Analisis rasio dan fundamental PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tahun 2010-2012 menunjukkan kinerja perusahaan mengalami penurunan. Rasio likuiditas, aktivitas, dan profitabilitas menurun, mengindikasikan kondisi perusahaan kurang baik. Walaupun harga saham tergolong murah berdasarkan analisis fundamental, investor tidak berminat berinvestasi karena kinerja manajemen yang menurun.
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Analisis rasio-keuangan-nippon
1. Analisis Rasio Keuangan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
No. Rasio Keuangan Interpretasi
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang
lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar berurut mulai tahun 2010 sebesar Rp 2,3 tahun 2011 sebesar Rp
1,3 dan 2012 sebesar Rp 1,13. Kondisi Nippon Indosari Corpindo Tbk mengalami penurunan artinya
perusahaan mengalami penurunan kemampuan membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva
lancar.
b. Quick Ratio Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid
dimana setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar sebesar berturut-turut 2010 sebesar Rp 2,2
2011 sebesar Rp 1,2 dan 2012 sebesar Rp 1,1. Nilai ini menggambarkan kondisi kurang bagus dan
penurunan di tahun 2011 menunjukkan bahwa Nippon Indosari Corpindo Tbk harus menjual persediaan
mereka untuk melunasi hutang lancar selain dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang.
c. Cash Ratio Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek
dimana setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh kas dan efek sebesar berturut-turut tahun 2010 sebesar Rp
2,4 tahun 2011 sebesar Rp 1,1 dan tahun 2012 sebesar Rp 0,71. Penurunan yang terjadi tahun 2012
menunjukkan kondisi perusahaan kurang baik karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan
waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.
2. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Total Aktiva Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat
menghasilkan pendapatan sebesar berturut – turut tahun 2010 sebesar 1,077x tahun 2011 sebesar 1,071x
dan tahun 2012 sebesar 0,988x. Penurunan yang terjadi tiap tahunnya menunjukkan perusahaan belum
mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki akibat peningkatan beban pokok penjualan sebagai
penndapatan atau perusahaan harus mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.
b. Perputaran Persediaan Kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. Atau likuiditas
dari persediaan dan kecenderungan adanya overstock ditunjukkan setiap tahunnya berturut tahun 2010
berputar 33,655x tahun 2011 berputar 26,612x dan tahun 2012 sebesar 28,072x. Perputaran ini
menunjukkan sediaan barang dagangan digantin dalam 1 tahun. Peningkatan pada tahun 2012
menunjukkan perusahaan menahan sediaan akibat dari penurunan penjualan.
c. Rata-rata Periode Perputaran Periode rata-rata persediaan barang dalam gudang. Atau lamanya persediaan berada dalam gudang rata-
2. Persediaan rata berturut tahun 2010 selama 11 hari tahun 2011selama 13,5 hari dan tahun 2012 selama 13 hari. Maka
semakin pendek jangka waktu persediaan berada dalam gudang maka perusahaan dalam kondisi baik.
d. Perputaran Modal Kerja Kemampuan modal kerja berputar dalam satu tahun dimana dana yang tertanam dalam modal kerja rata-
rata berputar secara berurut tahun 2010 berputar 25,1x tahun 2011 berputar 19,3x dan tahun 2012
berputar 10x . Penurunan perputaran modal kerja ini menujukkan kemunduran manajemen perusahaan
dalam mengelola modal kerja.
e. Perputaran Aktiva Tetap Kemampuan aktiva tetap berputar dalam satu tahun untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Efektivitas aktiva tetap terhadap penjualan dan laba berturut-turut tahun 2010 sebesar 1,77x tahun 2011
sebesar 1,489x dan tahun 2012 sebesar 1,332x. Penurunan tiap tahunnya menunjukkan penurunan
manajemen dalam mengelola aktiva tetap untuk menciptakan penjualan dan laba.
3. Rasio Leverage
a. Rasio Hutang Bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai oleh hutang atau bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin hutang. Besarnya aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang secara
berurut tahun 2010 sebesar 19,852% tahun 2011 sebsar 28% dan tahun 2012 sebesar 44,67%. Gambaran
ini menunjukkan pembiayaan perusahaan didanai oleh hutang dan selebihnya didpat dari investor. Maka
nilai yang tercantum akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh pinjaman.
b. Debt to Equity Ratio Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang secara berurut
tahun 2010 sebsar Rp 0,24 tahun 2011 sebsar Rp 0,38 dan tahun 2012 sebesar Rp 0,8 masing-masing dari
Rp 1 menjadi jaminan hutang. Peningkatan yang terjadi menunjukkan adanya peningkatan dalam
penyediaan dana untuk dijadikan sebagai jaminan hutang. Maka perusahaan akan lebih mudah dalam
memperoleh pinjaman.
c. Time Interest Earned Ratio Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Artinya setiap Rp 1 bunga
hutang jangka panjang dijamin oleh keuntungan secara berurut tahun 2010 sebesar Rp 26,7 tahun 2011
sebesar Rp 176,251 dan tahun 2012 sebesar Rp 18,269. Hal ini akan mempermudah perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman di kemudian hari.
d. Gross Profit Margin Rp 1 penjualan menghasilkan laba kotor secara berurut tahun 2010 sebesar Rp 0,47 atau 47 % tahun 2011
sebesar Rp 0,466 atau 46 ,6% dan tahun 2012 sebesar Rp 0.467 atau 46,7 %. Kenaikan dan penurunan ini
akan berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih secara berurut tahun 2010 sebesar Rp 0,163 tahun 2011
sebesar Rp 0,142 dan tahun 2012 sebesar Rp 0,125. Penurunan yang terjadi tahun 2011 menunjukkan
penurunan kondisi perusahaan akibat adanya penurunan penjualan.
b. Profit Margin Rp 1 penjualan menghasilkan laba operasi secara berurut tahun 2010 sebesar Rp 0,221 atau 22,1 % tahun
2011 sebesar Rp 0,188 atau 18,8 % dan tahun 2012 sebesar Rp 0,167 atau 16,7 %. Penurunan ini akan
berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan.
