2. Oleh Kelompok 6:
Nurul Huda 2010116120009
Puteri Norhayati Sulistyarini 2010116220022
Susiani Dwi Damayanti 2010116220029
Sintiya Ramadani 2010116120013
3. Cerpen “Legenda Wongasu” Karya Seno Gumiro Ajidarma
Sinopsis
Dalam cerpen LW menggambarkan mengenai sebuah krisis ekonomi yang terjadi
berkepanjangan di sebuah negeri. Krisis moneter lima tahun yang lalu membuat Sukab
menjadi pemburu anjing, ia dahulu bekerja di sebuah pabrik. Namun, karena krisis
moneter terjadi ia di PHK dan membuatnya harus menjadi pemburu anjing untuk
menghidupi keluarganya. Kemiskinan telah memojokannya ke sebuah gubuk berlantai
tanah di pinggir kali bersama lima orang anaknya dan seorang perempuan yang disebut
4. Setelah malam tiba, Sukab kembali ke gubuk dengan tangan hampa, ia
menangis tapi suara yang keluar adalah suara lolongan anjing. Hal ini
membuat orang-orang di pinggir kali gelisah dan ketakutan membuat
mereka mendatangi Sukab dengan membawa segala macam senjata tajam
dan mereka membantai Sukab. Lalu, pulang membawa daging Sukab ke
gubuk mereka masing-masing. Keesokan harinya mereka semua terkejut
ketika saling memandang mereka bangkit, lari ke sana kemari sambil
berkaing-kaing seperti anjing. Kepala mereka semua berubah menjadi
kepala anjing. Pada akhirnya, semua menjadi Wongasu.
Sambungan Sinopsis
5. Unsur Intrinsik Cerpen
1. Tema-
Tema utama cerpen ini adalah perjuangan seorang kepala rumah tangga yang sedang di landa
kemiskinan dan berusaha mencari nafkah sebagai pemburu anjing untuk bertahan hidup.- Tema
tambahan cerpen ini adalah realitas pola perilaku masyarakat sekarang, yang sebenarnya di pengaruhi
oleh individu.
2. Tokoh dan penokohan-
Tokoh Utama (protagonis)1. Sukab -Tokoh tritagonis1. Istri sukab- Tokoh antagonis1. Polisi2. Orang-
orang dipinggir kali- Tokoh Figuran1. Tukang cerita2. Para penonton4. 5 orang anak sukab7. Sopir-sopir
bajaj8. Pemilik warung tongseng anjing9. Anak-anak kecil11. Petugas tibum
3. Alur
Urutan kejadian yang dikisahkan di dalam cerita ini adalah alur maju mundur. Ketika seorang tukang
cerita menuturkan sebuah legenda yaitu legenda wong asu, alurnya dalam cerita ini mundur karena
tukang cerita ini seolah-olah membawa kita melihat kejadian/legenda yang pernah ada sebelumnya
melalui cerita, lalu ketika tukang cerita ini menceritakan legenda wong asu alur cerita pun maju karena
mengisahkan tentang kesulitan hidup Sukab dalam mencari nafkah untuk 5 anak dan isterinya saat
krisis moneter, karena ia di PHK dari tempat kerjanya dulu, sukab terpaksa bekerja sebagai pemburu
anjing. Dalam cerita tokoh sukab juga mengenang kehidupan lamanya sebelum di PHK jadi alur cerita
ini mundur lagi, setelah selesai mengenang alur cerita kembali maju, menceritakan tokoh sukab yang
berburu anjing liar.
6. Sambungan Unsur Intrinsik
4. Latar-
Latar tempat. Kota Jakartab. Gubuk berlantai tanah di pinggir kalic. Di bawah jembatand.
Warung kaki lima di tepi rel kereta api / Warung tongseng anjinge. Kompleks perumahanf.
Kantor polisig. Pabrikh. Pinggir kali- Latar waktua. Krisis moneter yang terjadi 5 tahunb.
Dahuluc. Setiap buland. Setiap hari
5. Gaya bahasaGaya bahasa pada cerpen ini
6. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan pada cerpen ini adalah sudut pandang orang Ketiga (Serba
Tahu) penulis menceritakan apa saja terkait tokoh utama serta penulis menggunakan kata ganti,
yaitu nama tokoh dalam cerpen ini.
