SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Epidemiologi Kanker Paru (Ca. Lung)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular
Dosen Pengampu : Widya Hary Cahyati S.KM, M.Kes
Oleh :
1. Nining Purnawati (6411412137) Rombel 1
2. Asih Pratiwi (6411413065)
3. Lidia Sarah Fairyo (6411413071)
4. Ayu Imade Rosdiana (6411413075)
Rombel 3
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KANKER PARU
A. Definisi
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker
adalah pertumbuhan sel - sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke
organ lain. Menurut National Cancer Institute(2009) ,
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel - sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini
disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama ke matian akibat
kanker (WHO, 2009)
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang disebabkan oleh
sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001)
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar
kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh
lain yang terkena kanker.
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru yang
menyerang jaringan paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun
keganasan dari luar paru.
Perlu diketahui bahwa 90 persen penderita kanker paru adalah perokok aktif
atau mantan perokok. Merokok satu pak per harinya bisa meningkatkan risiko kanker
paru 10 kali lipat. Sementara merokok dua pak per hari bisa meningkatkan risiko
kanker 25 kali lipat.
B. Klasifikasi
Terdapat dua jenis utama kanker paru yang memiliki sifat yang berbeda dan
memerlukan penanganan yng berbeda pula.
1. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC), yang terdiri dari:
 Karsinoma squamosa, jenis ini merupakan jenis kanker paru paling umum. Kondisi ini
bisa berkembang dalam sel yang menggarisi saluran udara. Kanker jenis ini kerap kali
disebabkan oleh rokok.
 Adenokarsinoma, jenis kanker ini berkembang dari sel-sel yang memproduksi lendir
atau dahak pada permukaan saluran udara.
 Karsinoma sel besar, sel kanker jenis ini bila dilihat dari mikroskop berbentuk sel-sel
bulat besar yang disebut juga undifferentiated carcinoma.
2. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Mesotheolima merupakan jenis kanker yang menyerang mesothelium, yakni
membran tipis yang melapisi dada dan abdomen. Kanker jenis ini kadang dialami oleh
orang-orang yang terpapar asbestos.
C. Patofisiologi
Asap tembakau Radiasi Perokok Pasif Pemajanan Okupasi Polusi Udara
Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkial Alveolar
Bronkus mengandung mucus Perubahan epitel bronkus, Penimbunan Toksin
Metaplasia, displasia
Timbul pada bagian perifer Bronkus besar Respon umum tubuh
Segmen bronkus menghasilkan sputum
Fibrasi intertisial Perubahan struktur alveoli Kehilangan fungsi silia
Lesi dan melebarnya Gangguan suplai O2 Peningkatan jumlah sekret
Pembuluh darah
Jalan napas Kerusakan pertukaran gas Ketidakefektifan
D. Epidemiologi
Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20%
dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12%
dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang.
Data WHO tahun 2000 setiap tahunnya di seluruh dunia terdapat 1,2 juta orang
penderita kanker paru atau 12,3 % dari seluruh penyakit keganasan. Di Inggris rata-rata
40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki
tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal
karena kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika Serikat
pada tahun 2010 sebagai berikut :
 Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki dan
105.770 orang perempuan).
 Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan
71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker.
Di Inggris, insidensi tahunan kanker paru kedua terbesar setelah kanker payudara.
Sekitar 39.000 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Dan sekitar 90% pasien
terdiagnosis kanker paru disebabkan oleh perilaku merokok. Kanker paru ini berhubungan
dengan lama dan intensitas merokok. Rata-rata perokok aktif memiliki risiko terkena
kanker paru 20 kali lebih besar dari pada perokok pasif. Menurut data WHO, 80% kasus
terdiagnosis pada pasien dengan umur > 60 tahun. (A Parsons, 2010)
Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari
100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75
tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Variasi insidensi kanker paru
secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama berhubungan dengan
kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia.
E. Faktor Resiko
Secara keseluruhan, faktor risiko terkena penyakit semua jenis kanker paru terbesar
yaitu pada peroko berat namun banyak faktor-faktor lain yang termasuk kedalam faktor
risiko kanker paru antaralain:
 Pria
Pada umumnya pria memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan
wanita (7.81% vs. 5.8%) pada negara dengan jumlah perokok wanita rendah. (Centers
for Disease Control and Prevention)
 Usia lanjut
80% penderita kanker paru berumur > 60 tahun.
 Merokok
Merokok merupaka faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
Kanker paru di dunia. Terhitung sekitar 80% kanker paru diidap oleh pria perokok dan
50 % oleh wanita perokok diseluruh dunia. (US Dep.HealthandHumanServices,2012)
 Perokok Pasif
Selain perokok aktif perokok pasif juga memiliki risiko terkena kanker paru.
Perokok aktif memiliki risiko duapuluh kali lipat lebih tinggi terkena kanker paru
dibandingkan perokok pasif namun perokok pasif tetap memiliki risko terkena kanker
paru terutama pada wanita dengan pasangan yang merupakan perokok aktif. (A Parsons,
2010)
 Hidup dalam lingkungan asap tembakau, asbes, dan radon, chromium, cadmium
arsenic, radiasi dan polusi udara, dan emisi gas buang dari bahan bakar.
F. Gejala dan Deteksi Dini Penyakit
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita semua jenis kanker paru adalah:
 Sesak napas
 Batuk yang terus menerus dan tak mereda lebih dari 2 minggu
 Mengi saat bernapas pada orang yang bukan penderita asma
 Dahak berubah warna dan jumlahnya meningkat
 Batuk berdarah
 Perubahan suara menjadi kasar atau serak saat bernapas
 Wajah dan leher membengkak
 Berat badan turun drastis
 Nyeri saat menarik napas dalam-dalam
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan
penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut.
Kasus-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Screening awal deteksi kanker paru belum terbukti dapat mengurangi angka
kematian akibat kanker paru. Deteksi awal dapat menggunakan sinar x-ray, analisis sel
pada sputum, spiral computed tomography (CT-scans). Deteksi dini penyakit kanker paru
dapat meningkatakan upaya perawatan terhadap pasien daripada ketika terdiagnosis pada
