1. TRANSIENT TACHYPNEA OF THE
NEWBORN (TTN)
OLEH:
dr. Nency Ika Pusvita
PENDAMPING:
dr. Andriany Putri
dr. Nike Anggreni
PEMBIMBING:
dr. Dhina Lydia Lestari, Sp.A
2. LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : By.Ny GI
Tanggal lahir : 4 Mei 2019
Umur : 0 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Talang babungo
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 4 Mei 2019
Nomor RM : 413906
3. KELUARGA:
Ibu Ayah
Nama GI IS
Umur 19th 25th
Pendidikan SLTP SLTP
Pekerjaan IRT Wiraswasta
Perkawinan ke 1 1
4. Alloanamnesis
Keluhan Utama
Merintih sejak lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
NBBLC 2500 gram, panjang badan 46 cm, Lahir
pervaginam atas indikasi KPD, Apgar score 7/9,keadaan
Ibu baik, ketuban jernih, merintih sejak lahir , tampak
kebiruan di bibir, riwayat ibu demam dan keputihan saat
hamil disangkal , nyeri BAK disangkal, BAB dan BAK
dalam batas normal
5. Pemeriksaan antenatal
Diperiksa oleh bidan, kontrol tidak teratur
HPHT: Pasien lupa
Taksiran maturitas: 39-40 minggu
Penyakit selama hamil disangkal
Komplikasi kehamilan tidak ada
Pemeriksaan terakhir waktu hamil: TD 110/80 mmHg
Riwayat merokok dan obat-obatan disangkal
Riwayat persalinan: di tolong oleh dokter di RSUD Arosuka,
lahir pervaginam a/i kpd, ketuban jernih, saat lahir anak
menangis dan terlihat merintih, berat badan 2500 gram
panjang badan 46 cm
Apgar score 7/9
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum ( 4 mei 2019)
Keadaan umum : sakit sedang, aktif
Berat badan : 2500gram
Panjang badan : 46cm
Frekuensi Nadi : 140 kali/menit
Frekuensi Nafas : 60 kali/menit
Sianosis : ada
Ikterus : Tidak ada
Suhu : 36,5 ºC
7. Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Kulit : teraba hangat, pucat(-), ikterik(-),
Kepala : bentuk dan ukuran normal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil bulat, isokor, Ø 2 mm/ 2mm,
refleks cahaya (+/+) normal
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Nafas cuping hidung(+)
Mulut : Sianosis(+)
Leher : Tidak ada kelainan
8. Pemeriksaan fisik
Thoraks
Pulmo :
Inspeksi : normochest, simetris, retraksi dinding dada(+)
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri normal
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+) normal, ronkhi -
wheezing -/-
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
9. Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : supel
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : tidak ditemukan kelainan
Genitalia : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
11. Penatalaksanaan
CPAP= PEEP 4>> jika retraksi meningkat,naik menjadi 5
Fi02 30%
Rate 20x/i
Low=5 High=8
Loading cairan :NaCl 0,9% 10cc/kgbb= 25cc
D10% 2cc/kgbb =5cc
Ca glukonas 0,5cc/kgbb + NaCl 0,9%
Inj.dexamethason loading 0,25cc maintenance 3x0,68cc
Infus maintenance D10% + Ca glukonas 1 amp =150cc/24 jam
=6TPM(mikro)
Drip Ca glukonas 5cc + NaCl 25cc = habis dalam 6 jam
Inj. Ampicillin sulbactam 2x0,6cc
Inj.gentamisin 1x0,3cc
Pasang OGT
12. Penatalaksanaan
Puasa 6 jam,lanjutkan ASI per OGT >>6x3cc >>6x5cc
Rawat perina
Inj. Vit K
Inj.Hb0
Salf mata antibiotik
Perawatan tali pusat
13. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
14. FOLLOW UP
FOLLOW UP: 5 MEI 2019
SUBJECTIVE:
Sesak(+), menangis(+), ikterik (-),demam(-)
Objektif:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis,aktif
Nadi : 140 kali/menit
Nafas : 62 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
Kepala : normocephal, UUB datar, NCH(+)
Mata : ka-/- , si-/-
Cor : irama reguler, bising jantung(-)
Pulmo : Sn ves+/+, rh-/-, wh -/- , Retraksi dinding dada(+)
abdomen : soepel, Bu(+)N, tali pusat baik
ekstremitas : akral hangat, CRT<2”
15. A : Respiratory distress syndrom ec susp TTN
NBBLC 2500 gram
P : CPAP- PEEP 4, Fi02 30%, Rate 20x/i, low 5, high 8
Inj. Dexamethasone 3 x 0,68cc
Ca glukonas maintenance 2cc/kgbb(4TPM mikro) : Ca
gluconas 10cc + Nacl 0,9% 50cc
Inj.ampicillin sulbactam 3x0,6cc
Inj. Gentamisin 1x0,3cc
Infus D10%+Ca glukonas 1amp=150cc/24jam=6TPM
mikro
ASI per OGT>> 6x3cc,>>6x5cc
16. FOLLOW UP
FOLLOW UP: 6 MEI 2019
SUBJECTIVE:
Sesak berkurang, menangis(+), ikterik (-),demam(-)
Objektif:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis, aktif
Nadi : 124 kali/menit
Nafas : 56 kali/menit
Suhu : 36,2 0C
Kepala : normocephal, UUB datar, NCH berkurang
Mata : ka-/- , si-/-
Cor : irama reguler, bising jantung(-)
Pulmo : Sn ves+/+, rh-/-, wh -/- , Retraksi dinding
dada(+)minimal
abdomen : soepel, Bu(+)N, tali pusat baik
ekstremitas : akral hangat, CRT<2”
17. A: Respiratory distress syndrom ec susp TTN
NBBLC 2500 gram
P : -CPAP>>PEEP: 4 , Fi02 30%
-Inj.ceftriaxone 1x125mg(0,6cc)
-Inj.ampicillin sulbactam 2x0,6cc
-Inj.gentamisin 1x0,3cc
- ASI OD
18. FOLLOW UP
FOLLOW UP: 7 MEI 2019
SUBJECTIVE:
sesak (-), menangis(+), ikterik (-),demam(-)
Objektif:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis, aktif
Nadi : 125 kali/menit
Nafas : 55 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
Kepala : normocephal, UUB datar, NCH(-)
Mata : ka-/- , si-/-
Cor : irama reguler, bising jantung(-)
Pulmo : Sn ves+/+, rh-/-, wh -/- , Retraksi dinding dada(-)
abdomen : soepel, Bu(+)N, tali pusat baik
ekstremitas : akral hangat, CRT<2”
19. A: Respiratory distress syndrom ec susp TTN
NBBLC 2500 gram
P : -CPAP
- Inj.ampicillin sulbactam 2x0,6cc
- Inj. Gentamisin 1x0,3cc
- ASI OD
- Cefixime 2x15mg
20. BAB II
Definisi
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) adalah
suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati
cukup bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat
nafas segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya
dalam waktu 3-5 hari.
