Pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena yang berbeda ukuran dan struktur. Arteri merupakan pembuluh terbesar yang memiliki dinding tebal dan mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan kapiler merupakan pembuluh terkecil.
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. menggunakan rumus : Q10 = (A pada (T0+10)°C)/(A pada (T0)°C)
Semakin tinggi suhu, frekuensi denyut jantung Daphnia sp. semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu akan menyebabkan koefisien energi semakin tinggi.
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. menggunakan rumus : Q10 = (A pada (T0+10)°C)/(A pada (T0)°C)
Semakin tinggi suhu, frekuensi denyut jantung Daphnia sp. semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu akan menyebabkan koefisien energi semakin tinggi.
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa refleks pupil terhadap intensitas cahaya yaitu semakin terang suatu lingkungan, maka semakin kecil diameter pupil, dan begitu juga sebaliknya. Untuk refleks pupil terhadap akomodasi mata yaitu semakin jauh suatu benda, maka semakin besar diameter pupil dan begitu juga sebaliknya. Dan semakin jauh jarak benda, maka semakin besar bayangan yang jatuh pada bintik buta mata.
Transpirasi adalah proses pengeluaran uap air yang telah dikumpulkan melalui daun. Meskipun uap dikembalikan dengan cara menyiraminya tapi bila sirkulasi udara di sekeliling tanaman tidak baik, tanaman akhirnya akan merana dan akhirnya akan mati. Transpirasi tanaman dapat menciptakan lingkungan di sekelilingnya menjadi lembap sebagai akibat penguapan dari permukaan daun. Air berasal dari tanah melalui batang dan dahan-dahan dan akhirnya menguap melalui daun (Luwiharto, 1918: 12).
Hara tanah yang diangkut tanaman oleh transpirasi melalui proses yang disebut 'active transport' yang lajunya tergantung pada konsentrasi unsur-unsur hara dalam tanah serta laju transpirasi tersebut. Di samping itu, laju fotosintesis tergantung pada pembukaan stomata tempat CO, masuk ke dalam daun sedangkan pembukaan stomata (stomata laperture) tergantung pada ketersediaan air dalam tanah (Handoko, 2008: 49).
Tumbuhan mempunyai kemampuan untuk mengatur transpirasinya, antara lain dengan menutup stomatanya, menggulung daunnya dan menggugurkan daunnya pada waktu musim kering. Tumbuhan yang tumbuh di daerah kering sering mempunyai adaptasi morfologis, misalnya lapisan kutikula yang tebal di permukaan daun, rambut yang menutupi permukaan daun dan batang serta reduksi permukaan. Dengan adaptasi fisiologis dan morfologis itu transpirasi tumbuhan di daerah yang kering lebih kecil daripada di daerah yang basah (Hardjono, 2012: 12).
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin cepat laju transpirasinya dan begitu juga sebaliknya. Semakin rendah intensitas cahaya, maka semakin lambat laju transpirasi pada pacar air.
Berdasarkan hasil praktikum mengenai produktivitas primer yang telah dilakukan di danau UNESA Ketintang, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai kadar fotosintesis perairan sebesar 0,596 mg/L
2. Nilai kadar respirasi perairan sebesar 0,542 mg/L
3. Nilai kadar produktivitas primer perairan sebesar 0,054 mg/L
4. Nilai kadar produktivitas total perairan sebesar 1,138 mg/L
Jadi, laju fotosintesis pada perairan lebih tinggi daripada laju respirasi pada perairan.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa refleks pupil terhadap intensitas cahaya yaitu semakin terang suatu lingkungan, maka semakin kecil diameter pupil, dan begitu juga sebaliknya. Untuk refleks pupil terhadap akomodasi mata yaitu semakin jauh suatu benda, maka semakin besar diameter pupil dan begitu juga sebaliknya. Dan semakin jauh jarak benda, maka semakin besar bayangan yang jatuh pada bintik buta mata.