stadium lanjut.(US Dep.HealthandHumanServices,2012)
G. Pencegahan
Kebanyakan jenis kanker paru dapat dicegah melalui reduksi/pengurangan kebiasaan
merokok pada usia muda dan meningkatakan angka berhenti merokok pada perokok usia
lanjut/tua. Berhenti merokok sebelum terdiagnosis penyakit dapat mengurangi risiko
perkembangan jaringan tumor primer pada semua tipe jaringan carcinoma paru. (Centers for
Disease Control and Prevention).
Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 3 Tingkatan
pencegahan dalam epidemiologi penyakit kanker paru, yaitu :
 Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama)
Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit. Pencegahan primer
dilakukan pada orang yang sehat (bebas kanker). Langkah nyata yang dapat dilakukan
adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker. Upaya
yang dapat dilakukan adalah upaya Promosi Kesehatan, upaya untuk memberikan
kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat
berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya hidup
maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker
paru. Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok
itu merupakan kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif
untuk tidak merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun
lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker
paru.
Selain itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat
(olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat), dan makan
suplemen secara teratur.
 Pencegahan Tingkat Kedua
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang
sudah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut
dari penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan.
Upaya yang dilakukan adalah
a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi, Pembedahan atau iradiasi.
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.
1.1.Toraktomi eksplorasi.
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks
khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy.
1.2.Pneumonektomi pengangkatan paru).
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
1.3.Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
1.4.Resesi segmental
Merupakan pengangkatan satu atau lebih segmen paru.
1.5.Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk
baji (potongan es)
1.6.Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris)
2. Radiasi
Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya mengobati
penderita kanker. Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan
memberikan dosis yang tepat pada volume tumor / target yang dituju dan menjaga
agar efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan
mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker
dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
 Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan,
angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam pengobatan kanker berupa
penatalaksanaan terapi rehabilitatif, paliatif, dan bebas rasa sakit. Misalnya penderita
kanker stadium lanjut membutuhkan terapi paliatif, yaitu terapi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker, baik dengan radioterapi atau
dengan obat-obatan.
H. Penatalaksanaan dan Pengobatan
Upaya kuratif untuk para pasien yang telah terdiagnosis kanker paru antara lain:
1. Pembedahan
Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total
berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru
yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada
kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan. tergantung pada luasnya
pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan
tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan
kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat
menjadi lebih baik.
Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan cara :
a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi
tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal.
b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru.
c. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan. Hal ini
dilakukan jika diperlukan dan jika pasien memang sanggup bernafas dengan satu paru.
2. Radioterapi
Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan
tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium
awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor
terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan
umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dilakukan
dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi
diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara
internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan
menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak
dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi
3. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan pada
SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis ke luar paru seperti
otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker,
memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain.
Kadang-kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau
radioterapi. Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh
sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan,
dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi
tubuh penderita dapat pulih (ASCO, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
A Parsons, A.Daley, R. Begh, P. Aveyard. 2010. Influence of smoking cessation after diagnosis of
early stage lung cancer on prognosis: systematic review of observational studies with meta-
analysis. British Medical Journal : 22 Januari 2010 (accessed : 5 Maret 2015)
American Society of Clinical Oncology. 2010 (http://www.asco.org)
Bahar,azril,dk. (201). Ilmu Penyakit Dalam Jild II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
http://www.cancerhelps.com/jenis-kanker-paru.htm (accessed : 5 Maret 2014)
Centers for Disease Control and Prevention(http://www.cdc.gov/tobacco/)
GIS Project.2014 (http://www.viktoriyadesigns.com) (accessed: 9 Maret 2015)
National Cancer Institute. 2009. (http://www.seer.cancer.gov)
http://repository.usu.ac.id/ (accessed: 5 Maret 2015)
United States Department of Health and Human Services. Preventing tobacco use among youth and
young adults: a report of the Surgeon-General. Atlanta, GE, Centers for Disease Control and
Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on
Smoking and Health, 2012 (http://www.surgeongeneral.gov/library/reports/preventing-youth-
tobacco-use/index.html, accessed 8 Maret 2015).
Wei-Yen Lim ,Ying Chen. 2011. Polymorphisms in inflammatory pathway genes, host factors and
lung cancer risk in Chinese female never-smokers. Carcinogenesis : vol.32no.4pp.522–
529,2011 (doi:10.1093/carcin/bgr006)
World Health Organization (WHO) (http://www.who.int)