21. Etiologi
Transient tachypnea of the newborn (TTN)
disebut juga wet lungs atau respiratory distress
syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa
jam setelah lahir. TTN tidak dapat didiagnosis
sebelum lahir. TTN dapat terjadi pada
bayi prematur (paru-paru bayi prematur
belum cukup matang) ataupun bayi cukup bulan.
Penyebab TTN lebih dikaitkan dengan beberapa
faktor risiko yang meningkatkan kejadian TTN
pada bayi baru lahir.
22. Faktor Risiko
Lahir Seksio cesarean.
Makrosomia.
Partus lama.
Maternal asma dan merokok.
Negative amniotic fluid phosphatidylglycerol.
Birth asphyxia.
Cairan overload terhadap ibu, terutama pemberian infuse oksitosin.
Delayed clamping terhadap umbilikus. Waktu optimal adalah 45
detik.
Fetal polycythemia.
Ibu dengan diabetes.
23. PATOFISIOLOGI
paa
Pada fetus,paru
berisi cairan
Pertukaran O2
antara plasenta
dan bayi
Sebelum kelahiran
sebagian cairan keluar
dari paru-paru
Saat lahir cairan keluar
semua dengan tekanan
pada thorax saat melewati
jalan lahir
Bayi bernafas normal
Pada bayi TTN
Cairan tidak keluar /
pengeluaran cairan
dari paru-paru terlalu
lambat
Bayi susah bernafas
Bayi bernafas lebih
cepat dan dalam untk
mendapatkan cukup
oksigen ke paru-paru
24. Manifestasi Klinik
Tanda dari TTN adalah dengan melihat adanya tanda
distress pernafasan, yaitu takipnu, nafas cuping hidung,
mendengkur, retraksi dinding dada, dan sianosis pada
kasus ekstrim
Takipnu ini bersifat sementara dimana penyembuhan
biasa terjadi dalam 48-72 jam setelah kelahiran.
25. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
Analisis Gas Darah biasanya akan memperlihatkan
hipoksia ringan. Hipokarbia biasanya didapatkan. Jika ada,
hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55 mm Hg). Extreme
hypercarbia sangat jarang, namun jika terjadi, merupakan
indikasi untuk mencari penyebab lain.
Differensial Count adalah normal pada TTN, tapi
sebaiknya dilakukan untuk menentukan apakah terdapat
proses infeksi. Nilai hematokrit akan menyingkirkan
polisitemia.
Urine and serum antigen test dapat membantu
menyingkirkan infeksi bakteri.
26. Pemeriksaan Radiologi
Rontgen thoraks
Hiperexpansi paru, khas pada TTN.
Garis prominen di perihiler.
Pembesaran jantung ringan hingga sedang.
Diafragma datar, dapat dilihat dari lateral.
Cairan di fisura minor dan perlahan akan terdapat di ruang pleura.
Prominent pulmonary vascular markings.
Efusi pleura kecil dapat terlihat.
Patchy Infiltrat atau gambaran infiltrat yang halus pada kedua
lapang paru secara homogen dan tersebar merata
27. Penatalaksanaan
Transient Tachypnea of the Newborn ini bersifat self
limiting disease, sehingga pengobatan yang
ditujukan biasanya hanya berupa pengobatan
suportif. Prinsip pengobatannya adalah:
Oksigenasi.
Antibiotik. Kebanyakan bayi baru lahir diberi
antibiotic berspektrum luas hingga diagnosis
sepsis atau pneumonia disingkirkan
28. Pemberian makanan.
Jika pernafasan >60x/menit = jangan diberikan per oral
untuk menghindari resiko aspirasi= gunakan NGT
Jika pernafasan <60x/menit= pemberian makanan
peroral dapat ditolerir
Jika pernafasan >80x/menit= pemberian nutrisi intra
vena di indikasikan
Cairan dan elektrolit.
Status cairan tubuh dan elektrolit harus dimonitor dan
dipertahankan normal.
29. Prognosis
Penyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak ada risiko
kekambuhan atau disfungsi paru lebih lanjut. Gejala
respirasi membaik sejalan dengan mobilisasi cairan dan
ini biasanya dikaitkan dengan dieresis.