7. AmanatHal yang perlu diteladani dari tokoh sukab adalah kegigihan dan perilaku pantang
menyerah dalam mencari pekerjaan. Amanat yang bisa diambil dalam cerpen ini jangan pernah
mengejek profesi seseorang hanya karena pekerjaan itu di pandang remeh, karena manusia itu
mahluk sosial, apabila ada individu di sebuah masyarakat yang sedang mengalami kesusahan
maka seharusnya orang-orang disekitarnya membantunya bukan mengejek dan menghukum
individu tersebut karena realitas pola perilaku masyarakat sebenarnya di pengaruhi oleh
individu. Apabila individu itu baik dan berkualitas maka masyarakat disekitarnya ikut baik dan
berkualitas.
7. Dalam cerpen LW menggambarkan bagaimana kehidupan Sukab sebelum menjadi pemburu
anjing dan sesudah menjadi pemburu anjing karena desakan ekonomi dan adanya sebuah
kewajiban untuk menafkahi keluarganya yang mengharuskan Sukab menjadi pemburu anjing.
Cerpen ini memiliki makna yang tersirat, dalam cerpen ini memberikan gambaran bahwa karma
itu memang benar adanya. Sukab sebagai pemburu anjing yang memangsa dan membunuh
anjing setiap harinya dengan tragis, lalu menjual badan anjing ke rumah makan tongseng anjing,
kepala anjing dia bawa pulang untuk makan sekeluarga. Pada akhirnya, seiring berjalannya
waktu anak dan istrinya berubah menjadi Wongasu begitu juga dengan dirinya berubah menjadi
Wongasu.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sukab bahwa karma itu ada, buktinya sekarang terjadi
kepada dirinya dan keluarganya. Namun, dalam hati dia bertanya, mengapa tidak pemakan
daging anjing saja yang menjadi Wongasu? Semua hal itu terjawab karena perlakuan Sukab
terhadap anjing yang membuhunhya secara tragis. Tidak hanya itu, perlakukan tetangga Sukab
terhadap Sukab yang tidak manusiawi menganggap Sukab telah berubah menjadi anjing, lalu
membunuh Sukab hingga memakan daging Sukab. Pada akhirnya, mereka semua juga berubah
menjadi Wongasu, karena karma yang awal mulanya terjadi disebabkan oleh tokoh utama Sukab,
akibatnya seluruh tokoh yang berperan mendapatkan karmanya juga.
Tanggapan kelompok
8. Tanggapan Kelompok
Cerpen Legenda Wongasu, bertemakan tentang perjuangan seorang kepala rumah tangga yang sedang di
landa kemiskinan dan berusaha mencari nafkah sebagai pemburu anjing untuk bertahan hidup. Dalam
cerpen ini juga menggambarkan mengenai sebuah krisis ekonomi yang terjadi berkepanjangan, yang
membuat Sukab menjadi pemburu anjing untuk menghidupi keluarganya. Cerpen ini dikemas dengan
alur maju mundur atau campuran, yang berkembang maju, namun beberapa kali ditampilkan potongan
flasback yang membawa kita melihat kejadian yang pernah ada sebelumnya melalui cerita. Setiap dialog
disajikan dengan mengalir, sehingga membuat pembaca seolah berada dan merasakan peristiwa yang
terjadi dalam cerita. Kebahasaan yang ada pada cerpen ini sudah bagus, ditulis dengan bahasa yang
singkat, padu, dan insentif. Di dalam cerpen terdapat tokoh, adegan, dan gerakyang dapat membangun
para pembaca terbawa oleh isi cerpen sehingga terkesan lebih hidup dan nyata.
9. Anjing sebagai karakter tokoh menjadi sebuah cerminan penyimpangan dari kewajaran
walaupun tidak semua perilaku tokoh dalam cerpen mencerminkan penyimpangan.
Sedangkan Wongasu sebagai simbol tatanan kehidupan sosial masyarakat. Perilaku sadis
dalam tokoh ini yang menjadi salah satu cerminan sifat dan perilaku ajing. Cerpen ini sangat
cocok dibaca oleh remaja hingga dewasa karena menceritakan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam
cerpen ini juga mengandung pesan tersirat dan makna nilai yang dapat ditafsirkan tentang
nilai-nilai kemanusiaan bahwa meskipun Sukab berperilaku dan melolong seperti anjing,
tetapi dia tetap memiliki nilai kemanusiaan yakni rasa cinta, kasih sayang, dan tanggung
jawab terhadap keluarga. Secara ikonis nasib Sukab adalah potret tipikal nasih wong cilik
yang rentan dari perlindungan kekuasaan.Pesan yang bisa diambil dari cerpen ini yakni,
jangan pernah mengejek profesi seseorang hanya karena pekerjaan dan hal yang perlu
diteladani yaitu kegigihan dan perilaku pantang menyerah dalam sebuah pekerjaan.
Tanggapan Kelompok