SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Absorpsi
Absorpsi adalah proses pengambilan obat pada bagian permukaan tubuh/saluran
pencernaan/bagian lain dalam sistem organ ke aliran darah/pembuluh limfe.
Absorpsi penting, karena berapa jumlah obat yang dapat di absorpsi (diserap) berkaitan dengan
berapa jumlah obat yang dapat di distribusikan dan sampai ke tempat kerja.
Dalam proses absorpsi obat, tidaklah mudah, hal ini dikarenakan obat harus melewati barier
absorpsi. Barier absorpsi dapat merupakan epitelium di membran sel, dll.
Untu dapat melewati barier absorpsi, maka perlu adanya mekanisme transpor. Beberapa
mekanisme transpor absorpsi adalah:
1. Difusi pasif. Difusi pasif adalah pergerakkan obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Bersifat spontan, non selektif, bergantung pada konsentarasi, proses ini akan berhenti
pada saat konsentrasi yang dicapai telah sama.
2. Difusi aktif: adalah pergerakkan zat yang melawan gradien konsentrasi sehingga perlu energi.
Karena adanya energi, maka pergerakkan obat dapat bergerak dari keadaan konsentrasinya
rendah ke konsentrasinya tinggi. Pergerakkan ini akan berhenti jika energi telah habis.
3. Difusi terfasilitasi: pada proses ini terdapat carrier yang memfasilitasi proses transpor.
Bersifat spesifik, karena hanya zat yang cocok dengan carrier sajalah yang dapat terbawa. Proses
ini tidak tergantung dari konsentrasi dan berhenti ketika carrier tidak ada lagi.
4. Pinositosis dan Fagositosis: jarang terjadi pada obat, umumnya terjadi pada sistem imun.
5. Osmosis: termasuk difusi pasif (difusi pelarut).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi adalah:
1. Sifat fisikokimia (kelarutan, polimorfisme, dll).
2. Ukuran partikel
3. Sediaan obat
4. Dosis
5. Waktu kontak obat dengan permukaan absorpsi. Misalnya pada obat diare, peristaltik usus
cepat, namun obat diabsorpsi cepat sehingga waktu kontak obat dengan permukaan absorpsi
rendah.
6. Luas permukaan absorpsi,. Misalnya pada lansia, organ banyak yang mengalami degeneratif
sehingga luas permukaan absorpsi turun.
7. Rute pemberian
8. pH absorpsi
9. Struktur membran
10. Aliran darah
Proses absorpsi pada beberapa rute pemberian obat:
1. Bukal/sublingual
2. Oral
3. Rektal
4. Dermal/kulit
5. Okular/mata
6. Nasal/hidung
7. Otic/telinga
8. Paru-paru
9. Parenteral
Rute Bukal/Sublingual
Pada rute ini:
 Mukosa tervaskularisasi pada rongga mulut dan tenggorokan
 Pembuluh darah banyak, namun membran tipis sehingga baik untuk zat yang tidak
terionisasi dan lipofil
 Keuntungan: kerja cepat karena tidak melewati saluran cerna dan hati
 Obat yang dapat digunakan: anti angin dan nitrogliserin.
Rute Oral
Dipengaruhi oleh:
1. Kondisi/patologik saluran cerna
2. pH saluran cerna
HA ↔ H(+) + A(-)
Jika lingkungan lebih bersifat asam, makakesetimbangan akan bergeser ke arah kiri, bergeser ke
