Dokumen tersebut membahas tentang ISO 17025 yang merupakan standar untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. ISO 17025 mengatur persyaratan manajemen dan teknis yang harus dipenuhi laboratorium, mencakup organisasi, sistem manajemen, persyaratan teknis untuk personel, peralatan, dan pelaporan hasil.
Sertifikasi ISO 15189 adalah standar akreditasi laboratorium. IAS berkoordinasi dengan UQAS untuk memberikan akreditasi laboratorium. Ini adalah standar komprehensif yang secara khusus dimaksudkan untuk LABORATORIUM MEDIS.
ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 170...Benny Herlambang
Slide ini berisikan contoh presentasi proposal dengan judul: "ANALISIS KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP PROSEDUR MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO 17025:2005 DI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2014"
PROPOSAL SET UP LABORATORIUM PENGUJI ATAU KALIBRASI SESUAI ISO/IEC 17025:2005...Hanum Salsa Saufika
ISO/IEC 17025:2005 (General Requirement For The Competence Of Testing And Calibration Laboratory) adalah merupakan Persyaratan Umum Kompetensi Untuk Laboratorium Penguji Dan Kalibrasi. ISO/IEC 17025: 2005 ini telah diterapkan di setiap negara baik untuk laboratorium penguji maupun laboratorium kalibrasi yang ingin diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi di suatu Negara, di Indonesia lembaga akreditasi tersebut adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Manfaat akreditasi laboratorium diantaranya adalah untuk mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan pengukuran dan pengujian di laboratorium, meningkatkan daya saing agar lebih kompetitif, meningkatkan konsistensi mutu data hasil pengukuran dan pengujian, serta meningkatkan daya saing agar lebih kompetitif.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa DNA pada sampel tumbuhan muda yaitu daun muda jambu biji berhasil diisolasi secara sederhana dengan menggunakan metode sederhana.
Bentuk DNA yang dihasilkan adalah berupa benang-benang transparan.
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
Struktur manajemen quality control di PT. Campina terdiri dari 3 laboratorium yaitu, Mikrobiologi, Fisika Kimia, dan Distribusi.
Kualitas quality control di PT. Campina masih belum berstandar ISO tetapi laboratorium rutin mengikuti Uji Profisiensi Nasional.
Strategi mempertahankan mutu produk dari PT. Campina adalah dengan mengendalikan kualitas mutu bahan baku, kualitas proses produksi, kualitas barang jadi dan distribusi.
Pemasaran produk di PT. Campina yaitu dengan cara menganalisa produk yang digemari oleh pasar, selalu mencoba menetapkan harga yang ekonomis, penerimaan kunjungan kepabrik untuk melihat proses produksi, dan mendistribusi ke tempat yang strategis dengan persyaratan dan ketentuan.
Penanganan produk out of specification dengan cara yang sama dengan kriteria limbah padat atau cair sehingga dibuang dengan prosedur yang sama.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
Secara garis besarnya, prinsip berlaboratorium yang ideal dicirikan dengan dimilikinya sarana, metode, peralatan dan kemampuan analisis, serta sistem pengorganisasian.
Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik (Good Laboratory Practices/GLP) adalah sebagai berikut:
1. Bangunan dan Fasilitas
2. Personil
3. Peralatan
4. Pereaksi dan Media Perbenihan
5. Baku Pembanding
6. Penandaan
7. Hewan Pengujian
8. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
9. Catatan Analisis
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dibahas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Untuk mengetahui sel akar bawang merah (Alium cepa L.) yang mengalami poliploidi akibat perendaman kolkisin dari tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa sel akar bawang merah (Alium cepa L.) telah mengalami poliploidi pada hari ketiga yang diinduksi kolkisin berbahan tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Untuk menerapkan hukum Hardy-Weinberg pada berbagai sistem penggolongan darah pada manusia
Untuk menghitung frekuensi alel IA, IB, I0 dari populasi kelas
Pada Kelas Biologi 2017 D:
Golongan darah O memiliki frekuensi tertinggi (48%)
Golongan darah B mendominasi kedua (31%)
Golongan darah A pada urutan ketiga (21%)
Golongan darah AB pada urutan terakhir (0%)
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. menggunakan rumus : Q10 = (A pada (T0+10)°C)/(A pada (T0)°C)
Semakin tinggi suhu, frekuensi denyut jantung Daphnia sp. semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu akan menyebabkan koefisien energi semakin tinggi.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan,
