SlideShare a Scribd company logo
TEKNOLOGI BIO POLIMER
Arie Febrianto Mulyadi
Jur TIP-FTP-Univ. Brawijaya
arie_febrianto@ub.ac.id
ariefm.lecture.ub.ac.id
POLIMER
 Polimer diklasifikasikan dalam:
 Sintetik
 Alami
 Polimer sintetik diperoleh dari polimerisasi
minyak bumi melalui rekayasa proses
menggunakan katalis dan panas.
CONTOH POLIMER SINTETIK
 Polyethylene
 Polypropylene
 Polytetrafluoroethylene
(Teflon®)
 Polyvinylchloride
 Polyvinylidenechloride
 Polystyrene
 Polyvinylacetate
 Polymethylmethacrylate
(Plexiglas®)
 Polyacrylonitrile
 Polybutadiene
 Polyisoprene
 Polycarbonate
 Polyester
 Polyamide (nylons)
 Polyurethane
 Polyimide
 Polyureas
 Polysiloxanes
 Polysilanes
 Polyethers
POLIMER ALAMI
 Polimer alami telah lama digunakan untuk:
pakaian, dekorasi, peralatan, perlindungan, trans
portasi, dsb.
 Contoh polimer alami:
 Pati
 Selulosa (kayu)
 Protein
 Rambut
 Sutera
 DNA and RNA
 Tanduk
 Karet
BIOPOLIMER
 Biopolimers diperoleh dari polimerisasi bahan
baku bio dengan rekayasa proses industri.
 Bahan baku Bioplomer diisolasi dari tanaman,
binatang atau disintesis dari biomass
menggunakan enzim/mikrobia.
CONTOH BIOPOLIMER
 Polyesters
 Polylactic acid
 Polyhydroxyalkanoates
 Proteins
 Silk
 Soy protein
 Corn protein (zein)
 Polysaccharides
 Xanthan
 Gellan
 Cellulose
 Starch
 Chitin
 Polyphenols
 Lignin
 Tannin
 Humic acid
 Lipids
 Waxes
 Surfactants
 Specialty polymers
 Shellac
 Natural rubber
 Nylon (from castor oil)
MENGAPA BIOPOLIMER?
 Bahan bakar fosil (minyak, gas, batubara) semakin mahal
dan langka karena tidak dapat diperbaharui sehingga
diperlukan bahan baku yang terbaharui.
 Kini mulai dikembangkan teknologi untuk biopolimer baru
menggunakan tanaman.
 Sebagian besar polimer sintetik tidak biodegradable
BIODEGRADABLE POLYMERS
 Polimer seperti polyethylene dan polypropylene
tahan di lingkungan sampai beberapa tahun
setelah pembuangan.
 Recycling secara fisis terhadap plastik sering
tidak praktis dan tidak diinginkan
 Biodegradable polymers mudah dirombak
secara enzimatis atau hidrolisis alami.
UNTUK APA POLIMER BIODEGRADABLE?
 Bahan pengemas (mis, tas belanja, kemasan
makanan, karton untuk telur, dsb)
 Medik (mis alat suntik, wadah infus, dsb)
 Kosmetik
 Mainan anak,
 dsb
ADA TIGA KELOMPOK BIOPOLIMER YANG
MENJADI BAHAN DASAR DALAM PEMBUATAN
FILM KEMASAN BIODEGRADABLE
 Campuran biopolimer dengan polimer sintetis
Film jenis ini dibuat dari campuran granula pati (5 –
20 %) dan polimer sintetis serta bahan
tambahan (prooksidan dan autooksidan). Bahan ini
memiliki nilai biodegradabilitas yang rendah dan
biofragmentasi sangat terbatas.
www.themegallery.com
POLIMER MIKROBIOLOGI (POLYESTER)
 Biopolimer ini dihasilkan secara bioteknologis atau
fermentasi dengan mikroba genus Alcaligenes .
 Biopolimer jenis ini diantaranya polihidroksi butirat
(PHB), polihidroksi valerat (PHV), asam polilaktat
(polylactic acid) dan asam poliglikolat (polyglycolic
acid).
 Bahan ini dapat terdegradasi secara penuh oleh
bakteri, jamur dan alga. Namun oleh karena
proses produksi bahan dasarnya yang rumit
mengakibatkan harga kemasan biodegradable ini
relatif mahal.
www.themegallery.com
POLIMER PERTANIAN :
 Biopolimer ini tidak dicampur dengan bahan sintetis
dan diperoleh secara murni dari hasil pertanian.
