SlideShare a Scribd company logo
A. DEFINISI KANKER TIROID

Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler,
anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering
menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat
jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.

Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga
terjadi hipertiroidisme.




B. ETIOLOGI KANKER TIROID

Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated
(papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor
genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler.
Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik
(papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.

Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak
sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi
timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan
salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga
yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.

C. PATOFISIOLOGI KANKER TIROID
Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret. Kadang-kadang mirip
goiter noduler jinak. Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule tersebut jinak,
namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma.

Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor resiko dan
gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium.

Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid
normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. nodule akan tampak sebagai suatu
daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan
echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat dan massa kistik.

Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba,
keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.

Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma
berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan
penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan
fatal.

   1. Karsinoma papilaris

       Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui
       saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.

   2. Karsinoma folikuler

       Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara
       progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya
       secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium
       radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru
       dan tulang.

   3. Karsinoma meduler

       Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka
       tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat,
       tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini.
       Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan
       organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini.
       Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin
       serum

   4. Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk.
    Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur
    disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER TIROID

  1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.

    Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
    yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
    Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
    terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
    dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
    pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
    tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
    Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.

  2. RADIOLOGIS
       1. Foto X-Ray

           Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk
           melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada
           massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat
           terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada
           karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang
           kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening.
           Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan
           tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat
           adanya infiltrasi tumor pada esophagus.

       2. Ultrasound

           Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat,
           namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik
           yang lebih sederhna dan murah.

       3. Computerized Tomografi

           CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
           membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.

       4. Scintisgrafi

           Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold
           nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga
           sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
3. BIOPSI ASPIRASI

     Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
     diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan
     peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
     mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan
     aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat
     diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan
     karsinoma meduler.

E. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN PERAWATAN KANKER TIROID:

  1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan
     apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
  2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
         1. Pola makan
         2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
         3. Pola aktivitas.
  3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
  4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
         1. Sistem pulmonari
         2. Sistem pencernaan
         3. Sistem kardiovaskuler
         4. Sistem muskuloskeletal
         5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
         6. Sistem reproduksi
         7. Metabolik
  5. Pemeriksaan fisik mencakup
         1. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar
            leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher
         2. Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
         3. Parastesia dan reflek tendon menurun
         4. Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
         5. Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas
  6. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
     lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
     beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien
     mencakup kelima komponen konsep diri
  7. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN pada KANKER
TIROID

  1. Nyeri
1. Dapat Dihubungkan dengan :
             1. Adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor
      2. Kemungkinan dibuktikan dengan :
             1. Adanya keluhan nyeri daerah leher, bisa menyebar ke daerah orbital.
             2. Skala nyeri 0 – 10
             3. Tampak menahan nyeri
             4. Adanya nyeri telan dan kesulitan menelan
      3. Hasil yang diharapkan :
             1. Melaporkan nyeri hilang / berkurang
             2. Skala nyeri 0-2
             3. Tampak relax
             4. Tak ada keluhan menelan
      4. Intervensi Keperawatan :
             1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik verbal maupun nonverbal
             2. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
             3. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Bersihan jalan nafas tak efektif
      1. Dapat Dihubungkan dengan :
             1. Obstruksi trachea akibat desakan massa tumor
             2. Spasme Laringeal
             3. Penumpukan sekret
      2. Kemungkinan dibuktikan dengan :
             1. Kesulitan bernafas
             2. Kesulitan mengeluarkan secret
             3. Mengeluh sesak nafas
             4. Respirasi diatas normal
      3. Hasil yang diharapkan :
             1. Tidak ada kesulitan pernafasan
             2. Secret mudah keluar
             3. Tidak mengeluh sesak nafas
             4. Respirasi dalam batas normal (16-20)
      4. Intervensi Keperawatan :
             1. Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan
             2. Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi
             3. Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis
             4. Perhatikan kualitas pernafasan
             5. Latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi
             6. Selidiki adanya penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati-
                 hati sesuai indikasi
             7. Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu
3. Kerusakan Komunikasi Verbal
      1. Dapat Dihubungkan dengan :
             1. Cedera Pita suara
             2. Kerusakan saraf laryngeal
             3. Edema jaringan
      2. Kemungkinan dibuktikan dengan :
1. Bicara parau / tidak dapat berbicara
                 2. Kerusakan artikulasi
          3. Hasil yang diharapkan :
                 1. Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
                    dipahami
          4. Intervensi Keperawatan :
                 1. Kaji fungsi bicara secara periodic
                 2. Pertahankan komunikasi sederhana
                 3. Memberikan metode komunikasi alternative yang sesuai
                 4. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin

Untuk Diagnosa yang lain seperti pada kasus Hipotiroidisme atau Hipertiroidisme

3. PENATALAKSANAAN MEDIS KANKER TIROID:

Penatalaksanaan medis dengan cara :

   1. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
   2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi Partial), maupun
      seluruhnya (Tiroidectomi Total)

Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi

   1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
         1. Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh
             penderita atau penanggung jawab penderita
         2. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan
             cardiovasculer
         3. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
         4. Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang
             jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
         5. Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
         6. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan
             pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan
             minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
   2. Penatalaksanaan Intra Operasi

       Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab
       sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.

