Dokumen tersebut berisi informasi tentang statement kebijakan investasi Tuan Ali berusia 50 tahun dengan penghasilan Rp150 juta/tahun yang akan naik 2% di atas inflasi 6,8%. Tuan Ali membutuhkan penghasilan Rp50 juta/tahun setelah pensiun di usia 60 tahun dan berencana mendonasikan Rp1,5 miliar pada usia 70 tahun. Dokumen tersebut juga membahas target return, risiko, likuiditas, waktu investasi,
1. 1. Invesment Policy Statement
Tuan Ali saat ini berumur 50 tahun dengan penghasilan sebesar Rp.
150.000.000 per tahun yang akan naik 2% di atas inflasi dengan pengeluaran sebesar
Rp. 75.000.000 per tahun yang naik sekitar 5% per tahunnya. Tuan Ali akan berhenti
menerima penghasilan saatmencapai masa pensiun di usia 60 tahun, pada saat
mencapai masa ini Tuan Ali membutuhkan Rp. 50.000.000 pertahunnya. Biaya medis
untuk tuan Ali telah ditanggung sampai beliau meninggal oleh perusahaan tempat
beliau bekerja.
Tuan Ali adalah seorang yang menyukai volatilitas yang rendah untuk
portofolionya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tuan Ali adalah seorang yang
risk averse. Dalam alokasi portofolionya beliau ingin mengalokasikan sebagin besar
dananya pada investasi real estate. Tuan Ali memiliki portofolio sebesar Rp. 1,5 M,
dengan target alokasi portofolio yaitu5% pada cash and bills, 10% untuk obligasi, 10%
untuk domesticeqity, 15% untuk developed equity dan 20% untuk emerging market
equity, dan 40% untuk investasi real estate.Tuan Ali berencana untuk mendonasikan
Rp. 1,5 M ke panti asuhan pada ulang tahunnya yang ke 70 atau pada saat meninggal
to charity at his 70 birth.(Dalam kasus ini pajak diabaikan).
2. 2. Investor Objectives
a. Return yang diharapkan oleh investor
Tuan Ali akan membutuhkan return dari portofolio yang dibentuk ketika mulai memasuki
masa pension, yaitu 10 tahun yang akan datang dengan angka sebesar Rp. 50.000.000 untuk
setiap tahunnya dan beerharap dapat mendonasikan dana untuk panti asuhan sebesar Rp.
1.500.000.000 di usianya yang ke 70. Tingkat inflasi saat ini adalah sebesar 6,8%, tingginya
tingkat inflasi ini dikarenakan terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak.
Return yang diharapkan oleh investor disini akan dihitung menggunakan metode
IRR(Internal Rate of Return). IRR akan dihitung menggunakan MS Excel sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas, IRR yang didapatkan adalah sebesar 2%. Dengan asumsi tingkat
inflasi sebesar 6,8% maka tingkat return per tahun yang harus didapatkan agar dapat
memenuhi tujuan investor adalah sebesar 8,8% (2% + 6,8%). Return ini adalah return
sebelum pajak (pajak diabaikan).
b. Risk Tolerance Investor
Dengan pengetahuan mengenai finance yang minim, Tuan Ali adalah seorang investor
yang tidak begitu menyukai resiko atau memiliki willingness to take a risk yang rendah. Hal
ini bisa terlihat dari pernyataan bahwa tuan Ali menyukai volatilitas yang rendah untuk
portofolionya, volatilitas portofolio yang rendah akan menghasilkan return yang stabil. Piihan
tuan Ali yang mempeertimbangkan real estate sebagai investasi terbaik juga memperlihtkan
bahwa beliau lebih mengharapkan return yng pasti, dibandingkan dengan market equity yang
cenderung fluktuatif dan kurang pasti.
3. Sedangkan jika dilihat dari sisi ability to take a risk, sebenarnya tuan Ali mempunyai
kemampuan untuk melakukan investasi yang beresiko tinggi, dilihat dari perbandingan
pendapatan dan pengeluarannya yang masih tersedia uang lebih untuk melakukan investasi.
Jika melihat ability to take a risk yang tinggi dan willingness to take a risk yang rendah, maka
dapat disimpulkan bahwa tuan Ali adalah seorang risk averse.
Analisa risk tolerance yang selanjutnya adalah dengan mempertimbangkan downside risk
(VaR/Value at Risk).Downside risk adalah risiko memperoleh pengembalian di bawah
pengembalian yang diharapkan . Tuan Ali yang menyukai volatilitas rendah, mengharapkan
return yang stabil untuk portofolionya.Oleh karena itu portofolionya dapat dialokasikan
kepada aset yang tidak beresiko tinggi dengan konsekuensi tidak menghasilkan return yang
terlalu tinggi tetapi dapat mencapai target return sebesar 8,8% dan mendapatkan return yang
stabil.