Polimer pertanian ini diantaranya cellulose (bagian
dari dinding sel tanaman), cellophan,
celluloseacetat, chitin (pada kulit Crustaceae),
pullulan (hasil fermentasi pati oleh Pullularia
pullulans ).
 Polimer hasil pertanian mempunyai sifat
termoplastik, sehingga mempunyai potensi untuk
dibentuk atau dicetak menjadi film kemasan.
www.themegallery.com
 Keunggulan polimer jenis ini adalah tersedia
sepanjang tahun (renewable) dan mudah hancur
secara alami (biodegradable). Beberapa polimer
pertanian yang potensial untuk dikembangkan
adalah pati gandum, pati jagung, kentang, casein,
zein, konsentrat whey dan soy protein.
www.themegallery.com
POLYHYDROXYALKANOATES
 Polyhydroxyalkanoates (PHA) diakumulasi
sebagi granula dalam sitoplasma sel.
 PHAs adalah poliester termoplastik
 Sifat dapat elastis seperti karet (rantai
panjang) dan kaku seperti plastik (rantai
pendek).
H O C
O
(CH2) C
O
OHn
[ ]
PRODUKSI PHA
Bahan Baku
Preparasi Media
Fermentasi
Penghancuran Sel
Pencucian
Sentrifugasi
Pengeringan
PHA
Sumber Karbon
Pertumbuhan Bakteri dan
akumulasi polimer
Pemurnian Polimer
POLYLACTIC ACID
 Polylactic acid (PLA) didegradasi secara hidrolisis
dan tidak diserang mikrobia
 Serat PLA halus seperti sutera dengan menjaga
kelembaban yang bagus.
 Kopolimer asam laktat dan asam glikolat digunakan
dalam bidang kesehatan.
 Bahan baku yang dapat digunakan dalam
pembuatan PLA adalah semua bahan yang
mengandung pati seperti singkong, ubi jalar,
jagung, dan gandum.
 Pati yang telah diperoleh diolah lebih lanjut menjadi
glukosa melalui proses hidrolisis. Glukosa inilah
yang nantinya akan difermentasi oleh
mikroorganisme seperti bakteri Lactobacillus
menjadi asam laktat sebagai monomer.
www.themegallery.com
 Selanjutnya asam laktat dipolimerisasi dengan
bantuan panas dan katalis logam menjadi PLA.
 Selain Lactobacillus, juga dikembangkan proses
fermentasi menggunakan ragi Sacharomieces
cerevisiae dan Escerecia coli.
 Keunggulan PLA adalah waktu penguraiannya yang
singkat hanya kurang lebih 2-6 minggu serta sedikit
dihasilkan residu CO-2.
www.themegallery.com
METODE PEMBUATAN FILM
A. Metode pembuatan film yang dikembangkan oleh
Isobe
 Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam aceton dengan air
30 % (v/v) atau etanol dengan air 20 % (v/v).
 Kemudian ditambahkan bahan pemlastik (lipida atau
gliserin), dipanaskan pada 50o c selama 10 menit.
 Selanjutnya dilakukan pencetakan pada casting dengan
menuangkan 10 ml campuran ke permukaan plat
polyethylene yang licin.
 Dibiarkan selama 5 jam pada suhu 30 sampai 45o c
dengan rh ruangan terkendali.
 Film yang terbentuk dilepas dari permukaan cetakan
(casting), dikeringkan dan disimpan pada suhu ruang
selama 24 jam
www.themegallery.com
B. Metode yang dikembangkan oleh Frinault
dengan bahan dasar (casein) menggunakan
pencetak ekstruder dengan tahap proses terdiri
dari :
1. pencampuran bahan dasar dengan aceton/etanol-
air,
2. penambahan plasticiser,
3. pencetakan dengan ekstruder kemudian
pengeringan film.
www.themegallery.com
C. METODE YANG DIKEMBANGKAN YAMADA
1. Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam etanol 80 %.
2. Ditambahkan pemlastis, dipanaskan pada suhu
60 sampai 70o C selama 15 menit.
3. Campuran kemudian dicetak pada auto-casting
machine.