1. Arteri memiliki besar pembuluh yang sangat besar dan kapiler memiliki besar pembuluh yang kecil.
2. Arah aliran yang meninggalkan jantung ke seluruh tubuh adalah arteri dan arteriol, sedangkan yang menuju ke arah jantung adalah vena dan venula. Kapiler memiliki arah dari seluruh tubuh dan jantung.
3. Arteri memiliki kecepatan aliran yang sangat cepat, sedangkan kapiler memiliki kecepatan aliran yang lambat.
4. Jumlah darah yang banyak dapat melewati pembuluh arteri, sedangkan pembuluh kapiler dilewati sedikit darah.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa refleks pupil terhadap intensitas cahaya yaitu semakin terang suatu lingkungan, maka semakin kecil diameter pupil, dan begitu juga sebaliknya. Untuk refleks pupil terhadap akomodasi mata yaitu semakin jauh suatu benda, maka semakin besar diameter pupil dan begitu juga sebaliknya. Dan semakin jauh jarak benda, maka semakin besar bayangan yang jatuh pada bintik buta mata.
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Pada umumnya, metabolisme terdiri dari proses sintesis materi yang biasa disebut anabolisme dan proses pembongkaran materi yang biasa disebut dengan katabolisme. Materi yang direaksikan yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk mengoptimalkan terjadinya reaksi diatas diperlukan adanya senyawa yang berfungsi sebagai katalis. Mineral dan vitamin merupakan katalis reaksi tersebut.
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan kebutuhannya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan nila sangat berkembang pesat di Indonesia. Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Salah satu input yang penting dalam bidudaya ikan adalah pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teripang hitam (Holothuria atra) pada suplemen pakan ikan terhadap upaya peningkatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Pakan yang optimal akan mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu pakan alami yang sering digunakan yaitu teripang. Kualitas pakan yang diberikan pada ikan berhubungan dengan komponen pakan yang terdapat didalamnya diantaranya adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Teripang merupakan salah satu biota laut yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan makanan alami dari laut. Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diberi 3 kali ulangan. Hasil penelitian berupa pembuatan produk suplemen pada pakan ikan yang menggunakan teripang hitam (Holothuria atra) sebagai sumber pakan alami bagi para pembudidaya ikan nila untuk meningkatkan hasil produksi.
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
Ilmu pengetahuan dan budaya memiliki hubungan yang saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Ilmu dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Ilmu pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya menjadi bagian dari kebudayaan. Dengan berkembangan Ilmu pengetahuan alam, tentunya kebudayaan nasional juga akan mengalami pergeseran dari suatu yang tradisional kini berubah menjadi hal yang modern.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Berdasarkan hasil praktikum mengenai produktivitas primer yang telah dilakukan di danau UNESA Ketintang, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai kadar fotosintesis perairan sebesar 0,596 mg/L
2. Nilai kadar respirasi perairan sebesar 0,542 mg/L
3. Nilai kadar produktivitas primer perairan sebesar 0,054 mg/L
4. Nilai kadar produktivitas total perairan sebesar 1,138 mg/L
Jadi, laju fotosintesis pada perairan lebih tinggi daripada laju respirasi pada perairan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. N A M A K E L O M P O K 4 :
F A U Z I A H K H O I R U N N I S A / 1 7 0 3 0 2 4 4 0 0 3
K U R N I A K H A R I S M A N D / 1 7 0 3 0 2 4 4 0 1 3
N U R A U L I A M I F T A H U L J . / 1 7 0 3 0 2 4 4 0 2 3
A M E L I A R O H A D A T U L A . / 1 7 0 3 0 2 4 4 0 2 7
K E L A S B I O L O G I 2 0 1 7 D
ISO 17025
2. PENDAHULUAN
ISO 17025 adalah perpaduan antara persyaratan
manajemen dan persyaratan teknis yang harus
dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan
laboratorium kalibrasi.