Transpirasi adalah proses pengeluaran uap air yang telah dikumpulkan melalui daun. Meskipun uap dikembalikan dengan cara menyiraminya tapi bila sirkulasi udara di sekeliling tanaman tidak baik, tanaman akhirnya akan merana dan akhirnya akan mati. Transpirasi tanaman dapat menciptakan lingkungan di sekelilingnya menjadi lembap sebagai akibat penguapan dari permukaan daun. Air berasal dari tanah melalui batang dan dahan-dahan dan akhirnya menguap melalui daun (Luwiharto, 1918: 12).
Hara tanah yang diangkut tanaman oleh transpirasi melalui proses yang disebut 'active transport' yang lajunya tergantung pada konsentrasi unsur-unsur hara dalam tanah serta laju transpirasi tersebut. Di samping itu, laju fotosintesis tergantung pada pembukaan stomata tempat CO, masuk ke dalam daun sedangkan pembukaan stomata (stomata laperture) tergantung pada ketersediaan air dalam tanah (Handoko, 2008: 49).
Tumbuhan mempunyai kemampuan untuk mengatur transpirasinya, antara lain dengan menutup stomatanya, menggulung daunnya dan menggugurkan daunnya pada waktu musim kering. Tumbuhan yang tumbuh di daerah kering sering mempunyai adaptasi morfologis, misalnya lapisan kutikula yang tebal di permukaan daun, rambut yang menutupi permukaan daun dan batang serta reduksi permukaan. Dengan adaptasi fisiologis dan morfologis itu transpirasi tumbuhan di daerah yang kering lebih kecil daripada di daerah yang basah (Hardjono, 2012: 12).
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin cepat laju transpirasinya dan begitu juga sebaliknya. Semakin rendah intensitas cahaya, maka semakin lambat laju transpirasi pada pacar air.
Berdasarkan hasil praktikum mengenai produktivitas primer yang telah dilakukan di danau UNESA Ketintang, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai kadar fotosintesis perairan sebesar 0,596 mg/L
2. Nilai kadar respirasi perairan sebesar 0,542 mg/L
3. Nilai kadar produktivitas primer perairan sebesar 0,054 mg/L
4. Nilai kadar produktivitas total perairan sebesar 1,138 mg/L
Jadi, laju fotosintesis pada perairan lebih tinggi daripada laju respirasi pada perairan.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa DNA pada sampel tumbuhan muda yaitu daun muda jambu biji berhasil diisolasi secara sederhana dengan menggunakan metode sederhana.
Bentuk DNA yang dihasilkan adalah berupa benang-benang transparan.
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
Struktur manajemen quality control di PT. Campina terdiri dari 3 laboratorium yaitu, Mikrobiologi, Fisika Kimia, dan Distribusi.
Kualitas quality control di PT. Campina masih belum berstandar ISO tetapi laboratorium rutin mengikuti Uji Profisiensi Nasional.
Strategi mempertahankan mutu produk dari PT. Campina adalah dengan mengendalikan kualitas mutu bahan baku, kualitas proses produksi, kualitas barang jadi dan distribusi.
Pemasaran produk di PT. Campina yaitu dengan cara menganalisa produk yang digemari oleh pasar, selalu mencoba menetapkan harga yang ekonomis, penerimaan kunjungan kepabrik untuk melihat proses produksi, dan mendistribusi ke tempat yang strategis dengan persyaratan dan ketentuan.
Penanganan produk out of specification dengan cara yang sama dengan kriteria limbah padat atau cair sehingga dibuang dengan prosedur yang sama.
ISO 17025 adalah perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
Penerapan standar ISO 17025 biasanya dihubungkan dengan proses akreditasi laboratorium.
Indonesia mengadopsi ISO 17025:2005.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
Secara garis besarnya, prinsip berlaboratorium yang ideal dicirikan dengan dimilikinya sarana, metode, peralatan dan kemampuan analisis, serta sistem pengorganisasian.
Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik (Good Laboratory Practices/GLP) adalah sebagai berikut:
1. Bangunan dan Fasilitas
2. Personil
3. Peralatan
4. Pereaksi dan Media Perbenihan
5. Baku Pembanding
6. Penandaan
7. Hewan Pengujian
8. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
9. Catatan Analisis
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dibahas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Untuk mengetahui sel akar bawang merah (Alium cepa L.) yang mengalami poliploidi akibat perendaman kolkisin dari tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa sel akar bawang merah (Alium cepa L.) telah mengalami poliploidi pada hari ketiga yang diinduksi kolkisin berbahan tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Untuk menerapkan hukum Hardy-Weinberg pada berbagai sistem penggolongan darah pada manusia
Untuk menghitung frekuensi alel IA, IB, I0 dari populasi kelas
Pada Kelas Biologi 2017 D:
Golongan darah O memiliki frekuensi tertinggi (48%)
Golongan darah B mendominasi kedua (31%)
Golongan darah A pada urutan ketiga (21%)
Golongan darah AB pada urutan terakhir (0%)
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Pada umumnya, metabolisme terdiri dari proses sintesis materi yang biasa disebut anabolisme dan proses pembongkaran materi yang biasa disebut dengan katabolisme. Materi yang direaksikan yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk mengoptimalkan terjadinya reaksi diatas diperlukan adanya senyawa yang berfungsi sebagai katalis. Mineral dan vitamin merupakan katalis reaksi tersebut.
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan kebutuhannya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan nila sangat berkembang pesat di Indonesia. Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Salah satu input yang penting dalam bidudaya ikan adalah pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teripang hitam (Holothuria atra) pada suplemen pakan ikan terhadap upaya peningkatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Pakan yang optimal akan mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu pakan alami yang sering digunakan yaitu teripang. Kualitas pakan yang diberikan pada ikan berhubungan dengan komponen pakan yang terdapat didalamnya diantaranya adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Teripang merupakan salah satu biota laut yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan makanan alami dari laut. Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diberi 3 kali ulangan. Hasil penelitian berupa pembuatan produk suplemen pada pakan ikan yang menggunakan teripang hitam (Holothuria atra) sebagai sumber pakan alami bagi para pembudidaya ikan nila untuk meningkatkan hasil produksi.
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
Ilmu pengetahuan dan budaya memiliki hubungan yang saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Ilmu dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Ilmu pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya menjadi bagian dari kebudayaan. Dengan berkembangan Ilmu pengetahuan alam, tentunya kebudayaan nasional juga akan mengalami pergeseran dari suatu yang tradisional kini berubah menjadi hal yang modern.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Jumlah padatan terlarut di Pantai Bama Baluran Situbondo pada saat pagi lebih banyak dibandingkan saat siang. Padatan terlarut pagi (1) memiliki massa 0,2232 gram, padatan terlarut pagi (2) memiliki massa 0,2230 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,2144 gram. Sedangkan pada padatan terlarut siang (1) memiliki massa 0,1850 gram, padatan terlarut siang (2) memiliki massa 0,2114 gram, dan padatan terlarut pagi (3) memiliki massa 0,1798 gram.
Tanah merupakan lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan biotik yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi bermacam makhluk hidup, salah satunya adalah fauna tanah.
Keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik (Sugiyarto, 2007).
Fauna tanah yang ada dalam tumpukan serasah daun di Rumah Kompos Unesa terdiri dari:
Ulat Gagak (Polydesmida sp.)
Cacing Tanah (Lumbricus terrestris)
Keong Semak (Bradybaena similaris)
Larva Kumbang Tanduk (Tenebrio molitor)
Kaki Seribu (Trigoniulus corrallinus)
Semut (Oechophila smaragdina)
Kutu Kayu (Oniscidea)
Kumbang Tanduk (Tenebrio molitor)
Fauna dengan kelimpahan terbanyak adalah ulat gagak, semut, dan kutu kayu dengan jumlah tidak terhingga.
INDIKATOR:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kloroplas
2. Mengaitkan struktur dan fungsi bagian-bagian kloroplas
3. Menjelaskan sistem membran kloroplas
4. Menjelaskan distribusi kompleks protein fotosintetik dalam membran tilakoid
5. Membandingkan struktur kloroplas dan mitokondria
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
1. PEMBULUH DARAH PADA EKOR IKAN
KEPALA TIMAH
Pelaksanaan: Rabu, 10 April 2019
Dosen : Dr. Raharjo, M.Si.