4. Selanjutnya dibiarkan selama 3 – 6 jam pada
suhu 35o c dengan rh ruangan 50 %.
5. Film kemudian dikeringkan selama 12 – 18 jam
pada suhu 30o c pada rh 50 %.
6. Dilanjutkan dengan conditioning dalam ruang
selama 24 jam pada suhu dan rh ambien.
www.themegallery.com
BIODEGRADABILITAS
 Alasan utama membuat kemasan plastik berbahan
dasar bioplimer adalah sifat alamiahnya yang dapat
hancur atau terdegradasi dengan mudah..
 Umumnya setelah sampah kemasan dibuang ke
tanah (landfill), akan mengalami proses
penghancuran alami baik melalui proses
fotodegradasi (cahaya matahari, katalisa),
degradasi kimiawi (air, oksigen), biodegradasi
(bakteri, jamur, alga, enzim) atau degradasi
mekanik (angin, abrasi).
www.themegallery.com
 Proses-proses tersebut dapat berlansung secara
tunggal maupun kombinasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan
setelah kontak dengan mikroorganisme, yakni :
sifat hidrofobik, bahan aditif, proses produksi,
struktur polimer, morfologi dan berat molekul bahan
kemasan (Griffin, 1994).
www.themegallery.com
PROSES TERJADINYA BIODEGRADASI FILM
KEMASAN PADA LINGKUNGAN ALAM
 Dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitu
dengan proses oksidasi molekul, menghasilkan
polimer dengan berat molekul yang rendah.
 Proses berikutnya (secondary process)
adalah serangan mikroorganisme (bakteri, jamur
dan alga) dan aktivitas enzim (intracellular,
extracellular).
www.themegallery.com
 Contoh mikroorganisme diantaranya bakteri
phototrop
(Rhodospirillium, Rhodopseudomonas, Chromatium
, Thiocystis), pembentuk endospora
(Bacillus, Clostridium), gram negatif aerob
(Pseudomonas, Zoogloa, Azotobacter, Rhizobium),
Actynomycetes, Alcaligenes
 Umumnya kecepatan degradasi pada lingkungan
limbah cair anaerob lebih besar dari pada limbah
cair aerob, kemudian dalam tanah dan air laut.
www.themegallery.com
 Kendala utama yang dihadapi dalam pemasaran
kemasan ini adalah harganya yang relatif tinggi
dibandingkan film kemasan PE.
 Sebagai perbandingan untuk PHBV sekitar US$ 8
– 10/lb, sedangkan untuk film PE hanya US$ 0.30 –
0.45/lb.
www.themegallery.com
 Biaya produksi yang tinggi berasal dari komponen
bahan baku (sumber karbon), proses fermentasi
(isolasi dan purifikasi polimer) dan investasi
modal. Upaya untuk menekan harga tersebut
adalah menggunakan substrat dari methanol,
molasses dan hemicellulose hydrolysate
www.themegallery.com
 Di Indonesia penelitian dan pengembangan
teknologi kemasan plastik biodegradable masih
sangat terbatas.
 Hal ini terjadi karena selain kemampuan sumber
daya manusia dalam penguasaan ilmu dan
teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian
yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian dalam
bidang ilmu dasar memerlukan waktu lama dan
dana yang besar.
www.themegallery.com
 Prospek pengembangan biopolimer untuk kemasan
plastik biodegradable di Indonesia sangat
potensial.
 Alasan ini didukung oleh adanya sumber daya
alam, khususnya hasil pertanian yang melimpah
dan dapat diperoleh sepanjang tahun. Berbagai
hasil pertanian yang potensial untuk dikembangkan
menjadi biopolimer adalah jagung, sagu, kacang
kedele, kentang, tepung tapioka, ubi kayu (nabati)
dan chitin dari kulit udang (hewani) dan lain
sebagainya
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com

More Related Content

What's hot

Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
AhmadRifaldhi
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
Dyah Asih Setiatin
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
Muhammad Luthfan
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
qlp
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
Yusrizal Azmi
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
Kustian Permana
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, protein
Nursa'id Fitria
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
Sirod Judin
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
Mahammad Khadafi
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
noerarifinyusuf
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Muhamad Imam Khairy
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
Dwi Andriyanto
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Ahmad Dzikrullah
 
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer AlamiPolisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
alihamda
 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
Universitas Gadjah Mada
 
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
Muhammad Luthfan
 

What's hot (20)

Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
5 lipid
5 lipid5 lipid
5 lipid
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, protein
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer AlamiPolisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
 
Ekstraksi superkritis
Ekstraksi superkritisEkstraksi superkritis
Ekstraksi superkritis
 

Similar to 4.bio polimer

BIOPLASTIK.pptx
BIOPLASTIK.pptxBIOPLASTIK.pptx
BIOPLASTIK.pptx
ArifNurRifki1
 
Mikrobiologi industri
Mikrobiologi industriMikrobiologi industri
Mikrobiologi industrif' yagami
 
Makalah
MakalahMakalah
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanas
sukmiyatiagustin
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologi
sembarangwes
 
Ppt ibr fix
Ppt ibr fixPpt ibr fix
Ppt ibr fix
Wahyu Zuli Pratiwi
 
Makalah Plastik
Makalah PlastikMakalah Plastik
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Ervi Afifah
 
Bioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMABioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMA
Fadila Rahayu
 
PLA 1.doc
PLA 1.docPLA 1.doc
PLA 1.doc
RBMelaniPutri001
 
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptxPPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
zaenaernawati
 
Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3Widuri Aja
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteri
Hasib Habibie
 
Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikSilvieani Nur Azizah
 
Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikSilvieani Nur Azizah
 
mikro organisme dan lingkungan .pptx
mikro organisme dan lingkungan .pptxmikro organisme dan lingkungan .pptx
mikro organisme dan lingkungan .pptx
RicoPahalaSihombing
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Nuruliswati
 

Similar to 4.bio polimer (20)

BIOPLASTIK.pptx
BIOPLASTIK.pptxBIOPLASTIK.pptx
BIOPLASTIK.pptx
 
Mikrobiologi industri
Mikrobiologi industriMikrobiologi industri
Mikrobiologi industri
 
Ddb asli
Ddb asliDdb asli
Ddb asli
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Biodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanasBiodegradable film selulosa nanas
Biodegradable film selulosa nanas
 
Presentation 2 biologi
Presentation 2 biologiPresentation 2 biologi
Presentation 2 biologi
 
Ppt ibr fix
Ppt ibr fixPpt ibr fix
Ppt ibr fix
 
Buku xii bab 7
Buku xii bab 7Buku xii bab 7
Buku xii bab 7
 
Makalah Plastik
Makalah PlastikMakalah Plastik
Makalah Plastik
 
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisangPembuatan bioetanol dari kulit pisang
Pembuatan bioetanol dari kulit pisang
 
Bioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMABioteknologi IPA SMA
Bioteknologi IPA SMA
 
PLA 1.doc
PLA 1.docPLA 1.doc
PLA 1.doc
 
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptxPPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI SMA.pptx
 
Simultan polyester
Simultan polyesterSimultan polyester
Simultan polyester
 
Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteri
 
Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastik
 
Bioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastikBioteknlogi penanggulangan plastik
Bioteknlogi penanggulangan plastik
 
mikro organisme dan lingkungan .pptx
mikro organisme dan lingkungan .pptxmikro organisme dan lingkungan .pptx
mikro organisme dan lingkungan .pptx
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 

More from University of Brawijaya

Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
University of Brawijaya
 
Pertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product managementPertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product management
University of Brawijaya
 
Pertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuriesPertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuries
University of Brawijaya
 
Pertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deteriorationPertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deterioration
University of Brawijaya
 
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh producePertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
University of Brawijaya
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustriUniversity of Brawijaya
 
13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan
University of Brawijaya
 
12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri
University of Brawijaya
 
11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri
University of Brawijaya
 
7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri
University of Brawijaya
 
7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan
University of Brawijaya
 
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)University of Brawijaya
 
5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi
University of Brawijaya
 

More from University of Brawijaya (20)

Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Pertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product managementPertemuan ke 5 product management
Pertemuan ke 5 product management
 
Pertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuriesPertemuan ke 4 injuries
Pertemuan ke 4 injuries
 
Pertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deteriorationPertemuan ke 2 deterioration
Pertemuan ke 2 deterioration
 
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh producePertemuan ke 1 quality of fresh produce
Pertemuan ke 1 quality of fresh produce
 