   3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
         1. Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
         2. Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
         3. Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
             sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
4. Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah
              penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
           5. Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum

KESIMPULAN

Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada
wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar antara 5,4 – 30 %.

Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang dari 40
tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi
dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik.

Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan
kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada
karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.

Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Ultrasonografi
diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta tepat.

CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara
pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat dibedakan hot
nodule dan cold nodule.

Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur diaknostik
pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.

PENUTUP

Penderita kanker tiroid tidak mempunyai keluhan khusus terutama pada keadaan tumor
berdiferensia baik. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap struma yang kemudian dalam
waktu singkat membesar, boleh dicurigai adanya malignasi. Pada kasus demikian, palpasi tiroid
merupakan hal yang penting untuk melihat adanya nodul kecil.

Asuhan yang baik dapat diberikan, dimulai dengan pengkajian fisik, menentukan diaknosa yang
cepat dan tepat. Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan dan intervensi yang mestinya
diberikan. Terakhir adalah mengevaluasi apakah kondisi klien baik dan apakah tindakan telah
berhasil.

DAFTAR PUSTAKA:

   1. Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan
      Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
   2. Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
3. Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku
      Kedokteran EGC, Jakarta.

http://www.kapukonline.com/2011/09/askepkankertiroid.html

More Related Content

What's hot

Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
HenriantoKarolusSire
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Annisa Setia Candra
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
Vicky Thio
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Sulistia Rini
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
Adam Muhammad
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
widya1972
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Sulistia Rini
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
PuskesmasMapitara
 
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi PendengaranPemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
pjj_kemenkes
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Sulistia Rini
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
I Putu Cahya Legawa
 
Withdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life SupportsWithdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life Supportsari purwahyudi nugroho
 
Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)
evaliarahmatpuzian
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
 

What's hot (20)

Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Konsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedahKonsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedah
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi PendengaranPemeriksaan Fungsi Pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
 
Withdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life SupportsWithdrawing & Withholding Life Supports
Withdrawing & Withholding Life Supports
 
Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)Ppt hemofilia eva(507)
Ppt hemofilia eva(507)
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 

Similar to Askep tiroid

A
AA
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
Kampus-Sakinah
 
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptxCa. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
YovitaNurLatifah1
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
ZweyChan
 
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
RFFooraa
 
Kanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdfKanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdf
carolussiahaan1
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma Laring
Sri Nala
 
Askep cista ovarium
Askep cista ovariumAskep cista ovarium
Askep cista ovarium
aminoyeng
 
Tiroid Ongkologi
Tiroid OngkologiTiroid Ongkologi
Tiroid Ongkologi
MrIqbalarsy
 
preventif kanker.pptx
preventif kanker.pptxpreventif kanker.pptx
preventif kanker.pptx
seomgum
 
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptxTumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
leohutagalung8
 
IBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptxIBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptx
ShelfiaShelfi
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
PARAMITA A
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
Kampus-Sakinah
 
ASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdfASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdf
BayuIlhamRelinKh
 
Makalah sik
Makalah sikMakalah sik
Makalah sik
Risdianawulandari
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
ditasulastrin1
 

Similar to Askep tiroid (20)

A
AA
A
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptxCa. Tiroid (2) (1).pptx
Ca. Tiroid (2) (1).pptx
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
 
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
 
Kanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdfKanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdf
 
Askep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma LaringAskep Karsinoma Laring
Askep Karsinoma Laring
 
Askep cista ovarium
Askep cista ovariumAskep cista ovarium
Askep cista ovarium
 
Tiroid Ongkologi
Tiroid OngkologiTiroid Ongkologi
Tiroid Ongkologi
 
Ca tiroid
Ca tiroidCa tiroid
Ca tiroid
 
preventif kanker.pptx
preventif kanker.pptxpreventif kanker.pptx
preventif kanker.pptx
 
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptxTumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx
 
IBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptxIBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptx
 
Ppt onko
Ppt onkoPpt onko
Ppt onko
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
 
Askep ca AKPER PEMDA MUNA
Askep ca AKPER PEMDA MUNA Askep ca AKPER PEMDA MUNA
Askep ca AKPER PEMDA MUNA
 
ASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdfASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdf
 
Makalah sik
Makalah sikMakalah sik
Makalah sik
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
 

