Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan khususnya ginjal. Dokumen menjelaskan konsep penyakit kanker ginjal, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Dokumen juga menjelaskan konsep keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, dan perencanaan keperawatan untuk masalah yang dialami pasien seperti nyeri, gangguan nutrisi, intoleransi
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
CA. GINJAL
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada
dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang
melapisi tubulus renalis. Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah
kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) biasanya jinak.
2. Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya
kanker ginjal. Resiko terjadinya karsinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria
memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.
Faktor resiko lainnya adalah:
Merokok
Kegemukan
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
Penyinaran
Penyakit Von Hippel-Lindau.
Page 1 of 11
2. 3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah
secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang
dikenal sebagai tumor. Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor
yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak
jaringan di sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki
aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya
(proses ini dikenal sebagai metastase tumor).
4. Manifestasi Klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium
lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di
dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan
atau diketahui melalui analisa air kemih.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke beberapa
bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa
pesan untuk meningkatkan tekanan darah.
Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin,
yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah
merah. Gejala lainnya yang mungkin terjadi:
Nyeri pada sisi ginjal yang terkena
Penurunan berat badan
Kelelahan
Demam yang hilang-timbul.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut. Jika
dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut :
Urografi intravena
USG
Page 2 of 11
3. CT scan
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan
analisa. Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan
pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri
renalis.
6. Penatalaksanaan Medik
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah
pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi
radikal).
Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal
diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada
nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam
pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor
akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya. Embolisasi arteri bisa digunakan
sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika
pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual,
muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker
yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di
tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya
interferon atau interleukin. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan
juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping
yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.
Page 3 of 11
4. B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Aktivitas / Istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Tanda
: Penurunan tonus otot, kelelahan, keletihan
Sirkulasi
Tanda
: Peningkatan tekanan darah, polisitemia
Makanan dan Cairan
Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, klien mengeluh rasa
mual dan muntah
Tanda
: Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh nyeri pada pinggang
Tanda
: Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena, ekspresi wajah
nampak meringis
Integritas Ego
Gejala : Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya, klien bertanya
tentang penyakitnya
Tanda
: Kegelisaan, ekspresi wajah tampak tidak tenang.
Eliminasi
Gejala : Klien mengeluh kencingnya berwarna merah
Tanda
: Hematuria
Keamanan
Gejala : Klien mengeluh badannya terasa panas
Tanda
: Suhu diatas normal tetapi hilang timbul
Page 4 of 11
5. b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
Klien mengeluh rasa mual dan muntah
Klien mengeluh nyeri pada pinggang
Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya
Klien bertanya tentang penyakitnya
Klien mengeluh kencingnya berwarna merah
Klien mengeluh badannya terasa panas
Data Obyektif
Penurunan tonus otot
Kelelahan
Keletihan
Peningkatan tekanan darah
Polisitemia
Penurunan berat badan
Porsi makan tidak dihabiskan
Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena
Ekspresi wajah nampak meringis
Kegelisaan
Ekspresi wajah tampak tidak tenang.
Hematuria
Suhu diatas normal tetapi hilang timbul
Page 5 of 11
6. c. Analisa Data
Data
Ds :
Klien mengeluh nyeri
pada pinggang
Nyeri tekan pada daerah
ginjal yang terkena
Ekspresi wajah nampak
meringis
Do :
Kegelisaan
Hematuria
Penyebab
Factor penyebab ca. ginjal
↓
Pembentukan jaringan baru yang
berlebihan
↓
Menekan saraf perifer
↓
Merangsang pengeluaran zat
pirogen
↓
Impuls disampai ke cortex serebri
↓
Thalamus
↓
Nyeri dipersepsikan
Masalah
Nyeri
Klien mengeluh
kencingnya berwarna
merah
Ds :
Mengeluh takut akan
kondisi kesehatannya
Klien bertanya tentang
penyakitnya
Do :
Kegelisaan
Ekspresi wajah tampak
Ca ginjal
↓
Perubahan kondisi kesehatan
↓
Kurang pengetahuan tentang
penyakit
↓
Koping indvidu tidak efektif
↓
Stress psikologi
↓
Kecemasan
Kecemasan
Ca ginjal
↓
Perubahan kondisi kesehatan
↓
Perubahan tonus otot
↓
Kelemahan otot
↓
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
tidak tenang.
Ds :
Klien mengeluh tidak
dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
Do :
Penurunan tonus otot
Kelelahan dan keletihan
Page 6 of 11
7. Ds :
Klien mengeluh tidak
ada nafsu makan
Klien mengeluh rasa
mual dan muntah
Do :
Penurunan berat badan
Porsi makan tidak
dihabiskan
Faktor penyebab
↓
Ca ginjal
↓
Sekresi protein terganggu
↓
Sindrom uremia
↓
Gangguan keseimbangan asam
basa
↓
Produksi dan asam lambung naik
↓
Gastritis
↓
Mual, muntah
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan nutrisi
Gangguan
pemenuhan nutrisi
d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Gangguan kebutuhan nutrisi
3) Intoleransi aktivitas
4) Kecemasan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang
menekan saraf perifer ditandai dengan :
Ds
: Klien mengeluh nyeri pada pinggang
Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena
Ekspresi wajah nampak meringis
Do : Kegelisaan
Hematuria
Klien mengeluh kencingnya berwarna merah
Page 7 of 11
8. b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
ditandai dengan :
Ds
: Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
Klien mengeluh rasa mual dan muntah
Do : Penurunan berat badan
Porsi makan tidak dihabiskan
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot ditandai dengan :
Ds
: Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Do : Penurunan tonus otot
Kelelahan dan keletihan
d. Kecemasan
berhubungan
dengan
kurang
terpajang
informasi
tentang
penyakitnya ditandai dengan :
Ds
: Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya
Klien bertanya tentang penyakitnya
Do : Kegelisaan
Ekspresi wajah tampak tidak tenang.
