SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastrointestinal
Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastrointestinal
1. Rongga Mulut
Secara umum berfungsi untuk menganalisis makanan sebelum menelan, proses penghancuran makanan
secara mekanis oleh gigi, lidah dan permukaan palatum, lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada
beberapa material karbohidrat dan lemak (Simon, 2003).
a. Mulut
Mulut dibatasi oleh mukosa mulut, pada bagian atap terdapat palatum dan bagian posterior mulut
terdapat uvula yang tergantung pada palatum.
b. Lidah
Lidah terdiri dari jaringan epitel dan jaringan epitelium lidah dibasahi oleh sekresi dari kelenjar
ludah yang menghasilkan sekresi berupa air, mukus dan enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk
menguraikan lemah terutama trigleserida sebelum makanan di telan. Fungsi utama lidah meliputi, proses
mekanik dengan cara menekan, melakukan fungsi dalam proses menelan, analisis terhadap karakteristik
material, suhu dan rasa serta mensekresikan mukus dan enzim.
c. Kelenjar saliva
Kira-kira 1500 mL saliva disekresikan per hari, pH saliva pada saat istirahat sedikit lebih rendah
dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH mencapai 8,0. Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase lingual
disekresikan oleh kelenjar pada lidah dan α-amilase yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Kelenjar
saliva tebagi atas 3, yaitu kelenjar parotis yang menghasilkan serosa yang mengandung ptialin. Kelenjar
sublingualis yang menghailkan mukus yang mengandung musin, yaitu glikoprotein yang membasahi
makanan dan melndungi mukosa mulut dan kelenjar submandibularis yang menghasilkan gabungan dari
kelenjar parotis dan sublingualis. Saliva juga mengandung IgA yang akan menjadi pertahanan pertama
terhadapkuman dan virus.
Fungsi penting saliva antara lain, memudahkan poses menelan,mempertahankan mulut tetap
lembab,bekerja sebagai pelarut olekul-molekul yang merangsang indra pengecap, membantu proses
bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah dan mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih
(Ganong, 2002).
d. Gigi
Fungsi gigi adalah sebagai penghancur makanan secara mekanik. Jenis gigi di sesuaikan dengan
jenis makanan yang harus dihancurkannya dan prosses penghancurannya. Pada gigi seri, terdapat di
bagian depan rongga mulut berfungsi untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang
dihasilkan oleh gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut akan
dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu oleh saliva sehingga
nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih
tajam sehingga difungsikan sebagai pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh
gigi seri.
2. Faring
Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan udara menuju esofagus.
Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya melebar dan bagian bawahnya yang sempit
dilanjutkan sabagai esofagus setinggi vertebrata cervicalis keenam. Bagian dalam faring terdapat 3 bagian
yaitu nasofaring,orofaring dan laringfaring. Nasofaring adalah bagian faring yang berhubungan ke
hidung. Orofaring terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari palatum sampai ke pinggir atas
epiglotis. Sedangkan laringfaring terletak dibelakang pada bagian posterior laring dan terbentang dari
pinggir atas epiglotis sampai pinggir bawah cartilago cricoidea (Snell, 2006).
3. Laring
Laring adalah organ yang mempunyai sfingter pelindung pada pintu masuk jalan nafas dan
berfungsi dalam pembentukan suara. Sfingter pada laring mengatur pergerakan udara dan makanan
sehingga tidak akan bercampur dan memasuki tempat yang salah atau yang bukan merupakan tempatnya.
Sfingter tersebut meupakan epiglotis. Epiglotis akan menutup jalan masuk udara saat makanan ingin
masuk ke esofagus (Snell, 2006).
4. Esofagus
Esofagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm yang
berfungsi membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung (Gavaghan, 2009). Otot esofagus tebal
dan berlemak sehingga moblitas esofagus cukup tinggi. Peristaltik pada esofagus mendorong makanan
dari esofagus memasuki lambung. Pada bagian bawah esofagus terdapat otot-otot gastroesofagus (lower
esophageal sphincter, LES) secara tonik aktif, tetapi akan melemas sewaktu menelan. Aktifasi tonik LES
antara waktu makan mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus. Otot polos pada esofagus lebih
