Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
1. Epidemiologi Kanker Paru (Ca. Lung)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular
Dosen Pengampu : Widya Hary Cahyati S.KM, M.Kes
Oleh :
1. Nining Purnawati (6411412137) Rombel 1
2. Asih Pratiwi (6411413065)
3. Lidia Sarah Fairyo (6411413071)
4. Ayu Imade Rosdiana (6411413075)
Rombel 3
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
2. KANKER PARU
A. Definisi
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker
adalah pertumbuhan sel - sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke
organ lain. Menurut National Cancer Institute(2009) ,
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel - sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini
disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama ke matian akibat
kanker (WHO, 2009)
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang disebabkan oleh
sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar
kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh
lain yang terkena kanker.
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru yang
menyerang jaringan paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun
keganasan dari luar paru.
Perlu diketahui bahwa 90 persen penderita kanker paru adalah perokok aktif
atau mantan perokok. Merokok satu pak per harinya bisa meningkatkan risiko kanker
paru 10 kali lipat. Sementara merokok dua pak per hari bisa meningkatkan risiko
kanker 25 kali lipat.
B. Klasifikasi
Terdapat dua jenis utama kanker paru yang memiliki sifat yang berbeda dan
memerlukan penanganan yng berbeda pula.
1. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC), yang terdiri dari:
Karsinoma squamosa, jenis ini merupakan jenis kanker paru paling umum. Kondisi ini
bisa berkembang dalam sel yang menggarisi saluran udara. Kanker jenis ini kerap kali
disebabkan oleh rokok.
3. Adenokarsinoma, jenis kanker ini berkembang dari sel-sel yang memproduksi lendir
atau dahak pada permukaan saluran udara.
Karsinoma sel besar, sel kanker jenis ini bila dilihat dari mikroskop berbentuk sel-sel
bulat besar yang disebut juga undifferentiated carcinoma.
2. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Mesotheolima merupakan jenis kanker yang menyerang mesothelium, yakni
membran tipis yang melapisi dada dan abdomen. Kanker jenis ini kadang dialami oleh
orang-orang yang terpapar asbestos.
C. Patofisiologi
Asap tembakau Radiasi Perokok Pasif Pemajanan Okupasi Polusi Udara
Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkial Alveolar
Bronkus mengandung mucus Perubahan epitel bronkus, Penimbunan Toksin
Metaplasia, displasia
Timbul pada bagian perifer Bronkus besar Respon umum tubuh
Segmen bronkus menghasilkan sputum
Fibrasi intertisial Perubahan struktur alveoli Kehilangan fungsi silia
Lesi dan melebarnya Gangguan suplai O2 Peningkatan jumlah sekret
Pembuluh darah
Jalan napas Kerusakan pertukaran gas Ketidakefektifan
D. Epidemiologi
4. Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20%
dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12%
dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang.
Data WHO tahun 2000 setiap tahunnya di seluruh dunia terdapat 1,2 juta orang
penderita kanker paru atau 12,3 % dari seluruh penyakit keganasan. Di Inggris rata-rata
40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki
tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal
karena kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika Serikat
pada tahun 2010 sebagai berikut :
Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki dan
105.770 orang perempuan).
Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan
71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker.
Di Inggris, insidensi tahunan kanker paru kedua terbesar setelah kanker payudara.
Sekitar 39.000 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Dan sekitar 90% pasien
terdiagnosis kanker paru disebabkan oleh perilaku merokok. Kanker paru ini berhubungan
dengan lama dan intensitas merokok. Rata-rata perokok aktif memiliki risiko terkena
kanker paru 20 kali lebih besar dari pada perokok pasif. Menurut data WHO, 80% kasus
terdiagnosis pada pasien dengan umur > 60 tahun. (A Parsons, 2010)
Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari
100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75
tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Variasi insidensi kanker paru
secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama berhubungan dengan
kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia.
E. Faktor Resiko
Secara keseluruhan, faktor risiko terkena penyakit semua jenis kanker paru terbesar
yaitu pada peroko berat namun banyak faktor-faktor lain yang termasuk kedalam faktor
risiko kanker paru antaralain:
Pria
5. Pada umumnya pria memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan
wanita (7.81% vs. 5.8%) pada negara dengan jumlah perokok wanita rendah. (Centers
for Disease Control and Prevention)
Usia lanjut
80% penderita kanker paru berumur > 60 tahun.
Merokok
Merokok merupaka faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
Kanker paru di dunia. Terhitung sekitar 80% kanker paru diidap oleh pria perokok dan
50 % oleh wanita perokok diseluruh dunia. (US Dep.HealthandHumanServices,2012)
Perokok Pasif
Selain perokok aktif perokok pasif juga memiliki risiko terkena kanker paru.
Perokok aktif memiliki risiko duapuluh kali lipat lebih tinggi terkena kanker paru
dibandingkan perokok pasif namun perokok pasif tetap memiliki risko terkena kanker
paru terutama pada wanita dengan pasangan yang merupakan perokok aktif. (A Parsons,
2010)
Hidup dalam lingkungan asap tembakau, asbes, dan radon, chromium, cadmium
arsenic, radiasi dan polusi udara, dan emisi gas buang dari bahan bakar.
