Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
Soal untuk nanti Keperawatan Medikal Bedah.pptxPoppyNurul2
Keperawatan Medikal Bedah
Soal.Seorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa nyeri dan panas, skala nyeri 7, akral dingin, terlihat lemah, dan cemas. Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan frekuensi napas 24 x/menit. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi pada lead II, III, avF. Dimanakah lokasi infark yang di alami pasien tersebut?A. Posterior jantungB. Inferior jantungC. Anterior jantungD. Lateral jantungE. Septal jantung
JawabanSeorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa nyeri dan panas, skala nyeri 7, akral dingin, terlihat lemah, dan cemas. Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan frekuensi napas 24 x/menit. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi pada lead II, III, avF. Dimanakah lokasi infark yang di alami pasien tersebut?A. Posterior jantungB. Inferior jantungC. Anterior jantungD. Lateral jantungE. Septal jantung
SoalSeorang klien laki-laki 42 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa aritmia Terlihat hasil EKG yaitu irama jantung tidak teratur, setelah dihitung jumlah gelombang R dalam 30 kotak besar adalah 5. Berapa frekuensi denyut jantung klien tersebut?A. 50B. 60C. 70D. 80E. 100
JawabanSeorang klien laki-laki 42 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa aritmia Terlihat hasil EKG yaitu irama jantung tidak teratur, setelah dihitung jumlah gelombang R dalam 30 kotak besar adalah 5. Berapa frekuensi denyut jantung klien tersebut?A. 50B. 60C. 70D. 80E. 100
Ireguler HR = jumlah R dalam 30 KB x 10
Atau
HR = jumlah R dalam 12 KK x 5
Soal Seorang perawat sedang melihat rekam medis pasien dan pasien tersebut didiagnosis mengalami gagal ginjal. Manakah pemeriksaan laboratium yang memberikan indikasi pasien menderita gagal ginjal?a. Penurunan kadar plasma kreatinin dan BUNb. Peningkatan jumlah sel darah putihc. Peningkatan BUN dan plasma kreatinind. Peningkatan asam urat dan ureume. Perubahan AGD (asidosis metabolic)
JawabanSeorang perawat sedang melihat rekam medis pasien dan pasien tersebut didiagnosis mengalami gagal ginjal. Manakah pemeriksaan laboratium yang memberikan indikasi pasien menderita gagal ginjal?a. Penurunan kadar plasma kreatinin dan BUNb. Peningkatan jumlah sel darah putihc. Peningkatan BUN dan plasma kreatinind. Peningkatan asam urat dan ureume. Perubahan AGD (asidosis metabolic)
Peningkatan BUN dan plasma kreatinin :Normal :
Kreatinin : 0.6-1.3 mg/dl,,, Ureum : 6-20 mg/dl
Soal Seorang pasien 25 tahun dirawat di rumah sakit dengan suspect apendisitis. Hasil pengkajian; nyeri ulu hati menjalar ke perut kanan bawah sejak 3 hari lalu, demam dan nafsu makan menurun. Leukosit 14.000 mm3. Perawat melakukan pemeriksaan palpasi pada abdomen kanan bawah. Apakah hasil pemeriksaan yang ditemukan ?a. Ditemukan n
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
1. A. PENGKAJIAN HEMODIALISA-PRE HEMODIALISA
1. Biodata pasien
Nama : Tn. Y
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mososimo 4/1 Demak
Nomor register : 730470
Diagnosa medis : Chronic Kidney Disease (CKD) stage 5
2. Tanggal dan jam pengkajian : 23 Januari 2019