menonjol diperbatasan dengan lambung (sfingter intrinsik). Pada tempat lain, otot rangka melingkari
esofagus (sfrinter ekstrinsik) dan bekerja sebagai keran jepit untuk esofagus. Sfringte ekstrinsik dan
intrinsik akan bekerjasama untuk memungknkan aliran makanan yang teratur kedalam lambung dan
mencegah refluks isi lambung kembali ke esofagus.
5. Lambung
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong,
lambung berbentuk tabung J dan bila penuh akan tampak seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas
fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas normal lambung adalah 1-2 L (Lewis, 2000). Pada saat lambung
kosong atau berileksasi, mukosa masuk ke lipatan yang dinamakan rugae. Rugae yang merupakan dinding
lambung yang berlipat-lipat dan lipatan tersebut akan menghilang ketika lambung berkontraksi (Simon,
2003). Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluarn dan pemasukan lambung. Sfingter
kardia, mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
kembali. Sedangkan sfingter pilorus akan berelaksasi saat makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika
berkontraksi, sfingter ini akan mencegah aliran balik isi usus halus ke lambung (Corwin, 2007).
Tidak seperti pada daerah gastrointestinal lain, bagian otot-otot lambung tersusun dari tiga lapis
otot polos yaitu, lapisan longitudinal di bagian luar, lapisan sirkular di bagian dalam dan lapisan oblik di
bagian dalam. Susunan serat otot yang unik pada lambung memungkinkan berbagai macam kombinasi
kontraksi yang diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk
dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, lalu mendorongnya ke arah duodenum
(Simon, 2003)
Fundus
Korpus
Fisiologi lambung terdiri dari dua fungsi yaitu, fungsi motorik sebagai proses pergerakan dan
fungsi pencernaan yang dilakukan untuk mensintesis zat makanan, dimana kedua fungsi ini akan bekerja
bersamaam, berikut adalah fisiologi lambung :
a. Fungsi motorik :
1) Reservoir, yaitu menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedkit demi sedikit dicernkan dan
bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dan relaksasi
reseptif otot polos.
2) Mencapur, yaitu memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan
getah lambung melauli kontraksi otot yang mengeliligi lambung.
3) Pengosongan lambung, diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas,
volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik, emosi, aktivitas dan obat-obatan.
b. Fungsi pencernaan :
1) Pencernaan protein, yang dilakukan oleh pepsin dan sekresi HCl dimulai pada saat tersebut. Pencernaan
kabohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung sangat kecil.
2) Sistesis dan pelepasan gastrin, hal ini dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum,
alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus.
3) Sekresi faktor intrinsik, yang memungkinkan terjadinya absorpsi vitamin B2 dari usus halus bagian
distal.
4) Sekresi mukus, sekresi ini membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai
pelumas sehigga makanan lebih mudah diangkut.
Sekesi caian lambung memiliki 3 fase yang bekerja selama berjam-jam. Berikut adalah fase-fase
tersebut :
1) Fase sefalik, berfungsi untuk mempersiapkan lambung dari kedatangan makanan dengan memberikan
reaksi terhadap stimulus lapar, rasa makanan atau stimulus bau dari indra penghidu. Reaksi lambung pada
fase ini dengan meningkatkan volume lambungdari stimulasi mukus, enzim dan prooduksi asam, serta
pelepasan gastrin oleh sel-sel G dalam durasi yang relatif singkat.
2) Fase gaster, berfungsi untuk memulai pengeluaran sekresi dari kimus dan terjadinya permulaan digesti
protein oleh pepsin. Reaksi tersebut terjadi dalam durasi yang agak lama mencapai 3-4 jam. Saat reaksi
ini selain terjadi peningkatan produksi asam dan pepsinogen juga terjadi penigkatan motiltas dan proses
penghancuran material.
3) Fase intestinal, berfungsi untuk mengontrol pengeluaran kimus ke duodenum dengan durasi yang lama
dan menghasilkan reaksi berupa umpan balik dalam menghambat produksi asam lambung dan pepsinogen
serta pengurangan motilitas lambung.
6. Usus Halus
Bagian awal dar usus halus adalah duodenum atau lebih sering disebut duodenal cup atau bulb.
Pada bagian ligamentum Treitz, duodenum berubah menjadi jejunum. Menurut Black (1995), duodenum
mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai panjang
sekitar 2,5 m, dimana proses digesti kmmia dan absorpsi nutrisi terjadi dalam jejunum sedangkan ileum