Penerapan standar ISO 17025 biasanya dihubungkan
dengan proses akreditasi laboratorium.
Indonesia mengadopsi ISO 17025:2005.
3. TUJUAN
Memperkenalkan Sistem Mutu Laboratorium
ISO/IEC 17025 : 2005, yang merupakan Persyaratan
Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
Kalibrasi.
Menginformasikan aspek-aspek Persyaratan
Manajemen dan Teknis ISO/IEC 17025 : 2005,
sebagai panduan dalam Audit Internal Sistem Mutu.
4. KEUNTUNGAN LAB ISO 17025
Personel bekerja dengan benar sesuai prosedur
Komitmen tinggi untuk memenuhi harapan
pelanggan
Perbaikan sistem manajemen terus menerus
Pengembangan keterampilan personel melalui
pelatihan dan evaluasi
Meningkatkan citra dan kepercayaan
Pengakuan hasil uji dan kalibrasi internasional
Menghindari kesalahan dan pengulangan
Pengurangan pengaduan dan keluhan
5. PERSYARATAN ISO 17025
Persyaratan manajemen (4)
Adopsi dari iso 9001
Persyaratan teknis (5)
Khusus dikembangkan untuk laboratorium
7. 4.1 Organisasi
4.2 Sistem Manajemen
4.3 Pengendalian Dokumen
4.4 Kaji Ulang
Permintaan,
Tender dan Kontrak
4.5 Sub Kontrak Pengujian
dan Kalibrasi
4.6 Pembelian Jasa dan
Perbekalan
4.7 Pelayanan Kepada
Customer
4.8 Pengaduan
4.9 Pengendalian Pekerjaan
Pengujian dan/atau
Kalibrasi yang Tidak
Sesuai
4.10 Peningkatan
4.11 Tindakan Perbaikan
4.12 Tindakan Pencegahan
4.13 Pengendalian Rekaman
4.14 Audit Internal
4.15 Kaji Ulang Manajemen
PERSYARATAN MANAJEMEN (4)
8. 4.1 Organisasi
Laboratorium harus memenuhi persyaratan legal sebagai
sebuah organisasi
Laboratorium harus mempunyai personel manajerial dan
teknis
Laboratorium harus mempunyai struktur organisasi
Laboratorium harus mempunyai manajer teknis dan
manajer mutu beserta wakil-wakilnya
9. 4.2 Sistem Manajemen
Laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara sistem manajemen sesuai dengan lingkup
kegiatannya
Manajemen puncak harus mempunyai komitmen yang
tinggi terhadap mutu
Laboratorium harus mensosialisasikan sistem manajemen
kepada seluruh personelnya
Laboratorium harus menetapkan kebijakan mutu
10. 4.3 Pengendalian Dokumen
Laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian
dokumen
Dokumen harus disahkan oleh fungsi tertentu di dalam
organisasi laboratorium
Setiap perubahan dokumen harus direkam dan
didokumentasikan
11. 4.4 Kaji Ulang Permintaan, Tender dan Kontrak
Laboratorium harus memiliki prosedur kaji ulang
permintaan pengujian:
- Kaji ulang persyaratan (lama pengerjaan,
biaya, dll)
- Kaji ulang sumberdaya yang tersedia
- Kaji ulang metode yang akan dipakai atau
diminta oleh customer
12. 4.5 Subkontrak Pengujian dan Kalibrasi
Syarat dan ketentuan sub-kontrak
Pekerjaan sub kontrak harus diketahui oleh customer
Pekerjaan sub kontraktor menjadi tanggung jawab
laboratorium
Laboratorium harus memlihara daftar semua
subkontraktor yang digunakannya untuk pengujian
dan/kalibrasi
13. 4.6 Pembelian Jasa dan Perbekalan
Laboratorium harus mempunyai prosedur:
• Pemilihan, kualifikasi dan evaluasi
pemasok
• Penerimaan (kesesuaian dengan
permintaan) dan penyimpanan
barang/jasa sebelum digunakan
• Dokumentasi proses pembelian harus
dipelihara
14. 4.7 Pelayanan Kepada Customer
Laboratorium harus mengupayakan kerjasama dengan
customer untuk memenuhi permintaan customer &
memantau pekerjaan yang diminta customer
Laboratorium harus mengetahui umpan balik dari
customer baik positif maupun negatif
15. 4.8 Pengaduan
Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur
untuk menanggapi dan mengatasi pengaduan dari
customer
Laboratorium harus merekam semua pengaduan yang
datang dari customer
16. 4.9 Pengendalian Pekerjaan Pengujian dan/atau
Kalibrasi yang Tidak Sesuai
Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur
yang harus diterapkan bila terdapat aspek apapun dari
pekerjaan pengujian dan kalibrasi yang mereka lakukan
untuk mengatasi ketidaksesuaian
- Ketidaksesuaian terhadap perosedur
- Ketidaksesuaian terhadap persyaratan customer
Penanganan ketidaksesuaian : tanggungjawab atas
penghentian pekerjaan dan penahanan laporan hasil
pekerjaan dan evaluasinya
17. 4.10 Peningkatan
Peningkatan efektifitas sistem manajemen
mutu secara kontinyu:
Penurunan jumlah keluhan dari customer
Penurunan jumlah ketidaksesuaian
Prosentase pencapaian sasaran-sasaran mutu
Efektifitas kegiatan tindakan preventif
18. 4.11 Tindakan Perbaikan
Laboratorium harus mempunyai kebijakan dan
prosedur untuk melakukan tindakan perbaikan
dan wewenang pelaksananya
Analisa penyebab ketidaksesuaian (root cause)
Metode pelaksanaan tindakan perbaikan
Pemantauan (follow-up) kegiatan tindakan perbaikan
Audit tambahan yang diperlukan
19. 4.12 Tindakan Pencegahan
Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk
melakukan identifikasi potensi ketidaksesuaian (tindakan
pencegahan)
Prosedur preventive action harus mencakup tahap awal
tindakan dan pemantauan efektifitasnya
20. 4.13 Pengendalian Rekaman
Laboratorium harus mempunyai prosedur
pengendalian rekaman teknis dan non teknis:
1. Identifikasi
2. Pengumpulan
3. Pemberian indeks
4. Akses
5. Pengarsipan
6. Penyimpanan
7. Pemeliharaan
8. Pemusnahan
21. 4.14 Audit Internal
Laboratorium harus melaksanakan audit internal secara
periodik
Siklus audit intenal harus diselesaikan dalam satu tahun
Perencanaan dan pengorganisasian internal audit menjadi
tanggung jawab manajer mutu
22. 4.15 Kaji Ulang Manajemen
Manajemen puncak laboratorium harus melaksanakan kaji ulang
terhadap sistem manajemen mutu secara periodik
Bahan-bahan kaji ulang sistem manajemen mutu:
- Kesesuaian antara kebijakan dan prosedur
- Laporan dari para penyelia dan manajer
- Laporan hasil internal audit terakhir
- Tindakan perbaikan dan pencegahan
- External assessment (external audit)
- Hasil-hasil uji profisiensi
- Perubahan volume dan jenis pekerjaan
- Upan balik customer
- Pengaduan/keluhan customer
- Rekomendasi peningkatan, dll.