Askep tiroid

  • 1. A. DEFINISI KANKER TIROID Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme. B. ETIOLOGI KANKER TIROID Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun. C. PATOFISIOLOGI KANKER TIROID
  • 2. Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang diskret. Kadang-kadang mirip goiter noduler jinak. Nodule-nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule tersebut jinak, namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma. Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. nodule akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat dan massa kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati satelit. Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal. 1. Karsinoma papilaris Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional. 2. Karsinoma folikuler Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang. 3. Karsinoma meduler Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin serum 4. Karsinoma anaplastik
  • 3. Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah. D. PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER TIROID 1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM. Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler. 2. RADIOLOGIS 1. Foto X-Ray Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus. 2. Ultrasound Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah. 3. Computerized Tomografi CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid. 4. Scintisgrafi Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
  • 4. 3. BIOPSI ASPIRASI Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler. E. ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN PERAWATAN KANKER TIROID: 1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. 2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti 1. Pola makan 2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur). 3. Pola aktivitas. 3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita 4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh; 1. Sistem pulmonari 2. Sistem pencernaan 3. Sistem kardiovaskuler 4. Sistem muskuloskeletal 5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis 6. Sistem reproduksi 7. Metabolik 5. Pemeriksaan fisik mencakup 1. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher 2. Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik 3. Parastesia dan reflek tendon menurun 4. Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara 5. Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas 6. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri 7. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN pada KANKER TIROID 1. Nyeri
  • 5. 1. Dapat Dihubungkan dengan : 1. Adanya desakan / pembengkakan oleh nodule tumor 2. Kemungkinan dibuktikan dengan : 1. Adanya keluhan nyeri daerah leher, bisa menyebar ke daerah orbital. 2. Skala nyeri 0 – 10 3. Tampak menahan nyeri 4. Adanya nyeri telan dan kesulitan menelan 3. Hasil yang diharapkan : 1. Melaporkan nyeri hilang / berkurang 2. Skala nyeri 0-2 3. Tampak relax 4. Tak ada keluhan menelan 4. Intervensi Keperawatan : 1. Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik verbal maupun nonverbal 2. Ajarkan dan anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi 3. Kolaborasi pemberian analgetik 2. Bersihan jalan nafas tak efektif 1. Dapat Dihubungkan dengan : 1. Obstruksi trachea akibat desakan massa tumor 2. Spasme Laringeal 3. Penumpukan sekret 2. Kemungkinan dibuktikan dengan : 1. Kesulitan bernafas 2. Kesulitan mengeluarkan secret 3. Mengeluh sesak nafas 4. Respirasi diatas normal 3. Hasil yang diharapkan : 1. Tidak ada kesulitan pernafasan 2. Secret mudah keluar 3. Tidak mengeluh sesak nafas 4. Respirasi dalam batas normal (16-20) 4. Intervensi Keperawatan : 1. Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya ronchi 3. Kaji adanya dyspneu, stridor dan cianosis 4. Perhatikan kualitas pernafasan 5. Latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi 6. Selidiki adanya penumpukan secret dan lakukan penghisapan dengan hati- hati sesuai indikasi 7. Kolaborasi pemberian therapi Ogsigen bila perlu 3. Kerusakan Komunikasi Verbal 1. Dapat Dihubungkan dengan : 1. Cedera Pita suara 2. Kerusakan saraf laryngeal 3. Edema jaringan 2. Kemungkinan dibuktikan dengan :
  • 6. 1. Bicara parau / tidak dapat berbicara 2. Kerusakan artikulasi 3. Hasil yang diharapkan : 1. Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami 4. Intervensi Keperawatan : 1. Kaji fungsi bicara secara periodic 2. Pertahankan komunikasi sederhana 3. Memberikan metode komunikasi alternative yang sesuai 4. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin Untuk Diagnosa yang lain seperti pada kasus Hipotiroidisme atau Hipertiroidisme 3. PENATALAKSANAAN MEDIS KANKER TIROID: Penatalaksanaan medis dengan cara : 1. Therapi Radiasi (Chemotherapi) 2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi Partial), maupun seluruhnya (Tiroidectomi Total) Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi 1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut: 1. Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita 2. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovasculer 3. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada 4. Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan 5. Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan 6. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup. 2. Penatalaksanaan Intra Operasi Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi. 3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar) 1. Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil 2. Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi 3. Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
  • 7. 4. Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita 5. Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum KESIMPULAN Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar antara 5,4 – 30 %. Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik. Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang. Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta tepat. CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Pada dekade terakhir ini biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur diaknostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. PENUTUP Penderita kanker tiroid tidak mempunyai keluhan khusus terutama pada keadaan tumor berdiferensia baik. Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap struma yang kemudian dalam waktu singkat membesar, boleh dicurigai adanya malignasi. Pada kasus demikian, palpasi tiroid merupakan hal yang penting untuk melihat adanya nodul kecil. Asuhan yang baik dapat diberikan, dimulai dengan pengkajian fisik, menentukan diaknosa yang cepat dan tepat. Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan dan intervensi yang mestinya diberikan. Terakhir adalah mengevaluasi apakah kondisi klien baik dan apakah tindakan telah berhasil. DAFTAR PUSTAKA: 1. Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2. Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
  • 8. 3. Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. http://www.kapukonline.com/2011/09/askepkankertiroid.html