mempunyai panjang sekitar 3,5 m. Disepanjang usus halus terdapat kelenjar usus tubular. Diduodenum
terdapat kelenjar duodenum asinotubular kecil yang membentuk kumparan. Disepanjang membran
mukosa usus halus yang diliputi oleh vili. Terdapat 20 sampai 40 vili per milimeter persegi glukosa.
Ujung bebes sel-sel evitel virus dibagi menjadi mikrovili yang halus dan diseilmuti glikokaliks yang
membentuk brush border. Mukus usus terdiri dari berbagai macam enzim,seperti disakaridase, peptidase
dan enzim lain yang terlibat dalam penguraian asam nukleat.
Ada 3 jenis kontraksi otot polos pada usus halus antara lain :
a. Peristaltik, yaitu gerakan yang akan mendorong isi usus (kimus) ke arah usus besar.
b. Kontraksi segmentalis, merupakan kontrasi mirip-cincin yang muncul dalam interval yang relatif teratur
di sepanjang usus lalu menghilang dan digantikan oleh serangkaian kontrakisi cincin lain di segmen-
segmen diantara kontraksi sebelumnya. Kontrasi ini mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan
pemajanannya dengan pemukaan mukosa.
c. Kontrasi tonik, merupakan kontraksi yang relatif lama untuk mengisolasi satu segmen usus dngan
segmen lain.
7. Usus Besar (Kolon)
Kolon memiliki diameter yang lebih besar dari usus halus. Kolon terdiri atas sekum-sekum yang
membentuk kantung-kantung sebagai dinding kolon (haustra). Pada pertengahannya terdapat serat-serat
lapisan otot eksterrnalnya tekumpul menjadi 3 pita longitudinal yang disebut taenia koli. Bagian ileum
yang mengandung katup ileosekum sedikit menonjol ke arah sekum, sehingga peningkatan tekanan kolon
akan menutupnya sedangkan peningkatan tekanan ileum akan menyebabkan katup tersebut terbuka.
Katup ini akan secara efektif mencegah refluks isi kolon ke dalam ileum. Dalam keadaan normal katup in
akan tertutup. Namun, setiap gelombang peristaltik, katup akan terbuka sehingga memungkinkan kimus
dari ileum memasuki sekum. Pada kolon terjadi penyerapan air, natrium dan mineral lainnya. Kontraksi
kerja massa pada kolon akan mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Kontraksi ini
juga akan mendorong isi kolon menuju ke rektum. Dari rektum gerakan zat sisa akan terdorong keluar
menuju anus dengan perenggangan rektum dan kemudian mencetus refleks defekasi.
SALIVA
Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Sekresi saliva
normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter dengan pH sekitar 6 sampai 7. Saliva terutama
mengandung sejumlah besar ion kalium dan ion bikarbonat, kebalikan dari plasma dimana lebih banyak
mengandung ion natrium dan klorida.
Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama:
1. sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), sebuah enzim untuk mencernakan
serat.
2. sekresi mukosa yang mengandung musin, sebuah glikoprotein yang melubrikasi makanan dan
memproteksi mukosa oral. Musin jug mengandung IgA, sistem imun yang pertama menghadang
bakteri dan virus; lisozim, berfungsi menghacurkan dinding bakteri; laktoferin, mengikat zat
besi; dan protein kaya akan prolin, memproteksi gigi. Oleh karena itu pada keadaan defisit
saliva (xerostomia) ronga mulut menjadi berulserasi, terinfeksi, dan karies gigi akan meluas.
Masing-masing kelenjar menghasilkan tipe sekresi yang berbeda.
Kelenjar Tipe sekresi Sifat sekresi Persentase dari total
saliva * (1,5 L)
Parotis Serosa Berair 20
Submandibularis Serosa dan mukosa Agak kental 70
Sublingualis Mukosa kental 5
*5% volume saliva total dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar minor di rongga mulut.
Kelenjar submaksilaris mengandung asinus mukosa maupun asinus serosa. Sekresi primer dihasilkan oleh
kedua asinus ini yang berupa ptialin dan/atau musin. Sewaktu sekres primer mengalir melalui duktus,
terjadi dua proses transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva.
1. ion-ion natrium secara aktif direabsorbsi dari semua duktus salivarius (interkalatus), dan ion-ion
natrium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium. Oleh karena itu, konsentrasi natrium
dari saliva sangat berkurang, sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Karena reabsorbsi ion
natrium melebihi sekresi ion kalium, menyebabkan konsentrasi ion klorida turun menjadi sangat
rendah, menyesuaikan penurunan pada konsentrasi ion natrium.
2. ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus. Hal ini sedikitnya
sebagian disebabkan oleh pertukaran ion bikarbonat dengan ion klorida.