15. analisa kelayakan
15. analisa kelayakan15. analisa kelayakan
15. analisa kelayakan
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
 
13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan13. kerusakan bahan pangan
13. kerusakan bahan pangan
 
12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri
 
12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri
 
11.manajemen perawatan
11.manajemen perawatan11.manajemen perawatan
11.manajemen perawatan
 
11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri11. persediaan agroindustri
11. persediaan agroindustri
 
10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan
 
7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri
 
7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan
 
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
6. teknologi produksi agroindustri (lanjutan)
 
6. manajemen produksi
6. manajemen produksi6. manajemen produksi
6. manajemen produksi
 
5. teknologi produksi agroindustri
5. teknologi produksi agroindustri5. teknologi produksi agroindustri
5. teknologi produksi agroindustri
 
5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi
 
2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri
 

4.bio polimer

  • 1. TEKNOLOGI BIO POLIMER Arie Febrianto Mulyadi Jur TIP-FTP-Univ. Brawijaya arie_febrianto@ub.ac.id ariefm.lecture.ub.ac.id
  • 2. POLIMER  Polimer diklasifikasikan dalam:  Sintetik  Alami  Polimer sintetik diperoleh dari polimerisasi minyak bumi melalui rekayasa proses menggunakan katalis dan panas.
  • 3. CONTOH POLIMER SINTETIK  Polyethylene  Polypropylene  Polytetrafluoroethylene (Teflon®)  Polyvinylchloride  Polyvinylidenechloride  Polystyrene  Polyvinylacetate  Polymethylmethacrylate (Plexiglas®)  Polyacrylonitrile  Polybutadiene  Polyisoprene  Polycarbonate  Polyester  Polyamide (nylons)  Polyurethane  Polyimide  Polyureas  Polysiloxanes  Polysilanes  Polyethers
  • 4. POLIMER ALAMI  Polimer alami telah lama digunakan untuk: pakaian, dekorasi, peralatan, perlindungan, trans portasi, dsb.  Contoh polimer alami:  Pati  Selulosa (kayu)  Protein  Rambut  Sutera  DNA and RNA  Tanduk  Karet
  • 5. BIOPOLIMER  Biopolimers diperoleh dari polimerisasi bahan baku bio dengan rekayasa proses industri.  Bahan baku Bioplomer diisolasi dari tanaman, binatang atau disintesis dari biomass menggunakan enzim/mikrobia.
  • 6. CONTOH BIOPOLIMER  Polyesters  Polylactic acid  Polyhydroxyalkanoates  Proteins  Silk  Soy protein  Corn protein (zein)  Polysaccharides  Xanthan  Gellan  Cellulose  Starch  Chitin  Polyphenols  Lignin  Tannin  Humic acid  Lipids  Waxes  Surfactants  Specialty polymers  Shellac  Natural rubber  Nylon (from castor oil)
  • 7. MENGAPA BIOPOLIMER?  Bahan bakar fosil (minyak, gas, batubara) semakin mahal dan langka karena tidak dapat diperbaharui sehingga diperlukan bahan baku yang terbaharui.  Kini mulai dikembangkan teknologi untuk biopolimer baru menggunakan tanaman.  Sebagian besar polimer sintetik tidak biodegradable
  • 8. BIODEGRADABLE POLYMERS  Polimer seperti polyethylene dan polypropylene tahan di lingkungan sampai beberapa tahun setelah pembuangan.  Recycling secara fisis terhadap plastik sering tidak praktis dan tidak diinginkan  Biodegradable polymers mudah dirombak secara enzimatis atau hidrolisis alami.
  • 9. UNTUK APA POLIMER BIODEGRADABLE?  Bahan pengemas (mis, tas belanja, kemasan makanan, karton untuk telur, dsb)  Medik (mis alat suntik, wadah infus, dsb)  Kosmetik  Mainan anak,  dsb
  • 10. ADA TIGA KELOMPOK BIOPOLIMER YANG MENJADI BAHAN DASAR DALAM PEMBUATAN FILM KEMASAN BIODEGRADABLE  Campuran biopolimer dengan polimer sintetis Film jenis ini dibuat dari campuran granula pati (5 – 20 %) dan polimer sintetis serta bahan tambahan (prooksidan dan autooksidan). Bahan ini memiliki nilai biodegradabilitas yang rendah dan biofragmentasi sangat terbatas. www.themegallery.com