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang
menekan saraf perifer
Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan nyaman nyeri klien
teratasi
Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari nyeri klien berangsur angsur
dapat berkurang dengan kriteria :
Klien melaporkan tidak nyeri lagi
Ekspresi wajah tidak meringis
Intervensi
1) Kaji skala nyeri, frekuensi, dan lokasi nyeri
R/ Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi yang dirasakan sehingga
memudahkan dalam menentukan tindakan selanjutnya
Page 8 of 11
9. 2) Atur posisi klien senyaman mungkin
R/ posisi yang nyaman membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul
3) Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi
R/ Dengan tehnik menarik napas dalam dan mengeluarkan serta mengajak
klien untuk berbincang membantu mengalihkan stimulus nyeri yang
dirasakan
4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan anjurkan klien beristrahat yang cukup
R/ Lingkungan yang tentang dapat membuat klien dapat beristrahat yang
cukup sehingga mengurangi itensitas nyeri
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
R/ Membantu mengurangi rasa nyeri dengan menekan pusat nyeri
b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi
Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari masalah nutrisi klien akan
membaik secara bertahap dengan kriteria :
Klien mengatakan tidak mual dan muntah-muntah lagi
Porsi makan dihabiskan
Intervensi
1) Awasi konsumsi makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari
R/ Mengidentifikasi kekurangan nutrisi/kebutuhan terapi.
2) Anjurkan pasien mempertahankan masukan makanan harian, termasuk
perkiraan jumlah konsumsi elektrolit (perhatikan individu, contoh natrium,
kalium, klorida, magnesium), dan protein
R/ Membantu pasien untuk menyadari “gambaran besar” dan untuk
memenuhi keinginan individu dalam pembatasan identifikasi.
3) Ukur massa otot melalui lipatan trisep atau prosedur serupa
R/ Mengkaji keadekkuatan penggunaan nutrisi melalui pengukuran
perubahan deposit lemak yang dapat memperkirakan adanya/takadanya
katabolisme jaringan.
Page 9 of 11
10. 4) Dorong pasien untuk bepartisipasi dalam perencanaan menu
R/ Dapat meningkatakan asupan oral dan meningkatkan perawaan
kontrol/tanggung jawab.
5) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering. Jadwalkan makan sesuai
dengan kebutuhan (untuk dialisis)
R/ Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan. Tipe dialisan
mempengaruhi pola makan.
6) Berikan perawatan mulut.
R/ Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam
mulut, yang dapat mempengaruhi masukan makanan.
7) Kolaborasi: berikan diet tinggi karbohidrat yang meliputi jumlah protein
kualitas tinggi dan asam amino esensial dengan pembatasan natrium/kalium
sesuai indekasi.
8) R/ Memberikan nutrien cukup untuk memperbaiki energi, mencegah
penggunaan otot, meningkatkan regenerasi jaringan/penyembuhan, dan
keseimbangan elektrolit.
9) Berikan antiemetik, contoh ptoklotperazin.
R/ Menurunkan stimulasi pada pusat muntah.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas
teratasi
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara bertahap klien mampu
beraktivitas secara mandiri dengan kriteria :
Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan
Intervensi
1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien
sehingga perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya
Page 10 of 11
11. 2) Bantu klien dalam melakukan pemeuhan kebutuhan sehari-hari
R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari
3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien
R/ Dengan partisipasi keluarga klien dapat merasakan bahwa keluarga
memberi support dalam pemulihan kesehatan
d. Kecemasan
berhubungan
dengan
kurang
terpajang
informasi
tentang
penyakitnya
Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien teratasi
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari masalah
ansietas beransur ansur hilang dengan kriteria :
Klien dapat memahami tentang penyakit dan proses pengobatannya
Klien menerima akan kondisi kesehatannya
Intervensi
1) Kaji rasa kecemasan yang dialami klien
R/ mengetahui perasaan yang dialami klien serta dapat sebagai patokan
dalam menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
2) Berikan informasi yang akuran pada klien mengenai penyakitnya dan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
R/
informasi yang akurat dapat menambah pengetahui klien sehingga
kecemasan yang dialami klien bisa berkurang
3) Anjurkan keluarga untuk memberikan suppor pada klien
R/ Support keluarga menambah rasa kepercayaan diri klien
4) Kaji ulang pemahaman klien akan informasi yang telah diberikan
R/ Untuk mengetahui apakah klien memahami informasi yang diberikan
pada klien mengenai penyakit nya dan pengobatannya
5) Ikut sertakan klien dalam proses penyembuhan
R/ Agar klien mengetahui cara perawatan akan penyakitnya.
Page 11 of 11