More Related Content

What's hot

Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiahanissa mutiarani
 
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaananatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaanKampus-Sakinah
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaendang_ruslan
 
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAPOWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAFirdika Arini
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanIka Ariyunita
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananMukhti Ayuni
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanmeiwulandari9
 
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanPowerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanAndiMardiyani
 
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Nike Amidaya
 
Sistem pencernaan presentasi
Sistem pencernaan presentasiSistem pencernaan presentasi
Sistem pencernaan presentasiDeo Lukmana
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaannurdinz
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanShiAddung
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaIkke Soehartina
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaFithri Kurniati
 
Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sofya II
 

What's hot (20)

Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusiaAnatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan manusia
 
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaananatomi dan fisiologi sistem pencernaan
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
 
sistem pencernaan
sistem pencernaansistem pencernaan
sistem pencernaan
 
Anatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusiaAnatomi sistem pencernaan manusia
Anatomi sistem pencernaan manusia
 
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAPOWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
SISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAANSISTEM PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanPowerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2Anatomi fisiologi-pencernaan2
Anatomi fisiologi-pencernaan2
 
Sistem pencernaan presentasi
Sistem pencernaan presentasiSistem pencernaan presentasi
Sistem pencernaan presentasi
 
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaanAnatomi fisiologi sistem pencernaan
Anatomi fisiologi sistem pencernaan
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
 
Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee Sistem pencernaan Background SHINee
Sistem pencernaan Background SHINee
 
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada ManusiaSistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
 

Viewers also liked

Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Firdika Arini
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem PencernaanPrastuti Waraharini
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaYunie yuniar
 
Sistem pencernaan manusia media ipa
Sistem pencernaan manusia media ipaSistem pencernaan manusia media ipa
Sistem pencernaan manusia media ipaizwa_iztie
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologiRumandani Choirunisa
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidratfadiel26
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokesty lebi
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Proses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlakuProses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlakuami_nah
 

Viewers also liked (14)

Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
 
sistem pencernaan ppt
sistem pencernaan pptsistem pencernaan ppt
sistem pencernaan ppt
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 
Sistem pencernaan manusia media ipa
Sistem pencernaan manusia media ipaSistem pencernaan manusia media ipa
Sistem pencernaan manusia media ipa
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologi
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Karbohidrat
Karbohidrat Karbohidrat
Karbohidrat
 
Proses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlakuProses sistem percernaan berlaku
Proses sistem percernaan berlaku
 

Similar to Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Dedi Kun
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalOperator Warnet Vast Raha
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalOperator Warnet Vast Raha
 
Biologi sistem pencernaan
Biologi sistem pencernaanBiologi sistem pencernaan
Biologi sistem pencernaanAdnan Dwinanto
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasarijackruto
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasarijackruto
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxMutmainna28
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxMutmainna28
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanSyafiqah Mohamed Noor
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaanRini Utami
 
Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.asfar12
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxnovimahartikasari
 
Ilmu gizi_Proses Pencernaan
Ilmu gizi_Proses PencernaanIlmu gizi_Proses Pencernaan
Ilmu gizi_Proses Pencernaanserlinhalim
 

Similar to Sistem Pencernaan (20)

Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3 Sistem pencernaan 3
Sistem pencernaan 3
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinalSistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Biologi sistem pencernaan
Biologi sistem pencernaanBiologi sistem pencernaan
Biologi sistem pencernaan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari
 
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptxSistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
Sistem pencernaan pada manusia dan hewan.pptx
 
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptxsistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
sistempencernaanpadamanusiadanhewan-220716014303-7c7a3442.pptx
 
Penulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaanPenulisan akademik proses pencernaan
Penulisan akademik proses pencernaan
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.Biologi, sistem pencernaan.
Biologi, sistem pencernaan.
 