More Related Content

What's hot

KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerjapjj_kemenkes
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Okta-Shi Sama
 
Leaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada BalitaLeaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada BalitaKersih Yuliana
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologiSyahrum Syuib
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanWarung Bidan
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanMimi S Munadi
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlHMRojali
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamansiakadurban
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbWiandhariEsaBBPKCilo
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Promkes di sekolah
Promkes di sekolahPromkes di sekolah
Promkes di sekolahom_wiez
 
Sistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenSistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenAl-waris Suarez
 

What's hot (20)

KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus PekerjaKB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
KB 4 AsKep Komunitas pada kelompok khusus Pekerja
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
Pemberian nutrisi secara oral (devi oktavia.u keperawatan a)
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Leaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada BalitaLeaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada Balita
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatan
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyaman
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Promkes di sekolah
Promkes di sekolahPromkes di sekolah
Promkes di sekolah
 
Sistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenSistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by Warizen
 

Viewers also liked

Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran) Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran) Putri Shyafira El-Maryam
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014fadlyrambe
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paruM Ikromi
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paruNY O
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker parugift16
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
10.Pneumothorax
10.Pneumothorax10.Pneumothorax
10.Pneumothoraxghalan
 

Viewers also liked (9)

Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran) Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014
 
Tumor paru
Tumor paruTumor paru
Tumor paru
 
Pathway ca paru
Pathway ca paruPathway ca paru
Pathway ca paru
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Kanker paru
Kanker paruKanker paru
Kanker paru
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
10.Pneumothorax
10.Pneumothorax10.Pneumothorax
10.Pneumothorax
 

Similar to KANKER PARU

KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxKELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxLaOdeMuhTaufiq
 
lp-ca-bronkogenik
 lp-ca-bronkogenik lp-ca-bronkogenik
lp-ca-bronkogenikwinnisitta
 
Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma parununa can
 
Cancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianCancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianUmmi Rahmah
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019ditasulastrin1
 
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018MustikaRizkaAddawiya1
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaNandaIntan1
 
Makanan penyembuh kanker payudara
Makanan penyembuh kanker payudaraMakanan penyembuh kanker payudara
Makanan penyembuh kanker payudaranajibdenature
 
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxDanielronadi
 
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoKanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoNabilaKhairani2
 
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk website
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk websiteSeminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk website
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk websiteDavid Syahputra
 

Similar to KANKER PARU (20)

KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptxKELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
KELOMPOK 3 Epidemiologi penyakit tidak menular (kanker paru).pptx
 