  • 11. POLIMER MIKROBIOLOGI (POLYESTER)  Biopolimer ini dihasilkan secara bioteknologis atau fermentasi dengan mikroba genus Alcaligenes .  Biopolimer jenis ini diantaranya polihidroksi butirat (PHB), polihidroksi valerat (PHV), asam polilaktat (polylactic acid) dan asam poliglikolat (polyglycolic acid).  Bahan ini dapat terdegradasi secara penuh oleh bakteri, jamur dan alga. Namun oleh karena proses produksi bahan dasarnya yang rumit mengakibatkan harga kemasan biodegradable ini relatif mahal. www.themegallery.com
  • 12. POLIMER PERTANIAN :  Biopolimer ini tidak dicampur dengan bahan sintetis dan diperoleh secara murni dari hasil pertanian. Polimer pertanian ini diantaranya cellulose (bagian dari dinding sel tanaman), cellophan, celluloseacetat, chitin (pada kulit Crustaceae), pullulan (hasil fermentasi pati oleh Pullularia pullulans ).  Polimer hasil pertanian mempunyai sifat termoplastik, sehingga mempunyai potensi untuk dibentuk atau dicetak menjadi film kemasan. www.themegallery.com
  • 13.  Keunggulan polimer jenis ini adalah tersedia sepanjang tahun (renewable) dan mudah hancur secara alami (biodegradable). Beberapa polimer pertanian yang potensial untuk dikembangkan adalah pati gandum, pati jagung, kentang, casein, zein, konsentrat whey dan soy protein. www.themegallery.com
  • 14. POLYHYDROXYALKANOATES  Polyhydroxyalkanoates (PHA) diakumulasi sebagi granula dalam sitoplasma sel.  PHAs adalah poliester termoplastik  Sifat dapat elastis seperti karet (rantai panjang) dan kaku seperti plastik (rantai pendek). H O C O (CH2) C O OHn [ ]
  • 15. PRODUKSI PHA Bahan Baku Preparasi Media Fermentasi Penghancuran Sel Pencucian Sentrifugasi Pengeringan PHA Sumber Karbon Pertumbuhan Bakteri dan akumulasi polimer Pemurnian Polimer
  • 16. POLYLACTIC ACID  Polylactic acid (PLA) didegradasi secara hidrolisis dan tidak diserang mikrobia  Serat PLA halus seperti sutera dengan menjaga kelembaban yang bagus.  Kopolimer asam laktat dan asam glikolat digunakan dalam bidang kesehatan.
  • 17.  Bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan PLA adalah semua bahan yang mengandung pati seperti singkong, ubi jalar, jagung, dan gandum.  Pati yang telah diperoleh diolah lebih lanjut menjadi glukosa melalui proses hidrolisis. Glukosa inilah yang nantinya akan difermentasi oleh mikroorganisme seperti bakteri Lactobacillus menjadi asam laktat sebagai monomer. www.themegallery.com
  • 18.  Selanjutnya asam laktat dipolimerisasi dengan bantuan panas dan katalis logam menjadi PLA.  Selain Lactobacillus, juga dikembangkan proses fermentasi menggunakan ragi Sacharomieces cerevisiae dan Escerecia coli.  Keunggulan PLA adalah waktu penguraiannya yang singkat hanya kurang lebih 2-6 minggu serta sedikit dihasilkan residu CO-2. www.themegallery.com
  • 19. METODE PEMBUATAN FILM A. Metode pembuatan film yang dikembangkan oleh Isobe  Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam aceton dengan air 30 % (v/v) atau etanol dengan air 20 % (v/v).  Kemudian ditambahkan bahan pemlastik (lipida atau gliserin), dipanaskan pada 50o c selama 10 menit.  Selanjutnya dilakukan pencetakan pada casting dengan menuangkan 10 ml campuran ke permukaan plat polyethylene yang licin.  Dibiarkan selama 5 jam pada suhu 30 sampai 45o c dengan rh ruangan terkendali.  Film yang terbentuk dilepas dari permukaan cetakan (casting), dikeringkan dan disimpan pada suhu ruang selama 24 jam www.themegallery.com