Dra. Nur Kuswanti, M.Sc.St.
Nur Qomariyah, S.Pd., M.Si.
Erlix R. Purnama, M.Si.
Disusun oleh Kelompok 6 (Kelas Biologi 2017 D):
Andini Rheina Saraswati (17030244001)
Fauziah Khoirun Nisa (17030244003)
Kurnia Kharismanda (17030244013)
Princessa Nandita F. (17030244021)
Helda Dwiya Lestari (17030244025)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2019
2. A. JUDUL
Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah.
B. TUJUAN
Membedakan macam-macam pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah.
C. DASAR TEORI
Ikan kepala timah mempunyai sistem peredaran darah tertutup, yang
berarti darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan
langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan
perantara difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke
jantung melalui pembuluh yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan
seri ke dua disebut sistem vena. Pada sistem peredaran darah, jantung adalah
organ utama yang bertindak sebagai pompa tekan serta merangkap sebagai pompa
hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke
seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena
dan kembali ke jantung. Sistem peredaran darah ini disebut sistem peredaran
darah tunggal (Campbell, 2007).
Pada dasarnya pembuluh darah dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
arteri, vena dan kapiler. Selain pembuluh darah tersebut ada pembuluh darah yang
strukturnya lebih kecil, yaitu arteriol dan venula.
a. Arteri dan Arteriol
Arteri adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi
jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju
ke bagian- bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan
oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisan
yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub
endothelium.
Menurut Eroschenko tahun 2010 arteri memiliki lapisan muskuler
yang tebal. Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta
kolagen dan proteoglikan
3. Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Resistensi mereka yang
tinggi menyebabkan penurunan drastis tekanan rata-rata antara arteri dan
kapiler. Penurunan ini meningkatkan aliran darah dengan berperan
menimbulkan perbedaan tekanan antara jantung dan jaringan (Campbell,
2007). Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus),
berdiameter kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang
sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan
umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna. Lapisan media
adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisan
adventisia tipis, tidak berkembang dengan baik dantidak menunjukkan
adanya membrana elastik externa (Eroschenko, 2010).
b. Vena dan venula
Vena adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke
jantung Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai
dinding yan lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada
ukura diameter yang sama (Campbell, 2007). Menurut Signh tahun 2011
Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm,
bagian dalam dari vena yang mengalami tekana hidrostatik tinggi,
umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena
umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan tekanan
darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari
dinding ke jantung.
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot
yang relative lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan
venula terdapat sfingter postkapiler. Menurut Signh tahun 2011 ciri
venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri
atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan
lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas
jaringan penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen..
c. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding sangat tipis
dan berpori (Campbell, 2007). Pembuluh kapiler merupakan tabung
4. endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem
peredaran darah. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler
yang menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah
zat-zat kimia termasuk gas yang dipertukarkan antara darah dan cairan
interstial yang mengelilingi sel tersebut (Kumar et. al., 2007).
Menurut Price dan Wilson tahun 2005 Kapiler memiliki garis
tengah pembuluh kapiler berkisar antara 7-9 mikron (kira-kira sesuai
dengan garis tengah eritrosit) dan membentuk jaring-jaring saluran-saluran
halus. Susunan jaring-jaring tersebut berbeda ukuran dan bentuknya pada
organ yang berbeda. Tingkat metabolisme suatu organ menentukan
kepadatan jaringannya (Junquiera, 2007). Jaring-jaring kapiler demikian
luas tetapi ada beberapa tempat yang pembuluhnya sedikit yaitu pada
tendon, saraf, jaringan otot polos, dan membran serosa. Pembuluh kapiler
biasanya berjalan berkelok-kelok tidak beraturan.