arah non polar. Jika lingkungan lebih bersifat basa, maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan,
bergeser ke arah polar.
Membran bersifat non polar, maka:
Jika obat bersifat asam lemah, maka absorpsi baik di lambung (pH asam). Jika obat bersifat basa
lemah, maka absorpsi baik di usus (pH basa).
Absorpsi minyak dan lemak, lebih baik diemulsikan terlebih dahulu, dipecah dalam bentuk asam
lemak dan gliserol. Jika masih dalam keadaan lemak (lipofil) susah dicerna oleh enzim.
3. Waktu kontak
4. Luas permukaan absorpsi, misalnya obat antasid. Sebaiknya diberikan dengan cara dikunyah
terlebih dahulu, karena menurunkan luas permukaan absorpsi sehingga efek/reaksi terhadap
asam lambung cepat/besar.
5. Motilitas
6. Pasokan darah
7. Makanan dan bahan lain
 Mudah dalam penggunaan
Rute Rektal
Keuntungan:
 pembuluh pada rektum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 2/3 bagian pembuluh pada rektum
melewati vena cava inferior, tidak melewati vena porta sehingga langsung dibawa ke
jantung dan menghasilkan kerja yang lebih cepat.
 Tidak melewati hati sehingga lebih cepat.
Kelemahan:
 koefisien absorpsi rendah karena dipengaruhi oleh kondisi rektum sehingga sebaiknya
digunakan jika kondisi rektum kosong.
 Tidak praktis
Obat yang digunakan: pencahar, antiemeti untuk anak, obat panas untuk bayi, antipireti, dan
analgetik.
Rute Okular/Mata
 Dapat digunakan untuk pengobatan lokal/sistemik
 Hati-hati mengiritasi
 Perhatikan pH sediaan, tonisitas, dan sterilitas
 Obat yang digunakan: antiseptik mata dan antibiotik.
Rute Nasal/Hidung
 Hati-hati mengiritasi
 Mukosa hidung baik untuk absorpsi karena kerjanya cepat
 Lokal/sistemik
Rute Telinga: diberika melalui telinga/otic
Rute Paru-Paru:
 Terutama untuk zat yang bersifat gas (aerosol)
 Di absorpsi melalui alveoli
 Untuk kerja cepat
 Diperlukan suatu alat khusus untuk pemberiannya
 Contoh: obat asma.
Rute Dermal/Kulit:
 Umumnya kulit tidak digunakan untuk obsorpsi hanya menghasilkan efek lokal saja.
 Efek sistemik: transdermal, contohnya nitrogliserin.
 Dipengaruhi oleh kondisi kulit, sehingga pemberiannya harus dibersihkan terlebih dahulu
pada kulit yang ingin diobati.
 Untuk obat-lipo memakai basis minyak: absorpi rendah, lambat.
 Untuk obat -lipo memakai basis air: absorpsi tinggi, cepat.
 Untuk obat-hidro memakai basis minyak: absorpsi lumayan baik.
 Untuk obat-hidro memakai basis air: tidak ada efek.
Rute Parenteral:
 Dapat mempercepat kerja obat: menurunkan barier absorpsi.
 Sangat tergantung dari pasokan darah.
 Digunakan untuk obat kerja cepat yang tidak dapat diberikan secara oral.
 Perlu penanganan khus dari dokter atau perawat.
 Beberapa contoh rute parenteral: intravena (langsung ke pembuluh darah), intamuskular
(ke otot), intradermal (ke kulit), subkutan (di bawah kulit), dll

More Related Content

What's hot

Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaanAnatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Ahmad Haerudin
 
anatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaananatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaan
sakura huriah
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
ShiAddung
 
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Silvia Tengker
 
sistem pencernaan bagian usus halus
sistem pencernaan bagian usus halussistem pencernaan bagian usus halus
sistem pencernaan bagian usus halus
Anis Putri Fadhilah
 
Anatomi fisiologi-pencernaan 011
Anatomi fisiologi-pencernaan 011Anatomi fisiologi-pencernaan 011
Anatomi fisiologi-pencernaan 011
kusnof
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
ShiAddung
 
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badanAnatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
Ida Ayuni
 

What's hot (20)

Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaanAnatomi dan fisiologi sist. pencernaan
Anatomi dan fisiologi sist. pencernaan
 
anatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaananatomi fisiologi pada pencernaan
anatomi fisiologi pada pencernaan
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2
 
sistem pencernaan bagian usus halus
sistem pencernaan bagian usus halussistem pencernaan bagian usus halus
sistem pencernaan bagian usus halus
 
Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan Fisiologi pencernaan
Fisiologi pencernaan
 
sistem pencernaan
sistem pencernaansistem pencernaan
sistem pencernaan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan2. sistem pencernaan
2. sistem pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 
Anatomi fisiologi-pencernaan 011
Anatomi fisiologi-pencernaan 011Anatomi fisiologi-pencernaan 011
Anatomi fisiologi-pencernaan 011
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)Sistem pencernaan (ade welni, naning)
Sistem pencernaan (ade welni, naning)
 
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badanAnatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
Anatomi & fisiologi sistem pencernaan & metabolisme badan
 

Similar to Absorpsi

Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
dinana88
 
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptxAbsorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
YeoreumBi
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
Virgiana Anggi
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Novi Fachrunnisa
 

Similar to Absorpsi (20)

Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptxAbsorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
 
Farfis ii absorbsi obat dalam gastrointestin
Farfis ii absorbsi obat dalam gastrointestin Farfis ii absorbsi obat dalam gastrointestin
Farfis ii absorbsi obat dalam gastrointestin
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
ADME kimed.pptx
ADME kimed.pptxADME kimed.pptx
ADME kimed.pptx
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Santi askep hipopituitary
Santi askep hipopituitarySanti askep hipopituitary
Santi askep hipopituitary
 
Santi askep hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep hipopituitary AKPER PEMKAB MUNASanti askep hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep hipopituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxBAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 
Cara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obatCara cara pemberian-obat
Cara cara pemberian-obat
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
DosenBernard
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
buktifisikskp23
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
TaufikTito
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
IniiiHeru
 

Recently uploaded (20)

Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptxPPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
PPT Kelompok 2 tantangan Manajemen Inovasi.pptx
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 

Absorpsi

  • 1. Absorpsi Absorpsi adalah proses pengambilan obat pada bagian permukaan tubuh/saluran pencernaan/bagian lain dalam sistem organ ke aliran darah/pembuluh limfe. Absorpsi penting, karena berapa jumlah obat yang dapat di absorpsi (diserap) berkaitan dengan berapa jumlah obat yang dapat di distribusikan dan sampai ke tempat kerja. Dalam proses absorpsi obat, tidaklah mudah, hal ini dikarenakan obat harus melewati barier absorpsi. Barier absorpsi dapat merupakan epitelium di membran sel, dll. Untu dapat melewati barier absorpsi, maka perlu adanya mekanisme transpor. Beberapa mekanisme transpor absorpsi adalah: 1. Difusi pasif. Difusi pasif adalah pergerakkan obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Bersifat spontan, non selektif, bergantung pada konsentarasi, proses ini akan berhenti pada saat konsentrasi yang dicapai telah sama. 2. Difusi aktif: adalah pergerakkan zat yang melawan gradien konsentrasi sehingga perlu energi. Karena adanya energi, maka pergerakkan obat dapat bergerak dari keadaan konsentrasinya rendah ke konsentrasinya tinggi. Pergerakkan ini akan berhenti jika energi telah habis. 3. Difusi terfasilitasi: pada proses ini terdapat carrier yang memfasilitasi proses transpor. Bersifat spesifik, karena hanya zat yang cocok dengan carrier sajalah yang dapat terbawa. Proses ini tidak tergantung dari konsentrasi dan berhenti ketika carrier tidak ada lagi. 4. Pinositosis dan Fagositosis: jarang terjadi pada obat, umumnya terjadi pada sistem imun. 5. Osmosis: termasuk difusi pasif (difusi pelarut). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi adalah: 1. Sifat fisikokimia (kelarutan, polimorfisme, dll). 2. Ukuran partikel 3. Sediaan obat 4. Dosis 5. Waktu kontak obat dengan permukaan absorpsi. Misalnya pada obat diare, peristaltik usus cepat, namun obat diabsorpsi cepat sehingga waktu kontak obat dengan permukaan absorpsi rendah. 6. Luas permukaan absorpsi,. Misalnya pada lansia, organ banyak yang mengalami degeneratif sehingga luas permukaan absorpsi turun.
  • 2. 7. Rute pemberian 8. pH absorpsi 9. Struktur membran 10. Aliran darah Proses absorpsi pada beberapa rute pemberian obat: 1. Bukal/sublingual 2. Oral 3. Rektal 4. Dermal/kulit 5. Okular/mata 6. Nasal/hidung 7. Otic/telinga 8. Paru-paru 9. Parenteral Rute Bukal/Sublingual Pada rute ini:  Mukosa tervaskularisasi pada rongga mulut dan tenggorokan  Pembuluh darah banyak, namun membran tipis sehingga baik untuk zat yang tidak terionisasi dan lipofil  Keuntungan: kerja cepat karena tidak melewati saluran cerna dan hati  Obat yang dapat digunakan: anti angin dan nitrogliserin. Rute Oral Dipengaruhi oleh: 1. Kondisi/patologik saluran cerna 2. pH saluran cerna
  • 3. HA ↔ H(+) + A(-) Jika lingkungan lebih bersifat asam, makakesetimbangan akan bergeser ke arah kiri, bergeser ke arah non polar. Jika lingkungan lebih bersifat basa, maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan, bergeser ke arah polar. Membran bersifat non polar, maka: Jika obat bersifat asam lemah, maka absorpsi baik di lambung (pH asam). Jika obat bersifat basa lemah, maka absorpsi baik di usus (pH basa). Absorpsi minyak dan lemak, lebih baik diemulsikan terlebih dahulu, dipecah dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Jika masih dalam keadaan lemak (lipofil) susah dicerna oleh enzim. 3. Waktu kontak 4. Luas permukaan absorpsi, misalnya obat antasid. Sebaiknya diberikan dengan cara dikunyah terlebih dahulu, karena menurunkan luas permukaan absorpsi sehingga efek/reaksi terhadap asam lambung cepat/besar. 5. Motilitas 6. Pasokan darah 7. Makanan dan bahan lain  Mudah dalam penggunaan Rute Rektal Keuntungan:  pembuluh pada rektum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 2/3 bagian pembuluh pada rektum melewati vena cava inferior, tidak melewati vena porta sehingga langsung dibawa ke jantung dan menghasilkan kerja yang lebih cepat.  Tidak melewati hati sehingga lebih cepat. Kelemahan:  koefisien absorpsi rendah karena dipengaruhi oleh kondisi rektum sehingga sebaiknya digunakan jika kondisi rektum kosong.  Tidak praktis Obat yang digunakan: pencahar, antiemeti untuk anak, obat panas untuk bayi, antipireti, dan analgetik.
  • 4. Rute Okular/Mata  Dapat digunakan untuk pengobatan lokal/sistemik  Hati-hati mengiritasi  Perhatikan pH sediaan, tonisitas, dan sterilitas  Obat yang digunakan: antiseptik mata dan antibiotik. Rute Nasal/Hidung  Hati-hati mengiritasi  Mukosa hidung baik untuk absorpsi karena kerjanya cepat  Lokal/sistemik Rute Telinga: diberika melalui telinga/otic Rute Paru-Paru:  Terutama untuk zat yang bersifat gas (aerosol)  Di absorpsi melalui alveoli  Untuk kerja cepat  Diperlukan suatu alat khusus untuk pemberiannya  Contoh: obat asma. Rute Dermal/Kulit:  Umumnya kulit tidak digunakan untuk obsorpsi hanya menghasilkan efek lokal saja.  Efek sistemik: transdermal, contohnya nitrogliserin.  Dipengaruhi oleh kondisi kulit, sehingga pemberiannya harus dibersihkan terlebih dahulu pada kulit yang ingin diobati.  Untuk obat-lipo memakai basis minyak: absorpi rendah, lambat.  Untuk obat -lipo memakai basis air: absorpsi tinggi, cepat.  Untuk obat-hidro memakai basis minyak: absorpsi lumayan baik.  Untuk obat-hidro memakai basis air: tidak ada efek. Rute Parenteral:  Dapat mempercepat kerja obat: menurunkan barier absorpsi.  Sangat tergantung dari pasokan darah.  Digunakan untuk obat kerja cepat yang tidak dapat diberikan secara oral.  Perlu penanganan khus dari dokter atau perawat.  Beberapa contoh rute parenteral: intravena (langsung ke pembuluh darah), intamuskular (ke otot), intradermal (ke kulit), subkutan (di bawah kulit), dll