SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
KELOMPOK KAMI
MEMPERSEMBAHKAN
1
2
3
KESELAMATAAN, KESEHATAN
DAN LINGKUNGAN HIDUP
(K3LH)
NAMA KELOMPOK :
AYU NURHAYATI
EMA WABAINA BARANTIAN
SITI ROSMAYANTY
YULIANA
Bab 1Mendeskripsikan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
A. KoNsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan
istilah yang sangat populer. Bahkan dalam dunia industri istilah
tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata
“safety” dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan
terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
nyaris celaka (near-miss). Dalam mempelajari faktor-faktor yang
dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakaan inilah
berkembang sebagai konsep dan teori tentang kecelakaan
(accident theories).
Adapun kesehatan berasal dari bahasa inggris “health”,
yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari
penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat
secara fisik, mental, dan juga sehat secara sosial. Dengan
demikian, pengertian sehat secara utuh menunjukan pengertian
sejahtera (well-being).
Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia
selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian
besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat
terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin
disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada
pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita
penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease)
juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau
pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam
meningkatkan kesehatan pada manusia pekerja tersebut.
Istilah “keselamatan dan kesehatan kerja” dapat dipandang
mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian pertama mengandung
arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan
yang kedua adalah sebagai suatu terapan atau suatu program
yang mempunyai tujuan tertentu.
industrial environments. It is multi disciplinary profession based
upon physics, chemistry, biology, and behavioral sciences with
application in manufacturing, transport, storage, and handling of
hazardous material and domestic and recreational activities.
(ODHA, USA)
Dari definisi tersebut dapat diamati adanya uraian yang
menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi
pendukungnya.
The promotion and maintenance of the highest degree of
physical, mental and social well being of workers in all
occupations; the prevention among
the placing and maintenance of the worker in an occupational
environment adapted to his physiological equipment; to
summarize; the adaption of work to man and each man to his job.
(Joint Committe : ILO & WHO)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program
didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau
memperkecil terjadinya bahaya dan risiko terjadinya penyakit dan
kecelakaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang
sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin.
2. Tujuan Keselamatan Kerja
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berbeda di
tempat kerja.
3. Syarat – Syarat Keselamatan
Syarat – syarat keselamatan kerja diatur dalam Undang –
Undang No. 1 Tahun 1970, yaitu sebagai berikut:
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
• Mencegah dan mengurangi peledakan.
• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
• Memberi pertolongan pada kecelakaan.
• Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
• Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebarluasnya
suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar matahari atau radiasi, suara tau getaran.
• Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
• Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
• Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik.
• Menyelenggarakn penyegaran udara yang cukup.
• Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
• Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
• Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang , binatang,
tanaman, atau barang.
• Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
• Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dengan demikian, kehadiran Keselamatn dan Kesehatan Kerja sebagai
suatu pendekatan ilmiah maupun dalam berbentuk programnya di
berbagai sektor bukan tanpa alasan. Alasan pertama adalah karena hak
asasi manusia untuk hidup sehat dan selamat, alasan kedua adalah
alassan ekonomi agar tidak terjadi kerugian dan beban ekonomi akibat
masalah keselamatn dan kesehatan, alasan ketiga adalah alasan hukum
4. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan ilmu terapan, yang
bersifat multidisiplin di dalam era global dewasa hadir dan berkembang
dalam aspek keilmuannya (di bidang pendidikan maupu riset) maupun
dalam bentuk program-program yang dilaksanakn di berbagai sektor
yang tentunya penerapannya didasari oleh berbagai macam alasan.
5. Kesehatan di Lingkungan Kerja
Secara umum, kesehatan dan lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan ekonomi, dimana industrilisasi
banyak memberikan dampak positif terhadap keshatan.
Kesehatan adalah keadaan atau situasi sehat seseorang,
baik jasmani maupun rohani. Kesehatan dilingkungan kerja
adalah kesehatan yang dirasakan oleh pekerja pada saat
bekerja pada suatu perusahaan atau ditempat kerja. Menjaga
kesehatan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan lingkungan kerja dan sekitarnya secara
rutin dan teratur.
Untuk mencapai derajat kesehatan di lingkungan kerja, ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan penting untuk
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a. Segi-segi Kebersihan Perusahaan
Kebersihan perusahaan meliputi kebersihan luar dan
dalam gedung. Secara rinci, kebersihan meliputi sebagai berikut.
• Keadaan kakus atau WC yang baik.
• Pembuangan sampah dan air sampah yang baik
• Keadaan gedung atau halaman yang tidak menyebabkan kecelakaan,
kebakaran, dan ledakan-ledakan,
• Keadaan yang tidak menyebabkan bersarangnya nyamuk dan lalat.
b. Air Minum
Pada semua tempat kerja harus disediakan air bersih yang
sumber dan cara pengalirannya disahkan oleh instansi yang
ditunjuk untuk mengesahkan. Tempat minum harus disediakan
untuk pekerja-pekerja menurut bentuk yang telah ditentukan oleh
yang berwenang dalam berbandingan untuk setiap 100 pekerja.
Jika dipakai wadah air munum, maka wadah itu harus
tertutup rapat dan tidak deperbolehkan memakai gelas yang
sama.
c. Kakus
Perbandingan jumlah kakus dan pekerja adalah:
• 1 kakus untuk 1-24 pekerja
• 2 kakus untuk 25-50 pekerja
• 3 kakus untuk 50-100 pekerja
d. Tempat Cuci dan Ganti Pakaian
Setiap tempat kerja harus disediakan tempat cuci dalam
perbandingan 1 tempat cuci untuk 25 pekerja, dan satu untuk
setiap tambahan 15 pekerja jika jumlah pekerja lebih dari 100.
Pada setiap tempat cuci harus disediakan air yang mengalir, sabun
dan handuk yang bersih juga, serta tempat untuk pembuangan
kotoran.
Selain itu, harus pula disediakan tempat ganti pakaian apabila
ada pengolahan yang menimbulkan debu, kotoran, panas,
tinggi, asap, uap, embun dan sebagainya yang mungkin dapat
merusak kesehatan atau kesenangan bekerja.
e. Ruangan Makan dan Kantin
Apabila pekerja menghendaki pekerja harus makan
siang dalam lingkungan pekerjaan maka harus disediakan
ruang makan yang cukup luas sehingga semua pekerja
dapat makan sekaligus atau bergelombang.
Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus
dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan-
peraturan kebersihan.
Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus
dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan-
peraturan kebersihan. Dapur, tempat makan, dan alat-alat untuk
makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan, air munum
dan makanan yang dihidangkan harus bersih dan sehat.
f. Hal-Hal Lain
Segala sampah ditempat kerja harus dikumpulkan, disimpan,
dan dibuang sebegitu rupa sehingga tidak merusak kesehatan
atau menjadi gangguan.
Selain itu, sanitasi juga harus membantu usaha-usaha untuk
memberantass penyakit menular. Untuk memperoleh kesehatan
yang baik, usaha-usaha yang harus diperhatikan, di antaranya:
• Pekerja yang pekerjaannya menghadapi bahaya harus diperiksa
kesehatannya setiap 6 bulan – 1 tahun sekali.
• Alat-alat harus diperiksa setiap miggu atau bulan untuk menilai
bahaya-bahaya yang mungkin timbul (antara lain harus dilakukan
pengambilan sampel udara juga pemeriksaannya di laboratorium).
• Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui
kemungkinan sakit pernafasan menaun, ginjal, dan sebagainya.
Kondisi-kondisi kesehatan yang menyebabkan rendahnya kondisi
produktivitas kerja, di antaranya:
• Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah infeksi, endemic
(cacar, kolera), parasit, penyakit alat pernapasan, seperti flu da
bronchitis.
• Penyakit akibat kerja, seperti keracunan bahan kimia, gangguan
mental psikologi akibat kerja.
• Keadaan gizi buruk pada buruh yang dikarenakan penyakit endemis
dan parasitis, kurangya pengertian tentang gizi, kemampuan
pengupahan yang rendah dan beban kerja yang terlalu besar.
• Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk produktivitas optimal
tenaga kerja, seperti keadaan suhu, kelembapan dan gerak udara
yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja.
• Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik dikarenakan
pengupahan yang rendah.
• Fasilitas kesehatan yang ada di perusahaan belum memenuhi standar.
6. Keamanan Kerja
Keaman kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung
terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
non materil. Keadaan yang tidak aman dapat menimbulkan
kecelakaan-kecelakaan, dan luka-luka dalam hubungan kerja, yaitu
sebagai berikut.
a. Tidak adanya penjagaan, maksudnya tempat-tempat yang
berbahaya seperti jalan-jalan sempit, tangga-tangga yang tidak
diberi ril-ril penjagaan, kawat-kawat listrik atau bahan-bahan
peledak yang tidak dilindungi atau ditutup dengan cara tertentu.
b. Penjagaan yang tidak cukup terhadap barabg-barang yang
berbahaya.
c. Model atau konstruksi yang tidak aman.
d. Aturan yang berbahaya, lazimnya dikenal sebagai
“pemeliharaan buruk” dalam jenis keadaan yang tidak aman.
e. Penerapan yang tidak tepat, penerangan yang tidak cukup,
terlalu banyak penerangan, cahaya yang berwarna salah.
f. Penganginan yang tidak aman, kumpulan uap, debu, gas-gas
atau asap.
g. Pakaian yang tidak aman, disini termasuk sepatu-sepatu yang
sudah tua, pakaian yang robek/penuh minyak, kacamata
pengamanan, ikat pinggang pengamanan, dan alat-alat
pengaman perseorangan lainnya yang tidaak tersedia.
Dengan demikian, hal-hal yang harus diperbuat terhadap keadaan-
keadaan yang tidak aman adalah sebagai berikut.
a. Menyingkirkan segala bahaya
Apabila ada alat pengangkut yang berat terletak pada suatu panggung
kerja dan alat itu mudah jatuh dan melukai seseorang, maka sebaiknya
kita memindahkan alat itu ditempat yang seharusnya.
b. Penjagaan
Ada tempat-tempat bahaya yang tidak dapat disingkirkan, seperti
kawat-kawat listrik bertegangan tinggi dan perseling-perseling terbuka
pada mesin-mesin. Jagalah agar bahaya itu dilindungi dengan
menempatkan dinding sekelilingnya atau menggunakan alat-alat
penjagaan lainnya.
c. Peringatan
Jika tidak mungkin menggunakan alat penjagaan, berilah
peringatan tentang keadaan tidak aman itu. Alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberi peringatan tentang keadaan yang tidak
aman, misalnya terompet, lonceng, peluit, lampu-lampu sinyal, garis
bercat, bendera-bendera merah, atau tanda dengan perkataan
d. Anjuran
Kita harus membuat anjuran-anjuran tertentu tentang cara
untuk menghilangkan keadaan-keadaan yang tidak aman itu.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil, yaitu:
1) Baju kerja 3) Sarung tangan 5) kaca mata
2) Helm 4) Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non materil, yaitu:
1. Buku petunjuk penggunaan alat 3. Himbauan-himbauan
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya 4. Petugas keamanan
3. Petugas keamanan
7. Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja
Latar belakang dan diterapkannya Prosedur Kesehatan, Keselamatan,
dan Keamanan Kerja (K3) adalah standardinasi yang telah diterapkan di
dunia kerja internasional.
Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja berawal dari
OSH (OccupationalSafety and Health) yaitu sebuah ilmu disiplin yang
peduli dan melindungi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
orang yang bekerja ditempat kerja.
Sejak tahun 1950, International Labour Organization (ILO) dan
World Health Organization (WHO) telah menetapkan definisi
hukum dari keehatan kerja. Tujuan awal dari pendirian standard
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah sebagai
berikut:
1) Moral – Seorang pekerja seharusnya tidak mempunyai risiko
terluka pada saat kerja yang berhubungan dengan lingkungan
kerja.
2) Ekonomi – Dengan mengurangi biaya yang harus dibayar jika
terjadi kecelakaan di tempat kerja.
3) Legal – Mendorong hukum agar menerapkan peraturan resmi
agar dapat dipatuhi oleh banyak pihak.
Beberapa risiko yang biasa dimiliki oleh pekerja adalah
sebagai berikut:
• Risiko fisik (terpeleset, jatuh dari ketinggian, transportasi
tempat kerja, dll)
• Risiko kimia (cairan pelarut, metal berat)
• Risiko psikologis (stress, kekerasan, pemerasan)
• Risiko lingkungan (temperatur, kelembapan, cahaya)
• Risiko cidera otot (lingkungan kerja yang tidak ergonamis)
Setelah adanya OSH disusunlah OccupationalSafety
and Health Act yang ditandatangani oleh Presiden Richard
M. Nixon pada 29 November 1970.
Undang-undang ini menjadi pencetus berdirinya badan
National Institute for OccupationalSafety and Health (NIOSH)dan
OccupationalSafety and Health Administration (OSHA).
Act ini diketemukan di United States Codedi judul ke 29 pada bab
15. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya
bagi kesehatan dan keselematan mereka.
Tujuan keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja adalah
sebagai berikut:
• Melindungi para pekerja dari kemungkinan-kemungkinan buruk
yang mungkin terjadi akibat kecelakaan kerja.
• Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang optimal.
• Mengurangi angka sakit atau angka kematian di antara pekerja.
• Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit
lain yang diakibatkan oleh sesama pekerja.
• Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.
8. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan
Kerja
Pada prinsipnya, ruang lingkup keselamatan, kesehatan dan
keamanan kerja mencakup 3 aspek, yaitu pekerja, pekerjaan, dan
tempat kerja.
A. Pekerja
Para pekerja/karyawan disuatu perusahaan harus dijaga
dengan baik kesehatannya. Hal tersebut sangat penting untuk
meningkatkan kinerjanya, sehingga memperoleh tenaga-tenaga
yang produktif dan profesional.
Adapun usaha-usaha keselamatan, kesehatan dan keamanan
kerja, diantaranya:
• Mengadakan seleksi dari calon pegawai;
• Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap para pegawai;
• Meningkatkan kesejahteraan dan mengusahakan suasana,
serta cara hidup para pekerja seoptimal mungkin;
4. Imunisasi berkala terhadap penyakit-penyakit khusus.
Selain usaha-usaha diatas, pekerja juga mempunyai tugas dan
tanggung jawab, yaitu sebagai berikut:
• Mempelajari dan melakukan aturan secara instruksi
keselamatan kerja.
• Memberi contoh cara kerja yang aman kepada pekerja
baru/yang kurang pengalaman.
• Menunjukan kesiapan dan minat untuk mempelajari dan melatih
diri terhadap kerja yang aman.
• Melakukan secara sungguh-sungguh terhadap keselamatan
kerja pada setiap tugas pekerjaannya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan dapat dilaksanakan jika terdapat pekerja.
Namun para pekerja juga tidak banyak berarti jika pekerjaan yang
dilaksanakan tidak diperlakukan sesuai dengan aturan atau
prosedur yang telah ditetapkan.
Usaha mengurangi risiko dalam hal pekerjaan adalah
sebagai berikut.
1. Mengadakan perubahan dalam kerja yang salah, misalnya
pemakaian alat kerja yang tidak sesuai harus diganti
secepatnya.
2. Mencegah terjadinya penularan atau pelajaran melalui
pengaruh-pengaruh dari faktor-faktor yang membahayakan,
misalnya tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap para
pekerja yang bekerja dalam ruangan yang terdapat gas
keracunan atau berdebu dan tindakan peringatan terhadap
jenis pekerjaan yang melelahkan.
3. Diberlakukannya tindakan atau aturan yang ketat untuk
melindungi para pekerja terhadap penggunaan alat-alat yang
membahayakan, misalnya menggunakan pakaian sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan dan juga melarag seseorang
melakukan pekerjaan yang bukan menjadi keahliannya.
4. Pencahayaan/penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhan ketelitian dan
cenderung rumit harus diberikan penerangan yang lebih.
Hal ini dilakukan untuk:
• Mencegah dan menghindarkan terjadinya kecelakaan;
• Menjaga mutu pekerjaan;
• Tidak menurunkan produksi;
• Tidak merusak mata.
5. Latihan-latihan terhadap para pekerja di dalam bidang khusus.
Setiap jenis pekerjaan mempunyai sifat-sifat dan cara-cara
sendiri. Sifat dan cara ini harus dikenal serta dipelajari oleh
pekerja. Hal ini bertujuan:
a) Untuk mencegah timbulnya kecelakaan, kecelakaan sebagai
akibat kurang mengetahui sifat dan cara bekerja;
b) Menambah pengetahuan para pekerja, sesuai bidangnya
masing-masing.
c. Tempat Bekerja
Tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam suatu
institusi/perusahaan. Secara tidak langsung tempat kerja akan
berpengaruh pada kesenangan, kenyamanan, dan keselamatan
dari para pekerja. Keadaan atau suasana menyenangkan
(comfortable) dan aman (safe) akan menimbulkan gairah
produktivitas kerja.
Adapun usaha-usaha kesehatan yang perlu dilakukan terhadap
tempat kerja secara ummum adalah dengan menerapkannya
hygiene sanitasi serta secara khusus.
Hal-hal yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi tempat kerja,
di antaranya:
• Penerangan atau pencahayaan dalam ruangan kerja harus
disesuaikan/diatur dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
• Pengontrolan udara dalam ruangan kerja.
• Suhu udara dalam ruangan kerja.
• Tekanan udara dalam ruangan kerja.
B. Prinsip-Prinsip Pencegahan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak
masalah di bidang kesehatan kerja. Dengan menerapkan usaha
keselamatan dan kesehatan kerja maka kejadian kecelakaan
kerja semestinya bisa dihindari.
Namun seringkali masih sering terjadi saja kecelakaan, baik dari
faktor pekerja, peralatan, mesin, atau sekitar pekerjaan.
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan cara
berikut:
1. Peraturan perundangan : ketentuan yang diwajibkan mengenai
kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,
konstruksi, perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan,
pengujian, dan cara kerja peralatan kerja industri, tuga-tugas
pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan
pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi : penetapan standar-standar resmi, setengah
resmi atau tak resmi.
misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan
jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek
keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perllindungan
diri.
3. Pengawasan : pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
4. Penelitian bersifat teknik : meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-
bahan yang berbahaya tentang pagar pengaman, penguji alat-
alat perlindungan diri, atau penelaahan tentang bahan-bahan
dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengakat dan
peralatan pengangkat lainnya.
5. Riset medis : meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis
dan patologis.
6. Penelitian psikologis : penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan
yang menyebabkan terjaddinya kecelakaan.
7. Penelitian secara statistik : menetapkan jenis-jenis kecelakaan
yang terjadi.
8. Pendidikan : menyangkut pendidikan keselamatan dalam
kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan, atau kursus-
kursus pertukangan.
9. Latihan-latihan : latihan praktek tenaga kerja.
10.Penggairahan : penggunaan aneka cara penyuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
11.Asuransi : insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan.
12.Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan : merupakan
ukuran utama efektif tidaknya penerapan kerja.
C.Prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Aspek Higiene
• Jagalah kesehatan dan kebersihan setiap pribadi karyawan
• Jagalah kesehatan dan kebersihan makanan dan minuman.
• Jagalah kesehatan dan kebersihan pakaian.
2. Aspek Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)
• Pengadaan air bersih.
• Pengadaan pembuangan air kotor dan limbah.
• Pengadaan tempat sampah.
• Pengadaan tempat pembuangan sampah sementara.
• Pemberantasan serangga dan tikus.
• Penataan lingkungan kerja dan perumahan karyawan.
• Pengendalian suara-suara bising.
3. Aspek Lingkungan Kerja
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisik.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan infeksi.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan kimia.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisiologi.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan mental
psikologi.
D. Tindakan Untuk Mencegah Kecelakaan Kerja
Keselamatan kerja menitikberatkan pada peralatan dari
perusahaan, sedangkan pencegahan penyakit akibat kerja
ditumbuhkan pada orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
Usaha-usaha mencegah memperkecil kecelakaan adalah sebagai
berikut:
a. Mengadakan peraturan tata cara kerja antara lain dengan
melakukan penjadualan yang baik dan jam kerja rasional serta
adanya istirahat berkala diantara jam kerja.
b. Menerapkan dan memenuhi aturan undang-undang lamanya
jam kerja..
c. Menerapkan rolling kerja (sift/jam kerja) dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan.
E.Tanggung Jawab dalam Keselamatan Kerja
Secara umum, pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap
keselamatan kerja di perusahaan, di antaranya:
1. Peranan Pimpinan Perusahaan
Seorang pimpinan perusahaan memegang peranan yang
besar dalam usaha menciptakan keselamatan dan keamanan
kerja. Seorang pimpinan tidak boleh memperlihatkan sikap ragu-
ragu mengenai perhatian dan keterlibatannya dalam usaha
menciptakan kondisi kerja yang aman dan selamat kepada para
pekerja.
2. Peranan Pimpian Regu/Kelompok
Seorang pemimpin kelompok harus mampu memberikan
contoh yang baik mengenai pelaksanaan kerja yang aman dan
selamat. Selain itu, pimpinan regu juga bertanggung jawab untuk
mengawasi pekerja dalam bekerja untuk memastikan bahwwa
para pekerja melaksanakan kerja dengan baik dan sesuai dengan
prosedur.
3. Peranan Ahli atau Divisi Keselamatan Kerja dan Keamanan
Kerja
Ahli atau divisi keselamatan kerja dan keamanan kerja
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan atau mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan
kebijakan pencegahan kecelakaan kerja.
b. Membuat laporan dan memberikan saran-saran kepada
pimpinan perusahaan tentang suatu permasalahan yang
berhubungan dengan keselamatan dan keamanan kerja.
c. Memberi bimbingan kepada sifat supervisi.
d. Mengadakan penelitian tentang kecelakaan kerja.
e. Mencatat dan membuat data statistik tentang semua kejadian
kecelakaan.
f. Melakukan pengawasan dalam latihan keselamatan dan
keamanan kerja.
g. Mengadakan pemeriksaan tentang peralatan, proses, dan
h. Membuat petunjuk-petunjuk, bimbingan dan lain-lain yang
mendukung upaya pembentukan lingkungan kerja yang aman
dan selamat.
i. Memeriksa kondisi peralatan yang digunakan untuk
menanggulangi kecelakaan atau ancaman bahaya.
j. Menciptakan budaya kerja yang selamat dan aman sekaligus
meniadakan budaya kerja yang dapat mengancam
keselamatan dan keamanan kerja.
Adapun permasalahan keselamatan dan keamanan kerja yang
dilaporkan ahli atau divisi keselamatan dan keamanan kerja
kepada pimpinan perusahaan adlah sebagai berikut:
1. Rencana pendirian bangunan baru atau renovasi bangunan
lama.
2. Penggunaan mesin peralatan dan perlengkapan perusahaan.
3. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan.
4. Pengaturan pengujian, parawatan, dan perbaikan peralatan.
5. Kondisi peralatan perlindungan diri.
6. Pencegahan dan penanggulangan bahaya.
4. Panitia Keselamatan dan Keamanan Kerja
Pembentukan panitia ini bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan dan keamanan melalui kerja sama antara buruh dan
pimpinan perusahaan. Panitia keselamatan dan kerja bertindak
sebagai perantara antara pimpinan perusahaan dan buruh.
Panitia keselamatan dan keamanan harus mampu
menanamkan kepercayaan buruh terhadap kebijaksanaan
keselamatan dan keamanan perusahaan serta membantu
pimpinan perusahaan untuk mempertimbangkan pandangan dan
saran dari buruh.
Panitia ini juga bertanggung jawab dalam disiplin kerja,
pelaksanaan budaya kerja yang benar dan sesuai dengan
prosedur, serta peniadaan budaya kerja yang dapat menimbulkan
budaya atau kecelakaan kerja.
5. Laporan Mengenai Kejadian Pencurian
Diserahkannya lapiran secara tertulis yang lengkap apabila
terjadi pencurian.
Laporan ini seharusnya memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan seperti berikut.
a. Siapakah yang terlibat, di mana, dan bila terjadi mengapa
dan bagaimana terjadinya?
b. Mesin, alat, atau benda apakah yang dicuri?
c. Apa yang telah saudara perbuat selaku pimpinan untuk
menghindarkan berulangnya pencurian.
d. Apakah saudara mempunyai saran-saran?
F. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Secara umum, faktor penyebab kecelakaan ada dua macam,
yaitu faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe
condition).
1. Faktor Manusia (Unsafe Action)
Faktor manusia dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu
sebagai berikut.
a. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yang meliputi:
a) posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah
b) cacat fisik
c) cacat sementara
d) kepekaan pancaindera terhadap sesuatu
b. Kurang pendidikan meliputi:
a) Kurang pengalaman
b) Salah pengertian terhadap perintah
c) Kurang terampil
c. Salah mengartikan SOP
c. Menjalankan pekerjaan tanpa memepunyai kewenangan.
d. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya.
e. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya pura-pura.
f. Mengangkat beban yang berlebihan.
g. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja.
2. Faktor Lingkungan (Unsafe Condition)
Disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya:
a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai
b. Ada api ditempat bahaya
c. Pengamanan gedung yang kurang standar
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi
f. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan
g. Kondisi suhu yang membahayakan
h. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan
i. Sistem peringatan yang berlebihan
j. Sistem pekerjaan yang mengandung potensi bahasa.
G. Tanggap dalam Memberikan Bantuan terhadap Kecelakaan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan
kerja pada perusahaan yang mengakibatkan kerugian-kerugian.
Secara umum, urutan memberikan bantuan terhadap korban
kecelakaan adalah sebagai berikut:
a. Jangan panik
Penolong harus berusaha untuk tetap tenang dan cekatan
dalam menangani korban. Pertolongan diutamakan kepada
korban yang menderita luka parah, tetapi memungkinkan untuk
ditolong.
b. Jauhkan / Hindarkan Korban dari Kecelakaan Berikutnya
Jauhkan korban dari sumber kecelakaan agar tidak terjadi lagi
kecelakaan yang sama. Selain itu, penolong dapat lebih tenang
dan berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya.
c. Perhatikan Pernapasan dan Denyut Jantung Korban
Jika pernapasan korban berhenti, segera lakukan pernapasan
bantuan.
4. Perhatikan Tanda-Tanda Shock
Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari
letak anggota tubuh yang lain. Jika korban muntah-muntah dalam
keadaan setengah sadar, terlengkupkan korban dengan letak
kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya.
Cara ini dapat pula dilakukan untuk korban yang diperkirakan
akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya.
Jika korban mengalami cidera di dada dan sesak napas (tapi
masih sadar), letakkan korban dalam posisi setengah duduk.
5. Pendarahan
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat
menyebabkan kematian dalam waktu 3-5 menit.
Gunakan saputangan atau kain yang bersih, tekan tempat
pendarahan dengan kuat. Kemudian, ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun agar saputangan
tersebut menekan luka-luka itu. Apabila lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi daripada
bagian tubuh.
6. Pidahkan Korban dengan Hati-Hati dan Tidak Tergesa-
gesa
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya, sebelum
dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya,
kecuali jika tempat kecelakaan yang tidak memungkkinkan untuk
korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung, terlebih dahulu pendarahan
harus dihentikan serta tulang-tulang patah dibidai.
Saat mengusung korban, usahakan agar kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernapasannya
tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera Bawa Korban ke Fasilitas Kesehatan Terdekat
Setelah penanganan P3K, bawalah korban secepatnyaa ke
fasilitas kesehatan terdekat. P3K hanyalah suatu usaha sebagai
life saving dan mengurangi kecacatan, bukan untuk pengobatan.
Serahkan tindakan selanjutnya kepada ahli kesehatan, seperti
dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
BAB 3 Menerapkan
Konsep
Lingkungan
Hidup
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah alam sekitar individu, di mana manusia,
hewan, dan tumbuhan hidup karena adanya udara, air, tanah, dan hutan.
Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sebagai mahluk hidup serta udara, air,
dan tanah sedbagai bagian yang menentukan terjadinya kelangsungan hidup
bagi mahluk atau organisme hidup lainnya. Antara kedua unsur tersebut
makhluk hidup atau organisme hidup lain terjadi hubungan dan ketergantungan
satu sama lain secara timbale balik.
Keseimbangan hubungan timbal balik tersebut menentukan atau
mempengaruhi bentuk serta nilai kelangsungan hidup makhluk atau organisme
lainnya. Misalnya, pada organisme yang hidup bertambah atau berkurang akan
mengakibatkan terjadi perubahan pada lingkungan fisik, baik mutu(kualitas)
maupun jumlah (kuantitas).
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia atau makhluk hidup
lain memerlukan air, udara, dan bahan makanan. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan tersebut manusia menentukan jenis serta
jumlah air, udara, serta bahan makanan yang berguna bagi
keperluan hidupnya. Hal ini karena pada dasarnya kehidupan
alam merupakan perpustakaan segala unsur-unsur atau bentuk
materi dalam lingkungan.
B. Macam-Macam Lingkungan Hidup
Macam-macam lingkungan hidup pada garis besar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu lingkungan biotic dan lingkungan nonbiotik.
• Lingkungan biotic atau lingkungan hidup, misalnya manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.
• Lingkungan nonbiotik atau lingkungan tidak hidup biasa dikenal pula dengan
sebutan lingkungan fisik, misalnya air, udara, tanah, gunung, rumah, dll.
Secara garis besarnya, kesehatan lingkungan mengandung unsur-
unsur sehat, yaitu keadaan fisik, mental, dan social yang sehat, bebas dari
penyakit dan cacat dalam kaitannya lingkungan hidup manusia, khususnya
lingkungan nonbiotis (fisik).
Kesehatan lingkungan adalah usaha atau kegiatan yang mengarahkan
agar lingkungan (fisik), dapat menjamin kesehatan manusia. Kesehatan
lingkungan bukanlah aspek pengobatan (= curative), tapi merupakan usaha-
usaha pencegahan (= preventive).
Dengan mempelajari kesehatan lingkungan,
diharapkan agar para siswa :
• Memiliki pengetahuan tentang ruang lingkup lingkungan
• Mengenal dan memahami masalah linkungan
• Mengenal dan memahami peranan dan pengaruh lingkungan dalam
kehidupan manusia
• Mengenal dan memahami masalah kesehatan lingkungan
• Memiliki sikap positif dan peran serta aktif dalam usaha-usaha kesehatan
lingkungan
• Memiliki keterampilan untuk memelihara dan melestarikan kesehatan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
C. Unsur-unsur lingkungan hidup
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur hayati (Biotik)
Unsur hayati (Biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di kebun
sekola maka lingkungan hayatinya di dominasi oleh tumbuhan, jika berada dalam kelas
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur social budaya
Unsure social budaya adalah lingkungan social dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan system nilai, gagasan, dan kekayakinan dalam perilaku sebagai makhluk
social. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keterturan berkat adanya system nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abotik). Yaitu lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. jika air tidak ada lagi di muka bumi atau
udara yang dipenuhi asap. Tentu saja kehidupan di muka bumi atau tidak akan
berlangsung secara wajar. Akan banyak terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan
tumbuhan mati, perubahan musim
Uji kompetensi 3 !!
1. Yang termasuk tujuan keselamatan kerja adalah ….
a. Memberi kesempatan/jalan menyelamatkan pada waktu
kecelakaan
b. Meningkatkan jumlah produksi
c. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada
ditempat kerja
d. Meningkatakan kinerja karyawan
e. Meningkatkan semangat, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja
2. Syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keselamatan
kerja adalah …
a. Adanya prosedur kerja yang sesuai dengan standar
operating prosedur (SOP)
b. Melaksanakn prosedur kerja dengan mempertahankan
keamanan dan kesehatan kerja
c. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan
kesehatan kerja
d. Ketelitian dalam kerja
e. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada karyawan
3. Yang dimaksud kesehatan adalah …
a. Keadaan atau situasi sehat seseorang
b. Keadaan atau situasi sehat jasmani seseorang
c. Keadaan atau situasi sehat rohani seseorang
d. Keadaan kesehatan lingkungan kerja seseorang
e. Keadaan atau situasi sehat seseorang, baik jasmani
maupun rohani
4. Upaya pokok kesehatan kerja adalah …
a. Mencegah kebakaran d.Pencegahan kecelakaan akibat kerja
b. Mencegah kecelakaan e. Mencegah menularnya penyakit
c. Menjamin keselamatan
5. Untuk memperoleh kesehatan yang baik, usaha-usaha yang
harus diperhatikan, antara lain …
a. Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk
produktivitas optimal tenaga kerja
b. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui
kemungkinan sakit
c. Keadaan gizi buruk para buruh
d. Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik
e. Fasilitas kesehatan yang ada diperusahaan belum
memenuhi standar
6. Unsur penunjang keamanan yang bersifat nomaterial adalah
…
a. Memakai pelindung kepala
b. Adanya makanan dan meminum bergizi
c. Memakai sarung tangan
d. Memakai kaca mata
e. Adanya buku petunjuk pengguna alat
7. Yang tidak termasuk kedalam tujuan keselamatan, kesehatan,
dan keamanan kerja (K3LH) adalah ….
a. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun metal
b. Memelihara sarana dan prasarana perusahaan
c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantar
pekerja
d. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-
penyakit
e. Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang optimal
8. Upaya termasuk kedalam ruang lingkup keselamatan,
kesehatan,dan keamanan kerja adalah …
a. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja
b. Pekerjaan, tempat bekerja, sarana prasarana
c. Sarana prasarana, pekerja, tempat bekerja
d. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja
e. Pekerja, pekerjaan, lingkungan kerja
9. Yang tidak termasuk kedalam permasalahan keselamatan dan
keamanan kerja yang dilaporkan atau divisi keselamatan dan
keamanan kerja adalah ….
a. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan
b. Pengaturan pengujian, penawaran, dan perbaikan
peralatan
c. Kondisi peralatan perlindungan diri
d. Pembelian sarana dan prasarana baru
e. Pencegahan dan penanggulangan bahaya
10.Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang
disebabkan yang disebabkan oleh faktor manusia adalah …
a. Terpapar bising
b. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja
c. Terpapar radiasi
d. Kondisi suhu yang membahayakan
e. System peringatan yang berlebihan
A. Kondisi Bahaya di tempat Kerja
beberapa bahaya tidak dapat di ht munHindari,
seperti bahan pembersih kimia sangat mungkin
menimbulkan risiko, perawatan mesin juga
demikian.
risiko yang dapat di hindari, di antaranya :
a. Orang jatuh atau terpeleset karena
peralatan atau benda yang tidak di letakan
pada tempatnya .
b. Sakit pada punggung karena anda membalik
mattress sendiran n yang mengangkat beban
terlalu berat.
faktor – faktor penyebab kecelakaan baok
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama yaitu
:
1. Tindakan tidak aman dari manusia sendiri (unface act)
 Terburu – terburu atau tergesa – gesa dalam
melakukan pekerjaan.
 Tidak menggunakan pelindung diri yang di sediakan.
 Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang di
wajibkan.
 Berkelakan/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Kedaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe
condition)
 Mesin-mesin yang rusak tidak di beri pengamanan,
konstruksi kurang keamanan, bising dan alat-alat kerja
yang kurang baik dan rusak
 lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia.
Pada prinsipnya, setiap kecelakaan dapat di usahakan untuk di cegah
karena :
 setiap kecelakaan pasti ada sebabnya
 apabila sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka
kecelakaan dapat di cegah.
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan
tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja.
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman karena :
 tidak serius / disiplin
 Tidak mampu/tidak bisa
 Karena tidak mau
B. JENIS-JENIS BAHAYA DI TEMPAT KERJA
Emergency adalah kondisi yang harus di tangani segera dengan
pengawasan sehingga dapat memperkecil bahaya yang akan terjadi.
Bahaya pekerjaan : faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang
dapat mendatangankan kecelakaan.Bahaya yang terjadi ada yang
bersifat khusus dan umum.
Bahaya yang bersifat khusus adalah bahaya materil yang di
tinbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja. Misalnya : keadaan
lingkungan kerja yang tidak aman
Bahaya yang bersifat umum adalah bahaya yang bersifat non
materil yang di timbulkan dari proses kerja. Misalnya : bekerja dengan
tidak memenuhi keselamatan kerja
Jenis-jenis bahaya akibat kerja menurut Internasional labour
Organization (ILO) tahun 1962 diklasifikasikan sbg berikut :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
 terjatuh
 Tertimpa benda jatuh
 Tertumbuk atau terjeba benda-benda
 Terjepit oleh benda
 Pengaruh suhu tinggi
2. Klasifikasi menurut penyebab
 di sebabkan oleh mesin
 di sebabkan oleh alat angkut
 di sebabkan oleh peralatan lainnya
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
 patah tulang
 disklosa atau keseleo
 regang otot
 amputasi
 luka lebar
4. Kecelakaan kecelakaan di selidiki
 menentukan siapa yang bertanggung jawab
atas terjadinya kecelakaan
 mencegah terulang peristiwa serupa.
C. TANDA-TANDA BAHAYA DI TEMPAT KERJA DAN TEMPAT
UMUM
Tanda bahaya adalah alat yang di bunyikan atau di nyalakan,
baik secara otomatus maupun manual yang digunakan srbagai
tanda untuk memberikan peringatan bahaya kepada orang-
orang di sekitar tentang akan terjainya bahaya atau terhadi
situasi darurat.
Macam-macam tanda bahaya, baik di tempat kerja maupun di
tempat umum diantaranya :
1. Alarm kebakaran : alat ini akan berbunyi apabila
mendeteksi adanya kepulan asap yang di terimanya.
2. Alarm kebocoran gas : alarm ini di gunakan untuk
mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat menibulkan
bahaya kebakaran maupun sesak pernafasan.
3. Alarm pencurian : alarm ini akan di pasang pada
tempat-tempat yang tidak boleh di masuki oleh orang-
orang yang tidak berkepentingan.
4. Suara tembakan peringatan : suara tembakan
peringatan yang di keluarkan oleh petugas yang di
arahkan ke atas.
5. Bunyi sirene atau ambulans : sirene atau bunyi keras
uang di pasang pada ambulans menyatakan bahwa
mobil tersebut sedang membawa orang uang
membutuhkan perawatan secepatannya.
Tanda – tanda peringatan bahaya di antaranya :
a) Tanda gambar : gambar-gambar peringatan dan
larangan.
b. Tanda lampu warna : lampu yang si gunakan sebagai tanda
sebagai tanda peringatan keamanan. Misalnya :
 lampu hijau
 lampu kuning
 lampu merah
 lampu berkelip dengan sirene
c. Tanda kata-kata : kata yang di gunakan untuk peringatan
biasanya singkat, padat dan jelas, seperti kata di bawa ini :
 pintu darurat
 di larang merokok
 harap tenang
d. Tanda isyarat tubuh : simbol yang di gunakan sesama
karuawan untuk berkomunnikasi apabila ada hal-hal yang
membahayakan.
1. menganggukan kepala berarti setuju
D. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN
1. Syarat – syarat pakaian perlindungan atau pengaman
 pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap
bahaya yang mungkin ada.
 pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak
nyamanannya harus paling minimum.
 jika bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
di terima.
 pakaian harus tidak mengakibatkan bahaya lain.
 bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi.
 dasi, cincin , dan jam tangan merupakan barang-barang
yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan
bahaya , karena benda tersebut dapat di makan mesin.
2. hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan
pakaian pengaman
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api tertutup rapat
, dan rapat bantuan yang mudah terbakar.
b) Kenakan katun atau wol guna menghindari bahgan
buatan yang mudah terbakar.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt.
d) Kancing untuk di tutupi bahan untuk mencegah
kerusakan permukaann ketika bekerja di atas tonggak
atau penyangga.
Perlengkapan kerja ang di perlukan agar memenuhi rasa
aman:
1. Pakaian kerja 3. sarung tangan
2. Sepatu kerja
c. Obat
a. Paracetamol 500 mg (penurun panas dan antinyeri,
pusing)
b. CTM (anti alergi seperti gatal – gatal dll)
E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN
1. SIKAP PENOLONG
 Tidak panik, bertindak cekatan.
 Melihat pernafasan korban
 Hentikan pendarahan
 perhatikan tanda-tanda shock
 Jangan terburu-buru memindahkan korban
3. Alat –alat pelindungi anggota badan
a. Alat pelindung mata
b. Alat pelindung kepala misal : topi dan helm
c. Alat pelindung telinga
d. Alat pelindung hidung
e. Alat pelindung tangan, misalnya :
 sarung tangan kain : untuk memperkuat pegangan
supaya tidak meleset.
 Sarung tangan asbes : untuk melindungi dari
bahaya panas
 Sarung tangan kulit :melindungi tangan dari benda2
tajam
 Sarung tangan karet
4. PERLENGKAPAN YANG DI GUNAKAN DALAM MEMBERIKAN
PERTOLONGAN
a. Peralatan :
 Kotak P3K
 Gunting ukuran sedang
 Set perawatan luka ( pinset, kom betadin,plastik)
 Sarung tangan
b. Bahan habis palkai
 cairan anti septik
 Verban gulung
 Kassa steril
 Plester
 alkohol 70%
2. Kewajiban penolong
a) Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
b) Perhatikan keadaan penderita .
c) Merencenakan dalam hati cara- cara pertolongan yang
akan di lakukan .
d) Jika korban meninggal neritaju polisi atau bawa korban
ke rumah sakit.
3. Wilayah penolong
P3K sifatnya sementara artinya, kita hatus tetap
membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat
untuk per tolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang di butuhkan.
UJI KOMPETENSI 4
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar
1. Arti emergency adalah....
a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi darurat
b. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasan
c. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan
d. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari
proses kerja
e. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk
2. Bahaya yang bersifat umum adalah...
a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi darurat
b. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasan
c. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan
d. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari
proses kerja
e. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk
3. Alat ini akan berbunyi jika mendeteksi adanya kepulan asap
yang diterimanya disebut...
a. Alarm kebakaran
b. Alarm kebocoran gas
c. Tembakan peringatan
d. Sirene
4. Alat ini akan berbunyi apabila ada orang yang memegang
barang atau melalui suatu tempat yang dilarang dimasuki
disebut...
a. Alarm kebakaran d. Alarm pencurian
b. Alarm kebocoran gas e.. Tembakan peringatan
c. Sirene
5. Salah satu contoh kata peringatan adalah...
a. Tanda gambar peringatan
b. Menempelkan telunjuk dimulut
c. Tanda lampu berwarna
d. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
e. Menganggukan kepala
6. Contoh salah satu tanda isyarat tubuh, adalah....
a. Tanda gambar peringatan
b. Harap tenang
c. Tanda lampu berwarna
d. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
e. Mengedepankan telapak tangan di depan muka
7. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa
peralatan adalah...
a. Kassa steril
b. Obat-obatan
c. Plester
d. Perban gulung
e. Kotak P3K
8. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa bahan
habis pakai adalah...
a. Kassa steril d. Sarung tangan
b. Obat-obatan e. Kotak P3K
c. Gunting
9. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan, yang termasuk kedalam sikap penolong adalah...
a. Tidak panik
b. Peerhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
c. Perhatikan keadaan penderita
d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan
e. Jika korban meninggal, beritahu polisi
10. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan, yang termasuk kedalam kewajiban
penolong adalah...
a. Tidak panik
b. Melihat pernapasan korban
c. Hentikan pendarahan
d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan
e. Jangan terburu-buru memindahkan korban
DEMIKIANLAHPERSEMBAHANDARI
KELOMPOK KAMI
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerjaGindha Wayka
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanulioktaviana
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraArdini Raksanagara
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Shelly Intan Permatasari
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3EnvaPya
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahE Fitriawan
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaYesica Adicondro
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanAgus Witono
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalAgung Agung
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...Pujiati Puu
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanRobby Firmansyah
 
Keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dan keselamatan kerjaKeamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dan keselamatan kerjaEko Mardianto
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Lady Perry Pasaribu
 

What's hot (20)

9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini RaksanagaraKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja - Ardini Raksanagara
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifah
 
K3 2
K3 2K3 2
K3 2
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerja
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar Proposal
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 
K3 kelompok 3 xf
K3 kelompok 3 xfK3 kelompok 3 xf
K3 kelompok 3 xf
 
Keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dan keselamatan kerjaKeamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dan keselamatan kerja
 
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
 

Viewers also liked

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...Uofa_Unsada
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahayaifauzi
 
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimiaSimbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimiaAditya Heru
 
Mengelola Lingkungan Kerja
Mengelola Lingkungan KerjaMengelola Lingkungan Kerja
Mengelola Lingkungan KerjaSeta Wicaksana
 
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaKeselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaAhmad Aidil Nasir
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaRSU ELSYIFA
 

Viewers also liked (10)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN K3 (KESELAMATAN, KESEHATAN, KECELAKAAN KE...
 
Lingkungan kerja part_1
Lingkungan kerja part_1Lingkungan kerja part_1
Lingkungan kerja part_1
 
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahaya
 
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimiaSimbol simbol bahaya pada bahan kimia
Simbol simbol bahaya pada bahan kimia
 
Mengelola Lingkungan Kerja
Mengelola Lingkungan KerjaMengelola Lingkungan Kerja
Mengelola Lingkungan Kerja
 
bahan-bahan kimia
bahan-bahan kimiabahan-bahan kimia
bahan-bahan kimia
 
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaKeselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimia
 

Similar to K3LH DI TEMPAT KERJA

10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)RizaAldina1
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFYohanita Tengku
 
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxZhulvardyanArmayrish
 
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.pptFaisal Rahman
 
1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptxRatihSumardi
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxaldamay
 
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptxHendraPriyatnanto
 
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfK3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfnanangprasetyo12
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganSembadra Fitriani
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Uwai Shakespeare
 
sanitasi dan hydiene
sanitasi dan hydienesanitasi dan hydiene
sanitasi dan hydieneapotekinfarma
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanFarida Sihotang
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludinWarnet Raha
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)Warnet Raha
 

Similar to K3LH DI TEMPAT KERJA (20)

10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
 
01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt01 konsep dasar k3 new.ppt
01 konsep dasar k3 new.ppt
 
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptxPPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
PPT KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PERKANTORAN.pptx
 
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
1. Prinsip Dasar K3-REV.ppt
 
Pencegahan
PencegahanPencegahan
Pencegahan
 
1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx
2_Konsep_Dasar_K3_and_K3RS_pptx.pptx
 
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdfK3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
K3- Ruang Lingkup Pelaksanaan K3 dalam Keperawatan (3).pdf
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
 
Hygiene industri
Hygiene industriHygiene industri
Hygiene industri
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
sanitasi dan hydiene
sanitasi dan hydienesanitasi dan hydiene
sanitasi dan hydiene
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 

K3LH DI TEMPAT KERJA

  • 2. KESELAMATAAN, KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) NAMA KELOMPOK : AYU NURHAYATI EMA WABAINA BARANTIAN SITI ROSMAYANTY YULIANA
  • 4. A. KoNsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Keselamatan berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata “safety” dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Dalam mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakaan inilah berkembang sebagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories).
  • 5. Adapun kesehatan berasal dari bahasa inggris “health”, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental, dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian, pengertian sehat secara utuh menunjukan pengertian sejahtera (well-being). Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya.
  • 6. Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan pada manusia pekerja tersebut. Istilah “keselamatan dan kesehatan kerja” dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan yang kedua adalah sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.
  • 7. industrial environments. It is multi disciplinary profession based upon physics, chemistry, biology, and behavioral sciences with application in manufacturing, transport, storage, and handling of hazardous material and domestic and recreational activities. (ODHA, USA) Dari definisi tersebut dapat diamati adanya uraian yang menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi pendukungnya. The promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well being of workers in all occupations; the prevention among
  • 8. the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to summarize; the adaption of work to man and each man to his job. (Joint Committe : ILO & WHO) Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya dan risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin. 2. Tujuan Keselamatan Kerja a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berbeda di tempat kerja.
  • 9. 3. Syarat – Syarat Keselamatan Syarat – syarat keselamatan kerja diatur dalam Undang – Undang No. 1 Tahun 1970, yaitu sebagai berikut: • Mencegah dan mengurangi kecelakaan. • Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. • Mencegah dan mengurangi peledakan. • Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. • Memberi pertolongan pada kecelakaan. • Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. • Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar matahari atau radiasi, suara tau getaran.
  • 10. • Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. • Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. • Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik. • Menyelenggarakn penyegaran udara yang cukup. • Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban. • Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. • Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang , binatang, tanaman, atau barang. • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. • Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. • Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
  • 11. Dengan demikian, kehadiran Keselamatn dan Kesehatan Kerja sebagai suatu pendekatan ilmiah maupun dalam berbentuk programnya di berbagai sektor bukan tanpa alasan. Alasan pertama adalah karena hak asasi manusia untuk hidup sehat dan selamat, alasan kedua adalah alassan ekonomi agar tidak terjadi kerugian dan beban ekonomi akibat masalah keselamatn dan kesehatan, alasan ketiga adalah alasan hukum 4. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan ilmu terapan, yang bersifat multidisiplin di dalam era global dewasa hadir dan berkembang dalam aspek keilmuannya (di bidang pendidikan maupu riset) maupun dalam bentuk program-program yang dilaksanakn di berbagai sektor yang tentunya penerapannya didasari oleh berbagai macam alasan.
  • 12. 5. Kesehatan di Lingkungan Kerja Secara umum, kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi, dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap keshatan. Kesehatan adalah keadaan atau situasi sehat seseorang, baik jasmani maupun rohani. Kesehatan dilingkungan kerja adalah kesehatan yang dirasakan oleh pekerja pada saat bekerja pada suatu perusahaan atau ditempat kerja. Menjaga kesehatan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kerja dan sekitarnya secara rutin dan teratur.
  • 13. Untuk mencapai derajat kesehatan di lingkungan kerja, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan penting untuk dilaksanakan, yaitu sebagai berikut. a. Segi-segi Kebersihan Perusahaan Kebersihan perusahaan meliputi kebersihan luar dan dalam gedung. Secara rinci, kebersihan meliputi sebagai berikut. • Keadaan kakus atau WC yang baik. • Pembuangan sampah dan air sampah yang baik • Keadaan gedung atau halaman yang tidak menyebabkan kecelakaan, kebakaran, dan ledakan-ledakan, • Keadaan yang tidak menyebabkan bersarangnya nyamuk dan lalat.
  • 14. b. Air Minum Pada semua tempat kerja harus disediakan air bersih yang sumber dan cara pengalirannya disahkan oleh instansi yang ditunjuk untuk mengesahkan. Tempat minum harus disediakan untuk pekerja-pekerja menurut bentuk yang telah ditentukan oleh yang berwenang dalam berbandingan untuk setiap 100 pekerja. Jika dipakai wadah air munum, maka wadah itu harus tertutup rapat dan tidak deperbolehkan memakai gelas yang sama. c. Kakus Perbandingan jumlah kakus dan pekerja adalah: • 1 kakus untuk 1-24 pekerja
  • 15. • 2 kakus untuk 25-50 pekerja • 3 kakus untuk 50-100 pekerja d. Tempat Cuci dan Ganti Pakaian Setiap tempat kerja harus disediakan tempat cuci dalam perbandingan 1 tempat cuci untuk 25 pekerja, dan satu untuk setiap tambahan 15 pekerja jika jumlah pekerja lebih dari 100. Pada setiap tempat cuci harus disediakan air yang mengalir, sabun dan handuk yang bersih juga, serta tempat untuk pembuangan kotoran. Selain itu, harus pula disediakan tempat ganti pakaian apabila ada pengolahan yang menimbulkan debu, kotoran, panas,
  • 16. tinggi, asap, uap, embun dan sebagainya yang mungkin dapat merusak kesehatan atau kesenangan bekerja. e. Ruangan Makan dan Kantin Apabila pekerja menghendaki pekerja harus makan siang dalam lingkungan pekerjaan maka harus disediakan ruang makan yang cukup luas sehingga semua pekerja dapat makan sekaligus atau bergelombang. Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan- peraturan kebersihan.
  • 17. Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan- peraturan kebersihan. Dapur, tempat makan, dan alat-alat untuk makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan, air munum dan makanan yang dihidangkan harus bersih dan sehat. f. Hal-Hal Lain Segala sampah ditempat kerja harus dikumpulkan, disimpan, dan dibuang sebegitu rupa sehingga tidak merusak kesehatan atau menjadi gangguan. Selain itu, sanitasi juga harus membantu usaha-usaha untuk memberantass penyakit menular. Untuk memperoleh kesehatan yang baik, usaha-usaha yang harus diperhatikan, di antaranya:
  • 18. • Pekerja yang pekerjaannya menghadapi bahaya harus diperiksa kesehatannya setiap 6 bulan – 1 tahun sekali. • Alat-alat harus diperiksa setiap miggu atau bulan untuk menilai bahaya-bahaya yang mungkin timbul (antara lain harus dilakukan pengambilan sampel udara juga pemeriksaannya di laboratorium). • Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui kemungkinan sakit pernafasan menaun, ginjal, dan sebagainya. Kondisi-kondisi kesehatan yang menyebabkan rendahnya kondisi produktivitas kerja, di antaranya: • Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah infeksi, endemic (cacar, kolera), parasit, penyakit alat pernapasan, seperti flu da bronchitis.
  • 19. • Penyakit akibat kerja, seperti keracunan bahan kimia, gangguan mental psikologi akibat kerja. • Keadaan gizi buruk pada buruh yang dikarenakan penyakit endemis dan parasitis, kurangya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah dan beban kerja yang terlalu besar. • Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga kerja, seperti keadaan suhu, kelembapan dan gerak udara yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja. • Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik dikarenakan pengupahan yang rendah. • Fasilitas kesehatan yang ada di perusahaan belum memenuhi standar.
  • 20. 6. Keamanan Kerja Keaman kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun non materil. Keadaan yang tidak aman dapat menimbulkan kecelakaan-kecelakaan, dan luka-luka dalam hubungan kerja, yaitu sebagai berikut. a. Tidak adanya penjagaan, maksudnya tempat-tempat yang berbahaya seperti jalan-jalan sempit, tangga-tangga yang tidak diberi ril-ril penjagaan, kawat-kawat listrik atau bahan-bahan peledak yang tidak dilindungi atau ditutup dengan cara tertentu. b. Penjagaan yang tidak cukup terhadap barabg-barang yang berbahaya.
  • 21. c. Model atau konstruksi yang tidak aman. d. Aturan yang berbahaya, lazimnya dikenal sebagai “pemeliharaan buruk” dalam jenis keadaan yang tidak aman. e. Penerapan yang tidak tepat, penerangan yang tidak cukup, terlalu banyak penerangan, cahaya yang berwarna salah. f. Penganginan yang tidak aman, kumpulan uap, debu, gas-gas atau asap. g. Pakaian yang tidak aman, disini termasuk sepatu-sepatu yang sudah tua, pakaian yang robek/penuh minyak, kacamata pengamanan, ikat pinggang pengamanan, dan alat-alat pengaman perseorangan lainnya yang tidaak tersedia.
  • 22. Dengan demikian, hal-hal yang harus diperbuat terhadap keadaan- keadaan yang tidak aman adalah sebagai berikut. a. Menyingkirkan segala bahaya Apabila ada alat pengangkut yang berat terletak pada suatu panggung kerja dan alat itu mudah jatuh dan melukai seseorang, maka sebaiknya kita memindahkan alat itu ditempat yang seharusnya. b. Penjagaan Ada tempat-tempat bahaya yang tidak dapat disingkirkan, seperti kawat-kawat listrik bertegangan tinggi dan perseling-perseling terbuka pada mesin-mesin. Jagalah agar bahaya itu dilindungi dengan menempatkan dinding sekelilingnya atau menggunakan alat-alat penjagaan lainnya.
  • 23. c. Peringatan Jika tidak mungkin menggunakan alat penjagaan, berilah peringatan tentang keadaan tidak aman itu. Alat bantu yang dapat digunakan untuk memberi peringatan tentang keadaan yang tidak aman, misalnya terompet, lonceng, peluit, lampu-lampu sinyal, garis bercat, bendera-bendera merah, atau tanda dengan perkataan d. Anjuran Kita harus membuat anjuran-anjuran tertentu tentang cara untuk menghilangkan keadaan-keadaan yang tidak aman itu. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil, yaitu: 1) Baju kerja 3) Sarung tangan 5) kaca mata 2) Helm 4) Sepatu
  • 24. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non materil, yaitu: 1. Buku petunjuk penggunaan alat 3. Himbauan-himbauan 2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya 4. Petugas keamanan 3. Petugas keamanan 7. Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja Latar belakang dan diterapkannya Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3) adalah standardinasi yang telah diterapkan di dunia kerja internasional. Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja berawal dari OSH (OccupationalSafety and Health) yaitu sebuah ilmu disiplin yang peduli dan melindungi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja ditempat kerja.
  • 25. Sejak tahun 1950, International Labour Organization (ILO) dan World Health Organization (WHO) telah menetapkan definisi hukum dari keehatan kerja. Tujuan awal dari pendirian standard keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah sebagai berikut: 1) Moral – Seorang pekerja seharusnya tidak mempunyai risiko terluka pada saat kerja yang berhubungan dengan lingkungan kerja. 2) Ekonomi – Dengan mengurangi biaya yang harus dibayar jika terjadi kecelakaan di tempat kerja. 3) Legal – Mendorong hukum agar menerapkan peraturan resmi agar dapat dipatuhi oleh banyak pihak.
  • 26. Beberapa risiko yang biasa dimiliki oleh pekerja adalah sebagai berikut: • Risiko fisik (terpeleset, jatuh dari ketinggian, transportasi tempat kerja, dll) • Risiko kimia (cairan pelarut, metal berat) • Risiko psikologis (stress, kekerasan, pemerasan) • Risiko lingkungan (temperatur, kelembapan, cahaya) • Risiko cidera otot (lingkungan kerja yang tidak ergonamis) Setelah adanya OSH disusunlah OccupationalSafety and Health Act yang ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon pada 29 November 1970.
  • 27. Undang-undang ini menjadi pencetus berdirinya badan National Institute for OccupationalSafety and Health (NIOSH)dan OccupationalSafety and Health Administration (OSHA). Act ini diketemukan di United States Codedi judul ke 29 pada bab 15. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan dan keselematan mereka. Tujuan keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja adalah sebagai berikut: • Melindungi para pekerja dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi akibat kecelakaan kerja.
  • 28. • Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal. • Mengurangi angka sakit atau angka kematian di antara pekerja. • Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh sesama pekerja. • Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental. 8. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja Pada prinsipnya, ruang lingkup keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja mencakup 3 aspek, yaitu pekerja, pekerjaan, dan tempat kerja.
  • 29. A. Pekerja Para pekerja/karyawan disuatu perusahaan harus dijaga dengan baik kesehatannya. Hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga memperoleh tenaga-tenaga yang produktif dan profesional. Adapun usaha-usaha keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja, diantaranya: • Mengadakan seleksi dari calon pegawai; • Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap para pegawai; • Meningkatkan kesejahteraan dan mengusahakan suasana, serta cara hidup para pekerja seoptimal mungkin;
  • 30. 4. Imunisasi berkala terhadap penyakit-penyakit khusus. Selain usaha-usaha diatas, pekerja juga mempunyai tugas dan tanggung jawab, yaitu sebagai berikut: • Mempelajari dan melakukan aturan secara instruksi keselamatan kerja. • Memberi contoh cara kerja yang aman kepada pekerja baru/yang kurang pengalaman. • Menunjukan kesiapan dan minat untuk mempelajari dan melatih diri terhadap kerja yang aman. • Melakukan secara sungguh-sungguh terhadap keselamatan kerja pada setiap tugas pekerjaannya.
  • 31. b. Pekerjaan Pekerjaan dapat dilaksanakan jika terdapat pekerja. Namun para pekerja juga tidak banyak berarti jika pekerjaan yang dilaksanakan tidak diperlakukan sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Usaha mengurangi risiko dalam hal pekerjaan adalah sebagai berikut. 1. Mengadakan perubahan dalam kerja yang salah, misalnya pemakaian alat kerja yang tidak sesuai harus diganti secepatnya. 2. Mencegah terjadinya penularan atau pelajaran melalui pengaruh-pengaruh dari faktor-faktor yang membahayakan,
  • 32. misalnya tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap para pekerja yang bekerja dalam ruangan yang terdapat gas keracunan atau berdebu dan tindakan peringatan terhadap jenis pekerjaan yang melelahkan. 3. Diberlakukannya tindakan atau aturan yang ketat untuk melindungi para pekerja terhadap penggunaan alat-alat yang membahayakan, misalnya menggunakan pakaian sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan juga melarag seseorang melakukan pekerjaan yang bukan menjadi keahliannya. 4. Pencahayaan/penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhan ketelitian dan cenderung rumit harus diberikan penerangan yang lebih.
  • 33. Hal ini dilakukan untuk: • Mencegah dan menghindarkan terjadinya kecelakaan; • Menjaga mutu pekerjaan; • Tidak menurunkan produksi; • Tidak merusak mata. 5. Latihan-latihan terhadap para pekerja di dalam bidang khusus. Setiap jenis pekerjaan mempunyai sifat-sifat dan cara-cara sendiri. Sifat dan cara ini harus dikenal serta dipelajari oleh pekerja. Hal ini bertujuan: a) Untuk mencegah timbulnya kecelakaan, kecelakaan sebagai akibat kurang mengetahui sifat dan cara bekerja;
  • 34. b) Menambah pengetahuan para pekerja, sesuai bidangnya masing-masing. c. Tempat Bekerja Tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam suatu institusi/perusahaan. Secara tidak langsung tempat kerja akan berpengaruh pada kesenangan, kenyamanan, dan keselamatan dari para pekerja. Keadaan atau suasana menyenangkan (comfortable) dan aman (safe) akan menimbulkan gairah produktivitas kerja. Adapun usaha-usaha kesehatan yang perlu dilakukan terhadap tempat kerja secara ummum adalah dengan menerapkannya hygiene sanitasi serta secara khusus.
  • 35. Hal-hal yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi tempat kerja, di antaranya: • Penerangan atau pencahayaan dalam ruangan kerja harus disesuaikan/diatur dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. • Pengontrolan udara dalam ruangan kerja. • Suhu udara dalam ruangan kerja. • Tekanan udara dalam ruangan kerja. B. Prinsip-Prinsip Pencegahan Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang kesehatan kerja. Dengan menerapkan usaha keselamatan dan kesehatan kerja maka kejadian kecelakaan kerja semestinya bisa dihindari.
  • 36. Namun seringkali masih sering terjadi saja kecelakaan, baik dari faktor pekerja, peralatan, mesin, atau sekitar pekerjaan. Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan cara berikut: 1. Peraturan perundangan : ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan kerja industri, tuga-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan. 2. Standarisasi : penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi.
  • 37. misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perllindungan diri. 3. Pengawasan : pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan- ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. 4. Penelitian bersifat teknik : meliputi sifat dan ciri-ciri bahan- bahan yang berbahaya tentang pagar pengaman, penguji alat- alat perlindungan diri, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengakat dan peralatan pengangkat lainnya.
  • 38. 5. Riset medis : meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis. 6. Penelitian psikologis : penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjaddinya kecelakaan. 7. Penelitian secara statistik : menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. 8. Pendidikan : menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan, atau kursus- kursus pertukangan. 9. Latihan-latihan : latihan praktek tenaga kerja. 10.Penggairahan : penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
  • 39. 11.Asuransi : insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan. 12.Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan : merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan kerja. C.Prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Aspek Higiene • Jagalah kesehatan dan kebersihan setiap pribadi karyawan • Jagalah kesehatan dan kebersihan makanan dan minuman. • Jagalah kesehatan dan kebersihan pakaian. 2. Aspek Sanitasi (Kesehatan Lingkungan) • Pengadaan air bersih. • Pengadaan pembuangan air kotor dan limbah.
  • 40. • Pengadaan tempat sampah. • Pengadaan tempat pembuangan sampah sementara. • Pemberantasan serangga dan tikus. • Penataan lingkungan kerja dan perumahan karyawan. • Pengendalian suara-suara bising. 3. Aspek Lingkungan Kerja • Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisik. • Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan infeksi. • Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan kimia. • Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisiologi. • Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan mental psikologi.
  • 41. D. Tindakan Untuk Mencegah Kecelakaan Kerja Keselamatan kerja menitikberatkan pada peralatan dari perusahaan, sedangkan pencegahan penyakit akibat kerja ditumbuhkan pada orang-orang yang bekerja dalam perusahaan. Usaha-usaha mencegah memperkecil kecelakaan adalah sebagai berikut: a. Mengadakan peraturan tata cara kerja antara lain dengan melakukan penjadualan yang baik dan jam kerja rasional serta adanya istirahat berkala diantara jam kerja. b. Menerapkan dan memenuhi aturan undang-undang lamanya jam kerja..
  • 42. c. Menerapkan rolling kerja (sift/jam kerja) dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. E.Tanggung Jawab dalam Keselamatan Kerja Secara umum, pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja di perusahaan, di antaranya: 1. Peranan Pimpinan Perusahaan Seorang pimpinan perusahaan memegang peranan yang besar dalam usaha menciptakan keselamatan dan keamanan kerja. Seorang pimpinan tidak boleh memperlihatkan sikap ragu- ragu mengenai perhatian dan keterlibatannya dalam usaha menciptakan kondisi kerja yang aman dan selamat kepada para pekerja.
  • 43. 2. Peranan Pimpian Regu/Kelompok Seorang pemimpin kelompok harus mampu memberikan contoh yang baik mengenai pelaksanaan kerja yang aman dan selamat. Selain itu, pimpinan regu juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerja dalam bekerja untuk memastikan bahwwa para pekerja melaksanakan kerja dengan baik dan sesuai dengan prosedur. 3. Peranan Ahli atau Divisi Keselamatan Kerja dan Keamanan Kerja Ahli atau divisi keselamatan kerja dan keamanan kerja mempunyai tugas sebagai berikut :
  • 44. a. Merumuskan atau mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan pencegahan kecelakaan kerja. b. Membuat laporan dan memberikan saran-saran kepada pimpinan perusahaan tentang suatu permasalahan yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan kerja. c. Memberi bimbingan kepada sifat supervisi. d. Mengadakan penelitian tentang kecelakaan kerja. e. Mencatat dan membuat data statistik tentang semua kejadian kecelakaan. f. Melakukan pengawasan dalam latihan keselamatan dan keamanan kerja. g. Mengadakan pemeriksaan tentang peralatan, proses, dan
  • 45. h. Membuat petunjuk-petunjuk, bimbingan dan lain-lain yang mendukung upaya pembentukan lingkungan kerja yang aman dan selamat. i. Memeriksa kondisi peralatan yang digunakan untuk menanggulangi kecelakaan atau ancaman bahaya. j. Menciptakan budaya kerja yang selamat dan aman sekaligus meniadakan budaya kerja yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan kerja. Adapun permasalahan keselamatan dan keamanan kerja yang dilaporkan ahli atau divisi keselamatan dan keamanan kerja kepada pimpinan perusahaan adlah sebagai berikut:
  • 46. 1. Rencana pendirian bangunan baru atau renovasi bangunan lama. 2. Penggunaan mesin peralatan dan perlengkapan perusahaan. 3. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan. 4. Pengaturan pengujian, parawatan, dan perbaikan peralatan. 5. Kondisi peralatan perlindungan diri. 6. Pencegahan dan penanggulangan bahaya. 4. Panitia Keselamatan dan Keamanan Kerja Pembentukan panitia ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan melalui kerja sama antara buruh dan pimpinan perusahaan. Panitia keselamatan dan kerja bertindak sebagai perantara antara pimpinan perusahaan dan buruh.
  • 47. Panitia keselamatan dan keamanan harus mampu menanamkan kepercayaan buruh terhadap kebijaksanaan keselamatan dan keamanan perusahaan serta membantu pimpinan perusahaan untuk mempertimbangkan pandangan dan saran dari buruh. Panitia ini juga bertanggung jawab dalam disiplin kerja, pelaksanaan budaya kerja yang benar dan sesuai dengan prosedur, serta peniadaan budaya kerja yang dapat menimbulkan budaya atau kecelakaan kerja. 5. Laporan Mengenai Kejadian Pencurian Diserahkannya lapiran secara tertulis yang lengkap apabila terjadi pencurian.
  • 48. Laporan ini seharusnya memberi jawaban atas pertanyaan- pertanyaan seperti berikut. a. Siapakah yang terlibat, di mana, dan bila terjadi mengapa dan bagaimana terjadinya? b. Mesin, alat, atau benda apakah yang dicuri? c. Apa yang telah saudara perbuat selaku pimpinan untuk menghindarkan berulangnya pencurian. d. Apakah saudara mempunyai saran-saran? F. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Secara umum, faktor penyebab kecelakaan ada dua macam, yaitu faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe condition).
  • 49. 1. Faktor Manusia (Unsafe Action) Faktor manusia dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu sebagai berikut. a. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yang meliputi: a) posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah b) cacat fisik c) cacat sementara d) kepekaan pancaindera terhadap sesuatu b. Kurang pendidikan meliputi: a) Kurang pengalaman b) Salah pengertian terhadap perintah c) Kurang terampil
  • 50. c. Salah mengartikan SOP c. Menjalankan pekerjaan tanpa memepunyai kewenangan. d. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. e. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya pura-pura. f. Mengangkat beban yang berlebihan. g. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja. 2. Faktor Lingkungan (Unsafe Condition) Disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya: a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai b. Ada api ditempat bahaya c. Pengamanan gedung yang kurang standar
  • 51. d. Terpapar bising e. Terpapar radiasi f. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan g. Kondisi suhu yang membahayakan h. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan i. Sistem peringatan yang berlebihan j. Sistem pekerjaan yang mengandung potensi bahasa. G. Tanggap dalam Memberikan Bantuan terhadap Kecelakaan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan kerja pada perusahaan yang mengakibatkan kerugian-kerugian. Secara umum, urutan memberikan bantuan terhadap korban kecelakaan adalah sebagai berikut:
  • 52. a. Jangan panik Penolong harus berusaha untuk tetap tenang dan cekatan dalam menangani korban. Pertolongan diutamakan kepada korban yang menderita luka parah, tetapi memungkinkan untuk ditolong. b. Jauhkan / Hindarkan Korban dari Kecelakaan Berikutnya Jauhkan korban dari sumber kecelakaan agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang sama. Selain itu, penolong dapat lebih tenang dan berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya. c. Perhatikan Pernapasan dan Denyut Jantung Korban Jika pernapasan korban berhenti, segera lakukan pernapasan bantuan.
  • 53. 4. Perhatikan Tanda-Tanda Shock Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Jika korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, terlengkupkan korban dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini dapat pula dilakukan untuk korban yang diperkirakan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Jika korban mengalami cidera di dada dan sesak napas (tapi masih sadar), letakkan korban dalam posisi setengah duduk. 5. Pendarahan Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3-5 menit.
  • 54. Gunakan saputangan atau kain yang bersih, tekan tempat pendarahan dengan kuat. Kemudian, ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Apabila lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi daripada bagian tubuh. 6. Pidahkan Korban dengan Hati-Hati dan Tidak Tergesa- gesa Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya, sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya, kecuali jika tempat kecelakaan yang tidak memungkkinkan untuk korban dibiarkan ditempat tersebut.
  • 55. Apabila korban hendak diusung, terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang patah dibidai. Saat mengusung korban, usahakan agar kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernapasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan. 7. Segera Bawa Korban ke Fasilitas Kesehatan Terdekat Setelah penanganan P3K, bawalah korban secepatnyaa ke fasilitas kesehatan terdekat. P3K hanyalah suatu usaha sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan untuk pengobatan. Serahkan tindakan selanjutnya kepada ahli kesehatan, seperti dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
  • 57. A. Pengertian Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah alam sekitar individu, di mana manusia, hewan, dan tumbuhan hidup karena adanya udara, air, tanah, dan hutan. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sebagai mahluk hidup serta udara, air, dan tanah sedbagai bagian yang menentukan terjadinya kelangsungan hidup bagi mahluk atau organisme hidup lainnya. Antara kedua unsur tersebut makhluk hidup atau organisme hidup lain terjadi hubungan dan ketergantungan satu sama lain secara timbale balik. Keseimbangan hubungan timbal balik tersebut menentukan atau mempengaruhi bentuk serta nilai kelangsungan hidup makhluk atau organisme lainnya. Misalnya, pada organisme yang hidup bertambah atau berkurang akan mengakibatkan terjadi perubahan pada lingkungan fisik, baik mutu(kualitas) maupun jumlah (kuantitas).
  • 58. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia atau makhluk hidup lain memerlukan air, udara, dan bahan makanan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut manusia menentukan jenis serta jumlah air, udara, serta bahan makanan yang berguna bagi keperluan hidupnya. Hal ini karena pada dasarnya kehidupan alam merupakan perpustakaan segala unsur-unsur atau bentuk materi dalam lingkungan. B. Macam-Macam Lingkungan Hidup Macam-macam lingkungan hidup pada garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan biotic dan lingkungan nonbiotik.
  • 59. • Lingkungan biotic atau lingkungan hidup, misalnya manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. • Lingkungan nonbiotik atau lingkungan tidak hidup biasa dikenal pula dengan sebutan lingkungan fisik, misalnya air, udara, tanah, gunung, rumah, dll. Secara garis besarnya, kesehatan lingkungan mengandung unsur- unsur sehat, yaitu keadaan fisik, mental, dan social yang sehat, bebas dari penyakit dan cacat dalam kaitannya lingkungan hidup manusia, khususnya lingkungan nonbiotis (fisik). Kesehatan lingkungan adalah usaha atau kegiatan yang mengarahkan agar lingkungan (fisik), dapat menjamin kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan bukanlah aspek pengobatan (= curative), tapi merupakan usaha- usaha pencegahan (= preventive).
  • 60. Dengan mempelajari kesehatan lingkungan, diharapkan agar para siswa : • Memiliki pengetahuan tentang ruang lingkup lingkungan • Mengenal dan memahami masalah linkungan • Mengenal dan memahami peranan dan pengaruh lingkungan dalam kehidupan manusia • Mengenal dan memahami masalah kesehatan lingkungan • Memiliki sikap positif dan peran serta aktif dalam usaha-usaha kesehatan lingkungan • Memiliki keterampilan untuk memelihara dan melestarikan kesehatan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
  • 61. C. Unsur-unsur lingkungan hidup Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Unsur hayati (Biotik) Unsur hayati (Biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di kebun sekola maka lingkungan hayatinya di dominasi oleh tumbuhan, jika berada dalam kelas maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. 2. Unsur social budaya Unsure social budaya adalah lingkungan social dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan system nilai, gagasan, dan kekayakinan dalam perilaku sebagai makhluk social. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keterturan berkat adanya system nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. 3. Unsur fisik (Abiotik) Unsur fisik (abotik). Yaitu lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. jika air tidak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap. Tentu saja kehidupan di muka bumi atau tidak akan berlangsung secara wajar. Akan banyak terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim
  • 62. Uji kompetensi 3 !! 1. Yang termasuk tujuan keselamatan kerja adalah …. a. Memberi kesempatan/jalan menyelamatkan pada waktu kecelakaan b. Meningkatkan jumlah produksi c. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja d. Meningkatakan kinerja karyawan e. Meningkatkan semangat, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
  • 63. 2. Syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keselamatan kerja adalah … a. Adanya prosedur kerja yang sesuai dengan standar operating prosedur (SOP) b. Melaksanakn prosedur kerja dengan mempertahankan keamanan dan kesehatan kerja c. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja d. Ketelitian dalam kerja e. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada karyawan
  • 64. 3. Yang dimaksud kesehatan adalah … a. Keadaan atau situasi sehat seseorang b. Keadaan atau situasi sehat jasmani seseorang c. Keadaan atau situasi sehat rohani seseorang d. Keadaan kesehatan lingkungan kerja seseorang e. Keadaan atau situasi sehat seseorang, baik jasmani maupun rohani 4. Upaya pokok kesehatan kerja adalah … a. Mencegah kebakaran d.Pencegahan kecelakaan akibat kerja b. Mencegah kecelakaan e. Mencegah menularnya penyakit c. Menjamin keselamatan
  • 65. 5. Untuk memperoleh kesehatan yang baik, usaha-usaha yang harus diperhatikan, antara lain … a. Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga kerja b. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui kemungkinan sakit c. Keadaan gizi buruk para buruh d. Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik e. Fasilitas kesehatan yang ada diperusahaan belum memenuhi standar
  • 66. 6. Unsur penunjang keamanan yang bersifat nomaterial adalah … a. Memakai pelindung kepala b. Adanya makanan dan meminum bergizi c. Memakai sarung tangan d. Memakai kaca mata e. Adanya buku petunjuk pengguna alat 7. Yang tidak termasuk kedalam tujuan keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja (K3LH) adalah …. a. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun metal b. Memelihara sarana dan prasarana perusahaan
  • 67. c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantar pekerja d. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit- penyakit e. Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimal 8. Upaya termasuk kedalam ruang lingkup keselamatan, kesehatan,dan keamanan kerja adalah … a. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja b. Pekerjaan, tempat bekerja, sarana prasarana c. Sarana prasarana, pekerja, tempat bekerja
  • 68. d. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja e. Pekerja, pekerjaan, lingkungan kerja 9. Yang tidak termasuk kedalam permasalahan keselamatan dan keamanan kerja yang dilaporkan atau divisi keselamatan dan keamanan kerja adalah …. a. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan b. Pengaturan pengujian, penawaran, dan perbaikan peralatan c. Kondisi peralatan perlindungan diri d. Pembelian sarana dan prasarana baru e. Pencegahan dan penanggulangan bahaya
  • 69. 10.Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang disebabkan yang disebabkan oleh faktor manusia adalah … a. Terpapar bising b. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja c. Terpapar radiasi d. Kondisi suhu yang membahayakan e. System peringatan yang berlebihan
  • 70.
  • 71. A. Kondisi Bahaya di tempat Kerja beberapa bahaya tidak dapat di ht munHindari, seperti bahan pembersih kimia sangat mungkin menimbulkan risiko, perawatan mesin juga demikian. risiko yang dapat di hindari, di antaranya : a. Orang jatuh atau terpeleset karena peralatan atau benda yang tidak di letakan pada tempatnya . b. Sakit pada punggung karena anda membalik mattress sendiran n yang mengangkat beban terlalu berat. faktor – faktor penyebab kecelakaan baok secara sendiri-sendiri atau bersama-sama yaitu :
  • 72. 1. Tindakan tidak aman dari manusia sendiri (unface act)  Terburu – terburu atau tergesa – gesa dalam melakukan pekerjaan.  Tidak menggunakan pelindung diri yang di sediakan.  Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang di wajibkan.  Berkelakan/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 2. Kedaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)  Mesin-mesin yang rusak tidak di beri pengamanan, konstruksi kurang keamanan, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak  lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia.
  • 73. Pada prinsipnya, setiap kecelakaan dapat di usahakan untuk di cegah karena :  setiap kecelakaan pasti ada sebabnya  apabila sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat di cegah. Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja. Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman karena :  tidak serius / disiplin  Tidak mampu/tidak bisa  Karena tidak mau
  • 74. B. JENIS-JENIS BAHAYA DI TEMPAT KERJA Emergency adalah kondisi yang harus di tangani segera dengan pengawasan sehingga dapat memperkecil bahaya yang akan terjadi. Bahaya pekerjaan : faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangankan kecelakaan.Bahaya yang terjadi ada yang bersifat khusus dan umum. Bahaya yang bersifat khusus adalah bahaya materil yang di tinbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja. Misalnya : keadaan lingkungan kerja yang tidak aman Bahaya yang bersifat umum adalah bahaya yang bersifat non materil yang di timbulkan dari proses kerja. Misalnya : bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja
  • 75. Jenis-jenis bahaya akibat kerja menurut Internasional labour Organization (ILO) tahun 1962 diklasifikasikan sbg berikut : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan  terjatuh  Tertimpa benda jatuh  Tertumbuk atau terjeba benda-benda  Terjepit oleh benda  Pengaruh suhu tinggi 2. Klasifikasi menurut penyebab  di sebabkan oleh mesin  di sebabkan oleh alat angkut  di sebabkan oleh peralatan lainnya
  • 76. 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan  patah tulang  disklosa atau keseleo  regang otot  amputasi  luka lebar 4. Kecelakaan kecelakaan di selidiki  menentukan siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan  mencegah terulang peristiwa serupa.
  • 77. C. TANDA-TANDA BAHAYA DI TEMPAT KERJA DAN TEMPAT UMUM Tanda bahaya adalah alat yang di bunyikan atau di nyalakan, baik secara otomatus maupun manual yang digunakan srbagai tanda untuk memberikan peringatan bahaya kepada orang- orang di sekitar tentang akan terjainya bahaya atau terhadi situasi darurat. Macam-macam tanda bahaya, baik di tempat kerja maupun di tempat umum diantaranya : 1. Alarm kebakaran : alat ini akan berbunyi apabila mendeteksi adanya kepulan asap yang di terimanya. 2. Alarm kebocoran gas : alarm ini di gunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat menibulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernafasan.
  • 78. 3. Alarm pencurian : alarm ini akan di pasang pada tempat-tempat yang tidak boleh di masuki oleh orang- orang yang tidak berkepentingan. 4. Suara tembakan peringatan : suara tembakan peringatan yang di keluarkan oleh petugas yang di arahkan ke atas. 5. Bunyi sirene atau ambulans : sirene atau bunyi keras uang di pasang pada ambulans menyatakan bahwa mobil tersebut sedang membawa orang uang membutuhkan perawatan secepatannya. Tanda – tanda peringatan bahaya di antaranya : a) Tanda gambar : gambar-gambar peringatan dan larangan.
  • 79. b. Tanda lampu warna : lampu yang si gunakan sebagai tanda sebagai tanda peringatan keamanan. Misalnya :  lampu hijau  lampu kuning  lampu merah  lampu berkelip dengan sirene c. Tanda kata-kata : kata yang di gunakan untuk peringatan biasanya singkat, padat dan jelas, seperti kata di bawa ini :  pintu darurat  di larang merokok  harap tenang d. Tanda isyarat tubuh : simbol yang di gunakan sesama karuawan untuk berkomunnikasi apabila ada hal-hal yang membahayakan. 1. menganggukan kepala berarti setuju
  • 80. D. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN 1. Syarat – syarat pakaian perlindungan atau pengaman  pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.  pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak nyamanannya harus paling minimum.  jika bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat di terima.  pakaian harus tidak mengakibatkan bahaya lain.  bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi.  dasi, cincin , dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya , karena benda tersebut dapat di makan mesin.
  • 81. 2. hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan pakaian pengaman a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api tertutup rapat , dan rapat bantuan yang mudah terbakar. b) Kenakan katun atau wol guna menghindari bahgan buatan yang mudah terbakar. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt. d) Kancing untuk di tutupi bahan untuk mencegah kerusakan permukaann ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga. Perlengkapan kerja ang di perlukan agar memenuhi rasa aman: 1. Pakaian kerja 3. sarung tangan 2. Sepatu kerja
  • 82. c. Obat a. Paracetamol 500 mg (penurun panas dan antinyeri, pusing) b. CTM (anti alergi seperti gatal – gatal dll) E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN 1. SIKAP PENOLONG  Tidak panik, bertindak cekatan.  Melihat pernafasan korban  Hentikan pendarahan  perhatikan tanda-tanda shock  Jangan terburu-buru memindahkan korban
  • 83. 3. Alat –alat pelindungi anggota badan a. Alat pelindung mata b. Alat pelindung kepala misal : topi dan helm c. Alat pelindung telinga d. Alat pelindung hidung e. Alat pelindung tangan, misalnya :  sarung tangan kain : untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.  Sarung tangan asbes : untuk melindungi dari bahaya panas  Sarung tangan kulit :melindungi tangan dari benda2 tajam  Sarung tangan karet
  • 84. 4. PERLENGKAPAN YANG DI GUNAKAN DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN a. Peralatan :  Kotak P3K  Gunting ukuran sedang  Set perawatan luka ( pinset, kom betadin,plastik)  Sarung tangan b. Bahan habis palkai  cairan anti septik  Verban gulung  Kassa steril  Plester  alkohol 70%
  • 85. 2. Kewajiban penolong a) Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan b) Perhatikan keadaan penderita . c) Merencenakan dalam hati cara- cara pertolongan yang akan di lakukan . d) Jika korban meninggal neritaju polisi atau bawa korban ke rumah sakit. 3. Wilayah penolong P3K sifatnya sementara artinya, kita hatus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk per tolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang di butuhkan.
  • 86. UJI KOMPETENSI 4 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar 1. Arti emergency adalah.... a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi darurat b. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasan c. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan d. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari proses kerja e. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk
  • 87. 2. Bahaya yang bersifat umum adalah... a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi darurat b. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasan c. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan d. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari proses kerja e. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk 3. Alat ini akan berbunyi jika mendeteksi adanya kepulan asap yang diterimanya disebut... a. Alarm kebakaran b. Alarm kebocoran gas c. Tembakan peringatan d. Sirene
  • 88. 4. Alat ini akan berbunyi apabila ada orang yang memegang barang atau melalui suatu tempat yang dilarang dimasuki disebut... a. Alarm kebakaran d. Alarm pencurian b. Alarm kebocoran gas e.. Tembakan peringatan c. Sirene 5. Salah satu contoh kata peringatan adalah... a. Tanda gambar peringatan b. Menempelkan telunjuk dimulut c. Tanda lampu berwarna d. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk e. Menganggukan kepala
  • 89. 6. Contoh salah satu tanda isyarat tubuh, adalah.... a. Tanda gambar peringatan b. Harap tenang c. Tanda lampu berwarna d. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk e. Mengedepankan telapak tangan di depan muka 7. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa peralatan adalah... a. Kassa steril b. Obat-obatan c. Plester d. Perban gulung e. Kotak P3K
  • 90. 8. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa bahan habis pakai adalah... a. Kassa steril d. Sarung tangan b. Obat-obatan e. Kotak P3K c. Gunting 9. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, yang termasuk kedalam sikap penolong adalah... a. Tidak panik b. Peerhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan c. Perhatikan keadaan penderita d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan
  • 91. e. Jika korban meninggal, beritahu polisi 10. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan, yang termasuk kedalam kewajiban penolong adalah... a. Tidak panik b. Melihat pernapasan korban c. Hentikan pendarahan d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan e. Jangan terburu-buru memindahkan korban
  • 92. DEMIKIANLAHPERSEMBAHANDARI KELOMPOK KAMI SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA SEKIAN DAN TERIMAKASIH