D. ALAT DAN BAHAN
Bahan :
1. Alkohol 0,5%
2. Aquades
3. Ikan kepala timah
4. Kapas
Alat
1. Gelas kimia
2. Cawan petri
3. Gelas obyek
4. Pipet
5. Kaca penutup
6. Mikroskop stereo
5. E. CARA KERJA
1. Ke dalam gelas kimia yang berisi larutan alkohol 0,5%, masukkan satu ekor
ikan kepala timah yang cukup besar. Biarkan ikan tersebut itu sampai tidak sadar.
Jangan menggunakan ikan yang terlalu kecil, sebab mudah mati sehingga tidak
bisa diamati dalam waktu yang lama.
2. Pindahkan seekor ikan kepala timah tersebut ke dalam cawan petri/gelas obyek
datar yang berisi sedikit air dengan tubuh miring. Apabila ikan diletakkan di atas
gelas obyek datar, tutup bagian kepala dengan kapas basah. Keringkan permukaan
ekor ikan yang menghadap ke lensa mikroskop dengan kapas.
3. Amati di bawah mikroskop pembuluh-pembuluh darah pada ekornya yang
transparan dengan perbesaran 10x10. Setelah mendapatkan bidang pandang yang
baik, amati pembuluh kapiler, arteriol, dan venule dengan perbesaran 10x40.
4. Perhatikan jalannya darah dalam masing-masing pembuluh darah. Tentukan
arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena berdasarkan:
a. Besar pembuluh
b. Arah aliran darah
c. Kecepatan alir darah
d. Jumlah darah yang bisa melewati diameter pembuluh
5. Gambarkan sebagian dari rangkaian pembuluh darah, yang mempunyai 5
macam pembuluh darah tersebut.
6. F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuluh Darah pada Ekor Ikan Kepala Timah
No Poin-Poin Arteri Arteriol Kapiler Venula Vena
1. Besar Pembuluh ++++ +++ + ++ +++
2. Arah Aliran
Darah
Dari
jantung
ke
arteriol
Dari
arteri ke
kapiler
Dari
arteriol
ke venula
Dari
kapiler
ke vena
Dari
venula ke
jantung
3. Kecepatan Alir
Darah
++++ ++ + ++ +++
4. Struktur Fluktuatif Konstan Konstan Konstan Fluktuatif
5. Jumlah darah
yang bisa
melewati
diameter
pembuluh
++++ +++ + ++ +++
Keterangan:
+ : Kecil / sedikit / lambat
++ : Sedang / sedang / sedang
+++ : Besar / banyak / cepat
++++ : Sangat besar / sangat banyak / sangat cepat
Berikut gambar hasil pengamatan pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah :
a b
c
Keterangan pembuluh
darah pada ekor ikan kepala
timah :
a : Vena
b: Venula
c : Arteriola
d : Kapiler
e : Arteri
d
e
Gambar 1. Hasil pengamatan pembuluh darah
ekor ikan kepala timah.
7. G. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut gambar pembuluh darah pada ikan :
Gambar 2. Pembuluh Darah pada Ikan (Ubaidillah, 2019)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh besar pembuluh yang paling besar
dimilki oleh arteri namun memiliki diameter dalam yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan vena. Hal tersebut dikarenakan pembuluh arteri memiliki
struktur dinding yang tebal dan elastis, ketebalan tersebut disebabkan oleh lapisan
penyusun dinding tersebut yang terdiri dari lapisan terdalam adalah tunika intima
yang terdiri dari epitel selapis gepeng atau endotel, dan jaringan ikat subendotel
dibawahnya. Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri dari serat oto
polos dan otot polos ini menghasilkan matriks ekstraselular. Lapisan terluar
adalah tunika 7 adventisia yang terdiri dari serat jaringan ikat kolagen dan elastik,
terutama kolagen tipe I. Dinding sebagian arteri muskular juga memperlihatkan
dua pita serat elastik bergelombang dan tipis yang disebut lamina elastika interna
dan lamina elastika ekstrna. Lamina elastika interna berada diantara tunika intima
dan media, sedangkan lamina elastika eksterna berada diantara tunika media
dan adventisia. (Eroschenko, 2010). Hal tersebutlah yang menyebabkan kecepatan
alir darah di arteri sangat cepat karena semakin kecil diameter suatu pembuluh
darah maka semakin cepat alir darah pada pembuluh darah tersebut. Hal tersebut
juga mempengaruhi jumlah darah yang bisa melewati diameter pembuluh darah
tersebut karena semakin cepat aliran darah yang melewati pembuluh darah
tersebut maka semakin banyak pula darah yang melewati pembuluh darah
tersebut. Kemudian untuk arah aliran darah arteri yaitu dari jantung menuju ke
arteriol, hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan oleh Yuwono (2001) bahwa
8. arteri merupakan pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau
saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian
tubuh. Berdasarkan strukturnya pembuluh arteri tergolong fluktuatif hal tersebut
karena aliran darahnya tidak tetap dan selalu berubah-ubah tergantung kondisi
jantung ketika memompa darah, bisa saja dalam kondisi tertentu darah mengalir
sangat cepat atau sebaliknya dalam pembuluh darah tersebut.
