SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
CA. GINJAL
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada
dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang
melapisi tubulus renalis. Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah
kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) biasanya jinak.
2. Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya
kanker ginjal. Resiko terjadinya karsinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria
memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.

Faktor resiko lainnya adalah:
 Merokok
 Kegemukan
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
 Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
 Penyinaran
 Penyakit Von Hippel-Lindau.

Page 1 of 11
3. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah
secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang
dikenal sebagai tumor. Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor
yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak
jaringan di sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki
aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya
(proses ini dikenal sebagai metastase tumor).
4. Manifestasi Klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium
lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di
dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan
atau diketahui melalui analisa air kemih.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke beberapa
bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa
pesan untuk meningkatkan tekanan darah.
Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin,
yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah
merah. Gejala lainnya yang mungkin terjadi:
 Nyeri pada sisi ginjal yang terkena
 Penurunan berat badan
 Kelelahan
 Demam yang hilang-timbul.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut. Jika
dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut :
 Urografi intravena
 USG
Page 2 of 11
 CT scan
 MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan
analisa. Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan
pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri
renalis.
6. Penatalaksanaan Medik
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah
pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi
radikal).
Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal
diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada
nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam
pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor
akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya. Embolisasi arteri bisa digunakan
sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika
pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual,
muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker
yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di
tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya
interferon atau interleukin. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan
juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping
yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.

Page 3 of 11
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas / Istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Tanda

: Penurunan tonus otot, kelelahan, keletihan

 Sirkulasi
Tanda

: Peningkatan tekanan darah, polisitemia

 Makanan dan Cairan
Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, klien mengeluh rasa
mual dan muntah
Tanda

: Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan

 Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh nyeri pada pinggang
Tanda

: Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena, ekspresi wajah
nampak meringis

 Integritas Ego
Gejala : Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya, klien bertanya
tentang penyakitnya
Tanda

: Kegelisaan, ekspresi wajah tampak tidak tenang.

 Eliminasi
Gejala : Klien mengeluh kencingnya berwarna merah
Tanda

: Hematuria

 Keamanan
Gejala : Klien mengeluh badannya terasa panas
Tanda

: Suhu diatas normal tetapi hilang timbul

Page 4 of 11
b. Pengelompokan Data
 Data Subyektif
 Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
 Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
 Klien mengeluh rasa mual dan muntah
 Klien mengeluh nyeri pada pinggang
 Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya
 Klien bertanya tentang penyakitnya
 Klien mengeluh kencingnya berwarna merah
 Klien mengeluh badannya terasa panas

 Data Obyektif
 Penurunan tonus otot
 Kelelahan
 Keletihan
 Peningkatan tekanan darah
 Polisitemia
 Penurunan berat badan
 Porsi makan tidak dihabiskan
 Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena
 Ekspresi wajah nampak meringis
 Kegelisaan
 Ekspresi wajah tampak tidak tenang.
 Hematuria
 Suhu diatas normal tetapi hilang timbul

Page 5 of 11
c. Analisa Data
Data
Ds :
 Klien mengeluh nyeri

pada pinggang
 Nyeri tekan pada daerah

ginjal yang terkena
 Ekspresi wajah nampak

meringis
Do :
 Kegelisaan
 Hematuria

Penyebab
Factor penyebab ca. ginjal
↓
Pembentukan jaringan baru yang
berlebihan
↓
Menekan saraf perifer
↓
Merangsang pengeluaran zat
pirogen
↓
Impuls disampai ke cortex serebri
↓
Thalamus
↓
Nyeri dipersepsikan

Masalah
Nyeri

 Klien mengeluh

kencingnya berwarna
merah
Ds :
 Mengeluh takut akan

kondisi kesehatannya
 Klien bertanya tentang

penyakitnya
Do :
 Kegelisaan
 Ekspresi wajah tampak

Ca ginjal
↓
Perubahan kondisi kesehatan
↓
Kurang pengetahuan tentang
penyakit
↓
Koping indvidu tidak efektif
↓
Stress psikologi
↓
Kecemasan

Kecemasan

Ca ginjal
↓
Perubahan kondisi kesehatan
↓
Perubahan tonus otot
↓
Kelemahan otot
↓
Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

tidak tenang.
Ds :
 Klien mengeluh tidak

dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
Do :
 Penurunan tonus otot
 Kelelahan dan keletihan

Page 6 of 11
Ds :
 Klien mengeluh tidak

ada nafsu makan
 Klien mengeluh rasa

mual dan muntah
Do :
 Penurunan berat badan
 Porsi makan tidak

dihabiskan

Faktor penyebab
↓
Ca ginjal
↓
Sekresi protein terganggu
↓
Sindrom uremia
↓
Gangguan keseimbangan asam
basa
↓
Produksi dan asam lambung naik
↓
Gastritis
↓
Mual, muntah
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan nutrisi

Gangguan
pemenuhan nutrisi

d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Gangguan kebutuhan nutrisi
3) Intoleransi aktivitas
4) Kecemasan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang
menekan saraf perifer ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengeluh nyeri pada pinggang
 Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena
 Ekspresi wajah nampak meringis

Do :  Kegelisaan
 Hematuria
 Klien mengeluh kencingnya berwarna merah

Page 7 of 11
b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
 Klien mengeluh rasa mual dan muntah

Do :  Penurunan berat badan
 Porsi makan tidak dihabiskan

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari

Do :  Penurunan tonus otot
 Kelelahan dan keletihan

d. Kecemasan

berhubungan

dengan

kurang

terpajang

informasi

tentang

penyakitnya ditandai dengan :
Ds

:  Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya
 Klien bertanya tentang penyakitnya

Do :  Kegelisaan
 Ekspresi wajah tampak tidak tenang.

3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang
menekan saraf perifer
Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan nyaman nyeri klien
teratasi
Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari nyeri klien berangsur angsur
dapat berkurang dengan kriteria :


Klien melaporkan tidak nyeri lagi



Ekspresi wajah tidak meringis

Intervensi
1) Kaji skala nyeri, frekuensi, dan lokasi nyeri
R/ Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi yang dirasakan sehingga
memudahkan dalam menentukan tindakan selanjutnya

Page 8 of 11
2) Atur posisi klien senyaman mungkin
R/ posisi yang nyaman membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul
3) Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi
R/ Dengan tehnik menarik napas dalam dan mengeluarkan serta mengajak
klien untuk berbincang membantu mengalihkan stimulus nyeri yang
dirasakan
4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan anjurkan klien beristrahat yang cukup
R/ Lingkungan yang tentang dapat membuat klien dapat beristrahat yang
cukup sehingga mengurangi itensitas nyeri
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
R/ Membantu mengurangi rasa nyeri dengan menekan pusat nyeri

b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi
Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari masalah nutrisi klien akan
membaik secara bertahap dengan kriteria :


Klien mengatakan tidak mual dan muntah-muntah lagi



Porsi makan dihabiskan

Intervensi
1) Awasi konsumsi makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari
R/ Mengidentifikasi kekurangan nutrisi/kebutuhan terapi.
2) Anjurkan pasien mempertahankan masukan makanan harian, termasuk
perkiraan jumlah konsumsi elektrolit (perhatikan individu, contoh natrium,
kalium, klorida, magnesium), dan protein
R/ Membantu pasien untuk menyadari “gambaran besar” dan untuk
memenuhi keinginan individu dalam pembatasan identifikasi.
3) Ukur massa otot melalui lipatan trisep atau prosedur serupa
R/ Mengkaji keadekkuatan penggunaan nutrisi melalui pengukuran
perubahan deposit lemak yang dapat memperkirakan adanya/takadanya
katabolisme jaringan.
Page 9 of 11
4) Dorong pasien untuk bepartisipasi dalam perencanaan menu
R/ Dapat meningkatakan asupan oral dan meningkatkan perawaan
kontrol/tanggung jawab.
5) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering. Jadwalkan makan sesuai
dengan kebutuhan (untuk dialisis)
R/ Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan. Tipe dialisan
mempengaruhi pola makan.
6) Berikan perawatan mulut.
R/ Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam
mulut, yang dapat mempengaruhi masukan makanan.
7) Kolaborasi: berikan diet tinggi karbohidrat yang meliputi jumlah protein
kualitas tinggi dan asam amino esensial dengan pembatasan natrium/kalium
sesuai indekasi.
8) R/ Memberikan nutrien cukup untuk memperbaiki energi, mencegah
penggunaan otot, meningkatkan regenerasi jaringan/penyembuhan, dan
keseimbangan elektrolit.
9) Berikan antiemetik, contoh ptoklotperazin.
R/ Menurunkan stimulasi pada pusat muntah.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas
teratasi
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara bertahap klien mampu
beraktivitas secara mandiri dengan kriteria :
Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan
Intervensi
1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien
sehingga perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya

Page 10 of 11
2) Bantu klien dalam melakukan pemeuhan kebutuhan sehari-hari
R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari
3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien
R/ Dengan partisipasi keluarga klien dapat merasakan bahwa keluarga
memberi support dalam pemulihan kesehatan

d. Kecemasan

berhubungan

dengan

kurang

terpajang

informasi

tentang

penyakitnya
Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien teratasi
Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari masalah
ansietas beransur ansur hilang dengan kriteria :
Klien dapat memahami tentang penyakit dan proses pengobatannya
Klien menerima akan kondisi kesehatannya
Intervensi
1) Kaji rasa kecemasan yang dialami klien
R/ mengetahui perasaan yang dialami klien serta dapat sebagai patokan
dalam menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
2) Berikan informasi yang akuran pada klien mengenai penyakitnya dan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
R/

informasi yang akurat dapat menambah pengetahui klien sehingga

kecemasan yang dialami klien bisa berkurang
3) Anjurkan keluarga untuk memberikan suppor pada klien
R/ Support keluarga menambah rasa kepercayaan diri klien
4) Kaji ulang pemahaman klien akan informasi yang telah diberikan
R/ Untuk mengetahui apakah klien memahami informasi yang diberikan
pada klien mengenai penyakit nya dan pengobatannya
5) Ikut sertakan klien dalam proses penyembuhan
R/ Agar klien mengetahui cara perawatan akan penyakitnya.

Page 11 of 11

More Related Content

What's hot

Kelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjalKelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjalCynthia Santoso
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikfrangky hilala
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Asep Mulyaang
 
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONISGAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONISryankoko11
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikFransiska Oktafiani
 
cara pengobatan gagal ginjal selain operasi
cara pengobatan gagal ginjal selain operasicara pengobatan gagal ginjal selain operasi
cara pengobatan gagal ginjal selain operasicomelcomel95
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckdRenitaArdani
 
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIA
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIAGANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIA
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIAAnnisa Monitha
 
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikYucke Pebriani
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
gagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronisgagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronisryankoko11
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bAi Coryde
 

What's hot (19)

Gagal ginjal
Gagal ginjalGagal ginjal
Gagal ginjal
 
Kelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjalKelainan dan penyakit pada ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjal
 
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISMEGagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemia
 
bph dan hidronefrosis
bph dan hidronefrosis bph dan hidronefrosis
bph dan hidronefrosis
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
Nefrotik sindrom kecil
Nefrotik sindrom kecilNefrotik sindrom kecil
Nefrotik sindrom kecil
 
Presentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronikPresentation gagal ginjal kronik
Presentation gagal ginjal kronik
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
 
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONISGAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
 
cara pengobatan gagal ginjal selain operasi
cara pengobatan gagal ginjal selain operasicara pengobatan gagal ginjal selain operasi
cara pengobatan gagal ginjal selain operasi
 
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIA
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIAGANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIA
GANGGUAN PADA SISTEM EKSRESI MANUSIA
 
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
gagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronisgagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronis
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7b
 

Viewers also liked (17)

Cathy Grahame - Kaleidoscope Ambulatory Care Program - More than just a clinic
Cathy Grahame - Kaleidoscope Ambulatory Care Program - More than just a clinicCathy Grahame - Kaleidoscope Ambulatory Care Program - More than just a clinic
Cathy Grahame - Kaleidoscope Ambulatory Care Program - More than just a clinic
 
Acute Care
Acute CareAcute Care
Acute Care
 
Acute Care Hospital
Acute Care HospitalAcute Care Hospital
Acute Care Hospital
 
Main events of the American Civil War
Main events of the American Civil WarMain events of the American Civil War
Main events of the American Civil War
 
Asma bronkhial
Asma bronkhialAsma bronkhial
Asma bronkhial
 
Q1
Q1Q1
Q1
 
Landscapes in spain daniel-ortega
Landscapes in spain daniel-ortegaLandscapes in spain daniel-ortega
Landscapes in spain daniel-ortega
 
а с пушкин
а с пушкина с пушкин
а с пушкин
 
Ppt pinterest
Ppt pinterestPpt pinterest
Ppt pinterest
 
GMV201 powerpoint 16-9 versie 2_2
GMV201 powerpoint 16-9 versie 2_2GMV201 powerpoint 16-9 versie 2_2
GMV201 powerpoint 16-9 versie 2_2
 
Endoftalmitis
EndoftalmitisEndoftalmitis
Endoftalmitis
 
Blefaritis
BlefaritisBlefaritis
Blefaritis
 
Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatanGangguan penglihatan
Gangguan penglihatan
 
Cordoba sorteo boleta-unica
Cordoba sorteo boleta-unicaCordoba sorteo boleta-unica
Cordoba sorteo boleta-unica
 
APIもDirect Hostingで配信してみた
APIもDirect Hostingで配信してみたAPIもDirect Hostingで配信してみた
APIもDirect Hostingで配信してみた
 
Programa 11
Programa 11Programa 11
Programa 11
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 

Similar to Ca. ginjal (20)

Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
 
Kanker kolon
Kanker kolonKanker kolon
Kanker kolon
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
Askep stenosis aorta
Askep stenosis aortaAskep stenosis aorta
Askep stenosis aorta
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
kardiovaskuler
kardiovaskulerkardiovaskuler
kardiovaskuler
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptxPPT KEL. 4 BPH.pptx
PPT KEL. 4 BPH.pptx
 
Arteri Coronaria Sindrome
Arteri Coronaria SindromeArteri Coronaria Sindrome
Arteri Coronaria Sindrome
 
Gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronikGagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik
 
Ureterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhimaUreterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhima
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Ca. ginjal

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN CA. GINJAL A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis. Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) biasanya jinak. 2. Etiologi Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal. Resiko terjadinya karsinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita. Faktor resiko lainnya adalah:  Merokok  Kegemukan  Tekanan darah tinggi (hipertensi)  Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)  Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi)  Penyinaran  Penyakit Von Hippel-Lindau. Page 1 of 11
  • 2. 3. Patofisiologi Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor. Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor). 4. Manifestasi Klinis Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisa air kemih. Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah. Gejala lainnya yang mungkin terjadi:  Nyeri pada sisi ginjal yang terkena  Penurunan berat badan  Kelelahan  Demam yang hilang-timbul. 5. Pemeriksaan Diagnostik Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut. Jika dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut :  Urografi intravena  USG Page 2 of 11
  • 3.  CT scan  MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor. Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa. Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis. 6. Penatalaksanaan Medik Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal). Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja. Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya. Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara. Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah. Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Page 3 of 11
  • 4. B. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data  Aktivitas / Istrahat Gejala : Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari Tanda : Penurunan tonus otot, kelelahan, keletihan  Sirkulasi Tanda : Peningkatan tekanan darah, polisitemia  Makanan dan Cairan Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, klien mengeluh rasa mual dan muntah Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan  Nyeri / Kenyamanan Gejala : Klien mengeluh nyeri pada pinggang Tanda : Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena, ekspresi wajah nampak meringis  Integritas Ego Gejala : Klien mengeluh takut akan kondisi kesehatannya, klien bertanya tentang penyakitnya Tanda : Kegelisaan, ekspresi wajah tampak tidak tenang.  Eliminasi Gejala : Klien mengeluh kencingnya berwarna merah Tanda : Hematuria  Keamanan Gejala : Klien mengeluh badannya terasa panas Tanda : Suhu diatas normal tetapi hilang timbul Page 4 of 11
  • 5. b. Pengelompokan Data  Data Subyektif  Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan  Klien mengeluh rasa mual dan muntah  Klien mengeluh nyeri pada pinggang  Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya  Klien bertanya tentang penyakitnya  Klien mengeluh kencingnya berwarna merah  Klien mengeluh badannya terasa panas  Data Obyektif  Penurunan tonus otot  Kelelahan  Keletihan  Peningkatan tekanan darah  Polisitemia  Penurunan berat badan  Porsi makan tidak dihabiskan  Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena  Ekspresi wajah nampak meringis  Kegelisaan  Ekspresi wajah tampak tidak tenang.  Hematuria  Suhu diatas normal tetapi hilang timbul Page 5 of 11
  • 6. c. Analisa Data Data Ds :  Klien mengeluh nyeri pada pinggang  Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena  Ekspresi wajah nampak meringis Do :  Kegelisaan  Hematuria Penyebab Factor penyebab ca. ginjal ↓ Pembentukan jaringan baru yang berlebihan ↓ Menekan saraf perifer ↓ Merangsang pengeluaran zat pirogen ↓ Impuls disampai ke cortex serebri ↓ Thalamus ↓ Nyeri dipersepsikan Masalah Nyeri  Klien mengeluh kencingnya berwarna merah Ds :  Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya  Klien bertanya tentang penyakitnya Do :  Kegelisaan  Ekspresi wajah tampak Ca ginjal ↓ Perubahan kondisi kesehatan ↓ Kurang pengetahuan tentang penyakit ↓ Koping indvidu tidak efektif ↓ Stress psikologi ↓ Kecemasan Kecemasan Ca ginjal ↓ Perubahan kondisi kesehatan ↓ Perubahan tonus otot ↓ Kelemahan otot ↓ Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas tidak tenang. Ds :  Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari Do :  Penurunan tonus otot  Kelelahan dan keletihan Page 6 of 11
  • 7. Ds :  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan  Klien mengeluh rasa mual dan muntah Do :  Penurunan berat badan  Porsi makan tidak dihabiskan Faktor penyebab ↓ Ca ginjal ↓ Sekresi protein terganggu ↓ Sindrom uremia ↓ Gangguan keseimbangan asam basa ↓ Produksi dan asam lambung naik ↓ Gastritis ↓ Mual, muntah ↓ Intake nutrisi kurang ↓ Gangguan pemenuhan nutrisi Gangguan pemenuhan nutrisi d. Prioritas Masalah 1) Nyeri 2) Gangguan kebutuhan nutrisi 3) Intoleransi aktivitas 4) Kecemasan 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang menekan saraf perifer ditandai dengan : Ds :  Klien mengeluh nyeri pada pinggang  Nyeri tekan pada daerah ginjal yang terkena  Ekspresi wajah nampak meringis Do :  Kegelisaan  Hematuria  Klien mengeluh kencingnya berwarna merah Page 7 of 11
  • 8. b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat ditandai dengan : Ds :  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan  Klien mengeluh rasa mual dan muntah Do :  Penurunan berat badan  Porsi makan tidak dihabiskan c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot ditandai dengan : Ds :  Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari Do :  Penurunan tonus otot  Kelelahan dan keletihan d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpajang informasi tentang penyakitnya ditandai dengan : Ds :  Mengeluh takut akan kondisi kesehatannya  Klien bertanya tentang penyakitnya Do :  Kegelisaan  Ekspresi wajah tampak tidak tenang. 3. Perencanaan a. Nyeri berhubungan dengan pembentukan jaringan baru yang berlebihan yang menekan saraf perifer Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan nyaman nyeri klien teratasi Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari nyeri klien berangsur angsur dapat berkurang dengan kriteria :  Klien melaporkan tidak nyeri lagi  Ekspresi wajah tidak meringis Intervensi 1) Kaji skala nyeri, frekuensi, dan lokasi nyeri R/ Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi yang dirasakan sehingga memudahkan dalam menentukan tindakan selanjutnya Page 8 of 11
  • 9. 2) Atur posisi klien senyaman mungkin R/ posisi yang nyaman membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul 3) Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi R/ Dengan tehnik menarik napas dalam dan mengeluarkan serta mengajak klien untuk berbincang membantu mengalihkan stimulus nyeri yang dirasakan 4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan anjurkan klien beristrahat yang cukup R/ Lingkungan yang tentang dapat membuat klien dapat beristrahat yang cukup sehingga mengurangi itensitas nyeri 5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik R/ Membantu mengurangi rasa nyeri dengan menekan pusat nyeri b. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari masalah nutrisi klien akan membaik secara bertahap dengan kriteria :  Klien mengatakan tidak mual dan muntah-muntah lagi  Porsi makan dihabiskan Intervensi 1) Awasi konsumsi makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari R/ Mengidentifikasi kekurangan nutrisi/kebutuhan terapi. 2) Anjurkan pasien mempertahankan masukan makanan harian, termasuk perkiraan jumlah konsumsi elektrolit (perhatikan individu, contoh natrium, kalium, klorida, magnesium), dan protein R/ Membantu pasien untuk menyadari “gambaran besar” dan untuk memenuhi keinginan individu dalam pembatasan identifikasi. 3) Ukur massa otot melalui lipatan trisep atau prosedur serupa R/ Mengkaji keadekkuatan penggunaan nutrisi melalui pengukuran perubahan deposit lemak yang dapat memperkirakan adanya/takadanya katabolisme jaringan. Page 9 of 11
  • 10. 4) Dorong pasien untuk bepartisipasi dalam perencanaan menu R/ Dapat meningkatakan asupan oral dan meningkatkan perawaan kontrol/tanggung jawab. 5) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering. Jadwalkan makan sesuai dengan kebutuhan (untuk dialisis) R/ Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan. Tipe dialisan mempengaruhi pola makan. 6) Berikan perawatan mulut. R/ Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut, yang dapat mempengaruhi masukan makanan. 7) Kolaborasi: berikan diet tinggi karbohidrat yang meliputi jumlah protein kualitas tinggi dan asam amino esensial dengan pembatasan natrium/kalium sesuai indekasi. 8) R/ Memberikan nutrien cukup untuk memperbaiki energi, mencegah penggunaan otot, meningkatkan regenerasi jaringan/penyembuhan, dan keseimbangan elektrolit. 9) Berikan antiemetik, contoh ptoklotperazin. R/ Menurunkan stimulasi pada pusat muntah. c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas teratasi Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara bertahap klien mampu beraktivitas secara mandiri dengan kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan Intervensi 1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien sehingga perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya Page 10 of 11
  • 11. 2) Bantu klien dalam melakukan pemeuhan kebutuhan sehari-hari R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari 3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien R/ Dengan partisipasi keluarga klien dapat merasakan bahwa keluarga memberi support dalam pemulihan kesehatan d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpajang informasi tentang penyakitnya Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien teratasi Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari masalah ansietas beransur ansur hilang dengan kriteria : Klien dapat memahami tentang penyakit dan proses pengobatannya Klien menerima akan kondisi kesehatannya Intervensi 1) Kaji rasa kecemasan yang dialami klien R/ mengetahui perasaan yang dialami klien serta dapat sebagai patokan dalam menentukan tindakan keperawatan selanjutnya 2) Berikan informasi yang akuran pada klien mengenai penyakitnya dan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan R/ informasi yang akurat dapat menambah pengetahui klien sehingga kecemasan yang dialami klien bisa berkurang 3) Anjurkan keluarga untuk memberikan suppor pada klien R/ Support keluarga menambah rasa kepercayaan diri klien 4) Kaji ulang pemahaman klien akan informasi yang telah diberikan R/ Untuk mengetahui apakah klien memahami informasi yang diberikan pada klien mengenai penyakit nya dan pengobatannya 5) Ikut sertakan klien dalam proses penyembuhan R/ Agar klien mengetahui cara perawatan akan penyakitnya. Page 11 of 11