25. PERSYARATAN TEKNIS (5)
5.1 Umum
5.2 Personel
5.3 Kondisi Akomodasi dan Lingkungan
5.4 Metode Pengujian, Metode Kalibarsi dan Validasi
Metode
5.5 Peralatan
5.6 Ketertelusuran Pengukuran
5.7 Pengambilan Sampel
5.8 Penanganan Barang Yang Diuji dan Dikalibrasi
5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian dan Kalibrasi
5.10 Pelaporan Hasil
26. 5.1 Umum
Laboratorium harus memperhitungkan berbagai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kegiatannya:
Manusia
Kondisi akomodasi dan lingkungan
Metode dan validasinya
Peralatan
Ketertelusuran pekerjaan
Sampling
Penanganan pekerjaan
27. 5.2 Personel
Laboratorium harus memastikan kompetensi semua
personel yang terlibat di dalam kegiatannya
Laboratorium harus mempunyai perencanaan
peningkatan kemampuan semua personelnya denga
cara pelatihan dan pendidikan
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara
uraian tugas setiap personelnya
28. 5.3 Kondisi Akomodasi dan Lingkungan
Laboratorium harus memastikan bahwa kondisi
akomodasi dan lingkungan telah sesuai dengan
persyaratan pekerjaan
Laboratorium harus memantau kondisi akomodasi
dan lingkungannya sehingga selalu memenuhi
persyaratan pekerjaan
Laboratorium harus memastikan tidak terjadinya
cross-contamination antar setiap kegiatan yang
berbeda
Laboratorium harus selalu menjaga kebersihan
29. 5.4 Metode Pengujian, Metode Kalibarsi dan
Validasi Metode
Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur
yang sesuai untuk semua pangujian dan kalibrasi dalam
lingkupnya
Laboratorium disarankan untuk mengunakan metode
standard yang telah dipublikasikan secara internasional
Laboratorium harus memiliki instruksi penggunaan
semua peralatan yang digunakan
30. 5.5 Peralatan
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan
yang diperlukan sesuai dengan persyaratan pekerjaan
yang akan dilakukan
Peralatan hanya boleh dioperasikan oleh personel yang
berwenang
Laboratorium harus memelihara rekaman setiap
peralatan utama yang dipergunakan dalam setiap
pekerjaan pengukuran
31. 5.6 Ketertelusuran Pengukuran
Setiap peralatan yang dipergunakan dalam pekerjaan
pengujian harus dipastikan telah dikalibrasi untuk
menjaga ketertelusuran hasil pengukurannya terhadap
satuan si.
Laboratorium harus mempunyai program dan prosedur
untuk mengkalibrasi semua peralatan pengukuran yang
dipergunakan.
32. 5.7 Pengambilan Sampel
Laboratorium harus mempunyai prosedur dan
perencanaan pengambilan sampel (sampling plan) jika
kegiatan tersebut termasuk ke dalam ruang lingkupnya.
33. 5.8 Penanganan Barang Yang Diuji dan
Dikalibrasi
Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk
transportasi, penanganan, perlindungan, penyimpanan,
retensi dan/atau pemusnahan barang yang diuji dan
dikalibrasi
Laboratorium harus mempunyai sistem untuk
mengidentifikasikan barang yang diuji dan dikalibrasi
Setiap ketidaknormalan dari barang yang diuji harus
direkam
Laboratorium harus mempunya prosedur dan fasilitas
untuk mengindari deteriorasi, kehilangan,kerusakan
barang yang diuji selama proses penyimpanan,
penanganan dan penyiapan
34. 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian dan Kalibrasi
Laboratorium harus mempunyai prosedur pengendalian
mutu untuk memantau keabsahan pengujian dan kalibrasi
yang dilakukan.
Pengendalian mutu harus mencakup tetapi tidak terbatas
pada:
- Keteraturan penggunaan bahan acuan atau bahan acuan
bersertifikat
- Partisipasi dalam uji profisiensi
- Replika pengujian dengan sampel yang sama
- Pengujian ulang dari sampel yang masih ada
35. 5.10 Pelaporan Hasil
Laporan hasil pekerjaan laboratorium harus dibuat
secara akurat, jelas, tidak membingungkan dan
obyektif
Laporan harus mencakup semua informasi yang
diminta oleh customer