Pukul 7.00 WIB
3. Data focus : DS : pasien mengatakan lemas
DO: Pasien terlihat lemas
Pasien terlihat pucat
TD : 190/100 mmHg
N : 87 x/menit
4. KU pasien : Baik, Composmentis GCS : E4V5M6
5. TTV : TD : 190/100 mmHg N : 87 kali/menit
Suhu : 36°C RR : 16 kali/menit
2. 6. BB sekarang : 71 kg
7. BB yang lalu : 62 kg
8. BB kering : 60 kg
9. Hasil pemeriksaan laboratorium : 9 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Hemoglobin L 7.8 g/dL 14.0-18.0
Ureum H 104.0 mg/dL 19-44
Creatinin H 13.6 mg/dL 0.6-1.3
HbSag Negatif - Negatif
Kalium
SGOT
SGPT
Hasil pemeriksaan lain : -
10. Diagnosa Keperawatan
Dx : Intoleransi aktiivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan
pasien terlihat lemas
11. Rencana keperawatan
3. Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan TTD
Intoleransi
aktiivitas
berhubungan
dengan kelemahan
umum ditandai
dengan pasien
terlihat lemas
- Bantu klien untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
- Bantu klien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan prnguatan
- Bantu klien melakukan
tirah baring
- Bantu klien
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
5. E. Evaluasi
No Waktu Dx Keperawatan Evaluasi TTD
1 Rabu 23
Januari
2019
Intoleransi aktiivitas
berhubungan dengan
kelemahan umum
ditandai dengan pasien
terlihat lemas
S: Pasien mengatakan dapat
melakukan tirah baring,
bergerak, berjalan perlahan
dan makan secara mandiri
O : Pasien mampu
melakukan tirah baring,
makan, berjalan secara
mandiri
TD : 186/100
RR : 81 kali/menit
Suhu : 35.7°C
RR : 18 kali/menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
No Waktu Implementasi Respon TTD
1
2.
3
4.
5.
Rabu 23
Januari
2019
07.00
07.03
08.30
9.00
10.00
1. Monitor TTV
2. Observasi BB Pre HD
3. Mengkaji aktivitas apa
yang dilakukan secara
mandiri
4. Melakukan tirah
baring sewaktu HD
5. Monitor TTV
DS : Pasien mengatakan lemas
DO : TD : 190/100 mmHg
N : 87 kali/menit
Suhu : 36°C
RR : 16 kali/menit
DS : Klien mengatakan berat pada
bagian abdomen
DO : BB : 71 kg
Terdapat asietes pada perut
DS : pasien mengatakan dapat
melakukan makan, toileting,
berjalan secara perlahan
dengan mandiri.
DO : pasien mampu makan dan
berjalan secara mandiri
sewaktu tadi akan ke ruangan
HD
DS : pasien mengatakan nyaman
DO : pasien mampu melakukan
tirah baring mandiri
DS : pasien mengatakan mengantuk
DO : TD :186/100
RR : 81 kali/menit
RR : 18 kali/menit
6. B. RESUME INTRA HEMODIALISA
Tanggal dan jam pengkajian : 23 Januari 2019
Pukul 7.55 WIB
A. Persiapan HD
1. Type dialyzer : ELISIO 13H
2. Reuse ke : -
3. Lama dialysis : 4.5 jam
4. Aliran dialisat : Acid Bicarbonat
5. Antikoagulan : Heparin
6. Inisiasi : -
7. Kontinyu : 1000 U
8. Jenis access : AVF (Arteriovenous Fistula)
9. Ukuran jarum fistula : 16G
10. Total blood volume : ml
11. Waktu SU : 4,5 jam
12. TUF : ml
7. B. DATA FOKUS
1. Data subyektif : Pasien mengatakan kedinginan
2. Data obyektif
Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6
Vital sign : TD : 186/100 RR : 81 kali/menit
Suhu : 35.7°C RR : 18 kali/menit
C. MASALAH KEPERAWATAN
Dx : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan melaporkan dingin ditandai
dengan klien menggunakan jaket dan selimut.