3. c. Return On Equity Kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham biasa dan preferen.
Setiap Rp 1 modal sendiri memberikan keuntungan kepada investor secara berurut tahun 2010 sebesar
0,219 tahun 2011 sebesar 0,212 dan tahun 2012 sebesar 0,224. Kenaikan menunjukkan adanya kenaikan
imbal hasil.
d. Return On Investment Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bersih atau setiap rupiah modal yang diinvestasikan dalam aktiva menghasilkan keuntungan bersih secara
berurut tahun 2010 sebesar Rp 0,175 tahun 2011 sebesar Rp 0,153 dan tahun 2011 sebesar Rp 0,124
4. Analisis Fundamental Perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
No Pendekatan Interpretasi
1. Penilaian Berdasarkan Laba
a. EPS Harga saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dikatakan murah pada tahun 2010
sampai 2012 karena PER dibawah 10x digolongkan murah.b. PER
2. Penilaian Berdasarkan Pendapatan
a. PSR Semakin kecil PSR maka kondisi perusahaan semakin baik. Tetap tidak dapat
dijadikan sebagai penilaian yang baik atau buruk secara individual tetapi harus
dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis.
4. Penilaian Berdasarkan Ekuitas
a. PBV PBV yang digunakan untuk mengukur murah atau mahalnya suatu perusahaan dimana
angka menunjukkan harga saham perusahaan yang diperdagangkan secara berurut
tahun 2010 sebesar Rp 1,1x tahun 2011 sebesar Rp 1,22x dan tahun 2012 sebesar Rp
2,1x maka perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dapat digolongkan murah
dengan tingkat PBV yang rendah.
b. Profit Margin Rp 1 penjualan menghasilkan laba operasi secara berurut tahun 2010 sebesar Rp 0,221
atau 22,1 % tahun 2011 sebesar Rp 0,188 atau 18,8 % dan tahun 2012 sebesar Rp
0,167 atau 16,7 %. Penurunan ini akan berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh
perusahaan.
c. ROE Perhitungan ROE melalui penilaian berdasarkan ekuitas secara berurut tahun 2010
sebesar 0,219 tahun 2011 sebesar 0,212 dan tahun 2012 sebesar 0,224. Peningkatan
nilai ROE ini dapat dijadikan gambaran bagaimana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dan fluktuasi pengelolaan aset oleh manajemen perusahaan.
5. KESIMPULAN
Penilaian investor terhadap perusahaan jika dinilai berdasarkan analisis rasio dan analisis fundamental dapat disajikan sebagai berikut :
1. Analisis Rasio
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas bahwa perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tidak cukup likuid / kemampuan membayar
hutang mengalami penurunan dengan rentang yang cukup besar. Untuk rasio aktivitas, kemampuan perusahaan mengelola aktiva dalam
menghasilkan pendapatan terus mengalami penurunan maka kondisi perusahaan tidak baik ke tahun selanjutnya. Untuk rasio leverage, kurang
50% perusahaan dibiayai oleh hutang dengan jaminan modal untuk keseluruhan hutang berimbang dan likuiditas perusahaan yang cukup tidak
baik. Demikian untuk rasio profitabilitas, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami penurunan pada tahun 2011 akibat
kenaikan dari beban pokok penjualan dan penurunan angka ROE dan ROI.
Maka berdasarkan analisis rasio, investor tidak berminat untuk membeli saham perusahaan, karena kinerja manajemen yang terus
menurun hingga tahun 2012. Perusahaan mengalami kondisi yang kurang baik pada tahun 2012. Untuk itu investor kurang berminat
menanamkan modalnya di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2012.
2. Analisis Fundamental
Harga saham perusahaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tergolong murah dengan nilai PER < 10x tetapi demikian kinerja perusahaan
yang ditunjukkan kurang baik, tetapi baiknya dibandingkan dengan penerapan sistem akuntansi perusahaan sejenis PER kurang relevan
dijadikan indikator kinerja tetapi harus membandingkannya dengan menghitung Operating Profit per Share (OPS). Untuk perhitungan PSR yang
semakin baik jika semakin kecil dan ditunjukkan penurunan pada tahun 2012, Tetapi PSR tidak difokuskan untuk perusahaan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk karena tidak pernah tidak menghasilkan laba tahun sebelumnya. Demikian untuk perhitungan harga per nilai buku/PBV, harga
saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tergolong murah karena kurang dari rata-rata PBV perusahaan terdaftar di BEI (2-3x)
Maka berdasarkan analisis fundamental, walaupun harga saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tergolong murah, investor
tidak berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut melihat kinerja manajemen perusahaan dalam kondisi tidak baik dan
mengalami penurunan pada tahun 2012.
6. FORMATIF MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS RASIO DAN ANALISIS FUNDAMENTAL PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK
TAHUN 2010-2012
OLEH :
RIO HUTABARAT
7123210060
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015