Pasien wanita berusia 55 tahun yang didiagnosis dengan gagal jantung kongestif. Ia mengeluh sesak nafas dan lelah. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda gagal jantung seperti nadi cepat dan tekanan darah tinggi. Pasien menerima terapi obat-obatan untuk mengobati gagal jantung dan gejala-gejalanya.
Therapi Self Healing merupakan pendekatan yang sangat penting dalam mengatasi dampak psikologis dari bencana. Dengan memahami dan menerapkan berbagai strategi self-healing, individu dapat memperkuat ketahanan mental dan emosional mereka dalam menghadapi situasi yang sulit. Melalui teknik mindfulness, meditasi, olahraga, koneksi sosial, dan berbagai kegiatan lainnya, self-healing mampu mempercepat proses pemulihan, mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi.
Penting untuk diingat bahwa self-healing bukanlah proses yang instan, namun merupakan perjalanan yang memerlukan kesabaran, konsistensi, dan dedikasi. Melalui pengalaman praktik dan penerapan teknik self-healing, individu dapat mengintegrasikan strategi ini ke dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi bencana dengan lebih baik.
Dengan memperkuat kembali sumber daya internal, seperti keberanian, ketangguhan, dan optimisme, terapi self-healing dapat menjadi landasan yang kuat bagi individu untuk bangkit dari pengaruh traumatis bencana, mempercepat pemulihan, dan kembali membangun kualitas hidup yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan memperkenalkan konsep self-healing dalam upaya mengatasi dampak psikologis dari bencana yang mereka alami.
Dalam situasi bencana, Inisial Asesmen adalah langkah kritis yang memainkan peran penting dalam manajemen dan penanganan bencana. Melalui evaluasi cepat terhadap risiko, kerentanan, dan kebutuhan mendesak, Inisial Asesmen memungkinkan tim penanggulangan bencana untuk mengambil tindakan awal yang tepat dan menyelamatkan nyawa serta harta benda.
Dari pengertian bencana hingga langkah-langkah spesifik dalam melakukan Inisial Asesmen, telah kita lihat betapa pentingnya pemahaman mendalam akan situasi yang dihadapi dan kesiapan dalam merespons. Proses ini membutuhkan koordinasi yang kuat, alat bantu teknologi, serta keterlibatan aktif dari pihak terkait dan komunitas lokal.
Tidak hanya menjadi proses evaluasi awal, Inisial Asesmen juga menjadi dasar bagi perencanaan tindak lanjut yang lebih terinci dan efektif. Dengan informasi yang dikumpulkan dan analisis yang dilakukan, dapat dirumuskan strategi penanggulangan yang lebih terarah, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan mendesak.
Penting untuk diingat bahwa Inisial Asesmen bukanlah akhir dari proses, melainkan awal dari upaya penyelamatan dan pemulihan. Teruslah berkoordinasi dengan tim penanggulangan bencana, perbarui informasi secara berkala, dan siapkan rencana tindak lanjut yang fleksibel mengikuti perkembangan situasi.
Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya Inisial Asesmen dalam kondisi bencana menjadi landasan bagi respons yang lebih efektif, responsif, dan terarah. Kolaborasi, kecepatan, dan ketepatan langkah merupakan kunci utama dalam melindungi dan mendukung masyarakat yang terkena dampak bencana.
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxAlva Cherry Mustamu
Â
materi ini membahas tentang penanganan bencana, termasuk triage, stabilisasi pasien, transportasi medis, evakuasi, dan langkah-langkah keselamatan selama evakuasi. Dalam penanganan bencana, mitigasi bencana merupakan langkah kunci dalam penanganan bencana. Triage adalah proses pengelompokan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau penyakit, serta prioritas penanganan yang diperlukan. Stabilisasi pasien dalam konteks bencana merujuk pada upaya untuk menjaga kondisi medis pasien agar tidak memburuk dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Transportasi medis sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan pasien dari lokasi bencana ke fasilitas medis yang lebih aman dan memadai. Evakuasi yang terorganisir sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan orang-orang dari daerah yang terkena dampak bencana ke tempat yang lebih aman.
Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh.pptxAlva Cherry Mustamu
Â
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh adalah faktor penting bagi fungsi tubuh yang optimal. Dalam materi ini, kita memahami bahwa cairan dan elektrolit memainkan peran kunci dalam menjaga fungsi sel, sistem organ, dan homeostasis tubuh secara keseluruhan.
Pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit terletak pada perannya yang mendukung fungsi sel, transportasi nutrisi, pembuangan zat sisa, menjaga tekanan osmotik, serta fungsi saraf dan otot. Regulasi yang tepat terhadap asupan, penyerapan, dan ekskresi cairan serta elektrolit sangat diperlukan untuk mencegah gangguan keseimbangan yang dapat menyebabkan kondisi serius seperti dehidrasi, overhidrasi, atau gangguan elektrolit.
Pemahaman terhadap gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti dehidrasi atau gangguan elektrolit tertentu, sangat penting untuk tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat. Pencegahan melalui asupan cairan yang cukup, diet seimbang, dan pemantauan kondisi kesehatan dapat membantu mencegah kondisi yang berpotensi berbahaya.
Seiring pemahaman kita terus berkembang tentang mekanisme regulasi tubuh, penelitian dan pendekatan dalam merawat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit juga semakin berkembang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
"Dalam kondisi bencana, pemahaman dan keterampilan dalam Basic Life Support (BLS) menjadi sebuah fondasi yang vital bagi respons cepat dan efektif terhadap situasi kegawatdaruratan. Melalui pemahaman akan prinsip dasar BLS, kita dapat memahami pentingnya respons yang cepat, evaluasi situasi dengan cermat, dan memberikan tindakan pertolongan pertama yang tepat.
Kondisi bencana seringkali memunculkan tantangan besar bagi pelayanan medis dan pertolongan darurat. Dalam situasi ini, keterampilan BLS menjadi lebih dari sekadar keterampilan; mereka menjadi faktor penentu antara hidup dan mati. Langkah-langkah sederhana seperti penilaian keselamatan sekitar, kompresi dada, ventilasi, dan panggilan bantuan medis dapat memiliki dampak besar dalam menyelamatkan nyawa.
Namun, untuk dapat menghadapi situasi darurat, persiapan dan pelatihan rutin dalam BLS sangatlah penting. Pelatihan secara berkala dan simulasi di lingkungan yang menyerupai situasi bencana akan membantu mempertajam keterampilan, meningkatkan kepercayaan diri, dan mempersiapkan kita untuk bertindak secara efektif ketika situasi genting terjadi.
Kita juga perlu memahami bahwa kolaborasi antara tim medis dan non-medis, serta koordinasi yang baik dalam bencana, merupakan kunci dalam memberikan BLS yang optimal. Rencana aksi yang terstruktur, adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang berubah, dan pengurangan risiko tambahan akan memperkuat respons kita dalam menghadapi situasi darurat.
Melalui kesadaran, latihan, dan kerjasama, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk memberikan BLS yang cepat dan tepat dalam menghadapi bencana. Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk mengambil bagian dalam pelatihan BLS secara teratur, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta menjadikan keterampilan ini sebagai bekal dalam mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat yang tidak terduga. Dengan demikian, kita dapat menjadi bagian yang berarti dalam menyediakan pertolongan yang berpotensi menyelamatkan nyawa dalam situasi bencana."
engelolaan kegawatdaruratan bencana dalam konteks keperawatan bukan hanya tentang mengerti konsep-konsepnya, tetapi juga tentang penerapan dalam praktik sehari-hari, kesiapan untuk berkolaborasi, serta komitmen untuk memberikan pertolongan yang berkualitas tinggi dalam situasi yang mendesak
"Semoga pemahaman yang kita peroleh dari materi ini akan menjadi landasan yang kokoh dalam praktik keperawatan kita yang akan datang. Mari terus berusaha menjadi perawat yang handal dan peduli terhadap kesehatan pasien kita."