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)
 
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptxPPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
PPT_SISTEM_PENCERNAAN (1).pptx
 
Ilmu gizi_Proses Pencernaan
Ilmu gizi_Proses PencernaanIlmu gizi_Proses Pencernaan
Ilmu gizi_Proses Pencernaan
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

Sistem Pencernaan

  • 1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastrointestinal Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastrointestinal 1. Rongga Mulut Secara umum berfungsi untuk menganalisis makanan sebelum menelan, proses penghancuran makanan secara mekanis oleh gigi, lidah dan permukaan palatum, lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada beberapa material karbohidrat dan lemak (Simon, 2003). a. Mulut Mulut dibatasi oleh mukosa mulut, pada bagian atap terdapat palatum dan bagian posterior mulut terdapat uvula yang tergantung pada palatum. b. Lidah Lidah terdiri dari jaringan epitel dan jaringan epitelium lidah dibasahi oleh sekresi dari kelenjar ludah yang menghasilkan sekresi berupa air, mukus dan enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk menguraikan lemah terutama trigleserida sebelum makanan di telan. Fungsi utama lidah meliputi, proses mekanik dengan cara menekan, melakukan fungsi dalam proses menelan, analisis terhadap karakteristik material, suhu dan rasa serta mensekresikan mukus dan enzim. c. Kelenjar saliva Kira-kira 1500 mL saliva disekresikan per hari, pH saliva pada saat istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH mencapai 8,0. Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase lingual disekresikan oleh kelenjar pada lidah dan α-amilase yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Kelenjar saliva tebagi atas 3, yaitu kelenjar parotis yang menghasilkan serosa yang mengandung ptialin. Kelenjar sublingualis yang menghailkan mukus yang mengandung musin, yaitu glikoprotein yang membasahi makanan dan melndungi mukosa mulut dan kelenjar submandibularis yang menghasilkan gabungan dari
  • 2. kelenjar parotis dan sublingualis. Saliva juga mengandung IgA yang akan menjadi pertahanan pertama terhadapkuman dan virus. Fungsi penting saliva antara lain, memudahkan poses menelan,mempertahankan mulut tetap lembab,bekerja sebagai pelarut olekul-molekul yang merangsang indra pengecap, membantu proses bicara dengan memudahkan gerakan bibir dan lidah dan mempertahankan mulut dan gigi tetap bersih (Ganong, 2002). d. Gigi Fungsi gigi adalah sebagai penghancur makanan secara mekanik. Jenis gigi di sesuaikan dengan jenis makanan yang harus dihancurkannya dan prosses penghancurannya. Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut akan dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu oleh saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri. 2. Faring Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan udara menuju esofagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya melebar dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sabagai esofagus setinggi vertebrata cervicalis keenam. Bagian dalam faring terdapat 3 bagian yaitu nasofaring,orofaring dan laringfaring. Nasofaring adalah bagian faring yang berhubungan ke hidung. Orofaring terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari palatum sampai ke pinggir atas epiglotis. Sedangkan laringfaring terletak dibelakang pada bagian posterior laring dan terbentang dari pinggir atas epiglotis sampai pinggir bawah cartilago cricoidea (Snell, 2006). 3. Laring Laring adalah organ yang mempunyai sfingter pelindung pada pintu masuk jalan nafas dan berfungsi dalam pembentukan suara. Sfingter pada laring mengatur pergerakan udara dan makanan
  • 3. sehingga tidak akan bercampur dan memasuki tempat yang salah atau yang bukan merupakan tempatnya. Sfingter tersebut meupakan epiglotis. Epiglotis akan menutup jalan masuk udara saat makanan ingin masuk ke esofagus (Snell, 2006). 4. Esofagus Esofagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm yang berfungsi membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung (Gavaghan, 2009). Otot esofagus tebal dan berlemak sehingga moblitas esofagus cukup tinggi. Peristaltik pada esofagus mendorong makanan dari esofagus memasuki lambung. Pada bagian bawah esofagus terdapat otot-otot gastroesofagus (lower esophageal sphincter, LES) secara tonik aktif, tetapi akan melemas sewaktu menelan. Aktifasi tonik LES antara waktu makan mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus. Otot polos pada esofagus lebih menonjol diperbatasan dengan lambung (sfingter intrinsik). Pada tempat lain, otot rangka melingkari esofagus (sfrinter ekstrinsik) dan bekerja sebagai keran jepit untuk esofagus. Sfringte ekstrinsik dan intrinsik akan bekerjasama untuk memungknkan aliran makanan yang teratur kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung kembali ke esofagus. 5. Lambung Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk tabung J dan bila penuh akan tampak seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas normal lambung adalah 1-2 L (Lewis, 2000). Pada saat lambung kosong atau berileksasi, mukosa masuk ke lipatan yang dinamakan rugae. Rugae yang merupakan dinding lambung yang berlipat-lipat dan lipatan tersebut akan menghilang ketika lambung berkontraksi (Simon, 2003). Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluarn dan pemasukan lambung. Sfingter kardia, mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Sedangkan sfingter pilorus akan berelaksasi saat makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan mencegah aliran balik isi usus halus ke lambung (Corwin, 2007). Tidak seperti pada daerah gastrointestinal lain, bagian otot-otot lambung tersusun dari tiga lapis otot polos yaitu, lapisan longitudinal di bagian luar, lapisan sirkular di bagian dalam dan lapisan oblik di
  • 4. bagian dalam. Susunan serat otot yang unik pada lambung memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi yang diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, lalu mendorongnya ke arah duodenum (Simon, 2003) Fundus Korpus Fisiologi lambung terdiri dari dua fungsi yaitu, fungsi motorik sebagai proses pergerakan dan fungsi pencernaan yang dilakukan untuk mensintesis zat makanan, dimana kedua fungsi ini akan bekerja bersamaam, berikut adalah fisiologi lambung : a. Fungsi motorik : 1) Reservoir, yaitu menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedkit demi sedikit dicernkan dan bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dan relaksasi reseptif otot polos. 2) Mencapur, yaitu memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melauli kontraksi otot yang mengeliligi lambung. 3) Pengosongan lambung, diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik, emosi, aktivitas dan obat-obatan. b. Fungsi pencernaan : 1) Pencernaan protein, yang dilakukan oleh pepsin dan sekresi HCl dimulai pada saat tersebut. Pencernaan kabohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung sangat kecil. 2) Sistesis dan pelepasan gastrin, hal ini dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus. 3) Sekresi faktor intrinsik, yang memungkinkan terjadinya absorpsi vitamin B2 dari usus halus bagian distal. 4) Sekresi mukus, sekresi ini membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehigga makanan lebih mudah diangkut.
  • 5. Sekesi caian lambung memiliki 3 fase yang bekerja selama berjam-jam. Berikut adalah fase-fase tersebut : 1) Fase sefalik, berfungsi untuk mempersiapkan lambung dari kedatangan makanan dengan memberikan reaksi terhadap stimulus lapar, rasa makanan atau stimulus bau dari indra penghidu. Reaksi lambung pada fase ini dengan meningkatkan volume lambungdari stimulasi mukus, enzim dan prooduksi asam, serta pelepasan gastrin oleh sel-sel G dalam durasi yang relatif singkat. 2) Fase gaster, berfungsi untuk memulai pengeluaran sekresi dari kimus dan terjadinya permulaan digesti protein oleh pepsin. Reaksi tersebut terjadi dalam durasi yang agak lama mencapai 3-4 jam. Saat reaksi ini selain terjadi peningkatan produksi asam dan pepsinogen juga terjadi penigkatan motiltas dan proses penghancuran material. 3) Fase intestinal, berfungsi untuk mengontrol pengeluaran kimus ke duodenum dengan durasi yang lama dan menghasilkan reaksi berupa umpan balik dalam menghambat produksi asam lambung dan pepsinogen serta pengurangan motilitas lambung. 6. Usus Halus Bagian awal dar usus halus adalah duodenum atau lebih sering disebut duodenal cup atau bulb. Pada bagian ligamentum Treitz, duodenum berubah menjadi jejunum. Menurut Black (1995), duodenum mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai panjang sekitar 2,5 m, dimana proses digesti kmmia dan absorpsi nutrisi terjadi dalam jejunum sedangkan ileum mempunyai panjang sekitar 3,5 m. Disepanjang usus halus terdapat kelenjar usus tubular. Diduodenum terdapat kelenjar duodenum asinotubular kecil yang membentuk kumparan. Disepanjang membran mukosa usus halus yang diliputi oleh vili. Terdapat 20 sampai 40 vili per milimeter persegi glukosa. Ujung bebes sel-sel evitel virus dibagi menjadi mikrovili yang halus dan diseilmuti glikokaliks yang membentuk brush border. Mukus usus terdiri dari berbagai macam enzim,seperti disakaridase, peptidase dan enzim lain yang terlibat dalam penguraian asam nukleat. Ada 3 jenis kontraksi otot polos pada usus halus antara lain : a. Peristaltik, yaitu gerakan yang akan mendorong isi usus (kimus) ke arah usus besar.
  • 6. b. Kontraksi segmentalis, merupakan kontrasi mirip-cincin yang muncul dalam interval yang relatif teratur di sepanjang usus lalu menghilang dan digantikan oleh serangkaian kontrakisi cincin lain di segmen- segmen diantara kontraksi sebelumnya. Kontrasi ini mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan pemajanannya dengan pemukaan mukosa. c. Kontrasi tonik, merupakan kontraksi yang relatif lama untuk mengisolasi satu segmen usus dngan segmen lain. 7. Usus Besar (Kolon) Kolon memiliki diameter yang lebih besar dari usus halus. Kolon terdiri atas sekum-sekum yang membentuk kantung-kantung sebagai dinding kolon (haustra). Pada pertengahannya terdapat serat-serat lapisan otot eksterrnalnya tekumpul menjadi 3 pita longitudinal yang disebut taenia koli. Bagian ileum yang mengandung katup ileosekum sedikit menonjol ke arah sekum, sehingga peningkatan tekanan kolon akan menutupnya sedangkan peningkatan tekanan ileum akan menyebabkan katup tersebut terbuka. Katup ini akan secara efektif mencegah refluks isi kolon ke dalam ileum. Dalam keadaan normal katup in akan tertutup. Namun, setiap gelombang peristaltik, katup akan terbuka sehingga memungkinkan kimus dari ileum memasuki sekum. Pada kolon terjadi penyerapan air, natrium dan mineral lainnya. Kontraksi kerja massa pada kolon akan mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Kontraksi ini juga akan mendorong isi kolon menuju ke rektum. Dari rektum gerakan zat sisa akan terdorong keluar menuju anus dengan perenggangan rektum dan kemudian mencetus refleks defekasi. SALIVA Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter dengan pH sekitar 6 sampai 7. Saliva terutama mengandung sejumlah besar ion kalium dan ion bikarbonat, kebalikan dari plasma dimana lebih banyak mengandung ion natrium dan klorida. Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama:
  • 7. 1. sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), sebuah enzim untuk mencernakan serat. 2. sekresi mukosa yang mengandung musin, sebuah glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa oral. Musin jug mengandung IgA, sistem imun yang pertama menghadang bakteri dan virus; lisozim, berfungsi menghacurkan dinding bakteri; laktoferin, mengikat zat besi; dan protein kaya akan prolin, memproteksi gigi. Oleh karena itu pada keadaan defisit saliva (xerostomia) ronga mulut menjadi berulserasi, terinfeksi, dan karies gigi akan meluas. Masing-masing kelenjar menghasilkan tipe sekresi yang berbeda. Kelenjar Tipe sekresi Sifat sekresi Persentase dari total saliva * (1,5 L) Parotis Serosa Berair 20 Submandibularis Serosa dan mukosa Agak kental 70 Sublingualis Mukosa kental 5 *5% volume saliva total dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar minor di rongga mulut. Kelenjar submaksilaris mengandung asinus mukosa maupun asinus serosa. Sekresi primer dihasilkan oleh kedua asinus ini yang berupa ptialin dan/atau musin. Sewaktu sekres primer mengalir melalui duktus, terjadi dua proses transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva. 1. ion-ion natrium secara aktif direabsorbsi dari semua duktus salivarius (interkalatus), dan ion-ion natrium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium. Oleh karena itu, konsentrasi natrium dari saliva sangat berkurang, sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Karena reabsorbsi ion natrium melebihi sekresi ion kalium, menyebabkan konsentrasi ion klorida turun menjadi sangat rendah, menyesuaikan penurunan pada konsentrasi ion natrium. 2. ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus. Hal ini sedikitnya sebagian disebabkan oleh pertukaran ion bikarbonat dengan ion klorida.