D. TINDAKAN KEPERAWATAN SELAMA HD:
1. Observasi
Jam Qb Vena TMP UF Nadi Suhu Catt
7.30 155 0 -14 6,0 87 36
8.30 170 0 27 6,0 85 36
9.30 170 0 26 6,0 81 35.7
10.30 170 0 28 6,0 88 36.5
2. Pengobatan selama HD :
8. Pasien tidak diberikan tranfusi darah maupun obat tambahan lain selama HD
3. Pengawasan cairan selama HD
a. Volume priming : 1000 cc
b. Cairan masuk :
Sisa priming : cc
Cairan drip : cc
Darah : cc
Wash out : cc
JUMLAH : cc
4. Penyulit selama HD : selama HD pasien mengalami hypotermi.
5. Tindakan Keperawatan
No Waktu Implementasi Respon TTD
1
2.
3.
8.00
8.15
8.30
Mengambilkan
makan pasien yang
telah disediakan
oleh keluarga
Minum teh hangat
Mengenakan
selimut yang telah
DS : Pasien mengatakan
ingin makan
DO : pasien makan
dengan 1 porsi habis
DS : Pasien mengatakan
ingin minum hangat
DO : Pasien minum teh
hangat ½ gelas
DS : Pasien mengatakan
kedinginan ingin
9. disediakan di
ruangan HD
menggunakan selimut
DO : S : 35.7°C
Pasien menggunakan
selimut
E. Evaluasi
No Waktu Dx Keperawatan Evaluasi TTD
1 Rabu 23
Januari
2019
Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan
melaporkan dingin
ditandai dengan klien
menggunakan jaket dan
selimut.
S : Klien mengatakan
kedinginan
O : S : 35.7°C
Akral klien teraba
dingin
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
10. RESUME POST HEMODIALISA
Tanggal dan jam pengkajian : 23 Januari 2019
jam 11.30 WIB
A. DATA FOKUS
1. Data subyektif : Pasien mengatakan berat pada bagian abdomen
2. Data obyektif :
Kesadaran : Composmentis GCS : E4V5M6
Vital sign : TD : 189/124 N : 93 kali/menit
Suhu : 36°C RR : 18 kali/menit
3. Lama dialysis : 4,5 jam, mulai jam 07.00 WIB, selesai jam 11.30 WIB
4. Ultra filtrasi : liter, Qb: 170 ml/mnt
5. Anti koagulen : Heparine
6. Pemberian heparine : kontinyu 1000 IU
7. Jenis dialyzer :
8. Jenis dialisat : Acid Bicarbonate
11. 9. Jenis akses vaskuler : AVF
10. Pemeriksaan laboratorium (tanggal dan jam)
11. Tidakan/pengobatan selama HD : -
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
retensi cairan, input berlebih
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan TTD
Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan
gangguan mekanisme
regulasi retensi cairan,
input berlebih
- Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
- Monitor tanda vital
- Monitor masukkan
makanan dan minuman
- Pemberian penkes
terhadap pasien dan
keluarga
13. E. Evaluasi
No Waktu Dx Keperawatan Evaluasi TTD
1 Rabu 23
Januari
2019
Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan
gangguan mekanisme
regulasi retensi cairan,
S: Klien mengatakan berat
pada bagian abdomen
TD : 189/124 mmHg
N : 93 kali/menit
No Waktu Implementasi Respon TTD
1
2.
3
Rabu 23
Januari
2019
11.30
11.35
11.40
1. Monitor TTV
2. Observasi BB post HD
3.Melakukan penkes
kepada pasien dan
keluarga tentang
kebutuhan cairan pada
pasien
DS : Pasien mengatakan badan
lumayan segar
DO : TD : 189/124 mmHg
N : 93 kali/menit
Suhu : 36°C
RR : 18 kali/menit
DS : Klien mengatakan berat pada
bagian abdomen
DO : BB : 69 kg
Terdapat asietes pada perut
DS : Pasien mengatakan mengerti
DO : pasien dan keluarga
memperhatikan dan mengerti
apa yang disampaikan perawat
14. input berlebih Suhu : 36°C
RR : 18 kali/menit
BB : 69 kg
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi