Dokumen tersebut membahas tentang asas dan sistem hukum serta perlindungan konsumen. Secara garis besar, dibahas mengenai definisi asas hukum, jenis-jenis asas hukum, unsur-unsur sistem hukum, dan asas-asas perlindungan konsumen.
Makalah ini memaparkan teori dan prinsip HAM dalam perspektif Barat dan prinsip HAM yang ada dalam Islam. Disusun penulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Syarian dan HAM.
Makalah ini memaparkan teori dan prinsip HAM dalam perspektif Barat dan prinsip HAM yang ada dalam Islam. Disusun penulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Syarian dan HAM.
BAB I
TATA HUKUM INDONESIA
A. Pengertian Tata Hukum
Jika kita berbicara hukum, maka hukum dalam bahasa Inggris “Law”, Belanda “Recht”, Jerman “Recht”, Italia “Dirito”, Perancis “Droit”. Hukum hidup dalam pergaulan hidup manusia, seperti kita lihat cerita Robinson Croese yang terdampar di sebuah pulau dimana ia hidup sendiri dan ia dapat berbuat sesuka hatinya tanpa ada yang menghalanginya. Ia tidak butuh hukum, artinya hukum itu baru dibutuhkan dalam pergaulan hidup. Dimana fungsinya adalah memperoleh ketertiban dalam hubungan antar manusia. Menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak kehendaknya, dan lain-lain.
BAB I
TATA HUKUM INDONESIA
A. Pengertian Tata Hukum
Jika kita berbicara hukum, maka hukum dalam bahasa Inggris “Law”, Belanda “Recht”, Jerman “Recht”, Italia “Dirito”, Perancis “Droit”. Hukum hidup dalam pergaulan hidup manusia, seperti kita lihat cerita Robinson Croese yang terdampar di sebuah pulau dimana ia hidup sendiri dan ia dapat berbuat sesuka hatinya tanpa ada yang menghalanginya. Ia tidak butuh hukum, artinya hukum itu baru dibutuhkan dalam pergaulan hidup. Dimana fungsinya adalah memperoleh ketertiban dalam hubungan antar manusia. Menjaga jangan sampai seseorang dapat dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak kehendaknya, dan lain-lain.
SUBSTANSI HUKUM (Legal Substance)
MENURUT LAWRENCE M. FRIEDMAN
Daftar Isi 3
Penjelasan umum 4
Substansi Hukum menurut Lawrence M. friedman 7 Hubungan Antar Komponen Sistem Hukum 10
Ilustrasi 11
PENJELASAN UMUM
Sistem dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai susunan, kesatuan dari bagian-bagian yang saling bergantung. Menurut R. Subekti, Sistem adalah suatu susunan atau catatan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain tersusun menurut suatu rencana atau pola hasil dari suatu pemikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu sistem yang baik, tidak boleh terjadi suatu duplikasi atau tumpang tindih (overlapping) di antara bagian-bagian itu.
Sistem merupakan satu kesatuan yang utuh yang terdiri atas berbagai bagian atau sub-sistem. Sub-sistem ini saling berkaitan yang tidak boleh bertentangan, dan apabila memang terjadi pertentangan, maka selalu ada jalan untuk menyelesaikannya. Begitu juga dengan sistem hukum haruslah tersusun dari sejumlah bagian-bagian yang dinamakan sub-sistem hukum secara bersama-sama mewujudkan kesatuan yang utuh. Sistem hukum bukan sekedar kumpulan peraturan hukum, tetapi setiap peraturan itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya, serta tidak boleh terjadi konflik atau kontradiksi di antara sub-sistem yang ada di dalamnya.
Dalam studi ilmu hukum, kebanyakan orang terutama para sarjana hukum di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pandangan Lawrence Friedman tentang sistem hukum. Menurut Laurence M. Friedman, sistem hukum mencakup tiga komponen atau sub-sistem, yaitu komponen struktur, substansi hukum, dan budaya hukum. Untuk lebih jelasnya mengenai komponen system hukum penjelasan adalah sebagai berikut :
LANJUTAN….
STRUKTUR SUBSTANSI BUDAYA KOMPONEN
HUKUM + HUKUM + HUKUM = SISTEM HKUM
Struktur Hukum
Struktur juga berarti bagaimana badan legislatif ditata, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh presiden, prosedur ada yang diikuti oleh kepolisian dan sebagainya. Jadi struktur (legal struktur) terdiri dari lembaga hukum yang ada dimaksudkan untuk menjalankan perangkat hukum yang ada.
Substansi Hukum
Aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam system itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi pedoman bagi aparat penegak hukum.
Budaya Hukum
Suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik
Komponen Sistem Hukum
Gabungan dari Substansi Hukum, Struktur Hukum dan Budaya Hukum
Secara embrionik Konsep negara hukum digagas oleh PLATO dalam bukunya NOMOI yang mengemukakan bahwa Penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik
Konsep ini kemudian didukung oleh muridnya ARISTOTELES dalam bukunya Politica yang menyatakan bahwa suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum
Hukum adalah keseluruhan norma oleh penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk mengadakan suatu mengikat bagi sebagian atau seluruh tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.
SISTEM HUKUM INDONESIA
Sistem hukum merupakan suatu kesatuan sistem yang tersusun atas integralitas berbagai komponen sistem hukum, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan terikat dalam satu kesatuan hubungan yang saling terkait, bergantung, memengaruhi, bergerak dalam kesatuan proses, yaitu proses sistem hukum, untuk mewujudkan tujuan hukum
2. Asas Hukum
• Setiap perundang-undangan yang dibuat selalu
didasari sejumlah asas atau prinsip dasar. Kata
asas ialah dasar atau alas (an), sedang kata
prinsip merupakan sino-nimnya (Wojowasito,
1972:17 dan 227)
• Asas hukum merupakan fondasi suatu
perundang-undangan. Bila asas tersebut
dikesampingkan, maka bangunan undang-undang
dan segenap peraturan pelaksananya
akan runtuh.
3. Lanjut …
• Sudikno Mertokusumo (1996:5-6), memberikan
pandangan asas hukum sebagai berikut :
• “… bahwa asas hukum bukan merupakan
hukum kongkrit, melainkan merupakan pikiran
dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan
latar belakang peraturan kongkrit yang terdapat
di dalam dan di belakang, setiap sistem hukum.
Hal ini terjelma dalam peraturan perundang-undangan
dan putusan hakim yang merupakan
hukum positif dan dapat diketemukan dengan
mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum
dalam peraturan kongkrit tersebut.
4. Lanjut …
• Satjipto Rahardjo (1986:87)menyatakan asas
hukum, bukan peraturan hukum. Namun, tidak
ada hukum yang bisa dipahami tanpa menge-tahui
asas-asas hukum yang ada di dalamnya.
Karena asas hukum ini memberi makna etis
kepada peraturan-peraturan hukum dan tata
hukum.
• Beliau, selanjutnya mengibaratkan asas hukum
sebagai jantung peraturan hukum atas dasar 2
(dua) alasan :
5. Lanjut …
• 1. Asas hukum merupakan landasan yang
paling luas bagi lahirnya sebuah peraturan
hukum. Ini berarti penerapan peraturan-peraturan
hukum itu bisa dikembalikan kepada
asas hukum.
• 2. Asas hukum karena mengandung tuntutan
etis, maka asas hukum diibaratkan sebagai
jembatan antara peraturan-peraturan hukum
dengan cita-cita sosial dan pandangan etis
masyarakatnya.
6. Lanjut …
• Sudikno Mertokusumo, menyatakan bah-wa
tak semua asas yang tertuang dalam
peraturan atau pasal yang kongkrit.
Alasannya, adanya rujukan pada asas
Nullum delictum nulla poena sine praevia
lege poenali ( Tiada suatu peristiwa dipi-dana,
kecuali atas dasar peraturan per-undang-
undangan pidana yang mendahu-lukannya
), dan asas praduga tak
bersalah (presumption of innocence).
7. Lanjut …
• Sudikno Mertokusumo menyatakan
bahwa asas hukum tak hanya
mempengaruhi hu-kum positif, namun
dalam banyak hal tak menutup
kemungkinan asas hukum itu da-pat
membentuk sistem checks and ba-lance.
Dalam artian asas hukum itu sering
menunjukkan pada kaidah yang berlawan-an.
Hal itu menunjukkan adanya sifat sa-ling
mengendalikan dan membatasi, yang
akan menciptakan keseimbangan.
8. Lanjut …
• Fuller menyatakan bahwa dengan
merujuk pada asas-asas hukum
digunakan dalam menilai ada tidaknya
suatu sistem hukum.
• Satjipto Rahardjo, menyatakan bahwa
asas-asas hukum itu tak hanya sekadar
persyaratan adanya suatu sistem hukum,
melainkan merupakan pengklasifikasian
sistem hukum yang mengandung suatu
moralitas tertentu.
9. Lanjut …
• Asas-asas hukum (principles of legality) menurut
Fuller adalah sebagai berikut :
• 1. Suatu sistem hukum harus mengandung per-aturan-
peraturan yang dimaksud di sini adalah
bahwa ia tidak boleh mengandung sekedar ke-putusan-
keputusan yang bersifat ad hoc;
• 2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu ha-rus
diumumkan;
• 3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut,
oleh karena apabila yang demikian itu tidak dito-lak,
maka peraturan itu tidak bisa dipakai untuk
10. Lanjut …
• menjadi pedoman tingkah laku; membolehkan
pengaturan yang berlaku surut berarti merusak
integritas peraturan yang ditujukan untuk berla-ku
bagi waktu yang akan datang;
• 4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam ru-musan
yang bisa dimengerti;
• 5. Suatu sistem tidak boleh mengandung pera-turan-
peraturan yang bertentangan satu sama
lain;
11. Lanjut …
• 6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung
tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilaku-kan;
• 7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering
mengubah peraturan, sehingga menyebabkan
orang akan kehilangan orientasi;
• 8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang
diundangkan dengan pelaksanaan sehari-hari.
12. Sistem Hukum
• Istilah sistem berasal dari perkataan sys-tema,
dalam bahasa Latin-Yunani, artinya
keseluruhan yang terdiri bermacam-macam
bagian.
• Secara umum sistem didifinisikan sebagai
sekumpulan elemen-elemen yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu di dalam lingkungan yang kom-pleks.
13. Lanjut …
• Sunaryati Hartono (1991:56) memberikan
pengertian sistem adalah sesuatu yang
terdiri dari sejunlah unsur atau komponen
yang selalu pengaruh mempengaruhi dan
terkait satu sama lain oleh satu atau
beberapa asas. Agar supaya berbagai
unsur itu merupakan kesatuan yang
terpadu, maka dibutuhkan organisasi.
14. Lanjut …
• Unsur-unsur sistem :
• 1. Elemen-elemen atau bagian-bagian;
• 2. Adanya interaksi atau hubungan antara
elemen-elemen;
• 3. Adanya sesuatu yang mengikat elemen-elemen
(bagian-bagian) tersebut menjadi suatu
kesatuan;
• 4. Terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir;
• 5. Berada dalam suatu lingkungan yang
komplek;
15. Lanjut …
• Sistem hukum adalah suatu susunan atau
tatanan yang diatur, suatu keseluruhan
terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan
satu sama lain, tersusun menurut suatu
rencana atau pola, hasil dari suatu
pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
• Sistem hukum mencakup bagian-bagian
yang dapat disebut sebagai subsistem.
16. Lanjut …
• Subsistem hukum lebih tepat disebut sebagai
inter subsistem, karena hukum mengatur
bidang-bidang tertentu masing-masing subsis-tem
lainnya. Intersubsisten hukum mencakup
bagian-bagian yang saling berkaitan secara
fungsional. Bagian-bagian itu adalah :
• 1. Struktur Hukum
• 2. Substansi Hukum
• 3. Budaya Hukum
17. Lanjut …
• Struktur hukum merupakan lembaga-lembaga
hukum yang saling berkaitan dan berproses da-lam
hubungan timbal balik. Lembaga hukum an-tara
lain kepolisian, kejaksaan, pengadilan, ad-vokat,
komisi pemberantas korupsi, lembaga
pemasyarakatan dan lainnya.
• Substansi hukum adalah kaidah-kaidah hukum
dan sikap tindak hukum yang teratur maupun
yang unik.
18. Lanjut …
• Budaya hukum mencakup pengertian
yang diberikan pada hukum oleh masya-rakat,
bidang-bidang tata hukum inter sub-sistem
hukum, pengertian dasar, nilai-nilai
yang berpasangan.
19. Asas Perlindungan Konsumen
• Perlindungan konsumen berasaskan
manfaat, keadilan, keseimbangan,
keamanan, dan keselamatan konsumen
serta kepastian hukum (Pasal 2).
• Perlindungan konsumen diselenggarakan
sebagai usaha bersama berdasarkan 5
(lima) asas, yaitu
• 1. Asas manfaat
• 2. Asas keadilan
20. Lanjut …
3. Asas Keseimbangan
4. Asas Keamanan
5. Asas Kepastian Hukum
21. Lanjut …
• Gustav Radbruch menyebut keadilan,
kemanfaatan dan kepastian hukum
sebagai tiga dasar hukum atau tiga nilai
hukum, yang dipersamakan dengan asas
hukum.
• Friedman menyebutkan bahwa In terms of
law, justice will be judged as law trends
people and how is distributes its benefits
and cost. Beliau juga menyatakan Every
function of law, general or specific, is
allocation.
22. Lanjut …
• Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian
hukum sebagai asas hukum menjadi
rujukan pertama baik dalam perundang-undangan
maupun dalam berbagai
aktifitas perlindungan konsumen.
• Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian
hukum sebagai tujuan hukum.
• Ketiga asas ini, asas yang prioritas
pertama jatuh pada keadilan, baru
kemanfaatan, dan terakhir kepastian
hukum
23. Lanjut …
• Asas manfaat dimaksudkan untuk menga-manatkan
bahwa segala upaya dalam me-nyelenggarakan
perlindungan konsumen
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi kepentingan konsumen dan
pelaku usaha secara keseluruhan.
• Asas keadilan dimaksudkan agar partisi-pasi
seluruh rakyat dapat diwujudkan se-cara
maksimal dan memberikan kesem-patan
kepada konsumen dan pelaku usa-ha
untuk memperoleh haknya dan
24. Lanjut …
• Asas keseimbangan dimaksudkan untuk
memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha,
dan pemerintah dalam arti materiil dan
spiritual.
• Asas keamanan dan keselamatan
konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaan, pemakaian dan
pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
25. Lanjut …
• Asas kepastian hukum dimaksudkan agar
pelaku usaha maupun konsumen menaati
hukum dan memperoleh keadilan dalam
menyelenggarakan perlindungan konsu-men
serta negara menjamin kepastian
hukum.
• Kelima asas bila diperhatikan substansi-nya
dibagi dalam 3 (tiga) asas, yaitu asas
kemanfaatan, keadilan dan kepastian
hukum.
26. Tujuan Perlindungan Konsumen
• 1. meningkatkan kesadaran, kemampuan,
dan kemandirian konsumen untuk melin-dungi
diri;
• 2. mengangkat harkat dan martabat kon-sumen
dengan cara menghindarkannya
dari akses negatif pemakaian barang
dan/atau jasa;
• 3. meningkatkan pemberdayaan konsu-men
dalammemilih, menentukan, dan me-nuntut
hak-haknya sebagai konsumen;
27. Lanjut …
• 4. menciptakan sistem perlindungan kon-sumen
yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan
informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi;
• 5. menumbuhkan kesadaran pelaku
usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsu-men sehingga tumbuh sikap yang
jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha;
28. Lanjut …
• 6. meningkatkan kualitas barang dan/atau
jasa yang menjamin kelangsungan usaha
pelaku usaha barang dan/atau jasa, kese-hatan,
kenyamanan, keamanan, dan
kese-lamatan konsumen.
• Tujuan tersebut dapat tercapai apabila
kesadaran hukum dan ketaatan hukum
dan efektifitas perundang-undangan dapat
dilaksanakan.
29. Sistem Hukum
Perlindungan Konsumen
• Sistem Hukum Nasional
• 1.Sistem Hukum Perdata (Civil Law
System)
• 2. Sistem Hukum Pidana(Criminal Justice
System)
• 3.Sistem Hukum Tata Negara
(Administrative Law)
30. Lanjut …
• Sistem Hukum Perdata
• 1. Sistem Hukum keluarga
• 2. Sistem Hukum Benda
• 3. Sistem Hukum Perikatan
• Sistem Hukum Perikatan
• 1. Perikatan karena Perjanjian
• 2. Perikatan karena Undang-Undang
31. Lanjut …
• Perikatan karena Perjanjian
• 1. Keabsahan Perjanjian
• 2. Pemenuhan Perjanjian
• 3.Pelaksanaan Perjanjian
• Keabsahan Perjanjian
• 1. Tipu
• 2. Ancaman
• 3.Penyalahgunaan Keadaan
32. Lanjut …
• Pemenuhan Perjanjian
• 1. Wanprestasi
• 2. Perbuatan Melanggar Hukum
• 3. Force Mayeure
• Pelaksanaan Perjanjian
• 1. Perbuatan Melanggar Hukum
• 2. Force Mayeure
• Perikatan karena Undang-Undang
• 1. Perbuatan Melanggar Hukum
33. Lanjut …
• Sebelum ada UU Perlindungan Konsumen
• - Perlindungan konsumen tidak dilihat
sebagai sebuah sistem.
• - Norma-norma hukum masih tersebar
dalamberbagai istrumen hukum pokok.
• - Norma-norma hukum yang tersebar
memerlukan penafsiran.
• - Norma-norma hukum berupa norma
hukum sektoral.
34. Lanjut …
• Berlakunya UU 8 Tahun 1999
• - Menempatkan perlindungan konsumen
ke dalam koridor sistem hukum perlin-dungan
konsumen.
• - Undang-undang Perlindungan Konsu-men
menjadi landasan hukum yang kuat
bagi pemerintah, LPKSM, dalam pember-dayaan
konsumen melalui pembinaan dan
pendidikan konsumen.
35. Lanjut …
• - Undang-undang Perlindungan Kon-sumen
merupakan payung yang meng-integrasikan
dan memperkuat penegakan
hukum di bidang perlindungan konsumen.
• Undang-undang Perlindungan Konsumen
merupakan peraturan khusus terhadap
peraturan perundang-undang yang sebe-lumnya
telah ada.
36. Lanjut …
• Pasal 64 menyatakan bahwa segala ke-tentuan
perauturan perundang-undangan
yang bertujuan melindungi konsumen
yang telah ada pada saat undang-undang
ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak diatur secara khusus
dan-/atau tidak bertentangan dengan
keten-tuan dalam undang-undang ini.
• Alhamdulillah, semoga dipahami dengan
ikhlas. Amin