b/d ketidakmampuan untuk berbicara Definisi : penurunan, kelambatan atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan atau menggunakan system simbol Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  menunjukkan komunikasih dengan menggunakan bahasa tertulis, lisan atau non verbal.  Kaji dan dokumentasik an kemampuan untuk melakukan komunikasih dengan staf dan keluarga  Ajukan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberi stimulasi komunikasih  Dorong pasien untuk berkomunikasi h secara perlahan dan mengulangi permintaan  Jelaskan
  • 18. kepada pasien mengapa ia tidak dapat berbicara atau memahami (jika perlu).  Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan terapi wicara. 3. Gangguan rasa nyaman (00214) b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor. Definisi : merasa kurang senang,legah, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospritual,lingkun gan, dan social. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Untuk memperlihatka n tingkat kenyamanan yang adekuat  Kaji tingkat kenyamanan pada pasien  Kaji hambatan dalam meningkatkan rasa nyaman  Mendorong pasien untuk mengungkapk an fikiran dan perasaan positif dan negative  Ajarkan teknik terapi relaksasi sederhana  Kolaborasi
  • 19. dengan dokter tentang pemberian obat 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d ketidakmampuan untuk mencerna makanan, Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam masalah klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Melaporkan tingkat energy yang adekuat  Tentuka motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan  Kaji dan dokumentasi derajat kesulitan mengunyah dan menelan  Nyakinkan pasien da berikan lingkungan selama makan.  Ajarkan metode untuk perencanaan makan  Konsultasi dengan ahli terapi okupasi.
  • 20. D. Implementasi Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang ada. E. Evaluasi 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.  Batuk yang efektif  Bersihan jalan nafas dapat teratasi 2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia  menunjukkan komunikasih dengan menggunakan bahasa tertulis, lisan atau non verbal. 3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor.  Untuk memperlihatkan tingkat kenyamanan yang adekuat 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d ketidakmampuan untuk mencerna makanan,  Melaporkan tingkat energy yang adekuat
  • 21. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tumor ganas laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT. Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain kecepatan dan ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana yang ada, kondisi pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan. Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak dua tahun lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada stadium II (T2, N0, M0). Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah pembedahan, radiasi, sitostatika maupun kombinasi daripadanya. Pilihan terbaik untuk pasien ini adalah radiasi, karena hasil biopsi dari tumor menunjukkan karsinoma sel skuamous non keratinizing yang bersifat radio sensitif. Keuntungan lain dari radiasi adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Rehabilitasi setelah operasi dengan terapi yang seksama memiliki prognosis yang baik. Kerjasama yang baik dari ahli onkologi, ahli patologi, ahli radiasi onkologi sangatlah diperlukan untuk memberikan kesembuhan yang optimal. B. Saran 1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan tambahan. 2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012- 2014. Ahli Bahasa : Made Sumaryati, Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia : Barrarah Barlid, Monica Ester, Wari Praptiani. Jakarta : EGC, 2012. Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih ; Editor edisi Bahasa Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC. Budiman Arif,2013, Lp Askep Tumor Laring, 5 Maret 2014 (file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/LP%20ASKEP%20TUM OR%20LARING%20_%20budimanOne.htm) Kurniadi Rizki, 2012, ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGANKARSINOMALARING , 5 Maret 2014 (file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/Asuhan%20Keperawata n%20Aplikasi%20NANDA%20%20ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN%20DENGA N%20KARSINOMA%20LARING.htm) Aswar Ridwan,2011, ASUHAN KEPERAWATANTUMORLARING, 6 Maret 2014 (file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/RIDWAN%20ASWAR% 20SHURIKEN-MX%20HIPOTHALAMUS%20%20TUMOR%20LARING.htm)