  • 20. B. Metode yang dikembangkan oleh Frinault dengan bahan dasar (casein) menggunakan pencetak ekstruder dengan tahap proses terdiri dari : 1. pencampuran bahan dasar dengan aceton/etanol- air, 2. penambahan plasticiser, 3. pencetakan dengan ekstruder kemudian pengeringan film. www.themegallery.com
  • 21. C. METODE YANG DIKEMBANGKAN YAMADA 1. Bahan dasar (zein) dilarutkan dalam etanol 80 %. 2. Ditambahkan pemlastis, dipanaskan pada suhu 60 sampai 70o C selama 15 menit. 3. Campuran kemudian dicetak pada auto-casting machine. 4. Selanjutnya dibiarkan selama 3 – 6 jam pada suhu 35o c dengan rh ruangan 50 %. 5. Film kemudian dikeringkan selama 12 – 18 jam pada suhu 30o c pada rh 50 %. 6. Dilanjutkan dengan conditioning dalam ruang selama 24 jam pada suhu dan rh ambien. www.themegallery.com
  • 22. BIODEGRADABILITAS  Alasan utama membuat kemasan plastik berbahan dasar bioplimer adalah sifat alamiahnya yang dapat hancur atau terdegradasi dengan mudah..  Umumnya setelah sampah kemasan dibuang ke tanah (landfill), akan mengalami proses penghancuran alami baik melalui proses fotodegradasi (cahaya matahari, katalisa), degradasi kimiawi (air, oksigen), biodegradasi (bakteri, jamur, alga, enzim) atau degradasi mekanik (angin, abrasi). www.themegallery.com
  • 23.  Proses-proses tersebut dapat berlansung secara tunggal maupun kombinasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan setelah kontak dengan mikroorganisme, yakni : sifat hidrofobik, bahan aditif, proses produksi, struktur polimer, morfologi dan berat molekul bahan kemasan (Griffin, 1994). www.themegallery.com
  • 24. PROSES TERJADINYA BIODEGRADASI FILM KEMASAN PADA LINGKUNGAN ALAM  Dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitu dengan proses oksidasi molekul, menghasilkan polimer dengan berat molekul yang rendah.  Proses berikutnya (secondary process) adalah serangan mikroorganisme (bakteri, jamur dan alga) dan aktivitas enzim (intracellular, extracellular). www.themegallery.com
  • 25.  Contoh mikroorganisme diantaranya bakteri phototrop (Rhodospirillium, Rhodopseudomonas, Chromatium , Thiocystis), pembentuk endospora (Bacillus, Clostridium), gram negatif aerob (Pseudomonas, Zoogloa, Azotobacter, Rhizobium), Actynomycetes, Alcaligenes  Umumnya kecepatan degradasi pada lingkungan limbah cair anaerob lebih besar dari pada limbah cair aerob, kemudian dalam tanah dan air laut. www.themegallery.com
  • 26.  Kendala utama yang dihadapi dalam pemasaran kemasan ini adalah harganya yang relatif tinggi dibandingkan film kemasan PE.  Sebagai perbandingan untuk PHBV sekitar US$ 8 – 10/lb, sedangkan untuk film PE hanya US$ 0.30 – 0.45/lb. www.themegallery.com
  • 27.  Biaya produksi yang tinggi berasal dari komponen bahan baku (sumber karbon), proses fermentasi (isolasi dan purifikasi polimer) dan investasi modal. Upaya untuk menekan harga tersebut adalah menggunakan substrat dari methanol, molasses dan hemicellulose hydrolysate www.themegallery.com
  • 28.  Di Indonesia penelitian dan pengembangan teknologi kemasan plastik biodegradable masih sangat terbatas.  Hal ini terjadi karena selain kemampuan sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu dan teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian dalam bidang ilmu dasar memerlukan waktu lama dan dana yang besar. www.themegallery.com
  • 29.  Prospek pengembangan biopolimer untuk kemasan plastik biodegradable di Indonesia sangat potensial.  Alasan ini didukung oleh adanya sumber daya alam, khususnya hasil pertanian yang melimpah dan dapat diperoleh sepanjang tahun. Berbagai hasil pertanian yang potensial untuk dikembangkan menjadi biopolimer adalah jagung, sagu, kacang kedele, kentang, tepung tapioka, ubi kayu (nabati) dan chitin dari kulit udang (hewani) dan lain sebagainya www.themegallery.com