Askep ca paru maya
Askep ca paru mayaAskep ca paru maya
Askep ca paru maya
 
lp-ca-bronkogenik
 lp-ca-bronkogenik lp-ca-bronkogenik
lp-ca-bronkogenik
 
Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
 
Cancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesianCancer lung-cancer-indonesian
Cancer lung-cancer-indonesian
 
Cancer paru
Cancer paruCancer paru
Cancer paru
 
Makalah sik
Makalah sikMakalah sik
Makalah sik
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
 
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 
Makanan penyembuh kanker payudara
Makanan penyembuh kanker payudaraMakanan penyembuh kanker payudara
Makanan penyembuh kanker payudara
 
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
 
Ca paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab munaCa paru Akper pemkab muna
Ca paru Akper pemkab muna
 
Bab i agatha new
Bab i agatha newBab i agatha new
Bab i agatha new
 
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA Ca paru AKPER PEMDA MUNA
Ca paru AKPER PEMDA MUNA
 
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resikoKanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
Kanker paru akibat kerja dan manajemen resiko
 
Kanker fix
Kanker fixKanker fix
Kanker fix
 
PPKParu
PPKParuPPKParu
PPKParu
 
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk website
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk websiteSeminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk website
Seminar kesehatan bagaimana mencegah kanker untuk website
 

More from dewisetiyana52

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewandewisetiyana52
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsdewisetiyana52
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengarandewisetiyana52
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentationdewisetiyana52
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulutdewisetiyana52
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudaradewisetiyana52
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...dewisetiyana52
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsdewisetiyana52
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...dewisetiyana52
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...dewisetiyana52
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomasdewisetiyana52
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosialdewisetiyana52
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaireddewisetiyana52
 

More from dewisetiyana52 (20)

Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan HewanStruktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Human genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applicationsHuman genetics concepts and applications
Human genetics concepts and applications
 
Anatomi Tumbuhan
Anatomi TumbuhanAnatomi Tumbuhan
Anatomi Tumbuhan
 
Organ Sistem Pendengaran
Organ Sistem PendengaranOrgan Sistem Pendengaran
Organ Sistem Pendengaran
 
Ocean life
Ocean lifeOcean life
Ocean life
 
Kelenjar
KelenjarKelenjar
Kelenjar
 
Echinodermata presentation
Echinodermata presentationEchinodermata presentation
Echinodermata presentation
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
 
Oral Medicine
Oral MedicineOral Medicine
Oral Medicine
 
Stadium Kanker Payudara
Stadium Kanker PayudaraStadium Kanker Payudara
Stadium Kanker Payudara
 
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
Nutritional Status, Lifestyle, and Risk Behaviors for Eating Disorders in Nut...
 
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibioticsDrug interactions between oral contraceptives and antibiotics
Drug interactions between oral contraceptives and antibiotics
 
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
Ensemble strategies for a medical diagnostic decision support system: A breas...
 
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
Genetic testing of breast and ovarian cancer patients: clinical characteristi...
 
PROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILANPROSES KEHAMILAN
PROSES KEHAMILAN
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_CarcinomasGene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
Gene Expression Patterns_in_Ovarian_Carcinomas
 
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan SosialJurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
Jurnal pentingnya Kecerdasan Sosial
 
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi RepairedIdentifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
Identifikasi Gen mer A melalui metode komputasi Repaired
 