Gambar 3. Struktur Dinding Pembuluh Arteri
(Encyclopaedia Britannica,2008)
Pembuluh darah arteriol memiliki besar pembuluh darah yang besar.
Arteriol juga memiliki dinding otot yang kuat sehingga dapat menutup arteriol
secara total, atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga beberapa
kali lipat, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengubah aliran darah di dasar
setiap jaringan sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan. Dinding arteriol
mengandung lebih sedikit lapisan jaringan elastik tetapi lebih banyak otot polos
(Campbell, 2003). Hal tersebut dapat mempengaruhi kecepatan aliran darah dan
jumlah darah yang dapat melewati diameter pembuluh darah tersebut. Kecepatan
aliran darah di arteriol sedang dan jumlah darah yang melewati diameter
pembuluh darah tersebut banyak karena setelah arteriol masuk ke saluran akar,
otot polos yang menutupinya berkurang dan sejalan dengan itu volumenya
meningkat, hal ini akan menurunkan kecepatan aliran darah (Campbell, 2003).
Kemudian arah aliran darah pembuluh darah arteriol yaitu dari arteri ke kapiler.
Berdasarkan strukturnya pembuluh arteriol tergolong konstan hal tersebut karena
aliran darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
9. Pembuluh darah kapiler memiliki besar pembuluh yang kecil, menurut
Guyton & Hall (2006) Pembuluh darah kapiler termasuk dalam jenis
mikrosirkulasi di mana mikrosirkulasi merupakan rangkaian pembuluh darah kecil
meliputi arteri-arteriol-kapiler-venula-vena. Kecepatan aliran darah pada kapiler
lambat, hal tersebut dikarenakan dinding tersebut hanya mempunyai ketebalan
sekitar 0,5 mikrometer dengan diameter internalnya 4-9 mikrometer (Guyton &
Hall, 2006). Hal ini membuat sel darah merah yang melewati kapiler harus satu
per satu atau single file dan isi dalam plasma dapat berkontak langsung dengan
bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak yang sangat pendek
(Sherwood, 2012). Secara fisiologis, darah tidak selalu mengalir terus menerus
pada kapiler namun secara intermitten artinya, akan berhenti sejenak setelah
mengalir selama beberapa detik atau menit (Guyton & Hall, 2006). Aliran yang
terjadi di dalam kapiler mempunyai kecepatan yang lambat dibanding aliran pada
aorta. Hal ini terjadi karena luas penampang total kapiler berukuran 1.300 kali
lebih besar dibandingkan dengan luas penampang aorta (Sherwood, 2012). Aliran
yang lambat ini membuat tersedianya waktu yang cukup untuk pertukaran nutrisi
dan sisa metabolisme antara darah dan sel jaringan. Pertukaran zat yang terjadi di
kapiler bergantung pada permeabilitas membran dinding kapiler terhadap bahan
yang dipertukarkan (Silverthorn, 2013). Jumlah darah yang bisa melewati
diameter pembuluh yaitu sedikit hal tersebut dikarenakan ukuran kapiler yang
sangat kecil di mana dinding pada pembuluh darah kapiler tersusun dari lapisan
uniseluler sel endotel dan dikelilingi oleh membran basal yang sangat tipis
(Guyton & Hall, 2006). Arah aliran darah pada pembuluh darah kapiler yaitu dari
arteriol ke venula, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Silverthorn (2013)
bahwa mikrosirkulasi dimulai dari darah yang dibawa oleh arteri-arteriol menjauhi
jantung dan selanjutnya menuju kapiler yang akan terjadi pertukaran materi
berupa nutrisi ke sel jaringan. Aliran darah dari kapiler akan menuju venula yaitu
pembuluh darah kecil namun memiliki kemiripan dengan kapiler. Berdasarkan
strukturnya pembuluh kapiler tergolong konstan hal tersebut karena aliran
darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
Gambar 4. Anatomi Pembuluh Darah
Kapiler (Sherwood, 2012).
10. Pembuluh darah venula memiliki besar pembuluh yang sedang. Venula
memiliki struktur dinding lebih tipis daripada dinding pembuluh arteri dan terdiri
dari lapisan endhotelium (Campbell, 2003). Kecepatan aliran darahnya sedang
karena tekanan darah di dalam venula dan vena jauh lebih kecil daripada tekanan
di dalam arteri (Campbell, 2003). Hal tersebut juga mempengaruhi jumlah darah
yang bisa melewati diameter pembuluh darah tersebut menjadi sedang. Arah
aliran darah pada pembuluh darah venula yaitu dari kapiler menuju vena, hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Campbell (2003) bahwa venula mengalirkan
darah dari kapiler ke dalam pembuluh darah, untuk kembali ke jantung,
mengumpulkan darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena
yang semakin besar. Berdasarkan strukturnya pembuluh venula tergolong konstan
hal tersebut karena aliran pembuluh darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
Pembuluh darah vena memiliki besar pembuluh darah yang besar. Vena
memiliki struktur dinding yang umumnya tidak berotot seperti pada pembuluh
arteri. Karena tekanan darah di dalam vena rendah, maka konstraksi otot rangka
sangat membantu mengalirkan darah kembali ke jantung. Dinding (struktur luar)
dari pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan jaringan yang lebih tipis dan kurang
elastis dibandingkan dengan lapisan arteri yang sesuai. Pembuluh vena
mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap
mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir
menuju jantung (Sloane, 2012). Struktur tersebut dapat mempengaruhi kecepatan
aliran darah pada pembuluh vena yaitu cepat. Selain itu juga dapat mempengaruhi
jumlah darah yang dapat melewati diameter pembuluh darah tersebut yaitu
banyak, hal tersebut karena ukuran diameter lubang pembuluh darah tersebut
besar (Sloane, 2012). Arah aliran darahnya yaitu dari venula menuju ke jantung,
hal tersebut sesuai dengan pernyataan Silverthorn (2013) bahwa darah dari venula
akan menuju vena yang mempunyai diameter lebih besar dan akan terus mengalir
menuju jantung. Berdasarkan strukturnya pembuluh vena tergolong fluktuatif hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sloane (2012) pada vena terjadi fluktuasi (naik
turun) aliran darah kembali.