Manajemen dalam situasi bencana merupakan proses kompleks yang melibatkan serangkaian tindakan koordinatif yang terfokus pada penanganan korban dan pemulihan area terdampak. Manajemen korban massal, sebagai bagian integral dari upaya penanggulangan bencana, memerlukan langkah-langkah krusial. Ini termasuk tahapan-tahapan seperti identifikasi dan registrasi cepat terhadap korban, penerapan triage untuk memberikan prioritas dalam pelayanan medis, serta penanganan medis dan evakuasi yang terkoordinasi. Koordinasi yang efektif antara tim penanggulangan bencana menjadi kunci dalam menyediakan fasilitas serta sumber daya yang diperlukan bagi korban. Selain itu, upaya pemulihan pasca-bencana dan rehabilitasi juga menjadi bagian penting dalam membangun kembali kehidupan masyarakat terdampak.
Sementara itu, manajemen posko darurat memegang peranan penting dalam menyelenggarakan bantuan dan koordinasi dalam bencana. Posko darurat, yang memiliki tujuan spesifik dan fungsi terdefinisi, diperlukan untuk pendirian cepat dalam situasi darurat. Di dalamnya, manajemen logistik yang teratur menjaga aliran pasokan yang tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan korban. Pengelolaan informasi dan komunikasi yang efisien di dalam posko memungkinkan koordinasi yang baik antara tim penanggulangan bencana serta memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat terdampak.
Sistem informasi dan komunikasi juga menjadi inti dari manajemen bencana. Dalam situasi darurat, pentingnya infrastruktur komunikasi darurat terbukti krusial dalam menyebarkan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat. Sistem informasi membantu dalam pemantauan dan evaluasi situasi, memungkinkan penggunaan teknologi yang mendukung komunikasi darurat, serta mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber untuk koordinasi yang lebih baik.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) dan logistik merupakan landasan bagi keberhasilan dalam menangani bencana. Perencanaan yang matang terkait SDM, termasuk pemilihan, pelatihan, dan penempatan tenaga kerja, sangat penting. Manajemen logistik yang efisien dalam memastikan distribusi tepat waktu dan efisien dari persediaan yang ada, serta pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung upaya penanggulangan bencana, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen dalam situasi darurat.
Dalam praktik keperawatan, keseimbangan asam basa memegang peranan krusial dalam pemantauan dan perawatan pasien. Sebuah video disusun untuk menyajikan berbagai aspek terkait keseimbangan ini. Video tersebut membahas pentingnya pemahaman mendalam terhadap keseimbangan asam basa bagi perawat, terutama dalam menganalisis kondisi kesehatan pasien secara komprehensif, mengevaluasi respon terhadap terapi, dan menyusun rencana perawatan yang tepat. Selain itu, video ini menekankan pentingnya pemantauan teratur terhadap parameter-parameter keseimbangan asam basa pada pasien sebagai langkah kritis dalam menilai kondisi kesehatan mereka. Pemahaman yang kuat terhadap keseimbangan asam basa juga memberi dukungan pada peran perawat dalam diagnosis gangguan, pemilihan intervensi medis yang sesuai, serta pemantauan respons pasien terhadap pengobatan. Lebih lanjut, video ini menyoroti bagaimana perawat yang memahami keseimbangan asam basa dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan di situasi darurat atau saat kondisi pasien membutuhkan penanganan cepat. Melalui video ini, perawat didorong untuk berkolaborasi secara efektif dengan tim kesehatan lainnya, mengedukasi pasien tentang faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan asam basa, serta memberikan panduan terkait pencegahan gangguan keseimbangan ini melalui pemahaman makanan sehat dan manajemen obat-obatan.
"Mekanisme kerja enzim memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pendidikan mahasiswa keperawatan. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan proses biokimia yang berperan dalam kesehatan dan penyembuhan tubuh manusia.
Salah satu informasi penting adalah bahwa pemahaman terhadap mekanisme kerja enzim dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam memahami proses adaptasi sel yang terkait dengan cidera fisik, penyembuhan, dan pemulihan jaringan. Pengetahuan mengenai hal ini juga relevan dalam pemahaman terhadap kondisi nekrosis sel.
Dalam konteks nutrisi dan pencernaan, enzim memainkan peran penting dalam proses pencernaan. Memahami bagaimana enzim mengubah bentuk makanan menjadi energi akan membantu mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih efektif dan tepat terkait dengan nutrisi dan perawatan pasien terkait pencernaan.