Recently uploaded

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

KANKER PARU

  • 1. Epidemiologi Kanker Paru (Ca. Lung) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular Dosen Pengampu : Widya Hary Cahyati S.KM, M.Kes Oleh : 1. Nining Purnawati (6411412137) Rombel 1 2. Asih Pratiwi (6411413065) 3. Lidia Sarah Fairyo (6411413071) 4. Ayu Imade Rosdiana (6411413075) Rombel 3 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. KANKER PARU A. Definisi Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan sel - sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain. Menurut National Cancer Institute(2009) , Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel - sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama ke matian akibat kanker (WHO, 2009) Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001) Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru yang menyerang jaringan paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru. Perlu diketahui bahwa 90 persen penderita kanker paru adalah perokok aktif atau mantan perokok. Merokok satu pak per harinya bisa meningkatkan risiko kanker paru 10 kali lipat. Sementara merokok dua pak per hari bisa meningkatkan risiko kanker 25 kali lipat. B. Klasifikasi Terdapat dua jenis utama kanker paru yang memiliki sifat yang berbeda dan memerlukan penanganan yng berbeda pula. 1. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC), yang terdiri dari:  Karsinoma squamosa, jenis ini merupakan jenis kanker paru paling umum. Kondisi ini bisa berkembang dalam sel yang menggarisi saluran udara. Kanker jenis ini kerap kali disebabkan oleh rokok.
  • 3.  Adenokarsinoma, jenis kanker ini berkembang dari sel-sel yang memproduksi lendir atau dahak pada permukaan saluran udara.  Karsinoma sel besar, sel kanker jenis ini bila dilihat dari mikroskop berbentuk sel-sel bulat besar yang disebut juga undifferentiated carcinoma. 2. Small Cell Lung Cancer (SCLC) Mesotheolima merupakan jenis kanker yang menyerang mesothelium, yakni membran tipis yang melapisi dada dan abdomen. Kanker jenis ini kadang dialami oleh orang-orang yang terpapar asbestos. C. Patofisiologi Asap tembakau Radiasi Perokok Pasif Pemajanan Okupasi Polusi Udara Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkial Alveolar Bronkus mengandung mucus Perubahan epitel bronkus, Penimbunan Toksin Metaplasia, displasia Timbul pada bagian perifer Bronkus besar Respon umum tubuh Segmen bronkus menghasilkan sputum Fibrasi intertisial Perubahan struktur alveoli Kehilangan fungsi silia Lesi dan melebarnya Gangguan suplai O2 Peningkatan jumlah sekret Pembuluh darah Jalan napas Kerusakan pertukaran gas Ketidakefektifan D. Epidemiologi
  • 4. Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang. Data WHO tahun 2000 setiap tahunnya di seluruh dunia terdapat 1,2 juta orang penderita kanker paru atau 12,3 % dari seluruh penyakit keganasan. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal karena kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika Serikat pada tahun 2010 sebagai berikut :  Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki dan 105.770 orang perempuan).  Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan 71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker. Di Inggris, insidensi tahunan kanker paru kedua terbesar setelah kanker payudara. Sekitar 39.000 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya. Dan sekitar 90% pasien terdiagnosis kanker paru disebabkan oleh perilaku merokok. Kanker paru ini berhubungan dengan lama dan intensitas merokok. Rata-rata perokok aktif memiliki risiko terkena kanker paru 20 kali lebih besar dari pada perokok pasif. Menurut data WHO, 80% kasus terdiagnosis pada pasien dengan umur > 60 tahun. (A Parsons, 2010) Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari 100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75 tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh dunia. E. Faktor Resiko Secara keseluruhan, faktor risiko terkena penyakit semua jenis kanker paru terbesar yaitu pada peroko berat namun banyak faktor-faktor lain yang termasuk kedalam faktor risiko kanker paru antaralain:  Pria
  • 5. Pada umumnya pria memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan wanita (7.81% vs. 5.8%) pada negara dengan jumlah perokok wanita rendah. (Centers for Disease Control and Prevention)  Usia lanjut 80% penderita kanker paru berumur > 60 tahun.  Merokok Merokok merupaka faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian Kanker paru di dunia. Terhitung sekitar 80% kanker paru diidap oleh pria perokok dan 50 % oleh wanita perokok diseluruh dunia. (US Dep.HealthandHumanServices,2012)  Perokok Pasif Selain perokok aktif perokok pasif juga memiliki risiko terkena kanker paru. Perokok aktif memiliki risiko duapuluh kali lipat lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan perokok pasif namun perokok pasif tetap memiliki risko terkena kanker paru terutama pada wanita dengan pasangan yang merupakan perokok aktif. (A Parsons, 2010)  Hidup dalam lingkungan asap tembakau, asbes, dan radon, chromium, cadmium arsenic, radiasi dan polusi udara, dan emisi gas buang dari bahan bakar. F. Gejala dan Deteksi Dini Penyakit Gejala paling umum yang ditemui pada penderita semua jenis kanker paru adalah:  Sesak napas  Batuk yang terus menerus dan tak mereda lebih dari 2 minggu  Mengi saat bernapas pada orang yang bukan penderita asma  Dahak berubah warna dan jumlahnya meningkat  Batuk berdarah  Perubahan suara menjadi kasar atau serak saat bernapas  Wajah dan leher membengkak  Berat badan turun drastis  Nyeri saat menarik napas dalam-dalam Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