Berdasarkan hasil pengamtan maka dapat diketahui perbedaan antara
arteri, vena, arteriol, kapiler dan venula yaitu berdasarkan urutan besar pembuluh
11. mulai dari yang paling besar hingga terkecil yaitu arteri, vena, arteriol, venula dan
kapiler. Kemudian untuk aliran darah pembuluh arteri dari jantung ke pembuluh
arteriol, dan pembuluh arteriol dari pembuluh arteri ke pembuluh kapiler, dan
pembuluh kapiler dari pembuluh arteriol ke pembuluh venula, dan pembuluh
venula dari pembuluh kapiler ke pembuluh vena, dan untuk pembuluh vena dari
pembuluh venula ke jantung. Lalu untuk kecepatan aliran darah mulai dari yang
sangat cepat hingga lambat yaitu pembuluh darah arteri, vena, arteriol, venula,
setelah itu kapiler. Berdasarkan jumlah darah yang bisa melewati diameter
pembuluh, arteri memiliki jumlah yang sangat banyak, vena memilki jumlah yang
banyak, arteriol juga memilki jumlah yang banyak, venula memiliki jumlah yang
sedang dan kapiler memiliki jumlah yang sedikit. Kemudian berdasarkan
strukturnya diperoleh untuk pembuluh arteri dan vena memiliki struktur yang
fluktuatif, dan untuk struktur yang konstan dimiliki oleh pembuluh arteriol, venula
dan kapiler. Pembuluh darah yang memiliki kecepatan aliran darah tidak konstan
atau fluktuatif yaitu pembuluh arteri dan vena, dan untuk pembuluh darah yang
memiliki kecepatan aliran darah konstan dimiliki oleh pembuluh arteriol, venula
dan kapiler. Perbedaan antara pembuluh darah arteri dan vena ditinjau dari
struktur dan fungsi yaitu untuk pembuluh darah arteri memiliki struktur besar
pembuluh yang sangat besar dan memiliki struktur dinding yang tebal dan elastis
dan terdiri dari tiga lapisan yaitu intima, endothelium, dan subendothelium. Fungsinya
untuk menyalurkan darah yang keluar dari insang menuju ke seluruh tubuh. Pembuluh
darah arteri mengandung banyak oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh ikan (Puspa,
2015). Kemudian untuk pembuluh darah vena memiliki struktur besar pembuluh yang
besar dan memiliki dinding yang lebih tipis dari arteri namun ukuran rongganya
jauh lebih besar dari arteri. Dinding vena sangat elastis dan aktif berkontraksi
sehingga mampu memompa darah sampai ke jantung. Fungsinya yaitu sebagai
pembuluh darah balik yang alirannya bertujuan ke jantung (Puspa, 2015).
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan,
1. Arteri memiliki besar pembuluh yang sangat besar dan kapiler memiliki besar
pembuluh yang kecil.
12. 2. Arah aliran yang meninggalkan jantung ke seluruh tubuh adalah arteri dan
arteriol, sedangkan yang menuju ke arah jantung adalah vena dan venula. Kapiler
memiliki arah dari seluruh tubuh dan jantung.
3. Arteri memiliki kecepatan aliran yang sangat cepat, sedangkan kapiler memiliki
kecepatan aliran yang lambat.
4. Jumlah darah yang banyak dapat melewati pembuluh arteri, sedangkan
pembuluh kapiler dilewati sedikit darah.
I. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Campbell. 2007. Biology 8th Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Encyclopedia Britanica Article. Human Artery. 2008. Citation available from :
www.britanica.com. acces April 13th , 2019.
Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Jakarta: EGC. Hlm: 324-6, 331, 342.
Guyton, A., & Hall, J. (2006). Textbook of medical physiology 11th edition.
Philadhelphia: Elsevier Saunders
Junqueira LC dan Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas Edisi 10.
Jakarta: EGC. Hlm: 318-33.
Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7; ali
Bahasa, Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto,
Nurwany Darmaniah, Nanda Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC.
Price S dan Wilson L. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi: Ke-5. Jakarta: EGC. Hlm: 2:472-511.
Puspa, Agina. 2015. Sistem Peredaran Darah pada Ikan.
https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-peredarah-darah-pada-ikan diakses
tanggal 13 April 2019.
Sherwood, L. (2012). Human physiology: From cells to systems 7th edition.
California: Thomson Learning
Silverthorn, D, U. (2013). Human physiology an integrated approach 6th edition.
United States: Pearson
Singh, A., 2011, Wound Healing Potential of Some Medical Plants, Int. J. Pharm.
Sci. Rev. Res., 9 (1): 136-145.
13. Sloane, Ethel.2012.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta:EGC.
Ubaidillah, Muhammad. 2019. Sistem Peredaran Darah Ikan. Purwokerto:
Universitas Jendral Sudirman.
Yuwono, Edi. 2001. Handbook Fisiologi Hewan. Fakultas Biologi. UNSOED.
Purwakarta.
J. LAMPIRAN
Arteriol
Arteri
Kapiler
Venula
Vena