Lebih lanjut, memahami fungsi, peran, dan aktivitas enzim juga memberikan landasan penting dalam praktik keperawatan. Mengetahui bagaimana suatu enzim mempengaruhi reaksi biomolekul dalam sel akan membantu mahasiswa keperawatan untuk memahami konsep dasar biokimia yang relevan dengan praktik keperawatan sehari-hari.
MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA, MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA, MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA, MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA, MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA, MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA,MEKANISME KERJA ENZIM DALAM PROSES BIOKIMIA
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. 40
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : NY. M. G
Umur :55tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sikumana
Nomor registrasi : 513460
Diagnosa medik :CHF(Congestif Hearth Failure)
Tanggal MRS : 25 Mei 2019 Jam : 11.03
Tanggal pengkajian: 26 Mei 2019 Jam : 19:00
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y. G
Umur : 64tahun
Alamat : Sikumana
Hubungan dengan klien: Kakak Kandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan badan terasa lelah, cepat capek dan sesak nafas saat
melakukan aktifitas ringan seperti duduk dan ubah posisi
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan merasakan sesak nafas ±30 menit di rumah sebelum MRS.
Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Prof Dr. W. Z Johannes Kupang, saat tiba
diruang IGD pasien langsung diberi penanganan: therapy oksigen nasal canul 4 lpm,
melakukan EKG, diberikan therapy infuse Nadi 0.9% 500cc/24 jam, melakukan
pengambilan darah untuk pengecekan klorida darah, calcium ion, total calcium.
Pasien mendapatkan therapy oral ramipil2.5 gr, allprazolam 0.5gr, sprinokaton
0.25 gr, dilakukan pemasangan cateter no.16 pro urine, diobservasi di IGD selama ±4
jam dan dipindahkan ke ruang ICCU untuk perawatan intensif
2. 41
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
GENOGRAM
Keterangan :
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
: Yang Sudah meninggal
--------: Tinggal serumah
4. Pengkajian Primer
A. Airways (jalan nafas)
Sumbatan: Tidak ada sumbatan pada jalan nafas
() benda asing () bronscospasme
Tanda-Tanda Vital:
TD: 120/80 mmHg Nadi:87 x/menit
Suhu: 36,5â—¦Celsius RR: 28x/menit
3. 42
() darah () sputum () lendir
() lain-lain sebutkan:-
B. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan:Pasien merasa sesak tanpa melakukan aktifitas, tampak menggunakan
otot bantu nafas, posisi tidur semi fowler.
() aktifitas ( )tanpa aktifitas
() menggunakan otot tambahan
Frekuensi: 28x/mnt
Irama : () teratur ( ) tidak teratur
Kedalaman:() dalam () dangkal
Reflek batuk : ( ) ada () tidak ada
Batuk:
() produktif ( ) non produktif
Sputum : () ada (√) tidak
Warna:-
Konsistensi:-
Bunyi napas:
() ronchi () creakles ()
BGA:-
C. Circulation
a. Sirkulasi perifer
Nadi :87 x/menit
Irama: () teratur ( ) tidak
Denyut: () lemah (√) kuat () tidak kuat
TD: 120/80 mmHg
Ekstremitas :
() Hangat ( ) Dingin
Warna Kulit :
( ) cyanosis ( ) Pucat () Kemerahan
Nyeri Dada :() Ada () Tidak
Karakteristik nyeri dada :
4. 43
( ) Menetap (√ ) Menyebar keleher
( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti ditimpah benda berat
Capillary refill : Normal
() < 3 detik ( ) > 3 detik
Edema : Tidakada edema
( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi edema : terdapat edema di Tungkai
( ) Muka ( ) Tangan ( ) Tungkai ( ) Anasarka
b. Fluid (cairan dan elektolit)
1. Cairan
Turgor Kulit
() < 3 detik ( ) > 3 detik
(√) Baik ( ) Sedang ( ) Jelek
2. Mukosa Mulut
() Lembab (√) Kering
3. Kebutuhan nutrisi :
Oral : Air putih± 600 cc/24 jam
Parenteral :Terpasang infuse Nacl 0,9% 500 cc/24 jam/7 tpm
4. Eliminasi :
BAK : 5-7 x/ hari
Jumlah :700 cc
( ) Banyak ( ) Sedikit () Sedang
Warna :
(√) Kuning jernih ( ) Kuning kental ( ) Merah ( ) Putih
Rasa sakit saat BAK :
( ) Ya (√ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang :
( ) Ya (√ ) Tidak
BAB : 2x/hari
Diare :() Ya (√) Tidak ( ) Berdarah ( ) Berlendir ( ) Cair
Bising Usus : 20 x/menit
5. 44
Pemeriksaan Abdomen :
Keluhan :Pasien mengatakan merasa kembung
( ) I : Abdomen tampak simetris
( ) A : Bisingusus 20 x/menit
( ) Pal : Saat dipalpasi teraba massa dikuadran kanan bawah
( ) Per : Saat diperkusi abdomen pekak
5. Intoksikasi
( ) Makanan
( ) Gigitan Binatang
( ) Alkohol
( ) Zat kimia
( ) Obat-obatan
( ) Lain – lain : Tidak ada intoksikasi
D. Disability
Tingkat kesadaran :
(√ ) CM ( ) Apatis ( ) Somnolent ( ) Sopor ( ) Soporocoma (Coma)
Pupil : (√) Isokor ( ) Miosis ( ) Anisokor ( ) Midriasis ( ) Pin poin
Reaksi terhadap cahaya : Pupil berreaksi terhadap cahaya
Kanan (√) Positif () Negatif
Kiri (√) Positif () Negatif
GCS : E :4 M:6 V :5
Jumlah : 15
6. Pengkajian Sekunder
a. Musculoskeletal / Neurosensoril
(-) Spasme otot
(-) Vulnus
(-) Krepitasi
(-) Fraktur
(-) Dislokasi
( ) Kekuatan Otot : normal
6. 45
5 5
5 5
b. Integumen
( ) Vulnus : -
( ) Luka Bakar: -
c. Psikologis
Ketegangan meningkat
Fokus pada diri sendiri
Kurang pengetahuan
Terapi/ Pengobatan
NamaTerapi
Dosis
Rute
Pemberian
Waktu Pemberian
Indikasi
Ranitidine 25 mg IV 18.00
Menurunkan kadar As.
Lambung
Alopurinol 100 mg IV 22.00
Menurunkan kadar asam
urat dalam darah
Furosemide 20mg IV 06.00
Membantu membuang
cairan atau garam
didalam tubuh melalui
urine dan meredakan
pembengkakan yang
disebabkan oleh gagal
jantung.
Sprinokaton 0.25mg Oral 14.00
Menurunkan tekanan
darah tinggi dapat
mencegah stroke,
serangan jantung, dan
masalah pada ginjal.
Ramipil 2.5mg Oral 22.00 Menangani tekanan
darah tinggi atau
hypertensi, mengatasi
gagal jantung.
7. 46
Digoxin 0.2 mg Oral 14.00
Mengatasi penyakit
jantung seperti aritmia
dan gagal jantung.
Alprazolam 0,5 mg Oral 22.00
Mengatasi kecemasan,
serangan panic
PemeriksaanPenunjang
Tanggal Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil
25/05/2019
Elektrolit:
Calsium
Chloride
2.2 – 2.55 mmol/L
96 – 111 mmol/L
1.010mmol/L
104 mmol/L
26/05/2019
Darah Rutin :
Hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Kimia Darah :
Glukosa Sewaktu
BUN
Kreatinin darah
Elektrolit :
Natrium Darah
Kalium Darah
12-16g/dL
4.20-5.40 10 6/ L
37.0-47.0%
70-150mg/dL
<48mg/dL
0.6-1.1 mg/dL
132-147 mmol/L
3.5-4.5 mmol/L
10.7g/dL
4.00 10 6/ L
33.6 %
90 mg/dL
25.0 mg/dL
1.17 mg/dL
142 mmol/L
5.3 mmol/L
26/05/2019 EKG -
Ventrycular
Hypertropi
27/05/2019 EKG - Ventrycular
Hypertropi
28/05/2019 EKG - Ventrycular
Hypertropi
26/05/2019 Foto Thoraks - Kardiomegali