  • 6. Screening awal deteksi kanker paru belum terbukti dapat mengurangi angka kematian akibat kanker paru. Deteksi awal dapat menggunakan sinar x-ray, analisis sel pada sputum, spiral computed tomography (CT-scans). Deteksi dini penyakit kanker paru dapat meningkatakan upaya perawatan terhadap pasien daripada ketika terdiagnosis pada stadium lanjut.(US Dep.HealthandHumanServices,2012) G. Pencegahan Kebanyakan jenis kanker paru dapat dicegah melalui reduksi/pengurangan kebiasaan merokok pada usia muda dan meningkatakan angka berhenti merokok pada perokok usia lanjut/tua. Berhenti merokok sebelum terdiagnosis penyakit dapat mengurangi risiko perkembangan jaringan tumor primer pada semua tipe jaringan carcinoma paru. (Centers for Disease Control and Prevention). Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 3 Tingkatan pencegahan dalam epidemiologi penyakit kanker paru, yaitu :  Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama) Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit. Pencegahan primer dilakukan pada orang yang sehat (bebas kanker). Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker. Upaya yang dapat dilakukan adalah upaya Promosi Kesehatan, upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya hidup maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru. Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu merupakan kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru. Selain itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara teratur.  Pencegahan Tingkat Kedua Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut dari penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan. Upaya yang dilakukan adalah
  • 7. a) Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening. b) Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi, Pembedahan atau iradiasi. 1. Pembedahan Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker. 1.1.Toraktomi eksplorasi. Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy. 1.2.Pneumonektomi pengangkatan paru). Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat. 1.3.Lobektomi (pengangkatan lobus paru). Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois. 1.4.Resesi segmental Merupakan pengangkatan satu atau lebih segmen paru. 1.5.Resesi baji. Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es) 1.6.Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris) 2. Radiasi Radioterapi adalah penggunaan sinar pengion dalam upaya mengobati penderita kanker. Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan memberikan dosis yang tepat pada volume tumor / target yang dituju dan menjaga agar efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum 3. Kemoterapi Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.  Pencegahan Tingkat Ketiga
  • 8. Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam pengobatan kanker berupa penatalaksanaan terapi rehabilitatif, paliatif, dan bebas rasa sakit. Misalnya penderita kanker stadium lanjut membutuhkan terapi paliatif, yaitu terapi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker, baik dengan radioterapi atau dengan obat-obatan. H. Penatalaksanaan dan Pengobatan Upaya kuratif untuk para pasien yang telah terdiagnosis kanker paru antara lain: 1. Pembedahan Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan. tergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik. Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan cara : a. Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal. b. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru. c. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan. Hal ini dilakukan jika diperlukan dan jika pasien memang sanggup bernafas dengan satu paru. 2. Radioterapi Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan
  • 9. menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi 3. Kemoterapi Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker, memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. Kadang-kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau radioterapi. Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh penderita dapat pulih (ASCO, 2010).
  • 10. DAFTAR PUSTAKA A Parsons, A.Daley, R. Begh, P. Aveyard. 2010. Influence of smoking cessation after diagnosis of early stage lung cancer on prognosis: systematic review of observational studies with meta- analysis. British Medical Journal : 22 Januari 2010 (accessed : 5 Maret 2015) American Society of Clinical Oncology. 2010 (http://www.asco.org) Bahar,azril,dk. (201). Ilmu Penyakit Dalam Jild II Edisi Ketiga. Jakarta : Balai penerbit FKUI. http://www.cancerhelps.com/jenis-kanker-paru.htm (accessed : 5 Maret 2014) Centers for Disease Control and Prevention(http://www.cdc.gov/tobacco/) GIS Project.2014 (http://www.viktoriyadesigns.com) (accessed: 9 Maret 2015) National Cancer Institute. 2009. (http://www.seer.cancer.gov) http://repository.usu.ac.id/ (accessed: 5 Maret 2015) United States Department of Health and Human Services. Preventing tobacco use among youth and young adults: a report of the Surgeon-General. Atlanta, GE, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health, 2012 (http://www.surgeongeneral.gov/library/reports/preventing-youth- tobacco-use/index.html, accessed 8 Maret 2015). Wei-Yen Lim ,Ying Chen. 2011. Polymorphisms in inflammatory pathway genes, host factors and lung cancer risk in Chinese female never-smokers. Carcinogenesis : vol.32no.4pp.522– 529,2011 (doi:10.1093/carcin/bgr006) World Health Organization (WHO) (http://www.who.int)