F. Gejala dan Deteksi Dini Penyakit
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita semua jenis kanker paru adalah:
Sesak napas
Batuk yang terus menerus dan tak mereda lebih dari 2 minggu
Mengi saat bernapas pada orang yang bukan penderita asma
Dahak berubah warna dan jumlahnya meningkat
Batuk berdarah
Perubahan suara menjadi kasar atau serak saat bernapas
Wajah dan leher membengkak
Berat badan turun drastis
Nyeri saat menarik napas dalam-dalam
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan
penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut.
Kasus-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
6. Screening awal deteksi kanker paru belum terbukti dapat mengurangi angka
kematian akibat kanker paru. Deteksi awal dapat menggunakan sinar x-ray, analisis sel
pada sputum, spiral computed tomography (CT-scans). Deteksi dini penyakit kanker paru
dapat meningkatakan upaya perawatan terhadap pasien daripada ketika terdiagnosis pada
stadium lanjut.(US Dep.HealthandHumanServices,2012)
G. Pencegahan
Kebanyakan jenis kanker paru dapat dicegah melalui reduksi/pengurangan kebiasaan
merokok pada usia muda dan meningkatakan angka berhenti merokok pada perokok usia
lanjut/tua. Berhenti merokok sebelum terdiagnosis penyakit dapat mengurangi risiko
perkembangan jaringan tumor primer pada semua tipe jaringan carcinoma paru. (Centers for
Disease Control and Prevention).
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 3 Tingkatan
pencegahan dalam epidemiologi penyakit kanker paru, yaitu :
Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama)
Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit. Pencegahan primer
dilakukan pada orang yang sehat (bebas kanker). Langkah nyata yang dapat dilakukan
adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker. Upaya
yang dapat dilakukan adalah upaya Promosi Kesehatan, upaya untuk memberikan
kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat
berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya hidup
maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker
paru. Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok
itu merupakan kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif
untuk tidak merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun
lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker
paru.
Selain itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat
(olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat), dan makan
suplemen secara teratur.
Pencegahan Tingkat Kedua
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang
sudah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut
dari penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan.
Upaya yang dilakukan adalah
7. a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi, Pembedahan atau iradiasi.
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
1.1.Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
1.2.Pneumonektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
1.3.Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
1.4.Resesi segmental
Merupakan pengangkatan satu atau lebih segmen paru.
1.5.Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk
baji (potongan es)
1.6.Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
2. Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya mengobati
penderita kanker. Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan
memberikan dosis yang tepat pada volume tumor / target yang dituju dan menjaga
agar efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker
dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Pencegahan Tingkat Ketiga
8. Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan,
angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam pengobatan kanker berupa
penatalaksanaan terapi rehabilitatif, paliatif, dan bebas rasa sakit. Misalnya penderita
kanker stadium lanjut membutuhkan terapi paliatif, yaitu terapi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker, baik dengan radioterapi atau
dengan obat-obatan.
H. Penatalaksanaan dan Pengobatan
Upaya kuratif untuk para pasien yang telah terdiagnosis kanker paru antara lain:
1. Pembedahan
Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total
berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru
yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada
kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan. tergantung pada luasnya
pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan
tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan
kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat
menjadi lebih baik.
Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan cara :
a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi
tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal.
b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru.
c. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan. Hal ini
dilakukan jika diperlukan dan jika pasien memang sanggup bernafas dengan satu paru.
2. Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan
tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium
awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor
terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan
umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dilakukan
dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi
diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara
internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan
9. menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak
dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi
3. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan pada
SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis ke luar paru seperti
otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker,
memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain.
Kadang-kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau
radioterapi. Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh
sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan,
dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi
tubuh penderita dapat pulih (ASCO, 2010).
10. DAFTAR PUSTAKA
A Parsons, A.Daley, R. Begh, P. Aveyard. 2010. Influence of smoking cessation after diagnosis of
early stage lung cancer on prognosis: systematic review of observational studies with meta-
analysis. British Medical Journal : 22 Januari 2010 (accessed : 5 Maret 2015)
American Society of Clinical Oncology. 2010 (http://www.asco.org)
Bahar,azril,dk. (201). Ilmu Penyakit Dalam Jild II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
http://www.cancerhelps.com/jenis-kanker-paru.htm (accessed : 5 Maret 2014)
Centers for Disease Control and Prevention(http://www.cdc.gov/tobacco/)
GIS Project.2014 (http://www.viktoriyadesigns.com) (accessed: 9 Maret 2015)
National Cancer Institute. 2009. (http://www.seer.cancer.gov)
http://repository.usu.ac.id/ (accessed: 5 Maret 2015)
United States Department of Health and Human Services. Preventing tobacco use among youth and
young adults: a report of the Surgeon-General. Atlanta, GE, Centers for Disease Control and
Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on
Smoking and Health, 2012 (http://www.surgeongeneral.gov/library/reports/preventing-youth-
tobacco-use/index.html, accessed 8 Maret 2015).
Wei-Yen Lim ,Ying Chen. 2011. Polymorphisms in inflammatory pathway genes, host factors and
lung cancer risk in Chinese female never-smokers. Carcinogenesis : vol.32no.4pp.522–
529,2011 (doi:10.1093/carcin/bgr006)
World Health Organization (WHO) (http://www.who.int)