2. Anak Itu Anugerah & Amanah
َي ِٰۗ
ض ْرَ ْ
اْل َو ٰت ٰ
و ٰمَّسال ُكْلُم ٰ ه ٰ
ّلِل
ُبَهَيِۗ ُءَۤاشَي اَم ُقُلْخ
ُءَۤاشَّي ْنَمٰل
ُكُّذال ُءَۤاشَّي ْنَمٰل ُبَهَي َّو اًثَانٰا
َر ْو
“Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan
apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan
kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak
laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,” (Ash-Shura: 49).
ُّدال ٰةوٰيَحْال ُةَنْي ٰ
ز َن ْوُنَبْال َو ُلاَمْلَا
ُت ٰحٰلهصال ُتٰيٰقٰبْال َو ۚاَيْن
َدْنٰع ٌْريَخ
ً
ًلَمَا ٌْريَخ َّو اًبا َوَث َكٰبَر
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia,
tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
3. Anak Meskipun Anugerah Dari Allah Swt Di Satu
Sisi, Anak Juga Merupakan Ujian (Fitnah).
ٰف ۡمُكُدَٰل ۡ
وَأ َو ۡمُكُل َٰو ۡمَأ ٓاَمَّنٰإ
ۡ
َۡأ َُُٓٓدنٰع ُ َّ
لّلِل َو َۚةنۡۡت
يمَِٰع ٌر
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah
cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (At-
Taghabun: 15).
4. Semua Pasti Berharap Dikaruniahi
Anak Dlm Kehidupan Pernikahannya
Nabi Zakaria memohon anak kepada Allah Swt.
اّٗيٰفَخ ًءٓاَدٰن ُٓهَّبَر ٰ
ىَدَان ۡذٰإ
(Yaitu) ketika dia berdoa kepadaTuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam: 3).
ٰم ُمَِۡعۡلل َنَه َو يٰنٰإ ٰبَر َلاَق
ُسۡأَّللر َلَعَۡتۡلش َو يٰن
اّٗبَۡيش
ٰقَش ٰبَر َكٰئٓاَعُدٰب ۢ
نُكَأ ۡمَل َو
اّٗي
Dia (Zakaria) berkata, “YaTuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, yaTuhanku.
(Maryam: 4).
5. Amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban
ُفنَأ ۟ا ٓوُق ۟واُنَماَء َينٰذَّلل اَهُّيَأَٰٓي
ُق َو اًَارن ْمُكيٰلْهَأ َو ْمُكَس
اَهُدو
َكٰئ
َٰٓلَم اَهْيَلَع ُةَارَۡ ٰحْلل َو ُاسَّنلل
ُصْعَي َّ
ْل ٌداَدٰش ٌِ َ
ًلٰغ ٌة
َون
ْؤُي اَم َونُلَعْفَي َو ْمُهَرَمَأ ٓاَم َ َّ
لّلِل
َونُرَم
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
6. Amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban
Dalam hadis sahih yang sudah begitu populer, Rasulullah SAW menegaskan, “Setiap kamu adalah pemimpin dan
setiap kamu bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Kepala Negara adalah pemimpin dan ia bertanggung
jawab terhadap nasib rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin di dalam rumah tangganya dan dia bertanggung
jawab terhadap keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab
terhadap rumah tangganya. Seorang pembantu adalah pemimpin atas harta benda majikannya dan ia bertanggung
jawab terhadap kepemimpinannya.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).
Intinya, anak merupakan bagian dari amanah Allah, di mana kalangan orangtua tidak dibenarkan melalaikannya,
apalagi lari dari memikul amanah besar tersebut.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah memberikan peringatan yang sangat keras terhadap orangtua yang lari
dari tanggung jawab ini. “Sesungguhnya Allah memiliki para hamba yang tidak akan diajak berbicara pada hari
kiamat, tidak disucikan dan tidak dilihat.” Lalu beliau ditanya: “Siapa mereka itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Anak yang berlepas diri dari orangtuanya dan membencinya serta orangtua yang berlepas diri dari anaknya.” (HR.
Ahmad danThabrani).
Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah pernah mengatakan, “Barang siapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan sesuatu
yang bermanfaat bagi anaknya dan menelantarkannya begitu saja, berarti dia telah melakukan suatu kejahatan yang
sangat besar. Kerusakan pada diri anak kebanyakan datang dari sisi orangtua yang meninggalkan mereka dan tidak
mengajarkan kewajiban-kewajiban dalam agama termasuk sunnah-sunnahnya.”
7. An-Nisa' Ayat 9
ْنِم ا ْوُكَرَت ْوَل َْنيِذَّال َشْخَيْل َو
ع ِ
ض ًةَّي ِ
رُذ ْمِهِفَْلخ
ا ْوُفَاخ اًف
َيْل َو َ ه
ّٰللا واُقَّتَيْلَف ْْۖمِهْيَلَع
ًادْيِدَس ً
ًل ْوَق ا ْوُل ْوُق
“ H e n d a k l a h m e r a s a t a k u t o r a n g - o r a n g y a n g s e a n d a i n y a ( m a t i )
m e n i n g g a l ka n s e t e l a h m e r e ka , ke t u r u n a n y a n g l e m a h ( y a n g ) m e r e ka
k h a w a t i r t e r h a d a p n y a . M a ka , b e r t a k w a l a h ke p a d a Al l a h d a n
b e r b i c a r a l a h d e n g a n t u t u r ka t a y a n g b e n a r (d a l a m h a l m e n j a g a h a k -
h a k ke t u r u n a n n y a ) . ”
9. Memperkuat Keimanan (Tauhid)
• Mengenalkan bahwa Kita Adalah Hamba Allah
• Allah Itu Maha Pencipta Sekaligus Maha Pengatur
• Anak Shalih Adalah Kebaanggaan Ayah - Ibu
• Anak ShalihTaat
Editor's Notes
Menanamkan Tauhid pada anak
1. Anak itu anugrah, amanah,
2. Semua pasti berharap dikaruniahi anak dlm kehidupan pernikahannya
3. Amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban
4. Ayat an nisa 9
5. Khawatirkan bila meninggalkan anak anak yg lemah. Lemah apa? Lemah iman, lemah ilmu, lemah fisik, lemah ekonomi
6. Dijelaskan 1-1 bgmn memperkuat aspek2 di atas. Diurut dr yg ekonomi dlu. Terakhir 👇
7. Memperkuat keimanan (tauhid)
✍️ mengenalkan bhw kita adalah hamba Allah
✍️ Allah itu maha pencipta sekaligus maha pengatur
✍️ anak shalih adalah kebanggaan ayah ibu
✍️anak shalih taat syariat
Orang yang telah mendekati akhir hayatnya diperingatkan agar mereka memikirkan, janganlah meninggalkan anak-anak atau keluarga yang lemah terutama tentang kesejahteraan hidup mereka di kemudian hari. Untuk itu selalu bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Selalu berkata lemah lembut, terutama kepada anak yatim yang menjadi tanggung jawab mereka. Perlakukanlah mereka seperti memperlakukan anak kandung sendiri.