4. 3. Constrains
a. Liquidity requirements
Kebutuhan likuiditas disini adalah kebutuhan tuan Ali yang terantisipasi (rutin) dan yang
tidak terantisipasi. Kebutuhan likuiditas ini akan muncul ketika Tuan Ali telah mencapai masa
pensiunnya, dimana tuan Ali membutuhkan pemasukan dari portofolionya sebesar Rp.
50.000.000 per tahun dan membutuhkan dana sebesar Rp 1.500.000.000 untuk melakukan
donasi ke panti asuhan pada umur 70 tahun.
Tahun ke (setelah Pengeluaran Pengeluaran tak Total Keterangan
pensiun) rutin terduga Pengeluaran
1 50.000.000
2 50.000.000
3 50.000.000
4 50.000.000
5 50.000.000
6 50.000.000
7 50.000.000
8 50.000.000
9 50.000.000
10 50.000.000 1.500.000.000 1.550.000.000 Memberi donasi panti asuhan
b. Investment Horizon
Tuan Ali memiliki jangka waktu 20 tahun selama melakukan investasi, dimana pada 10 tahun
pertama Tuan Ali belum memerlukan return dari portofolio dan baru memerlukan return
tersebut saat beliau memasuki masa pension pada umur 60 tahun. Pengeluaan yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya pertahun setelah pension adalah sebesar
Rp.50.000.000. Time horizon yang selanjutnya, diluar dari pengeluaran rutin untuk kebutuhan
hidup, tuan Ali membutuhkan dana sebesar Rp.1.500.000.000 untuk didonasikan kepada panti
asuhan ketika usianya mencapai 70 tahun atau pada saat meninggal to charity at his 70th birth.
5. 4. Economic outlook
a. Short Term (1 year)
Masa depan perekonomian Indonesia diramalkan tetap cerah kendati melamban
ditengah krisis utang Eropa dan letoinya perekonomian Amerika Serikat. Setidaknya ini
prediksi dari berbagai ekonom dan lembaga keuangan dunia. Bank Dunia (World Bank)
memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 sebesar 6,2%. Proyeksinya lebih
rendah lantaran Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan mitra dagang Indonesia pada 2012
nanti akan terpangkas akibat ketidakpastian ekonomi global. Padahal, Bank Dunia sendiri
mengakui indikator perekonomian di dalam negeri positif.
Pemerintah sendiri yakin dampak krisis utang Eropa tak sampai ke Indonesia.
Buktinya, pemerintah mematok target pertumbuhan sebesar 6,7% atau lebih besar dari tahun
2011 yang sebesar 6,5%. Pemerintah optimistis target ini bisa tercapai apalagi setelah
lembaga pemeringkat utang, Fitch Ratings Ltd., mengatrol peringkat surat utang jangka
panjang Indonesia dari level BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil pada 15 Desember
lalu.Fitch memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6% hingga
2013 mendatang. Bank sentral memperkirakan secara keseluruhan tahun 2012, pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 6,3%-6,7%. Kinerja itu pun diperkirakan masih
akan terakselerasi ke kisaran 6,4%-6,8% pada 2013 seiring membaiknya ekonomi global. Di
sisi harga, Dewan Gubernur memperkirakan inflasi pada 2012 dan 2013 akan tetap dapat
dikendalikan pada kisaran sasarannya, yaitu 4,5%1%.
b. Mid Term(5year)
Dalam beberapa tahun mendatang keadaan ekonomi di Indonesia diprediksi akan
semakin membaik. organisations for economics co-operation and development (oecd) bahkan
memperkirakan pertumbuhan ekonomi rata-rata indonesia pada jangka menengah (2012-
2016) akan menjadi yang tertinggi diantara negara-negara asean lainnya. Hal ini didasarkan
pada telah terlampauinya target pertumbuhan ekonomi, hingga keberhasilan memegang
amanat keketuaan asean menunjukkan indonesia memiliki pengaruh dan peranan strategis di
tingkat regional. pencapaian-pencapaian di atas dapat meninggikan posisi dan peran indonesia
di kancah global, termasuk di sektor ekonomi. konsumsi domestik sepanjang tahun lalu
bergerak lincah menyokong fundamental ekonomi dan secara tidak langsung turut
mengurangi dampak krisis amerika serikat dan eropa. prestasi akhir tahun pun tak main-main,
6. lembaga pemeringkat kredit internasional fitch ratings dan moody’s menaikkan peringkat
investasi indonesia menjadi investment grade.
Di tahun 2015 Indonesia dan Negara-negara ASEAN lainnya akan segera
mengimplementasikan ASEAN Economic Community (AEC) yang tentu saja akan
berpengaruh positif bagi Negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia. Apabila AEC dapat
tercapai maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana
terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang
lebih bebas dantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut
maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar di ASEAN.
c. Long Term
Kekuatan ekonomi dunia akan bergeser dari Barat ke Timur kian merebak. Bahkan,
Asia kini menjadi pusat perhatian utama dunia sebagai kawasan tujuan investasi. Pemicunya
adalah peningkatan besar di negara berkembang, terutama perdagangan di pasar-pasar negara
berkembang, industrialisasi yang pesat, suplai tenaga kerja murah, urbanisasi dan
meningkatnya masyarakat kelas menengah, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata
5,2 persen di Asia dalam dua dekade mendatang.
Ekonomi Indonesia diprediksi akan terus membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diyakini dapat melesat jauh. Bahkan diprediksi bisa meningkat hingga 8 kali lipat dalam dua
dasarwarsa atau 10-20 tahun ke depan. Menurut Ketua Umum Kebijakan Ekonomi Nasional
(KEN), Chairul Tanjung, Indonesia akan memasuki golden era of economy Indonesia. Jadi
10-20 tahun ke depan Indonesia akan masuk era emas.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Bank Standard Chartered di Inggris yang
berjudul The Super-cycle Report, Indonesia, sebagaimana disebutkan di halaman 23 laporan
tersebut, diperkirakan akan menjadi bintang perekonomian Asia: dari di peringkat ke-28 di
tahun 2000, Indonesia akan menyodok ke peringkat ke-10 di tahun 2020 dan peringkat ke-5
kekuatan ekonomi dunia di tahun 2030. Indonesia akan menguasai 3% dari GDP dunia tahun
tersebut (tahun 2010:1,7%) .
7. 5. Asset Clss dan Sector /Industri Outlook
a. Domestic, International Developed and International Emerging Market
Domestic market equity disini akan dipresentasikan oleh LQ45. Indeks LQ 45 adalah nilai
kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal
itu merupakan indikator likuidasi. Pasar saham Indonesia memulai tahun baru dengan awal yang
positif, membukukan hasil yang lumayan di bulan Januari di tengah lemahnya kinerja pasar
saham regional. IHSG naik 3,13% ke 3.941.693 sementara LQ 45 naik 2,77% ke 692.157 seiring
dengan aksi Moody’s menaikkan peringkat utang Indonesia dari Ba1 ke Baa3, kembali menjadi
peringkat layak investasi (investment grade) setelah 14 tahun lebih.
Saat ini bursa emerging market memiliki peertumbuhan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan developed market yang diisi oleh Negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Eropa,Jepang. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan bursa emerging market antara
lain: data ekonomi AS yang menunjukkan sinyal pemulihan dan spekulasi bahwa pemerintah
China akan melonggarkan kebijakan pengucuran kredit. "Pada kuartal ke empat tahun lalu, kita
melihat adanya sejumlah data positif mengenai ekonomi AS. Jikapertumbuhan Produk Domesti
Bruto di 2012 lebih baik ketimbang prediksi, maka bursa emerging market akan mencatatkan
kenaikan lebih tinggi ketimbang pasar developed market," urai Ed Kuczma, analis Van Eck
Associates di New York. Indeks MSCI Emerging Market sudah melaju 4,5% di 2012. Itu artinya,
indeks pulih dari penurunan sebesar 7,6% pada tahun lalu.
b. Real Estate, Corporate Bonds, dan Goverment Bonds
Sektor Real Estate diperkirakan akan terus tumbuhhal ini disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia, turunnya suku bunga dan meningkatnya daya beli masyarakat
yang memacu perkembangan investasi di sector riil ini. Bisnis Real Estate akan memberikan
return yang cukup tinggi jika ditanamkan dalam investasi jangka panjang.semakin beertambah
waktu, semakin bertambah penduduk dan semakin sedikitnya lahan yang tersedia akan membuat
investasi real estate erus menunjukkan kenaikan, dikarenakan kebutuhan akan property yang
tinggi.
Sedangkan untuk obligasi, dari segi yield obligasi korporasi bertenor 1 tahun dengan peringkat
AA pada umumnya diperdagangkan di kisaran 6,6%, SPN 3 bulan ditawarkan lebih rendah di 2%
sementara SPN 1 tahun di 3,2% akibat pembelian secara agresif oleh para investor asing. Untuk
8. deposito berjangka, bank-bank besar umumnya memasang tingkat suku bunga deposito 1 bulan di
6,5%.
Assets Class/Sector Near-Term return Mid-Term return Long-Term return
(1 year) (5 years)
Cash and Bills 5,26% 6,5% 7%
Corporate and 6.6% 13% 15%
Government Bonds
Domestic Equities 12,93 % 17% 20%
Developed Market 6% 6% 9%
Emerging Market 21% 26% 30%
Real Estate 13,4% 16% 30%
6. Kritik Atas Current Asset Allocation
a. Cash and Bills (5%)
Pengalokasian portofio untuk cash and bill sebesar 5% adalah sudah cukup. Meskipun
Tuan Ali tidak membutuhkan likuiditas saat sebelum pension, karena kebutuhannya masih bisa
terpenuhi oleh penghasilannya, namun Tuan Ali tetap membutuhkan cash reserve sebagai
pemenuhan untuk kebutuhan yang tidak terduga.
b. Bonds (10%)